BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Massa
2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi
communiaction,
massa
sebagai
diadopsi
dari
kependekan
dari
sitilah
bahsa
Inggris,
mass
mass
media
communication
(komunikasi media massa). Artinya, komunikasi yang menggunkan media massa
atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass communications atau
communications diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa (mass media)
sebagai kependekan dari media of mass communicatiion (Susanto, 1947).12
Seorang anak sudah di terpa film anak-anak di televisi, kendati anak itu
masih balita, belum bisa membaca dan menulis. Berangkat remaja dan dewasa, ia
sudah mulai menerapkan dirinya dengan media massa cetak seperti majalah anakanak, majalah remaja, majalah berita mingguan, majalah hiburan, serta surat
kabar.
Ilustrasi diatas menggambarkan bahwa komunikasi massa, seperi bentuk
komunikasi lainnya (komunikasi antarpersona, komunikasi kelompok atau
komunikasi organisasi), memiliki sedikitnya enam unsur, yakni komunikator
(penyampaian pesan), pesan media, komunikan (penerima pesan), efek, dan
umpan balik.
12
Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta:Grasindo. 2004, hal 69
11
12
Proses komunikasi pada awalnya dibagi menjadi dua kategori, yakni
komunikasi antarpersona dan komunikasi massa (Blake&Haroldsen, seperti yang
dikutip Komala, dalam Karlinah dkk 1999). Karakteristik komunikasi
antarpersona sebagai suatu proses adalah komunikator dan komunikannya tatap
muka (face to face communication) dan diantara mereka terjadi saling berbagii
ide, informasi dan berbagai sikap. Dalam berbagai kegiatan manusia sebagai
makhluk sosial, komunikasi tatap muka mengalami perkembangan pada saat
seorang komunikator harus menyampaikan pesan kepada sekelompok orang yang
terdiri dari lima sampai 50 orang, bahkan lebih dari lima puluh orang. Dalam
kondisi demikian, meskipun komunikasinya beralngsung secara tatap muka,
karakteristik komunikasi antarpersona tidak dapat berlaku pada bentuk komuniksi
itu. Dari sini kemudian dikenal istilah komunikasi kelompok kecil (small
audience atau small group communication) dan komuniksi kelompok besar (large
audience atau large group communication).13
Komunikasi antarpersona (interpersonal communication) adalah proses
penyampaian informasi ide, dan sikap dari seorang kepada orang lain. Sedangkan
komunikasi massa adalah proses penyampaian informasi, ide, dan sikap kepada
banyak orang, biasanya dengan menggunkan mesin, atau media yang
diklasifikasikan ke dalam media massa seperti radio siaran, televisi siaran, surat
kabar/majalah dan film.14
Selain itu, pengertian komunikasi massa terutama dipengaruhi oleh
kemampuan media massa untuk membuat produksi massal dan untuk menjangkau
13
Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala. Op. Cit, hal 2
14
Tommy Suprapto. Pengantar Teori Komunikasi. Yogyakarta : Media Pressindo. 2006, hal 11
13
khalayak dalam jumlah besar. Disamping itu, ada pula makna lain yang dianggap
makna asli dari kata massa, yakni suatu makna yang mengacu pada kolektivitas
tanpa bentuk, yang komponen-komponennya sulit dibedakan satu sama lain.15
Menurut (Defleur dan Dennis McQuail, 1985) komunikasi massa adalah
suatu proses dalam mana komunikator-komunikator menggunakan media untuk
menyeberkan pesan-pesan secara luas, dan secara terus-menerus menciptakan
makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak-khalayak yang
besar dan berbeda-beda dengan, melalui berbagai cara.16
Komunikasi massa melibatkan jumlah komunikan yang banyak, tersebar
dalam area geografis yang luas, namun punya perhatian dan minat terhadap isu
yang sama. Karena itu, agar pesan dapat diterima serentak pada waktu yang sama,
maka digunakan media massa seperti suarta kabar, majalah,radio, atau televisi.17
2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa
Setelah mengetahui bahwa definisi-definisi komunikasi massa itu secara
prinsip mengandung suatu makna yang sama, bahkan antara satu definisi dengan
definisi lainnya dapat dianggap saling melengkapi. Dan melalui definisi itu pula
kita dapat mengetahui karakteristik komunikasi massa.18
15
Dennis McQuail. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Jakarta : Erlangga. 1987, hal 31
16
Riswandi. Ilmu Komunikasi I. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2009, hal 103
17
Dani Vardiansyah. Pengantar Ilmu Komunikasi (Pendekatan Taksonomi Konseptual). Ghalia
Indonesia. 2004, hal 33
18
Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala. Op. Cit, hal 7-12
14
1.
Komunikator Terlambangkan
Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya, arinya
komunikasi massa itu melibatkan lembaga, dan komuniaktornya bergerak
dalam organisasi yang kompleks.
2.
Pesan Bersifat Umum
Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa
ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang
tertentu.
3.
Komunikannya Anonim dan Heterogen
Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan
(anonim) karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap
muka. Disamping anonim, komunikan komunikasi massa adalah
heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda,
yang dapat dikelompokan, berdasarkan usia, gender, pendidikan,
pekerjaan, agama, latar belakang, dan tingkat ekonomi.
4.
Media Massa Menimbulkan Kesermpakan
Kelebihan komunikasi massa adalah jumlah sasaran khalayak atau
komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan
lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada
waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula.
5.
Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan
Salah satu prinsip komunikasi adalah bahwa komunikasi mempunyai
dimensi isi dan dimensi hubungan (Mulyana, 2000:99). Dimensi isi
15
menunjukan muatan atau isi komunikasi, yaitu apa yang dikatakan,
sedangkan
dimensi
hubungan
menunjukan
bagaimana
cara
mengatakannya, yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para
peserta komunikasi itu.
6.
Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah
Ini merupakan salah satu kelemahan dari komunikasi massa, karena
komunikannya
melalui
media
massa,
maka
komunikator
dan
komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung.
7.
Stimulasi Alat Indra Terbatas
Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis
media massa. Misalnya, pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya
melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya
mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan
indra penglihatn dan pendengaran.
8.
Umpan Balik Tertunda (Delayed) dan Tidak Langsung (indirect)
Komponen umpan balik atau lebih populer dengan sebutan feedback
merupakan faktor penting dalam proses komunikasi antarpersona,
komunikasi kelompok, dan komunikasi massa.
