BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Public Relations 2.1.1 Definisi Public

advertisement
15
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Public Relations
2.1.1 Definisi Public Relations
Jefkins (2004:10) menyatakan Public Relations adalah semua bentuk komunikasi
yang terencana, baik itu ke dalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan semua
khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berdasarkan pada
saling pengertian.
L. Bernays dalam Soemirat (2004:13) menyebutkan bahwa Public Relations
mempunyai tiga arti :
1. Penerangan kepada publik,
2. Persuasi ditunjukan kepada publik untuk mengubah sikap dan
tingkah laku publik,
3. Upaya untuk menyatukan sikap dan perilaku suatu lembaga.
The institute of Public Relations (British) dalam Darvis (2005:4) mendefinisikan
Public Relations sebagai usaha yang terencana dan terkendali untuk membentuk dan
mempertahankan goodwill (niat baik) dan saling pengertian antara suatu organisasi
dengan publiknya.
15
16
Definisi Public Relations menurut Simoes dalam Rumanti (2004:7) adalah :
1. Public Relations : proses interaksi, Public Relations menciptakan opini publik
sebagai input yang menguntungkan kedua belah pihak.
2. Public Relations adalah fungsi manajemen. Public Relations menumbuhkan dan
mengembangkan hubungan baik antara lembaga atau organisasi dengan publiknya,
baik internal maupun eksternal.
3. Public Relations merupakan aktivitas di berbagai bidang ilmu (Public Relations
adalah
multidisiplin
ilmu).
Public
Relations
menanamkan
pengertian,
menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik, bertujuan menanamkan goodwill,
kepercayaan, saling adanya pengertian dan citra yang baik bagi publiknya.
4. Public Relations merupakan profesi profesional dalam bidangnya. Public
Relations juga merupakan faktor yang sangat penting dalam pencapaian tujuan
organisasi dengan secara tepat dan dengan secara terus menerus. Public Relations
merupakan kelangsungan hidup organisasi yang bersangkutan.
5. Public Relations merupakan penggabungan berbagai ilmu, Public Relations
merupakan penerapan kebijaksanaan dan pelaksanaannya melalui interpretasi yang
peka atas berbagai peristiwa.
16
17
2.1.2
Tujuan Public Relations
Anggoro (2002:2) menyatakan bahwa tujuan dari Public Relations adalah untuk
memastikan bahwa niat baik dan kiprah orang yang bersangkutan senantiasa dimengerti
oleh pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Menurut
Setyodarmodjo
(2003:47)
tujuan
Public
Relations
adalah
mengusahakan terbentuknya “the favourable public opinion”, yaitu pendapat umum
yang menguntungkan bagi organisasi.
Tujuan umum dari Public Relations dapat dilihat yaitu untuk menciptakan
hubungan yang baik antara organisasi / perusahaan dengan khalayak yang saling terkait,
sehingga terciptanya citra positif (good image), kemauan baik (goodwill), saling
menghargai (mutual appreciation), saling timbul pengertian (mutual understanding),
toleransi (tolerance) antara kedua belah pihak (Ruslan,2003:139).
Melalui beberapa teori para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
Public Relations adalah untuk menciptakan hubungan yang baik melalui pembentukan,
pemeliharaan, peningkatan, hingga perbaikan antara organisasi dengan khalayaknya,
sehingga mendapatkan pembentukan citra yang positif.
2.1.3
Fungsi Public Relations
Menurut pakar Public Relations International Cultip, Center dan Canfield dalam
Ruslan (2003:19), menyebutkan fungsi dari Public Relations yaitu :
1.
Menunjang aktifitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama
(fungsi melekat pada manajemen lembaga / organisasi).
2.
Membina hubungan yang harmonis antara badan / organisasi dengan
publik yang merupakan khalayak sasaran.
17
18
3.
Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi
masyarakat terhadap organisasi yang diwakili.
4.
Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbangan berupa saran
kepada pimpinan demi mencapai tujuan dan manfaat bersama.
5.
Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus
informasi, publikasi serta pesan dari badan / organisasi kepublik.
Fungsi lain Public Relations menurut Austin (2003:18), yaitu :
1.
Public Relations menciptakan citra yang baik
2.
Public Relations membuat orang lebih berminat melakukan bisnis dengan
kita.
3.
Public Relations meningkatkan kedudukan kita didalam masyarakat
setempat.
4.
Public Relations lebih memudahkan kita menarik dan mempertahankan
pasukan kerja berkaliber tinggi.
5.
Public
Relations
menempatkan
kita
dalam
pers
ketika
kita
menginginkannya.
2.2
Merek ( Brand )
Merek merupakan nama, istilah, simbol, desain, atau gabungan keempatnya, yang
mengidentifikasikan produk para penjual dan membedakannya dari produk pesaing
(Lamb dkk, 2001:421). Merek adalah rancangan atau kombinasi dari semua yang
dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari satu atau kelompok penjual
dan membedakannya dari poduk pesaing(Kotler & Amstrong, 2001:357).
18
19
Merek ( Brand ) adalah segala sesuatu yang mengidentifikasikan barang atau jasa
penjual dan membedakannya dari barang dan jasa lainnya. Merek dapat berupa sebuah
kata, huruf, sekelompok kata, simbol, desain, atau beberapa kombinasi diatas (Simamora,
2000 : 540).
