HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI KELAS KHUSUS OLAHRAGA (KKO) DI SMA NEGERI 1 SEYEGAN TAHUN AJARAN 2015/2016 ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Dayu Cahyawati NIM 11104244040 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA OKTOBER 2015 i Hubungan antara Dukungan .... (Dayu Cahyawati) 1 HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI KELAS KHUSUS OLAHRAGA (KKO) DI SMA NEGERI 1 SEYEGAN TAHUN AJARAN 2015/2016 THE RELATIONSIP BETWEEN SOCIAL SUPPORT AND SELF CONCEPT TO THE STUDENTS OF KELAS KHUSUS OLAHRAGA (KKO) GRADE XI SMA NEGERI 1 SEYEGAN 2015/2016 Oleh: Dayu Cahyawati, Universitas Negeri Yogyakarta [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan konsep diri pada siswa kelas XI Kelas Khusus Olahraga (KKO) SMA Negeri 1 Seyegan. Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif dengan jenis korelasional. Penelitian ini adalah penelitian populasi dengan subjek 29 siswa kelas XI KKO di SMA Negeri 1 Seyegan. Instrumen pengumpulan data menggunakan skala dukungan sosial dan skala konsep diri. Validitas isi menggunakan expert judgement dan validitas item menggunakan teknik koefisien korelasi item total melalui uji coba pada siswa kelas XI KKO SMA Negeri 1 Sewon. Uji reliabilitas menggunakan teknik Alpha Cronbach dengan koefisien reliabilitas 0,937 pada skala dukungan sosial dan 0,895 pada skala konsep diri. Untuk menganalisis data, penulis menggunakan teknik korelasi product moment dari Karl Pearson dengan program SPSS 16 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan positif antara dukungan sosial dengan konsep diri dengan nilai korelasi 0,409 dan p 0,028 (P < 0,05); artinya, semakin tinggi tingkat dukungan sosial, semakin tinggi pula tingkat konsep diri siswa dan sebaliknya, semakin rendah tingkat dukungan sosial, semakin rendah pula tingkat konsep diri siswa. Sumbangan efektif dukungan sosial terhadap konsep diri sebesar 16,7%. Hasil kategorisasi dukungan sosial menunjukkan siswa kelas XI KKO SMA Negeri 1 Seyegan memiliki tingkat dukungan sosial rendah (44,8%). Hasil kategorisasi konsep diri menunjukkan siswa kelas XI KKO SMA Negeri 1 Seyegan memiliki tingkat konsep diri rendah (55,2%). Kata kunci: dukungan sosial, konsep diri, KKO Abstract The objective of this research is to identify the relationship between social support and self concept to the students of of Kelas Khusus Olahraga (KKO) Grade XI SMA Negeri 1 Seyegan. This research was a quantitative research with the correlation type. This reaserach was a population research with the subjects 29 students of KKO Grade XI SMA Negeri 1 Seyegan. The instruments to collect the data used social support and self concept scale. The content validity test used expert judgment and the validity item test used technique of correlation coefficient total item by taking try out to the students of KKO Grade XI SMA Negeri 1 Sewon. Meanwhile, the reliability test used Alpha Cronbach technique with the reliability coefficient 0,937 in social support scale and 0,895 in self concept scale. To analyze the data, the researcher used correlation technique of product moment’s Karl Pearson with SPSS 16 for Windows program. The result of this research shows that there is a positive relationship between social support and self concept with the correlation value 0,409 and p 0,028 (p<0,05); it means that the higher support level will influence the higher self concept of the students. The contribution of social support effectiveness to the self concept 16,7%. Based on the result of social support category, it shows that the students of KKO Grade XI SMA Negeri 1 Seyegan have low social support (44,8). Meanwhile, based on the result of self concept category, they also have low self concept (55,2%). Key words: social support, self concept, KKO Siswoyo, dkk., 2011: 52). Sehingga dapat PENDAHULUAN Sejarah kebudayaan manusia yang akan menjadi terus sejarah berkembang. dikatakan melalui pendidikan manusia mulai membentuk konsep diri. Konsep diri sangat penting dipelajari Pendidikan menjadi fungsi internal dalam proses kebudayaan, dimana manusia akan mulai dibentuk dan membentuk dirinya sendiri (Dwi karena perilaku konsep diri seseorang mampu dalam mempengaruhi menjalani 2 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 11 Tahun ke-4 2015 kehidupannya (Markus Penulis membutuhkan penerimaan dari teman sebaya dan Fakultas Psikologi UI, 2009: 53). Konsep diri itu seringkali apa yang diungkapkan teman sebaya