2.1.3
Peran Komunikasi Massa
Realitanya musisi Iwan Fals menjadi terkenal, karena memulai karirnya
dari bawah sebelum menjadi artis papan atas dan musisi ternama karena adanya
sentuhan komunikasi massa. Begitupun dalam kancah peraturan para pakar dalam
16
berbagai disiplin ilmu. Menurut Dominick (2000), fenomena terbentuknya
selebritas bidang keartisan atau pakar dibidang ilmu tertentu tidak terlepas dari
peran yang dimainkan komunikasi massa dalam kehidupan masyarakat. Kita
mengetahui di mana supermarket menyediakan barang yang kita perlukan karena
adanya iklan pada media massa. Melalui komunikasi massa kita menajdi tahu
berbagai macam informasi.19
2.1.4 Fungsi Komunikasi Massa
Menurut Effendy (1993) mengemukakan fungsi komunikasi massa secara umum
adalah :20
1.
Fungsi Informasi
Fungsi informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar
informasi bagi pembaca, pendengar, atau pemirsa.
2.
Fungsi Pendidikan
Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya
education). Karena media massa banyak mejakin hal-hal
mendidik. Salah satu satu cara mendidik yang
(mass
yang sifatnya
dilakukan
massa adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan
media
yang
berlaku kepada pemirsa atau pembaca.
19
Elvinaro Ardianto. Komunikasi Massa Suatu Pengantar (Edisi revisi). Bandung : Simbiosa
Rekatama Media. 2007, hal 12
20
Ibid, hal 18
17
3.
Fungsi Memengaruhi
Fungsi memengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada
tajuk/editorial, features, iklan, artikel, dan sebagainya.
Sedangkan menurut Menurut Dominick fumgsi komunikasi massa terdiri dari21 :
1.
surveillance (pengawasan).
Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama:
(a). Warning or beware surviellance (pengawasan peringatan), fungsi
pengawasan peringatan terjadi keti kamedia menginformasikan ancaman
dari
angintopan,
meletusnya
gunung
merapai,
kondisi
yang
memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer .
(b). Instrumental surviellance (pengawasan instrumental), penyampaian
atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu
kehidupan khalayak sehari-hari.
2.
interpretation (penafsiran).
Fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pengawasan. Media massa
tidak hanya memasok fakta dan data, teapi juga memmberikan penafsiran
terhadap kejadian-kejadian yang penting.
21
Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala, Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung :
Simbiosa Rekatama Media. 2007, hal 14-17
18
3.
linkage (pertalian).
Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam
sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan
minat yang sama tentang sesuatu.
4.
transmision of value (penyebaran nilai).
Fungsi penyebaran nilai tidak kentara. Fungsi ini juga disebut sosialization
(sosialisasi).
Sosialisasi
mengacu
kepada
cara,
dimana
individu
mengadopsi perilaku dan nilai kelompok.
5.
dan entertaiment (hiburan).
Sulit dibantah lagi bahwa pada kenyataanya hampir semua media
menjalankan fungsi hiburan. Televisi adalah media massa yang
mengutamakan sajian hiburan. Hampir tiga perempat bentuk siaran
televisisetiap hari merupakan tayangan hiburan.
2.1.4.1 Fungsi Terhadap Masyarakat
Menurut Lasweel dan Wright (1975) ada empat fungsi komunikasi massa :
1. pengawasan lingkungan
fungsi pengawasan lingkungan menunjuk pada upaya pengumpulan dan
penyebaran informasi mengenai beberapa peristiwa yang terjadi di dalam
dan di luar lingkungan suatu masyarakat. Media massa seperti majalah,
koran, televisi, dan film menyebarkan segala kejadian atau peristiwa yang
ada sehingga menajdi informasi bagi khalayak luas.
19
2. Korelasi
antara
bagian
dalam
masyarakat
untuk
menanggapi
lingkungannya.
Fungsi korelasi meliputi interpretasi terhadap informasi dan persepsi
(memberi petunjuk alternatif) untuk mencapai konsensus dalam upaya
mencegah konsekuensi-konsekuensi yang tidak diinginnkan akan terjadi,
karena adanya informasi tentang lingkungan tersebut. Setiap sajian berita,
apalagi yang menyangkut hidup orang banyak akan menjadi stimuli bagi
khalayak untuk memberikan tanggapan atau berbuat sesuatu.
3. Sosialisasi
Fungsi sosialisasi menunjuk pada upaya transmisi dan pendidikan
nilai0nilai serta norma-norma dari suatu generasi kepada generasi yang
berikutnya. Dalam fungsi ini media massa (koran, majalah, TV, radio dan
film) telah memberikan kerangka berpikir umum yang sangat penting bagi
masyarakat.
4. Hiburan
Fungsi hiburan menunukan pada upaya-upaya komunikatif yang bertujuan
memberikan hiburan pada khalayak luas. Bentuknya mencakup hal-hal
seperti kehidupan glamour para artis seni dan film, keindahan tempattempat wisata, koat-kota bersejarah, musik, olahraga,a tau game show
(permainan-permainan).22
22
Sasa Djuarsa Sendjaja. Pengantar Komunikasi. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. 2002, hal
7. 22-7. 27
20
2.1.4.2 Fungsi Terhadap Individu (Individual Function)
Menurut Samuel L. Becker (1985) ada tujuh fungsi komunikasi massa terhadap
individu :
1. Pengawasan atau pencarian informasi
Segala inforamasi yang menyangkut kehidupan manusia selalu dilaporkan
oleh media massa. Hal ini tentu saja telah memberikan pengetahuan bagi
setiap orang,, yang dapat membantu seseorang dalam berbuat sesuatu,
mengambil keputusan, dan memiliki keyakinan dalam perilakunya.
2. Mengembangkan konsep diri
Setiap individu akan selalu mencari (mengeksplorasi) segala inforamsi
yang berhubungan dengan pekerjaannya atau profesinya. Inforamsi ini
dapat diperoleh dari media massa seperti koran, radio, televisi, atau film.
3. Fasilitas dalam hubungan sosial
Media massa membantu kita dalam pergaulan sosial. Karena media massa
selalu menyediakan topik-topik hangat dalam pergaulan kita dengan orang
lain.
4. Substitusi dalam hubungan sosial
Aspek-aspek psikologis dalam hubungan sosial sering kita jumpai dalam
isi pesan media massa. Misalnya, kita terlibat secara serius dalam
menonton sebuah drama sineton, sampai-sampai tanpa disadari kita
mengeluarkan air mata karena terharu.