Menurut UU Merek No.15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1 di dalam (Tciptono,
2005:2), Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka,
susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda
dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Menurut Leslie de
Chernatony (Tciptono, 2005 : 8), mengatakan bahwa setidaknya ada 14 interprestasi
terhadap merek, yang dikelompokkan menjadi 3 kategori : interprestasi berbasis input (
branding dipandang sebagai cara para manajer mengalokasikan sumber dayanya dalam
rangka meyakinkan konsumen), interprestasi berbasis output (interprestasi dan
pertimbangan konsumen terhadap kemampuan merek member ikan nilai tambah bagi
mereka), dan interpestasi berbasis waktu (menekankan branding
sebagai yang
berlangsung terus-menerus). Ketiga kategori ini kemudian dijabarkan menjadi 14 macam
interprestasi, yakni merek sebagai logo,instrumen hukum, perusahaan shorthand, risk
reducer, positioning, kepribadian, serangkaian nilai, visi, penambah nilai, identitas, citra,
relasi, dan evoving entity.
Merek membedakan produk barang atau jasa sebuah perusahaan dari produk
saingannya. Merek dapat membuat pembeli yakin akan memperoleh kualitas barang/jasa
yang sama jika mereka membeli ulang. Bagi penjual, merek merupakan suatu yang bisa
diiklankan dan akan dikenali konsumen bila sedang diletakkan di etalase toko. Selain itu,
merek juga menolong penjual mengendalikan pasar mereka karena pembeli tidak mau
dibingungkan oleh produk barang/jasa yang satu dengan produk barang/jasa yang lain.
19
20
Pada suatu perusahaan membangun merek yang kuat tidak berbeda dengan
membangun sebuah rumah, untuk memperoleh bangunan yang kokoh, kita memerlukan
fondasi yang kuat.Begitu juga dengan membangun dan mengembangkan merek
(Rangkuti, 2004 : 5).
Cara membangun merek diantaranya adalah :
a. Memiliki Positioning yang tepat
Menempatkan semua aspek secara konsisten sehingga selalu menjadi nomor
satu dibenak pelanggan.
b. Memiliki brand value yang tepat
Brand value merupakan nili-nilai yang terdapat dalam merek.
c. Memiliki konsep yang tepat
Dapat mengkomunikasikan semua elemen-elemen brand value&positioning
yang tepat sehingga Brand Image dapat terus menerus ditingkatkan.
2.3
Citra Merek ( Brand Image )
2.3.1
Pengertian Citra Merek ( Brand Image )
Brand Image
atau
brand discription
yakni diskripsi tentang asosiasi dan
keyakinan konsumen terhadap merek tertentu (Tciptono, 2005:49). Brand Image
merupakan
sesuatu
asosiasi
yang
memancarkan
citra
tertentu
(Wasiyati
&
Ransus,2005:26).
Citra Merek merupakan keseluruhan dari persepsi konsumen mengenai merek
tersebut, atau bagaimana mereka memandangnya, yang mungkin tidak serupa dengan
identitas merek (Temporal & Lee 2002 : 51).
20
21
Brand Image atau brand personality adalah sekumpulan asosiasi merek
yang
terbentuk dan melekat di benak konsumen (Rangkuti, 2004 : 244).
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat diketahui bahwa Citra Merek
(Brand Image) merupakan sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan oleh konsumen
terhadap merek tertentu. Citra Merek ( Brand Image ) ini dapat disampaikan melalui
setiap sarana komunikasi yang tersedia.
2.3.2
Manfaat Citra Merek ( Brand Image)
Menurut Sutisna (2001 : 83) ada beberapa manfaat dari citra merek
( Brand Image ) yang positif, antara lain :
a. Konsumen dengan citra yang positif terhadap suatu merek, lebih
memungkinkan untuk melakukan pembelian.
b. Perusahaan dapat mengembangkan lini produk dengan memanfaatkan citra
positif yang telah terbentuk terhadap merek produk lama.
Strategi merek tidak bisa dipisahkan dari tipe-tipe utama merek, karena memiliki
citra merek yang berbeda menurut Fandy Tciptono (2005:22) Ketiga tipe tersebut
meliputi :
a. Attribute brands, yakni merek-merek yang memiliki citra yang
mampu
mengkomunikasikan keyakinan/kepercayaan terhadap atribut fungsional
produk.
b. Aspirational brands, yaitu merek-merek yang menyampaikan citra tentang
tipe orang yang membeli merek bersangkutan.
c. Experience brands, mencerminkan merek-merek yang menyampaikan citra
asosiasi dan emosi bersama ( shared associations and emotion ).
21
22
d.
Tipe ini memiliki citra melebihi sekedar aspirasi dan lebih berkenaan dengan
kesamaan filosofi antara merek dan konsumen individual.
2.3.3 Pengembangan Citra Merek
Menurut Kurz dan Clow (2005:102) pengembangan citra baik itu perusahaan
atau citra produk jasa dapat dilakukan dengan tiga langkah, yaitu sebagai berikut:
a. Membuat analisa tetang citra
Keuntungan dari membuat analisa tentang citraperusahaan dapat
mengetahui sejauh mana produk/jasa yang mereka hasilkan tertanan
di benak konsumen. Hal tersebut dapat membantu perusahaan dalam
mengembangkan program yang memfokuskan kepada perekrutan
konsumen baru dan mengetahui kelemahan dan kekurangannya.
b. Menentukan posisi produk/jasa di benak konsumen
Keuntungan perusahaan bisa mengetahui bagaimana posisi produk/jasa
dibandingkan dengan pesaing dalam produk/jasa yang sama sehingga
perusahaan bisa menentukan kebijaksanaan mengenai bauran pemasaran.
c. Melakukan serangkaian promosi
Promosi merupakan suatu langkah yang relatif lebih mudah dan cepat
didalam pembentukan citra produk/jasa di benak konsumen.
