9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang mempunyai tujun yang sama, yaitu ingin perusahaan tempat mereka bekerja menjadi maju. Semua itu harus didukung oleh suatu iklim kerja yang harmonis antara pihak perusahaan dengan para karyawannya. Dengan adanya iklim yang harmonis itu akan membantu kerja karyawan agar lebih baik, karena karyawan senang bekerja disana. Menciptakan iklim kerja yang harmonis ini bukan hal yang mudah. Banyak perusahaan yang tidak dapat melakukannya, sehingga sumber daya manusia yang bekerja di perusahaan tersebut merasa kurang nyaman. Hal ini akan dapat memunculkan pandangan-pandangan negatif, baik antara karyawan dengan perusahaan maupun perusahaan terhadap karyawannya. Hal seperti ini tentu saja akan menghambat proses operasional perusahaan yang akhirnya akan mempengaruhi hasil dari produktivitas perusahaan. Sumber daya manusia merupakan elemen utama organisasi dibandingkan dengan elemen organisasi lain seperti modal, teknologi, dan uang. Sebab manusia yang mengendalikan elemen-elemen lain tersebut, manusia yang menciptakan dan mengendalikan teknologi, manusia yang mencari dan mengelola modal, manusia http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10 yang menciptakan dan memanfaatkan uang tersebut. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan disamping faktor lainnya. Oleh karena itu, sumber daya manusia harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi organisasi. Menurut Terry yang dikutip oleh Kartono (2008:168), manajemen adalah penyelenggaraan usaha penyusunan dan pencapaian hasil yang diinginkan dengan menggunakan upaya-upaya kelompok, terdiri atas penggunaan bakat-bakat dan sumber daya manusia. Definisi ini mengandung arti bahwa para manager mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yang diperlukan, atau tidak melakukan pekerjaan itu sendiri. Definisi diatas memberikan penjelasan kepada kita bahwa manajemen terutama mengelola sumber daya manusia bukan material atau finansial. Manajemen mencakup fungsi-fungsi perencanaan (penetapan apa yang akan dilakukan), pengorganisasian (perancangan dan penugasan kelompok kerja), personalia (penarikan, seleksi, pengembangan, pemberhentian, kompensasi dan penilaian prestasi kerja), pengarahan (motivasi, kepemimpinan, integrasi dan pengelolaan konflik) dan pengawasan. Menurut Hasibuan (2012:21) fungsi-fungsi sumber daya manusia meliputi fungsi manajerial yaitu: perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberhentian, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai tujuan indvidu, organisasi dan masyarakat. Definisi diatas http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 menjelaskan manajemen personalia merupakan gabungan fungsi-fungsi manajemen yang bertujuan untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Rivai (2008:1) menyatakan bahwa, manajemen sumber daya manusia adalah salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. Kemudian menurut Mangkunegara (2007:2) menyatakan bahwa, manajemen sumber daya manusia adalah suatu pengelolaan dengan pendayagunaan sumber daya yang ada pada individu (pegawai). Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa manajemen sumber daya manusia secara garis besar sama yaitu bahwa manajemen sumber daya manusia mengatur semua tenaga kerja secara efektif dan efesien dengan mengembangkan kemampuan yang mereka miliki dalam mewujudkan tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Dengan memilih tujuan tertentu maka tenaga kerja akan termotivasi untuk bekerja sebaik mungkin. Keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan untuk menjadikan suatu organisasi tersebut menjadi kuat sangat dipengaruhi oleh keberhasilan organisasi tersebut membina dan mengelola sumber daya manusia yang ada menjadi suatu tim yang kuat. Dan ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk membuat sumber daya manusia bekerja dengan baik dan merasa dihargai yaitu dengan adanya pemberian kompensasi yang layak, tepat dan adil. 2.1.2 Kompensasi a. Pengertian Kompensasi Pada dasarnya manusia bekerja juga ingin memperoleh uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk itulah seorang karyawan mulai http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 