MODUL PERKULIAHAN PERTEMUAN IX POKOK BAHASAN : POLA DAN TUJUAN PENDIDIKAN KRISTEN MENURUT ALKITAB Fakultas Program Studi MKCU MKCU Tatap Muka 10 Kode MK Disusun Oleh 90039 Drs.Sugeng Baskoro, M.M. Abstract Kompetensi Pola dan metoda pendidikan Kristen menurut Alkitab Mahasiswa mampu memahami pola dan tujuan pendidikan Kristen menurut Alkitab A. Latar Belakang Melalui proses yang cukup panjang dari masyarakat dunia pada masa lalu, munculah bangsa Indonesia dan masyarakat Indonesia . bangsa Indonesia juga penuh dengan berbagai perbedaan dan latar belakang. Namun walaupun terdapat banyak perbedaan setiap individu manusia pasti berinteraksi dengan individu lainnya dalam kehidupan sehari – hari dan hal itu merupakan kegiatan yang tidak pernah lepas dari kebutuhan manusia sebagai mahluk homosapien (tidak bisa hidup sendiri). Dalam proses interaksi tersebut pun didasari oleh adat dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Dalam rangka membentuk norma yang baik sejak dini, maka pendidikan agama pun dimasukan kedalam kurikulum pendidikan di Indonesia, salah satunya adalah pendidikan agama Kristen. Seperti yang terdapat dalam alkitab “makananku ialah melakukan kehendak Bapa di Surga” (Yoh 4:34) menekankan bahwa dalam setiap hal yang kita lakukan didunia ini harus berdasarkan dengan kehendak Tuhan, terutama didunia pendidikan yang merupakan akar terpenting dalam pembentukan karakter dan pengembangan pengetahuan manusia dalam menjalani hidup. Agama tidak bisa hanya diajarkan di ruang lingkup keluarga saja, namun juga butuh diajarkan di ruang lingkup pendidikan, Karena dengan begitu tidak terjadi adanya penyimpangan perspektif mengenai ajaran moral dari keluarga dan ajaran pengetahuan umum dari sekolah. Seperti contohnya dalam pelajaran sejarah, ada beberapa hal yang memang bertentangan dengan apa yang tertera pada alkitab, contohnya mengenai manusia pertama yang hidup didunia ini. Karena itulah dengan diadakannya pendidikan agama Kristen butuh pola dan tujuan yang jelas agar tidak menyimpang dari dasar pengajaran mengenai agama Kristen itu sendiri. Karena dari sejarah pengembangan pendidikan agama Kristen, pandangan dan pengalaman para filsuf serta pokok ajaran yang disampaikan tidak dengan teladan kebenaran sebagai proyeksi tindakan yang benar dalam menghayati hidup karena iman Kristen, hal itu tentu membuat orang tertentu kecewa. Kekristenan turun temurun seharusnya tetap mengacu kepada Alkitab sebagai sumber berita, bukan kepada taurat baru hasil pemikiran yang filsafatis dengan menyebutkan penafsiran baru namun isinya membawa kepada pengalaman pribadi yang pembacanya semakin gersang dan tidak lapar dan haus akan Firman Tuhan. Dalam modul ini akan dijelaskan bagaimana pola penerapan pendidikan agama Kristen di Indonesia dilihat dari sisi pandang Alkitab, dan apakan tujua sebenarnya di adakannya pendididkan agama Kristen di Indonesia. A. Asal Mula Pendidikan Agama Kristen Pendidikan pada umumnya diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik. Pengertian Pendidikan Agama Kristen berasal dari istilah “Christian Education” artinya Pendidikan Kristen, dan kemudian berkembang menjadi “Christian Religious Education” yaitu Pendidikan Agama Kristen. Menurut Homrighausen dan Enklaar Pendidikan Agama Kristen diterima oleh : “semua pelajar, muda dan tua memasuki persekutuan iman yang hidup dengan Tuhan sendiri, oleh dan dalam Dia terhisap pula pada persekutuan Jemaat-Nya yang mengakui dan mempermuliakan-Nya di segala waktu dan tempat”. Pendidikan Agama Kristen membawa semua siswa yang percaya kepada Tuhan untuk terlibat dalam persekutuan iman sebagai bentuk dari pengakuannya di mana pun ia berada tidak terbatas waktu dan tempat. Di dalam kehidupan siswa atau semua orang percaya mempermuliakan Nama Tuhan Yesus. Sehingga melalui persekutuan iman tersebut siswa