PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV. YUSTIKA LANGGENG SARI BAKERY PAMULANG SUNARYO* *Dosen Manajemen Universitas Pamulang **Pemilik CV. Yustika langgeng Sari Bakery ABSTRAK Perusahaan yang handal biasanya memiliki keuntungan, mampu bertahan dan dapat memenangkan persaingan bisnis dalam berorganisasi. Organisasi harus dapat merespon perubahan lingkungan agar dapat mencegah ancaman yang terjadi dari lingkungan eksternalnya, sehingga budaya organisasi tersebut dapat memadai dari segi kuantitas dan kualitas yang ada. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan 3 variabel yang mengunakan pola pengujian dengan di mulai dari uji kualitas data berupa uji validitas dan uji reliabilitas, setelah itu uji normalitas. Penelitian selanjutnya adalah dengan menguji hipotesis dan regresi yang di pakai untuk menguji variable dan quisioner dalam penelitian ini. Dari hasil pengujian hipotesa dan analisa ebagai berikut : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara budaya organisasi terhadap Kinerja karyawan CV Yustika Langgeng Sari Bakery, Terdapat hubungan positif dan signifikan antara Gaya kepemimpinan terhadap Kinerja karyawan CV Yustika Langgeng Sari Bakery, Terdapat hubungan positif dan signifikan antara budaya organisasi dan Gaya kepemimpinan secara bersama-sama terhadap Kinerja karyawan CV Yustika Langgeng Sari Bakery. Kata Kunci: Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Kinerja PENDAHULUAN internalnya agar melahirkan inovasi Menghadapi persaingan bisnis yang yang bernilai tinggi. Hal ini akan semakin kompleks dan perubahan terwujud jika organisasi mempunyai lingkungan eksternal yang semakin nilai-nilai budaya yang kondusif agar cepat, organisasi dituntut untuk tetap seluruh adaptif. berkontribusi Organisasi yang adaptif SDM yang secara ada mau optimal terhadap lingkungan eksternal, juga terhadap perusahaan. dituntut untuk mengelola lingkungan Perusahaan yang handal biasanya 133 memiliki keuntungan, mampu lebih adaptif dan inovatif. Organisasi bertahan dan dapat memenangkan yang adaptif terhadap lingkungan persaingan eksternal, bisnis dalam juga dituntut untuk berorganisasi. Organisasi harus dapat mengelola lingkungan internalnya merespon agar perubahan lingkungan melahirkan inovasi yang agar dapat mencegah ancaman yang bernilai tinggi. Hal ini akan terwujud terjadi dari lingkungan eksternalnya, jika organisasi mempunyai nilai-nilai sehingga budaya organisasi tersebut budaya yang kondusif agar seluruh dapat memadai dari segi kuantitas SDM yang ada mau berkontribusi dan kualitas yang ada. secara optimal. Karena kegagalan Budaya organisasi merupakan faktor dalam merespon lingkungan akan yang mengakibatkan sangat penting dalam tidak tercapainya meningkatkan efektivitas organisasi tujuan, dan juga dapat menjadi instrumen organisasi (Druckman, Jerome E, keunggulan kompetitif yang utama, 2007:1). ketika budaya organisasi mendukung Dalam strategi organisasi sehingga dapat organisasi harus mampu mengatur menjawab dan mengatasi tantangan seluruh sumber daya yang terdapat di lingkungan dengan cepat dan tepat. dalamnya. Salah satu sumber daya Maka organisasi setiap organisasi perlu bahkan kehancuran mencapai yang tujuannya, membutuhkan mengembangkan strategi agar para perhatian dan pengaturan khusus karyawan selalu bersemangat dalam adalah sumber daya manusia. Sebuah bekerja, termotivasi, dan adanya organisasi kepuasan kerja, sehingga senantiasa memfasilitasi karyawannya dengan menghasilkan kinerja dan prestasi baik untuk menunjang kinerja dan yang tinggi dalam melaksanakan produktivitas organisasi. tugasnya. Suatu Begitu pula fleksibel organisasi harus terhadap perubahan karena fleksibelitas disekitarnya, memungkinkan organisasi seorang harus organisasi pemimpin memberikan mengatur dan membutuhkan yang semangat dapat kepada bawahannya untuk selalu produktif, untuk karena keberadaan pemimpin dalam 134 suatu organisasi dirasakan sangat dalam hal ini adalah karyawan yang mutlak untuk menjadi nahkoda bagi menjadi bawahannya. para bawahannya. Untuk menunjang keberhasilan fungsi Gaya manajemen kepemimpinan diartikan sebagai perilaku atau dalam organisasi, salah satu faktor cara yang sangat penting dan menentukan dipergunakan pemimpin dalam adalah gaya kepemimpinan. Gaya mempengaruhi kepemimpinan merupakan inti dari perasaan, sikap, dan perilaku manajemen. organisasinya Dikatakan demikian yang dipilih dan pikiran, (Nawawi, karena gaya kepemimpinan pada 2006:113). dasarnya sarana (2007:224) gaya kepemimpinan bagi dapat didefinisikan sebagai pola semua sumber daya manusia serta tingkah laku yang dirancang sumber daya lainnya dan sarana yang untuk mengintegrasikan tujuan tersedia organisasi merupakan pendorong atau di penggerak dalam organisasi Menurut dengan Husnan, tujuan perusahaan. individu untuk mencapai tujuan Pemimpin yang baik adalah seorang perusahaan. pemimpin yang mampu Perusahaan roti membangkitkan