menghargai kerja keras dan semakin menunjukkan loyalitas terhadap perusahaan dan karena itulah perusahaan memberikan penghargaan terhadap prestasi kerja karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Masalah kompensasi sensistif karena menjadi pendorong seseorang untuk bekerja juga berpengaruh terhadap moral dan disiplin tenaga kerja. Oleh karena itu setiap perusahaan dimanapun seharusnya dapat memberikan kompensasi yang seimbang dengan beban kerja yang dipikul tenaga kerja. Berikut ini akan dikemukakan beberapa definisi kompensasi, menurut Sastrohadiwiryo (2003:181) bahwa, kompensasi adalah imbalan jasa atau balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada tenaga kerja karena tenaga kerja tersebut telah memberikan sumbangan tenaga dan pikiran demi kemajuan perusahaan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Hasibuan (2012:118) bahwa, kompensasi adalah semua pendapata yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan. Kompensasi acapkali juga disebut penghargaan dan dapat didefinisikan sebagai setiap bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka berikan kepada organisasi (Hasibuan, 2012). Selain itu dalam buku Malayu S.P. Hasibuan (2002) terdapat beberapa pengertian kompensasi dari beberapa tokoh yaitu : 1) Menurut William B. Werther dan Keith Davis kompensasi adalah apa yang seorang pekerja terima sebagai balasan dari pekerjaan yang diberikannya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 Baik upah per jam ataupun gaji periodik didesain dan dikelola oleh bagian personalia. 2) Kompensasi adalah segala sesuatu yang dikonstitusikan atau dianggap segai suatu balas jasa atau ekuivalen. Pengertian kompensasi juga terdapat pada berbagai literatur yang dikemukakan oleh beberapa pakar, antara lain: Menurut Sastrohadiwiryo (2003), kompensasi merupakan istilah luas yang berkaitan dengan imbalan-imbalan finansial yang diterima oleh orang-orang melalui hubungan kepegawaian mereka dengan organisasi. Menurut Dessler (2005) kompensasi karyawan adalah setiap bentuk pembayaran atau imbalan yang diberikan kepada karyawan dan timbul dari dipekerjakannya karyawan itu. b. Jenis-jenis Kompensasi Menurut Dessler (2005) kompensasi mempunyai tiga komponen sebagai berikut : 1) Pembayaran uang secara langsung (direct financial payment) dalam bentuk gaji, dan intensif atau bonus/komisi. 2) Pembayaran tidak langsung (indirect payment) dalam bentuk tunjangan dan asuransi. 3) Ganjaran non finansial (non financial rewards) seperti jam kerja yang luwes dan kantor yang bergengsi. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 c. Tujuan Diadakan Pemberian Kompensasi Menurut Hasibuan (2012), tujuan pemberian kompensasi (balas jasa) antara lain adalah: 1) Ikatan Kerja Sama. Dengan pemberian kompensasi terjalinlah ikatan kerja sama formal antara majikan dengan karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik, sedangkan pengusaha/majikan wajib membayar kompensasi sesuai dengan perjanjian yang disepakati. 2) Kepuasan Kerja. Dengan balas jasa, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik, status sosial, dan egoistiknya sehingga memperoleh kepuasan kerja dari jabatannya. 3) Pengadaan Efektif. Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan yang qualified untuk perusahaan akan lebih mudah. 4) Motivasi. Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah memotivasi bawahannya. 5) Stabilitas Karyawan. Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta eksternal konsistensi yang kompentatif maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena turn-over relatif kecil. 6) Disiplin. Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin karyawan semakin baik. Mereka akan menyadari serta mentaati peraturanperaturan yang berlaku. 7) Pengaruh Serikat Buruh. Dengan program kompensasi yang baik pengaruh serikat buruh dapat dihindarkan dan karyawan akan berkonsentrasi pada pekerjaannya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 8) Pengaruh Pemerintah. Jika program kompensasi sesuai dengan undangundang perburuhan yang berlaku (seperti batas upah minimum) maka intervensi pemerintah dapat dihindarkan. d. Sistem Kompensasi Sistem pembayaran kompensasi yang umum diterapkan adalah: 1) Sistem Waktu Dalam sistem waktu, besarnya kompensasi (gaji, upah) ditetapkan berdasarkan standar waktu seperti jam, minggu, atau bulan. 