TEORI ATOM Author : farid qimiya Publish : 09-07-2011 10:54:54 PERKEMBANGAN TEORI ATOM dan STRUKTUR ATOM A. PERKEMBANGAN TEORI ATOM Dari zaman yunani kuno hingga sekarang, model dan teori atom terus berkembang. Melalui model dan teori atom, kita dapat mengetahui struktur suatu atom. Perkembangan tersebut tidak dapat dilepaskan dari upaya para ilmuwan diantaranya Democritus, John Dalton, J.J. Thomson, Ernest Rutherford, James Chadwick, Robert A Milikan, Niels Bohr, Schrodinger, de Broglie dan Heisenberg. 1. Teori Atom Democritus (460 SM–370 SM) Democritus mengembangkan teori tentang penyusun suatu materi. Menurut Democritus jika suatu materi dibelah terus-menerus suatu ketika akan diperoleh suatu partikel fundamental yang disebut sebagai atom (Yunanu: atomos = tidak terbagi). Pendapat ini ditolak oleh Aristoteles (384–322 SM), yang berpendapat bahwa materi bersifat kontinu (materi dapat dibelah terus-menerus sampai tidak berhingga). Aristoteles lebih menyetujui teori Empedokles, yaitu materi tersusun atas api, air tanah dan udara. Sekitar tahun 1592 - 1655 Gasendi mengemukakan bahwa atom merupakan bagian terkecil suatu zat. 2. Teori Atom Dalton (1803) John Dalton mengungkapkan bahwa : a. Atom adalah bagian terkecil dari suatu zat. b.Atom berbentuk bola sederhana yang sangat kecil, tidak dapat dibelah, diciptakan ataupun dimusnahkan. c. Unsur yang sama mengandung atom-atom yang sama. d.Atom sejenis memiliki sifat yang sama dalam segala hal, sedangkan atom yang berbeda memiliki sifat yang berbeda. e. Reaksi kimia terjadi karena adanya penggabungan dan pemisahan atom-atom. f. Bila atom-atom bergabung akan membentuk molekul. Bila atom-atom yang bergabung sama akan terbentuk molekul unsur, sedangkan bila atom-atom yang bergabung berbeda akan terbentuk molekul senyawa. Kelemahan teori atom Dalton: Pada perkembangan selanjutnya ditemukan berbagai fakta yang tidak dapat dijelaskan oleh teori tersebut, antara lain : a. Tidak dapat menjelaskan sifat listrik materi. b.Tidak dapat menjelaskan cara atom-atom saling berikatan. c. Model atom Dalton Page 1 TEORI ATOM Tidak dapat menjelaskan perbedaan antara atom unsur yang satu dengan unsur yang lain. Kelemahan –kelemahan tersebut dapat dijelaskan setelah ditemukan beberapa partikel penyusun atom, seperti elektron ditemukan oleh Joseph John Thomson tahun 1900, penemuan partikel proton oleh Goldstein tahun 1886. Teori atom dalton : Sesuai dengan hukum Kekekalan Massa dari Lavoisier Sesuai dengan hukum Perbandingan Tetap dari Proust 3. Teori Atom Thomson Berdasarkan percobaan tentang hantaran listrik melalui tabung hampa / tabung pengawan muatan (discharge tube) atau tabung sinar katode. Dalam tabung katode tekanan gas dalam tabung dapat diatur melalui pompa isap (pompa vakum). Pada tekanan cukup rendah dan tegangan yang cukup tinggi (beberapa ribu volt), gas dalam tabung akan berpijar dengan cahaya yang warnanya tergantung pada jenis gas dalam tabung (gas neon berwarna merah, gas natrium berwarna kuning). Jika tekanan gas dikurangi, maka daerah didepan katode akan menjadi gelap. Daerah gelap ini akan bertambah jika tekanan gas dalam tabung terus dikurangi, akhirnya seluruh tabung menjadi gelap, tetapi bagian tabung didepan katode berpendar dengan warna kehijauan. Melalui percobaan dapat ditunjukkan bahwa perpendaran tersebut disebabkan oleh suatu radiasi yang memancar dari permukaan katode