22
23
2.4
Asosiasi Merek ( Brand Association )
Setiap konsumen memiliki kesan tertentu terhadap suatu merek. Kesan dapat
timbul setelah konsumen melihat, mendengar, membaca atau merasakan sendiri merek
produk, baik melalui TV, radio, maupun media cetak. Brand Image adalah persepsi
konsumen terhadap suatu merek yang digambarkan melalui asosiasi merek yang ada
dalam ingatan konsumen.
Menurut Durianto (2001 : 69), asosiasi merek adalah segala kesan yang muncul di
benak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek. Kesan yang
terkait merek akan semakin meningkat dengan semakin banyaknya pengalaman
konsumen dalam mengkonsumsi suatu merek atau dengan semakin seringnya
penampakan merek tersebut dalam strategi komunikasinya, ditambah lagi jika kaitan
tersebut didukung oleh suatu jaringan dari kaitan-kaitan lain. Berbagai asosiasi merek
yang saling berhubungan akan menimbulkan suatu rangkaian yang disebut Brand Image.
Semakin banyak asosiasi yang saling berhubungan, semakin kuat Brand Image yang
dimilikinya. Menurut Aaker dalam Simamora (2002 :31).
2.5
Radio
Yang dimaksud dengan istilah radio adalah keseluruhan sistem gelombang suara
yang dipancarkan dari sebuah stasiun dan kemudian diterima oleh berbagai pesawat
penerima (Sunarjo, 1995:277). Dengan demikian yang dimaksud dengan istilah radio
bukan hanya bentuk fisiknya saja, tetapi antara bentuk fisik dengan kegiatan radio
adalah saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Penyampaian
pesan melalui radio siaran dilakukan dengan menggunakan bahasa lisan, kalaupun ada
lambang-lambang non verbal, yang dipergunakan jumlahnya sangat minim, umpamanya
23
24
tanda pada saat akan memulai acara warta berita dalam bentuk bunyi telegrafi atau bunyi
salah satu alat musik.
Keuntungan radio siaran bagi komunikan ialah sifatnya yang santai dan flexibel.
Orang bisa menikmati acara siaran radio dengan sambil tidur-tiduran, sambil bekerja,
bahkan
sambil
mengemudikan
mobil
(Sendjaja,S.Djuarsa,1993:18).
Dengan demikian karena sifatnya yang auditif ini mendorong masyarakat lebih
menyukainya
sebagai
salah
satu
media
massa
yang
cepat
digemari.
Radio sebagai salah satu penyebar informasi merupakan industri yang selalu
berkembang, yang mampu menciptakan lapangan serta kesempatan kerja lain, serta
menghidupkan industri lain yang terkait. Radio juga merupakan industri tersendiri yang
memiliki peraturan dan norma-norma yang menghubungkan institusi tersebut dengan
masyarakat dan institusi sosial lainnya. Dilain pihak, institusi media dikelola
masyarakat, Radio akhirnya terlihat sebagai sarana industri dan berkembang luas
menjadi suatu Perseroan Terbatas (PT) dalam fase akhir.
Upaya memanajemen radio yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat
menjadi manusia unggul menjadi pertimbangan akan peningkatan kualitas radio di mata
masyarakat. Dalam melihat permintaan pasar tersebut radio mahasiswa akan
mementingkan keberadaan dirinya di antara media radio lainnya, disamping media cetak
dan televisi. Dengan kebutuhan operasional yang meningkat dan untuk terus dapat
menghidupinya, radio sebagai media industri yang akan mengandalkan iklan dari
produsen yang menjadi partner kerja (profit oriented). (McQuail. Denis, 1991:3).
24
25
Radio telah mengalami proses perkembangan yang cukup lama, dikutip dari
(Effendy,1991:137-170) ada beberapa periode perkembangan Radio di Indonesia, yaitu :
1. Zaman penjajahan Belanda Radio siaran pertama di Indonesia (waktu itu
Nederland Indie – Hindia Belanda), ialah Bataviase Radio Vereniging (BRV) di
Batavia (Jakarta tempo dulu). Radio ini resmi didirikan pada tanggal 16 juni
1925. Pada masa penjajahan Belanda radio memiliki status swasta.
Karena sejak adanya BRV maka muncullah badan-badan siaran radio lainnya
Nederlandsch Indische Radio Omroep Mij (NIROM) di Jakarta, Bandung dan
Medan, Solonche Radio Vereniging (SRV) di Surakarta, Mataramse Vereniging
Voor Radio Omroep (MAVRO) di Yogyakarta. Vereniging Voor Oesterse Radio
Luisteraars (VORL) di Bandung. Vereniging Voor Oesterse Radio Omroep
(VORO) di Surakarta. Chineese en Inheemse radio Luisteraars Vereniging Oos
Java (CIRVO) di Surabaya. Earste Radio Omroep (EMRO) di Madiun.
