ACASIA CUTCH RUANG LINGKUP Acasia Cutch merupakan tumbuhan dari Acacia catechu (L.f.) Willd. dan disebut sebagai black catechu, catechu nigra. URAIAN TUMBUHAN Sistematika Tumbuhan [1] Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Anak kelas : Rosidae Bangsa : Fabales Suku : Fabaceae Marga : Acacia Jenis : Acacia catechu (L.f.) Willd. Sinonim [2] Acacia catechu var. catechuoides (Roxb.) Prain, Acacia catechu var. wallichiana P.C. Huang, Acacia catechuoides (Roxb.) Benth., Acacia sundra (Roxb.) Bedd., Acacia wallichiana DC., Mimosa catechu L.f., Mimosa catechuoides Roxb. Nama Asing [1, 3-4] Inggris: Acasia cutch; black catechu; catechu nigra Morfologi Tumbuhan [5] Acacia catechu adalah pohon, kecil atau menengah berduri yang tingginya mencapai 15 m; abu-abu gelap kulit atau coklat keabu-abuan, mengelupas di strip panjang, atau kadang-kadang dalam lempengan persegi panjang yang sempit, coklat atau di dalam merah; cabang ramping, dengan 2 melengkung, 8-mm duri di pangkal tangkai daun masing-masing. Daun majemuk, dengan 9-30 pasang pinnae dan rachis kelenjar; selebaran 16-50 pasang, lonjong-linier, 2-6 mm, gundul atau puber. Bunga di ketiak panjangnya 5-10 cm, putih ke kuning pucat, kelopak berbentuk lonceng dengan, 1-1,5 mm, dan korola 2,5-3 mm; benang sarinya banyak, jauh dari mahkota, dengan putih atau kekuningan filamen putih. Buah polong berbentuk tali, 5-8,5 cm x 1-1,5 cm, datar, lonjong di kedua ujungnya, mengkilap, coklat, pecah, 3-10 unggulan; biji bulat telur lebar. Bagian tumbuhan yang digunakan (simplisia) [3, 5] Kayu Keanekaragaman [5] Di India, tiga varietas yang diakui, yaitu: var. catechu, var. catechuoides dan var sundra. Nama generik, 'akasia', berasal dari kata Yunani 'Akis', yang berarti titik atau sebuah duri. Nama spesies berasal dari 'cutch', ekstrak tanin diperoleh dari teras kayu tumbuhan (heartwood). Ekologi dan Persebaran [5] Penggunaan A. catechu sebagai zat penyamak di India sudah dilakukan sejak lama. Seorang penulis Eropa pada tahun 1514, mengatakan istilah ‘cacho’ dan menyebutkan bahwa ‘cacho’ diekspor dari Cambay ke Malak. Lalu menjadi terkenal di Eropa pada abad ke 17. Pada awal abad ke 19, black catechu merupakan bahan yang penting dan banyak digunakan di Prancis. Pertama A. catechu sampai ke Negara Eropa melalui Jepang dengan nama ‘terra japonica’. Acacia Catechu merupakan tumbuhan hutan dan tumbuh juga di savanna pegunungan rendah serta bukit. Tumbuh di daerah kering pada tanah berpasir di dekat sumber air. Penyebarannya sebagai tumbuhan asli di Negara India, Myanmar, Nepal, Pakistan, Thailand, sedangkan di luar itu ada juga di Indonesia, Kenya dan Mozambiq. Tumbuh pada ketinggian 0-1500 m, pada suhu rata-rata 32-39ºC, rata-rata curah hujan 500-2000 mm. Tipe tanah: pada tanah yang luas, berpasir, lempung. Budidaya [5] Acacia catechu dibudidayakan dari biji atau dengan penanaman tumbuhannya. Direkomendasi, tapi tidak terlalu penting, untuk menaruh biji di air mendidih dan biarkan selama 24 jam sampai dingin. Pertumbuhannya sangat lambat, dan di Thailand rata-rata diameter pohon hanya 0,8-1,3 m. Penyiangan merupakan hal yang penting, khususnya waktu tanaman masih muda. Perlindungan terhadap api juga penting, khususnya pada bagian yang kering, dan perlindungan juga terhadap hewan. Cara Pemanenan dan Pengumpulan [5-6] Cutch diperdagangkan dalam bentuk ekstrak padat, dan diperoleh dari teras kayu. Pohon muda perlu penyiangan dan perlindungan dari api dan hewan. Waktu panen tergantung dari tujuan penggunaan, untuk produksi kayu bakar dapat dilakukan penebagan biasanya pada usia 10-15 tahun; batang dengan diameter 30-35 cm dianggap yang paling ekonomis. Untuk mengekstraksi tannin dari pohon, perlu waktu lebih dari 30 tahun dengan diameter batang 60-120 cm merupakan saat yang tepat untuk panen. ACACIA LIGNI Acasia cuth adalah sari air kering/ekstrak kering yang diperoleh dari teras kayu Acacia catechu (L.f.) Willd. [3] Deskripsi [3] Massa tidak beraturan, keras, rapuh, warna cokelat tua sampai hampir hitam, bagian luar kasar dan buram (jarang mengkilat) dan bercampur dengan fragmen-fragmen daun berwarna cokelat muda; bagian dalam seringkali lunak. Pemerian: Tidak berbau; rasa mula-mula pahit, kemudian agak manis dan sepat. Kandungan Kimia [3] 25-50% asam katekutanat, 2-8% isokatekin, dan akakatekin, kuersetin dan katekin. Struktur kimia: OH OH O HO OH OH (+) Catechin Katekin Kuersetin Kegunaan [5] Untuk mewarnai kain sutra, katun, kanvas, kertas dan kulit menjadi warna gelap Mengatasi tenggorokan gatal dan masalah pencernaan. Ekstrak diperoleh dengan memasukkan bagian kayu ke dalam air mendidih. Pengobatan Ayurvedic menggunakan teknik ini ratusan tahun yang lalu. Masyarakat meminum ekstrak ini seperti the dan juga mengunyah kulit kayu untuk meningkatkan kesehtan dan membuat nafas segar. Pustaka 1. Black cutch. Available from: http://plants.usda.gov/java/nameSearch?keywordquery=acacia+catechu&mode= sciname&submit.x=7&submit.y=8. 2. Acacia catechu (L.f.) Willd.; Available from: http://www.theplantlist.org/tpl/record/ild-33296. 3. Sutrisno, R.B., ed. Ihtisar Farmakognosi. 4 ed. 1974, Pharmascience Pacific: Jakarta. 4. Catechu, Other Names. Available from: http://www.webmd.com/vitaminssupplements/ingredientmono-394CATECHU.aspx?activeIngredientId=394&activeIngredientName=CATECHU. 5. Acacia catechu, a tree species reference and selection guide. Available from: http://www.worldagroforestrycentre.org/sea/Products/AFDbases/af/asp/SpeciesI nfo.asp?SpID=21. 6. Cutch Tree. catechu.htm. Available from: http://www.treesforlife.info/gmptsf/acacia-