BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Komunikasi adalah

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan)
dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan
atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa
verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan
dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya
tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut
komunikasi nonverbal. 1.
Menurut
Onong
Uchjana
Effendy,
Komunikasi
adalah
proses
penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah
sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung
(melalui media). 2.
Unsur komunikasi menurut Harold Lasswell : Komunikasi pada dasarnya
merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa? mengatakan apa? dengan saluran
1
2
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi
Id.
11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
apa? kepada siapa? dengan akibat atau hasil apa? (who? says what? in which
channel? to whom? with what effect?). 3.
2.2. Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran adalah aspek penting dalam keseluruhan misi
pemasaran serta penentu suksesnya pemasaran. Komunikasi pemasaran dapat
dipahami dengan menguraikan sua unsure pokoknya yaitu komunikasi dan
pemasaran. Komunikasi adalah proses dimana pemikiran dan pemahaman
disampaikan antar individu atau antar organisasi dengan individu.
Sedangkan komunikasi pemasaran mempresentasikan gabungan semua unsure
dalam bauran pemasaran merek yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan
menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya. Konsep
komunikasi pemasaran (marketing mix) merupakan salah satu konsep dalam
pemasaran modern pada saat sekarang ini. Dimana konsep tersebut adalah salah satu
kegiatan pemasaran yang sangat menentukan keberhasilan perusahaan dalam
mengejar maksimum profit.
Dalam hal ini Swastha memberikan pengertian marketing mix adalah empat
variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yaitu
produk, struktur harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi.
3
Shimp, Terence A. 2011. PeriklananPromosiAspekTambahan :KomunikasiPemasaranTerpadu.
Jakarta: Erlangga. hlm.4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
Selanjutnya Kotler mengemukakan bahwa marketing mix dapat dibagi
menjadi 4 P sebagai berikut : Product (produk) , Price (harga) , Place
(distribusi/tempat)
dan Promotion (promosi).
Keempat item di atas merupakan
penentu dalam menganalisa pasar secara keseluruhan. 4.
2.2.1. Product (Produk)
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan pada suatu pasar guna
mendapatkan perhatian untuk dimiliki, digunakan, dikonsumsi yang dapat
memuaskan kebutuhan.Suatu produk dapat berupa suatu benda, jasa dan keinginan
lain-lain untuk melukiskan sesuatu yang dapat memenuhi keinginan. Untuk itu setiap
pengusaha harus mengetahui perkembangan kebutuhan konsumen melalui penelitian
pasar agar dapat mengetahui dan dapat menyesuaikan diri dalam menciptakan
produk5..
2.2.2. Price (Harga)
Harga merupakan alat untuk mengukur nilai suatu barang, harga bagi
produsen merupakan penentu bagi permintaan pasar dan mempengaruhi posisi
pesaing perusahaan dalam merebut konsumen.
4
Ibid.
Shimp, Terence A. 2011. PeriklananPromosiAspekTambahan :KomunikasiPemasaranTerpadu.
Jakarta: Erlangga. hlm.4
5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
Harga merupakan indicator dari pada barang, dalam menetapkan harga perlu
hati-hati dalam memperhatikan potensi pasar. Oleh sebab itu, menentukan harga perlu
diperhatikan agar harga yang ditetapkan dapat dijangkau oleh konsumen disamping
itu dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan6..
2.2.3. Place (Distribusi / Tempat)
Produk yang telah dihasilkan oleh suatu perusahaan akan lebih berguna bagi
kensumen/pembeli apabila produk tersebut tersedia pada tempat dan saat dimana saja
dibutuhkan. Dalam pencapain tujuan utama dari pemasaran yakni menyalurkan
barang-barang atau jasa.Secara efisien dari produsen ke konsumen, maka diperlukan
adanya kegiatan penyaluran (distribusi) sebagai mata rantai yang harus dilalui oleh
barang-barang dari produsen ke konsumen pada waktu dan jumlah yang tepat.