menbalami pendewasaan di dalam Tuhan Yesus. Selanjutnya Campbell Wyckoff (1955)t6 menjelaskan bahwa: “Pendidikan A6ama Kristen adalah pendidikan yang menyadarkan setiap orang akan Allah dan kasih-Nya dalam Yesus Kristus, agar dapat mengetahui diri mereka yang sebenarnya, keadaannya, bertumbah sebagai anak Allah dalam persekutuan Kristen, memenuhi pariggilan bersama sebagai murid Yesus di dunia dan tetap percaya kepada pengharapan Kristen. Pendidikan agama Kristen berkenaan dengan hal ini adalah satu diantaranya yang khas serta usahanya disesuaikan dengan ajaran agama Kristen. Sisdiknas adalah satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional di Indonesia. Pendidikan ini berakarkan kebudayaan bangsa Indonesia dengan filsafat Negara Pancasila dan UUD 1945 serta dimasukan dengan cita – cita nasional di Indonesia. Karena pendidikan ini bercita – citakan nasional maka kurikulumnya ditentukan oleh pemeritah. Pertumbuhan iman anak yang signifikan kepada Tuhan Yesus merupakan dambaan setiap orang tua dalam kehidupannya sehingga banyak usaha yang ditempun untuk membetuk dan membangun iman tersebut. Dalam kehidupan masyarakat sekarang, salah satu kesempatan untuk membangun dan mengembangkan kepribadian yang bertumbuh dalam iman adalah lembaga keagamaan. D lingkungan sekolah di Indonesia, teruutama di lembaga pendidikan formal, ada mata pelajaran yang memungkinkan setiap orang untuk memperoleh pengetahuan tentang konstruksi dan pembangunan iman dan pertumbuhannya. Mata pelajaran tersebut adalah mata pelajaran Pendidikan Agama. Pendiri agama Kristen adalah seorang Yahudi bernama Yesus,yang lahir di Betlehem, Palestina, antara tahun 8 hingga 4 SM. Tradisi biasanya menyebutkan bahwa dia lahir dalam bulan Desember tahun pertama era Kristen yaitu, tahun 1 M, akan tetapi telah diketahui sekarang bahwa hal ini salah. Dalam catatan-catatan yang menyangkut Yesus-yakni Injil, empat di antaranya terdapat dalam perjanjian baru yang ditulis Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes-kita diberi tahu bahwa dia lahir selama berkuasanya Raja Herodes dan pada saat Kerajaan Romawi melaksanakan sensus penduduk. Kerajaan Romawi melaksanakan sensus penduduk empat belas tahun sekali. Sensus pertama berlangsung tahun 6 M; ini berarti bahwa sensus sebelumnya dimulai tahun 8 SM, selama pemerintahan Kaisar Augustus dan tanah Judea diperõntah Kerenius yang dapat kita baca dalam Lukas 2:1-5. Kita juga diberi tahu tentang bintang yang menuntun orang Majus ke tempat Yesus berada, dan astronom Keppler, menghitung bahwa timbul konjungsi antara Saturnus, Jupiter, dan Mars kira-kira tahun 7 SM yang menampakkan kesan sebagai bintang baru yang terang benderang. Semua data ini mendukung kesimpulan bahwa Yesus lahir antara tahun 8 hingga 4 SM. Kita juga dapat menentang pendapat bahwa Yesus lahir bulan Desembers karena dalam Injil Lukas ada gembala yang menggembalakan ternaknya pada malam hari (2:8). Namun di Palestina pun cuaca dingin dan turun sadju, jadi saat kelahiran itu pastilah di luarmusim dingin karena para gembala tidak akan keluar pada saat tersebut. Musim yang lebih mungkin adalah musim semi atau musim rontok. Penganut ajaran Kristen percaya bahwa ibu Yesus, yakni Maria, melahirkan Yesus dalam keadaan masih perawan dan belum bersetubuh dengan suaminya yaitu Yusuf. Anak tersebut lahir karena kekuasaan Tuhan melalui roh kudus. Kaum Katolik bahkan berkeyakinan bahwa Maria tetap perawan setelah kelahiran Yesus. Saudara laki-laki dan perempuan Yesus yang disebutkan dalam Markus 6:1-6 adalah anak-anak Yusuf dari perkawinannya yang terdahulu. Tidak banyak yang kita ketahui tentang Yesus di masa anak; kisahnya mulai banyak diungkapkan untuk perjalanan hidupnya setelah berusia tigapuluhan, saat dibaptis oleh Yohanes. Yohanes membaptis manusia sebagai persiapan mereka untuk menerima