2. Zaman Penjajahan Jepang Dalam peperang di Asia pasifik,Jepang sebagai
sekutu Nazi Jerman dan Italia di Eropa, mengadakan ekspansi kearah selatan.
Pada bulan Maret 1942 Belanda menyerah kepada Jepang, tepat pada tanggal 8
Maret 1942 pemerintah dengan seluruh angkatan perangnya menyatakan
menyerah kalah di Bandung kepada balatentara Jepang.
Segala bentuk radio yang berstatus perkumpulan swasta dimatikan dan diurus
oleh jawatan khusus bernama Hoso Kanri Kyoku. Yang merupakan pusat radio
siaran dan berkedudukan di Jakarta. Cabang-cabangnya yang dinamakan Hoso
kyoku terdapat di Bandung, Purwokerto, Yogyakarta, Surakarta, Semarang,
Surabaya dan Malang. Hoso Kyoku memiliki cabang kantor yang bernama
Shodanso yang terdapat di kabupaten-kabupaten. Kantor ini mempersatukan
25
26
bengkel dan servis radio setempat, sehingga semua reparasi pesawat radio berada
langsung dibawah pengawasan balatentara.
Semua pesawat disegel, sehingga rakyat tidak dapat mendengarkan radio siaran
luar negeri kecuali ke-8 Hoso Kyoku.Dalam pemerintahan militer semua radio
diarahkan kepada kepentingan militer jepang semata-mata. Selama masa
pendudukan Jepang, kebudayaan dan kesenian mendapat kemajuan yang pesat.
Pada saat itu rakyat mendapat kesempatan banyak untuk mengembangkan
kebudayaan dan kesenian. Kesempatan ini menyebabkan pula munculnya
seniman-seniman pencipta lagu-lagu.
3. Zaman KemerdekaanTanggal 14 Agustus 1945 Jepang telah menyerah kalah
kepada tentara sekutu, setelah Jepang mengalami serangan bom atm di Hirosima
dan Nagasaki. Tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia Merdeka diproklamasikan
oleh Bung Karno dan Bung Hatta. Sebenarnya para pemuda akan menyiarkan
teks proklamasi pada saat dibacakan oleh kedua pimpinan bangsa Indonesia itu.
Akan tetapi stasiun radio sejak tanggal 15 Agustus 1945 dijaga kuat oleh tentara
Jepang.
Baru pada malam harinya yakni pukul 19.00 teks proklamasi disiarkan dalam
bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Akan tetapi hanya dapat didengarkan
penduduk sekitar Jakarta.Sejak proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus
1945 radio siaran belum terorganisir. Oleh karena itu, maka oarang-orang
menganggap radio masih dianggap penting. Mengingat radio sebagai media
massa dapat dipergunakan efisien untuk mempertahankan dan mengisi
kemerdekaan. Pada tanggal 11 September 1945 para pemimpin radio seluruh
Jawa tepat pukul 12.00 malam telah tercapai kesepakatan untuk mendirikan
26
27
sebuah organisasi radio siaran dan menentukan tindakan yang akan diambil di
daerah-daerah. Tanggal 11 September 1945 menjadi hari Radio Republik
Indonesia (RRI). RRI pada waktu didirikan mencakup 8 studio di 8 kota di Jawa,
bekas Hoso Kyoku. RRI sebagai satu-satunya organisasi radio siaran Indonesia
mengalami pergolakan sejalan dengan gelombang perjuangan mempertahankan
kemerdekaan dari serbuan tentara belanda.
4. Zaman Orde Baru Sampai akhir tahun 1966 RRI adalah satu-satunya radio siaran
di Indonesia, radio siaran yang dimiliki dan dikuasai pemerintah. Pada tahun itu
banyak terjadi perubahan dalam masyarakat akibat perubahan politik, yakni
beralihnya pemerintahan presiden Soekarno ke pemerintahan Presiden Soeharto,
atau lebih dikenal dengan perubahan orde lama ke orde baru. Situasi perubahan
ini merupakan kesempatan yang baik bagi mereka yang mempunyai hobi radio
amatir untuk mengadakan radio siaran.
Radio amatir adalah seperangkat pemancar radio yang dipergunakan oleh
seorang penggemar untuk berhubungan dengan penggemar lainnya. Sifatnya
”two way traffic communication”. Meskipun dasar hukumnya berbeda, yakni
untuk radio amatir PP No.21/Th.1967 tentang amateurisme, dan untuk radio
siaran UU No.5/Th.1964 tentang telekomunikasi, namun mengenai frekuensi
pemancar diatur dengan disesuaikan dengan daftar pada Intenational
Telecommunication Union (ITU). Berdasarkan UU No.5/Th.1964 dalam rangka
usaha penertiban dan pengarahan kepada hal-hal yang positif, maka pada tahun
1970 pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No.55 tahun 1970 tentang
Radio siaran non pemerintah.