Barang yang dihasilkan oleh para produsen biasanya tidak secara langsung
mereka menjualnya kepada konsumen, tetapi biasanya mereka melalui suatu
perantara agar produk yang dihasilkan dapat dengan mudah sampai ke tangan
konsumen. 7.
6
Ibid.
Belch, George E., Belch, Michael A. 2011. Advertising and promotion an Integrated Marketing
Communication Perspective : Sixth Edition. The Mc Graw - Hills Companies. hlm.6
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
2.2.4. Promotion (Promosi)
Promosi adalah suatu usaha perusahaan atau individu memberikan informasi
dan mempengaruhi serta menarik konsumen sicara lansung terhadap produk yang
dihasilkan. Promosi adalah cara yang efektif dalam merebut konsumen dipasaran,
serta memperkenalkan barang-barang baru yang diproduksi. 8.
2.3. Bauran Promosi
Menurut Kotler bahwa unsur bauran promosi (promotion mix) terdiri atas lima
perangkat utama, yaitu Advertising (periklanan), Sales Promotions ( promosi
penjualan), Personal Selling (penjualan tatap muka), Publicity (publisitas), Public
Relations (hubungan Masyarakat), Direct Marketing (penjualan langsung). 9.
2.3.1. Advertising (Periklanan)
Advertising / periklanan merupakan yaitu bentuk promosi non personal
dengan menggunakan berbagai media yang ditujukan untuk merangsang
pembelian atau semua penyajian non personal, promosi ide-ide, promosi produk atau
jasa yang dilakukan sponsor tertentu yang dibayar. Iklan merupakan media
komunikasi persuasif yang dirancang sesuai dengan karakter media, segmen pasar,
dan kebutuhan masyarakat untuk mendapat tanggapan positif mengkonsumsi produk
8
Ibid.
Kotler, Philip., Armstrong, Gary. 2012. Principles of Marketing: Tenth Edition. New Jersey : Pearson
Prentice Hall. hlm.467
9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
untuk membantu tercapainya tujuan pemrakarsa, yaitu keuntungan. Produsen sebagai
pemrakarsa mewujudkan iklan untuk mengkomunikasikan produknya merupakan
salah satu bentuk dalam strategi pemasaran. 10.
2.3.2. Sales Promotion
Sales Promo adalah berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong
keinginan mencoba atau membeli atau untuk merangsang pembelian suatu produk
atau jasa. Dengan kata lain sales promo menawarkan alasan untuk membeli sekarang,
bentuk insentif tersebut sangat beragam antraa lain: kupon, diskon, kontes penjualan,
dan sebagainya Tahapan pengembangan promosi penjualan diawali dengan
memutuskan ukuran insentif, kemudian merancang kondisi konsumen, lalu
memutuskan bagaimana metode mempromosikan, dan mendistribusikan program
promosi, setelah itu memutuskan periode promosi, terakhir mengevaluasi dampak
upaya promosi yang diterapkan 11.
2.3.3. Public Relation (Hubungan Masyarakat)
Hubungan masyarakat merupakan bentuk manajemen komunikasi yang
bertujuan membangun citra perusahaan beserta produk dan jasa yang dimilikinya.
Pada dasarnya ada tiga tugas utama humas yaitu : mempublikasikan, membangun
10
Ibid.
Kotler, Philip., Armstrong, Gary. 2011 Principles of Marketing: Tenth Edition. New Jersey :
Pearson Prentice Hall. hlm.467
11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
citra serta mengatasi rumor dan kejadian yang merusak citra baik untuk perusahaan
maupun prouduk yang dimiliki peruahaan. 12.
Oleh karena itu dalam melakukan pekeerjaannya, seorang humas harus
berinteraksi dengan atnara lain; wartawan, masyarakat luas, pejabat pemerintah, para
investor dan pemegang saham serta organisasi nir laba, tergantung pad amasalah yang
harus diselesaikan oleh humas terkait Ada beragam sarana yang digunakan dalam
kegiatan hubungan masyarakat antra lain dalam bentuk berita, pidato makalah
tertulis, profil perusahaan dan lain-lain.