2) Sistem Hasil (Output) Dalam sistem hasil, besarnya kompensasi/upah ditetapkan atas kesatuan unit yang dihasilkan pekerja, seperti per potong, meter, liter, dan kilogram. 3) Sistem Borongan Sistem borongan adalah suatu cara pengupahan yang penetapan besarnya jasa didasarkan atas volume pekerjaan dan lama mengerjakannya. e. Indikator Kompensasi Menurut Simamora (2004:442) bahwa indikator yang disajikan dalam menilai kompensasi adalah: 1) Adil (keadilan internal). 2) Layak (keadilan eksternal). 3) Gaji dan upah (hak yang diterima oleh karyawan karena kompensasinya terhadap perusahaan). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 4) Insentif (tambahan kompensasi diluar gaji dan upah diberikan oleh perusahaan). 5) Fasilitas (kompensasi yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada karyawan sebagai penunjang kelancaran untuk bekerja dan memotivasi karyawan agar semangat kerja). 6) Tunjangan (kompensasi tambahan yang diberikan berdasarkan kebijakan perusahaan terhadap semua karyawan dalam usaha untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan). Sedangkan menurut Mangkunegara (2007:86) ada beberapa indicator kompensasi, yaitu: 1) Tingkat bayaran bisa diberikan tinggi, rata-rata atau rendah tergantung pada kondisi perusahaan, Artinya, tingkat pembayaran tergantung pada kemampuan perusahaan membayar jasa pegawainya. 2) Struktur Pembayaran, berhubungan dengan rata-rata bayaran, tingkat pembayaran dan klasifikasi jabatan di perusahaan. 3) Penentuan Bayaran Individu, perlu didasarkan pada rata-rata tingkat bayaran, tingkat pendidikan, masa kerja dan prestasi kerja karyawan. 4) Metode Pembayaran. Ada dua metode pembayaran yaitu, metode pembayaran yang didasarkan pada waktu (per-jam, per-hari, per-minggu, per-bulan). Kedua, metode pembayaran yang didasarkan pada pembagian hasil. 5) Kontrol Pembayaran, merupakan pengendalian secara langsung dan tidak langsung dari biaya kerja. Pengendalian biaya merupakan faktor utama http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 dalam administrasi upah dan gaji. Tugas mengontrol pembayaran adalah a) Mengembangkan standar kompensasi dan meningkatkan fungsinya; b) Mengukur hasil yang bertentangan dengan standar yang tetap; c) Meluruskan perubahan standar pembayaran upah. Indikator-indikator kompensasi di atas dapat dijadikan acuan oleh perusahaan dalam memberikan kompensasi yang layak bagi karyawannya. Dengan pemberian kompensasi yang layak maka karyawan akan lebih senang dalam pencapaian tujuannya. 2.1.3 Motivasi a. Pengertian Motivasi Perilaku manusia sebenarnya hanyalah cerminan yang paling sederhana motivasi dasar mereka. Agar perilaku manusia sesuai dengan tujuan organisasi,maka harus ada perpaduan antara motivasi akan pemenuhan kebutuhan mereka sendiri dan permintaan organisasi. Perilaku manusia ditimbulkan atau dimulai dengan adanya motivasi. Menurut Hasibuan (2012) motivasi merupakan proses yang berperan pada intensitas, arah, dan lamanya berlangsung upaya individu kearah pencapaian sasaran. Pengertian motivasi juga datang dari Hariandja (2002) yaitu faktor-faktor yang mengarahkan dan mendorong perilaku atau keinginan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk usaha keras atau lemah. Pengertian lainnya tentang motivasi dikemukakan oleh Sopiah (2008) dengan definisi sebagai keadaan di mana usaha dan kemauan keras seseorang diarahkan kepada pencapaian hasil-hasil atau tujuan tertentu. Hasil-hasil yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 dimaksud bisa berupa produktivitas, kehadiran atau perilaku kerja kreatif lainnya. Berdasarkan beberapa pengertian motivasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi timbul dari diri sendiri untuk mencapai suatu tujuan tertentu dan juga bisa dikarenakan oleh dorongan orang lain. Tetapi motivasi yang paling baik adalah dari diri sendiri karena dilakukan tanpa paksaan dan setiap individu memiliki motivasi yang berbeda untuk mencapai tujuannya. b. Teori Motivasi Beberapa teori motivasi yang dikenal dan dapat diterapkan dalam organisasi akan diuraikan sebagai berikut: 