10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Komunikasi adalah

advertisement
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi
Komunikasi adalah jalinan yang menghubungkan kehidupan manusia,
pembelajaran ilmu kehidupan manusia pun mau tidak mau didasarkan atas
bidang komunikasi.12
Komunikasi secara etimologi terkait pada kata “communion” yang
berasal dari Bahasa Perancis Kuno yang berarti berbagi (perasaan) dan
“community” yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti sekelompok orang
yang tertarik akan hal yang sama – keduanya merupakan kata yang berasal
dari Bahasa Latin “Communicare” yang berarti “untuk dibuat menjadi
sama”.13
Banyak pakar bergulat akan definisi komunikasi dan mencoba
menjawab bagaimana dan mengapa komunikasi terjadi. Secara akademis
definisi komunikasi dibedah untuk menentukan variabel apa yang membantu
manusia memahami mengapa sebagian orang dapat berkomunikasi lebih
efektif dari sebagian lainnya. Definisi komunikasi juga menjadi dasar untuk
menjelaskan apakah komunikasi merupakan sebuah proses atau tindakan,
ataukah merupakan rangkaian dari tindakan-tindakan yang kemudian dilihat
sebagai proses? Beberapa definisi komunikasi lainnya mencoba menjelaskan
12
13
Littlejohn, Stephen W. Theories of Human Communication, Albuquerque, New Mexico. 1992. P. 2-10
Weekly, E. An Etimological Dictionary of Modern English (Vol.1). Dover Publication, New York. 1967
11
apakah komunikasi merupakan fungsi, dan apakah manusia dapat tidak
berkomunikasi? Sejalan dengan waktu, penggunaan simbol-simbol untuk
mentransmisikan ide-ide dan informasi dari orang yang satu ke orang yang
lain menjadi satu variabel komunikasi antar pribadi. Kemudian muncul
pemaknaan, dimana komunikasi merupakan terciptanya makna saat penerima
berhasil menerjemahkan apa yang orang lain (pengirim) lakukan atau
ucapkan.14
Kemampuan menerjemahkan pesan oleh penerima ini dipertimbangkan
sebagai dasar dari komunikasi. Sejalan dengan penemuan-penemuan di bidang
teknologi komunikasi “interaksi” masuk dalam definisi-definisi komunikasi.
Komunikasi sebagai bentuk interaksi yang muncul antara satu orang dan
lainnya sebagai cermin keinginan untuk berbagi dan membuat kemajuan
dalam membina hubungan. Manusia juga diperkirakan membentuk identitas
mereka dan membangun hubungan antar pribadi melalui komunikasi. 15
Para pakar kemudian mempelajari lebih lanjut apakah sebagian
hubungan antar pribadi lebih baik dari sebagian lainnya karena orang-orang
didalamnya dapat berkomunikasi dengan baik? Karena itu dipertimbangkan
juga apabila komunikasi dapat memberbaiki hubungan apakah yang
sebaliknya dapat terjadi. Di saat lain kajian tentang komunikasi massa
(melalui media radio, TV, atau koran) mulai mengevaluasi apakah siaran/
publikasi yang mereka siarkan, mengendalikan apa yang pemirsa/
14
15
Heath R. L and Bryant J. Human Communication Theory and Research: Concepts, Context, and Challenges. Lawrence
Erlbaum Associates, Inc,. Publishers. New Jersey 2000. P 46-48
Ibid.
12
pembacanya pikirkan. Penelitian lain menunjukkan bahwa pembaca/ pemirsa
justru membentuk wacana media massa melalui pilihan media yang mereka
lakukan saat mereka membeli koran/ majalah tertentu atau menentukan
pertunjukkan apa yang akan mereka tonton.
Berbagai macam definisi
komunikasi ini secara ringkas mencakup empat hal: definisi komunikasi yang
mencakup komunikasi antar pribadi, kelompok, organisasi, dan media massa.
Berikut adalah penjabarannya.16
Gebner (1967) mendefinisikan komunikasi sebagai “interaksi melalui
rangkaian pesan-pesan. Pesan-pesan ini secara formal berupa kode-kode
simbolik atau kejadian-kejadian yang mewakili arti tertentu yang dimengerti
secara
umum
dalam
sebuah
kebudayaan
yang
diproduksi
untuk
membangunkan pengertia tersebut.”17 Untuk mengindikasikan bagaimana
komunikasi muncul, Gebner menggunakan istilah “membangunkan”. Seperti
banyak pakar lainnya yang berpikir bahwa pesan merangsang atau
“membangunkan” makna. Komunikasi seperti ini bersandar pada paradigma
“rangsangan – umpan balik” atau dikenal sebagai “stimulus-respon”. Apa
yang seseorang katakana (rangsangan) memiliki makna sesuai dengan hasi
pemaknaan (umpan balik) orang lain akan pernyataan tersebut. Gebner juga
mengmukakan pesan secara resmi (formal) dikemas dalam “kode”. Dalam
definisi komunikasinya Gebner tidak mengikut-sertakan komunikasi informal
16
17
Ibid.
Mass Media and Human Communication Theory. In Frank E.X. Dance (Ed.) Human Communication Theory: Original
Essays. New York: Holt, Rinehart & Winston, 1967. Reprinted in Denis McQuail (Ed.) Sociology of Mass
Communications. New York: Penguin Books, 1972.. P. 430.
13
atau perilaku tidak sengaja, termasuk diantaranya petunjuk-petunjuk
nonverbal seperti anggukan persetujuan atau melirik orang lain. Apakah
seseorang berkomunikasi dengan orang lain walaupun ia tidak bermaksud
begitu? Teori akomodasi tuturan kata memberikan penjelasan bagaimana
umpan balik nonverbal, cocok dengan perilaku yang muncul; apabila satu
orang senang dengan orang lain, ia cenderung untuk berperilaku sama dengan
orang tersebut.
E.M Rogers dan Kincaid (1981) mengemukakan teori konvergensi
dimana mereka memberikan argumentasi bahwa melalui komunikasi “pihakpihak yang berkomunikasi menciptakan dan bertukar informasi antar satu dan
lainnya
dengan
tujuan
menemukan
pemahaman
bersama
melalui
percakapan”18 Disini ditekankan bahwa insentif dari komunikasi adalah
pemahaman, dan “komunikasi merupakan awal dari pengertian”. Cronan,
Pearce, dan Haris (1982) melihat komunikasi sebagai “Proses dimana
seseorang menciptakan memelihara, dan mengubah aturan sosial, hubungan
antar manusia, dan identitas.”19 Definisi ini menantang para peneliti
komunikasi untuk melihat bagaimana “manusia berkoordinasi menggunakan
keterampilan mereka mengelola pesan untuk menyampaikan makna.”