2.3.4. Publicity (Publisitas)
Publicity adalah suatu bentuk promosi non personal mengenai, pelayanan atau
kesatuan usaha tertentu dengan jalan mengulas informasi/berita tentangnya (pada
umumnya bersifat ilmiah). Dengan berbagai program untuk mempromosikan dan/atau
melindungi
citera
perusahaan
atau
produk
individualnya.
13
.
2.3.5. Personal Selling (Penjualan perorangan)
Interaksi langsung dengan calon pembeli atau lebih untuk melakukan suatu
presentasi, menjawab langsung dan menerima pesanan. Penjualan tatap muka ini
bentuk promosi secara personal dengan presentasi lisan dalam suatu percakapan
12
Ibid.
Kotler, Philip., Armstrong, Gary. 2011. Principles of Marketing: Tenth Edition. New Jersey :
Pearson Prentice Hall. hlm.467
13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
dengan calon pembeli yang ditujukan untuk merangsang pembelian. Personal sellin g
atau penjualan tatap muka, melibatkan dua arah komunikasi antara pembeli dan
penjual seta acapkali mereka bertatap muka. Tipe promosi ini dirancang untuk dapat
secara intensif mempengaruhi dan mendorong calon pembeli untuk melakukan
pembelian. 14.
Kottler mendefinisikan “ personal seling atau penjualan tatap muka
merupakan presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan satu atau lebih calon
pembeli yang ditujukan untuk menciptakan penjualan atau permintaan Pada era
kemajuan telekomuniaksi dewasa ini, personal selling juga terjadi melalui telepon,
video teleconference, dan internet atau web yang mampu menghubungkan pembeli
dan penjual. 15.
2.3.6. Direct marketing (Pemasaran Langsung)
Penggunaan surat, telepon, faksimil, e-mail dan alat penghubung nonpersonal
lain untuk berkomunikasi secara dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari
pelanggan tertentu dan calon pelanggan. Pemasaran langsung atau direct marketing
adalah upaya pemasaran yang melakukan hubungan langsung dengna taret konsumen
secara individu untuk memperoleh respon segera, dan menanamkan hubungan jangka
14
15
Ibid
Ibid.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
panjang dengan konsumen. Intinya adalah direct marketing suatu bentuk penjualan
perorangan secara langsung ditujukan untuk mempengaruhi pembelian konsumen. 16.
2.4. Marketing Public Relations (MPR)
Marketing Public Relations adalah proses merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi program yang mendorong pembelian dan kepuasan pelanggan melalui
komunikasi informasi dan impresi yang kredibel. Seperti halnya iklan, hubungan
masyarakat (Public Relations) juga menjadi kiat pemasaran penting. Perusahaan tidak
hanya harus berhubungan secara konstruktif dengan pelanggan, pemasok dan
penyalur, namun juga harus berhubungan dengan kumpulan kepentingan masyarakat
besar. Banyak perusahaan kini membentuk Divisi Marketing Public Relations untuk
mempromosikan dan menjaga citra perusahaan atau produknya. Marketing Public
Relations lebih mengkhususkan bagaimana memahami strategi dan teknik-teknik
secara efektif dan terintegrasi guna memperoleh hasil maksimal. 17.
Thomas M. Haris dalam bukunya The Marketer’s Guide to Public Relations,
mengemukakan definisi, MPR merupakan proses dari perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi program-program yang mendorong minat beli serta kepuasan konsumen,
melalui penyampaian informasi dan kesan yang meyakinkan, dalam usaha
16
Kotler, Philip., Armstrong, Gary. 2011 Principles of Marketing: Tenth Edition. New Jersey :
Pearson Prentice Hall. hlm.467
17
Ibid.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
memperlihatkan bahwa perusahaan dan produk-produknya sesuai dengan kebutuhan,
keinginan, kepentingan, dan minat konsumen. 18.
