Pengertian Pendidikan Agama Kristen berasal dari istilah “Christian

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
PERTEMUAN IX
POKOK BAHASAN :
POLA DAN TUJUAN PENDIDIKAN KRISTEN
MENURUT ALKITAB
Fakultas
Program Studi
MKCU
MKCU
Tatap Muka
10
Kode MK
Disusun Oleh
90039
Drs.Sugeng Baskoro, M.M.
Abstract
Kompetensi
Pola dan metoda pendidikan
Kristen menurut Alkitab
Mahasiswa mampu memahami pola
dan tujuan pendidikan Kristen
menurut Alkitab
A. Latar Belakang
Melalui proses yang cukup panjang dari masyarakat dunia pada masa lalu, munculah
bangsa Indonesia dan masyarakat Indonesia . bangsa Indonesia juga penuh dengan
berbagai perbedaan dan latar belakang. Namun walaupun terdapat banyak perbedaan
setiap individu manusia pasti berinteraksi dengan individu lainnya dalam kehidupan
sehari – hari dan hal itu merupakan kegiatan yang tidak pernah lepas dari kebutuhan
manusia sebagai mahluk homosapien (tidak bisa hidup sendiri). Dalam proses interaksi
tersebut pun didasari oleh adat dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Dalam rangka membentuk norma yang baik sejak dini, maka pendidikan agama pun
dimasukan kedalam kurikulum pendidikan di Indonesia, salah satunya adalah pendidikan
agama Kristen. Seperti yang terdapat dalam alkitab “makananku ialah melakukan
kehendak Bapa di Surga” (Yoh 4:34) menekankan bahwa dalam setiap hal yang kita
lakukan didunia ini harus berdasarkan dengan kehendak Tuhan, terutama didunia
pendidikan yang merupakan akar terpenting dalam pembentukan karakter dan
pengembangan pengetahuan manusia dalam menjalani hidup. Agama tidak bisa hanya
diajarkan di ruang lingkup keluarga saja, namun juga butuh diajarkan di ruang lingkup
pendidikan,
Karena dengan begitu tidak terjadi adanya penyimpangan perspektif mengenai
ajaran moral dari keluarga dan ajaran pengetahuan umum dari sekolah. Seperti
contohnya dalam pelajaran sejarah, ada beberapa hal yang memang bertentangan dengan
apa yang tertera pada alkitab, contohnya mengenai manusia pertama yang hidup didunia
ini. Karena itulah dengan diadakannya pendidikan agama Kristen butuh pola dan tujuan
yang jelas agar tidak menyimpang dari dasar pengajaran mengenai agama Kristen itu
sendiri.
Karena dari sejarah pengembangan pendidikan agama Kristen, pandangan dan
pengalaman para filsuf serta pokok ajaran yang disampaikan tidak dengan teladan
kebenaran sebagai proyeksi tindakan yang benar dalam menghayati hidup karena iman
Kristen, hal itu tentu membuat orang tertentu kecewa.
Kekristenan turun temurun seharusnya tetap mengacu kepada Alkitab sebagai
sumber berita, bukan kepada taurat baru hasil pemikiran yang filsafatis dengan
menyebutkan penafsiran baru namun isinya membawa kepada pengalaman pribadi yang
pembacanya semakin gersang dan tidak lapar dan haus akan Firman Tuhan.
Dalam modul ini akan dijelaskan bagaimana pola penerapan pendidikan agama
Kristen di Indonesia dilihat dari sisi pandang Alkitab, dan apakan tujua sebenarnya di
adakannya pendididkan agama Kristen di Indonesia.
A. Asal Mula Pendidikan Agama Kristen
Pendidikan pada umumnya diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik.
Pengertian
Pendidikan
Agama
Kristen
berasal
dari
istilah “Christian
Education” artinya Pendidikan Kristen, dan kemudian berkembang menjadi “Christian
Religious Education” yaitu Pendidikan Agama Kristen.
Menurut Homrighausen dan Enklaar Pendidikan Agama Kristen diterima oleh :
“semua pelajar, muda dan tua memasuki persekutuan iman yang hidup dengan Tuhan
sendiri, oleh dan dalam Dia terhisap pula pada persekutuan Jemaat-Nya yang mengakui
dan mempermuliakan-Nya di segala waktu dan tempat”.