semangat kerja dan Langgeng Sari adalah sebuah menanamkan rasa percaya diri serta perusahaan milik perseorangan, tanggung jawab pada bawahan untuk yang berbentuk CV/persekutuan melaksanakan komanditer, berdiri pada 12 April tugas-tugasnya dengan penuh tanggung jawab guna 1996 mencapai produktivitas perusahaan. Sunaryo (Naroty) di Jakarta. Semangat akan Tujuan utama dari perusahaan gaya selain muncul kerja karyawan diantaranya dari didirikan oleh untuk Yusuf mendapatkan kepemimpinan ideal yang diterapkan keuntungan seorang suatu memenuhi kebutuhan masyarakat organisasi untuk mencapai tujuan Jakarta khususnya di bidang secara maksimal, sehingga pemimpin makanan mampu menggerakkan orang lain, donat. pemimpin dalam 135 juga ringan roti untuk Manis Permasalahan yang ketat dalam bidang jasa terjadi dilapangan yang dihadapi sangat mempengaruhi inovasi sebelumnya adalah : dan kreatifitas karyawan. Hal 1. Masalah-masalah yang banyak eksternal yang menjadi indikasi bahwa berpengaruh masalah budaya organisasi terhadap budaya organisasi berdampak adalah persaingan, kerja dan kinerja karyawan di pelanggan, penguasaan pasar, CV Yustika Langgeng Sari perarturan pemerintah, dan Bakery. pengaruh perkembangan perubahan teknologi. pada perilaku Dimana jumlah karyawan dari tahun ke tahun 2. Masalah-masalah internal terjadi pengurangan. Hal ini yang berpengaruh terhadap disebabkan budaya organisasi antara lain kompetitif yang berorientasi tingkat agresifitas karyawan pada CV Yustika Langgeng Sari mempertimbangkan kesiapan Bakery dan persiapan kemampuan cenderung masih hasil,tanpa rendah karena masih ada unit karyawan, kerja kepuasan kurang dalam budaya kemudian kerja setiap mendorong karyawan untuk individu atau karyawan yang selalu unggul dari unit kerja tidak yang lain, kurang berupaya pekerjaan untuk menciptakan kondisi pembayaran, serta interaksi kerja saing sosial terhadap rekan bekerja tinggi sehingga dampak akibatnya, karyawan, karyawan tidak termotivasi dengan (kompetisi) daya yang dikalangan perilaku yang kurang kreatif terpenuhi itu karena sendiri, untuk meningkatkan kinerja. dan inovatif, karena untuk Budaya yang tepat bagi pekerjaan sebuah organisasi adalah “there diperlukan instruksi atasan. is no one best corporate culture. Padahal An optimal culture is one that memulai suatu persaingan yang 136 best supports the mission and mempertinggi kualitas produksi strategy of the company of which dan it is a part. This is means that, keseluruhan, menurut Bernadin like & structure and staffing, jasa perusahaan Rusel, 2008. secara Sedangkan corporate culture should support pencapaian kinerja merupakan the strategy”. Budaya organisasi hasil pengukuran baik secara dapat menjadi pendukung yang kuantitas maupun kualitas atas sangat berarti bagi tercapainya kemampuan alamiah, keahlian tujuan dan kemajuan individu antara perusahaan apabila budaya tersebut sesuai dengan kelompok visi organisasi, menurut Wood et al, dan misi serta strategi perusahaan, (Wheelen & Hunger, kerja dalam 2001:114. 2002:226). Budaya yang berlaku Budaya Organisasi yang dalam organisasi disebut dengan telah bertransformasi ke CV budaya yang Yustika Langgeng Sari Bakery mempunyai nilai-nilai, norma- setiap periodenya memiliki efek norma, dan prinsip-prinsip bisnis yang berpengaruh baik terhadap yang semua organisasional dimiliki dan diyakini aspek aspek yang dengan kuat oleh para anggota mencakup organisasi dipraktikan karyawannya yang ada, begitu sehari-hari, juga dalam serta kehidupan terhadap kinerja dengan Gaya sehingga nilai-nilai tersebut akan Kepemimpinan yang dilandasi mampu dengan Budaya Organisasi yang meningkatkan pembentukan ide-ide baru dan telah membantu penerapannya pada dalam Transformasi terbaru berbagai setiap periodenya yang pendekatan baru, (Luthans, 2002:120). dibentuk memberikan Penilaian kinerja menjadi bagus dengan efek besar juga terhadap Kinerja karyawan memperbaiki kinerja karyawan, Langgeng Sari Bakery, walau membuat terkadang dan 137 CV dan alat penting untuk mengelola dan keputusan pada baik Kerjasama Yustika dan Kreativitas para karyawan juga usaha belum integrasi mencapai hasil yang penyesuaian ke maksimal dalam meningkatkan perusahaan, kinerjanya masing-masing Berdasarkan atas, penulis melakukan judul uraian tertarik Organisasi sehingga anggota organisasi harus untuk memahami nilai- nilai yang dengan ada dan bagaimana mereka Budaya harus penelitian “Pengaruh di dalam dan Gaya bertindak atau berperilaku. Kepemimpinan terhadap Kinerja Davis (1984) karyawan pada CV. Yustika menyatakan bahwa Budaya Langgeng Sari Bakery”. organisasi merupakan pola keyakinan dan nilai-nilai organisasi yang dipahami, KAJIAN PUSTAKA dijiwai, dan dipraktikkan 1. Budaya Organisasi a. Pengertian Budaya oleh organisasi sehingga Organisasi pola tersebut memberikan Budaya organisasi arti tersendiri dan menjadi merupakan terjemahan dari dasar aturan berperilaku organization