21
5. Membantu melegakan emosi
Koran, majalah, radio, TV, dan film umumnya memberi hiburan,
melepaskan emosi, atau membuat kita tertawa dan bergembira.
6. Sarana pelarian dari ketegangan dan keterasingan
Dalam meghadapi pekerjaan sehari-hari kita seringkali mengalami
ketegangan (stress), dalam kondisi ini kita akan mencari tempat pelarian
dengan cara membaca koran, mendengarkan siaran radio, menonton
televisi, atau pergi menonton film.
7. Sebagai bagian dari kehidupan rutin atau ritualisasi.23
2.1.5
Bentuk-Bentuk Media Massa
Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan
dari komunikator kepada khalayak. Jika khalayak tersebar tanpa diketahui di mana
mereka berada, maka biasanya digunakan media massa. Media massa adalah alat
yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak
(penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat
kabar, film, radio, dan televisi.24
Apapun profesi atau pekerjaan seseorang, setidaknya ia pernah
mendengarkan radio siaran, menonton televisi atau film di bioskop, membaca
koran atau majalah. Ketika seseorang mendengar radio siaran, membaca koran,
atau menonton film, sebenarnya ia sedang berhadapan dengan atau terterpa media
23
24
Ibid, hal 7. 22-7. 27
Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi ( revisi). Jakarta : RajaGrafindo Persada. 2010, hal
126
22
massa, di mana pesan media itu secara langsung atau tidak langsung tengah
mempengaruhinya. Gambaran ini mencerminkan bahwa keberadaan komunikasi
massa (dengan segala bentuk media massa) terus memburu orang yang terterpa
atau menerpakan dirinya kepada media massa.
Aneka pesan melaui sejumlah media massa (koran, majalah, radio siaran,
televisi, film dan media on line/internet), dengan sajian berbagai peristiwa yang
memiliki nilai berita ringan sampai berita tinggi, mencerminkan proses
komunikasi massa yang selalu menerpa kehidupan manusia. Bagi yang tidak suka
membaca koran, setidaknya ia akan suka mendengarkan radio siaran atau
menonton televisi. Artinya tidak ada orang yang terlepasa dari terpaan media
massa.25
Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni
media massa cetak dan elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria
sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah. Sedangkan media elektronik
yang memenuhi kriteria media massa adalah radio, televisi, film, dan media online (internet). Sebuah media massa dapat dirumuskan sebagai alat yang bekerja
dalam salah satu dari tiga tingkat berkaitan dengan pengaruhnya pada masyarakat
massa.26
25
26
Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala. Op. Cit, hal 1
Reed H. Blake, Edwin O. Haroldsen. Taksonomi Konsep Komunikasi. Surabaya : Papyrus. 2005,
hal 42
23
Selain itu media massa juga dapat diartikan sebagai media yang mampu
menimbulkan keserempakan di antara khalayak yang sedang memperhatikan
pesan yang dilancarkan oleh media tersebut.27
2.1.6
Efek Komunikasi Massa
Pada umumnya manusia lebih tertarik kepada apa yang dilakukan media
pada manusia daripada apa yang manusia lakukan pada media massa.
Donald K. Robert mengungkapkan, ada yang beranggapan bahwa “efek
hanyalah perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa”. Karena
fokusnya pesan, maka efek harus berkaitan dengan pesan yang disampaikan
media massa. Dalam proses komunikasi, pesan dalam media massa tersebut dapat
menerpa seseorang baik secara langsung maupun tidak langsung.28
2.2 Film
Film dalam pengertian sempit adalah penyajian gambar lewat layar lebar,
tetapi dalam pengertian lebih luas bisa juga termasuk yang disiarkan TV.29
Dalam Undang-Undang Perfilman menjelaskan, bahwa film sebagai media
komunikasi
27
massa
pandang-dengar
mempunyai
29
penting
bagi
Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : Remaja Rosdakarya.
2006, hal 26
28
peranan
Elvinaro ardianto dan Lukiati Komala. Op. Cit, hal 49
Hafied Cangara. Op. Cit, hal 136
24
pengembangan budaya bangsa sebagai salah satu aspek peningkatan ketahanan
nasional dalam pembangunan nasional.30
Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi massa
visual di belahan dunia ini. Lebih dari ratusan juta orang menonton film di
bioskop, film televisi dan film video laser setiap minggunya.
Film dianggap lebih sebagai media hiburan ketimbang media pembujuk.
Namun yang jelas, film sebenarnya punya kekuatan bujukan atau persuasi yang
besar. Kritik publik dan adanya lembaga sensor juga menunjukan bahwa
sebenarnya film sangat berpengaruh.31
2.2.1 Sejarah Perkembangan Film
Film pertama kali diperkenalkan kepada khalayak Indonesia (Hindia
Belanda pada masa itu) pada tanggal 5 Desember 1900 di Batavia (Jakarta), lima
tahun setelah film dan bioskop pertama lahir di Perancis. Pada masa ini film
disebut sebagai “Gambar Idoep”. Hal ini termaktub dalam iklan SK Bintang
Betawi (4 Desember 1900): “ Besok hari Rebo 5 Desember Pertoenjoekan Besar
Yang Pertama di dalam satoe roemah di Tanah Abang, Kebondje (menage)
moelai poekoek Toedjoe malem. Harga tempat klas satoe f2, klas doewa f1, klas
tiga f0,50.”
Sedang pembuatan film, baru dikenal tahun 1910-an. Itu pun sebatas pada
pembuatan film dokumenter, film berita atau film laporan. Pada tahun1926,
30
31
Heru Effendy. Industri Perfilman Indonesia sebuah Kajian. Jakarta : Erlangga. 2008, hal 62
William L. Rivers-Jay W. Jensen dan Theodore Peterson. Media Massa & Masyarakat Modern
II. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. 2008, hal 252
25
barulah dimulai pembuatan film cerita di Bandung. Sepanjang perekmbangannya,
film Indonesia mengalami banyak periode.
Film pertama di Indonesia adalah sebuah film dokumenter yang
menggambarkan perjalanan Ratu Olanda dan Raja Hertogg Hendrik di kota Den
Haag. Pertunjukan pertama ini kurang sukses karena harga karcisnya dianggap
terlaly mahal. Sehingga pada 1 Januari 1901, harga karcis dikurangi hingga 75%
untuk merangsang minat penonton. Selain itu juga diadakan pertunjukan khusus
seminggu sekali untuk anak-anak yang harus diantar oleh orangtuanya.