2.5. Komunikasi Pemasaran Terpadu (Integrated Marketing Communications
/IMC)
Integrated marketing Communication merupakan proses bisnis strategis yang
digunakan untuk merencanakan, menyusun, mengeksekusi dan mengevaluasi
koordinasi, kemampuan mengukur, program komunikasi brand yang persuasif
sepanjang waktu dengan konsumen, calon konsumen, karyawan, prospek, kelompok
dan target lainnya baik internal maupun eksternal khalayak. Tujuannya adalah adanya
pengambilan secara finansial secara jangka pendek dan membangun brand jangka
panjang serta nilai dari kepemilikan saham di organisasi. 19.
Terdapat beberapa aspek dalam IMC, pertama, melihat IMC sebagai strategi
bisnis yang berlangsung lebih dari integrasi taktis atas keragaman aktivitas
komunikasi. Hal ini juga mengenalkan ada banyak jumlah khalayak yang relevan
sebagai bagian dari proses yang penting tersebut. Khalayak eksternal meliputi
konsumen, calon konsumen, investor, kelompok kepentingan dan publik pada
umumnya. Hal ini juga melihat pada khalayak internal seperti karyawan sebagai
bagian penting dari proses IMC. Definisi diatas diuraikan oleh Don Schultz
18
Duncan, Tom, 2012, IMC Using Advertising & Promotion to Build Brands, International
Edition.
19
Ibid.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
(Northwestern University), yang menjelaskan bahwa definisi ini merefleksikan
peningkatan titik tekan yang ditempatkan pada kebutuhan akan tanggungjawab dan
pengukuran atas hasil program komunikasi pemasaran terpadu sebaik program
pemasaran secara umum. 20.
2.6. Manajemen Event
Belch & Belch
21
membagi program promosi ditujukan pada konsumen dan
pendukung pasar. Pendukung pasar adalah para pihak yang memiliki hubungan erat
dengan perusahaan, khususnya sebagai rantai pemasaran. Hubungan yang telah
dibangun harus dipertahankan, pendekatan promosi penjualan pada pendukung pasar
adalah salah satu cara yang dapat diandalkan dan berpengaruh untuk mendukung
program pemasaran.
Promosi penjualan berorientasi pada konsumen menurut
Belch & Belch
berupa sampel, kupon, hadiah, kontes, dan undian, rabat, bonus kemasan dan even
pemasaran. Kegiatan tersebut untuk meraih tujuan dasar yaitu (1). Memperkenalkan
produk baru atau termasuk dalam tahapan awareness kepada produk. (2).
Memosisikan kekuatan produk (product equity) di benak konsumen, (3).Merangsang
pembelian akibat turunnya penjualan, (4), Mempertahankan posisi produk karena
gerakan pesaing atau masuknya pesaing baru, (5). Menciptakan atau mendorong
20
Belch G.E & Belch M.A, Introduction to advertising & promotion, 5th ed.,New York, Mc Graw.Hill,
2011
21
Ibid.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
terjadinya perubahan perilaku konsumen. Syarat penting dalam pelaksanaan kegiatan
promosi penjualan yang berorientasi konsumen adalah mempelajari perilaku mereka
secara cermat. Fokus terhadap pasar sasaran dimana kesalahan dalam memahami
karakteristik sasaran potensial berakibat pada rendahnya respons pasar terhadap
upaya produsen mendongkrak penjualan. Oleh karenanya segmentasi tidaklah cukup
sekedar memilih dan menerapkan pasar sasaran tetapi juga memahami pribadi dan
kebiasaan pasar sasaran.
Menurut Belch
22
, Event adalah sebuah tipe lain dalam promosi yang pada
tahun belakangan ini sering digunakan dalam pemasaran. Event adalah tipe promosi
yang sering digunakan perusahaan atau menghubungkan sebuah merek pada suatu
acara atau sebuah pesta yang tematik yang mana dikembangkan dengan tujuan untuk
menciptakan suatu pengalaman bagi konsumen dan mempromosikan suatu produk
atau jasa tersebut. Para pemasar sering melakukan event marketing untuk
mengasosiasikan produk mereka dengan aktivitas yang populer seperti acara
olahraga, konser, bazar, atau festival. Namun biar bagaimanapun juga para marketer
tetap menyelenggarakan event mereka sendiri dengan tujuan promosi.