culture yang dalam didefenisikan Sedangkan Schein (2003:5) berbagai dalam pengertian. organisasi. mendefenisikan budaya Beberapa defenisi budaya organisasi adalah“asumsi- organisasi dikemukan oleh asumsi para ahli, Susanto (2007:3), ditemukan, diciptakan, dan memberikan defenisi dikembangkan oleh suatu budaya organisasi sebagai kelompok tertentu dengan nilai-nilai yang maksud agar pedoman sumber belajar mengatasi menjadi daya dasar yang organisasi atau manusia untuk menghadapi menangani permasalahan eksternal dan masalah yang timbul akibat 138 masalah- adaptasi eksternal dan integrasi internal yang sudah berjalan dengan organisasi merupakan norma-norma dan nilai yang nilai- mengarahkan cukup baik, sehingga perlu perilaku anggota organisasi diajarkan kepada anggota- dimana setiap anggota akan anggota baru sebagai cara berperilaku sesuai dengan yang budaya yang berlaku agar benar memahami, untuk memikirkan, diterima dan merasakan berkenaan dengan oleh lingkungannya. masalah-masalah Kreitner dan Kinicki tersebut”. (2003:83) Mondy & Noe menyatakan budaya organisasi (2006) menyatakan budaya dikonsepsikan organisasi adalah sistem pemahaman dari terhadap shared values, sebagai bersama hal-hal yang keyakinan dan kebiasaan- penting kebiasaan dalam suatu dimanifestasikan organisasi yang saling perkataan yang diucapkan dengan bersama, pekerjaan yang struktur formalnya untuk dilakukan bersama, serta mendapatkan norma-norma perasaan yang dirasakan perilaku. Budaya bersama. organisasi juga mencakup Kreitner nilai-nilai (2003:68), berinteraksi dan standar- yang dalam Selanjutnya dan Kinicki memberi standar yang mengarahkan batasan perilaku pelaku organisasi organisasi sebagai nilai dan dan keyakinan bersama yang menentukan organisasi arah secara mendasari bahwa budaya identitas keseluruhan. Selanjutnya organisasi yang berfungsi Luthans (2002:122) sebagai mengatakan budaya pemberi rasa identitas kepada anggota, 139 mempromosikan b. Karakteristik Budaya komitmen, kolektif, meningkatkan stabilitas sistem sosial, mengendalikan Organisasi Robbins (2001:248), serta memberikan tujuh perilaku karakteristik Budaya Organisasi, ketujuh karakteristik tersebut para anggota. Pendapat Robbins (2003:223), bahwa budaya sebagai berikut: organisasi sebagai suatu 1) Inovasi dan keberanian sistem makna bersama pengambilan resiko terhadap nilai-nilai primer Inovasi adalah suatu yang dianut bersama dan gagasan dihargai oleh organisasi, ditetapkan yang memprakarsai atau memperbaiki suatu berfungsi menciptakan yang pembedaan jelas antara satu baru produk, yang untuk proses atau organisasi dengan jasa. Melalui inovasi organisasi lainnya, dapat diketahui menciptakan rasa identitas seberapa jauh anggota bagi organisasi para anggota didorong organisasi, mempermudah untuk menemukan timbulnya cara-cara baru komitmen kolektif terhadap organisasi, lebih meningkatkan baik, kreativitas, yang tingkat dorongan kemantapan sosial, serta untuk menciptakan terobosan-terobosan pembuat mekanisme makna dan melakukan baru dalam bekerja dan kendali, yang membantu dorongan membentuk mengembangkan perilaku sikap para dan anggota untuk kemampuan. organisasi. 2) Perhatikan ke rincian 140 Seberapa besar pegawai organisasi itu melalui diberikan wewenang pemberdayaan dalam organisasi, ada menjalankan tugasnya, tidaknya persetujuan kepercayaan untuk atasan, kesempatan bertanggung jawab, tuntutan yang diberikan atasan untuk untuk belajar bertanggung jawab dan menerus, kebebasan diperbolehkan memiliki cara penyelesaian pekerjaan tidak sesuai terus atau diperbolehkan adanya kritik dan saran dengan fungsinya. satu 3) Orientasi hasil dengan yang lainnya, serta sistem Bagaimana manajemen penghargaan memfokuskan jelas. pada hasil bukannya pada yang 5) Orientasi pada tim teknik dan proses yang Bagaimana digunakan untuk didalam organisasi mencapai hasil, didorong melakukan meliputi : kejelasan unit-unit kegiatannya dalam informasi keberhasilan suatu koordinasi yang kerja pegawai, tingkat baik. efisiensi dan tingkat 6) Agresivitas. efektivitas. Sejauh 4) Orientasi mana orang itu agresif dan orang/individu Seberapa kompetitif jauh dan bukannya santai- santai keputusan manajemen dalam memperhitungkan efek pekerjaan hasil-hasil pada orang- persaingan kerja orang orang- di dalam 7) Stabilitas 141 penyelesaian dan Kegiatan organisasi meningkat menekankan mereka dipertahankannya imbalan status quo sebagai Gaya kepemimpinan pertumbuhan. adalah bagaimana seorang pemimpin c. Kekuatan Budaya fungsi Organisasi Luthans melaksanakan kepemimpinannya (1989) dan bagaimana ia dilihat Tika, oleh mereka yang berusaha mengatakan dipimpinnya atau mereka (Pabundu 2006:109) diberi d. Gaya Kepemimpinan kontras dari dalam apabila bahwa faktor-faktorutama yang yang menentukan budaya mengamati organisasi adalah: (Robert, 2005). James et. al. 1) Kebersamaan sejauhmana mungkin sedang dari luar yaitu (2006) mengatakan bahwa