Sebelumnya W.B. Pearce dan Cronan (1980) yakin bahwa melalui komunikasi
18
19
Rogers, E. M., & Kincaid, D. L. Communication networks: Toward a new paradigm for research. New York: Free
Press. 1981. P 63.
Vernon E. Cronen, W. Barnett Pearce, and Linda M. Harris. "The Coordinated Management of Meaning: a Theory of
Communication," P 85-86.in Frank E. X. Dance, ed., Human Communication Theory. New York: Harper and Row.
1982.
14
“ banyak orang secara kolektif menciptakan dan mengelola realitas sosial”.20
Seperti juga E.M Rogers dan Kincaid (1981), Pearce dan Cronen beralasan
bahwa orang-orang berinteraksi karena mereka harus berkoordinasi – datang
untuk berbagi – dimana ini berarti beradaptasi dengan cukup baik untuk dapat
hidup bersama pada derajat keteraturan sosial tertentu.
Pandangan dimana komunikasi dilihat sebagai interaksi menekankan
upaya-upaya dinamis yang dilakukan oleh banyak orang saat mereka
berkomunikasi antara satu dan lainnya. Analisis ini menunjukkan bagaimana
interaksi membentuk pola-pola yang pada akhirnya penting dalam
pembelajaran komunikasi antar pribadi. Mc Laughin (1984) beralasan bahwa
percakapan tidak tumbuh secara acak, mereka mengikuti pola-pola spesifik,
dan belokan-belokan tertentu yang patuh terhadap aturan. Bagaimana
seseorang memahami situasi dimana mereka berinteraksi mempengaruhi
bagaimana mereka berkomunikasi.21 Manusia menggunakan aturan untuk
mencapai tujuan, mereka menggunakan pemahaman mereka dalam menangani
situasi (Cody dan Mc Laughin 1985).22
Pada tahun 1986 DeVito mengembangkan pengertian komunikasi
melalui bukunya “The Communication Handbook: A Dictionary”. Menurut
DeVito komunikasi adalah sebuah proses atau tindakan dimana pesan
20
21
W. Barnett Pearce and Vernon E. Cronen. Communication, Action and Meaning: The Creation of Social Realities.
Praeger, 1980. P. 7
McLaughlin, Margaret L. Conversation: How talk is organized. Sage Series in Interpersonal Communication 3. Beverly
Hills. 1984.
Cody, M.J., & McLaughlin, M.L. The situation as a construct in interpersonal communication research.
22
In M. L. Knapp
& G. R. Miller (eds.), Handbook of interpersonal communication. (pp. 263-312). Sage. Beverly Hills. 1985
15
disampaikan pengirim kepada penerima melalui saluran tertentu (transmisi)
yang
terjadi
dengan
adanya
gangguan.23
Beberapa
ahli
kemudian
menambahkan bahwa transmisi ini disengaja dengan tujuan menimbulkan
perubahan. DeVito menjelaskan konsep “proses” dalam definisi diatas sebagi
sesuatu yang berkelanjutan, tidak diam (statis). “Komunikasi digambarkan
sebagai proses untuk menekankan bahwa selalu ada yang berubah, selalu
bergerak”.24 Karena itu dalam konsep proses, komunikasi digambarkan
sebagai rangkaian aktifitas yang berkelanjutan dan tidak terputus. Proses
komunikasi melibatkan dimensi waktu dimana sifat-sifat tertentu, sebabsebab, dan akibat-akibat dari beberapa tindakan komunikasi bisa jadi merubah
subyek komunikasi dalam siklus waktu dimana tindakan komunikasi tersebut
dilakukan. Karena itu elemen kunci dalam proses komunikasi ini adalah
terjadinya “perubahan”.25
Sementara “pesan” merupakan “sinyal atau kombinasi dari sinyal yang
berfungsi sebagai rangsangan untuk penerima”.26 Pesan bisa jadi berupa tanda
atau lambang. Tanda, disatu sisi merupakan sesuatu yang alamiah, suatu
fenomena yang dimengerti secara universal, contohnya: kilat, yang kemudian
diikuti dengan gemuruh petir, atau asap, yang menyadarkan orang akan
adanya api (sebagai penyebabnya). Disisi lain simbol atau lambang,
merupakan ciptaan/ kreasi manusia. Lambang lalu lintas “berhenti” misalnya,
23
24
25
26
DeVito, J.A. The Communication Handbook:A Dictionary. Harper & Row. New York. 1986. P. 61
Ibid. P. 238
Anderson, J.A. Communication research: Issues and methods. McGraw-Hill Book Company. New York. 1987. P. 46
DeVito, op.cit., P. 201
16
merupakan ciptaan manusia untuk menyampaikan pesan, dan karena lambang
tersebut tidak alamiah ataupun tidak dimengerti secara universal karena itu
dinamakan sebagai simbol.
Saluran dalam pernyataan ini merupakan “kendaraan” atau medium
yang digunakan untuk mengirimkan sinyal-sinyal komunikasi. 27 Saluran yang
digunakan bisa jadi dapat dirasakan secara visual ataupun tidak, contohnya;
jarak antara dua orang yang sedang berbicara, suatu tempat diskusi dalam
jaringan (online), pesawat televisi, dan lain sebagainya.
Sementara gangguan adalah seluruh faktor-faktor yang bertanggung
jawab yang mengubah bentuk pesan yang dimaksudkan oleh pengirim, dan
seluruh faktor yang menggangganggu penerima menerima pesan sebagaimana
pesan tersebut dikemas oleh si pengirim untuk diterima.28 DeVito
mengidentifikasikan tiga macam gangguan dalam komunikasi: gangguan fisik,
gangguan psikologis, dan gangguan semantic. Tipe pertama, gangguan fisik,
mempengaruh transmisi sinyal atau pesan secara fisik: seperti suara kendaraan
yang berisik, bunyi musik yang terlalu kencang, pembicara yang canggung,
ataupun kacamata hitam. Gangguan psikologis diantaranya termasuk pendapat
buruk tentang seseorang atau sesuatu yang sudah terbentuk sebelum pesan
disampaikan, bias dikarenakan pengalaman/ kesukaan penerima yang tidak
berhubungan dengan pesan dan dapat mengubah bentuk penerimaan ataupun
pemrosesan pesan. Gangguan psikologis ini dapat terjadi pada pengirim
27
28
DeVito, op.cit., P. 52
DeVito, op.cit,. P. 209
17
ataupun penerima. Dalam gangguan semantic, Devito mengetengahkan bahwa
hal ini dikarenakan ketidakmampuan penerima memahami pesan yang
dikirimkan oleh komunikator. Hal ini, diantaranya, dikarenakan: jargon, istilah
teknis, atau istilah-istilah rumit lainnya.