kedatangan "Juru Selamat;”. Pada waktu Yesus datang, dia menolak membaptis Yesus dengan menyatakan bahwa Yahya tidak pantas membaptis Yesus, bahkan sebaliknya dialah yang pantas dibaptis. Namun Yesus tetap meminta Yohanes membaptis dirinya; setelah dibaptis dia mengasingkan diri selama 40 hari dan memikirkan "juru selamat" yang bagaimanakah sebenarnya. Selama itu iblis menggoda dia, membujuk Yesus agar menjadi pahlawan bagi bangsa Yahudi, atau memenangkan dukungan bangsanya lewat perbuatan keg aiban atau dengan memenuhi kepuasan material bangsa Yahudi. Yesus menolak godaan ini, karena Dia sadar bawa Dia haruslah "juru selamat" yang menderita, yang akan mati demi bangsaNya. B. Dasar – Dasar Pendidikan Kristen Landasan pembelajaran PAK merupakan acuan atau dasar pijakan, titik tumpu atau titik tolak dalam pencapaian tujuan pendidikan agama Kristen. Pendidikan agama Kristen yang diselenggarakan dengan suatu landasan yang kokoh, maka prakteknya akan mantap, artinya jelas dan tepat tujuannya, tepat pilihan isi kurikulumnya, efisien dan efektif caracara pendidikan yang dipilihnya, dst. Dengan demikian landasan yang kokoh setidaknya kesalahan-kesalahan konseptual yang dapat merugikan akan dapat dihindarkan sehingga praktek PAK diharapkan sesuai dengan fungsi dan sifatnya, serta dapat dipertanggungjawabkan. a. Kitab Ulangan 6:4-9 Dalam tradisi orang Israel "Shema" atau perintah Tuhan yang wajib dilakukan, karena hanya dengan pedoman itu umat tidak keluar dari pemeliharaan dan perlindungan Tuhan. Yang seutuhnya tersimpul dalam sebutan "Taurat". Ulangan 6:4-9 sering disebut sebagai syema , suatu panggilan bagi Israel untuk mendengar firman Tuhan, "Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu. "(Ulangan 6:6-9) Melalui Syema Israel diajar untuk memilih persekutuan yang intim dengan Tuhan sebagai prioritas utama. Seluruh aspek kehidupan Israel didasari oleh hubungan cintanya dengan Tuhan. Di dalam cinta ini terkandung komitmen dan kesetiaan yang menyeluruh dan total. Syema ini, pertama, harus tertanam dalam hati orang Israel (ayat 6 ); kedua, harus tertanam dalam hati anak-anak Israel (ayat 7 ); ketiga, harus menjadi bagian hidup sehari-hari mereka (ayat 7 ); keempat, harus menjadi identitas pribadi mereka (ayat 8 ); dan kelima, menjadi identitas keluarga serta masyarakat Israel (ayat 9 ). Tidak ada satu bagian pun dalam kehidupan orang Israel yang terlepas dari relasi mereka yang penuh kasih kepada Tuhan. [2] b. Injil Matius 28:20 Umat Kristen adalah umat Perjanjian Baru. Dengan latar belakang Perjanjian lama mereka hidup dalam kemurnin perintah Tuhan Yesus. Pada saat Yesus mau meninggalkan murid-muridNya kembali ke sorga, Ia pesankan dengan jelas perintah ini: "Dan ajarlah merela melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu" (Matius 28:20). Inti dari ajaran Tuhan Yesus adalah Hukum Kasih. Ini adalah rangkuman singkat dari Taurat dan kitab para nabi; 1. Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. 2. Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Matius 22:37,39)[3] c. Dasar Hukum "Undang-undang Dasar 1945" Selain pasal-pasal yang implisit berhubungan dengan Pendidikan Agama Kristen, ada pasal-pasal yang eksplisit menunjuk kepadanya. Pasal 28 E, ayat 1, 2. 1. Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan dan memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara meninggalkannya, serta kembali. 2. Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap sesuai dengan hati nuraninya. 3. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan keyakinannya itu. "Undang-undang RI No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas" Pasal 3 Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri , dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pasal 12 ayat 1 a 1. Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak: a. mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama; Pasal 30 ayat 2, 3 2. Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan / atau menjadi ahli ilmu agama. 3. Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal. Pasal 37 ayat 1 a 1. Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: a. pendidikan agama Mengacu kepada kebijakan tersebut Pendidikan Agama Kristen dalam Sistem Pendidikan Nasional diselenggarakan dan wajib dilaksanakan. Artinya jaminan perwujudannya menjadi formal di Indonesia. C. Tujuan Pendidikan Agama Kristen Thomas M. Groome dalam bukunya yang berjudul "Christian Religius Education" mengedepankan bahwa tujuan pendidikan Agama Kristen adalah agar manusia mengalami hidupnya sebagai respon terhadap kerajaan Allah di dalam Yesus Kristus. Di indonesia dalam sisdiknas Pendidikan Agama Kristen tujuannya menumbuhkan dan mengembangkan iman serta kemampuan siswa untuk dapat memahami dan menghayati kasih Allah dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari. Secara teknis operasionalnya dapat dijabarkan dalam tujuan dan fungsinya sebagai berikut: 1. Tujuan a. Tujuan Umum 1. Memperkenalkan Tuhan, Bapa, Putera, dan Roh Kudus dan karya-karyaNya. 2. Menghasilkan manusia yang mampu menghayati imannya secara bertanggung jawab di tengah masyarakat yang pluralistik. b. Tujuan Khusus Menanamkan pemahaman tentang Tuhan dan karnyaNya kepada siswa, sehingga mampu memahami dan menghayati karya Tuhan dalam hidup manusia. 2. Fungsi a. Memampukan anak didik memahami kasih dan karya Tuhan dalam hidup seharihari b. Membantu anak didik dalam mentransformasikan nilai-nilai Kristiani dalam kehidupan sehari-hari. Dalam satuan pendidikan tujuan Pendidikan Agama Kristen tersebut dijabarkan sebagai berikut: Sekolah Dasar (SD). Siswa mengenal Allah beserta sifat-sifat-Nya yang maha kasih, sehingga mereka lebih mencintai dan memuji Dia serta dapat menunjukkan kasih-Nya terhadap manusia dalam kehidupan sehari-hari. Ruang lingkupnya, mengenal kasih dan ketaatan kepada Tuhan di dalam Yesus Kristus serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). Siswa memahami dan menyadari tugas dan kewajibannya sebagai murid-murid Tuhan Yesus Kristus dan menerapkannya dalam masyarakat. Ruang lingkupnya, mengerti kesetiaan Allah, kegagalan manusia dan penggenapan janji, rasa syukur, iman dan negara dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Sekolah Menengah Umum atau Sekolah Kejuruan. Siswa memperdalam pengetahuan tentang pokok-pokok ajaran iman Kristen serta penerapannya dalam konteks kehidupan pribadi, keluarga, gereja dan masyarakat disamping melatih kepekaan terhadap masalah-masalah etis atau moral masa kini. Ruang lingkupnya, pendalaman ajaran Kristen tentang Allah, manusia dam kehidupan Kristen sebagaimana dinyatakan dalam Alkitab. Penerapannya dalam kehidupan pribadi, keluarga, gereja, masyarakat dan negara, juga pada masalah etis / moral masa kini. Tujuan pembelajaran merupakan muara yang menjadi arah kegiatan pembelajaran dan menjadi tolak ukur yang utama dalam menentukan keberhasilan pembelajaran. Hal ini sangat membantu guru dalam merencanakan atau mempersiapkan bahan pengajaran serta mengetahui arah kegiatan belajar. Perubahan yang tercapai dalam diri peserta didik baik dari segi pengetahuan, pemahaman, keterampilan, maupun karakter merupakan sasaran atau target perubahan yang harus dicapai oleh seorang guru. John M. Nainggolan membagi empat tujuan pembelajaran PAK dalam bukunya "Menjadi Guru Agama Kristen" yakni; 1. Mengajarkan Firman Tuhan Guru PAK senantiasa mengajarkan firman Allah agar siswa memiliki patokan dalam realita kehidupannya yang akhirnya mengalami perubahan dari hari ke hari, karena firman Allah bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan, dan mendidik orang dalam kebenaran (II Timotius 3:16) 2. Membawa