anggota gaya kepemimpinan adalah organisasi berbagai pola tingkah laku mempunyai nilai-nilai yang disukai oleh pemimpin inti dianut dalam proses mengarahkan bersama. dan mempengaruhi pekerja.. Derajat kebersamaan Terdapat lima gaya yang secara dipengaruhi oleh kepemimpinan yang unsur orientasi dan disesuaikan dengan situasi imbalan. menurut 2) Intensitas merupakan suatu hasil Siagian yaitu: dari a. Tipe pemimpin yang struktur imbalan. otokratik Keinginan pegawai Seorang untuk (2007), melaksanakan pemimpin yang otokratik adalah nilai-nilai budaya dan seorang bekerja yang: semakin 142 pemimpin 1) Menganggap pemimpin organisasi sebagai Seorang milik pribadi yang bertipe militeristik 2) Mengidentikan pemimpin adalah tujuan pribadi dengan tujuan seorang pemimpin yang memiliki sifat: organisasi 1) Dalam 3) Menganggap menggerakkan bahwa sebagai alat bawahannya sistem semata-mata perintah 4) Terlalu bergantung pada kekuasaan 5) Dalam yang sering dipergunakan formalnya 2) Dalam tindakan meggerakkan penggeraknya bawahannya sering senang bergantung mempergunakan pada pangkat dan approach yang jabatan mengandung unsur 3) Senang kepada paksaan dan puntif formalitas (bersifat berlebih lebihan menghukum) b. modern. 4) Menuntut Tipe pemimpin yang yang militeristik kaku Perlu diperhatikan dahulu bahwa yang disiplin tinggi dan dari bawahannya terlebih c. yang dimaksud seorang pemimpin tipe Tipe pemimpin yang Paternalistik 1) Menganggap bahwa sebagai militeristik berbeda manusia yang tidak dengan seorang dewasa 143 2) Bersikap terlalu Demokratik melindungi Pengetahuan 3) Jarang memberikan tentang kepemimpinan kesempatan kepada telah bawahannya untuk bahwa tipe pemimpin mengambil yang keputusan yang paling tepat untuk 4) Jarang memberikan kesempatan kepada karena: bawahan 1) Ia untuk 5) Jarang memberikan menerima saran, pendapat bahkan kritikan bawahan bawahan. untuk daya kreasi 2) Selalu dan bersikap teamwork usaha Tipe pemimpin yang 3) Selalu diakui dimikian 4) Selalu seorang berusaha berusaha mengembangkan yang kapasitas sangat diri pribadinya sebagai diperlukan. Akan tetapi pemimpin sifatnya yang negatif mengalahkan mencapai lebih sukses bahwa untuk keadaan pemimpin dalam tujuan. Kharismatik tentang berusaha kerjasama mau tahu Harus dari mengutamakan fantasi 6) Sering modern senang kesempatan kepada mengembangkan e. demokratislah organisasi mengambil inisiatif d. membuktikan Sedangkan sifatnya Robbins (2006) yang positif. mengidentifikasi empat Tipe pemimpin yang jenis 144 gaya kepemimpinan antara bersedia lain: f. Gaya kepemimpinan kharismatik pengikut personal tinggi, besar, dan terlibat kemampuan kepemimpinan ke yang ketika mengamati dalam pengorbanan heroik atau yang luar biasa resiko menanggung biaya Para terpacu menempuh diri untuk meraih visi. mereka 3) Peka perilaku- terhadap lingkungan. perilaku tertentu Mereka mammpu pemimpin mereka. menilai secara lima realistis kendala Terdapat karakteristik pokok lingkungan dan pemimpin kharismatik: sumber daya yang 1) Visi dan artikulasi. dibutuhkan Dia memiliki visi membuat ditujukan perubahan. dengan sasaran ideal yang berharap 4) Kepekaan terhadap masa kebutuhan depan lebih baik pengikut. daripada Pemimpin status quo, dan mampu kharismatik mengklarifikasi perseptif pentingnya yang visi terhadap oleh kemampuan orang orang lain. 2) Rasio (sangat pengertian) dapat dipahami untuk lain dan responsif personal. terhadap kebutuhan Pemimpin dan kharismatik mereka. 145 perasaan 5) Perilaku tidak transaksional: konvensional. 1) Imbalan kontingen: Pemimpin kontrak pertukaran kharismatik terlibat imbalan atas upaya dalam yang perilaku yang dianggap baru menjanjikan dan imbalan atas kinerja baik, berlawanan dengan norma. g. dilakukan, Gaya kepemimpinan mengakui transaksional pencapaia. Pemimpin 2) Manajemen transaksional merupakan yang berdasar pemimpin memandu memotivasi pengikut pengecualian atau (aktif): melihat dan para mencari mereka penyimpangan dari menuju sasaran yang aturan dan standar, ditetapkan menempuh dengan memperjelas tindakan perbaikan. persyaratan peran dan tugas. 3) Manajemen Gaya berdasar kepemimpinan pengecualian transaksional lebih (pasif): berfokus pada mengintervensi hubungan pemimpin- hanya jika standar bawahan tanpa adanya usaha tidak dipenuhi. untuk 4) Laissez Fair: menciptakan perubahan melepas tanggung bagi bawahannya. jawab, menghindari Terdapat empat pembuatan karakterisitik pemimpin keputusan. 