2.6.1. Karakteristik Event
Menurut Any Noor
23
event memiliki beberapa karakteristik karena setiap
penyelenggaraan event harus memiliki ciri tersendiri. Bagaimanapun karakteristik
22
23
Belch G.E & Belch M.A, Introduction to advertising dan promosi, 2011, p 580
Any Noor , Manajemen Even, Alphabeta, 2012,p13.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
event hampir sama dengan pelayanan yang diberikan oleh industri pelayanan lainnya.
Berikut adalah karakteristik yang mendasari dari evaluasi event:
1. Keunikan
Kunci utama suksesnya sebuah event adalah pengembangan ide, maka event
yang diselenggarakan akan memiliki keunikannya tersendiri.
2. Perishability
Setiap event yang diselenggarakan tidak pernah sama, apabila event yang
sama diselenggarakan lagi, akan tetapi event yang dihasilkan tidak akan sama
persis seperti event sebelumnya.
3. Intangibility
Setelah menghadiri event, yang tertinggal di benak pengunjung adalah
pengalaman yang telah di dapatkan dari penyelenggaraan event. Hal tersebut
merupakan proses perubahan dari tangible menjadi intangible.
4. Suasana dan Pelayanan
Suasana dan pelayanan merupakan karakteristik yang penting pada saat
keberlangsungan event. Event yang di laksanakan dengan suasana dan
pelayanan yang tepat akan menciptakan event yang sukses.
5. Interaksi personal
Interaksi personal dari pengunjung merupakan kunci sukses penyelenggaraan
event, karena pengunjung akan merasa menjadi bagian dalam event tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
2.6.2. Tahapan Manajemen Event
Manajemen event adalah suatu tatanan penyelenggaraan program atau
peristiwa yang dilakukan perencanaan serta evaluasi yang terperinci.
24
Adapula yang mengartikan manajemen event adalah sebuah proses yang mau
tidak mau, suka atau tidak suka harus dilakukan untuk keberhasilan suatu acara,
sebuah usaha yang sistematis yang dilakukan bersama-sama untuk terselenggaranya
sebuah acara yang memiliki tujuan yang nantinya akan diselesaikan bersama-sama.
Tahapan manajemen event adalah saat perencanaan atau pemilihan event
kemudian tahap proses pembuatan event termasuk diantaranya adalah panitia,
proposal, acara, dan eksekusi event. Dan tahap terakhir adalah pasca event, dimana
dilakukan
evaluasi
kepanitiaan
dan
evaluasi
event
serta
laporan
pertanggungjawaban25.
Goldbatt26. membagi perencanaan penyelenggaraan event ke dalam beberapa
tahapan agar event terlaksana efektif dan efisien. Tahapan-tahapan tersebut adalah
sebagai berikut :
1) Research
Riset dilakukan untuk menentukan kebutuhan, keinginan dan harapan dari
target
pasar.
Melalui
riset
yang
Any Noor , Manajemen Even, Alphabeta, 2012,p13.
http://www.mail-archive.com “EO: Ide Kreatif dan Inovasi”
26
Ibid
24
25
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dilakukan
secara
mendalam,
25
penyelenggara
dapat
melihat
trend
yang
sedang
berkembang,
mengembangkan system penyediaan layanan baru, dan memecahkan
masalah kecil sebelum menjadi masalah besar.
Terdapat tiga metode riset yakni kuantitatif, kualitatif dan campuran.
2) Design
Fase ini merupakan kelanjutan dari proses riset yang dilakukan.
Umumnya, proses ini dimulai dengan adanya brainstorming mengenai
tema dan konsep acara, bagaimana dekorasi dan artistic, hiburan yang
disajikan, strategi komunikasi yang akan digunakan dan sebagainya. Fase
ini juga dilakukan studi kelayakan event untuk menyaring ide-ide kreatif
yang muncul, Studi kelayakan event menyangkut tentang kemampuan
financial, sumber daya manusia dan kondisi politik.
