BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalian internal

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pengendalian internal merupakan suatu cara untuk mengarahkan,
mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi. Pengendalian
internal juga berperan penting bagi perusahaan meliputi rencana organisasi
dari semua metode serta kebijakan yang telah dikoordinasikan dalam suatu
perusahaan yang akan membantu manajemen dalam menjaga keamanan
perusahaan.
Pengertian sistem pengendalian internal menurut AICPA (American
Institute of Certified Public Accountants) yang dikutip oleh Bambang
Hartadi, sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, semua
metode dan ketentuan yang terkoordinasi yang ada didalam perusahaan untuk
melindungi harta kekayaan, memeriksa ketelitan, dan seberapa jauh data
akuntansi dapat dipercaya meningkatkan efisiensi, efektivitas usaha dan
mendorong ditaatinya kebijakan
perusahaan
yang telah
diterapkan.
Berdasarkan defisnisi yang diatas dapat dipahami bahwa pengendalian
internal adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai unsur dan tidak terbatas
hanya pada metode bagian akuntansi dan keuangan, tetapi dapat meliputi
pengendalian anggaran, biaya standar, program pelatihan pegawai dan staf
pemeriksa internal. Pengendalian internal juga mempunyai dua arti, yaitu
dalam arti sempit dan luas. Arti sempit pada pengendalian internal seperti
prosedur-prosedur mekanik untuk memeriksa ketelitian dari data-data
administrasi. Dalam arti luas seperti meliputi semua cara-cara yang
digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengawasi atau mengendalikan
perusahaan yang meliputi struktur organisasi, formulir-formulir dan prosedurprosedur, pembukuan dan laporan.
Persediaan merupakan aset perusahaan yang jumlah nilainya cukup
besar dan membutuhkan modal kerja yang besar. Pada umumnya persediaan
mempunyai nilai yang cukup material dan rawan oleh tindakan pencurian
atau
penyalahgunaan.
Kekurangan
persediaan
barang
dagang
pada
perusahaan akan menghadapi risiko dimana kebutuhan pelanggan tidak
terpenuhi, akibatnya akan merugikan perusahaan dan akan kehilangan suatu
kesempatan untuk memperoleh pendapatan. Sebaliknya kelebihan persediaan
juga akan merugikan karena sebagian besar modal perusahaan tertanam di
persediaan, jika persediaan tidak terjual maka akan menghambat kegiatan
perusahaan.
Di dalam perusahaan fungsi penjualan merupakan ujung tombak
perusahaan dagang dalam mencapai tujuannya dan sebagai salah satu
kegiatan vital dalam perusahaan yang menjadi sumber pendapatan bagi
perusahaan dan sebagai pembiayaan untuk aktivitas perusahaan.
Berdasarkan keterangan diatas maka aktivitas persediaan dan
penjualan sangat berkaitan, dimana jika persediaan tidak ada di gudang dan
aktivitas penjualan juga akan terhenti sehingga kesempatan permintaan dari
pelanggan atas suatu barang tertentu dan perusahaan mampu memenuhi
permintaan dari pelanggan maka transaksi penjualan akan menghasilkan laba
bagi perusahaan. Maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang
pengendalian internal terhadap persediaan dan fungsi penjualan, dan memilih
judul “Evaluasi Pengendalian Internal atas Persediaan dan Fungsi
Penjualan pada PT. Tunas Dunia Kertasindo.”
1.2
Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang penelitian di atas, maka perumusan masalah
yang dikaji dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Apakah prosedur pengendalian internal atas persediaan dan penjualan
yang ditetapkan oleh perusahaan telah berjalan dengan memadai?
2. Apakah terdapat kelemahan dalam sistem pengendalian internal pada
PT. Tunas Dunia Kertasindo?
3. Apa saja masalah yang ada dalam pengelolaan persediaan dan proses
penjualan?
1.3
Ruang Lingkup Penelitian
Mengingat luasnya aktivitas perusahaan, maka penulis membatasi ruang
lingkup pembahasan ini pada aktivitas penjualan dan persediaan barang. Oleh
karena itu ruang lingkup penulisan dan pembahasan akan ditekankan pada
analisis pengendalian internal yang ada pada persediaan barang perusahaan
dan prosedur penjualan.