1) Teori Dua Faktor Herzberg Teori ini berdasarkan interview yang telah dilakukan oleh Herzberg. Penelitian yang dilakukan dengan menginterview sejumlah orang. Herzberg tiba pada suatu keyakinan bahwa dua kelompok faktor yang mempengaruhi perilaku adalah : a) Hygiene Factor Faktor ini berkaitan dengan konteks kerja dan arti lingkungan kerja bagi individu. Faktor-faktor higinis yang dimaksud adalah kondisi kerja, dasar pembayaran (gaji), kebijakan organisasi, hubungan antar personal, dan kualitas pengawasan. b) Satisfier Factor Merupakan faktor pemuas yang dimaksud berhubungan dengan isi kerja dan definisi bagaimana seseorang menikmati atau merasakan pekerjaannya. Faktor yang dimaksud adalah prestasi, pengakuan, tanggung http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 jawab dan kesempatan untuk berkembang. Menurut teori ini faktor-faktor yang mendorong aspek motivasi adalah keberhasilan, pengakuan, sifat pekerjaan yang menjadi tanggung jawab seseorang, kesempatan meraih kemajuan, dan pertumbuhan. Sedangkan faktor-faktor hygiene yang menonjol adalah kebijaksanaan perusahaan, supervisi, kondisi pekerjaan, upah dan gaji, hubungan dengan rekan kerja sekerja, kehidupan pribadi, hubungan dengan para bawahan, status, dan keamanan. 2) Tiga Jenis Motivasi David McClelland a) Kebutuhan Akan Prestasi (n-ACH) Kebutuhan akan prestasi merupakan dorongan untuk mengungguli, berprestasi sehubungan dengan seperangkat standar, bergulat untuk sukses. Kebutuhan ini pada hirarki Maslow terletak antara kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Ciri-ciri inidividu yang menunjukkan orientasi tinggi antara lain bersedia menerima resiko yang relatif tinggi, keinginan untuk mendapatkan umpan balik tentang hasil kerja mereka, keinginan mendapatkan tanggung jawab pemecahan masalah. n-ACH adalah motivasi untuk berprestasi, karena itu karyawan akan berusaha mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan. Karyawan perlu mendapat umpan balik dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasinya tersebut. b) Kebutuhan Akan Kekuasaan (n-pow) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain. Kebutuhan ini pada teori Maslow terletak antara kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. McClelland menyatakan bahwa kebutuhan akan kekuasaan sangat berhubungan dengan kebutuhan untuk mencapai suatu posisi kepemimpinan. n-pow adalah motivasi terhadap kekuasaan. Karyawan memiliki motivasi untuk berpengaruh terhadap lingkungannya, memiliki karakter kuat untuk memimpin dan memiliki ide-ide untuk menang. Ada juga motivasi untuk peningkatan status dan prestise pribadi. c) Kebutuhan Untuk Berafiliasi atau Bersahabat (n-affil) Kebutuhan akan Afiliasi adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi. McClelland mengatakan bahwa kebanyakan orang memiliki kombinasi karakteristik tersebut, akibatnya akan mempengaruhi perilaku karyawan dalam bekerja atau mengelola organisasi. Dalam teorinya McClelland mengemukakan bahwa individu mempunyai http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 cadangan energi potensial, bagaimana energi ini dilepaskan dan dikembangkan tergantung pada kekuatan atau dorongan motivasi individu dan situasi serta peluang yang tersedia. Teori ini memfokuskan pada tiga kebutuhan yaitu kebutuhan akan prestasi kebutuhan, kekuasaan, dan kebutuhan afiliasi. Model motivasi ini ditemukan diberbagai lini organisasi, baik staf maupun manajer. Beberapa karyawan memiliki karakter yang merupakan perpaduan dari model motivasi tersebut. 3) Teori Motivasi Kebutuhan Maslow Maslow menyatakan bahwa manusia dimotivasi untuk memuaskan sejumlah kebutuhan yang melekat pada diri setiap manusia yang cenderung bersifat bawaan (Hariandja, 2002). Hipotesis Maslow mengatakan bahwa lima jenjang kebutuhan yang bersemayam dalam diri manusia terdiri dari : a) Fisiologis, antara lain kebutuhan akan sandang, pangan, papan dan kebutuhan jasmani lain. b) Keamanan, antara lain kebutuhan akan keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional. c) Sosial, antara lain kasih sayang, rasa saling memiliki, diterima-baik, persahabatan. d) Penghargaan, antara lain mencakup faktor penghormatan diri seperti harga diri, otonomi, dan prestasi; serta faktor penghormatan diri luar seperti misalnya status, pengakuan dan perhatian. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 e) Aktualisasi Diri, merupakan dorongan untuk menjadi seseorang atau sesuai ambisinya yang mencakup pertumbuhan, pencapaian potensi, dan pemenuhan kebutuhan diri. c. Tujuan-tujuan Motivasi Kerja Pada hakekatnya pemberian mtivasi kepada karyawan tersebut mempunyai tujuan yang dapat meningkatkan berbagai hal. Menurut Hasibuan (2012:146) tujuan pemberian motivasi kepada karyawan adalah untuk: 1) Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan. 2) Meningkatkan produktivitas kerja karyawan. 3) Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan. 4) Meningkatkan kedisiplinan karyawan. 5) Mengefektifkan pengadaan karyawan. 6) Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik. 7) Meningkatkan loyalitas, kreatifitas dan partisipasi karyawan. 8) Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan. 9) Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya. 10) Meningkatkan efesiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku. d. Jenis-jenis Motivasi Ada dua jenis motivasi menurut Hasibuan (2004:222) yaitu sebagai berikut: 1) Motivasi Positif Motivasi positif dalam hal ini bermaksud untuk memotivasi bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik. Dengan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 motivasi positif ini semangat kerja bawahan akan meningkat, karena manusia pada umumnya senang menerima yang baik-baik saja. 2) Motivasi Negatif Motivasi negative dalam hal ini bermaksud agar manajer memotivasi bawahannya dengan memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjaannya kurang baik. Dengan motivasi negative ini, semangat kerja bawahan dalam jangka waktu pendek akan meningkat karena mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka waktu panjang akan berakibat kurang baik. e. Indikator Motivasi Menurut William dan Devis dalam Hasibuan (2012) yang membedakan motivasi adalah motivasi eksternal dan internal, Berikut aspekaspek motivasi yang terdiri dari: 1) Motivasi Internal a) Pekerjaan yang menyenangkan, pekerjaan yang bebas dari tekanan dan paksaan, disamping mudah atau tidak rumit melaksanakannya. Namun pekerjaan yang berat dan komplek juga akan menyenangkan, jika dikerjakan dalam suasana kerja yang saling bantu membantu dan tolong menolong atau dalam suasana kerjasama yang efektif dan efisien. b) Pekerjaan yang menarik, setiap SDM akan menyenangi bekerja dalam bidang yang sesuai dengan potensi, latar belakang pengalaman, pendidikan, keterampilan dan keahlian atau profesionalisme yang dikuasainya. Kesesuaiannya itu membuat pekerjaannya dirasakan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 menarik karena mencakup sesuatu yang sudah dikenal dan dipahaminya. c) Pekerjaan yang menantang, motivasi kerja tidak saja timbul karena pekerjaan yang menyenangkan, tetapi juga yang menantang untuk mencapai suatu prestasi, sebagai sukses yang diinginkan oleh setiap pekerja (SDM). Dengan kata lain pekerjaan yang menantang cenderung akan menimbulkan motivasi berprestasi melalui kemampuan berkompentisi secara sehat dalam arti jujur dan sportif, sejalan dengan kemampuan bekerjasama yang efektif dan efisien. 2) Motivasi Eksternal a) Pemberian upah/gaji untuk memenuhi kebutuhan fisik minimal maupun untuk kebutuhan hidup minimal. Tanpa upah/gaji yang layak sulit untuk mengharapkan atau bahkan memaksa SDM agar memberikan kontribusi maksimal dalam melaksanakan tugas pokoknya. b) Kondisi kerja yang baik, perasaan puas dan senang dalam bekerja dilingkungan organisasi, sangat dipengaruhi oleh kondisi kerja, baik yang bersifat fisik/material maupun psikis/non material. Kondisi kerja yang bersifat fisik menyangkut factor sarana dan prasarana, seperti luas ruangan termaksut penataan dalam ruangan, ketersedian perlengkapan dan peralatan kerja yang mutahir dan lain-lain. Sedangkan factor psikis/non material mengenai antara hubungan atasan dengan bawahan yang lain. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 c) Supervisi yang baik sebagai kegiatan mengamati, menilai dan membantu SDM agar bekerja secara efektif dan efisien, merupakan salah satu kegiatan prilaku organisasi, karena tujuan untuk terus menerus memperbaiki, meningkatkan dan menyempurnakan keterampilan dalam bekerja. 