perjumpaan dengan Kristus Perjumpaan pribadi dengan Kristus menyebabkan suatu hubungan berubah antara manusia dengan Allah, dan antar sesamanya serta menghasilkan cara hidup yang benar.Guru berperan dalam membantu peserta didik untuk mengalami perjumpaan pribadi dengan Kristus. Apabila siswa mengalami perjumpaan dengan Yesus akan memiliki sikap mengasihi Allah dan diwujudkan melalui tutur kata, perilaku, pola pikir, dan gaya hidup yang benar dan hidup dalam iman dan ketaatan-Nya kepada Tuhan 3. Memiliki Kemampuan dan keterampilan melalui 4 (empat) prinsip utama dalam PAK: 1 . Learning to know Learning to know berhubungan dengan kempampuan kognitif peserta didik. Kognitif peserta didik harus dirangsang untuk mampu berpikir, menganalisis, dan menginterpretasikan. Kaitannya dengan PAK, pendidik bertugas untuk membuat bahan pembelajaran dari Alkitab yang bisa merangsang kemampuan peserta didik yang akhirnya bisa menginterpretasikan dalam kehidupannya. Peserta didik dimampukan untuk mengetahui segala sesuatu tentang dirinya sendiri, dunianya, sesama, lingkungannya, dan pengetahuan akan Allah serta segala firman-Nya. 2. Learning to do Pengetahuan peserta didik yang telah diperolehnya dalam proses belajar diarahkan untuk mengaplikasikannya. Mereka harus belajar untuk melakukan firman Tuhan. Dengan demikian peserta didik dapat menjadi garam bagi dunia sebagai orang beriman. 3. Learning to be Learning to be menekankan pada pengembangan potensi kepribadiannya.Peserta didik diarahkan untuk memiliki integritas hidup ditengah masyarakat.Sebagi murid Kristus, peserta didik diharapkan mampu hidup seperti karakter Tuhan Yesus. 4. Learning to life together Peserta didik adalah makhluk individu yang hidup ditengah makhluk sosial. Berhubung karena hidup ditengah makhluk sosial peserta didik membutuhkan orang lain. Orang lain merupakan objek pengaplikasian kasih Allah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam makhluk sosial inilah siswa mengaktualisasikan dirinya karena disitu tempat ia bertumbuh, berkembang, bahagia, tabah, dan lain sebagainya. 5. Pembentukan Spiritualitas Seorang siswa yang memiliki spiritualitas yang bagus maka ia ampu memahami makna keberadaannya dan bagaimana ia berperan menjadi berkat bagi bagi orang lain serta memuliakan Allah. D. Hubungan Orang Kristen Dengan Pendidikan Harvard, Princeton, dan beberapa perguruan tinggi terkenal di Amerika pada awalnya didirikan oleh orang-orang Kristen yang ingin memberi pengajaran secara prinsip-prinsip Alkitabiah. Princeton sebagai contoh pada awalnya merupakan sebuah seminari. Namun sejarah memperlihatkan kepada kita bahwa isntitusi pendidikan berniat merubah total dari apa yang sejak semula dirancang. Banyak perguruan tinggi telah mengesampingkan pendidikan berdasarkan Alkitabiah karena pragmatisme, utilitarianisme, dan kurikulum yang dirancang untuk mendoktrinasi orang-orang dengan humanisme dan sekularisme. Amerika mempunyai sangat banyak kekosongan dalam hal pendidikan yang lambat laun kekosongan itu semakin meningkat. Sebagai alternatif, Home Schooling dan sekolah swasta terus meningkat. Kebutuhan akan hal ini semakin nyata. Semakin banyak orang-orang Kristen tidak mau anak-anak mereka terdoktrinasi oleh orang-orang yang tidak percaya yang secara terus menerus mengajarkan hal-hal diluar dan bertentangan dengan Alkitab. Tanggung jawab orang Kristen sehubungan dengan Pendidikan: Sebagai orang Kristen tanggungjawab kita adalah memastikan bahwa kita dan anak-anak kita dididik dalam iman yang benar. Tidak boleh membiarkan orang-orang yang tidak percaya mengajarkan anak-anak hal-hal yang tidak sesuai dengan iman kita. Tuhan telah mempercayai kita dengan memberi anak-anak dan Ia akan memperhitungkan apa yang telah kita lakukan atas mereka. Sebagai orang-orang yang percaya pada Allah dan yang berada di