1.4
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui sistem persediaan bahan baku yang diterapkan.
2. Untuk mengetahui bagaimana sistem pengendalian internal pada bahan
baku.
3. Untuk mengetahui hubungan antara pengendalian internal dengan
penetapan prosedur persediaan barang perusahaan dan prosedur penjualan
4. Mengetahui
kemungkinan
kelemahan
yang
ada
dalam
sistem
pengendalian internal pada persediaan dan fungsi penjualan.
1.4.2 Manfaat Penelitian
Dengan dibuatnya penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan:
Memberikan informasi sebagai masukan baru kepada perusahaan
untuk dapat meningkatkan pengendalian internal dalam persediaan
dan fungsi penjualan
2. Bagi Penulis:
Sebagai penambah pengetahuan mengenai pengendalian internal
didalam suatu perusahaan dan dapat digunakan saat praktek
sebenarnya.
1.5
Ringkasan Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Metode
kualitatif adalah metode penelitian yang sifatnya deskritif dan induktif. Pada
metode ini, penelitian sebuah fenomena berasal dari data yang ada bukan dari
teori. Landasan teori biasanya digunakan sebagai penopang fokus penelitian.
Metode kualitatif bertujuan untuk mengembangkan keadaan objek yang akan
diteliti berdasarkan fakta-fakta yang ada dengan cara mengumpulkan,
mengolah, menyajikan, serta menganalisis berbagai macam data yang
ditemukan sehingga dapat ditarik kesimpulan dan dibuat suatu rekomendasi
apabila diperlukan.
1.5.1
Metode Analisis Data
Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan
untuk mengumpulkan data. Untuk mendapatkan data mengenai objek yang
akan diteliti maka penulis menggunakan berapa teknik pengumpulan data
antara lain sebagai berikut :
1. Studi Lapangan (Field Research)
Pengumpulan data dengan melakukan peninjauan secara langsung untuk
memperoleh data-data yang diperlukan dalam penyusunan tugas akhir.
Penelitian ini dilakukan terhadap kegiatan dari seluruh objek penelitian
yang meliputi :
a. Metode Wawancara.
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data
maupun peneliti terhadap narasumber atau sumber data. Wawancara
pada penelitian sampel besar biasanya hanya di lakukan sebagai studi
pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada
1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara
dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian
kualitatif). Kelebihan teknik wawancara:
1) Wawancara memberikan kesempatan kepada pewawancara untuk
memotivasi orang yang diwawancarai untuk menjawab dengan
bebasa dan terbuka terhadap pertanyaa-pertanyaan yang diajukan.
2) Memungkinkan
pewawancara
untuk
mengembangkan
pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan situasi yang berkembang.
3) Pewawancara dapat menilai kebenaran jawaban yang diberikan
dari gerak-gerik dan raut wajah orang yang diwawancarai.
4) Pewawancara dapat menanyakan kegiatan-kegiatan khusus yang
tidak selalu terjadi.
b. Metode Observasi
Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan
data yang
tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket)
namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang
terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian
ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejalagejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
Kelebihan Observasi:
1) Data yang diperoleh terbaru karena diperoleh dari keadaan yang
terjadi pada saat itu (pada saat berlangsungnya peristiwa tersebut).
2) Data lebih obyektif dan jujur karena obyek yang diteliti atau
responden tidak dapat mempengaruhi pengumpul data (menutup
kemungkinan manipulasi).
c. Metode Kuesioner
Kuesioner merupakan sehimpunan pertanyaan atau pernyataan
mengenai suatu objek yang diajukan untuk memperoleh tanggapan
dari respoden. Tanggapan itu merupakan informasi mengenai
keberadaan objek yang dimaksudkan untuk menjawab permasalahan
penelitian.
Kuesioner dibedakan dalam dua bentuk, yaitu :
1. Pertanyaan Tertutup
Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang membatasi alternatif
jawaban yang akan diberikan kepada responden
2. Pertanyaan Terbuka
Pertanyaan
terbuka
kesempatan
adalah
seluas-luasnya
pertanyaan
kepada
yang
memberkan
responden
untuk
mengemukakan jawabannya.