sendiri menurut Burns (M. Nur Ghufron & Rini pada dirinya akan menjadi penilaian individu Risnawita S., 2014: 13-14) merupakan pandangan terhadap terhadap keseluruhan. masyarakat terdapat norma-norma yang akan Pandangan secara keseluruhan tersebut mencakup membentuk konsep diri pada individu (Calhoun pendapatnya mengenai diri sendiri, pendapat dan Acocella, 1995: 76-78). diri tentang sendiri dirinya di dalam Tim secara mata orang lain, dan pendapatnya tentang hal-hal yang dicapai. Konsep tidak seorang proses anak masyarakat, dalam perkembangan memerlukan sosial, dukungan dari lingkungan sosialnya. Faktor dari dalam keluarga semenjak lahir. Pada awalnya individu tidak sadar yang sangat dibutuhkan adalah rasa aman, bahwa ia adalah bagian yang tidak terpisahkan dihargai, disayangi, diterima, dan kebebasan dari lingkungan (Calhoun dan Acocella, 1995: untuk menyatakan diri (Mohammad Ali dan 74). Jadi konsep diri adalah bagian dari identitas Mohammad Asrori, 2005: 94). Lau & Kwok sosial individu yang awalnya tidak dimiliki dan (Baron dan Byrne, 2004: 169) memaparkan akan bahwa berkembang dimiliki Dalam (3) individu terus diri dirinya; dalam waktu diantara para siswa Cina sekolah kehidupannya. Sebagaimana disebutkan M. Nur menengah pertama di Hongkong, lingkungan Ghufron & Rini Risnawita S. (2014: 15) konsep keluarga yang kohesif dan berprestasi memiliki diri tidak berkembang dengan sendirinya, namun hubungan dengan konsep diri yang lebih positif terbentuk melalui interaksi individu dengan dan rendahnya tingkat depresi. Konsep diri yang individu lain, khususnya dengan lingkungan positif sendiri disama artikan dengan evaluasi diri sosial. yang positif, penghargaan diri yang positif, Cooley (Tim Penulis Fakultas Psikologi perasaan harga diri yang positif, dan penerimaan UI, 2009: 53-54) mengemukakan analogi cermin, diri yang positif; sedangkan konsep diri yang bahwa konsep diri individu diperoleh dari hasil negatif disama artikan sebagai evaluasi diri yang penilaian atau evaluasi orang lain terhadap negatif, membenci diri, perasaan rendah diri dan individu tersebut. Apa yang dipikirkan orang lain tidak adanya perasaan yang menghargai pribadi tentang dirinya akan menjadi sumber informasi dan penerimaan diri (Burns, 1993: 72). mengenai siapa dirinya. Sehingga dapat Lingkungan dan interaksi sosial disimpulkan bahwa konsep diri terbentuk dari apa mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap yang dipikirkan orang lain tentang individu terbentuknya tersebut. disebutkan oleh Sarafino, bahwa dukungan sosial konsep diri. Sebagaimana Sumber informasi yang penting dalam pada remaja akan sangat membantu dalam proses pembentukan konsep diri antara lain: (1) orang perkembangan identitas dirinya (Tarmidi dan Ade tua, karena individu memperoleh kontak sosial Riza Rahma Rambe, 2010: 17). yang paling awal dengan orang tua; (2) teman sebaya, dalam kehidupannya individu Coopersmith (Calhoun dan Acocella, 1995: 76) menambahkan bahwa apabila individu Hubungan antara Dukungan .... (Dayu Cahyawati) 3 diperlakukan dengan penuh kehangatan dan cinta, akan memiliki sikap menghormati dan menerima individu akan memiliki konsep diri yang positif. dirinya. Sebaliknya, apabila individu diremehkan Sebaliknya bila individu mengalami penolakan, oleh orang lain, disalahkan dan ditolak, individu individu tersebut akan cenderung memiliki tersebut akan cenderung tidak menyenangi konsep diri yang negatif. Pendapat tersebut dirinya. didukung oleh pendapat Rook dalam Smet (Fani Sebagai contoh, apabila para guru Kumalasari dan Latifah Nur Ahyani, 2012: 25) meyakini seorang murid bahwa dia mempunyai yang mengungkapkan bahwa dukungan sosial kemampuan dan kompetensi di dalam bidang yang diperoleh , akan membuat seseorang akademis, murid tersebut akan mempunyai meyakini dirawat, dorongan untuk berprestasi. Murid tersebut mulai dihargai, dan merupakan bagian dari lingkungan mengembangkan keyakinan dari umpan balik sosial. yang diberikan oleh gurunya (Burns, 1993: 84- bahwa dirinya dicintai, Sarason dalam Kuntjoro (Fani Kumalasari 85). Alex Sobur (2013: 510) juga menerangkan dan Latifah Nur Ahyani, 2012: 25) mengatakan bahwa seorang anak akan mulai berpikir dan bahwa merasakan dukungan sosial adalah bentuk dirinya seperti apa yang telah keberadaan, kesediaan dan kepedulian terhadap ditentukan oleh orang lain dalam lingkungannya individu, dari orang-orang yang dianggap mampu seperti, orang tua, guru, atau teman-teman, diandalkan, menyayangi