Pendidikan Agama Kristen membawa semua siswa yang percaya kepada Tuhan
untuk terlibat dalam persekutuan iman sebagai bentuk dari pengakuannya di mana pun ia
berada tidak terbatas waktu dan tempat. Di dalam kehidupan siswa atau semua orang
percaya mempermuliakan Nama Tuhan Yesus. Sehingga melalui persekutuan iman
tersebut siswa menbalami pendewasaan di dalam Tuhan Yesus. Selanjutnya Campbell
Wyckoff (1955)t6 menjelaskan bahwa: “Pendidikan A6ama Kristen adalah pendidikan
yang menyadarkan setiap orang akan Allah dan kasih-Nya dalam Yesus Kristus, agar
dapat mengetahui diri mereka yang sebenarnya, keadaannya, bertumbah sebagai anak
Allah dalam persekutuan Kristen, memenuhi pariggilan bersama sebagai murid Yesus di
dunia dan tetap percaya kepada pengharapan Kristen.
Pendidikan agama Kristen berkenaan dengan hal ini adalah satu diantaranya yang
khas serta usahanya disesuaikan dengan ajaran agama Kristen. Sisdiknas adalah satu
keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang mengusahakan
tercapainya tujuan pendidikan nasional di Indonesia. Pendidikan ini berakarkan
kebudayaan bangsa Indonesia dengan filsafat Negara Pancasila dan UUD 1945 serta
dimasukan dengan cita – cita nasional di Indonesia. Karena pendidikan ini bercita –
citakan nasional maka kurikulumnya ditentukan oleh pemeritah.
Pertumbuhan iman anak yang signifikan kepada Tuhan Yesus merupakan dambaan
setiap orang tua dalam kehidupannya sehingga banyak usaha yang ditempun untuk
membetuk dan membangun iman tersebut. Dalam kehidupan masyarakat sekarang, salah
satu kesempatan untuk membangun dan mengembangkan kepribadian yang bertumbuh
dalam iman adalah lembaga keagamaan. D lingkungan sekolah di Indonesia, teruutama di
lembaga pendidikan formal, ada mata pelajaran yang memungkinkan setiap orang untuk
memperoleh
pengetahuan
tentang
konstruksi
dan
pembangunan
iman
dan
pertumbuhannya. Mata pelajaran tersebut adalah mata pelajaran Pendidikan Agama.
Pendiri agama Kristen adalah seorang Yahudi bernama Yesus,yang lahir di
Betlehem, Palestina, antara tahun 8 hingga 4 SM. Tradisi biasanya menyebutkan bahwa
dia lahir dalam bulan Desember tahun pertama era Kristen yaitu, tahun 1 M, akan tetapi
telah diketahui sekarang bahwa hal ini salah. Dalam catatan-catatan yang menyangkut
Yesus-yakni Injil, empat di antaranya terdapat dalam perjanjian baru yang ditulis Matius,
Markus, Lukas, dan Yohanes-kita diberi tahu bahwa dia lahir selama berkuasanya Raja
Herodes dan pada saat Kerajaan Romawi melaksanakan sensus penduduk.
Kerajaan Romawi melaksanakan sensus penduduk empat belas tahun sekali. Sensus
pertama berlangsung tahun 6 M; ini berarti bahwa sensus sebelumnya dimulai tahun 8
SM, selama pemerintahan Kaisar Augustus dan tanah Judea diperõntah Kerenius yang
dapat kita baca dalam Lukas 2:1-5. Kita juga diberi tahu tentang bintang yang menuntun
orang Majus ke tempat Yesus berada, dan astronom Keppler, menghitung bahwa timbul
konjungsi antara Saturnus, Jupiter, dan Mars kira-kira tahun 7 SM yang menampakkan
kesan sebagai bintang baru yang terang benderang. Semua data ini mendukung
kesimpulan bahwa Yesus lahir antara tahun 8 hingga 4 SM. Kita juga dapat menentang
pendapat bahwa Yesus lahir bulan Desembers karena dalam Injil Lukas ada gembala yang
menggembalakan ternaknya pada malam hari (2:8). Namun di Palestina pun cuaca dingin
dan turun sadju, jadi saat kelahiran itu pastilah di luarmusim dingin karena para gembala
tidak akan keluar pada saat tersebut. Musim yang lebih mungkin adalah musim semi atau
musim rontok.
Penganut ajaran Kristen percaya bahwa ibu Yesus, yakni Maria, melahirkan Yesus
dalam keadaan masih perawan dan belum bersetubuh dengan suaminya yaitu Yusuf.
Anak tersebut lahir karena kekuasaan Tuhan melalui roh kudus. Kaum Katolik bahkan
berkeyakinan bahwa Maria tetap perawan setelah kelahiran Yesus. Saudara laki-laki dan
perempuan Yesus yang disebutkan dalam Markus 6:1-6 adalah anak-anak Yusuf dari
perkawinannya yang terdahulu.