3. Studi Kepustakaan (Library Research)
Pengumpulan data dengan menggunakan bahan tertulis dengan cara
mempelajari dan membaca pendapat para ahli yang berhubungan dengan
pengendalian internal persediaan guna masalah untuk memperoleh
gambaran teoritis dalam menunjang penelitian, pembanding serta
pendukung pembahasan.
I.5.2
Metode Penyajian Data
Untuk mencapai tujuan penelitian agar sesuai dengan yang diharapkan
serta memperoleh suatu kesimpulan, maka data yang telah terkumpul
menggunakan analisis kualitatif dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Memeriksa dan meneliti data-data yang telah terkumpul dam menjamin
apakah data tersebut dapat di pertanggungjawabkan keberadaannya.
b. Mengkategorikan data-data yang disesuaikan dengan kriteria serta hal-hal
yang di perlukan dalam suatu pendataan. Penyajian data penelitian ini
dipergunakan metode deskriptif kualitatif yaitu dengan menggambarkan
kenyataan kenyataan yang terjadi bersifat umum dan kemungkinan
masalah yang dihadapi serta solusinya.
1.5.3 Tinjauan Penelitian Terdahulu
a. Gabriela Ocktaviani Samuel (2012). Penelitian yang dilakukan oleh
Gabriela Ocktaviani Samuel mengevaluasi pengendalian internal menurut
Boyton yang terdiri dari (a) prosedur analitis, (b) inspeksi, (c) konfirmasi,
(d) permintaan keterangan, (e) perhitungan, (f) penelusuran ,(g)
pemeriksaan bukti pendukung, (h) pengamatan, (i) pelaksanan ulang, (j)
teknik audit berbantuan komputer. Kesimpulan dari penelitian ini
diantaranya: PT. Bondor Indonesia memiliki (a) metode perpetual
inventory dan weighted average cost,(b) pemisahan fungsi pemesanan dan
pembelian dengan fungsi gudang cukup baik, (c) adanya pemisahan tugas
dalam pelaksanaan penerimaan, pemesanan, penyimpanan, pengeluran,
dan pencatatan transaksi persediaan, (d) fungsi pengiriman persediaan
barang tidak terpisah dengan gudang, (e) sistem pengamanan cukup
mendukung, (f) adanya update pada kartu stok oleh bagian gudang, (g)
penerimaan persediaan yang dilakukan tanpa melaluiotorisasi dari pihak
manajemen, (h) tidak ada pemisahan wewenang antara fungsi penerimaan
dan fungsi gudang, (i) tidak ada antisipasi bila terjadinya kecurangan
padafungsi penerimaan barang, (j) masih ditemukan selisih kuantitas
antara pencatatan pada stok barang di kartu persediaan dengan jumlah
fisik di gudang.
b. Yessie Pantoni (2011). Penelitian yang dilakukan Yessie Pantoni
mengevaluasi persediaan dan fungsi penjualan di PT. Indocare
Citrapasific. Kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan Yessie
adanya realisasi penjualan yang membuat tidak tercapainya laba tahunan
yang telah diprediksi sebelumnya pada saat penetapan target penjualan,
pencatatan pengeluaran barang dicatat pada akhir jam kerja dan
menyebabkan stok barang tidak update, adanya pembukuan secara
langsung penjualan secara komputerisasi, adanya cap batal untuk
digunakan diarsip, pencatatan persediaan kurang memadai.
c. Jack Wagner (2009). Dalam jurnalnya yang berjudul “Auditor General
Wagner’s Special Investigation Finds Weak Controls Over $11.5 Million
In Computer Inventory At Bethlehem School District”, menemukan
kegagalan bethelem dalam melakukan pengendalian yang wajar dan
pengawasan atas persediaan komputer. Kegagalan yang ada untuk
mengembangkan jadwal persediaan pada di kabupaten, kegagalan untuk
membandingkan
pesanan
dengan
faktur
dan
kegagalan
untuk
mengembangkan kebijakan teknologi informasi yang komprehensif dan
manual prosedur. Hasil dari pengendalian yang dilakukan Wagner
membuat rekomendasi untuk memperbaiki masalah yang menyangkut
kelemahan
persediaan
komputer
seperti
mengembangkan
dan
menerapkan kebijakan teknologi informasi yang komprehensif dan
prosedur manual.
d. Susan Muzorewa (2012). Dalam jurnalnya yang berjudul “Sales Order
Processing And Internal Controls” ditemukan kelemahan perusahaan
belum menyadari pertumbuhan yang telah diantisipasi 10 tahun yang lalu.