sehingga apabila seorang guru mengatakan secara individu tersebut. Senada dengan itu, Smet (1994: terus menerus pada seorang muridnya bahwa ia 134) mengungkapkan bahwa dukungan sosial kurang mampu, lama kelamaan anak akan merupakan kenyamanan psikis dan emosional mempunyai konsep diri semacam itu. Hal tersebut yang diberikan kepada seseorang dari keluarga, disebabkan karena anak-anak akan cenderung teman, rekan dan lingkungan sosialnya. menyerap dan memasukan label yang diberikan menghargai, dan Seorang anak memerlukan dukungan positif agar mereka memiliki pengalaman yang orang lain kepadanya, dalam konsep diri dan perilakunya (Myers, 2012: 50). positif yang akan membentuk konsep dirinya. Berdasarkan observasi yang dilakukan Sebagaimana disebutkan Verdeber (Alex Sobur, selama PPL di SMA Negeri 1 Seyegan, diketahui 2013: 518) semakin besar pengalaman positif bahwa terdapat sejumlah siswa yang memiliki yang diperoleh individu, semakin positif konsep permasalahan dalam konsep diri. Data tersebut diri individu tersebut. Sebaliknya, semakin besar diperoleh pengalaman negatif yang dimiliki individu, akan pengolahan MLM (Media Lacak Masalah) yang semakin negatif konsep diri individu tersebut. Hal disebarkan kepada siswa. Berdasarkan hasil ini juga diperkuat dengan pendapat Sullivan wawancara dengan siswa, diketahui bahwa (Jalaluddin yang terdapat beberapa siswa KKO yang memandang mengungkapkan apabila individu diterima orang negatif dirinya sebagaimana pandangan orang lain, dihormati, dan disenangi karena keadaan lain terhadapnya. Mereka mengidentifikasikan dirinya, besar kemungkinan individu tersebut dirinya sebagaimana pandangan negatif orang Rakhmat, 2005: 101) melalui wawancara dan hasil 4 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 11 Tahun ke-4 2015 lain terhadapnya. Diperkuat dengan hasil Waktu dan Tempat Penelitian pengolahan MLM yang menunjukan banyaknya Proses penelitian dilakukan pada bulan siswa yang mempunyai permasalahan seperti Agustus 2015. Penelitian ini dilakukan di kelas kepercayaan diri yang rendah, kurangnya rasa XI Kelas Khusus Olahraga (KKO) SMA Negeri 1 optimis, dan kurangnya motivasi. Permasalahan Seyegan tersebut merupakan bagian dari ciri-ciri konsep Margoagung, Seyegan, Sleman. yang terletak di Tegal Gentan, diri negatif. Berdasarkan data-data tersebut, dapat diketahui adanya permasalahan dalam konsep diri Subjek Penelitian siswa KKO di SMA Negeri 1 Seyegan. Penelitian ini adalah penelitian populasi. Kelas Khusus Olahraga (KKO) memiliki Menurut Sugiyono (2014: 85), apabila jumlah perbedaan dengan kelas regular. Siswa KKO populasi relatif kecil, yaitu kurang dari 30 orang, memiliki jam kegiatan olahraga yang lebih maka banyak. Khusus pada hari selasa dan jumat, siswa sampling jenuh dengan menggunakan semua KKO memiliki jam tambahan praktek pada jam anggota populasi sebagai sampel. Populasi dalam pelajaran ke-0 sampai jam pelajaran ke 2. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Kelas Kegiatan olahraga siswa KKO yang telalu Khusus Olahraga (KKO) di SMA Negeri 1 banyak, seringkali membuat siswa sudah merasa Seyegan yang berjumlah 29 siswa. teknik penentuan sampelnya adalah letih ketika mengikuti pelajaran. Hal tersebut membuat beberapa guru mengeluhkan bahwa Prosedur siswa KKO sering kali terlambat dan mengantuk Peneliti melaksanakan penelitian yang ketika mengikuti jam pelajaran. Guru juga terdiri dari rangkaian kegiatan yaitu observasi dan mengeluhkan bahwa Kelas Khusus Olahraga wawancara pra-penelitian. Selanjutnya peneliti (KKO) lebih ramai dari kelas regular. melakukan Berdasarkan fenomena di lapangan penelitian dengan membagikan instrumen skala dukungan sosial dan konsep diri tersebut , peneliti tertarik untuk membuktikan dan uji coba meneliti lebih lanjut apakah terdapat hubungan reliabilitas antara dukungan sosial dengan konsep diri siswa dikatakan valid dan reliabel, maka peneliti kelas XI Kelas Khusus Olahraga (KKO) di SMA melakukan Negeri 1 Seyegan tahun ajaran 2015/2016. membagikan instrument skala dukungan sosial dan sosial Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. korelasional mengetahui instrument. konsep penelitian diri untuk validitas Setelah dan instrument sebenarnya dengan mendapatkan data penelitian berupa angka yaitu skor dukungan METODE PENELITIAN Penelitian untuk merupakan jenis penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. dan hubungannya. konsep diri untuk mengetahui Hubungan antara Dukungan .... (Dayu