146 h. Gaya kepemimpinan mengartikulasikan visi transformasional yang realistis, kredibel Gaya dan menarik mengenai kepemimpinan masa depan organisasi transformasional atau unit mencurahkan perhatian yang tengah tumbuh pada dan membaik dibanding hal-hal dan kebutuhan saat ini. Visi ini jika pengembangan dari diseleksi dan masing-masing diimplementasikan pengikut, secara Pemimpin tepat, transformasional mempunyai mengubah besar para kesadaran pengikut akan kekuatan sehingga bisa mengakibatkan persoalan-persoalan terjadinya dengan membantu awal ke masa depan mereka memandang dengan membangkitkan lompatan masalah lama dengan keterampilan, cara-cara dan sumber daya untuk baru, mereka dan mampu bakat, mewujudkannya. menggairahkan, i. organisasi j. Model Kepemimpinan membangkitkan, dan Kontingensi mengilhami para (Contingency Model) pengikut untuk Studi mengeluarkan upaya kepemimpinan jenis ini ekstra demi mencapai memfokuskan sasaran kelompok. perhatiannya Gaya kecocokan antara karakteristik watak kepemimpinan visioner Kemempuan menciptakan pribadi dan tingkah 147 pada pemimpin, lakunya dan variabel-variabel (mengarahkan bawahan situasional. model Kalau untuk kepemimpinan situasional bahwa dengan berasumsi situasi bekerja sesuai peraturan, prosedur dan petunjuk yang yang ada), participative berbeda membutuhkan leadership tipe dengan bawahan dalam yang kepemimpinan berbeda, model maka (konsultasi pengambilan kepemimpinan keputusan) dan kontingensi achievement-oriented memfokuskan perhatian leadership (menentukan yang lebih luas, yakni tujuan organisasi yang pada menantang aspek-aspek keterkaitan antara dan menekankan kondisi atau variabel kinerja situasional memuaskan). dengan watak atau tingkah laku dan kriteria pemimpin yang 2. Kinerja kinerja (Hoy perlunya a. Penilaian dan and Pengukuran Kinerja Miskel 1987). Weather dan Davis Menurut House, (2006:338) menyatakan tingkah laku pemimpin penilaian kinerja dapat dikelompokkan proses dari evaluasi kinerja dalam 4 kelompok: karyawan. Supportive leadership sejalan dengan pendapat (menunjukkan perhatian adalah Konsep ini Caroll at al (2005:348) terhadap penilaian kinerja kesejahteraan bawahan merupakan proses evaluasi dan menciptakan iklim dan kerja yang bersahabat), berkelanjutan directive perilaku dan outcome di leadership 148 pengelolaan yang mengenai tempat kerja. Pendapat dasarnya adalah apa yang Dessler (2000:55) bahwa dilakukan penilaian kinerja dilakukan didefenisikan sebagai Kinerja atau tidak karyawan. karyawan dapat evaluasi kinerja karyawan mempengaruhi atau seseorang atau grup banyak mereka memberi pada masa kini atau masa kontribusi lampau organisasi yang antara lain yang dikaitkan dengan kinerja standar. Bernadin Russel seberapa kepada termasuk (menurut mathis dan dan Jackson, 2002:78) : (2003:266) 1. Kuantitas output berpendapat bahwa perlu 2. Kualitas output diadakan penilaian kinerja, 3. Jangka waktu output untuk dan 4. Kehadiran ditempat kerja, kinerja Penilaian kinerja terdiri atas mengelola memperbaiki karyawan, untuk membuat keputusan waktu yang dan tepat 1. Pekerjaan berarti akurat, mempertinggi produksi tiga tahap yaitu: memberikan keyakinan kualitas dan bahwa atasan dan jasa perusahaan secara keseluruhan. Sejalan bawahan setuju dengan pekerjaan dan penerapan standar kerja dengan pendapat tersebut Werther dan (2008:338) 2. Penilaian performansi Davis berarti membandingkan menyatakan prestasi aktual bahwa “penilaian kinerja karyawan dengan merupakan proses dimana standar yang telah organisasi disepakati evaluasi melakukan performansi 3. Dan selanjutnya pekerjaan”. Kinerja dilakukan tahap umpan pada balik 149 Perusahaan mutlak harus diperhatikan yaitu: melakukan penelitian 1. Adanya kriteria kinerja untuk yang dapat diukur secara mengetahui kinerja yang objektif dicapai setiap karyawan, 2. Adanya objektivitas apakah telah sesuai atau dalam proses evaluasi tidak harapan Kriteria Dengan kinerja yang dapat diukur dengan perusahaan. pengembangan demikian kinerja adalah secara gambaran dari aspek-aspek pengembangannya penting yaitu hasil kerja, diperlukan kompetensi, perilaku, dan kualifikasi tertentu. potensi karyawan. Dimana b. Pendekatan Penilaian untuk mengetahui faktorfaktor tersebut objektif untuk kualifikasi- Kinerja dapat Titik acuan penilaian kinerja digunakan melalui suatu menurut Gomez (2001:138), penilaian kinerja yang ada tiga tipe yang saling menjadi alat bagi berbeda yaitu : organisasi untuk mengelola 1. Evaluasi hasil berbasis dan memperbaiki kinerja kinerja karyawan, 2. Evaluasi perilaku berbasis melalui pengambilan keputusan kinerja atas dasar evaluasi kinerja 3. Evaluasi penilaian kinerja karyawan atau kelompok c. pada masa sekarang atau masa lalu dibandingkan Tujuan Penilaian Kinerja yang Tujuan dengan penilaian kinerja menurut ivanovich (2001:246) kinerja standar. adalah untuk pengembangan, Penilaian terhadap motivasi, perencanaan sumber kinerja secara efektif ada daya manusia dan jabatan, dua syarat utama yang komunikasi, pengaduan secara 150 legal, dan riset manajemen pengujian dengan di mulai dari sumber manusia uji kualitas data berupa uji (MSDM). Dan menurut Mondy validitas dan uji reliabilitas, et al (2000:354) adalah untuk setelah memperbaiki kinerja individu, Penelitian tim, dan dalam organisasi serta dengan menguji hipotesis dan untuk dalam regresi yang di pakai untuk keputusan menguji variable dan quisioner daya