Bab 1 - Widyatama Repository

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Isu globalisasi memang tidak dapat dielakkan lagi. Isu ini terus berkembang
dan semakin terasa wujudnya terutama pada tahun-tahun terakhir dekade 90-an.
Dampaknya pada perkembangan ekonomi dunia juga semakin terlihat, didukung oleh
pesatnya perkembangan teknologi komunikasi yang merambah sampai ke segala
bidang termasuk bidang ekonomi dan keuangan.
Sejalan dengan perkembangan perekonomian yang didukung oleh peningkatan
teknologi komunikasi, dan dalam upaya mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi,
dibutuhkan sumber dana yang sangat besar. Untuk memperluas usahanya, perusahaan
dihadapkan pada permasalahan dalam memperoleh dana. Perluasan kegiatan usaha
perusahaan tidak bisa hanya mengandalkan kepada satu sumber saja, yaitu hutang.
Dengan berhutang, perusahaan akan menanggung beban yang cukup besar yang justru
dapat menyulitkan posisinya. Untuk itu perusahaan perlu mencari alternatif
pendanaan lain, yaitu melalui pasar modal.
Sedangkan bagi investor, dengan adanya pasar modal, mereka dapat
menginvestasikan dananya pada surat berharga atau financial assets. Sehingga pasar
modal dapat diartikan sebagai sarana untuk mempertemukan permintaan dan
penawaran dana jangka panjang baik dalam bentuk saham maupun obligasi. Pasar
modal, sebagai salah satu kekuatan dalam memobilisasi dana masyarakat, diharapkan
dapat berperan aktif dalam menunjang keberhasilan pengarahan dana untuk
kebutuhan dunia usaha.
Transparansi di era reformasi ini sangat diperlukan untuk mempertahankan
atau membangun kembali kredibilitas dunia usaha yang sempat jatuh akibat krisis
ekonomi dan moneter yang berkepanjangan. Melalui keterbukaan ini diharapkan
loyalitas para investor tetap dapat dipertahankan sehingga kelangsungan usaha dapat
terus berjalan. Memberikan daya tarik supaya investor berminat untuk melakukan
investasi di perusahaan adalah merupakan tantangan yang cukup berat bagi para
manajer dan atau pengelola suatu badan usaha.
1
2
Daya tarik yang membuat investor berminat menanamkan modalnya dalam
saham suatu perusahaan antara lain adalah:
1. untuk memperoleh gain, atau
2. untuk memiliki atau mengendalikan manajemen perusahaan.
Seorang investor akan membandingkan risk and return yang diperolehnya
melalui pembelian saham dengan risk and return yang diperolehnya dari alternatif
investasi lain, seperti obligasi, pembelian reksa dana, deposito berjangka, dan lainlain.
Pasar modal atau lazimnya disebut capital market memainkan peranan penting
dalam tatanan dunia global sekarang ini. Ada korelasi kuat antara kemajuan pasar
modal, terutama pasar saham suatu negara dengan tingkat kemajuan ekonomi serta
kemakmuran negaranya.
Kinerja pasar modal dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor
internal adalah faktor yang mempengaruhi aktivitas bursa yang berasal dari kinerja
mikro ekonomi, yaitu kinerja yang dihasilkan oleh semua perusahaan yang terdaftar di
bursa efek. Faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi aktivitas bursa yang
berasal dari kinerja ekonomi secara agregat maupun faktor-faktor lain diluar
permasalahan ekonomi seperti politik, keamanan dan sebagianya.
Dalam buku cara berinvestasi di pasar modal yang dikeluarkan oleh
BAPEPAM bahwa keadaan ekonomi secara makro dan tren industri memegang
peranan penting dalam investasi di pasar modal. Kebijakan moneter dan kebijakan
fiskal yang dikeluarkan oleh pemerintah, seperti peraturan perpajakan, kebijakan
tingkat suku bunga, belanja pemerintah, serta tingkat inflasi yang terjadi akan
memberikan pengaruh yang signifikan ke seluruh industri, dan perusahaan/emiten.
Kebijakan-kebijakan tersebut dapat memberikan pengaruh positif, negatif ataupun
netral terhadap pendapatan, pengeluaran dan laba perusahaan/emiten, yang pada
akhirnya akan mempengaruhi tingkat pengembalian investasi.