Tidak banyak yang kita ketahui tentang Yesus di masa anak; kisahnya mulai banyak
diungkapkan untuk perjalanan hidupnya setelah berusia tigapuluhan, saat dibaptis oleh
Yohanes. Yohanes membaptis manusia sebagai persiapan mereka untuk menerima
kedatangan "Juru Selamat;”. Pada waktu Yesus datang, dia menolak membaptis Yesus
dengan menyatakan bahwa Yahya tidak pantas membaptis Yesus, bahkan sebaliknya
dialah yang pantas dibaptis. Namun Yesus tetap meminta Yohanes membaptis dirinya;
setelah dibaptis dia mengasingkan diri selama 40 hari dan memikirkan "juru selamat"
yang bagaimanakah sebenarnya. Selama itu iblis menggoda dia, membujuk Yesus agar
menjadi pahlawan bagi bangsa Yahudi, atau memenangkan dukungan bangsanya lewat
perbuatan keg aiban atau dengan memenuhi kepuasan material bangsa Yahudi. Yesus
menolak godaan ini, karena Dia sadar bawa Dia haruslah "juru selamat" yang menderita,
yang akan mati demi bangsaNya.
B. Dasar – Dasar Pendidikan Kristen
Landasan pembelajaran PAK merupakan acuan atau dasar pijakan, titik tumpu atau
titik tolak dalam pencapaian tujuan pendidikan agama Kristen. Pendidikan agama Kristen
yang diselenggarakan dengan suatu landasan yang kokoh, maka prakteknya akan mantap,
artinya jelas dan tepat tujuannya, tepat pilihan isi kurikulumnya, efisien dan efektif caracara pendidikan yang dipilihnya, dst. Dengan demikian landasan yang kokoh setidaknya
kesalahan-kesalahan konseptual yang dapat merugikan akan dapat dihindarkan sehingga
praktek
PAK
diharapkan
sesuai
dengan
fungsi
dan
sifatnya,
serta
dapat
dipertanggungjawabkan.
a.
Kitab Ulangan 6:4-9
Dalam tradisi orang Israel "Shema" atau perintah Tuhan yang wajib
dilakukan, karena hanya dengan pedoman itu umat tidak keluar dari
pemeliharaan dan perlindungan Tuhan. Yang seutuhnya tersimpul dalam sebutan
"Taurat". Ulangan 6:4-9 sering disebut sebagai syema , suatu panggilan bagi
Israel untuk mendengar firman Tuhan, "Apa yang kuperintahkan kepadamu
pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya
berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau
duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau
berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya
sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu,
dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu
gerbangmu. "(Ulangan 6:6-9)
Melalui Syema Israel diajar untuk memilih persekutuan yang intim dengan
Tuhan sebagai prioritas utama. Seluruh aspek kehidupan Israel didasari oleh
hubungan cintanya dengan Tuhan. Di dalam cinta ini terkandung komitmen dan
kesetiaan yang menyeluruh dan total. Syema ini, pertama, harus tertanam dalam
hati orang Israel (ayat 6 ); kedua, harus tertanam dalam hati anak-anak Israel
(ayat 7 ); ketiga, harus menjadi bagian hidup sehari-hari mereka (ayat 7 );
keempat, harus menjadi identitas pribadi mereka (ayat 8 ); dan kelima, menjadi
identitas keluarga serta masyarakat Israel (ayat 9 ). Tidak ada satu bagian pun
dalam kehidupan orang Israel yang terlepas dari relasi mereka yang penuh kasih
kepada Tuhan. [2]
b.
Injil Matius 28:20
Umat Kristen adalah umat Perjanjian Baru. Dengan latar belakang Perjanjian
lama mereka hidup dalam kemurnin perintah Tuhan Yesus. Pada saat Yesus mau
meninggalkan murid-muridNya kembali ke sorga, Ia pesankan dengan jelas
perintah ini: "Dan ajarlah merela melakukan segala sesuatu yang telah
Kuperintahkan kepadamu" (Matius 28:20).
Inti dari ajaran Tuhan Yesus adalah Hukum Kasih. Ini adalah rangkuman
singkat dari Taurat dan kitab para nabi;
1. Kasihilah
Tuhan
Allahmu
dengan
segenap
hatimu
dan
dengan
segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
2. Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Matius 22:37,39)[3]
c.
Dasar Hukum
"Undang-undang Dasar 1945" Selain pasal-pasal yang implisit berhubungan
dengan Pendidikan Agama Kristen, ada pasal-pasal yang eksplisit menunjuk
kepadanya.
Pasal 28 E, ayat 1, 2.
1.
Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,
memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan dan memilih
kewarganegaraan,
memilih
tempat
tinggal
di
wilayah
negara
meninggalkannya, serta kembali.
2.
Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan
pikiran dan sikap sesuai dengan hati nuraninya.
3. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
keyakinannya itu.
"Undang-undang RI No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas"
Pasal 3
Pendidikan
nasional
berfungsi
mengembangkan
kemampuan
dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri , dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pasal 12 ayat 1 a
1. Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak:
a. mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan
diajarkan oleh pendidik yang seagama;
Pasal 30 ayat 2, 3
2. Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi
anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran
agamanya dan / atau menjadi ahli ilmu agama.
3. Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal,
nonformal, dan informal.
Pasal 37 ayat 1 a
1. Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat:
a. pendidikan agama
Mengacu kepada kebijakan tersebut Pendidikan Agama Kristen
dalam Sistem Pendidikan Nasional diselenggarakan dan wajib
dilaksanakan. Artinya jaminan perwujudannya menjadi formal di
Indonesia.
C. Tujuan Pendidikan Agama Kristen
Thomas M. Groome dalam bukunya yang berjudul "Christian Religius Education"
mengedepankan bahwa tujuan pendidikan Agama Kristen adalah agar manusia
mengalami hidupnya sebagai respon terhadap kerajaan Allah di dalam Yesus Kristus. Di
indonesia dalam sisdiknas Pendidikan Agama Kristen tujuannya menumbuhkan dan
mengembangkan iman serta kemampuan siswa untuk dapat memahami dan menghayati
kasih Allah dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari. Secara
teknis operasionalnya dapat dijabarkan dalam tujuan dan fungsinya sebagai berikut:
1. Tujuan
a. Tujuan Umum
1. Memperkenalkan Tuhan, Bapa, Putera, dan Roh Kudus dan karya-karyaNya.
2. Menghasilkan manusia yang mampu menghayati imannya secara bertanggung
jawab di tengah masyarakat yang pluralistik.
b. Tujuan Khusus
Menanamkan pemahaman tentang Tuhan dan karnyaNya kepada siswa, sehingga
mampu memahami dan menghayati karya Tuhan dalam hidup manusia.
2. Fungsi
a. Memampukan anak didik memahami kasih dan karya Tuhan dalam hidup seharihari
b. Membantu anak didik dalam mentransformasikan nilai-nilai Kristiani dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam satuan pendidikan tujuan Pendidikan Agama Kristen tersebut dijabarkan sebagai
berikut:
Sekolah Dasar (SD).
Siswa mengenal Allah beserta sifat-sifat-Nya yang maha kasih, sehingga mereka
lebih mencintai dan memuji Dia serta dapat menunjukkan kasih-Nya terhadap manusia
dalam kehidupan sehari-hari. Ruang lingkupnya, mengenal kasih dan ketaatan kepada
Tuhan di dalam Yesus Kristus serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP).
Siswa memahami dan menyadari tugas dan kewajibannya sebagai murid-murid
Tuhan Yesus Kristus dan menerapkannya dalam masyarakat. Ruang lingkupnya,
mengerti kesetiaan Allah, kegagalan manusia dan penggenapan janji, rasa syukur, iman
dan negara dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sekolah Menengah Umum atau Sekolah Kejuruan.
Siswa memperdalam pengetahuan tentang pokok-pokok ajaran iman Kristen serta
penerapannya dalam konteks kehidupan pribadi, keluarga, gereja dan masyarakat
disamping melatih kepekaan terhadap masalah-masalah etis atau moral masa
kini. Ruang lingkupnya, pendalaman ajaran Kristen tentang Allah, manusia dam
kehidupan Kristen sebagaimana dinyatakan dalam Alkitab. Penerapannya dalam
kehidupan pribadi, keluarga, gereja, masyarakat dan negara, juga pada masalah etis /
moral masa kini.
Tujuan pembelajaran merupakan muara yang menjadi arah kegiatan pembelajaran
dan menjadi tolak ukur yang utama dalam menentukan keberhasilan pembelajaran. Hal
ini sangat membantu guru dalam merencanakan atau mempersiapkan bahan pengajaran
serta mengetahui arah kegiatan belajar. Perubahan yang tercapai dalam diri peserta
didik baik dari segi pengetahuan, pemahaman, keterampilan, maupun karakter
merupakan sasaran atau target perubahan yang harus dicapai oleh seorang guru.