membantu pembuatan administratif seperti itu uji normalitas. selanjutnya adalah dalam penelitian ini. peningkatan gaji, sedangkan Menurut Sugiyono menurut Harvey dan Bowin (2004:72),” (2006:140) mengatakan bahwa wilayah generalisasi yang terdiri penilaian kinerja adalah untuk atas objek atau subjek yang keperluan kompensasi, mempunyai kuantitas dan perbaikan kinerja, informasi karakteristik tertentu yang dalam mutasi, ditetapkan oleh peneliti untuk penarikan, dan seleksi serta dipelajari dan kemudian ditarik alat pengembangan. kesimpulannya. promosi, Populasi adalah Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan METODOLOGI PENELITIAN Populasi adalah gabungan dari yang seluruh elemen yang berbentuk Langgeng Sari Bakery yang peristiwa, hal, atau orang yang berjumlah 120 orang dengan jadi memiliki sampel dalam penelitian ini karakteristik serupa yang menjadi pusat perhatian ada di CV Yustika adalah 55 orang. peneliti, karenanya dipandang sebagai semesta penelitian PEMBAHASAN (Ferdinand, 2006:36). Penelitian ini A. Hasil Pengujian Hipotesis dan adalah Pembahasan penelitian kuantitatif, dengan 3 1. Analisis Regresi. variabel yang mengunakan pola 151 Analisa Regresi adalah salah variabel Budaya Organisasi terhadap satu metode untuk menentukan variabel terikat (Kinerja). Adapun hubungan sebab akibat antara hipotesa pada uji t adalah : satu variabel dengan variabel Ho : bi = 0 yang lain. Organisasi, Analisis berpengaruh budaya signifikan terhadap variabel Kinerja. (X1) terhadap Ha : bi ≠ 0 variabel Budaya Kinerja (Y). tahapan seberapa tidak Pengaruh organisasi Pada variabel Budaya Organisasi, berpengaruh signifikan ini besar menganalisa pengaruh terhadap variabel Kinerja. nilai Dasar pengambilan keputusan : variabel bebas (X1) terhadap nilai - Jika t hitung < t tabel maka Ho variabel terikat Koefisien (Y) meliputi : diterima (nilai r - Jika t hitung > t tabel maka Ho determinasi square). ditolak. Pada menjelaskan model kemampuan ini Dengan program software SPSS dari didapatkan nilai t hitung dan variabel bebas (X1) menjelaskan signifikansinya dengan penjelasan variasi variabel terikat (Y) seperti sebagai berikut: pada penjelasan berikut. Angka R Bahwa nilai t hitung untuk variabel square atau koefisien determinasi Budaya Organisasi = 9.457. Untuk df adalah 0,09. Hal ini berarti 9 % = n-1 (55-2 = 53) dengan signifikansi variasi dari Kinerja karyawan CV ( ) 0,05 dan uji dua sisi diperoleh t Yustika Bakery tabel = 2,01. t hitung > t tabel dijelaskan oleh variabel Budaya (2,287> 2,01), maka Ha diterima Organisasi, sedangkan sisanya 100 % artinya - 9 % = 91 % dijelaskan oleh sebab- berpengaruh sebab lain. Kinerja Uji t Langgeng Sari Bakery. Pada tahapan ini dialukan untuk Dari analisa uji t terhadap hasil mengetahui adanya pengaruh yang analisis coeffisien t hitung dan signifikan signifikan pada tabel 4.20, dapat Langgeng secara Sari parsial antara 152 budaya organisasi signifikan karyawan CV terhadap Yustika diprediksi besarnya nilai variabel Kepemimpinan, sedangkan sisanya terikat (Kinerja) melalui persamaan 100 % - 41,2 % = 58,8% dijelaskan regresi sebagai berikut: oleh sebab-sebab lain. Y = 58,12 + 0,168 X1. 2) Uji t Angka konstanta 58,12 menyatakan Pada tahapan ini dialukan untuk apabila tidak ada pengaruh dari mengetahui adanya pengaruh yang variabel X1 pada dasarnya Y sudah signifikan secara parsial mempunyai nilai sebesar 58,12, dan variabel Gaya Kepemimpinan angka 0,168 terhadap variabel terikat (Kinerja). setiap Adapun hipotesa pada uji t adalah: koefisien menjelaskan regresi bahwa penambahan satu nilai variabel X1 Ho akan meningkatkan Kinerja sebesar Kepemimpinan, tidak berpengaruh 0,168 kali. signifikan terhadap variabel Kinerja. b. Analisis Pengaruh gaya Ha : bi = 0 antara : bi ≠ 0 variabel Gaya variabel Gaya kepemimpinan (X2) terhadap Kinerja Kepemimpinan, (Y). signifikan terhadap variabel Kinerja. Pada tahapan ini menganalisa seberapa besar pengaruh berpengaruh Dasar pengambilan nilai keputusan : variabel bebas (X2) terhadap nilai - Jika t hitung < t tabel maka Ho variabel terikat Koefisien (Y) determinasi meliputi : diterima (nilai r - Jika t hitung > t tabel maka Ho square). Pada ditolak. model ini menjelaskan Dengan program software SPSS kemampuan dari variabel bebas (X2) didapatkan menjelaskan variasi variabel terikat signifikansinya. Dapat dilihat bahwa (Y) seperti pada tabel berikut : nilai t hitung untuk variabel Gaya Angka R square atau koefisien Kepemimpinan = 6,091. Untuk df = determinasi adalah 0.412. Hal ini n-2 (55-2 = 53) dengan signifikansi berarti 41,2 % variasi dari Kinerja ( ) 0,05 dan uji dua sisi diperoleh t karyawan CV Yustika Langgeng Sari tabel = 2,01. t hitung > t tabel Bakery dijelaskan oleh variabel Gaya (6,091> 2,01), maka Ha diterima 153 nilai t hitung dan artinya gaya berpengaruh Kinerja kepemimpinan signifikan karyawan CV berikut ini, angka R square atau terhadap koefisien determinasi adalah