Sedangkan dari hasil penelitian Suad Husnan, Hamduh M. Hanafi, dan Amin
Wibowo (Kelola, 1996:110) menunjukkan bahwa laporan keuangan perusahaan
emiten juga mempunyai pengaruh terhadap kegiatan perdagangan saham dan
variabilitas keuntungan.Dari hasil penelitian tersebut bisa disimpulkan sebagai
berikut:
3
a) Laporan keuangan yang diumumkan tampaknya dipergunakan oleh investor
dalam kegiatan di bursa, ini terlihat dari relatif tingginya perdagangan di hari
pengumuman dibandingkan dengan kegiatan di luar pengumuman tersebut.
b) Terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara perdagangan pada saat
sebelum dan sesudah pengumuman laporan keuangan.
Dari hasil penelitian ini bisa dikatakan bahwa peranan laporan keuangan sudah
sangat penting dan investor sudah sangat sadar untuk lebih memperhatikan faktor
fundamental perusahaan.
Dalam analisis fundamental, proyeksi harga saham dilakukan dengan
mempertimbangkan proyeksi prestasi perusahaan di masa depan. Proyeksi perusahaan
yang dinilai, dikaitkan dengan kondisi fundamental atau kinerja perusahaan. Kondisi
fundamental mencerminkan kinerja variabel-variabel keuangan yang dianggap
mendasar atau penting dalam menentukan perubahan harga saham. Kinerja keuangan
perusahaan dapat dilihat melalui rasio-rasio keuangan. Kinerja keuangan perusahaan
yang baik akan membuka peluang naiknya harga saham perusahaan di pasar sekunder.
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian
tentang
“HUBUNGAN
BEBERAPA
RASIO
KEUANGAN
PERUSAHAAN DENGAN HARGA SAHAM PASAR SEKUNDER”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan sebelumnya,
penulis mengidentifikasikan permasalahan yang akan dianalisis, terbatas pada hal-hal
sebagai berikut:
1) Apakah Beberapa Rasio Keuangan Perusahaan berhubungan dengan harga
saham di pasar sekunder.
2) Variabel manakah yang paling signifikan atau dominan terhadap perubahan
harga saham.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud penelitian ini dilakukan adalah untuk memperoleh gambaran
mengenai variabel-variabel rasio keuangan yang berhubungan dengan harga saham
pasar sekunder lainnya, sebagai bahan penelitian untuk penyusunan skripsi. Sesuai
dengan masalah yang telah diidentifikasikan, tujuan penelitian ini adalah:
4
1) Untuk mengetahui beberapa Rasio Keuangan Perusahaan yang berhubungan
dengan harga saham perusahaan di pasar sekunder.
2) Untuk mengetahui variabel yang paling signifikan atau dominan terhadap
perubahan harga saham pasar sekunder.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian
sarana ekonomi jurusan akuntansi di Universitas Widyatama. Selain itu penelitian ini
diharapkan dapat memberi manfaat bagi:
1. Peneliti, dapat menambah wawasan serta pengetahuan dan menambah
pemahaman peneliti dengan cara membandingkan teori yang sudah penulis
peroleh di bangku kuliah dengan yang penulis temui di lapangan.
2. Bagi Perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan
dan bahan pertimbangan bagi manajemen dalam menentukan kebijakan
investasi selanjutnya.
3. Bagi Peneliti lain, penulis harapkan hasil penelitian ini dapat berguna bagi
kajian lebih lanjut mngenai masalah yang berhubungan dengan tema
penelitian.
4. Bagi Lembaga Penelitian, Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai
dokumentasi tambahan yang diperlukan untuk menambah pengetahuan bagi
pihak-pihak yang tertarik untuk mengetahui lebih lanjut informasi-informasi
yang dihasilkan dari penelitian ini
1.5 Kerangka Pemikiran
Menghadapi situasi perekonomian dan politik di negara kita yang masih tidak
menentu, yang merupakan risiko yang tidak terduga, maka untuk itu para investor
harus tetap berhati-hati dan lebih teliti dalam memilih saham-saham yang akan dibeli
di pasar modal. Investor biasanya dibantu oleh Pialang Sekuritas (PS) untuk
menentukan saham perusahaan yang akan dipilih. Pialang Sekuritas akan
merekomendasikan saham yang layak untuk dipilih berdasarkan kriteria tersebut.
Kriteria yang umum digunakan adalah saham tersebut aktif diperdagangkan
dan fundamentalnya bagus. Selain itu, analis sekuritas juga mengamati kinerja
fundamental keuangan dalam melakukan evaluasi dan proyeksi harga saham
5
perusahaan. Ramainya kegiatan pertukaran portofolio di lantai bursa menurut para
analis investasi dan sekuritas sedikit banyaknya juga diilhami oleh isu kinerja
fundamental keuangan emiten.