John M. Nainggolan membagi empat tujuan pembelajaran PAK dalam bukunya
"Menjadi Guru Agama Kristen" yakni;
1. Mengajarkan Firman Tuhan
Guru PAK senantiasa mengajarkan firman Allah agar siswa memiliki patokan dalam
realita kehidupannya yang akhirnya mengalami perubahan dari hari ke hari, karena
firman Allah bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki
kelakuan, dan mendidik orang dalam kebenaran (II Timotius 3:16)
2. Membawa perjumpaan dengan Kristus
Perjumpaan pribadi dengan Kristus menyebabkan suatu hubungan berubah antara
manusia dengan Allah, dan antar sesamanya serta menghasilkan cara hidup yang
benar.Guru berperan dalam membantu peserta didik untuk mengalami perjumpaan
pribadi dengan Kristus. Apabila siswa mengalami perjumpaan dengan Yesus akan
memiliki sikap mengasihi Allah dan diwujudkan melalui tutur kata, perilaku, pola pikir,
dan gaya hidup yang benar dan hidup dalam iman dan ketaatan-Nya kepada Tuhan
3. Memiliki Kemampuan dan keterampilan melalui 4 (empat) prinsip utama
dalam
PAK:
1 . Learning to know
Learning to know berhubungan dengan kempampuan kognitif peserta
didik. Kognitif peserta didik harus dirangsang untuk mampu berpikir,
menganalisis, dan menginterpretasikan. Kaitannya dengan PAK, pendidik
bertugas untuk membuat bahan pembelajaran dari Alkitab yang bisa
merangsang kemampuan peserta didik yang akhirnya bisa menginterpretasikan
dalam kehidupannya. Peserta didik dimampukan untuk mengetahui segala
sesuatu tentang dirinya sendiri, dunianya, sesama, lingkungannya, dan
pengetahuan akan Allah serta segala firman-Nya.
2. Learning to do
Pengetahuan peserta didik yang telah diperolehnya dalam proses belajar
diarahkan untuk mengaplikasikannya. Mereka harus belajar untuk melakukan
firman Tuhan. Dengan demikian peserta didik dapat menjadi garam bagi dunia
sebagai orang beriman.
3. Learning to be
Learning to be menekankan pada pengembangan potensi
kepribadiannya.Peserta didik diarahkan untuk memiliki integritas hidup
ditengah masyarakat.Sebagi murid Kristus, peserta didik diharapkan mampu
hidup seperti karakter Tuhan Yesus.
4. Learning to life together
Peserta didik adalah makhluk individu yang hidup ditengah makhluk
sosial. Berhubung karena hidup ditengah makhluk sosial peserta didik
membutuhkan orang lain. Orang lain merupakan objek pengaplikasian kasih
Allah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam makhluk sosial inilah siswa
mengaktualisasikan dirinya karena disitu tempat ia bertumbuh, berkembang,
bahagia, tabah, dan lain sebagainya.
5. Pembentukan Spiritualitas
Seorang siswa yang memiliki spiritualitas yang bagus maka ia ampu
memahami makna keberadaannya dan bagaimana ia berperan menjadi berkat
bagi bagi orang lain serta memuliakan Allah.
D. Hubungan Orang Kristen Dengan Pendidikan
Harvard, Princeton, dan beberapa perguruan tinggi terkenal di Amerika pada
awalnya didirikan oleh orang-orang Kristen yang ingin memberi pengajaran secara
prinsip-prinsip Alkitabiah. Princeton sebagai contoh pada awalnya merupakan sebuah
seminari. Namun sejarah memperlihatkan kepada kita bahwa isntitusi pendidikan berniat
merubah total dari apa yang sejak semula dirancang.
Banyak perguruan tinggi telah mengesampingkan pendidikan berdasarkan
Alkitabiah karena pragmatisme, utilitarianisme, dan kurikulum yang dirancang untuk
mendoktrinasi orang-orang dengan humanisme dan sekularisme. Amerika mempunyai
sangat banyak kekosongan dalam hal pendidikan yang lambat laun kekosongan itu
semakin meningkat. Sebagai alternatif, Home Schooling dan sekolah swasta terus
meningkat. Kebutuhan akan hal ini semakin nyata. Semakin banyak orang-orang Kristen
tidak mau anak-anak mereka terdoktrinasi oleh orang-orang yang tidak percaya yang
secara terus menerus mengajarkan hal-hal diluar dan bertentangan dengan Alkitab.
Tanggung jawab orang Kristen sehubungan dengan Pendidikan:
Sebagai orang Kristen tanggungjawab kita adalah memastikan bahwa kita dan
anak-anak kita dididik dalam iman yang benar. Tidak boleh membiarkan orang-orang
yang tidak percaya mengajarkan anak-anak hal-hal yang tidak sesuai dengan iman
kita. Tuhan telah mempercayai kita dengan memberi anak-anak dan Ia akan
memperhitungkan apa yang telah kita lakukan atas mereka.
Sebagai orang-orang yang percaya pada Allah dan yang berada di bawah
pimpinanNya, kita telah diberi mandat untuk beranak cucu dan menguasai bumi (Kej.