Dalam peraturan itu ditentukan bahwa radio siaran non pemerintah harus
27
28
berfungsi sosial yaitu sebagai alat pendidik, alat penerangan dan alat hiburan,
bukan alat untuk kegiatan politik. Hingga akhir tahun 1974, radio siaran non
pemerintah yang bersifat komersial atau ebih dikenal dengan radio swasta niaga
tercatat 330 seluruh Indonesia, masing-masing 42 di DKI Jaya, 80 di Jawa Barat,
55 di Jawa Tengah, 15 di Sumatera Timur, 14 di Nusa Tenggara Barat, 13 di
Sumatera Utara, 1 di Riau, 11 di Sumatera Barat, 13 di Sumatera Selatan, 8 di
Lampung, 2 di Kalimantan Barat, 6 di Sulawesi Utara, dan 16 di Sulawesi
Selatan.Sampai pada tahun 1980, jumlah stasiun radio siaran non RRI tercatat
948 yang terdiri dari 379 stasiun komersial, 26 stasiun non komersial, dan 136
radio pemerintah.
Badan siaran radio non pemerintah kini telah terhimpun dalam satu wadah yang
bernama Persatuan Radio Siaran Swasta Niaga Indonesia (PRSSNI). RRI sejak
tahun 1975 telah mengembangkan diri terutama dalam sarana fisik yang dalam
sejarah pembangunan RRI merupakan tahun tersibuk. Hal ini adalah pelaksanaan
rencana
RRI
untuk
membentuk
siaran
sistem
jaringan
yang
dapat
menghubungkan pusat dengan daerah dan daerah dengan daerah.Pada tahun
1974 RRI memiliki stasiun radio sebanyak 47 buah dengan jumlah pemancar 118
yang meiliputi 1.113,75 KW pada tahun 1975 tambah dengan sebuah stasiun
dengan jumlah pemancar 130 pemancar dengan kapasitas 1.132,75 KW, dan
sejak tahun 1976, tambah lagi dengan jumlah stasiun di Dilli Timor Timur,
jumlah pemancar pada tahun 1979/1980 tercatat 1974 buah yang meliputi
2.612,75 KW.
28
29
2.5.1 Penyiar Radio
Penyiar radio adalah orang yang mampu mengkomunikasikan konsep, gagasan,
dan ide, serta bertugas membawakan atau menyiarkan suatu program acara di radio.
Dalam hal ini penyiar radio memiliki tanggung jawab terhadap acara yang sedang
dibawakannya sehingga dapat berlangsung dengan lancar. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), penyiar adalah orang yang menyiarkan atau penyeru pada
radio. Fungsi penyiar sangat sederha, yaitu hanya bertugas menyiarkan dan menyerukan
materi siaran melalui radio siaran.Pada dasarnya setiap orang bisa menjadi penyiar radio,
asalkan “tidak bisu”. Ada tiga hal penting yang menjadi dasar untuk menjadi penyiar
radio, yaitu science (ilmu pengetahuan), art (seni), dan skill (keterampilan).
Ditinjau dari segi ilmu pengetahuan proses tersebut merupakan proses panjang
dari seseorang yang mempunyai keinginan menjadi penyiar radio dengan terus menerus
belajar dan tidak cepat puas. Sedangkan dari sisi Art dapat menunjukkan bahwa
seseorang memiliki seni yang berbeda dan tersendiri, baik dari gaya cara bicara maupun
keindahan. Oleh karena itu seorang penyiar harus bisa menarik perhatian pendengar
ketika melakukan siaran. Dari sisi Skill mau tidak mau suka atau tidak suka dalam
rangka upaya optimalisasi keterampilan penyiaran radio perlu melakukan latihan secara
terus menerus agar menjadi kebiasaan. Jika sudah terbiasa proses selanjutnya tinggal
meningkatkan hal-hal lain menyangkut proses menjadi penyiar radio professional.
Chester, Garisson dan Willis dalam buku yang berjudul television and Radio
mengatakan bahwa penyiar dalam sebuah stasiun radio memainkan banyak peran.
29
30
Pada umumnya penyiar adalah juru bicara stasiun radio siaran. Dibalik layar
studio, penyiar juga mempunyai pekerjaan dan tugas lain sesuai keterampilan yang
dimilikinya. Penyiar adalah seorang penampil yang melakukan pekerjaan penyiaran,
menyajikan produk komersil, menyiarkan berita atau informasi, akting sebagai pembawa
acara atau pelawak, menghendel olahraga, pewawancara, memimpin jalannya diskusi,
membawakan kuis, dan narator. Ada banyak aturan yang menuntut seorang penyiar
harus lebih persuasif dan komunikatif pada pendengarnya.(Yulia, 2010:17-18), Seperti
majalah, radio juga merupakan media yang memiliki jangkauan selektif terhadap
segmen pasar tertentu. Dalam masyarakat agraris dengan jangkauan wilayah yang sangat
luas, radio telah menjawab kebutuhan untuk meyakinkan komunikasi yang dapat
memacu perubahan masyarakat sebagai media.
a. Radio memiliki kekuatan, antara lain :
b. Menjangkau jumlah khalayak sasaran yang besar pada waktu yang
bersamaan.Menjangkau individu atau kelompok masyarakat yang hidup
terpencil dan terpencar seperti kehidupan masyarakat secara agraris
umumnya.
c. Mengatasi berbagai kendala geografis.
d. Mudah dimengerti dan tidak memerlukan kemampuan membaca yang
memamang
belum
banyak
dimiliki
rakyat
kebanyakan.
Dalam perkembangannya, radio sangat akrab dengan masyarakat
tradisional dan kaum muda. David Lerner menyebut radio radio sebagai
”the passing of the traditional society”. (Yulia, 2010:62-63).
