10. Kayu jati yang tertindih batu atau terendam air. Kayu ini dinamakan Gombang. Penghuninya akan mempunyai nasib yang tidak baik. I l. Kayu jati yang pohonnya mati sendiri. Orang menamakannya Galigang. Kayu ini tidak berbeda dengan kayu Combang, debab selalu membuat sial pemiliknya. jati yang pada waktu robohnya mengejutkan seluruh margasatwa penghuni hutan, sehingga banyak yang berteriak melengkung, mengaum, menyalak, dan sebagainya. Kayu ini dinamakan Gronang. Kalau tetap dipakai, si penghuni atau orang yang menempati sering mendapat celaka atau hinaan da ri orang lain. 12. Kayu 13. Kayu jati yang menempel pada salah satu cabang pohon lainnya. Kayu ini populer dengan nama Gandhongan. Bila dipakai untuk kerangka rumah salah-salah bisa menyebabkan penghuninya berbuat jelek (misalnya 5 M: Maling (mencuri), Minum (suka rnereguk minumankeras),Madat (suka mengisap ganja dan sejenisnya), Mairr (suka berjudi) dan Madon (suka main perempuan). 14. Kayu jati yang terbakar hingga hangus kehita"m-hitaman dinamakan Gosong (terbakar). Kalau nekat dipakai, bersiap-siaplah untukmenyediakan air satu sumur, karena rumah tersebut mudah terbakar. 15. Kayu jati yang rendah dan tersangkut pada cabang. Kayu ini populer dengan nama Gronggang. Bersifat selalu menghalangi niat atau kehendak baik penghuninya. 16. Kayu jati lapuk bagian dalamnya. Dinamakan orang dengan nama yang serzun, Buntel mayit (bungkus mayat) . Siapa saja yang menggunakannya bisa mempunyai penyakit pelupa atau penyakit dalam. Maka. karena sifat-sifat jelek yang dimiliki oleh kayu-kayu tersebut, orang berlombalomba untuk menghindarinya. Lalu, bagaimana syarat-syarat yang dipakai untuk memugar rumah-rumah "priyayi" (bangsawan) termasuk raja sendiri? Tentu saja dengan syarat yang cukup berat, misalnya kayu jati harus diambilkan dari hutan tertentu (untuk keraton Solo, sejak u