menuju anode. Oleh karena berasal dari katode, maka radiasi ini disebut sinar katode. Hasil percobaan tabung katoda ini membuktikan bahwa ada partikel bermuatan negatif dalam suatu atom, hal ini dibuktikan dengan dibelokkan sinar katoda ke arah kutub positif dalam medan listrik. Oleh Thomson partikel ini dinamakan elektron. Page 2 TEORI ATOM Keterangan: a. Jika hanya ada medan listrik, berkas sinar katode dibelokkan ke atas (titik 1) b. Jika hanya medan magnet, berkas sinar katode dibelokkan ke bawah (titik 2) c. Jika tidak ada medan listrik dan medan magnet, sinar katode bergerak lurus (titik 3) Pembelokkan sinar katoda oleh medan listrik Selanjutnya Thomson menghitung dan membandingkan nilai muatan partikel (e) dan massa (m), kemudian Thomson memperoleh nilai perbandingan e/m sebagai : e/m = 1,76 x 108 C/g Page 3 TEORI ATOM Besarnya muatan dalam elektron ditemukan oleh Robert Andrews Milikan (1908) melalui percobaan tetes minyak Milikan seperti gambar Diagram percobaan tetes minyak Milikan Percobaan tetes minyak dilakukan sebagai berikut: Dengan menggunakan alat penyemprot, minyak disemprotkan sehingga membentuk tetesan-tetesan kecil. Sebagian tetes minyak akan melewati lubang pada pelat atas dan jatuh karena tarikan gravitasi. Dengan menggunakan teropong, diameter tetes minyak dapat ditentukan, sehingga massa tetes minyak dapat diketahui. Radiasi sinar X akan mengionkan gas di dalam silinder. Ionisasi akan menghasilkan elektron. Elektron tersebut akan melekat pada tetes minyak, sehingga tetes-tetes minyak menjadi bermuatan listrik negatif. Ada yang menyerap satu, dua atau lebih elektron. Jika pelat logam tidak diberi beda potensial, tetes-tetes minyak tetap jatuh karena pengaruh gravitasi. Jika pelat logam diberi beda potensial dengan pelat bawah sebagai kutub negatif maka tetes minyak yang bermuatan negatif akan mengalami gaya tolak listrik. Sesuai dengan hukum Coulomb, tetes minyak yang mengikat lebih banyak elektron akan tertolak lebih kuat. Pergerakan tetes minyak dapat diamati menggunakan teropong. Dengan mengatur beda potensial, tetes minyak dibuat mengambang. Dalam kedaan seperti itu berarti gaya tarik gravitasi sama dengan gaya tolak listrik. Dengan mengetahui massa tetes minyak dan beda potensial yang digunakan, maka muatan tetes minyak dapat ditentukan. Melalui percobaan tersebut, Milikan menemukan bahwa muatan tetes-tetes minyak selalu merupakan kelipatan bulat dari suatu muatan tertentu, yaitu 1,602 coulomb. Milikan menyimpulkan bahwa muatan tersebut adalah muatan dari satu elektron. Perbedaan muatan antar tetesan terjadi karena satu tetesan dapat mengikat 1, 2, 3, atau lebih elektron. Muatan e = 1,602 x10-19 coulomb Dengan mengetahui besarnya muatan elektron, harga massa elektron dapat dihitung. Bagaimana caranya? Pertama, masukkan harga muatan elektron ke dalam persamaan angka banding e/m yang ditemukan Thomson. Page 4 TEORI ATOM e/m = 1,76 x 108 C/g Menurut hasil percobaan Milikan muatan e = 1,6x10-19 C, maka massa elektron (m) adalah: = 0,00054859 sma Page 5 TEORI ATOM Jadi massa elektron hasil perhitungan adalah 9,10x10-28 gram atau 0,00054859 sma. Massa 1 proton = 1,672 x 10-24 gram = 1 sma Massa 1 neutron = 1,675 x 10-24 gram = 1 sma Thomson mengemukakan teori tentang atom yaitu atom merupakan bola yang bermuatan positif dan tersebar elektron yang bermuatan listrik negatif. Thomson mengajukan model atom seperti roti kismis, kismisnya bagaikan elektron atau seperti buah jambu biji yang dikupas dagingnya, biji jambu ibarat elektron dalam bola pejal yang bermuatan positif. Model Atom Thomson Kelebihan : Dapat menerangkan adanya partikel yang lebih kecil dari atom yang disebut partikel subatomik. Dapat menerangkan sifat listrik atom Kelemahan : Letak elektron yang acak dalam atom, tidak dapat menjelaskan dinamika reaksi kimia yang terjadi antar atom. Model atom Thomson dimana atom digambarkan sebagai bola padat yang homogen, tidak sesuai dengan percobaan penembakan partikel alfa pada lempeng logam. Tidak dapat menerangkan fenomena penghamburan sinar alfa pada lempeng tipis emas. Penemuan partikel positif oleh Goldstein. Eugene Goldstein (1886) melakukan eksperimen dari tabung gas yang memiliki katoda, yang diberi lubang-lubang dan diberi muatan listrik. E Goldstein menerangkan adanya berkas sinar yang berfluorisensi pada permukaan tabung sinar katoda yang melaju lewat lubang-lubang dalam tabung dan bergerakmenuju ujung laindari tabung yang bermuatan negatif. Artinya terdapat sinar bermuatan positif bergerak dalam tabung Page 6 TEORI ATOM tersebut. Percobaan Goldstein untuk mempelajari partikel positif Rurherford memodifikasi tabung sinar katoda dengan cara mengganti gas helium (sinar α) dengan gas hidrogen. Penggantian gas hidrogen dengan gas lain menghasilkan sinar yang serupa dengan sinar terusan yang dihasilkan dari berbagai gas. Sinar yang dihasilkan selalu bermuatan positif yang besarnya merupakan kelipatan dari 1,6 x10-19 C. Gas hidrogen merupakan sunsur terkecil dari gas-gas lainnya sehingga Rutherford menyimpulkan bahwa muatan partikel positif sama dengan muatan ion positif dari hidrogen, yaitu sebesar 1,6x10-19 C. Data dari percobaan menunjukkan bahwa angka banding e/m ion positif sama dengan 9,57x104 C/g, harga tersebut merupakan harga e/m terbesar dari berbagai macam gas yang diteliti. Dengan demikian, disimpulkan bahwa ion positif hidrogen merupakan partikel dasar bermuatan positif dan disebut proton. Massa proton dapat dihitung dari angka banding e/m dan muatan proton, yaitu: Page 7 TEORI ATOM Spektrometer massa ditemukan oleh Aston 1919, alat ini digunakan untuk menentukan massa atom atau molekul. Prinsip kerja alat ini adalah pembelokan partikel bermuatan (ion) dalam medan magnet. Cara kerja : Sampel dalam bentuk gas mula-mula ditembaki dengan berkas elektronberenergi tinggi. Perlakuan ini menyebabkan atom atau molekul sampel mengalami ionisasi (melepas elektron sehingga menjadi ion positif). Ion-ion positif ini kemudian dipercepat oleh suatu beda potensial dan diarahkan ke dalam suatu medan magnet melalui celah sempit. Dalam medan magnet, ion-ion tersebut akan mengalami pembelokan yang bergantung pada: 1) Kuat medan listrik yang mempercepat aliran ion. Makin besar potensial listrik yang digunakan, makin besar kecepatan ion dan makin kecil pembelokan. 2) Kuat medan magnet, makin besarkuat medan magnet, makin besar pembelokan. 3) massa partikel (ion), makin besar massa partikel, makin kecil pembelokan. 4) Muatan partikel, makin besar muatan, makin besar pembelokan. Jika partikel dianggap hanya bermuatan +1, sementara potenisal listrik dan kuat medan magnet dibuat sama, maka besarnya pembelokan hanya bergantung pada massa partikel. Keluaran spektrometer masa dinamakan spektogram yang berisi informasi tentang Page 8