1:28). Untuk menjalankan ini, kita perlu belajar akan ciptaan Tuhan dan mencari apa
yang tersembunyi dalam ciptaan Allah. Dengan melakukan ini, kita belajar akan
keagungan Tuhan dan menumbuhkan kemampuan kita untuk memuji dan memuliakan
Allah.
Listrik, gelombang radio, lampu, suara, fisika, biologi, kedokteran dan sebagainya
merupakan khazanah yang Tuhan ciptakan dan tersembunyi dalam ciptaanNya
tersebut. Ia memberikan kita kemampuan untuk menemukan hal-hal tersebut. Seluruh
pengetahuan, ilmu, matematika, seni, filsafat, kedokteran dan sebagainya adalah
semata-mata pengkategorian yang dilakukan oleh manusia. Karena itu, seluruh
pendidikan untuk orang-orang Kristen haruslah berpusat pada Allah karena hal itu
akan menyingkapkan keagungan ciptaan Allah. Ratu dari pendidikan ilmu
pengetahuan haruslah Teologi Alkitabiah.
Saya merekomendasikan kepada setiap orangtua Kristen untuk memilih home
schooling sebagai pilihan yang baik untuk menghindarkan para orang-orang yang
tidak percaya mengajarkan hal-hal yang tidak sesuai dengan wahyu Alkitab.
Bagaimanapun, beberapa orang akan mengatakan hal ini sulit. Saya mengerti. Istri
saya menjadi guru home scholl anak-anak kami dan secara finansial kami kekurangan.
Satu sisi berhasil namun juga ada pengorbanan, Namun anak-anak telah diberikan
Tuhan kepada kami untuk dirawat, dibesarkan dalam Tuhan, dan dididik dalam jalan
Tuhan. Sebagai orangtua, kita akan mempertanggungjawabkan bagaimana kita
membesarkan anak-anak kita. Bergandengan tangan dengan organisasi home
schooling. Dukungan melaluinya sangatlah besar, juga banyak memberi dorongan.
Ada banyak pilihan bagus untuk home schooling, lakukanlah penelitian.
Alternatif bagi sekolah negeri yang sangat baik adalah Christian Day school. Ini
adalah sekolah Kristen yang didedikasikan dalam mengajar secara perspektif
Alkitabiah. Para pengajarnya adalah orang-orang Kristen yang takut akan Tuhan dan
tahu bagaimana pentingnya membesarkan anak-anak bagi Tuhan. Ada banyak sekolah
yang baik di seluruh bangsa.
E. Kutipan Alkitab Mengenai Pendidikan Agama Kristen
-
2 Taw 17:9, “ Mereka memberikan pelajaran di Yehuda dengan membawa kitab
Taurat TUHAN. Mereka mengelilingi semua kota di Yehuda sambil mengajar
rakyat.”
-
Mazmur
78:1,
“Pasanglah
telinga
untuk
pengajaranku,
hai
bangsaku,
sendengkanlah telingamu kepada ucapan mulutku.”
-
2 Tim 3: 16-17, “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk
mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk
mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan
Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.”
-
Rom 1:20, “Sebab apa yang tidak nampak dari padaNya, yaitu kekuatanNya yang
kekal dan keilahianNya, dapat Nampak kepada pikiran dari karyaNya sejak dunia
diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih.”
-
Ef 6:4, “Dan kamu bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anakanakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.”
-
Yoh 1:17 “sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan
kebenaran datang oleh Yesus Kristus.”
Orang-orang Kristen harus berdoa untuk sistem pendidikan di Amerika dan ikut
terlibat dalam meningkatkan sistem pendidikan ini. Mereka harus sangat aktif
terlibat dalam pengaturan pendidikan yang anak-anak akan terima, terutama dalam
pendidikan di rumah.
Pendidikan anak-anak muda dan diri kita sendiri adalah tanggungjawab yang
Tuhan berikan kepada kita.
Alkitab mengungkapkan bahwa Tuhan Allah menciptakan segala sesuatu dengan
bersabda. Ia menciptakan dari tidak ada menjadi ada, atau secara Cretio Ex-nihilo.
Sedangkan manusia diciptakan Tuhan Allah dengan Tangan-Nya, kemudian Ia
menghembuskan nafas hidup kepadanya. Kejadian 1:1-2:7; 2 :18-25, menunjukkan
Tuhan Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya. Manusia
diciptakan dengan perbedaan gender dengan maksud, berbeda dari makhlukmakhluk
lain;
sebagai
pribadi
yang
mempunyai
hubungan
dengan-Nya;
sebagai mitra kerja Allahdalam menatalayani dunia; memiliki kebebasan dan
tanggung jawab penuh terhadap pengelolaan hidupnya kepada Tuhan Allah.
