SEJARAH GEOLOGI BAB IV SEJARAH GEOLOGI Lapangan Panasbumi Wayang Windu terletak pada jalur Pegunungan Selatan Jawa yang merupakan hasil subduksi antara Lempeng Hindia-Australia dengan Lempeng Eurasia yang mulai terjadi pada Zaman Tersier (Pulunggono dan Martodjojo, 1994). Proses subduksi tersebut menghasilkan kegiatan gunungapi yang berkomposisi andesit. Pada Plio-Plistosen kegiatan gunungapi kembali terjadi dan disusul oleh pembentukan serangkaian gunungapi Kuarter Awal. Pada kala Pleistosen terjadi aktivitas vulkanisme Gunung Wayang (0,49 jtyl) yang menyebarkan hasil vulkanisme berupa lava, breksi, dan tuf (Bogie et al., 1998) yang disetarakan dengan Satuan Breksi Andesit. Kemudian terjadi aktivitas vulkanisme Gunung Malabar (0,23 jtyl) yang menyebarkan hasil vulkanisme berupa tuf, breksi lahar, sedikit batuapung, dan lava (Bogie et al., 1998) yang disetarakan dengan Satuan Andesit. Saat terjadi letusan pada Gunung Malabar, terjadi kekosongan dapur magma yang mengakibatkan runtuhan sehingga terbentuk kaldera (Alzwar et al., 199). Oleh karena itu dijumpai sesar normal di sekitar gunung tersebut. Setelah proses vulkanisme berhenti terjadi deformasi dan membentuk sesar geser yang berarah Timurlaut-Baratdaya. Kemudian disusul dengan sesar normal yang berarah Baratdaya-Tenggara yang terlihat memotong sesar yang berarah Timurlaut-Baratdaya dan kaldera Gunung Malabar (Alzwar et al.,1992). Walaupun aktivitas vulkanisme telah berhenti pada Gunung Wayang dan Gunung Malabar, tetapi aktivitas magmatik belum berhenti. Hal tersebut dibuktikan dengan kehadiran sistem panasbumi hingga sekarang. Sumber panas pada lapangan panasbumi ini berasal dari intrusi yang merupakan aktivitas magmatik. Sumber panas tersebut memanaskan fluida yang hadir di reservoir sehingga fluida tersebut memiliki suhu 2500-3200C dengan pH netral. Fluida di reservoir yang memiliki temperatur tinggi tersebut berinteraksi dengan batuan samping sehingga batuan samping teralterasi dan membentuk zona mineral lempung (ilit)kuarsa±anhidrit-klorit±wairakit-epidot-kalsit di kedalaman > 1530 m. Pemanasan yang terjadi pada fluida di reservoir mengakibatkan densitas fluida turun sehingga naik ke permukaan. Tekanan fluida panas ini saat menuju ke permukaan dapat mengakibatkan terbentuknya ELFINA 12006011 50 SEJARAH GEOLOGI rekahan yang intensif di zona ini. Pada zona ini juga diperkirakan fluida mendidih. Fluida naik mendekati permukaan dan mendingin menjadi 1600-1800C pada kedalaman 490 – 890 m dengan pH yang relatif netral dan mengubah batuan sampingnya sehingga membentuk zona mineral lempung (smektit)-kuarsa±anhidrit-klorit-kalsit. Kemudian saat mendekati permukaan pada kedalaman 84 – 480 m, fluida tersebut akan mengalami penurunan suhu menjadi 2001200C. Kondensasi uap dengan air permukaan menyebabkan fluida menjadi bersifat asam dan mengubah batuan samping sehingga membentuk zona mineral lempung (kaolinit)±kuarsa. Berdasarkan hasil analisis petrografi, sistem panasbumi di Lapangan Panasbumi Wayang Windu bagian utara memiliki reservoir dimulai pada kisaran kedalaman 749-891 m, dengan temperatur 2500-3200C yang berada pada zona mineral lempung (ilit)-kuarsa±anhidritklorit±wairakit-epidot-kalsit. Temperatur reservoir telah mengalami sedikit pendinginan, dibuktikan dengan pengukuran temperatur reservoir saat pengeboran menunjukkan kisaran temperatur 1800-2400C. ELFINA 12006011 51