Yustika 0,435 Hal ini berarti 43,5 % Langgeng Sari Bakery. variasi dari Kinerja karyawan Dari analisa uji t, dapat diprediksi CV Yustika Langgeng Sari besarnya Bakery dijelaskan oleh variabel nilai variabel terikat (Kinerja) melalui persamaan regresi Budaya Organisasi dan gaya yaitu : kepemimpinan secara bersama- Y = 23,994 + 0,852 X2. sama, sedangkan sisanya 100 % Angka konstanta 23,994 menyatakan - 43,5 % = 56,5 % dijelaskan apabila tidak ada pengaruh dari oleh sebab-sebab lain. variabel X2 pada dasarnya Y sudah 2) Uji t. mempunyai nilai sebesar 23,994, dan Pada tahapan ini untuk angka 0,852 menjelaskan seberapa besar setiap pengaruh X1 dan X2 secara koefisien menjelaskan regresi bahwa penambahan satu nilai variabel X2 bersama-sama terhadap variabel akan meningkatkan Kinerja sebesar Y dengan persamaan regresinya. 0,852 kali. Dengan program software SPSS c. Pengaruh budaya organisasi didapatkan nilai t hitung dan (X1) signifikansinya berikut : dan gaya kepemimpinan (X2 ) secara Dari analisa uji t, dapat bersama diprediksi besarnya nilai sama terhadap variabel Kinerja pegawai variabel terikat (Kinerja) melalui (Y) persamaan regresi yaitu 1) Koefisien determinasi (nilai r Ŷ = 20.003 + 0,087 X1 + 0,803 square). Pada model ini X2. menjelaskan kemampuan dari Angka konstanta variabel bebas (X1) dan (X2) nyatakan apabila secara bersama sama terhadap pengaruh dari variabel X1 dan X3 variasi variabel terikat (Y) secara seperti pada penjelasan di dasarnya Y sudah mempunyai 154 20.003 tidak bersama-sama ada pada nilai sebesar 20.003 dan angka secara bersama-sama berpengaruh koefisien 0,087 signifikan terhadap variabel Kinerja. setiap Dasar pengambilan keputusan : regresi menjelaskan bahwa penambahan satu nilai variabel - Jika F hitung < F tabel maka Ho X1 akan meningkatkan Kinerja diterima karyawan CV Yustika Langgeng - Jika F hitung > F tabel maka Ho Sari Bakery sebesar 0,087 kali ditolak. dengan asumsi variabel X2 tetap, Hasil sedangkan selengkapnya terlihat angka koefisien uji F (ANOVA Test) pada tabel regresi 0,803 menjelaskan bahwa dibawah yang menunjukan nilai F setiap penambahan satu nilai hitung (19.998) > F tabel (3,172) variabel X2 akan meningkatkan dengan signifikansi 0,000 maka Ho Kinerja karyawan CV Yustika ditolak. Langgeng Sari Bakery sebesar variabel Budaya organisasi dan gaya 0,803 kepemimpinan secara bersama-sama kali dengan asumsi variabel X1 tetap. 3) Hal memberikan ini berarti pengaruh ANOVA Test atau Uji F terhadap variabel Kinerja. ANOVA test atau uji F Dari uji Anova signifikan terlihat nilai 0.000 yang ditujukan untuk menguji seberapa signifikan besar/kuat pengaruh variabel bebas berarti > 0.05, hal ini menunjukan terhadap variabel terikat bahwa dengan (p-value) bahwa keputusan yang diambil menggunakan uji F untuk variabel adalah menerima H1 yang berarti berganda. Adapun hipotesa pada uji bahwa ada pengaruh antara budaya F ini adalah : organsasi dan gaya kepemimpinan Ho : b1; b2 = 0 variabel Budaya terhadap kinerja karyawan . organisasi dan gaya kepemimpinan B. Pembahasan. secara a. bersama-sama berpengaruh signifikan tidak dan adjusted R2). terhadap variabel Kinerja. Ha : b1; b2≠ 0 variabel Koefisien Determinasi (R2 Koefisien determinasi ditujukan Budaya untuk mengetahui seberapa besar organisasi dan gaya kepemimpinan kontribusi atau prosentase pengaruh 155 variabel bebas terhadap variabel Dari hasil analisa data diperoleh terikat. Untuk pengaruh satu atau kenyataan dua terhadap regresi koefisien variabel bebas memiliki hubungan determinasi yang digunakan adalah yang kuat dan pengaruh signifikan R2 (R square) yang merupakan terhadap variabel terikat (Kinerja). hasil pengkuadratan dari nilai R. Variabel Sedangkan untuk hubungan lebih memiliki korelasi positif terhadap dari dua variabel bebas terhadap variabel Kinerja, yang berarti jika variabel koefisien semakin determinasi yang dipakai adalah Budaya adjusted R2. Nilai adjusted R2 meningkatkan Kinerja karyawan selalu lebih kecil dari R2 (Santoso, CV Yustika Langgeng Sari Bakery. 2000). Begitu juga dengan variabel Gaya Hal ini juga berarti bahwa variasi Kepemimpinan memiliki korelasi variabel terikat (Kinerja) karyawan positif terhadap Kinerja karyawan CV Yustika Langgeng Sari Bakery CV Yustika Langgeng Sari Bakery. variabel variabel ditentukan bebas terikat, terikat, paling nyata oleh bahwa pada sederhana Budaya besar analisa (terpisah), Organisasi nilai variabel Organisasi akan Pada analisa regresi ganda variabel bebas secara bersama- (secara sama sebesar 41.3 %. Sedangkan variabel bebas terlihat memiliki pengaruh secara terpisah (parsial) pengaruh signifikan dari variabel terikat. variabel bebas terhadap bersama-sama) terhadap Hal ini variabel terikat, prosentase paling menunjukkan besar adalah pengaruh variabel organisasi dan gaya kepemimpinan gaya kepemimpinan (X1) terhadap secara bersama-sama memberikan variabel terikat yaitu sebesar 62,8 pengaruh atau