Namun, film yang sebenar-benarnya di buat di Indonesia adalah Loetoeng
Kasaroeng yang dirilis pada tahun 1926 oleh NV Java Film Company.
Disutradarai oleh dua orang Belanda, G. Kruger dan L. Heuveldorp dan dibintangi
oleh aktor-aktris pribumi dengan dukungan Wiranatakusumah V (Bupati Bandung
pada masa itu. Pemutaran perdananya di kota Bandung berlangsung dari tanggal
31 Desember 1926 sampai 6 Januari 1927 di dua bioskop terkenal Elite dan
Oriental Bioscop (Majestic).32
2.2.2 Jenis-Jenis Film
Secara umum film terlihat sama, hanya gambar bergerak yang mempunyai
tokoh, jalan cerita dan pesan. Tapi sebenarnya film-film itu didefinisikan menjadi
beberapa jenis. Berikut adalah jenis-jenis film :33
32
Rosmawaty. Mengenal Ilmu Komunikasi Metacommunication Is Ubiquitous. Widya
Padjadjaran. 2010, hal 151
33
Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala. (revisi-08). Op. Cit, hal 148
26
a.
Film Cerita
Adalah jenis film yang mengandung suatu cerita yang lazim dipertunjukan
di gedung-gedung bioskop dengan bintang film tenar dan film ini
didistribusikan sebagai barang dagangan. Cerita yang diangkat biasanya
berupa fiktif, atau berdasarkan kisah nyata yang dimodifikasi.
b.
Film Berita atau Newsreel
Adalah film mengenai fakta, peristiwa yang benar-benar terjadi. Karena
sifatnya berita, maka film yang disajikan kepada publik harus mengandung
nilai berita (news value).
c.
Film Dokumenter
Didefinisikan oleh Robert Flaherty sebagai “Karya ciptaan mengenai
kenyataan” (Creative treatment of actuality). Film dokumenter merupakan
hasil interpretasi pribadi (pembuatnya) mengenai kenyataan tersebut.
d.
Film Kartun
Film kartun (Cartoon Film) dibuat untukkonsumsi anak-anak.
2.2.3 Karakteristik Film
Faktor-faktor yang dapat menunjukan karakteristik film adalah :34
1.
Layar yang luas
Film dan televisi sama-sama menggunkan layar, namun kelebihan media
film adalah layarnya yang berukuran besar. Layar film yang luas telah
34
Siti Karlinah. Komunikasi Massa. Jakarta : Universitas Terbuka. 2004, hal 24-26
27
memberikan keleluasaan penontonnya melihat adegan-adegan yang
disajikan dalam film.
2.
Teknik pengambilan gambar
Sebagai konsekuensi layar lebar, maka teknik pengambilan gambar atau
shot dalam film bioskop memungkinkan dilaksanakan dari jarak jauh atau
extreme long shot, dan panoramic shot, yakni pemandangan menyeluruh.
3.
Konsentrasi penuh
Penonton dapat berkonsentrasi penuh karena ruangan yang terbebas dari
hiruk pikuk.
4.
Identifikasi psikologis
Pengaruh film terhadap jiwa manusia (penonton)tidak hanya sewaktu atau
selama duduk di gedung bioskop, tetapi terus sampai wakyu yang cukup
lama, seoerti peniruan terhadap cara berpakain atau model rambut.
2.3 Kesejahteraan Sosial
Pengertian sejahtera secara harfiah adalah,
35
aman, sentosa, damai aman
sentosa dan makmur ; selamat ( terlepas dari segala macam gangguan ) ; me-nyjah-terakan atau membuat sejahtera ; menyelamatkan ( mengamankan dan
memakmurkan ) ; penyejahteraan proses, cara, perbuatanmenyejahterakan : ke-sejah-tera-an hal atau keadaan sejahtera; keamanan, keselamatan, ketentrama; jiwa
kesehatan jiwa, sosial keadaan sejahtera msyarakat.
35
Ahmad A.K. Muda. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Reality Publisher. 2006
28
Sedangkan pengertian sosial secara bahasa adalah, Sosial : berkenaan dengan
khalayak, berkenaan dengan masyarakat, berkenaan dengan umum, suka
menolong dan memperhatikan orang lain36
Istilah kesejahteraan sosial (social welfare) tidak merujuk pada suatu
kondisi yang baku dan tetap. Istilah ini dapat berubah-ubah karena ukuran
sejahtera atau tidak sejahtera kadang-kadang berbeda antara satu ahli dengan ahli
yang lain. Pada umumnya orang kaya dan segala kebutuhannya tercukupi itulah
yang disebut orang yang sejahtera. Namun demikian, dilain pihak orang yang
miskin dan segala kebutuhannya tidak terpenuhi kadang juga dianggap justru
lebih bahagia karena tidak memiliki masalah yang pelik sebagaimana umumnya
orang kaya. Kesejahteraan atau sejahtera dapat memiliki empat arti, yakni :

Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk ke keadaan yang baik, kondisi
manusia
di
mana
orang-orangnya
dalam
keadaan
makmur,
dalam
keadaan sehat dan damai.

Dalam ekonomi, sejahtera dihubungkan dengan keuntungan benda. Sejahtera
memliki arti khusus resmi atau teknikal (lihat ekonomi kesejahteraan), seperti
dalam istilah fungsi kesejahteraan sosial.
36
Tim Reality. Kamus terbaru Bahasa Indonesia. Surabaya : Reality Publisher. 2008
29

Dalam kebijakan
sosial, kesejahteraan
sosial menunjuk
ke
jangkauan
pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Ini adalah istilah yang
digunakan dalam ide negara sejahtera.

Di
Amerika
Serikat, sejahtera menunjuk
ke uang yang
dibayarkan
oleh pemerintah kepada orang yang membutuhkan bantuan finansial, tetapi
tidak dapat bekerja, atau yang keadaannya pendapatan yang diterima untuk
memenuhi kebutuhan dasar tidak berkecukupan. Jumlah yang dibayarkan
biasanya jauh di bawah garis kemiskinan, dan juga memiliki kondisi khusus,
seperti bukti sedang mencari pekerjaan atau kondisi lain, seperti
ketidakmampuan atau kewajiban menjaga anak, yang mencegahnya untuk
dapat bekerja. Di beberapa kasus penerima dana bahkan diharuskan bekerja,
dan dikenal sebagai workfare.37
Kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material,
spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu
mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.38
Permasalahan kesejahteraan sosial
yang berkembang dewasa ini
menunjukan bahwa ada warga negara yang belum terpenuhi hak atas kebutuhan
dasarnya secara layak karena belum memperoleh pelayanan sosial dari negara.
