BADAN PEMERIKSA KEUANGAN: TAK ADA HUBUNGAN OPINI WAJAR TANPA PENGECUALIAN DAN KESEJAHTERAAN jpnn.com Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Harry Azhar Aziz mengatakan opinii Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) pada entitas pemerintahan selama ini tak berkorelasi dengan kesejahteraan masyarakat. Padahal, kata Harry Azhar Aziz, seharusnya pengelolaan keuangan negaraii berdampak pada kesejahteraan masyarakat. "Banyak instansi pemerintah memperoleh opini WTP. Namun tidak selalu diikuti dengan meningkatkan kemakmuran rakyat. Opini WTP ternyata tidak berkorelasi secara langsung dengan kemakmuran rakyat," tutur Harry Azhar Aziz. “Untuk itu, BPK akan memperhatikan pemeriksaan kinerja untuk upaya kesejahteraan rakyat,” kata Harry Azhar Aziz dalam pembukaan rapat kerja di Gedung BPK. Penilaian laporan keuangan, menurut Harry Azhar Aziz, sudah seharusnya bersamaan dengan pemeriksaan realisasi program untuk kemakmuran rakyat. “Seharusnya, dengan opini WTP untuk entitas pusat dan daerah diikuti dengan peningkatan kemakmuran rakyat,” jelas Harry Azhar Aziz. Saat ini, kata Harry Azhar Aziz, yang menjadi indikator kemakmuran rakyat adalah kemiskinan dan pengangguran. Harry Azhar Aziz saat ini sedang mengusulkan untuk menambah kesenjangan pendapatan dalam indikator tersebut. Ketua BPK selanjutnya menjelaskan pengelolaan keuangan negara seharusnya membuat kesenjangan pendapatan semakin menyempit. “Tak seperti sekarang, tahun 2007 angka kesenjangan pendapatan 0,37 dan menjadi 0,42 pada tahun 2013,” jelas Harry Azhar Aziz. Hingga tahun 2013, entitas pemerintah yang mendapat opini WTP sudah mencapai 74 persen. “Kalau yang ada penyimpangan, sudah kami laporkan ke aparat penegak hukum, dan menjadi wewenang mereka,” ucap Harry Azhar Aziz. Untuk dapat memastikan korelasi pengelolaan keuangan dengan kesejahteraan rakyat, kata Harry Azhar Aziz, BPK akan meningkatkan audit kinerja yang saat ini baru 20 persen dilakukan. Sisanya, 50 persen, adalah audit mandatory dan 30 persen audit investigasi. Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum "BPK juga akan evaluasi apakah penganggaran yang dibuat instansi pemerintah benar-benar sudah mengarahkan pada upaya kesejahteraan rakyat. Secara lebih detail BPK akan prioritaskan pemeriksaan pada kinerja program-program pemerintah," tegas Ketua BPK lebih lanjut. Harry Azhar Aziz berharap prioritas program pemerintah terus ditingkatkan terutama di bidang kesehatan dan pendidikan karena selama ini bidang tersebut yang belum cukup terlihat keberhasilannya. Sumber berita: 1. tempo.co, BPK: Tak Ada Hubungan Opini WTP dan Kesejahteraan, Senin, 15 Desember 2014. 2. jpnn.com, BPK: Banyak Institusi WTP tapi Rakyat Belum Makmur, Selasa, 16 Desember 2014. Catatan: Pemberian Opini oleh BPK didasarkan pada kriteria (i) kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, (ii) kecukupan pengungkapan (adequate disclosures), (iii) kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan (iv) efektivitas sistem pengendalian intern. Opini yang diberikan oleh BPK RI atas Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah: o Opini wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion) Menyatakan bahwa laporan keuangan entitas yang diperiksa, menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia; o Opini wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion) Menyatakan bahwa laporan keuangan entitas yang diperiksa menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas entitas tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan; o Opini tidak wajar (Adversed Opinion) Menyatakan bahwa laporan keuangan entitas yang diperiksa tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia; o Pernyataan menolak memberikan opini (Disclaimer of Opinion) Menyatakan bahwa Auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan apabila lingkup audit yang dilaksanakan tidak cukup untuk membuat suatu opini. Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum i Opini adalah pernyataan profesional sebagai kesimpulan pemeriksa mengenai tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan (Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara). ii Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut (Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara). Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum