BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mineral merupakan salah satu unsur yang memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ, maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Mineral digolongkan ke dalam mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg/hari, sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg/hari. Mineral makro adalah natrium, klorida, kalium, kalsium, fosfor, magnesium dan sulfur, sedangkan yang termasuk mineral mikro, seperti besi, seng, iodium dan selenium (Almatsier, 2004). Banyak mineral esensial yang didistribusikan secara luas dalam makanan, dan kebanyakan orang mengkonsumsi makanan mungkin untuk mendapatkan asupan yang memadai. Jumlah yang dibutuhkan per hari bervariasi, mulai dari beberapa gram untuk natrium, kalsium, besi, seng sampai mikrogram per hari (Murray, dkk. 2009). Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat dalam tubuh, yaitu 1,5 – 2 % dari berat badan orang dewasa atau kurang lebih sebanyak 1 kg. Mineral kalsium dibutuhkan untuk perkembangan tulang. Jumlah yang dianjurkan per hari untuk anakanak sebesar 500 mg, remaja 600-700 mg dan dewasa sebesar 500-800 mg. Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan. Tulang kurang kuat, mudah bengkak dan rapuh (Almatsier, 2004). Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstraseluler, 35-40% natrium ada di dalam kerangka tubuh. Makanan sehari – hari biasanya cukup mengandung natrium yang dibutuhkan tubuh. Oleh karena itu, tidak ada penetapan kebutuhan natrium sehari. Taksiran kebutuhan natrium sehari untuk orang dewasa adalah sebanyak 500 mg. 1 Universitas Sumatera Utara Kebutuhan natrium didasarkan pada kebutuhan untuk pertumbuhan, kehilangan natrium melalui keringat dan sekresi lain. Dianjurkan untuk membatasi konsumsi garam dapur hingga 6 gram sehari (ekivalen dengan 2400 mg natrium). Pembatasan ini dilakukan karena peranan potensial natrium dalam menimbulkan tekanan darah tinggi (Almatsier, 2004). Apel hijau merupakan salah satu buah yang sangat populer dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat dalam bentuk minuman dengan cara dibuat jus. Disamping itu, Masyarakat juga mengkonsumsi apel hijau dengan cara dimakan langsung baik dikupas maupun tanpa kupas.Buah ini bermanfaat untuk kesehatan karena mengandung gizi yang cukup tinggi antara lain: 58 kkal energi; 4 g lemak; 3 g protein; 14,9 g karbohidrat; 900 IU vitamin A; 7 mg tiamin; 3 mg riboflavin; 2 mg niacin; 5 mg vitamin C; 0,04 mg vitamin B1; 0,04 mg vitamin B2; 6 mg/100 g kalsium; 3 mg/100g zat besi; 10 mg/100 fosfor, dan 130 mg/100gkalium (Anonim, 2009). Buah dan sayuran yang mengandung kalium baik dikonsumsi penderita darah tinggi, karenakeberadaan kalium sangat penting untuk mengimbangi natrium, kalium bersifat hipotensif, yaitu memiliki efek penurunan tekanan darah. Oleh karena itu, rasio kalium terhadap natrium yang tinggi berperan penting dalam pencegahan hipertensi (Astawan, 2009).Kebutuhan kalium diperkirakan sebesar 2000 mg/hari (Almatsier, 2004). Umumnya kandungan kalium dan kalsium pada buah- buahan dan sayuran banyak terdapat pada kulit buah ataupun kulit biji (Astawan,2009). Kandungan natrium pada apel hijau banyak terdapat pada daging buah (Anonim, 2009). Terdapat berbagai macam metode penetapan kadar kalsium antara lain kompleksometri, spektrofotometri serapan atomdan gravimetri (Khopkar, 1985). Penetapan kadar kalium dapat dilakukan dengan menggunakan metode spektrofotometri 2 Universitas Sumatera Utara serapan atom, gravimetri. Penetapan kadar natrium dapat dilakukan dengan metode spektrofotometri serapan atom dan metode gravimetri (Bassett, dkk., 1994). Berdasarkan uraian di atas, penulis meneliti kandungan kalium, kalsium dan natrium yang terdapat pada apel hijau yang kulitnya dikupas dan tanpa dikupas. Metode yang dipilih untuk penetapan kadar kalium, kalsium dan natrium adalah metode spektrofotometri serapan atom karena selektif, tanpa pemisahan, pelaksanaannya relatif sederhana, interferensinya sedikit, kepekaannya tinggi (Gandjar dan Rohman, 2007), jika dibandingkan dengan metode lainnya. 3 Universitas Sumatera Utara 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Berapakah kadar kalium, kalsium dan natrium pada apel hijau yang kulitnya dikupas dan tanpa dikupas. b. Apakah ada perbedaan kadar dari ketiga mineral kalium, kalsium dan natrium pada buah apel hijau yang kulitnya dikupas dan tanpa dikupas. 1.3 Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah: a. Apel hijau mengandung kalium, kalsium dan natrium dalam jumlah tertentu. b. Terdapat perbedaan kadar kalium, kalsium dan natrium pada apel hijau yang kulitnya dikupas dan tanpa dikupas. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui kadar kalsium, kalium dan natrium padaapel hijau yang kulitnya dikupas dan tanpa dikupas. b. Untuk mengetahui perbedaankadar kalium, kalsium dan natrium pada apel hijau yang dikupas dan tanpa dikupas. 1.5 Manfaat Penelitian Untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang kandungan mineral kalsium, kalium dan natrium yang terdapat pada apel hijau yang kulitnya dikupas dan tanpa dikupas. 4 Universitas Sumatera Utara