Akibatnya, masih ada warga negara yang mengalami hambatan pelaksanaan
37
http://id.wikipedia.org/wiki/Kesejahteraan
38
Citra Umbara. Undang-undang R.I Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Penanganan Fakir Miskin.
Bandung : 2011, hal 34
30
fungsi sosial sehingga tidak dapat menjalani kehidupan secara layak dan
bermartabat.39
Dalam pasal 2 ayat 1 UU RI No. 6 tahun 1974 tentang ketentuanketentuan pokok kesejahteraan sosial memberikan batasan kesejahteraan sosial
sebagai suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, materiil maupun spiritual
yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir dan batin,
yang memungkinkan bagi setiap warga Negara untuk mengadakan usaha
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial yang sebaikbaiknya bagi diri, keluarga, serta masyarakat dengan menunjang tinggi hak-hak
serta kewajiban manusia sesuai dengan pancasila. Dari sini dapat dipahami bahwa
kesejahteraan sosial lebih mudah dipahami sebagai sebuah kondisi
Dan pengertian tersebut mengandung pokok-pokok pikiran bahwa tata
kehidupan dan penghidupan yang dimaksudkan mencakup seluruh masyarakat
dan bangsa Indonesia, sehingga Negara sebagai penyelenggara kesejahteraan
rakyatnya, mencakup jajaran pemerintah dan masyarakat.40
Salah satu ciri ilmu kesejahteraan sosial adalah upaya pengembangan
metodologi untuk menangani berbagai macam masalah sosial, baik tingkat
individu, kelompok, keluarga maupun masyarakat ( Adi, 1994: 3-5). Pengertian
Kesejahteraan Sosial menurut beberapa Ahli :
39
40
Ibid, hal 59
Parmanto B. Sistem Kesejahteraan Sosial Nasional (SKSN). Departemen Sosial RI : Jakarta.
1998, hal 3-4
31
1.
Arthur Dunham
Kesejahteraan sosial dapat didefenisikan sebagai kegiatan-kegiatan yang
terorganisasi dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan dari segi sosial
melalui pemberian bantuan kepada orang untuk memenuhi kebutuhankebutuhan di dalam beberapa bidang
seperti kehidupan keluarga dan
anak, kesehatan, penyesuaian sosial, waktu senggang, standar-standar
kehidupan dan hubungan-hubungan sosial. Pelayanan kesejahteraan sosial
memberi
perhatian
utama
terhadap
individu-individu,
kelompok-
kelompok, komunitas-komunitas dan kesatuan-kesatuan penduduk yang
lebih luas pelayanan ini mencakup pemeliharaan atau perawatan,
penyembuhan dan pencegahan.
2.
Harold L. Wilensky dan Charles N. Lebeaux
Kesejahteraan sosial adalah suatu sistem yang terorganisir dari usahausaha pelayanan sosial dan lembaga-lembaga sosial, untuk membantu
individu-individu dan kelompok dalam mencapai tingkat hidup serta
kesehatan yang memuaskan. Maksudnya agar individu dan relasi-relasi
sosialnya
memperoleh
kesempatan
yang
seluas-luasnya
untuk
mengembangkan kemampuan-kemampuannya serta meningkatkan atau
menyempurnakan kesejahteraan
kebutuhan masyarakat.
sebagai
manusia sesuai dengan
32
3.
Walter A.Friendlander
Kesejahteraan sosial adalah suatu sistem yang terorganisir dari pelayananpelayanan sosial dan lembaga-lembaga yang bermaksud untuk membantu
individu-individu dan kelompok-kelompok agar mencapai standar-standar
kehidupan dan kesehatan yang memuaskan, serta hubungan-hubungan
perorangan dan sosial yang memungkinkan mereka memperkembangkan
segenap kemampuan dan meningkatkan kesejahteraan mereka selaras
dengan kebutuhan-kebutuhan keluarga maupun masyarakat.
4.
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Kesejahteraan sosial adalah suatu kegiatan yang terorganisir dengan tujuan
membantu penyesuaian timbal balik antara individu-individu dengan
lingkungan sosial mereka. Tujuan ini dicapai secara seksama melalui
tehnik-tehnik dan metode-metode dengan maksud agar memungkinkan
individu-individu, kelompok-kelompok maupun komunitas-komunitas
memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan memecahkan masalah-masalah
penyesuian diri mereka terhadap perubahan pola-pola masyarakat, serta
melalui tindakan kerjasama untuk memperbaiki kondisi-kondisi ekonomi
dan sosial. Kesejahteraan sosial sebagai fungsi terorganisir adalah
kumpulan kegiatan yang bermaksud untuk memungkinkan individuindividu,
keluarga-keluarga,
kelompok-kelompok
dan
komunitas-
komunitas menanggulangi masalah sosial yang diakibatkan oleh
perubahan kondisi-kondisi. Tetapi disamping itu, secara luas, kecuali
33
bertanggung jawab terhadap pelayanan-pelayanan khusus, kesejahteraan
sosial berfungsi lebih lanjut ke bidang yang lebih luas di dalam
pembangunan sosial suatu negara. Pada pengertian yang lebih luas,
kesejahteran sosial dapat memainkan peranan penting dalam memberikan
sumbangan untuk secara efektif menggali dan menggerakkan sumbersumber daya manusia serta sumber-sumber material yang ada disuatu
negara agar dapat berhasil menanggulangi kebutuhan-kebutuhan sosial
yang ditimbulkan oleh perubahan, dengan demikian berperan serta dalam
pembinaan bangsa.
5.
Alfred J.Khan
Kesejahteraan sosial terdiri dari program-program yang tersedia selain
yang tercakup dalam kriteria pasar untuk menjamin suatu tindakan
kebutuhan dasar seperti kesehatan, pendidikan kesejahteraan, dengan
tujuan meningkatkan derajat kehidupan komunal dan berfungsinya
individual, agar dapat mudah menggunakan pelayanan-pelayanan maupun
lembaga-lembaga yang ada pada umumnya serta membantu mereka yang
mengalami
kesulitan
dan
dalam
(Sumarnonugroho,1987:28-35).
pemenuhan
kebutuhan
mereka
34
2.3.1 Masalah Kesejahteraan Sosial
Menurut Fadhil Nurdin (1990)
41
, timbulnya masalah-masalah yang
berkaitan dengan kesejahteraan sosial disebabkan oleh 5 hambatan:
1.