Akan tetapi, segala kemudahan dan keindahan yang dimiliki manusia tersebut
menjadi rusak ketika mereka jatuh ke dalam dosa. Dosa menjadikan seluruh atau
semua manusia (Rom 3:26, 5:12, 6:23), hanya Yesus yang tidak berdosa, Ibr 4:15.
Akibat dosa, dalam hubungan dengan Tuhan Allah, manusia tidak layak menghadap
Tuhan Allah; manusia tidak sanggup melakukan kehendak Tuhan Allah.
Setelah peristiwa Menara Babel, manusia terpisah satu sama lain sesuai
kesamaan
bahasanya.
Mereka mengembara dan
menemukan
wilayah
untuk
membangun komunitas serta mengembangkan hidup dan kehidupan. Keadaan itu
terus berlangung sampai pada akhirnya manusia di dunia -masyarakat dunia- terbagi
atau terpisah secara geografis dan politik, kebudayaan, budaya, tradisi, adat, bahasa,
bangsa dan suku bangsa, suku dan sub suku, golongan, etnis, dan lain-lain. Dan
dalam perkembangan kemudian manusia membentuk serta membangun kerajaan
atau pemerintahan-kekuasaan dengan raja sebagai pusat kekuasaan.
F. Peran diadakannya Pendidikan Agama Kristen
a. Sebagai bagian dari Pendidikan Nasional
Melalui proses yang cukup panjang dari masayakat dunia pada masa lalu,
muncullah bangsa dan masyarakat Indonesia. Bangsa Indonesia juga penuh
dengan pelbagai perbedaan dan latar belakang. Manusia Indonsia juga termasuk
umat manusia yang telah berdosa kehilangan kemuliaan Tuhan Allah. Kehadiran
Gereja atau Agama Kristen di Indonesia gereja-gereja di Eropa dan Amerika
melaksanakan Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus. Pada perkembangan
kemudian Gereja-gereja di Indonesiapun melakukan hal yang sama dengan gerejagereja di seluruh dunia.
Salah satu tugas gereja di Indonesia adalah melakukan pendidikan agama
kristen (PAK) kepada orang Kristen. PAK yang dilakukan oleh Gereja sebagai
bagian untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional Indonesia. Tujuan pendidikan
nasional, sesuai UU R.I No.2 Thn 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional, Bab
II pasal 4, adalah, “mencerdasakan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan
dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian mantap dan mandiri
serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”
PAK
dapat
sebagai
bagian
tujuan
pendidikan
nasional
yang
menjadikan manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian mantap dan mandiri serta tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan. Oleh sebab itu, PAK menyangkut seluruh unsur
pertumbuhan dan perkembangan manusia, yaitu aspek fisik, psikologis,
intelektual, sosial, serta mental-spiritual, dan lain-lain.
b. Sebagai Salah Satu Alat Pembentuk dan Pemersatu Bangsa
Bangsa Indonesia, seperti bagsa-bangsa yang di dunia, penuh dengan pelbagai
perbedaan. Semua perbedaan itu seringkali menjadikan pertantangan yang
menjurus pada perpecahan dan permusuhan, bahkan pertikaian serta pertumbuhan
darah. Oleh sebab itu, PAK di Indonesia harus memimalisir semua hal tersebut,
dengan berbagai cara. Dengan demikian PAK harus membimbing peserta didik
agar mampu memahami adanya bermacam-macam agama -khususnya Agama
Kristen- di Indonesia; mencapai kedewasaan iman sesuai terang Injil; mampu
menerapkan Firman Allah dalam semua aspek hidup dan kehidupan sehari-hari;
membentuk jati dirinya sebagai manusia Indonesia yang berwawasan kebangsaan,
menjungjung
tinggi
persatuan
dan
kesatuan,
serta
mewujudnyatakan
kesetiakawanan sosial.
Ini berarti PAK yang dilakukan di sekolah dasar sampai perguruan tinggi harus
dilakukan dengan memperhatikan aspek-aspek yang menyangkut hidup dan
kehidupan bangsa Indonesia; unsur-unsur yang ada dalam kurikulum pendidikan
nasional; konteks masyarakat Indonesia, dan lain –lain.
PAK di Indonesia tidak boleh menjadikan peserta didiknya menjadi “anti
nasional” sehingga tidak menganggap dirinya sabagai bagian dari rakyat dan
bangsa Indonesia. PAK tidak hanya menciptakan hasil orang Kristen yang
mengasihi diri sendiri, tetapi juga sesamanya. PAK di Indonesia juga harus
menjadikan manusia Indonesia aktif di Indonesia, dan mengupayakan kedamaian
di tengah masyarakat.