bawah pimpinanNya, kita telah diberi mandat untuk beranak cucu dan menguasai bumi (Kej. 1:28). Untuk menjalankan ini, kita perlu belajar akan ciptaan Tuhan dan mencari apa yang tersembunyi dalam ciptaan Allah. Dengan melakukan ini, kita belajar akan keagungan Tuhan dan menumbuhkan kemampuan kita untuk memuji dan memuliakan Allah. Listrik, gelombang radio, lampu, suara, fisika, biologi, kedokteran dan sebagainya merupakan khazanah yang Tuhan ciptakan dan tersembunyi dalam ciptaanNya tersebut. Ia memberikan kita kemampuan untuk menemukan hal-hal tersebut. Seluruh pengetahuan, ilmu, matematika, seni, filsafat, kedokteran dan sebagainya adalah semata-mata pengkategorian yang dilakukan oleh manusia. Karena itu, seluruh pendidikan untuk orang-orang Kristen haruslah berpusat pada Allah karena hal itu akan menyingkapkan keagungan ciptaan Allah. Ratu dari pendidikan ilmu pengetahuan haruslah Teologi Alkitabiah. Saya merekomendasikan kepada setiap orangtua Kristen untuk memilih home schooling sebagai pilihan yang baik untuk menghindarkan para orang-orang yang tidak percaya mengajarkan hal-hal yang tidak sesuai dengan wahyu Alkitab. Bagaimanapun, beberapa orang akan mengatakan hal ini sulit. Saya mengerti. Istri saya menjadi guru home scholl anak-anak kami dan secara finansial kami kekurangan. Satu sisi berhasil namun juga ada pengorbanan, Namun anak-anak telah diberikan Tuhan kepada kami untuk dirawat, dibesarkan dalam Tuhan, dan dididik dalam jalan Tuhan. Sebagai orangtua, kita akan mempertanggungjawabkan bagaimana kita membesarkan anak-anak kita. Bergandengan tangan dengan organisasi home schooling. Dukungan melaluinya sangatlah besar, juga banyak memberi dorongan. Ada banyak pilihan bagus untuk home schooling, lakukanlah penelitian. Alternatif bagi sekolah negeri yang sangat baik adalah Christian Day school. Ini adalah sekolah Kristen yang didedikasikan dalam mengajar secara perspektif Alkitabiah. Para pengajarnya adalah orang-orang Kristen yang takut akan Tuhan dan tahu bagaimana pentingnya membesarkan anak-anak bagi Tuhan. Ada banyak sekolah yang baik di seluruh bangsa. E. Kutipan Alkitab Mengenai Pendidikan Agama Kristen - 2 Taw 17:9, “ Mereka memberikan pelajaran di Yehuda dengan membawa kitab Taurat TUHAN. Mereka mengelilingi semua kota di Yehuda sambil mengajar rakyat.” - Mazmur 78:1, “Pasanglah telinga untuk pengajaranku, hai bangsaku, sendengkanlah telingamu kepada ucapan mulutku.” - 2 Tim 3: 16-17, “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.” - Rom 1:20, “Sebab apa yang tidak nampak dari padaNya, yaitu kekuatanNya yang kekal dan keilahianNya, dapat Nampak kepada pikiran dari karyaNya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih.” - Ef 6:4, “Dan kamu bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anakanakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.” - Yoh 1:17 “sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.” Orang-orang Kristen harus berdoa untuk sistem pendidikan di Amerika dan ikut terlibat dalam meningkatkan sistem pendidikan ini. Mereka harus sangat aktif terlibat dalam pengaturan pendidikan yang anak-anak akan terima, terutama dalam pendidikan di rumah. Pendidikan anak-anak muda dan diri kita sendiri adalah tanggungjawab yang Tuhan berikan kepada kita. Alkitab mengungkapkan bahwa Tuhan Allah menciptakan segala sesuatu dengan bersabda. Ia menciptakan dari tidak ada menjadi ada, atau secara Cretio Ex-nihilo. Sedangkan manusia diciptakan Tuhan Allah dengan Tangan-Nya, kemudian Ia menghembuskan nafas hidup kepadanya. Kejadian 1:1-2:7; 2 :18-25, menunjukkan Tuhan Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya. Manusia diciptakan dengan perbedaan gender dengan maksud, berbeda dari makhlukmakhluk lain; sebagai pribadi yang mempunyai hubungan dengan-Nya; sebagai mitra kerja Allahdalam menatalayani