Ketergantungan Ekonomi.
Ketergantungan ekonomi merupakan hambatan utama yang menyebabkan
adanya berbagai masalah. Hal ini dapat dilihat pada kesulitan yang dialami
individu, kelompok dan masyarakat. Sebab dari ketergantungan ekonomi
sebagian besar disebabkan kurangnya pendapatan sehingga tidak dapat
memenuhi standar kehidupan minimal dalam kehidupannya, atau
ketidakmampuan mengelola pendapatan mereka yang seharusnya dapat
mencukupi. Dari hambatan tersebut dapat menimbulkan berbagai masalah
social antara lain kemiskinan.
2.
Ketidakmampuan Menyesuaikan Diri.
Ketidakmampuan menyesuaikan diri ini timbul dari masalah kemiskinan
dan emosional, yaitu ketidakmampuan menyesuaikan diri. Hal ini
merupakan jenis hambatan yang dikenal dengan istilah “hambatan sosial
psikologis”. Masalah yang dapat timbul dari permasalahan ini antara lain:
seseorang mengalami perubahan, baik sikap maupun perilakunya dalam
berinteraksi dengan orang lain dan tidak dapat menyesuaikan diri dengan
norma-norma yang berlaku di lingkungan tertentu. Masalah-masalah
41
Fadhil Nurdin. Pengantar Studi Kesejahteraan Sosial. Bandung : PT. Angkasa. 1990
35
penyesuaian diri dapat menimbulkan berbagai bentuk masalah seperti
kenakalan remaja, pelacuran dan lain sebagainya.
3.
Kesehatan Yang Buruk.
Kesehatan yang buruk dapat disebabkan beberapa faktor lingkungan yang
buruk atau kotor, adanya berbagai penyakit dan ketidakmengertian
anggota masyarakat itu sendiri. Ketiga faktor tersebut berkaitan pula
dengan kemiskinan dan kurangnya pendidikan. Persoalan-persoalan yang
bersumber dari berbagai faktor diatas dapat menimbulkan berbagai
masalah
yang
berhubungan
dengan
penyakit-penyakit
menular,
kekurangan gizi, yang akhirnya menuju kematian.
4.
Rekreasi dan Pengisian Waktu Senggang.
Rekreasi dan pengisian waktu senggang merupakan kebutuhan yang
fundamental bagi kehidupan seseorang serta memiliki fungsi-fungsi lain
untuk
memberikan
keseimbangan
dalam
kehidupan
seseorang,
pembebasan dari suasana rutin yang terus menerus, penyegaran dari beban
pikiran dan tanggung jawab yang berat, atau perasaan jenuh selama
bekerja di kantor. Perlunya memperhatikan rekreasi dan pengisian waktu
luang yang positif setiap ada waktu luang yang digunakan dengan baik
sifatnya cenderung digunakan secara negative. Pada akhirnya dapat
menimbulkan berbagai macam masalah seperti kenakalan remaja,
perkelahian, penyalahgunaan narkoba, pembunuhan, pencurian dan
perampokan.
36
5.
Kondisi Sosial.Penyediaan dan Pengelolaan Pelayanan Sosial yang Kurang
atau Tidak Baik.
Kondisi sosial, penyediaan dan pengelolaan pelayanan sosial yang kurang
atau tidak baik misalnya keadaan lingkungan pergaulan yang buruk
sehingga dapat dengan kuat mempengaruhi kepribadian individu.
Demikian pula halnya dengan penyediaan dan pengelolaan pelayanan
sosial yang kurang atau tidak baik, akan mengakibatkan hasil pelayanan
yang kurang memadai terhadap para pengguna pelayanan tersebut.
Misalnya, kurangnya kualitas pelayanan rumah sakit, kurangnya sarana
pendidikan yang memadai dan sebagainya. Masalah-masalah dapat
ditimbulkan oleh kondisi social, pelayanan yang kurang atau tidak baik
dapat menjangkau penerima pelayanan.
Paling tidak, kelima jenis hambatan diatas (selain banyak lagi masalah
sosial lainnya yang belum teridentifikasi) merupakan dasar atau sumber timbulnya
masalah-masalah kesejahteraan sosial masyarakat yang mau tidak mau harus
diatasi, tidak hanya oleh masing-masing individu, melainkan oleh pemerintah
daerah.
2.4 Representasi
Representasi adalah istilah yang merajuk pada bagaimana seseorang, satu
kelompok, gagasan atau pendapat tertentu ditampilkan dalam pemberitaan.
Representasi ini penting dalam dua hal. Pertama, apakah seseorang, kelompok
atau gagasan tersebut ditampilkan sebagaimana mestinya. Kata semestinya ini
mengacu apakah seseorang atau kelompok itu diberitakan apa adanya taukah
37
diburukkan. Penggambaran yang tampil bisa jadi adalah penggambaran yang
buruk dan cenderung memarjinalkan seseorang atau kelompok tertentu.42
Kedua, bagaimana representasi tersebut ditampilkan. Dengan kata,
kalimat, aksentuasi, dan bantuan foto atau dokumentasi yang menampilkan
macam apa seseorang, kelompok atau gagasan tersebut ditampilkan dalam
pemberitaan kepada khalayak. Dalam representasi, sangat mungkin terjadi
misrepresentasi atau ketidakbenaran penggambaran, kesalahan penggambaran.
Menurut John Fiske seperti yang dikutip oleh Eriyanto, saat menampilkan objek,
peristiwa, gagasan, kelompok atau seseorang palingg tidak ada tiga proses yang
harus dihadapi.43
Pada level pertama, adalah peristiwa yang ditandakan sebagai realitas.