30
31
Winberger, Campbell, dan Brody (Parayudha, 2006:15-16) menyebutkan kekuatan radio
sebagai berikut:
1. Jangkauan Radio merupakan media yang digunakan orang dimana-mana, beberapa
ahli dibidang iklan menyebutkan sebagai ”media yang terdapat dimana-mana”, media
yang selalu bersama konsumen sejak bangun tidur di pagi hari samapai mereka tidur
dimalam hari. Radio menjangkau pendengar dimana saja.
2. Kemampuan untuk menjangkau sasaran tembakan radio juga memiliki kemampuan
yang unik dalam menentukan target dan mencapai pendengar sampai yang sangat
spesifik. Radio bisa ditujukan kepada kelompok orang yang berdasarkan demografi,
tempat tinggal, minat khusus, bahkan menurut sifat psikologis mereka.
3. Hemat biaya, radio seringkali menjadi media yang seringkali menjadi media efektif
dalam hal biaya, terutama untuk sebuah pengiklan ayau agensi yang membeli. Jika
dibandingkan menurut biaya perbasis ribuan (cpm), maka secara konsisten radio berada
diantara media-media yang paling efisien.
4. Frekuensi, radio juga disebut sebagai ”media frekuensi” karena bisa mencapai
frekuensi yang sangat tinggi dalam waktu yang sangat singkat.
5. Daya cipta atau kreatifitas, radio memungkinkan pengiklan untuk menetapkan jumlah
gambaran mental yang tidak terbatas. Beberapa ahli menyatakan bahwa ”keajaiban”
radio memungkinkan pendengar untuk imajinasi mereka, karena radio mampu
merangsang ”suatu teater pikiran”. Gambaran mental yang diciptakan oleh radio tidak
berbentur oleh batasan visual seperti yang ada pada televisi. Radio memiliki rangsangan
untuk merangsang perkembangan visual yang hebat dan membiarkan pendengar
menggunakan imajinasi mereka untuk membentuk gambaran sendiri.
31
32
2.6
Komunikasi & Komunikasi massa
2.6.1 Definisi Komunikasi
Istilah komunikasi atau communication berasal dari kata latin yaitu
communication, yang berarti pemberitahuan, pemberian bagian (dalam sesuatu),
pertukaran, dimana sipembicara mengharapkan pertimbangan atau jawaban dari
pendengarnya. Bersumber dari kata communis yang berarti sama.Sama maksudnya
adalah sama makna. Kata kerjanya adalah communicare, artinya berdialog, berunding,
atau bermusyawarah (Effendy,2003:9).Dari berbagai literatur komunikasi, akan
ditemukan pengertian komunikasi sebagai suatu proses penyampaian pikiran, perasaan
dari seseorang kepada orang lain. Pendapat lain menyatakan, komunikasi sebagai
pengoperan ide dan gagasan untuk menyatukan kekuatan sehingga terjadi interaksi
antara orang-orang yang berkomunikasi, menuju pencapaian bersama.
Menurut Sarah Trenholm dan Arthur Jensen,“communication is a process by
which a source transmits a message to a receiver through some channel.” Yang dapat
diartikan sebagai “suatu proses di mana sumber mentransmisikan pesan kepada
penerima melalui beragam saluran.” (Wiryanto,2005:6)
Menurut Everett M. Rogers dan Lawrence Kincaid (Wiryanto, 2005:6)
mengatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih
membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada
giliranya terjadi saling pengertian yang mendalam.
Menurut Harold D. Lasswell dalam bukunya The Structural Function of
Communication in Society, yang menjelaskan tentang cara terbaik untuk memahami
penegrtian komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan : who says what, in which
channel, to whom, with what effect ?
32
33
2.6.2 Komunikasi Massa
Menurut (Effendi,2002:50) komunikasi massa adalah komunikasi melalui media
massa modern. Dan media massa ini adalah surat kabar, film, radio, dan televisi. Jadi
yang diartikan komunikasi massa adalah penyebaran pesan dengan menggunakan media
yang ditujukan kepada massa yang abstrak, yakni sejumlah orang yang tidak tampak
oleh penyampai pesan.
Menurut (Winarni, 2003:5) Komunikasi dapat dipahami sebagai proses
penyampaian pesan, ide, atau informasi kepada orang lain dengan menggunaka sarana
tertentu guna mempengaruhi atau mengubah perilaku penerima pesan. Komunikasi
Massa adalah (ringkasan dari) komunikasi melalui media massa (communicating with
media), atau komunikasi kepada banyak orang (massa) dengan menggunakan sarana
media. Media massa sendiri ringkasan dari media atau sarana komunikasi massa.
Disamping itu agar tidak membingungkan Jay Back dan Frederick C. Whitney
dalam bukunya Introduction to Mass Communication membedakan antara mass
communications
(dengan
S)
dengan
Mass
Comunication
(tanpa
S).
Mass
Communications lebih menunjuk pada media mekanis yang digunakan dalam media
komunikasi massa yakni media massa (misalnya genderang, asap, butir batu, telegram,
telepon, materi cetak, siaran, dan film). Sementara itu, Mass Communication lebih
menunjuk pada teori atau proses teoritik. Atau bisa dikatakan bahwa Mass
Communication lebih menunjuk pada proses dalam komunikasi massa. Bittner
menekankan pada komunikasi massa membutuhkan Gatekeeper (penapis informasi atau
palang pintu) yaitu beberapa individu atau kelompok yang bertugas menyampaikan atau
mengirim informasi dari individu ke individu yang lain melalui media massa.