Berdasarkan rekomendasi dari seorang konsultan pemasaran, Mr Davis
pendiri dan CEO perusahaan telah memutuskan untuk memperluas dari
disesuaikan untuk produksi massal olahraga tersebut. Sebuah perubahan
yang diusulkan dalam strategi pemasaran diharapkan dapat menghasilkan
pertumbuhan penjualan yang pesat. BodyBrace sekarang perlu untuk
membangun Sistem Akuntansi yang efektif untuk memungkinkan untuk
melacak aktivitas serta membangun sistem pengendalian intern yang baik
untuk memastikan integritas dan keandalan laporan keuangan dan data
lainnya. Kasus ini mendorong siswa untuk menerapkan pedoman
pengendalian internal yang ditetapkan dalam Pernyataan Standar
Auditing (SAS) No 78 dan menggunakan diagram dataflow (DFD) untuk
menjelaskan proses pesanan penjualan.
e. Amanina, Ruzanna dan Hadiprajitno, Basuki (2011). Dalam
“EVALUASI TERHADAP SISTEM PENGENDALIAN INTERN
PADA PROSES PEMBERIAN KREDIT MIKRO (Studi pada PT. Bank
Mandiri (PERSERO) tbk Cabang Majapahit Semarang)” menemukan
bahwa sistem yang dianut dalam kredit mikro proses pinjaman sebagian
besar sudah memiliki elemen pengendalian internal dalam memberikan
pinjaman kredit mikro sesuai dengan prinsip kehati-hatian, prinsip
pinjaman suara , dan mengevaluasi efektivitas sistem pengendalian dalam
proses peminjaman. Kelemahan yang ada pada micro credit analyst
(MKA) di Bank Mandiri Cabang Majapahit Semarang tidak sebanding
dengan jumlah aplikasi untuk melakukan kredit. Pengujian kepatuhan
yang dilakukan pada sistem pengendalian internal menggunakan tetap
ukuran sampel. Hasil ini pengujian kepatuhan adalah jumlah batas akurasi
dicapai (Dicapai presisi Batas atas / AUPL) dari 3%. Dari hasil ini jika
AUPL kurang dari atau sama dengan DUPL, kontrol internal yang ada
dikatakan efektif. Ini bisa berarti bahwa unsur-unsur pengendalian intern
yang terdapat dalam proses peminjaman kredit mikro telah dilaksanakan
oleh management.theresearch menyimpulkan bahwa sistem pengendalian
internal yang ada dalam proses pinjaman kredit mikro adalah memadai
dan telah dilaksanakan oleh manajemen.
I.6
Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan skripsi ini, sistematika penulisan yang digunakan adalah:
BAB 1
PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang, Perumusan
Masalah,
Tujuan
dan
Manfaat
Penelitian,
Metodologi
Penelitian dan Sistematika Pembahasan.
BAB 2
LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan landasan yang kuat sebagai perbandingan
antara teori dan praktek ynang menjadi dasar untuk
mengevaluasi, serta kerangka pemikiran.
BAB 3
OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai dua pembahasan
yang pertama mengenai sejarah singkat perusahaan, bidang
usaha perusahaan, produk perusahaan, serta struktur organisasi
dan prosedur sedangkan pembahasan kedua mengenai jenis
dan sumber data, metode analisis data, serta metode penyajian
data.
BAB 4
PEMBAHASAN
Bab ini akan menjelaskan tentang evaluasi pembahsan
pengendalian internal terhadap persediaan barang dan fungsi
penjualan pada perusahaan yang diteliti. Termasuk didalamnya
mengenai prosedur yang berhubungan dengan persediaan
barang dagang, unsur-unsur pengendalian internal, fungsi
penjualan dalam perusahaan, dan temuan penelitian beserta
rekomendasinya.
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan berisikan mengenai kesimpulan yang diperoleh
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis serta
mencoba memberikan saran yang berguna untuk memperbaiki
kelemahan pengendalian ataupun kesalahan yang ada pada
perusahaan tersebut.
Download