Cahyawati) 5 Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan 147-150), langkah-langkah pengkategorian tiap- Data tiap variabel sebagai berikut: Teknik yang dipilih dalam penelitian ini 1. Menentukan skor tertinggi dan terendah menggunakan angket atau kuesioner dengan Skor tertinggi = 4 x jumlah item model skala likert. Skala Likert terdiri atas empat Skor terendah = 1 x jumlah item jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), 2. Menghitung mean ideal (M) M = ½ (skor tertinggi – skor terendah) Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Skala ini memiliki rentang skor 1-4, skor 3. Menghitung standar deviasi (SD) SD = 1/6 (skor tertinggi – skor terendah) tertinggi adalah 4 dan skor terendah adalah 1. Dalam penelitian ini, ada dua instrumen Hasil penghitungan tersebut digunakan yaitu skala dukungan sosial yang terdiri dari 38 untuk menentukan kategorisasi pada tiap-tiap item dan skala konsep diri yang terdiri dari 39 variabel dengan menggunakan ketentuan menurut item. Saifuddin Azwar (1999: 108) sebagai berikut: Sebelum dilakukan penelitian, peneliti Kategori sangat tinggi : Mi + (1,5 Sdi) ≤ X melakukan uji validitas dengan menggunakan uji Kategori tinggi : Mi ≤ X < Mi + (1,5 Sdi) validitas konten/isi dengan expert judgement dan Kategori rendah : Mi - (1,5 Sdi) ≤ X < Mi validitas item dengan melakukan uji coba pada Sangat rendah : X < Mi - (1,5 Sdi) kelas XI Kelas Khusus Olahraga (KKO) di SMA Keterangan: Negeri 1 Sewon. Uji validitas item menggunakan X = jumlah skor nilai tes korelasi item total, setelah dilakukan uji validitas Mi = mean ideal item, terdapat 34 item yang valid pada skala Sdi = standar deviasi dukungan sosial, sedangkan pada skala konsep diri terdapat 29 item yang valid. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji reliabilitas instrument menggunakan rumus alpha dengan koefisien Deskripsi data yang disajikan pada variabel Nilai koefisien dukungana sosial meliputi nilai minimal, nilai reliabilitas pada skala dukungan sosial sebesar maksimal, mean, dan standar deviasi. Hasil 0,937, sedangkan nilai koefisien reliabilitas pada penghitungan data dukungna sosial dapat dilihat skala konsep diri sebesar 0,895, sehingga pada tabel 1. instrument dapat dikatakan reliabel. Tabel reliabilitas cronbach, A. Deskripsi Data Dukungan Sosial minimal 0,70. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji persyaratan analis yaitu uji normalitas dan uji linearitas, serta uji hipotesis. Adapun untuk menghitung kategorisasi mengacu pada pendapat Saifuddin Azwar (2013: 1. Variabel Dukungan Sosial Ringkasan Hasil Dukungan Sosial Skor Skor Skor Min Maks 91 133 Analisis Mean SD 107,66 9,510 Data Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa dukungan sosial siswa memiliki nilai minimal sebesar 91, nilai maksimal sebesar 133, 6 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 11 Tahun ke-4 2015 mean 107,66, dan standar deviasi 9,510. Data B. Deskripsi Data Konsep Diri yang telah diperoleh kemudian dikelompokkan Deskripsi data yang disajikan pada variabel berdasarkan interval dan skor yang diperoleh. konsep Kategori dukungan sosial seperti yang tercantum maksimal, mean, dan standar deviasi. Hasil dalam tabel 2. penghitungan data konsep diri dapat dilihat pada diri meliputi nilai minimal, nilai tabel di bawah ini. Tabel 2. Kategorisasi Data Dukungan Sosial No Kriteria Jumlah subjek Frekuensi Persentase Kategori 1 Skor ≥ 122 29 3 10,3% Sangat Tinggi Skor 109-121 29 11 37,9% Tinggi Skor 94-108 29 13 44,8% Rendah Skor < 93 29 2 6,9% Sangat Rendah 2 3 4 Tabel 3. Ringkasan Hasil Analisis Data Konsep Diri Variabel Konsep Diri Skor Skor Maks 108 Skor Min 78 Mean SD 89,31 6,960 Berdasarkan data diatas, dapat diketahui Berdasarkan data yang telah disajikan di atas, dari 29 siswa terdapat sebanyak 3 siswa (10,3%) memiliki tingkat dukungan sosial dalam kategori sangat tinggi, 11 siswa (37,9%) memiliki tingkat dukungan sosial dalam kategori tinggi, 13 siswa (44,8%) memiliki tingkat dukungan sosial dalam kategori rendah, dan 2 siswa (6,9%) bahwa konsep diri siswa memiliki nilai minimal sebesar 78, nilai maksimal sebesar 108, mean 89,31, dan standar deviasi 6,960. Data yang telah diperoleh kemudian dikelompokkan berdasarkan interval dan skor yang diperoleh. Kategori konsep diri dibagi menjadi 4 kategori seperti yang tercantum dalam tabel 4. Tabel 4. Kategorisasi Data Konsep Diri No Kriteria Jumlah subjek Frekuensi Persentase Kategori sangat rendah. Dari hasil yang diperoleh tersebut 1 Skor ≥ 100 29 3 10,3% Sangat Tinggi dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial pada 2 29 9 31% Tinggi siswa kelas XI KKO di SMA Negeri 1 Seyegan 3 29 16 55,2% Rendah termasuk dalam kategori rendah. 