33
34
Bittner membagi komunikasi massa dapat diartikan:
a. Gatekeeper
b. Pesan
c. Media-massa
d. Audience
Menurut Alexis S. Tan dalam komunikasi massa itu komunikatornya adalah
organisasi sosial yang mampu memproduksi pesan dan mengirimkannya secara
serempak ke sejumlah orang banyak secara terpisah. Komunikator dalam komunikasi
massa biasanya media massa. Media massa tersebut adalah organisasi sosial, sebab
individu didalamnya mempunyai tanggung jawab yang sudah dirumuskan seperti
dalam sebuah organisasi. (Nurudin,2009:11).
Menurut (Nurudin,2009:9) media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang
bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan
heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain ia bisa
mengatasi hambatan ruang dan waktu, Dan media massa mampu menyebarkan pesan
hampir seketika pada waktu yang terbatas.
2.6.3 Tujuan Komunikasi
Kegiatan komunikasi bertujuan mengharapkan pengertian, dukungan, gagasan
dan mengubah atau mempengaruhi tindakan. Sedangkan dalam Public Relations, tujuan
komunikasi dapat dibedakan menjadi tujuan informasi, intruksi, dan persuasi. Idealnya
agar sebuah gagasan dapat diterima oleh target yang dituju, cara yang digunakan adalah
dengan tidak memaksakan kehendak, tahu lebih secara persuasif.
34
35
Menurut Effendy (2003:55) terdapat empat tujuan komunikasi, yaitu : Mengubah
sikap (to change the attitude), Mengubah opini atau pendapat (to change the opinion),
Mengubah perilaku (to change the behaviour), dan Mengubah mansyarakat (to change
the society).
2.6.4 Teori S-O-R
Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini semua berasal dari
psikologi. Objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama yaitu
manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen: sikap, opini, perilaku, kognisi
afeksi dan konasi. Menurut stimulus response ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi
khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan dan
memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam
model ini adalah :
•
Pesan (stimulus, S)
•
Komunikan (organism, O)
•
Efek (Response, R)
Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika
stimulus
yang
menerpa
benar-benar
melebihi
semula.
Mengutip
pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap
yang baru ada tiga variabel penting yaitu: (a) perhatian, (b) pengertian, dan (c)
penerimaan. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin
diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari
komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah
35
36
yang
melanjutkan
proses
berikutnya.
Setelah
komunikan
mengolahnya
dan
menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.
Teori ini juga disebut teori S-R. Teori ini memeliki banyak nama lain. Seperti
teori jarum hipodemik (Hyperdemic needle theory) atau teori peluru ajaib (magic bullet
theory). Disebut demikian karena teori ini meyakini bahwa kegiatan mengirimkan pesan
sama halnya dengan tindakan menyuntikan obat yang bisa langsung ke dalam jiwa
penerima pesan, sebagaimana peluru yang ditambahkan dan langsung masuk kedalam
tubuh.
Singkatnya, menurut teori ini, media massa amat perkasa dalam mempengaruhi
penerimaan pesan. Teori S-R menggambarkan proses komunikasi secara sederhana yang
hanya melibatkan dua kompenen, yaitu media massa dan penerima pesan, yaitu
khalayak. Media massa mengeluarkan stimulus dan penerima
menangapinya
dengan
menunjukan respons sehingga dinamakan teori stimulus-respons. (lihat Gambar 2.1)
(Morrisan: 2010 : 17)
Gambar 2.1
Model Komunikasi S-R
Stimulus
Media Massa
Respons
(Morrisan : 2010 : 17 )
36
Public
37
2.6.5 Proses Komunikasi
Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara
sekunder.
1.
Proses komunikasi secara primer, yaitu proses penyampaian pikiran dan
atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang
(symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam komunikasi
adalah bahasa, isyarat, gambar, warna, yang secara langsung mampu
menerjemahkan pikiran dan perasaan komunikator kepada komunikan
(Effendy,2003:33)
2.
Proses komunikasi secara sekunder, yaitu proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai
media kedua (surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, TV, film)
setelah memakai lambang sebagai media pertama.
2.7
Pengertian Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan
perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau
kebutuhan. Produk itu meliputi objek secara fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, ide,
atau bauran dari semua bentuk - bentuk tadi (Kotler & Amstrong, 2001 : 346).
Produk merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk
mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Dalam konteks ini, produk bisa brupa apa saja yang dapat ditawarkan kepada pelanggan
potensial untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan (Tjiptono,2005:31).
37
38
2.7.1
Tingkatan Produk
Produk juga memiliki tingkatan yang membedakan antara produk satu dengan
produk yang lainnya. Hal ini mesti diperlihatkan oleh para pemasar dalam memasarkan
produknya. Menurut Kotler & Amstrong (2001 : 338-341) tingkatan produk ini dibagi
menjadi 5 tingkatan, yaitu :
a.