3) Planning
Planning dilakukan setelah analisis situasi dan bersamaan dengan tahapan
design. Tahapan ini penyelenggara event mulai melakukan beberapa hal
diantaranya penganggaran waktu yang dipakai untuk melakukan aksi,
pertimbangan
menentukan
pemilihan
pengisi
tempat
acara,
(venue), menentukan
bagaimana
tim
mempersiapkan
kerja,
layanan
pendukung, bagaimana produksi dan bagaiman mencari sponsor, dan lain
sebagainya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
4) Coordination
Seorang manajer sebuah acara harus mampu melakukan koordinasi dan
berkomunikasi dengan pihak-pihak lain agar dapat bekerja secara simultan
dengan satu tujuan yang sama.
Fase ini terkait bagaimana komunikasi dengan internal panitia,
stakeholder, vendor dan sponsor. Termasuk dalam hal ini rapat dan
koordinasi dan komunikasi on site management.
5) Evaluation
Evaluasi dapat dilakukan di setiap fase atau dilakukan secara menyeluruh.
Kegiatan evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan survey kepuasan
dan melakukan pencatatan berapa jumlah peserta dan pengunjung. Metode
evaluasi yang lain adalah melalui monitoring dengan menugaskan orang
lain untuk mengamati event atau dengan metode telpon atau mail survey.
Manajemen event dilakukan dengan suatu tahapan karena manajemen acara
adalah bagian dari manajemen, maka fungsi-fungsi manajemen secara ideal harus
dilakukan. Fungsi dalam manajemen event adalah fungsi perencanaan, fungsi
pengorganisasian, fungsi pengkoordinasian, dan fungsi pengarahan juga fungsi
pengawasan. 27
Fungsi perencanaan acara yang akan dilakukan haruslah jelas, apakah acara
rutin ataupun acara lainnya yang seyogyanya dalam satu tahun kepengurusan
27
Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
haruslah dilakukan atau acara temporal seperti seminar-seminar yang dilakukan oleh
setiap bidang kerja atau acara apapun yang tidak termasuk rutinitas. 28
Fungsi
pengorganisasian
adalah
pembentukan
kepanitiaan.
Pada fungsi pengorganisasian, kepanitiaan menjadi inti yang mutlak dilakukan untuk
memperjelas tanggungjawab yang akan dilakukan. Dalam pembentukan kepantiaan
posisi
yang
harus
ada
adalah Ketua panitia, Sekretaris, Bendahara, Seksi-seksi seperti : kesekretariatan,
publikasi dan pendanaan, konsumsi dan perlengkapan. 29
Sementara untuk fungsi pengkoordinasian pada tahapan ini ada beberapa hal
yang harus dilakukan yakni pemetaan tanggung jawab dan pembentukan jadwal /
schedule kerja
Dan untuk
fungsi
pengarahan
lebih
dikhususkan
pada
ketua menjadi sebuah lembaga yang memiliki hak untuk mengarahkan semua anggota
tanpa otoriter, serta terbuka dengan semua kritikan demi cepatnya semua proses pra
dan pasca acara dilakukan 30
Fungsi yang terakhir dalam tahapan manajemen event adalah fungsi
pengawasan. Pengawasan ini sebenarnya tidak jauh beda dengan pengarahan tetapi
28
www.vesseyevents.com “Corporate & Private Events”
Ibid.
30
Ibid.
29
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
bersifat lebih pribadi pada pihak ketua untuk mengawasi semua kerja anggota
sehingga tidak ada sikap saling tunjuk dan saling menyalahkan. 31
2.6.3. Telaah Pustaka
Penelitian terkait penyelenggaraan event seni budaya yang dilakukan oleh
sebuah kota akhir-akhir ini mulai marak dilakukan. Peneliti menemukan beberapa
pustaka yang memiliki relevansi dengan penelitian yang peneliti lakukan. Beberapa
pustaka tersebut merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh Raudlatul Jannah,
Vita Prastiana , Anggita Soraya dan Johan Saputro.
Telaah pustaka pertama berjudul “Jember Fashion Carnaval (JFC) Identitas
kota Jember dan Diskursus Masyarakat Jaringan” sebuah tesis disusun oleh
Raudhatul Jannah Mahasiswa Departemen Sosiologi Program Magister Universitas
Indonesia pada tahun 201032. Penelitian ini berfokus pada pembentukan identitas
Kota Jember dalam konteks masyarakat jaringan sebuah kota karnaval dunia.