kontribusi signifikan % terhadap Kinerja karyawan CV jika dibandingkan dengan variabel bebas lainnya yaitu budaya bahwa kedua Budaya Yustika Langgeng Sari Bakery. organisasi sebesar 9.0 %. b. Analisa Regresi. KESIMPULAN DAN SARAN 156 Untuk A. Kesimpulan meningkatkan kualitas organisasi perlu Dari hasil pengujian hipotesa dan budaya analisa pada bab terdahulu dapat dilakukan upaya-upaya diambil kesimpulan sebagai lain dengan berikut : mengimplementasikan budaya 1. Terdapat hubungan yang organisasi lebih antara inten positif dan signifikan antara meningkatkan budaya organisasi terhadap prasarana. Kinerja karyawan CV mengoptimalkan pendidikan dan Yustika Langgeng Sari pelatihan Bakery 2. Terdapat hubungan positif kepemimpinan itu lebih secara yang relevan sesuai tugas dan fungsi masing-masing. terhadap Kinerja karyawan CV Yustika Langgeng Sari Bakery. hubungan positif dan signifikan antara budaya organisasi dan Gaya kepemimpinan secara bersama-sama terhadap Kinerja karyawan CV Yustika Langgeng Sari Bakery. B. Saran Berdasarksan hasil temuan dari penelitian ini, ada beberapa hal penting yang bisa dikemukakan sebagai Selain dan berkesinambungan dengan materi dan signifikan antara Gaya 3. Terdapat sarana dan saran, yaitu sebagai berikut: 157 1. Meningkatkan kesejahteraan Tesis, Ilir”, Program dengan memberikan insetif- Pascasarjana, insentif, Sriwijaya, Palembang (tidak promosi kesejahteraan langsung jabatan, Universitas lain baik maupun tidak Dessler, Gerry (2000) Manajemen Memberikan Personalia, Peerbit Erlangga langsung. dipublikasikan). tanggung jawab lebih pada Surabaya setiap individu agar gaya kepemimpinan meningkat kerja sesuai Ghozali, Imam, 2005. Analisis lebih Multivariate Dengan Program dengan SPSS, Edisi Ketiga, Badan keinginan manajemen dalam Penerbit mengoptimalkan Diponegoro, Semarang. kinerja karyawan. Universitas George R. Terry, 2007. Prinsip- 2. Pentingnya penelitian lanjuta n untuk cakupan Prinsip yang lebih Manajemen. bahasa Indonesia). PT. Bumi luas dengan variabel yang Aksara: Bandung. berbeda, dan penelitian pada Gomes, F. institusi yang sama yang Manajemen diprediksi Manusia, dapat meningkatkan (edisi Kinerja Cardoso, 2003. Sumber Penerbit Daya Andi, Yogyakarta. anggota. Kartono, K., 2006. Pemimpin dan Kepemimpinan, Penerbit PT. Rajawali Press, Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Alex S. Nitisemito, Manajemen 2007. Kuneifi Elfachmi, Personalia. Amin, 2012, Evaluasi Kinerja Karyawan, Jakarta: Ghaha LTSM Indonesia Malang. Djanan (2006), ”Analisis Pengaruh Mangkunegara, 2007. Evaluasi Kepemimpinan dan Motivasi Kinerja SDM, Penerbit Refika Terhadap Kinerja karyawan Aditama, Bandung. Pada Dinas Pekerjaan Umum Marzuki, Sukarno. 2007. Analisis Kabupaten Ogan Komering Pengaruh 158 Perilaku Kepemimpinan terhadap Malayu, S.P. Hasibuan 2007. Sumber Daya Kepuasan Kerja dan Kinerja Manajemen Account Manusia, cetakan kesembilan, Officer: Studi Empirik pada Kantor Cab BRI Jakarta : PT Bumi Aksara di Wilayah Jawa Timur. Tesis. Mangkuprawira, Tb. Sjafri, 2004. Program Pasca Magister Sarjana Manajemen Manajemen Universitas Sumber Manusia Strategik, Cetakan Diponegoro. Ketiga, Semarang Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Manullang, M, 2006. Manajemen Nawawi, Hadari., Personalia dan Sumber Daya Perencanaan Manusia, Edisi Keempat, BPFE, Yogyakarta Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu, 2000. Daya Manajemen 2006. SDM Untuk Organisasi Profit yang Kompetitif. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Sumber Newstrom, John W. (2007). Daya Manusia Perusahaan, Organizational behavior. 12 th Penerbit Remaja Rosdakarya, edition. Mc Graw Hill. Bandung. Rivai, Viethzal., 2004. Sipil. Cetakan pertama oleh Kepemimpinan dan Perilaku PT. Organisasi, Penerbit PT. Raja Bandung. Grafindo Persada, Jakarta. Siagian, Robbins, Stephen P., 2006. Perilaku Organisasi : Kontroversi, Manusia, Alih Reformasi Daya Statistik. Manajemen Sumber Penerbit 2008. Daya Bumi Penerbit Tarsito, 2007. Budaya Bandung. Manusia, Informasi P., Sudjana, M. A.. 2009. Metode Prenhallindo, Jakarta. Sumber Aditama, Aksara, Bandung. Bahasa: Hadyana Pujaatmaka. Sedarmayanti, 2007. Sondang, Manajemen Konsep, Aplikasi. Rafika Sutanto, dan AB. Organisasi: Seri Manajemen Manajemen Pegawai Negeri dan 159 Persaingan Bisnis, Cetakan Elex Pertama, Penerbit Media Komputindo, 2008. Dasar-dasar Jakarta. Sutarto, Organisasi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Umar, Husein, 2001. Metode Penelitian Untuk Skripsi Bisnis, dan Cetakan Tesis Keempat, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sutanto, AB. 1997. Budaya Organisasi : Seri Manajemen dan Persaingan Cetakan Elex Pertama, Media Bisnis, Penerbit Komputindo, Jakarta. Terry, George R. 2006. Principles of Management Alih Bahasa Winardi.Penerbit Alumni, Bandung Wibowo, 2008. Perubahan, Penerbit Manajemen Edisi PT. Kedua, RajaGrafindo Persada, Jakarta. 160