4 29 1 3,4% Sangat Rendah memiliki tingkat dukungan sosial dalam kategori Data pada masing-masing kategori disajikan dalam grafik pada gambar 1. Skor 89-99 Skor 79-88 Skor < 79 Berdasarkan yang telah disajikan di atas, dari 29 siswa terdapat sebanyak 3 siswa (10,3%) memiliki tingkat konsep diri dalam kategori sangat tinggi, 9 siswa (31%) memiliki tingkat konsep diri dalam kategori tinggi, 16 siswa (55,2%) memiliki tingkat konsep diri dalam kategori rendah, dan 1 siswa (3,4%) memiliki tingkat konsep diri dalam kategori sangat rendah. Dari Gambar 1. Diagram Dukungan Sosial hasil yang diperoleh tersebut dapat disimpulkan bahwa konsep diri pada siswa kelas XI KKO di SMA Negeri 1 Seyegan termasuk dalam kategori rendah. Data pada masing-masing kategori disajikan dalam grafik pada gambar 2. Hubungan antara Dukungan .... (Dayu Cahyawati) 7 16. Kriteria yang digunakan yaitu apabila p > Distribusi Kategorisasi Konsep Diri 3,4% 0,05 maka data dinyatakan linear. Sebaliknya, 10,3% Sangat Tinggi 31% 55,2% apabila p < 0,05 maka data dinyatakan tidak Tinggi linear. Hasil Uji Linearitas dapat dilihat pada Rendah tabel 6 berikut ini. Sangat Rendah Tabel 6. Hasil Uji Linearitas Statistik Hubungan fungsional Keterangan F P 1,557 0,231 Gambar 2. Diagram Dukungan Sosial Dukungan Sosial C. Hasil Uji Prasyarat Analisis 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan dengan Konsep Diri untuk mengetahui apakah variabel yang diteliti datanya berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini menggunakan uji One Sample Kolmogorov Smirnov dengan bantuan SPSS 16. Kriteria yang digunakan yaitu data berdistribusi normal apaila nilai p lebih besar dari tingkat alpha yang ditetapkan yaitu 0,05 (p > 0,05). Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini. Statistik No 1. 2 Dukungan Sosial Konsep Diri Berdasarkan hasil uji linearitas di tersebut, di peroleh nilai sebesar 1,557 dengan p sebesar 0,231. Nilai p = 0,231 lebih besar dari 0,05 (P > 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan antara dukungan sosial dan konsep diri dapat dikatakan linear. 3. Uji Hipotesis Untuk melihat hubungan antara dukungan sosial dengan konsep diri digunakan analisis korelasi product moment. Hipotesis alternatif Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Variabel Linear KolmogorovSmirnov Z Asymp. Sig. (2tailed) 0,554 0,919 0,979 0,293 Kesimpulan (Ha) dalam penelitian ini adalah “ada hubungan positif antara dukungan sosial dengan konsep diri Normal pada siswa kelas XI Kelas Khusus Olahraga Normal (KKO) di SMA Negeri 1 Seyegan”, sedangkan Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa menurut KolmogorovSmirnov, variabel dukungan sosial menghasilkan indeks 0,554 dan signifikansi 0,919, sedangkan varibel konsep diri menghasilkan indeks 0,979 dan signifikansi 0,293. Variabel dukungan sosial memiliki nilai p sebesar 0,919 (p > 0,05) dan variabel konsep diri memiliki nilai p sebesar 0,293 (p > 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua data dalam penelitian ini berdistribusi normal. 2. Uji Linearitas Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah antara variabel bebas dan terikat memiliki hipotesis nihil (Ho) dalam penelitian ini adalah “tidak ada hubungan positif antara dukungan sosial dengan konsep diri pada siswa kelas XI Kelas Khusus Olahraga (KKO) di SMA Negeri 1 Seyegan”. Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 7. Hubungan antara Dukungan Sosial dan Konsep Diri Hubungan Variabel Dukungan Sosial dan Konsep Diri N Koefisien Korelasi ( 29 Sig. (p) Keterangan 0,028 Ha diterima ) 0,409 sifat hubungan linear atau tidak. Pada penelitian Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat ini data di analisis dengan bantuan program SPSS bahwa nilai korelasi (r) sebesar 0,409 dengan p = 8 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 11 Tahun ke-4 2015 0,028. Nilai p sebesar 0,028 menunjukkan bahwa sebagaimana disebutkan oleh Tarmidi dan Ade p < 0,05, sehingga Ha dinyatakan diterima dan Riza Rahma Rambe (2010: 17) bahwa dukungan Ho dinyatakan ditolak. Nilai korelasi 0,409 jika sosial pada remaja akan sangat mebantu dalam dikonsultasikan proses perkembangan identitas diri remaja. memberikan dengan pedoman interpretasi korelasi Usaha peningkatan