Bagaimana peristiwa itu dikonstruksi sebagai realitas, pada level kedua, ketika
kita memandang sesuatu sebagai realitasa, dan bagaimana realitas tersebut
digambarkan. Pada level ketiga, bagaimana peristiwa tersebut diorganisir kedalam
konvensi-konvensi yang diterima secara ideologis, bagaimana kode-kode
representasi dihubungkan dan diorganisasikan kedalam kohersi sosial seperti kelas
sosial atau kepercayaan dominan yang ada dalam masyarakat.44
Representasi juga berkaitan dengan produksi simbolik pembuatan tandatanda dalam kode-kode dimana kita mencipta makna-makna. Dengan mempelajari
representasi kita mempelajari pembuatan, konstruksi makna. Karenanya
representasi juga berkaitan dengan penghadiran kembali ( rep-resentating), bukan
42
Eriyanto. Analisis Wacana (pengantar analisis teks media). Yogyakarta : LKIS. 2001, hal 113
43
Ibid, hal 114
44
Ibid, hal 114
38
gagasan asli atau objek fiskal asli, melainkan sebuah representasi atau versi yang
dibangun darinya.45
Sedangkan representasi menurut Piliang adalah tindakan menghadirkan
atau merepresentasikan sesuatu lewatsesuatu yang lain di luar dirinya, biasanya
berupa tanda atau simbol.46
2.5 Semiotika
Spesies manusia terobsesi dengan kebutuhan untuk mencari alasan
keberadaannya di planet ini. Hal ini memaksa kita menciptakan “tanda” dan
“sistem tanda”, seperti bahasa, mitos, bentuk seni, sains, dan semacamnya, untuk
membantu kita menemukan alasan keberadaan kita. Studi mengenai hal ini dan
hukum yang mengaturnya di berbagai budaya diseluruh dunia dirangkum dalam
rubrik semiotika.
Semiotika memandang komunikasi sebagai pembangkitan makna dalam
pesan-baik oleh penyampaian maupun penerima (encoder atau decoder). Makna
bukanlah konsep yang mutlak dan statis yang bisa ditemukan dalam kemasan
pesan. Pemaknaan merupakan proses aktif. Para ahli semiotika menggunakan kata
kerja seperti menciptakan, membangkitkan atau menegosiasikan untuk mengacu
pada proses ini. Negosiasi mungkin merupakan istilah yang paling berguna karena
didalamnya menunjukan adanya kesana dan kemari (to and fro). Memberi dan
45
Graeme Burton. Membincangkan Televisi; Sebuah Pengantar Kepada Studi Televisi. Yogyakarta
: Jalasutra. 2007, hal 42-43
46
Yasraf Amir Piliang. Hipersemitika;Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna. Yogyakarta :
Jalasutra. 2003, hal 21
39
menerima (give and take), diantara manusia dan pesan. Makna merupakan hasil
dari interaksi dinamis antara tanda, interpretant, dan objek makna secara historis
ditempatkan dan mungkin akan berubah seiring dengan perjalanan waktu.
Mungkin bahkan lebih berguna untuk menggunakan istilah pemaknaan dan
menggunakan istilah Pierce “Semiosis” yang jauh lebih aktif untuk tindak
pertandaan.47
Semiotika adalah ilmu
yang mempelajari tentang tanda (sign),
berfungsinya tanda, dan produksi makna. Tanda adalah sesuatu yang bagi
seseorang berarti sesuatu yang lain. Dalam pandangan Zoest, segala sesuatu yang
dapat diamati atau dibuat teramati dapat disebut tanda. Karena itu, tanda tidaklah
terbatas pada benda. Adanya peristiwa, tidak adanya peristiwa, struktur yang
ditemukan dalam sesuatu, suatu kebiasaan, semua inidapat disebut tanda. Sebuah
bendera kecil, sebuah isyarat tangan, sebuah kata, suatu keheningan, suatu
kebiasaan makan, sebuah gejala mode, suatu gerak saraf, peristiwa memerahnya
wajah, suatu kesukaan tertentu, letak bintang tertentu, suatu sikap, berjalan cepat,
bersudut tajam, kesabaran, kegilaan, kekhawatiran, kelengahan, semua itu
dianggap sebagai tanda (Zoest, 1993 :18).48
Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha
mencari jalan di dunia ini, ditengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia.
Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semiologi, pada dasrnya hendak
mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things).
47
Jhon Fiske. Cultural and Communication Studies Sebuah Pengantar Paling Komprehensif.
Yogyakarta : Jalasutra. 2007, hal 68
48
Sumbo Tinarbuko. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta : Jalasutra. 2008, hal 12
40
Memaknai (to sinify) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukan dengan
mengkomunikasikan (to communicate). Memaknai berarti bahwa objek-objek
tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek itu hendak
berkomunikasi, tetai juga mengkonstitusi system terstrukrur dari tanda.49
Dalam bahasa Yunani, semiotika mengacu kepada “diagnostik” atau
pengamatan gejala. Dalam penggunaan zaman sekarang, kata semiotika menjadi
pesaing semiologi. Kita menemukan istilah semiotika terutama yang digunakan
untuk menyebut system-sistem particular dalam bukunya Louis Hjemslev
menyajikan penjelasan tentang semiotika denotative, konotatif dan tentang
metasemoitika. Dari tema seman- maka diturunkanlah semantic. Dan dalam
beberapa penggunaan tertentu di beberapa Negara berbahasa Inggris, terutama
pada pemikiran Morris, semantik
itulah yang cenderung disebut sebagai
semiotika.50
Semiotika adalah ilmu yang mencoba menjawab pertanyaan berikut : apa
yang dimaksud dengan x? x dapat berupa apapun, mulai dari sebuah kata atau
isyarat hingga keseluruhan komposisi musik atau film. “Jangkauan” x bisa
bervariasi,
tapi
sifat
dasar
yang
merumuskannya
tidak.
Jika
kita
merepresentasikan makna (atau makna-makna) yang dikodifikasi x dengan huruf
49
50
Alex Sobur. Semiotika Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2009, hal 15
Jeanne Martinet. Semiologi Kajian Teori Tanda Saussuran Antara Semiologi Komunikasi dan
Semiologi Signifikasi. Yogyakarta : Jalasutra. 2010, hal 4
41
y, maka tugas utama analisis semiotika secara esensial dapat direduksi menajdi
upaya untuk menentukan sifat relasi x = y.51
2.5.1 Pengertian Semiotika
Secara etimologis, semiotika berasal dari kata yunani Semeion yang berati
tanda. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai suatu yang atas dasar konvensial
sosial yang terbangun sebelumnya dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain.
Sedangkan secara terminologis, semiotika dapat didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan
sebagai tanda.52
Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda.
Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari
jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia.
Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semiologi, pada dasarnya hendak
mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things).