2.1.4 Kinerja Karyawan a. Pengertian Kinerja Karyawan Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya dicapai oleh seseorang). Definisi kinerja karyawan yang dikemukakan Bambang Kusriayanto dalam Mangkunegara (2007) adalah, perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu (lazimnya per-jam). Sedangkan menurut Rivai et. al (2008:549) kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Menurut Prawirosentono (2008), “kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam satu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hokum dan sesuai dengan atau organisasi dan dapat diukur. Pendapat yang sama juaga dikemukakan Wells dan Spinks (2006) yang dikutip dalam buku Rivai (2008:324) bahwa kinerja menunjukkan hasil-hasil perilaku yang bernilai dengan standar mutu atau kriteria. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 Berdasarkan beberapa teori tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang dapat dicapai pegawai dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab yang diberikan organisasi dalam upaya mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hokum dan sesuai dengan moral maupun etika. b. Tujuan dan Kegunaan Penilaian Kinerja Suatu perusahaan melakukan penilaian kinerja didasarkan pada dua alas an pokok, yaitu: 1) Manajer memerlukan evaluasi yang objektif terhadap kinerja karyawan pada masa lalu yang digunakan untuk membuat keputusan di bidang SDM di masa yang akan dating. 2) Manajer memerlukan alat yang memungkinkan untuk membantu karyawannya memperbaiki kinerja, merencanakan pekerjaan, mengembangkan kemampuan dan keterampilan untuk perkembangan karir dan memperkuat kualitas hubungan antar manajer yang bersangkutan dengan karyawan. c. Indikator-indikator Kinerja Karyawan Pada penelitian ini, indicator kinerja karyawan yang digunakan merupakan aspek-aspek yang dinilai dalam kinerja, seperti yang diungkapkan dari hasil studi Lazer dan Wikstrom (1997) yang dikutip dalam buku Rivai (2008:324) bahwa aspek-aspek yang dinilai dikelompokkan menjadi: http://digilib.mercubuana.ac.id/ dalam kinerja dapat 27 1) Kemampuan Teknis, yaitu kemampuan menggunaan pengetahuan, metode, teknik, dan peralatan yang digunakan untuk melaksanakan tugas serta pengalaman dan pelatihan yang diperolehnya. 2) Kemampuan Konseptual, yaitu kemampuan untuk memahami kompleksitas perusahaan dan penyesuaian bidang gerak dari unit masingmasing ke dalam bidang operasional perusahaan secara menyeluruh, yang pada intingya individual tersebut memahami tugas, fungsi serta tnaggung jawabnya sebagai seorang karyawan. 3) Kemampuan Hubungan Interpersonal, yaitu antara lain kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain, memotivasi karyawan melakukan negoisasi dan lain-lain. Sedangkan menurut Hasibuan (2012:95), unsure-unsur yang dinilai dalam prestasi kerja adalah: 1) Kesetiaan. Penilai mengukur kesetiaan karyawan terhadap pekerjaannya, jabatannya, dan organisasi. Kesetiaan ini dicerminkan oleh kesediaan karyawan menjaga dan membela organisasi di dalam maupun di luar pekerjaan dari wewenang yang tidak bertanggung jawab. 2) Prestasi Kerja. Penilai menilai hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dapat dihasilkan karyawan tersebut dari uraian pekerjaannnya. 3) Kejujuran. Penilai menilai kejujuran dalam melaksanakan tugas-tugasnya memenuhi perjanjian baik bagi dirinya sendiri maupun terhadap orang lain seperti kepada bawahannya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 4) Kedisiplinan. Penilai menilai disiplin karyawan dalam mematuhi peraturan yang ada dan melakukan pekerjaannya sesuai dengan instruksi yang diberikan kepadanya. 5) Kreativiras. Penilai menilai kemampuan karyawan dalam mengembangkan kreativitasnya untuk menyelesaikan pekkerjaannya, sehingga bekerja lebih berdaya guna dan berhasil guna. 6) Kerja Sama. Penilai menilai kesediaan karyawan berpatisipasi dan bekerja sama dengan karyawan lainnya secara vertical atau horizontal di dalam maupun diluar pekerjaan sehingga hasil pekerjaan akan semakin baik. 7) Kepemimpinan. Penilai menilai kemampuan untuk memimpin, berpengaruh, mempunyai pribadi yang kuat, dihormati, berwibawa, dan dapat memotivasi orang lain atau bawahannya untuk bekerja secara efektif. 