dukungan dukungan (Sugiyono, 2014: 184) termasuk dalam kategori sosial pada siswa KKO perlu dilakukan dengan sedang, memaksimalkan pemberian jenis dukungan sosial artinya koefisien untuk tingkat hubungan antara dukungan sosial dan konsep diri adalah sedang. berupa Koefisien korelasi tersebut digunakan untuk penghargaan, mencari koefisien determinasi ( ) yaitu 0,167. sukungan informative ( House dalam Smet, 1994: Hasil tersebut dapat diartikan bahwa sumbangan 136-137). dukungan sosial terhadap konsep diri sebesar ungkapan empati, kepedulian, dan pemberian 16,7%. perhatian kepada siswa; dukungan penghargaan, Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dukungan meliputi emosional, dukungan Dukungan pemberian instrumental, emosional ungkapan positif dan siswa, dan hubungan positif antara dukungan sosial dengan perbandingan positif antara siswa KKO dengan konsep siswa reguler; dukungan instrumental, berupa sumbangan variabel dukungan sosial terhadap konsep diri sebesar pemberian 16,7%. langsung dukungan kepada kepada meliputi dorongan dengan maju dan disimpulkan bahwa dalam penelitian ini terdapat diri, untuk dukungan dan siswa; bantuan serta secara dukungan informatif, berupa pemberian nasehat, petunjuk, Pembahasan saran, maupun umpan balik kepada siswa KKO. Pada bagian ini akan dibahas mengenai Hasil penelitian pada variabel kedua, yaitu hasil penelitian yang telah dilakukan oleh konsep diri, menunjukkan bahwa siswa yang peneliti. Berdasarkan hasil kategorisasi dukungan tergolong memiliki tingkat konsep diri pada sosial pada siswa kelas XI KKO di SMA Negeri kategori sangat tinggi sebesar 10,3%, kategori 1 Seyegan, menunjukan bahwa siswa yang tinggi sebesar 31%. kategori rendah sebesar tergolong memiliki tingkat dukungan sosial pada 55,2%, dan kategori sangat rendah sebesar 3,4%. kategori sangat tinggi sebesar 10,3%, kategori Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tinggi sebesar 37,9%, kategori rendah sebesar kelas XI KKO di SMA Negeri 1 Seyegan 44,8%, dan kategori sangat rendah sebesar 6,9%. memiliki tingkat konsep diri yang tergolong pada Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kategori rendah. Presentase ini menunjukkan memiliki tingkat dukungan sosial dalam kategori bahwa siswa memiliki konsep diri yang kurang rendah dengan presentase 44,8%. Presentase ini baik. menunjukkan bahwa siswa memiliki dukungan Terbentuknya konsep diri yang negatif sosial yang kurang baik. Pemberian dukungan atau kurang baik pada siswa KKO, menunjukkan sosial yang kurang baik pada remaja akan adanya permasalahan dalam proses interaksi mempengaruhi perkembangan indentitas remaja, sosial siswa. Sebagaimana disebutkan oleh Hubungan antara Dukungan .... (Dayu Cahyawati) 9 Willey, bahwa sumber utama terbentuknya sosial yang diperoleh siswa, maka semakin konsep diri adalah interaksi dengan orang lain rendah tingkat konsep diri yang dimiliki siswa. (M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S., 2014: 15). Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang Konsep diri yang negatif atau kurang diajukan peneliti, yaitu ada hubungan positif baik akan membuat siswa memiliki harapan yang antara dukungan sosial dengan konsep diri pada tidak realistis dan memiliki harga diri yang siswa kelas XI Kelas Khusus Olahraga (KKO) di rendah (Calhoun dan Acocella, 1995: 72-74). SMA Negeri 1 Seyegan. Menurut Brooks (Jalaluddin Rakhmat, 2005: Frekuensi pada variabel dukungan sosial 105), siswa yang memiliki konsep diri negatif dan variabel konsep diri di setiap kategori yang juga akan cenderung merasa tidak disukai orang memiliki jumlah yang hampir sama juga dapat lain, mendukung merasa diperhatikan rendah dan diri, merasa merasa pesimis tidak dalam kompetisi. terbuktinya hipotesis dalam penelitian ini. Kategori sangat tinggi pada variabel dukungan sosial dan konsep diri Siswa dan memiliki frekuensi sebanyak 3 siswa; kategori untuk tinggi pada variabel dukungan sosial memiliki membentuk konsep diri yang positif. Siswa akan frekuensi sebanyak 11 siswa, sedangkan variabel memiliki konsep diri yang positif apabila mereka konsep diri memiliki frekuensi sebanyak 9 siswa; memiliki aspek-aspek konsep diri yang positif, kategori rendah pada variabel dukungan sosial seperti aspek fisik, aspek sosial, dan aspek memiliki frekuensi sebanyak 13 siswa, sedangkan psikologis. penilaian variabel konsep diri memiliki frekuensi sebanyak individu terhadap segala sesuat yang melekat 16 siswa, serta kategori sangat