Penelitian ini ditemukan bahwa proses pembentukan identitas kota yang dilakukan
melalui penyelenggaraan Jember Fashion Carnaval (JFC) sangatlah kompleks serta
adanya dukungan pemberitaan media secara intensif dalam publikasi event. Penelitian
Ibid.
Raudhatul Jannah , 2010, Skripsi : Jember Fashion Carnaval (JFC), Identitas Kota Jember dan
Diskursus Masyarakat Jaringan. Dengan metode penelitian Critical Discourse Analysis (CDA).Tesis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia,Depok.
31
32
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
ini menggunakan Critical Discourse Analysis (CDA) dengan menggunakan teori
identitas Castells 33sebagai pisau analisis.
Persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jannah (2010) hanya
terletak pada pengkajian bagaimana proses perencanaan penyelenggaraan event.
Perbedaannya pertama pada penelitian Jannah, proses perencanaan penyelenggaraan
event hanya sebatas deskripsi hasil temuan penelitian. Jannah tidak melakukan
pengkajian dengan model perencanaan event management. Perbedaan kedua terletak
pada lokasi penelitian. Jannah melakukan penelitian di Jember sedangkan peneliti
berlokasi di Singkawang. Perbedaan lain terkait dengan model penelitian, Jannah
menggunakan metode Critical Dsicourse Analysis sementara peneliti menggunakan
Metode Deskriptif Kualitatif.
Telaah pustaka kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Vita Prastiana ,
mahasiswa jurusan Teknologi Industri Program Studi Pendidikan Tata Busana
Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang pada tahun 2012 dengan judul “Studi
tentang Pengelolaan event karnaval pada Jember Fashion Carnaval (JFC)”
34
. Fokus
penelitian yang dilakukan oleh Vita adalah event management pada penyelenggaraan
Jember Fashion Carnaval (JFC) dengan menggunakan pisau analisa model
manajemen George Terry. 35 Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pengorganisasian JFC keanggotaannya setiap
33
Vita Prastiana, 2012, Skirpsi : Studi tentang pengelolaan event Karnaval pada Jember Fashion
Carnaval (JFC). Universitas Negeri Malang.
34
Anggita Soraya, 2014, Skripsi Strategi komunikasi pada Special event Jogya Java Carnival 2011
sebagai Icon Event Budaya. Univeritas Atmajaya Yogyakarta
35
Ibid.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
tahun selalu berubah, Kepanitiaan JFC juga terdiri dari peserta JFC yang sudah
pernah mengikuti JFC sebelumnya atau peserta JFC senior dan pernah mendapatkan
juara di setiap kompetisi. Pelaksanaan JFC dimulai dengan press conference yang
diselenggarakan sehari sebelum showtime di Dynand Fariz Center yang dilanjutkan
dengan general rehearsal di Central Park dan diakhiri dengan renungan malam. Pada
hari H peserta JFC melakukan preparation showtime dengan melakukan make up dan
persiapan kostum hingga waktu showtime tiba. Seminggu setelah berakhirnya
showtime JFC diselenggarakan JFC awarding yang merupakan penghargaan bagi
peserta yang berprestasi. Kegiatan terakhir dari pengelolaan JFC adalah
pengevaluasian kegiatan yang telah dilaksanakan. Pengevaluasian di JFC dibagi
menjadi 2 evaluasi yaitu evaluasi per sesi dan evaluasi akhir yang dilaksanakan
setelah kegiatan JFC awarding.
Terdapat beberapa perbedaan antara penelitian yang Vita lakukan dengan
penelitian
yang
peneliti
lakukan.