Banyak
definisi-definisi
memperlihatkan
proses
pengaruh-
mempengaruhi (pengaruh sosial). Dengan caranya yang mirip, Hewes &
Planalp (1987) memberikan argumentasi bahwa komunikasi timbul saat
perilaku seseorang berdampak pada orang lain.29
Kemampuan berkomunikasi tingkat tinggi adalah yang membedakan
manusia dengan hewan. Kehidupan kita sehari-hari berpengaruh besar pada
cara kita berkomunikasi dengan orang lain.30 Penelitian mengenai komunikasi
ini difokuskan pada komunikasi sebagai proses dari perilaku yang sengaja
dikirimkan dan diterima.
2.2 Hubungan Masyarakat
Pada tahun 1978 bertempat di World Assembly of Public Relations di
Meksiko Hubungan Masyarakat (Humas) dideskripsikan sebagai pengetahuan
sosial dan seni dalam menganalisis kecenderungan, meramalkan akibatakibatnya, mengkonsultasikannya pada pimpinan-pimpinan organisasi, serta
29
30
Hewes, D. E. and Planalp, S. The individual's place in communication science. In C. R. Berger & S. H. Chaffee (Eds.),
Handbook of communication science (pp. 146-183). Newbury Park, CA: Sage. 1987
Gonick, Larry. Kartun (non) Komunikasi: Guna dan salah guna informasi dalam dunia modern. Kepustakaan Populer
Gramedia, Jakarta. 2007.
18
melaksanakan program-program yang telah terencana dengan tujuan melayani
kepentingan organisasi dan kepentingan publik pada saat yang sama.
Sementara Webster New World Dictionary mendeskripsikan Humas
sebagai “Hubungan dengan masyarakat luas, seperti melalui publisitas,
khususnya menggunakan fungsi-fungsi manajemen perusahaan, organisasi,
dan sebagainya yang berhubungan dengan usaha untuk menciptakan opini
publik dan citra yang menyenangkan bagi dirinya sendiri.”31
Menurut British Institute of Public Opinion Humas adalah upaya yang
disengaja,
direncanakan,
dan
berkesinambungan
untuk
memelihara
pemahaman bersama antara organisasi dan publiknya.
Sementara Public Relations Institute of South Africa mendeskripsikan
Humas sebagai fungsi manajemen, melalui komunikasi, melalui persepsipersepsi dan hubungan yang strategis antara organisasi dan pemangkupemangku kepentingannya baik secara internal maupun eksternal. Definisi
spesifik yang menekankan akan tanggung jawab Humas pada khususnya
diberikan oleh Public Relation News dimana Humas dijabarkan sebagai fungsi
manajemen yang mengevaluasi sifat publik, mengidentifikasi kebijaksanaankebijaksanaan dan prosedur-prosedur seorang individu atau sebuah organisasi
berdasarkan kepentingan publik, dan menjalankan suatu program untuk
mendapatkan pengeritan dan penerimaan publik.32
31
32
Webster’s New World Dictionary of the American Language, 2nd college ed., William Collins & World Publishing Co.,
Inc. Cleveland. 1978
Moore, H. Frazier, 1981, Humas: Membangun Citra Dengan Komunikasi. Rosdakarya Bandung. Hal. 6
19
Cutlip, Center, dan Broom (1986) mendefinisikan Humas sebagai
fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang
baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi
kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut.33 Definisi ini mengidentifikasi
pembentukan dan peliharaan hubungan baik yang saling menguntungkan
antara organisasi dengan publik sebagai basis moral dan etis dari profesi
humas. Pada saat yang sama definisi ini juga mengemukakan kriteria untuk
menentukan apa humas itu dan apa yang bukan humas.
2.3. Identifikasi Peran dan Fungsi Humas
Identifikasi adalah (1) upaya untuk menyamakan atau (2) memisahkan
satu hal dengan hal lain, secara lebih spesifik.34
2.3.1.
Peran Humas
Prinsip komunikasi dua arah yang melandasi humas bertujuan untuk
menciptakan dorongan kearah penciptaaan kebijaksanaan, menjelaskan
kebijaksanaan,
mengumumkan,
mempertahankan
kebijaksanaan,
atau
mempromosikannya kepada publik sehingga memperoleh saling pengertian
dan itikad baik.35 Bagi organisasi, pentingnya penyediaan informasi melalui
komunikasi tidak terbatas hanya untuk kalangan eksternal saja, kalangan
internal juga selain perlu pasokan informasi, perlu juga didengarkan. Menurut
33
34
35
Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom. Effective Public Relations. Prenada Media Grup. 2006. Hal 6.
Merriam-Webster Dictionary: Identify
Moore, op.cit., Hal. 13
20
Argenti (2003) jajaran manajemen perlu tahu bahwa apabila mereka
menyediakan informasi, mereka harus pula mendengarkan. Anggota
organisasi yang didengarkan akan menjadi lebih termotivasi dengan apa yang
sedang mereka kerjakan, merasa memiliki hubungan dengan misi organisasi
dan mengambil posisi untuk mendukung tujuan-tujuan organisasi.36 Manusia
sebagai organisme tidak bisa mentoleransi terlalu banyak ketidak pastian
ataupun kelebihan rangsangan stimulus pada otak mereka, disinilah Humas
berperan untuk memelihara pemahaman bersama antara organisasi dan
publiknya. 37
Empat peran utama humas menurut Cutlip dalam konsepnya adalah
sebagai berikut38
1) Teknisi komunikasi (Communication technician)
Praktisi yang memegang peran ini biasanya tidak ikut serta saat
manajemen mendefinisikan masalah dan mencari jalan keluar, mereka
baru dilibatkan untuk memproduksi materi komunikasi saat program
diterapkan, yang terkadang tanpa bekal pengetahuan yang utuh tentang
motivasi awal atau hasil yang diinginkan. Meskipun mereka tidak
diikutsertakan dalam diskusi tentang kebijakan baru atau keputusan
menajemen, mereka adalah pihak yang dilimpahkan tugas memberi
penjelasan pada karyawan dan pers. Teknisi komunikasi dipekerjakan
36
37
Argenti, Paul A. Corporate Communication. McGraw-Hill. New York, 2003. P 127.
Moore, loc.cit.,
Cutlip, Scott M., Center, Allen H., and Glen M. Broom, 2006, Effective Public Relations. Prenada Media Grup. Jakarta.
38
Hal. 46-47
21
untuk menulis dan menyunting nawala (newsletter) karyawan, menulis
siaran pers, mengembangkan isi dari web, dan artikel mendalam, serta
menangani kontak media. Praktisi ini baru bergabung saat komunikasi
perlu dilakukan dan mengimplementasikan program serta menghabiskan
banyak waktu mereka dalam aspek teknis komunikasi dimana mereka
hanya melaksanakan (dikenal juga sebagai journalis organisasi).
2) Pakar Perumus (Expert Prescriber)
Humas dianggap sebagai pakar ahli dan berwenang atas masalah oleh
pihak lain. Memiliki pengalaman dan kemampuan yang tinggi sehingga
dapat membantu mencari solusi dalam penyelesaian masalah antara
perusahaan dengan publiknya. Dalam hal ini pihak manajemen bertindak
pasif untuk menerima atau mempercayai apa yang telah disarankan atau
usulan dari pakar humas tersebut dalam memecahkan dan mengatasi
persoalan humas karena dianggap memiliki keterampilan yang tinggi.
3) Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process
Facilitator)
Dalam hal ini praktisi humas bertindak sebagai fasilitator atau mediator
untuk membantu pihak manajemen dalam hal mendengar apa yang
diinginkan dan diharapkan oleh publiknya. Humas juga dituntut mampu
menjelaskan kembali keinginan, kebijakan dan harapan organisasi kepada
pihak publiknya. Praktisi yang menjadi fasilitator pemecahan masalah
bekerja sama dengan manajer lainnya dalam mendefinisikan dan
menyelesaikan masalah. Mereka menjadi bagian dari tim perencanaan
22
strategis. Kerja sama dan konsultasi diawali pertanyaan awal dan berlanjut
hingga evaluasi program akhir. Praktisi menggunakan proses manajemen
dan langkah-langkah yang sama terhadap hubungan masyarakat dalam
menyelesaikan masalah organisasi lainnya. Fasilitator dilibatkan dalam
tim manajemen pemecahan masalah karena telah mendemostrasikan
keterampilan dan dapat membantu manajer lainnya dalam mengatasi dan
menghindari masalah. Dalam hal ini posisi humas terintegrasi dalam
pengambilan keputusan manajemen.
4) Fasilitator Komunikasi (Communication Facillitator)
Fasilitator komunikasi berfungsi sebagai penghubung, penerjemah, dan
mediator antara organisasi dan publik. Mereka mengelola komunikasi dua
arah, memfasilitasi perubahan dengan menyingkirkan rintangan dalam
hubungan dan membuat saluran komunikasi tetap terbuka. Tujuannya
adalah menyediakan informasi yang diperlukan manajemen organisasi
maupun publik, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang
menguntungkan. Sebagai fasilitator komunikasi praktisi bertindak sebagai
sumber informasi dan kontak resmi organisasi dengan publiknya. Mereka
menjadi penengah interaksi, menetapkan agenda diskusi, meringkas dan
mengulangi pandangan, memancing reaksi dan membantu partisipan
mendiagnosa dan mengoreksi kondisi yang mengganggu hubungan
komunikasi. Fasilitator komunikasi memegang peran tentang batas dan
berfungsi sebagai penghubung antara organisasi dan publik sehingga
terjadi komunikasi dua arah yang dapat meningkatkan kualitas keputusan
23
kebijakan, prsoedur, dan tindakan kedua belah pihak yang dibuat oleh
organisasi dan publik. Dengan kata lain, humas berperan dalam
menjembatani komunikasi antara publik dengan perusahaan sebagai media
dan penengah bila terjadi kesalahan-pahaman dalam komunikasi.
Istilah manajer komunikasi kemudian diperkenalkan saat faktor analisis
dari survey-survey komunikasi menunjukkan bahwa komunikator yang sama
melaksanakan tiga peran sekaligus yaitu: penasihat ahli, fasilitator komunikasi,
dan fasilitator penyelesaian masalah; secara bergantian. Hal ini berawal dari
teori yang dikemukakan oleh Broom (1982). Riset-riset terkait sejak 1985
secara
konsisten
menunjukkan
bahwa
manajer
komunikasi
adalah
penyederhanaan dalam merujuk pada peran-peran komunikasi dari pakar
perumus, fasilitator komunikasi, dan fasilitator penyelesaian masalah.
Komunikator professional yang sebelumnya secara dominan memerankan
manajer cenderung mendapatkan gaji yang lebih tinggi dari komunikator yang
sebelumnya memerankan teknisi, walaupun dengan rujukan tahun pengalaman
professional yang sama.39
2.3.2.
Fungsi Humas
Menurut pernyataan resmi tentang Humas dari Asosiasi Humas
Amerika (Official Statement of Public Relation from Public Relations Society
of Amerika) Humas membantu masyarakat kita yang kompleks dan pluralistik
39
David M. Dozier, Larissa A. Grunig, James E. Grunig. Manager's guide to excellence in public relations and
communication management. New Jersey. Routledge. 1995. Page 24
24
untuk menentukan keputusan dan menjalankan fungsi secara lebih efektif
dengan memberikan kontribusi pemahaman bersama diantara kelompok dan
institusi.40
Humas
adalah
fungsi
manajemen
tertentu
yang
membantu
membangun dan menjaga lini komunikasi, pemahaman bersama, saling
menerima, dan kerjasama antara organisasi dan publiknya; sehingga humas
menjalankan fungsinya melalui elemen-elemen konseptual dan operasional
berikut ini41:
a) Penelitian (research)
Ini adalah tahap penelitian dalam humas, baik dalam memperoleh data
primer dan sekunder, maupun penelitian bersifat riset opini baik secara
kualitatif dan kuantitatif.
b) Perencanaan (planning)
Penyusunan suatu program acara (event) atau agenda setting dan program
kerja Humas berdasarkan data dan fakta dilapangan, kebijakan, prosedur,
tema dan kemampuan dana serta dukungan dari pihak terkait.
c) Pengkoordinasian (coordinating)
Dimana satu tim kerja ditentukan kerja sama dan keterlibatannya dari
instansi atau personil lainnya kedalam satu koordinasi tim yang solid
sebagai upaya pencapaian tujuan lembaga organisasi.
d) Administrasi (administration)
40
41
Ibid. Hal. 7.
Ruslan, Rosady. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi: Konsep dan Aplikasi, Raja Grafindo Persada,
Jakarta. Hal 18
25
Menyangkut masalah administrasi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi,
dokumentasi, sistem pengarsipan dan pencatatan keluar atau yang
masuknya uang dan sekaligus merupakan suatu bukti tertulis/ tercatat
dalam sistem administrasi yang baik.
e) Produksi (production)
Suatu bentuk produk publikasi dan promosi yang dikelola oleh Humas
dalam upaya mendukung perluasan/ pemasaran produk atau nama dan
pengaruh pada sebuah organisasi. Produksi bisa dalam bentuk: media plan,
publication-publicity, audio visual, special events and regular events untuk
tujuan kampanye.
f) Partisipasi Komunitas (Community Participation)
Partisipasi humas dalam melakukan suatu komunikasi timbal balik dengan
komunitas masyarakat/ publik lingkungan tertentu untuk mencapai saling
pengertian dan citra positif terhadap lembaga yang diwakilinya
g) Nasihat (Advice)
Memberikan sumbang saran kepada manajemen dan pimpinan perusahaan
berkenaan dengan kebijakan organisasi tentang penyesuaian berdasarkan
kepentingan publik eksternal/ internal, maupun hasil pengidentifikasian
keinginan dan reaksi opini publik terhadap tujuan perusahaan.
Singkatnya Humas berfungsi untuk menyelaraskan kebijakan publik
dan organisasi.
26
2.4. Program Humas
Salah satu definisi untuk humas dari Institute of Public Relations
didalamnya
termasuk
‘upaya
yang
disengaja,
terencana,
dan
berkesinambungan untuk selalu menciptakan dan memelihara pengertian
bersama antara organisasi dan publiknya’. Henslow (1999) menyatakakan
bahwa program humas adalah upaya perencanaan strategis dalam menangani
publik untuk mencapai tujuan organisasi.42 Dalam program humas kata-kata
berikut ini menjadi konsepnya:43
•
‘disengaja, terencana, dan upaya yang berkesinambungan’
•
‘menciptakan dan memelihara’
•
‘pengertian bersama’
Program humas harus direncanakan menggunakan konsep diatas sedeskriptif
mungkin agar dapat mencapai hasil yang terbaik dan rinci (tajam).
Keberhasilan humas ditentukan dari programnya, program humas yang tidak
direncanakan akan menjadi tercampur aduk, terlepas dari rangkaian rencana,
dan hanya akan sedikit sekali memberi kepuasan. Singkatnya kegiatan yang
tidak terencana sulit dievaluasi dan dikatakan sukses.44
Program humas
idealnya dirancang untuk berlangsung selama waktu tertentu, paling tidak 12
bulan, atau lebih. Program humas dalam keseluruhannya merupakan kegiatan
42
43
44
Henslowe, Phillip. Public Relations: A Practical Guide to the Basic. Institute of Public
Relations. 1999. P. 92
Ibid.
Ibid
27
yang kompleks dan harus dapat mengakomodasi aktifitas humas dari hari ke
hari dalam kerangka strategis. Karena itulah wujud strategi humas merupakan
program humas dan didalamnya setiap aktifitas ataupun acara menjadi
‘taktik’.45
Humas merupakan proses manajemen yang mengarahkan organisasi
ke dalam tahap implementasi apa yang menjadi misi organisasi tersebut.
Menurut Harold Burson (1990), humas memegang peran membantu
organisasi menemukan (tidak saja) ‘apa yang akan dikatakan’, tetapi juga
‘apa yang akan dilakukan’. Burson mengubungkan peran baru ini dengan
pengawasan publik yang makin mendetail dan tak terhindarkan terhadap apa
yang dikatakan dan dilakukan organisasi.46
Hadirnya teknologi komunikasi yang memungkinkan publik untuk
merespon dengan cepat, akan suatu peristiwa, secara global. Teknologi
komunikasi modern menutup jarak antara pesan dan perilaku sampai pada
titik di mana keduanya hampir dianggap satu dan sama. 47
Ada peribahasa yang mengatakan “Aksi berbicara lebih lantang
ketimbang ucapan.” Menurut Cutlip, sebagai humas, rangkaian kata-kata saja
tidak cukup, komunikasi saja tidak cukup untuk memecahkan semua masalah
humas, karena umumnya masalah Humas berasal dari sesuatu yang telah
dilakukan, bukan sesuatu yang telah dikatakan (kecuali pada kasus-kasus
45
46
47
Ibid. P. 93.
Harold Burson, 1990, October 2. “Beyond PR: Redefining the Role of Public Relations,” 29th Annual Distinguished
Lecture of the Institute of Public Relations Research and Education, Inc., New York.
Ibid.
28
tertentu dimana melibatkan tokoh publik). Program humas berupa tindakan,
merupakan langkah korektif untuk melayani kepentingan bersama dari
organisasi dan publiknya.48
2.5.
Organisasi Nirlaba
Menurut Tor Hernes (2004) organisasi adalah kesatuan yang
terikat dalam waktu dan wilayah tertentu yang dibentuk untuk melakukan
kegiatan dan sebagai wadah berinteraksi.49 Dalam organisasi terdapat
sekumpulan sumberdaya yang dirancang untuk mencapai tujuan tertentu.
Dibedakan oleh tujuannya, organisasi ada yang bertujuan untuk laba dan
nirlaba. Kata nirlaba disini berarti sumber dana ataupun keuntungan yang
diterima organisasi tersebut telah diatur untuk tidak dibagikan kepada
pemiliknya. “Keuntungan” disini merupakan istilah teknis akunting yang
bermakna kelebihan antara pemasukan atas pengeluaran.
Pada tahun 1950an istilah organisasi nirlaba tidak banyak
digunakan. Organisasi-organisasi nirlaba dengan tujuan sosial seperti
Rumah Sakit , melihat diri mereka sebagai Rumah Sakit dan bukan
organisasi nirlaba, organisasi Remaja Mesjid, melihat diri mereka sebagai
organisasi Remaja Mesjid dan tidak melihat korelasi persamaan
keberadaan mereka dengan Rumah Sakit, demikian juga dengan panti
48
49
Cutlip, Scott M., Center, Allen H. and Glen M. Broom. Effective Public Relations. Prenada Media Grup. 2006. Hal 386.
Hernes, Tor. The Spatial Construction of Organization (Advances in Organization Studies). John Benjamin B.V
Publishing. 2004. P 11.
29
asuhan. Organisasi nirlaba adalah organisasi yang oleh peraturan diatur
untuk tidak membagikan keuntungan.
Sementara organisasi untuk laba mengupayakan jasa dan produk
dalam lini usaha mereka, organisasi nirlaba tidak berupaya menjual
produk ataupun jasa, ataupun mencoba menciptakan peraturan dan kontrol
seperti yang dilakukan oleh organisasi pemerintahan. Menurut Drucker
(1990), seorang pakar manajemen untuk organisasi nirlaba, produk
organisasi nirlaba bukanlah sepasang sepatu atau peraturan yang efektif.
Produk organisasi nirlaba adalah “perubahan menjadi manusia yang lebih
baik”. Institusi nirlaba adalah agen perubahan pada manusia. Pada institusi
nirlaba “produk” nya adalah pasien yang sembuh, seorang anak yang
berhasil mempelajari sesuatu, dan anak muda yang tumbuh menjadi
pribadi dewasa yang menghargai diri mereka sendiri; dan apabila dilihat
dalam bentuk keseluruhannya: perubahan pada kehidupan manusia. 50
Dalam
upaya-upayanya
menjadikan
manusia-manusia
yang
berubah menjadi lebih baik, organisasi-organisasi nirlaba banyak yang
‘alergi’ dengan istilah “manajemen” karena orang-orang yang berada
dibalik operasional organisasi nirlaba beranggapan bahwa manajemen itu
hanya diberlakukan dalam institusi bisnis untuk mencari laba, sementara
mereka tidak bertujuan untuk laba. Secara umum kata "manajemen" masih
berarti manajemen bisnis. Penanganan secara profesional manajemen
50
Drucker, Peter Ferdinand. Managing the non-profit organization. Butterworth-Heinemann Publishing, Massachuset.
1990. P x (preface).
30
dalam organisasi nirlaba dianggap sebagai penanganan "penggalangan
dana”, padahal organisasi nirlaba memerlukan upaya jelas dalam
berkonsentrasi menghidupkan misi organisasi, mengasah kepemimpinan,
dan melakukan manajemen sumber daya.51
Tujuan dari organisasi nirlaba adalah untuk memenuhi kebutuhan
seseorang atau banyak orang dalam suatu komunitas. Setiap organisasi
nirlaba menjabarkan tujuannya dalam pernyataan misi. Beberapa tipe jasa
nirlaba yang paling umum adalah asosiasi seni, kepentingan sipil,
kebudayaan, pendidikan, kesehatan, dan jasa-jasa kemanusiaan. Jasa
nirlaba besarnya sangat bervariasi mulai dari yang sangat besar seperti
Palang Merah Internasional, hingga yang sangat kecil seperti organisasi
yang dibuat oleh sekelompok sukarelawan yang bekerja paruh waktu.
2.5.1. Target khalayak
Ada beberapa target khalayak dalam organisasi nirlaba52:
1. Khalayak pengguna (klien) – seluruh upaya nirlaba pada akhirnya
berujung pada melayani kebutuhan kliennya atau pengguna jasa
nirlaba. Dengan catatan bahwa jasa ini dapat berarti hal yang kongkrit
(terlihat) atau abstrak (tidak langsung terlihat hasilnya).
51
Ibid.
,+ ' " (#"!#" &"$"" "!(#"""%
!#"'(+)),(
31
2. Dewan-dewan terdiri dari kumpulan individu yang berasal dari
komunitas. Hukum dan teori yang berlaku menjabarkan bahwa dewan
berkuasa dan bertanggung jawab langsung atas keputusan dan
kebijakan mereka dalam mengarahkan kemana dan bagaimana
khalayak pengguna (klien) dari organisasi akan menikmati jasa yang
diupayakan. Kewenangan yang dimiliki oleh dewan diberikan oleh
Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga organisasi. Dewan
kemudian dapat menentukan stuktur terbaik bagaiamana organisasi
pengemban status nirlaba menjalankan sumber dayanya melalui
peraturan tertulis yang secara spesifik tertuang dalam ART atau
peraturan lainnya. Anggota dewan dari organisasi nirlaba biasanya
termotivasi dari kepuasan melayani komunitas dan kepuasan batin
tersendiri karena telah menjadi sukarelawan. Anggota dewan dari
organisasi nirlaba bisa jadi tidak menerima kompensasi dalam bentuk
uang saat menjabat sebagai dewan.
3. Ketua Dewan – peran ketua dewan pengawas merupakan pusat penting
dari
pengkoordinasian
pekerjaand
dewan-dewan
lain,
direktur
pelaksana, dan komite-komite dibawahnya. Peran Ketua Dewan bisa
jadi memiliki kekuatan untuk menentukan komite, tergantung dari apa
yang dinyatakan dalam peraturan. Kekuatan dari ketua dewan biasanya
lahir melalui bujukan dan kepemimpinan umum.
4. Komite – secara umum dewan memilih untuk menjalankan fungsifungsi operasionalnya melalui berbagai macam komite dewan-dewan.
32
5. Direktur pelaksana – dewan pada umumnya memilih untuk meminta
satu orang yang menjabat sebagai direktur pelaksana untuk
menjalankan keinginan dewan. Direktur Pelaksana bertanggung jawab
langsung atas hasil kerja staf dan mendukung kerja komite-komite
dibawahnya.
6. Sukarelawan – sukarelawan adalah pekerja-pekerja yang tidak dibayar
yang membantu staf bekerja dalam komite-komite dan umumnya
bekerja dibawah pengarahan direktur pelaksana.
2.5.2. Tiga aspek utama struktur nirlaba
Organisasi nirlaba umumnya terbagi menjadi beberapa fungsi
utama. Fungsi-fungsi ini umumnya meliputi administrasi terpusat dan
program-program53.
1. Pengaturan (governance) – Fungsi pengaturan pada organisasi
nirlaba bertanggung jawab untuk menyediakan pengarahan
strategis,
bimbingan,
dan
pengendalian.
Seringkali
istilah
“pengaturan” terkait dengan hal-hal yang dibicarakan.di tingkat
dewan. Namun banyak orang yang mulai memperimbangkan
pengaturan sebagai fungsi yang dijalankan oleh dewan dan
manajemen tingkat atas. Keefektifan pengaturan bayak bergantung
dari hubungan pekerjaan antara dewan dan manajemen tingkat
atas.
53
Ibid.
33
2. Program – pada umumnya organisasi nirlaba bekerja dari misi
umum mereka atau tujuan, untuk mengidentifikasi beberapa dasardasar tujuan yang harus dipenuhi agar berahasil mencapai misi
mereka. Sumber daya diatur menjadi program-program agar dapat
mencapai
tujuan-tujuan
spesifik
yang
keseluruhannya
mencerminkan misi organisasi. Program dipertimbangkan mulai
dari input, proses, output dan hasil. Masukan (input) adalah
berbagai macam sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan
program; contoh: dana, fasilitas, klien-klien, staf untuk program,
dan seterusnya. Proses adalah bagaimana program dijaankan;
contoh: klien diberi keahlian tertentu, anak-anak berhasil dirawat
dan diasuh, seni diciptakan, anggota perkumpulan mendapat
dukungan. Sementara keluaran (output) adalah dampak yang
terjadi bagi para penerima keuntungan (klien); contoh kesehatan
mental meningkat, peningkatan rasa apresiasi terhadap seni dan
tumbuhnya sudut pandang lain dalam melihat kehidupan,
peningkatan efektifitas antar anggota, dan seterusnya.
3. Administrasi Pusat adalah staf dan fasilitas-fasilitas yang umum
digunakan untuk menjalankan program-program. Biasanya hal ini
termasuk direktur pelaksana dan karyawannya. Nirlaba umumnya
berjuang untuk menekan biaya-biaya administrasi pusat serendah
mungkin dibandingkan biaya menjalankan program.
34
Berbeda dengan organisasi yang bertujuan untuk keuntungan,
organisasi nirlaba biasanya memiliki karakteristik khusus akan
kemampuan manajemen peran-peran penting yang diperlukan di
dalamnya. Kemampuan unik yang diperlukan dalam manajemen
nirlaba adalah: 1) Pengetahuan dan kemampuan yang umumnya
diperlukan dalam manajemen; 2) Pengetahuan dan kemampuan dalam
melaksanakan
aktifitas-aktifitas
manajemen;
3)
Kemampuan
menggalang dana dan kemampuan menulis permintaan untuk dana
hibah; 4) Pengaturan (Sukarelawan Dewan Dewan Direktur); 5)
Anggaran dan Akunting untuk Nirlaba; 6) Pengembangan Program
dan Evaluasi; 7) Peraturan dan Kebijaksanaan yang menyangkut
Publik; 8) Program Sukarelawan. 54
2.6. Penggalangan Dana
Penggalangan dana adalah seluruh proses yang bertujuan untuk
mencari dan menerima pemberian uang dari individu, perusahaan, dan
organisasi-organisasi nirlaba, dengan penekanan terhadap dana yang
dikelola untuk organisasi tersebut oleh spesialis penggalangan dananya.
55
Sejarah penggalangan dana pada awalnya merupakan derma dalam skala
kecil dimana beberapa orang kaya mendanai sesuatu berdasarkan
54
Ibid
55
Kelly, Kathleen S. Fund raising and Public Relations: A Critical Analysis. Lawrence Erlbaum Associates, Inc. New
Jersey. 1991. P. 384-385
35
pendekatan "mengemis" oleh individual secara pribadi. 56
2.7. Empat Model Komunikasi Humas dalam Penggalangan Dana Organisasi
Nirlaba
Kelly (1991) dalam menetapkan bahwa penggalangan dana sebagai
salah satu spesialisasi humas dapat dijelaskan dengan model komunikasi
Grunig dengan contoh, walaupun model ini diakui sebagai penyederhanaan.
Empat model komunikasi menurut Grunig:
1) Model
Publisitas/
Press
agentry
(Publicity/
Press
Agentry)
menggunakan tipe komunikasi satu arah. Karakteristik model adalah
menggunakan rayuan dan manipulasi untuk mempengaruhi khalayak
target sehingga mereka memiliki perilaku sesuai apa yang diinginkan
organisasi. Model ini merupakan model tertua dan yang paling umum
dipraktekkan hingga kini.
Sejarahnya bermula dari P.T. Barnum pada tahun 1830an yang
mendirikan agen pers dan praktisi-praktisi humas yang mencari cara
agar nama organisasi-organisasi atau klien-klien mereka dikenal oleh
masyarakat, umumnya dengan menggunakan media masa. Tujuan dari
model ini (salah satu fungsinya untuk organisasi) adalah sebagai
propaganda. Grunig dan Hunt (1984) mengemukakan bahwa para
praktisi menyebarkan kepercayaan tentang organisasi terkait, seringkali
menggunakan informasi yang separuh benar, tidak utuh, dan informasi-
56
Ibid.
36
informasi pilihan.57 Model Press Agentry mempropagandakan maksud
dari
penggalangan
dana
menekankan
penggunaan
pesan-pesan
emosional. Sebagai contoh dalam menggalang dana untuk mengatasi
kelaparan di Irlandia upaya ini dimotori dengan publisitas yang menjual
emosi dengan menunjukkan gambar-gambar grafis kelaparan di Irlandia.
Penggalangan dana palang merah Amerika pada Perang Dunia Pertama
dalam 19 bulan berhasil mengumpulkan lebih dari 690 dollar AS.
Namun harap dicatat bahwa model press agentry oleh Ward, Pierce, dan
Lee menggunakan dasar tekanan, kompetisi, emosi, dan bahkan
pemaksaan. Ada kuaota yang telah ditetapkan untuk tiap kota,
kabupaten, hingga daerah kumuh -diberikan target dalam jumlah dalam
kompetisi menggalang dana -- teknik lama yang selalu digunakan oleh
Ward. Seluruh media dikerahkan untuk mempromosikan maksud
tersebut dan membuktikan pratiotisme mereka. Kansas City Star media
cetak di Kansas menuliskan: “Kansas City tidak boleh ada yang lalai
dalam memberi"58
2) Model Informasi Publik (Public Information) menggunakan tipe
komunikasi satu arah. Karakteristik modelnya adalah menggunakan
siaran pers dan model komunikasi satu arah lainnya untuk
mendistribusikan informasi organisasi. Praktisi humas seringkali dirujuk
sebagai “jurnalis organisasi”.