Menurut Van Horne (1992), kinerja keuangan yang lebih fundamental dalam
menjelaskan beberapa kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan adalah rasio
keuangan. Melalui rasio keuangan kita bisa membuat perbandingan yang berarti
dalam dua hal, yaitu kita bisa membandingkan rasio keuangan suatu perusahaan dari
waktu ke waktu untuk mengamati kecenderungan yang sedang terjadi dan
membandingkan rasio keuangan sebuah perusahaan dengan perusahaan lain yang
masih bergerak pada industri yang relatif sama pada periode tertentu. Menggunakan
cara kedua ini kita bisa menilai keunggulan dan kelemahan pengolahan keuangan
antara satu perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri tertentu atau antara
perusahaan dengan rata-rata perusahaan dalam industri yang sama.
Selanjutnya menurut Tandelilin (2001:240), untuk memproyeksikan harga
saham selain dengan melihat laporan keuangan, juga dengan analisis rasio keuangan
perusahaan. Dari sudut pandang investor, salah satu indikator penting untuk menilai
prospek perusahaan di masa yang akan datang adalah dengan melihat sejauh mana
pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator ini sangat penting diperhatikan
untuk mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan oleh investor di suatu
perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang diinginkan
investor.
Menurut Brealey and Myers (2003:823), rasio keuangan dapat dikelompokkan
menjadi empat (4) bagian, yaitu:
1. leverage ratios
2. liquidity ratios
3. efficiency or profitability ratios
4. market-value ratios.
Dari penelitian Yogo Purnomo (1998:33) hanya kelompok leverage ratio
mengenai struktur modal perusahaan dan rasio-rasio pasar modal yang dalam
perhitungan matematisnya berhubungan langsung dengan harga saham. Variabelvariabel itu adalah : Total Debt to Equity Ratio (DER), Return on Equity (ROE),
Earning per Share (EPS), Price to Equity Ratio (PER), dan Dividend per Share
(DPS). Dalam penelitiannya Yogo Purnomo memilih secara acak emiten yang ada di
6
Bursa Efek Jakarta dari berbagai sub sektor industri, dengan menggunakan data
laporan keuangan emiten dan harga saham penutupan emiten tersebut dari tahun 1992
sampai tahun 1996.
Hubungan Harga Saham dengan Rasio Keuangan dapat dilihat berdasarkan
tabel dibawah ini:
Cakupan
Profitabilitas
ROE
EPS
Profit
Ekuiti
Profit
Shares
Harga
Saham
Profit
Sales
EBIT
Sales
Efisiensi
Operasi
EBIT
Margin
Aset
Ekuiti
Ekuiti
Saham
Harga
EPS
ROA
Profit
Aset
Profit
EBIT
Nilai Buku
Rasio P/E (PER)
Margin
Sales
DER
Sales
Aset
Perputaran
Sales
Tunai
Efisiensi
Produksi
Sales
Pengiriman
Sales
Inventory
Sales
Aktiva Tetap
Gambar 1.1 Penggunaan Ramalan Rasio untuk Menghitung Ramalan Harga
Sumber : Wiliam F.Sharpe, Gordon J.Alexander, Jeffery V.Bailey, Investasi (1995)
PT Bursa Efek Jakarta yang menyelenggarakan kegiatan pasar modal,
aktivitasnya saat ini bekembang dengan pesat, karena banyaknya perusahaan yang
menjual sahamnya di pasar modal. Diantaranya adalah perusahaan yang bergerak di
sektor keuangan dan perbankan. Semakin banyaknya perusahaan yang bergerak di
bidang keuangan mengakibatkan akan semakin banyak pula pilihan investor dalam
melakukan investasi, dan untuk itu investor harus bisa melihat prospek saham yang
ditawarkan tersebut.
7
Penelitian dilakukan pada perusahaan sektor keuangan khususnya perbankan
di Bursa Efek Jakarta. Rasio keuangan yang digunakan adalah:
•
PER dipilih karena rasio ini merupakan ukuran kepercayaan pasar
terhadap nilai saham. Semakin besar PER berarti harga pasar dari
setiap lembar saham akan semakin baik.