Produk inti ( core product )
Merupakan tingkatan paling dasar dan berisikan manfaat pemecahan masalah
yang konsumen cari ketika membeli produk atau jasa tertentu.
b. Produk aktual ( actual product )
Merupakan tingakatan kedua setelah produk inti. Pemasar harus membangun
produk aktualnya diberbagai posisi yang dekat denganproduk inti. Produk
aktual minimal harus mempunyai lima sifat : tingkatan kualitas, fitur, desain,
merek, dan kemasan
c. Produk tambahan ( augmented product )
Ini merupakan tingkatan produk terakhir yang menawarkan layanan dan
manfaat tambahan bagi konsumen bagi konsumen. Contohnya : layanan dan
tambahan tambahan yang diberikan oleh Camcorder Sony .
d. Produk yang diharapkan (Expected Product )
Expected produk merupakan suatu harapan yang diharapkan oleh konsumen
dari produk tersebut, artinya adalah suatu set atribut dan kondisi produk yang
biasanya diharapkan dan disetujui konsumen ketika membeli produk tersebut.
e. Produk Potensial ( Potential Product )
Terdapat produk potensial yang mencangkup semua peningkatan &
transformasi yang akhirnya dialami produk itu di masa yang akan datang.
38
39
2.8
Atribut Produk
2.8.1
Pengertian Atribut Produk
Menurut Kotler & Amstrong (2001 : 354) menyatakan bahwa: Atribut Produk
merupakan pengembangan suatu produk atau jasa yang melibatkan penentuan manfaat
yang akan diberikan. Atribut produk terdiri dari kualitas, fitur, dan rancangan:
•
Kualitas produk dalam atribut produk mempunyai pengertian sebagai kemampuan
suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi: daya tahan, keandalan,
ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya.
•
Fitur Produk adalah alat bersaing untuk membedakan produk perusahaan dengan
produk pesaing.
•
Rancangan produk adalah yang dapat menarik perhatian meningkatkan kinerja
produk, mengurangi biaya produk, dan memberi keunggulan bersaing yang kuat
di pasar sasaran.
Menurut Simamora (2000 : 539) : “Atribut produk tergantung pada variabel-
variabel”, karakteristik kinerja, mutu, ciri, dan gaya merupakan karakteristik produk yang
sangat berwujud yang kemungkinan menjadi elemen pokok dalam sebagian besar
program produk.
Sedangkan menurut Simamora (2001 : 147), Atribut produk adalah faktor-faktor
yang dipertimbangkan pembeli pada saat membeli produk, seperti harga, kualitas,
kelengkapan fungsi ( fitur), desain, dan lain-lain. Faktor-faktor yang berhubungan dengan
produk adalah kualitas, fitur, dan desain.
39
40
Atribut produk bagi radio menurut Effendy (2004) siaran acara yang beragam,
penyajian musik yang lengkap, kualitas pemberitaan yang aktual mempunyai hubungan
yang tetap dengan pendengar disetiap acara, mempunyai gaya penyiar yang berkualitas
sehingga dapat membentuk
2.8.2
pendapat pendengat tentang radio tersebut.
Lingkup Atribut Produk
Menurut Simamora (2000 : 589) bahwa: “Lingkup di dalam atribut produk
terdapat adanya atribut produk yaitu: merek produk, mutu produk, cirri produk, desain
produk, label produk, kemasan produk serta layanan pendukung produk”. Melalui
pelaksanaan atribut produk diharapkan agar perusahaan dapat meningkatkan penjualan
melalui produk yang ditawarkan.
2.9
Variabel Penelitian
Katlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstrak atau sifat yang
dipelajari. Diberikan contoh misal tingkat asporasi, penghasilan, pendidikan, status
social, jenis kelamin, golongan gaji, produktifitas kerja dan lain-lain. Dibagian lain
kerlinger menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil
dari suatu nilai yang berbeda. Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan
bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. (sugiyono,2008:61).
40
41
•
variabel independen: Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus.
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya
variabel dependen (variabel terikat), jadi variabel independen adalah variabel
yang
mempengaruhi.
(sugiono,2008).
Didalam
penelitian
ini
Variabel
independennya adalah Atribut produk yang memiliki dimensi-dimensi terdiri dari
Kemasan Acara yang ditawarkan, Koleksi Lagu, Kualitas Pemberitaan, Request
Time dan Kualitas Penyiar.
•
Variabel dependen: Variabel ini sering disebut sebagai variabel respon,
output,criteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering di sebut sebagai
variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (sugiono,2008). Didalam penelitian
ini yang menjadi variabel terikatnya adalah Citra Merek (Brand Image).
2.10
Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang
kebenarannya harus di uji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa yang kita
cari atau yang ingin kita pelajari. Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara
sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan
merupakan dasar kerja serta panduan dalam verivikasi. Hipotesis adalah keterangan
sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang kompleks (Karlinger,1973).
Hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan antara dua variabel atau
lebih variabel.(Nazir,2003)
41
42
2.11
Kerangka Pemikiran
Stimulus
Atribut Produk:
-Kemasan Acara
-Koleksi Lagu
-Kualitas Pemberitaan
-Request Time
-Kualitas Penyiar
Organism
Khalayak
Pendengar Oz
Radio (Ozzers)
Gambar 2.2
2.12
Model Analisis
Citra Merek
(Brand Image)
Atribut Produk
Sumber : Hasil Pemikiran Penulis
Gambar 2.3
42
Response
Citra Merek
(Brand Image)
Download