dunia; memiliki kebebasan dan tanggung jawab penuh terhadap pengelolaan hidupnya kepada Tuhan Allah. Akan tetapi, segala kemudahan dan keindahan yang dimiliki manusia tersebut menjadi rusak ketika mereka jatuh ke dalam dosa. Dosa menjadikan seluruh atau semua manusia (Rom 3:26, 5:12, 6:23), hanya Yesus yang tidak berdosa, Ibr 4:15. Akibat dosa, dalam hubungan dengan Tuhan Allah, manusia tidak layak menghadap Tuhan Allah; manusia tidak sanggup melakukan kehendak Tuhan Allah. Setelah peristiwa Menara Babel, manusia terpisah satu sama lain sesuai kesamaan bahasanya. Mereka mengembara dan menemukan wilayah untuk membangun komunitas serta mengembangkan hidup dan kehidupan. Keadaan itu terus berlangung sampai pada akhirnya manusia di dunia -masyarakat dunia- terbagi atau terpisah secara geografis dan politik, kebudayaan, budaya, tradisi, adat, bahasa, bangsa dan suku bangsa, suku dan sub suku, golongan, etnis, dan lain-lain. Dan dalam perkembangan kemudian manusia membentuk serta membangun kerajaan atau pemerintahan-kekuasaan dengan raja sebagai pusat kekuasaan. F. Peran diadakannya Pendidikan Agama Kristen a. Sebagai bagian dari Pendidikan Nasional Melalui proses yang cukup panjang dari masayakat dunia pada masa lalu, muncullah bangsa dan masyarakat Indonesia. Bangsa Indonesia juga penuh dengan pelbagai perbedaan dan latar belakang. Manusia Indonsia juga termasuk umat manusia yang telah berdosa kehilangan kemuliaan Tuhan Allah. Kehadiran Gereja atau Agama Kristen di Indonesia gereja-gereja di Eropa dan Amerika melaksanakan Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus. Pada perkembangan kemudian Gereja-gereja di Indonesiapun melakukan hal yang sama dengan gerejagereja di seluruh dunia. Salah satu tugas gereja di Indonesia adalah melakukan pendidikan agama kristen (PAK) kepada orang Kristen. PAK yang dilakukan oleh Gereja sebagai bagian untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional Indonesia. Tujuan pendidikan nasional, sesuai UU R.I No.2 Thn 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional, Bab II pasal 4, adalah, “mencerdasakan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan” PAK dapat sebagai bagian tujuan pendidikan nasional yang menjadikan manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Oleh sebab itu, PAK menyangkut seluruh unsur pertumbuhan dan perkembangan manusia, yaitu aspek fisik, psikologis, intelektual, sosial, serta mental-spiritual, dan lain-lain. b. Sebagai Salah Satu Alat Pembentuk dan Pemersatu Bangsa Bangsa Indonesia, seperti bagsa-bangsa yang di dunia, penuh dengan pelbagai perbedaan. Semua perbedaan itu seringkali menjadikan pertantangan yang menjurus pada perpecahan dan permusuhan, bahkan pertikaian serta pertumbuhan darah. Oleh sebab itu, PAK di Indonesia harus memimalisir semua hal tersebut, dengan berbagai cara. Dengan demikian PAK harus membimbing peserta didik agar mampu memahami adanya bermacam-macam agama -khususnya Agama Kristen- di Indonesia; mencapai kedewasaan iman sesuai terang Injil; mampu menerapkan Firman Allah dalam semua aspek hidup dan kehidupan sehari-hari; membentuk jati dirinya sebagai manusia Indonesia yang berwawasan kebangsaan, menjungjung tinggi persatuan dan kesatuan, serta mewujudnyatakan kesetiakawanan sosial. Ini berarti PAK yang dilakukan di sekolah dasar sampai perguruan tinggi harus dilakukan dengan memperhatikan aspek-aspek yang menyangkut hidup dan kehidupan bangsa Indonesia; unsur-unsur yang ada dalam kurikulum pendidikan nasional; konteks masyarakat Indonesia, dan lain –lain. PAK di Indonesia tidak boleh menjadikan peserta didiknya menjadi “anti nasional” sehingga tidak menganggap dirinya sabagai bagian dari rakyat dan bangsa Indonesia. PAK tidak hanya menciptakan hasil orang Kristen yang mengasihi diri sendiri, tetapi juga sesamanya. PAK di Indonesia juga harus