Dengan demikian sangatlah tepat apabila PAK tidak berhenti menciptakan
terhadap tujuan akhir yaitu “menjadikan semua bangsa murid-Ku”.
c. Sebagai Salat Satu Alat Untuk Meningkatkan Kualitas Manusia Indonesia
Salah satu fungsi orang tua (ayah-ibu) di rumah adalah sebagai pendidik. Oleh
sebab itu, sebagai pendidik, mereka juga harus berupaya mengetahui prinspprinsip peningkatan kualitas belajar dan mengajar seperti dimiliki para pendidik
(guru) disekolah dan pendeta serta majelis gereja. Pendidik bukan hanya bertugas
untuk menyampaikan informasi (bahan ajaran) kepada peserta didik, tetapi harus
berupaya agar peserta didik sungguh-sungguh belajar dalam arti mengerti,
memahami makna, dan menerima apa yang diajarkan, bahkan mempraktekannya
dalam kehidupan. Pendidik harus mendorong peserta didik memahami apa yang
dibicarakan di kelas atau diluarnya. Untuk itu, memerlukan suatu proses yang
berkelanjutan, karena belajar merupakan proses. Proses yang dinamis dan
mengarah pada terjadinya perubahan. Perubahan akibat hasil belajar menyangkut
ranah kognitif, afektif dan psikomotoris.
Untuk mencapai semua ranah itu, maka proses belajar mengajar harus
memperhatikan teori belajar dan gaya belajar, yaitu belajar sebagai kemampuan
manusia menyimak apa yang diminati dan dipelajarinya; belajar sebagai
pengembangan daya-daya dalam diri manusia; belajar sebagai pembentukan
tingkah laku.
G. Pola Pengajaran Pendidikan Agama Kristen
Ada beberapa sifat atau pola yang ditampilkan dalam pelajaran Agama Kristen,
sehingga sangat efektif dalam mencapai tujuan akhir dari Pendidikan atau Pengajaran
Kristen, seperti yang dikemukakan oleh Harry M.Piland, yaitu:
Pertama, pengajaran yang "dijelmakan".Dijelmakan adalah istilah theologia
abstrak, tetapi istilah itu mengatakan apa yang perlu dikatakan tentang pengajaran
Alkitab atau Pengajaran Agama kristen. Arti sebenarnya adalah bahwa firman itu
menjadi daging dalam kehidupan guru-guru Agama Kristen dan dalam kehidupan
anggota-anggota dalam kelas.
Kedua, mengajar dengan teladan. Sebagai guru Jenderal, sebagian besar apa
yang diajarkan kepada murid-muridNya, diajarkan-Nya melalui contoh atau
teladan. Ia adalah teladan yang hidup tentang apa yang ia inginkan agar dipelajari
pengikutNya. Satu contoh, ketika Tuhan Yesus mengajar tentang kepemimpinan, Ia
mulai pelayananNya dengan mempersiapkan sebuah kain, seember air dan kemudian
mencuci kaki murid-murid yang memanggil "Guru". Dengan kata lain di dalam Yesus
mengajar, Ia selalu memberi contoh atau teladan terlebih dahulu.Dalam Kitab
Ulangan 6:1-9, adalah suatu keharusan mengajar dengan disertai teladan atau contoh.1
Pengajarannya harus "dipraktekan" dalam kehidupan konkret, yang dapat dilihat,
"dibaca 'dan ditiru atau dicontoh. "Haruslah engkau juga mengikatkannya sebagai
tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang DIDAHIMU, dan haruslah
engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu (ulangan
6:8-10). Perhatikan empat kata kunci dalam Pengajaran Kristen. Semua menunjuk
kepada realitas, kenyataan yang dapat dilihat dan dirasakan yang harus diajarkan atau
disampaikan kepada orang lain. Dalam Pengajaran, teladan lebih berharga dari
sekedar kata.
Ketiga, pengajaran yang berpusat pada kehidupan. Dalam hal ini Iris V. Cully,
(1995) mengemukakan: "Metode-metode pengajaran kristen harus berpusat pada
kehidupan. Istilah "berpusat pada kehidupan" sama halnya dengan "berpusat pada
pengalaman"
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Dr, Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta, Bina Aksara. 1986
Alkitab Penuntun , (Malang: Gandum Mas, 1994
TRUTH daily Enlightenment. Jakarta, Rehobot Ministry, 2013
Pengajaran Dasar Iman Kristen, www.pdik.blogspot.com
Pengajaran – Pengajaran Kristen, www.forumkristen.com
Download