rendah pada pada dirinya seperti penampilan, tubuh, serta variabel dukungan sosial memiliki frekuensi segala sesuatu yang dimiliki; aspek sosial sebanyak 2 siswa, sedangkan variabel konsep diri meliputi penilaian individu mengenai pikiran, memiliki frekuensi sebanyak 1 siswa. Hal sikap, dan perasaan orang lain terhadapnya; serta tersebut menunjukkan frekuensi setiap kategori aspek psikologis yang meliputi pikiran, sikap, dan pada kedua variabel memiliki jumlah yang perasaan individu terhadap dirinya (Jalaluddin hampir sama. perlakuan memerlukan positif Aspek dari fisik dukungan lingkungan meliputi Rakhmat, 2005: 99-100). Terbuktinya hipotesis dalam penelitian ini Berdasarkan hasil analisis data diperoleh angka koefisien korelasi 0,409 dengan p = menunjukan bahwa tingkat dukungan sosial yang diperoleh siswa dapat digunakan untuk 0,028 (p < 0,05). Hal ini membuktikan bahwa ada memprediksi tingkat konsep diri siswa. Seorang hubungan positif antara dukungan sosial dan anak memerlukan dukungan sosial positif agar konsep diri. Hubungan yang positif menunjukkan memiliki bahwa semakin tinggi tingkat dukungan sosial membentuk konsep diri yang positif. Hal tersebut yang diperoleh siswa, maka semakin tinggi sesuai dengan pendapat Sullivan (Jalaluddin tingkat siswa. Rakhmat, 2005: 101) yang menyatakan apabila Sebaliknya, semakin rendah tingkat dukungan individu diterima, dihorrmati, dan disenangi konsep diri yang dimiliki pengalaman positif yang akan 10 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 11 Tahun ke-4 2015 karena keadaan dirinya, besar kemungkinan individu tersebut akan memiliki sikap menghormati dan menerima dirinya. Sarason dalam Kuntjoro (Fani Kumalasari dan Latifah Nur mengungkapkan Ahyani, bahwa 2012: dukungan 25) sosial Berdasarkan nilai korelasi yang diperoleh merupakan bentuk keberadaan, kesediaan, dan r 0,409 apabila dikonsultasikan dengan tabel kepedulian terhadap individu, dari orang-orang interpretasi koefisien korelasi (Sugiyono, 2014: yang dianggap mampu diandalkan, menghargai, 184), menunjukkan bahwa tingkat hubungan dan menyayangi individu tersebut. Individu antara dukungan sosial dan konsep diri adalah memerlukan dukungan positif dari lingkungan sedang. Dukungan sosial merupakan salah satu sosialnya agar memiliki pengalaman positif. faktor, tetapi bukan satu-satunya faktor mutlak Sebagaimana pendapat Rook dalam Smeet (Fani yang mempengaruhi konsep diri. Hal ini dapat Kumalasari dan Latifah Nur Ahyani, 2012: 25) dilihat yang menyatakan bahwa dukungan sosial yang dari hasil determinasi ( ) pengolahan koefisien dalam penelitian ini, dimana diperoleh individu akan membuat individu diperoleh nilai sebesar 0,167. Hasil tersebut dapat tersebut meyakini bahwa dirinya dicintai, dirawat, diartikan dihargai, dan merupakan bagian dari lingkungan bahwa variabel dukungan sosial mempengaruhi konsep diri sebesar 16,7%, artinya sosial. 83,3% konsep diri dipengaruhi oleh faktor lain Kemudian hasil penelitian ini mendukung selain dukungan sosial yang tidak diungkap pendapat Coopersmith (Calhoun dan Acocella, dalam penelitian ini. Hal ini dikarenakan masih 1995: 76) yang menyatakan bahwa apabila banyak faktor lain yang mempengaruhi konsep individu diperlakukan dengan penuh kehangatan diri, oleh dan cinta, individu tersebut akan memiliki konsep Hendriati Agustiani (2006: 139) yaitu faktor diri yang positif. Dalam uraian tersebut perlakuan kompetensi yang dihargai oleh individu dan dari lingkungan sosial dengan penuh kehangatan orang lain; dan faktor aktualisasi diri, yaitu dan rasa cinta menjadi faktor terbentuknya implementasi dan aktualisasi potensi sebenarnya konsep diri yang positif. Hal ini menunjukkan yang dimiliki individu. bahwa dukungan sosial memiliki kaitan dengan sebagaimana yang diungkapkan Hasil penelitian ini mendukung penelitian konsep diri. yang dilakukan oleh Luciana Dewi Margaretta Hal tersebut dapat menggambarkan (2012) mengenai Hubungan Antara Dukungan masalah yang terdapat pada kelas XI Kelas Sosial dengan Self Esteem pada Remaja Asuh di Khusus Olahraga (KKO) di SMA Negeri 1 Panti Asuhan Bina Insani Godean Yogyakarta. Seyegan, yaitu rendahnya tingkat dukungan sosial Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya yang hubungan positif antara dukungan sosial dengan memiliki konsep diri yang negatif. Dukungan self esteem. Self esteem merupakan salah satu sosial yang rendah menyebabkan individu merasa komponen dari konsep diri. Hal ini berarti pula kurang