Memaknai (to sinify) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukan dengan
mengkomunikasikan (to communicate). Memaknai berarti bahwa objek-objek
tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak
51
Marcel Danesi. Pesan, Tanda, Makna. Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori
Komunikasi. Yogyakarta : Jalasutra. 2010, hal 5
52
Indiwan Seto. Semiotika Komunikasi. Mitra Wacana media. 2011, hal 5
42
berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistmen terstruktur dari tanda (Barthes,
1988:179; Kurniawan, 2001: 53).53
Dalam pandangan piliang, penjelajahan semiotika sebagai metode kajian
ke dalam pelbagai cabang keilmuan ini dimungkinkan karena ada kecenderungan
untuk memandang pelbagai wacana sosial sebagai fenomena bahasa. Dengan kata
lain, bahasa dijadikan model dalam pelbagai wacana sosial. Berdasarkan
pandangan semiotika, bila seluruh praktik sosial dapat dianggap sebagai fenomena
bahasa, maka semuanya dapat juga dipandang sebagai tanda. Hal ini
dimungkinkan karena luasnya pengertian tanda itu sendiri (Piliang, 1998: 262).54
Di dalam kajian yang lain menyebutkan bahwa semiotika adalah ilmu
tentang tanda-tanda. Studi tentang tanda dan segala yang berhubungan dengannya,
cara berfungsinya, hubungannya dengan tanda-tanda lain, pengirimannya dan
penerimaannya oleh mereka yang menggunakannya. Ilmu semiotik juga dianggap
sebagai fenomena sosial atau masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tandatanda. Semiotik mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi
yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti.55
Banyak tokoh yang mebahas akan makna semotika. Namun, ada dua tokoh
yang paling terkenal yang membahas semiotika yakni, Charles Sander Peirce dan
Ferdinand De Saussure. Cara berpikir Pierce pada dasarnya dipengaruhi aliran
53
54
55
Alex Sobur. Op. Cit, hal 15
Sumbo Tinarbuko. Op. Cit, hal 11
Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana Prenada Media
Group. 2006, hal 261
43
filsafat pragmatisme yang cenderung bersifat empirisme radikal. Segala sesuatu
menurut Pierce adalah lambang, bahkan alam raya ini pula sebenarnya adalah
suatu lambang yang bbukan main dahsyat sifatnya (great reperesentamen).56
Sedangkan Saussure lebih memfokuskan perhatiannya langsung pada tanda itu
sendiri. Bagi Saussure, tanda merupakan objek fisik dengan sebuah makna atau
untuk menggunkan istilahnya sebuah tanda terdiri atas penanda dan petanda.57
2.5.2 Teori Semiotika Pierce
Charles Sanders Pierce ialah seorang ahli mateatika dari AS yang sangat
tertarik pada persoalan lambang-lambang. Ia melakukan kajian mengenai
semiotika dari persfektif logika dan filsafat dalam upaya melakukan sistematisasi
terhadap pengetahuan. Dalam hal ini, Pierce menggunakan istilah representamen
yang tak lain adalah lambang (signs) dengan pengertian sebagai something which
stands to somebody for something in some respect or capacity ( sesuatu yang
mewakili sesuatu bagi seseorang dalam suatu hal atau kapasitas). Dari pemaknaan
ini dapat dilihat bahwa bagi Pierce, lambang mencakup keberadaan yang luas,
termasuk pahatan, gambar, tulisan, ucapan lisan, isyarat bahasa tubuh, musik, dan
lukisan.58
56
Pawito Ph. D. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta : LKIS. 2007, hal 158
57
John Fiske. Op. Cit, hal 65
58
Pawito Ph. D. Op. Cit, hal 157
44
Menurut Charles S. Pierce semiotika berangkat dari tiga elemen utama,
yang disebut Pierce teori segitiga makna atau triangle meaning (Fiske,
1990&Littlejohn, 1998) yang berupa : 59
a.
Tanda
Adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca
indera manusia dan merupakan sesuatu yang merajuk (merepresentasikan)
hal lain di luar tanda itu sendiri. Acuan tanda ini disebut objek.
b.
Acuan Tanda (Objek)
Adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang
dirujuk tanda.
c.
Penggunaan Tanda (Interpretant)
Konsep
pemikiran
dari
orang
yang
menggunakan
tanda
dan
menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam
benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.
Yang dikupas teori segitiga adalah persoalan bagaimana makna muncul
dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang pada waktu berkomunikasi.
Hubungan antara tanda, objek, dan interpretant digambarkan Pierce sebagai
berikut :
59
Rachmat Kriyantono. Op. Cit, hal 263
45
Sign
Interpretant
Object
Gambar 2.5.2.a
Panah dua arah pada unsur makna Pierce menekankan bahwa masingmasing istilah dapat dipahami hanya dalam relasinya dengan yang lain. Sebuah
tanda mengacu pada sesuatu diluar dirinya sendiri-objek, dan ini dipahami oleh
seseorang, dan ini memiliki efek di benak penggunanya-interpretant.60
Tanda adalah sesuatu yang dikaitkan pada seseorang untk sesuatu dalam
beberapa hal atau kapasitas. Tanda menunjuk pada seseorang, yakni, menciptakan
di benak orang tersebut suatu tanda yang setara, atau barangkali suatu tanda yang
lebih berkembang, tanda yang diciptakannya dinamakan interpretant dari tanda
pertama, tanda itu menunjukan sesuatu, yakni objeknya.61
Pierce menggunakan teori segitiga makna untuk menganalisis makna.
Segitiga makna yang dimaksud oleh Pierce yaitu object, sign, dan interpretant.
Object adalah seseuatu hal yang secara visual dapat terlihat. Object dapat dibagi
menjadi dua, objek verbal yang berupa kata-kata serta objek non-verbal yang
berupa gambar, warna, dan sebagainya. Sign adalah keseluruhan tanda dari objek.
Sedangkan interpretant merupakan interpretasi atau tafsiran atas sign dan object.
Rangkain pemahaman akan berkembang terus seiring dengan rangkaian
semiosis yang tidak kunjung berakhir. Selanjutnya terjadi tingkatan rangkaian
60
61
John Fiske. Op. Cit, hal 63
Ibid, hal 63
46
semiosis. Interpretant pada rangkaian semiosis lapisan pertama, akan menjadi
dasar untuk menagcu pada objek baru dan dari sini terajdi rangkaian semiosis
lapisan kedua. Jadi, apa yang berstatus sebagai tanda pada lapisan pertama
berfungsi sebagai penanda pada lapisan kedua, dan demikian seterusnya.62 Semua
unsure yang terdapat dalam film merupakan tanda-tanda yang akan di analisis.
62
Sumbo Tinarbuko Op. Cit, hal 14
Download