•
EPS dipilih karena rasio keuangan ini selalu digunakan untuk
memproyeksikan harga saham emiten dan sekaligus mewakili market
value ratio,
•
ROE dipilih karena rasio ini banyak diamati oleh para pemegeng
saham, semakin besar ROE menandakan bahwa laba bersih yang
dihasilkan semakin besar dan sekaligus mewakili profitabiliti ratio,
•
ROA (Return on Assets) dipilih karena rasio ini menggambarkan
kemampuan manajemen untuk menghasilkan laba secara keseluruhan,
selain itu rasio ini digunakan oleh Bank Indonesia untuk menentukan
tingkat kesehatan suatu bank,
Sedangkan rasio lainnya yang tidak digunakan adalah:
•
Nilai Buku tidak dipilih karena PER sudah mewakili daripada rasiorasio nilai pasar
•
DER tidak dipilih karena untuk perbankan PER kurang cocok dan
tidak proporsional hal itu disebabkan oleh karena modal yang terdapat
di perbankan banyak berasal dari pihak ketiga sehingga apabila
dibandingkan maka nilainya akan sangat tinggi.
•
Rasio lainnya tidak dipilih karena sudah diwakili oleh ROE dan ROA
yang merupakan rasio profitabilias
Berdasarkan Kerangka Pemikiran diatas, penulis menyimpulkan bahwa
hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:
“Terdapat hubungan yang signifikan antara beberapa rasio keuangan
perusahaan dengan harga saham pasar sekunder”.
8
Skema Kerangka Pemikiran
Investor
Pendekatan
Pendekatan
Fundamental
Teknikal
Penilaian Saham
Emiten Mengeluarkan
Melalui
Laporan Keuangan
Laporan Keuangan
Perusahaan
Penilaian saham
Penilaian saham melalui
Melalui rasio-rasio
Rasio-rasio: 1.PER
Kinerja keuangan lainnya
2.EPS
3.ROE
4.ROA
Permintaan dan
Penawaran
Perubahan
Harga Saham
Keterangan:
•
Pendekatan Fundamental, merupakan pernyataan bahwa nilai intrinsik dari aset
finansial sama dengan present value dari semua aliran tunai yang diharapkan
diterima oleh pemilik aset.
•
Pendekatan Teknikal, meliputi studi harga pasar saham dalam upaya meramalkan
gerakan harga di masa datang untuk saham perusahaan tertentu.
•
Penilaian harga saham melalui laporan keuangan adalah penilaian daripada
pendekatan fundamental karena setiap emiten menerbitkan laporan keuangan yang
memberikan informasi tentang kinerja perusahaan. Kinerja keuangan tersebut
dapat dicerminkan melalui rasio-rasio keuangan, yaitu:
1. Rasio harga saham terhadap laba (PER) adalah penilaian predikasi dari
para investor saham, terutama untuk menilai harga saham dari laba yang
akan diperoleh investor,
2. Rasio laba terhadap jumlah lembar saham (EPS) adalah tolok ukur
profitabilitas modal yang telah ditanam para pemegang saham,
9
3. Rasio modal terhadap laba (ROE) merupakan kemampuan modal yang
ditanamkan untuk memperoleh laba,
4. Rasio aktiva terhadap laba (ROA) meripakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan aktiva perusahaan dalam memperoleh keuntungan
secara keseluruhan.
•
Selain itu terdapat juga rasio-rasio lainnya yang dapat digunakan untuk menilai
kinerja suatu perusahaan, seperti: Rasio hutang terhadap modal (DER), rasio
nilai pasar (Market value ratio) dan lain sebagainya.
•
Permintaan dan penawaran merupakan hasil daripada suatu analisis
fundamental ataupun teknikal, dengan adanya analisis tersebut menjadikan
kesimpulan bagi investor untuk membuat keputusan membeli atau menjual
saham, sehingga menyebabkan terjadinya perubahan harga saham.
1.6
Metodologi Penelitian
Metode penelitian dalam penyusunan Skripsi ini adalah jenis metode
deskriptif dan verifikatif, dan dilakukan dengan menggunakan data-data primer,
sekunder, dan studi literatur.
Untuk memperoleh data yang relevan, dalam usaha pengumpulan data penulis
menggunakan beberapa teknik sebagai berikut:
1. Penelitian Lapangan (field reseach)
Teknik penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan
wawancara sebagai alat bantu untuk memperoleh data primer.
2. Penelitian Kepustakaan (library research)
Merupakan penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data sekunder, baik
dengan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan pemeriksaan
akuntansi maupun buku-buku lain yang berkaitan dengan objek penelitian di
perpustakaan untuk memperoleh landasan teori.
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Pojok BEJ ITB serta memperoleh informasi
lainnya yang didapat melalui website Bursa Efek Jakarta (www.jsx.co.id) dan
Bank Indonesia (www.bi.go.id). Sedangkan waktu penelitian dimulai dari bulan
September sampai dengan selesai.
Download