Pertama
perbedaan
model
perencanaan
penyelenggaraan event, Vita menggunakan model yang dibuat oleh George Terry
yang meliputi planning, organizing, actuating dan controlling sementara peneliti
menggunakan model perencanaan Joe Goldbatt yang terdiri dari research, design,
planning , coordinating dan evaluations. Perbedaan kedua adalah pada letak lokasi
penelitian, Vita melakukan penelitian di Jember sementara peneliti berlokasi di
Singkawang. Adapun persamaan penelitian adalah pada metode penelitian yakni
deskriptif kualitatif.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
Telaah ketiga adalah penelitian skripsi yang dilakukan oleh Anggita Soraya ,
mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atmajaya Yogyakarta pada tahun 2014
dengan judul “Strategi Komunikasi pada Special event Jogya Java Carnaval 2011
sebagai Icon event budaya”. 36 Penelitian ini membahas mengenai strategi komunikasi
yang digunakan pada perayaan special event yaitu Jogya Java Carnaval dalam rangka
HUT Kota Yogyakarta. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui strategi yang
digunakan dalam merayakan sebuah special event. Teori yang digunakan konsep
tahapan fungsi manajemen Anwar S.Adnanputra
37
yang meliputi penetapan tujuan,
penyusunan strategi, program kerja dan penganggaran. Metode penelitian yang
digunakan studi kasus. Subjek penelitian Dinas Pariwisata Kotamadya Yogyakarta.
Hasil penelitian diketahui bahwa Dinas Pariwisata Kotamadya Yogyakarta
membentuk organizing committee yang kemudian menyusun strategi-strategi dan
membuat program acara dan implementasikan.
Terdapat beberapa perbedaan antara penelitian yang Anggita lakukan dengan
penelitian yang peneliti lakukan. Pertama, perbedaan teori yang digunakan, Anggita
menggunakan konsep tahapan fungis manajemen Anwar R.Adnanputra yang terdiri
dari penentuan tujuan, penyusunan strategi, membuat program kerja dan
penganggaran. Sedangkan peneliti menggunakan kerangka model event management
Joe Goldbatt yang terdiri dari research, design, planning, coordinating dan
evaluations. Perbedaan kedua adalah pada obejk penelitian yang mana Anggita
36
37
Ibid.
Ibid.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
meneliti event Jogya Java Carnival sementara peneliti meneliti Festival Cap Go Meh
di Singkawang. Metode penelitian yang digunakan juga berbeda. Anggita
menggunakan metode studi kasus sementara peneliti deskriptif kualittatif. Persamaan
hanya sebatas pada fokus kajian yang ingin mengkaji bagaimana proses perencanaan
suatu penyelenggaraan event dapat menjadi ikon atau identitas suatu kota.
Telaah keempat adalah penelitian skripsi yang dilakukan oleh Johan
Saputro38, Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Univeritas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2014 judul penelitian Event management pada
Festival Kesenian Yogyakarta sebagai Media Komunikasi Identitas Yogyakarta.
Dengan metode penelitian Deskriptif Kualitatif. Temuan penelitian adalah
Penyelenggaraan Festival kesenian Yogyakarta dimulai dengan penunjukkan panitia
pelaksana yang kemudian melakukan kegiatan perencanaan dari penetapan tujuan
hingga penyusunan strategi. Teori yang digunakan adalah Event management
Goldbatt. Perbedaannya dengan yang peneliti lakukan adalah pada lokasi penelitian,
Johan melakukan penelitian di Yogyakarta sementara peneliti melakukan penelitian
di Singkawang. Persamaannya pada metode penelitian dan teori yang digunakan .
Mengacu pada beberapa telaah pustaka yang telah peneliti paparkan tersebut,
dapat ditarik sebuah benang merah bahwa penelitian dengan topik pembentukan
identitas kota melalui penyelenggaraa event seni budaya sudah banyak dilakukan dari
38
Johan Saputro, 2014,Skripsi : Event management pada Festival Kesenian Yogyakarta sebagai Media
Komunikasi Identitas Yogyakarta. Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Univeritas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
berbagai lintas keilmuan. Meskipun demikian berpijak pada telaah pustaka yang
peneliti paparkan tersebut, dapat ditarik sebuah fakta bahwa penelitian yang peneliti
lakukan belum pernah dilakukan dalam penelitian-penelitian sebelumnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download