8) Kepribadian. Pennilai menilai karyawan dari sikap perilaku, kesopanan, periang, disukai, member kesan menyenangkan, memperlihatkan sikap yang baik, serta berpenampilan simpatik dan wajar. 9) Prakarsa. Penilai menilai kemampuan berfikir orisinal dan berdasarkan inisiatif sendiri untuk menganalisis, menilai, menciptakan, meberikan alas an, mendapatkan kesimpulan, dan mebuat keputusan penyelesaian masalah yang dihadapinya. 10) Kecapakan. Penilai menilai kecakapan karyawan dalam menyatukan dan menyelaraskan bermacam-macam elemen yang semuanya terlibat di dalam penyusunan kebijaksanaan dan di dalam situasi manajemen. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 11) Tanggung Jawab. Penilai menilai kesediaan karyawan dalam mempertanggung jawabkan kebijaksanaannya, pekerjaan dan hasil kerjanya, sarana dan prasarana yang dipergunakannya serta perilaku kerjanya. 2.2 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu NO. NAMA JUDUL PENDEKATAN ILMIAH 1. Fajar Kurniadi Pengaruh Kompensasi dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan di Apotek Berkah (2012) Kuantitatif. Dengan sample mengambil keseluruhan populasi seluruh karyawan Apotek Berkah sebanyak 32 orang. Teknik analisa yang digunakan adalah Analisis Regresi Linier Berganda. Kompensasi dan Motivasi berpengaruh positif signifikan terhadap Kinerja Karyawan terhadap kinerja karyawan di Apotek Berkah. 2. Evan Nalendra Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Karya Sejati Vidyatama (2012) Kuantitatif. Dengan sample mengambil keseluruhan populasi seluruh karyawan PT. Karya Sejati Vidyatama sebanyak 30 orang. Metode analisa yang digunakan adalah Uji Instrumen, Uji Normalitas dan Uji Regresi Linier Berganda. Kompensasi dan Motivasi berpengaruh positif signifikan terhadap Kinerja Karyawan terhadap kinerja karyawan pada PT. Karya Sejati Vidyatama. 3. Sarwo Waskito Pengaruh Pemberian Kompensasi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi pada UD. Morinaga di Surabaya (2011) Populasi adalah 60 karyawan pada UD. Morinaga dan sampel adalah 45 orang. Metode analisa yang digunakan adalah Analisa Regresi Linier Berganda. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa pemberian kompensasi berpengaruh tidak signifikan positif terhadap kinerja karyawan dan motivasi berpengaruh tidak signifikan positif terhadap kinerja karyawan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ HASIL 30 2.3 Kerangka Pemikiran Dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya, setiap perusahaan berupaya meningkatkan kinerja para karyawannya. Untuk mencapai produktivitas tersebut tentunya karyawan harus mempunyai kemampuan dan motivasi yang tinggi dalam bekerja. Maka dari itu karyawan harus berperan aktif dalam menetapkan, mendukung serta melaksanakan rencanam proses, sistem dan penentuan terwujudnya tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Untuk menunjang hal tersebut di atas, maka perusahaan dituntut untuk memberikan perhatian yang sebaik-baiknya kepada karyawan. Salah satu wujud perhatian perusahaan kepada karyawan tersebut adalah dengan cara pemberian balas jasa dalam bentuk imbalan atau kompensasi dan serta pemberian motivasi. Adapun kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran H1 Kompensasi (X1) H3 Motivasi (X2) 2.4 Kinerja Karyawan (Y) H2 Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Dengan kata lain, hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun oleh peneliti, yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 kemudian akan diuji kebenarannya melalui penelitian yang dilakukan (Kuncoro, 2003). Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka penulis menarik suatu hipotesis sebagai berikut: 1. H1 Terdapat pengaruh positif dan signifikan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Meprofarm, Jakarta. 2. H2 Terdapat pengaruh positif dan signifikan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Meprofarm, Jakarta. 3. H3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan Kompensasi dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Meprofarm, Jakarta. http://digilib.mercubuana.ac.id/