dicintai, dirawat, dihargai, dan kurang bahwa dukungan sosial dapat berpengaruh pada mendapat pengalaman positif. Perlakuan dari konsep diri. diperoleh siswa menyebabkan siswa Hubungan antara Dukungan .... (Dayu Cahyawati) 11 lingkungan sosial yang cenderung negatif, membentuk konsep diri yang negatif pada siswa. memiliki skor nilai konsep diri dalam kategori sangat tinggi, sebanyak 9 siswa (31%) pada kategori tinggi, sebanyak 16 SIMPULAN DAN SARAN siswa (55,2%) pada kategori rendah, dan Simpulan sebanyak 1 siswa (3,4%) pada kategori Setelah dilakukan analisis terhadap hasil sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian, dapat disimpulkan bahwa: siswa kelas XI Kelas Khusus Olahraga 1. Ada hubungan positif antara dukungan sosial (KKO) memiliki tingkat konsep diri yang dengan konsep diri pada siswa kelas XI rendah. Kelas Khusus Olahraga di SMA Negeri 1 Seyegan. Tingkat signifikansi yang diperoleh Saran sebesar 0,028, artinya semakin tinggi tingkat Peneliti selanjutnya sebaiknya mengkaji dukungan sosial yang diperoleh siswa maka hal lain yang berkontribusi terhadap konsep diri, semakin tinggi tingkat konsep diri yang seperti: kompetensi yang dihargai oleh individu dimiliki siswa, sebaliknya semakin rendah dan orang lain; dan faktor aktualisasi diri, yaitu tingkat dukungan sosial yang diperoleh siswa implementasi dan aktualisasi potensi sebenarnya maka semakin rendah tingkat konsep diri yang dimiliki individu. yang dimiliki siswa. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,409 menunjukkan bahwa tingkat DAFTAR PUSTAKA hubungan antara dukungan sosial dan konsep Alex Sobur. (2013). Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Bandung. Bandung: CV Pustaka Setia. diri adalah sedang, nilai koefisien determinasi sebesar 0,167, ini berarti variabel dukungan sosial mempengaruhi variabel konsep diri sebesar 16,7%. Baron, A. Robert & Byrne, Donn. (2004). Psikologi Sosial. Penerjemah: Ratna Djuwita, dkk. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2. Berdasarkan hasil kategorisasi dukungan sosial dari 29 siswa, sebanyak 3 siswa Burns, R.B. (1993). Konsep Diri. Penerjemah: Eddy. Jakarta: Arcan. (10,3%) memiliki skor nilai dukungan sosial dalam kategori sangat tinggi, sebanyak 11 siswa (37,9%) pada kategori tinggi, sebanyak 13 siswa (44,8%) pada kategori rendah, dan sebanyak 2 siswa (6,9%) pada kategori sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kelas XI Kelas Khusus Olahraga (KKO) memiliki tingkat dukungan sosial yang rendah. 3. Berdasarkan hasil kategorisasi konsep diri dari 29 siswa, sebanyak 3 siswa (10,3%) Calhoun, James F. dan Acocella, Joan Ross. (1995). Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. Penerjemah: Satmoko. Semarang: IKIP Semarang Press. Dwi Siswoyo, dkk. (2011). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Fani Kumalasari dan Latifah Nur Ahyani. (2012). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Penyesuaian Diri Remaja Di Panti Asuhan. Jurnal Psikologi Pitutur Vol. 1 No. 1, Juni 2012. 12 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 11 Tahun ke-4 2015 Hendriati Agustiani. (2006). Psikologi Perkembangan: Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja. Bandung: PT Refika Aditama. Saifuddin Azwar. (1999). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Jalaluddin Rakhmat. (2005). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Smet, Bart. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta: Grasindo. Luciana Dewi Margaretta. (2012). Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Self Esteem pada Remaja di Panti AsuhanBina Insani Godean Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan: Uiversitas Negeri Yogyakarta. M. Nur Ghufron & Rina Risnawita S. (2014). Teori-Teori Psikologi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Muhammad Ali dan Muhammad Asrori. (2005). Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara. Myers, David G. (2012). Psikologi Sosial. Penerjemah: Aliya Tusyani, dkk. Jakarta: Salemba Humanika. ______________. (2013). Skala Pengukuran Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kombinasi : Mixed Methods. Bandung: ALFABETA. ______________. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA. Tarmidi dan Ade Riza Rahma Rambe. (2010). Korelasi antara Dukungan Sosial Orang Tua dan Self-Directed Learning pada Siswa SMA. Jurnal Psikologi Volume 37. No.2. Desember 2010: 216-223. Tim Penulis Fakultas Psikologi UI. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.