13.draft bab 4

advertisement
SEJARAH GEOLOGI
BAB IV
SEJARAH GEOLOGI
Lapangan Panasbumi Wayang Windu terletak pada jalur Pegunungan Selatan Jawa
yang merupakan hasil subduksi antara Lempeng Hindia-Australia dengan Lempeng Eurasia
yang mulai terjadi pada Zaman Tersier (Pulunggono dan Martodjojo, 1994). Proses subduksi
tersebut menghasilkan kegiatan gunungapi yang berkomposisi andesit. Pada Plio-Plistosen
kegiatan gunungapi kembali terjadi dan disusul oleh pembentukan serangkaian gunungapi
Kuarter Awal.
Pada kala Pleistosen terjadi aktivitas vulkanisme Gunung Wayang (0,49 jtyl) yang
menyebarkan hasil vulkanisme berupa lava, breksi, dan tuf (Bogie et al., 1998) yang
disetarakan dengan Satuan Breksi Andesit. Kemudian terjadi aktivitas vulkanisme Gunung
Malabar (0,23 jtyl) yang menyebarkan hasil vulkanisme berupa tuf, breksi lahar, sedikit
batuapung, dan lava (Bogie et al., 1998) yang disetarakan dengan Satuan Andesit. Saat terjadi
letusan pada Gunung Malabar, terjadi kekosongan dapur magma yang mengakibatkan runtuhan
sehingga terbentuk kaldera (Alzwar et al., 199). Oleh karena itu dijumpai sesar normal di
sekitar gunung tersebut. Setelah proses vulkanisme berhenti terjadi deformasi dan membentuk
sesar geser yang berarah Timurlaut-Baratdaya. Kemudian disusul dengan sesar normal yang
berarah Baratdaya-Tenggara yang terlihat memotong sesar yang berarah Timurlaut-Baratdaya
dan kaldera Gunung Malabar (Alzwar et al.,1992).
Walaupun aktivitas vulkanisme telah berhenti pada Gunung Wayang dan Gunung
Malabar, tetapi aktivitas magmatik belum berhenti. Hal tersebut dibuktikan dengan kehadiran
sistem panasbumi hingga sekarang. Sumber panas pada lapangan panasbumi ini berasal dari
intrusi yang merupakan aktivitas magmatik. Sumber panas tersebut memanaskan fluida yang
hadir di reservoir sehingga fluida tersebut memiliki suhu 2500-3200C dengan pH netral. Fluida
di reservoir yang memiliki temperatur tinggi tersebut berinteraksi dengan batuan samping
sehingga batuan samping teralterasi dan membentuk zona mineral lempung (ilit)kuarsa±anhidrit-klorit±wairakit-epidot-kalsit di kedalaman > 1530 m. Pemanasan yang terjadi
pada fluida di reservoir mengakibatkan densitas fluida turun sehingga naik ke permukaan.
Tekanan fluida panas ini saat menuju ke permukaan dapat mengakibatkan terbentuknya
ELFINA 12006011
50
SEJARAH GEOLOGI
rekahan yang intensif di zona ini. Pada zona ini juga diperkirakan fluida mendidih. Fluida naik
mendekati permukaan dan mendingin menjadi 1600-1800C pada kedalaman 490 – 890 m
dengan pH yang relatif netral dan mengubah batuan sampingnya sehingga membentuk zona
mineral lempung (smektit)-kuarsa±anhidrit-klorit-kalsit. Kemudian saat mendekati permukaan
pada kedalaman 84 – 480 m, fluida tersebut akan mengalami penurunan suhu menjadi 2001200C. Kondensasi uap dengan air permukaan menyebabkan fluida menjadi bersifat asam dan
mengubah batuan samping sehingga membentuk zona mineral lempung (kaolinit)±kuarsa.
Berdasarkan hasil analisis petrografi, sistem panasbumi di Lapangan Panasbumi
Wayang Windu bagian utara memiliki reservoir dimulai pada kisaran kedalaman 749-891 m,
dengan temperatur 2500-3200C yang berada pada zona mineral lempung (ilit)-kuarsa±anhidritklorit±wairakit-epidot-kalsit. Temperatur reservoir telah mengalami sedikit pendinginan,
dibuktikan dengan pengukuran temperatur reservoir saat pengeboran menunjukkan kisaran
temperatur 1800-2400C.
ELFINA 12006011
51
Download