menjadikan manusia Indonesia aktif di Indonesia, dan mengupayakan kedamaian di tengah masyarakat. Dengan demikian sangatlah tepat apabila PAK tidak berhenti menciptakan terhadap tujuan akhir yaitu “menjadikan semua bangsa murid-Ku”. c. Sebagai Salat Satu Alat Untuk Meningkatkan Kualitas Manusia Indonesia Salah satu fungsi orang tua (ayah-ibu) di rumah adalah sebagai pendidik. Oleh sebab itu, sebagai pendidik, mereka juga harus berupaya mengetahui prinspprinsip peningkatan kualitas belajar dan mengajar seperti dimiliki para pendidik (guru) disekolah dan pendeta serta majelis gereja. Pendidik bukan hanya bertugas untuk menyampaikan informasi (bahan ajaran) kepada peserta didik, tetapi harus berupaya agar peserta didik sungguh-sungguh belajar dalam arti mengerti, memahami makna, dan menerima apa yang diajarkan, bahkan mempraktekannya dalam kehidupan. Pendidik harus mendorong peserta didik memahami apa yang dibicarakan di kelas atau diluarnya. Untuk itu, memerlukan suatu proses yang berkelanjutan, karena belajar merupakan proses. Proses yang dinamis dan mengarah pada terjadinya perubahan. Perubahan akibat hasil belajar menyangkut ranah kognitif, afektif dan psikomotoris. Untuk mencapai semua ranah itu, maka proses belajar mengajar harus memperhatikan teori belajar dan gaya belajar, yaitu belajar sebagai kemampuan manusia menyimak apa yang diminati dan dipelajarinya; belajar sebagai pengembangan daya-daya dalam diri manusia; belajar sebagai pembentukan tingkah laku. G. Pola Pengajaran Pendidikan Agama Kristen Ada beberapa sifat atau pola yang ditampilkan dalam pelajaran Agama Kristen, sehingga sangat efektif dalam mencapai tujuan akhir dari Pendidikan atau Pengajaran Kristen, seperti yang dikemukakan oleh Harry M.Piland, yaitu: Pertama, pengajaran yang "dijelmakan".Dijelmakan adalah istilah theologia abstrak, tetapi istilah itu mengatakan apa yang perlu dikatakan tentang pengajaran Alkitab atau Pengajaran Agama kristen. Arti sebenarnya adalah bahwa firman itu menjadi daging dalam kehidupan guru-guru Agama Kristen dan dalam kehidupan anggota-anggota dalam kelas. Kedua, mengajar dengan teladan. Sebagai guru Jenderal, sebagian besar apa yang diajarkan kepada murid-muridNya, diajarkan-Nya melalui contoh atau teladan. Ia adalah teladan yang hidup tentang apa yang ia inginkan agar dipelajari pengikutNya. Satu contoh, ketika Tuhan Yesus mengajar tentang kepemimpinan, Ia mulai pelayananNya dengan mempersiapkan sebuah kain, seember air dan kemudian mencuci kaki murid-murid yang memanggil "Guru". Dengan kata lain di dalam Yesus mengajar, Ia selalu memberi contoh atau teladan terlebih dahulu.Dalam Kitab Ulangan 6:1-9, adalah suatu keharusan mengajar dengan disertai teladan atau contoh.1 Pengajarannya harus "dipraktekan" dalam kehidupan konkret, yang dapat dilihat, "dibaca 'dan ditiru atau dicontoh. "Haruslah engkau juga mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang DIDAHIMU, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu (ulangan 6:8-10). Perhatikan empat kata kunci dalam Pengajaran Kristen. Semua menunjuk kepada realitas, kenyataan yang dapat dilihat dan dirasakan yang harus diajarkan atau disampaikan kepada orang lain. Dalam Pengajaran, teladan lebih berharga dari sekedar kata. Ketiga, pengajaran yang berpusat pada kehidupan. Dalam hal ini Iris V. Cully, (1995) mengemukakan: "Metode-metode pengajaran kristen harus berpusat pada kehidupan. Istilah "berpusat pada kehidupan" sama halnya dengan "berpusat pada pengalaman" DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, Dr, Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta, Bina Aksara. 1986 Alkitab Penuntun , (Malang: Gandum Mas, 1994 TRUTH daily Enlightenment. Jakarta, Rehobot Ministry, 2013 Pengajaran Dasar Iman Kristen, www.pdik.blogspot.com Pengajaran – Pengajaran Kristen, www.forumkristen.com