57
58
Ibid.
Ibid. P. 392.
37
Model kedua dapat dikatakan diambil dari hasil kerja Ivy Lee pada
awal abad ini dan menempatkan fungsi humas dalam peran jurnalis
organisasi dengan tujuan utama menyebar luaskan informasi faktual
pada berbagai macam kepentingan publik yang ada di organisasi.
Model informasi publik pada umumnya ditemukan pada departemendepartemen
dalam
pemerintahan
dan
lembaga
nirlaba,
yang
bergantung pada siaran pers dan pengendalian media (menggunakan
publikasi yang mereka terbitkan sendiri) untuk menyebarluaskan
informasi tentang organisasi.
Model Informasi Publik untuk penggalangan dana dipelopori oleh
Charles Loring Brace (1853) memulai model ini karena ia percaya
sumbangan akan meningkat secara efisien dan lebih bermoral apabila
informasi disebarkan dengan lebih jujur dan akurat. Ia memutuskan
untuk dapat menggalang dana menggunakan sedapat mungkin dasar
yang masuk akal dan rasional. Menurutnya apabila faktanya diketahui
bagaimana menderitanya dan kemiskinan yang membelenggu anakanak di New York dan dasar-dasar bagaimana organisasi beroperasi
dimengerti, maka organisasi dapat secara aman bergantung dari opini
publik yang "tercerahkan" dan simpati, dibandingkan dari "sensasi"
sementara atau perasaan tidak enak. Dan karena dewan organisasi
menyetujui hal ini, kita menanggalkan semua pameran tentang
kemiskinan dan anak terlantar dengan alasan kemanusiaan - dimana
anak-anak
tersebut
tidak
lantas
menikmati
keadilan
yang
38
sesungguhnya. Cutlip (1965) berpendapat bahwa Brace adalah
pelopor penggalangan dana yang menyadari bahwa dukungan dari
publik yang mendapatkan informasi dengan baik terbukti akan
menyediakan dukungan yang lebih berkelanjutan. 59
3) Model Dua Arah Asimetris (Two-way asymmetrical) menggunakan
tipe komunikasi satu arah. Karakteristik modelnya menggunakan
bujukan dan manipulasi untuk mempengaruhi target khalayaknya agar
berperilaku seperti apa yang diinginkan oleh organisasi. Riset tidak
digunakan untuk mencari tahu bagaimana perasaan publiknya terhadap
organisasi. Model ini dicetuskan oleh Bapak Humas Edward L. Bernays,
dimulai pada awal 1920an, dilakukan dengan tujuan melakukan bujukan
berlandaskan data-data ilmiah. Bernays dan beberapa orang lainnya
mengenali bahwa riset yang dilakukan pada publik dapat membantu
organisasi memenuhi sebagian besar tujuannya (contohnya: dengan
mempelajari lebih banyak tentang target-target khalayaknya, pesan
dapat dibentuk sehingga merubah sikap dan mempengaruhi prilaku).
Walaupun tujuannya mirip dengan apa yang digunakan oleh model agen
pers (press agentry), model dua arah asimetris menggunakan teori ilmu
pengetahuan sosial dan riset terhadap sikap untuk membantu organisasiorganisasi menjual produk mereka, menciptakan citra yang diinginkan,
dan membujuk publik untuk menerima apa yang disodorkan oleh
organisasi.
Model dua arah asimetris diterjemahkan sebagai
59
Ibid. 397
39
penggunaan yang tujuan utamanya adalah untuk membujuk – seperti
yang didefinisikan oleh Grunig dan Hunt (1984) yang berpendapat
bahwa model ini mengkomunikasikan hanya karakteristik-karakteristik
terpilih dari organisasi yang akan diterima oleh publik”.
60
Model dua
arah asimetris pada awalnya dipimpin oleh John Price Jones. Jones
menggunakan riset untuk “menjual” kebutuhan filantrofis klien-klien
dalam organisasinya, sehingga berhasil menjaring 746 juta lebih selama
31 tahun ia bekerja sebagai konsultan penggalangan dana. Seperti
praktisi-praktisi lainnya yang menggunakan model dua arah asimetris, ia
seringkali memerankan humas dengan cara mencari tau apa yang publik
sukai tentang organisasi dan memunculkan aspek tersebut, atau
menentukan nilai-nilai dan sikap apa yang publik miliki dan
mendeskripsikan organisasi dengan cara tertentu sehingga sikap-sikap
yang disukai ini tercermin dalam organisasi. Bernays menamakan
strategi ini sebagai “mengkristalkan opini publik” dan “merekayasa
persetujuan”. Bernays menemukan kekuatan dari publisitas dalam
metode-metode bisnis yang efisien yang ia kagumi dan menciptakan
pendekatan baru dalam menggalang dana. Kekaguman Jones akan riset,
pengarsipan
yang
baik,
dan
perencanaan
yang
menyeluruh
meningkatkan nilai riset dan perencanaan pada tahap yang dikagumi
orang, dan kegemarannya akan berkas-berkas administrasi menjadikan
prinsip dan prosedur penggalangan dana menjadi sistematis. Media
60
Ibid. 384-385
40
cetak The London Economist menjulukinya “Ahli Penggalangan Dana
yang paling terkenal”. Walaupun begitu penting untuk dicatat bahwa
riset pada model asimetris dalam penggalangan dana digunakan untuk
membentuk hanya pesan-pesan yang menarik untuk donor. Mengutip
kalimat Jones,
“Perlakuan yang hati-hati harus diambil sejauh apa yang
diinginkan oleh donatur besar untuk menentukan apa yang
menarik hati dan perilaku mereka sehingga dapat
menentukan pendekatan yang paling efektif dan sebisa
mungkin mengambil jalan dengan kendala yang paling
sedikit.”61
4) Model
Dua
Arah
Simetris
(Two-way
symmetrical
model)
menggunakan tipe komunikasi dua arah. Karakteristik modelnya
menggunakan komunikasi untuk bernegosiasi dengan publiknya,
menyelesaikan konflik, dan mengarahkan kepada saling pengertian dan
penghormatan antara organisasi satu dan publiknya.62 Model keempat,
yang muncul kepermukaan pada awal 1960an melalui berbagai hasil
kerja dari berbagai pendidik, adalah model dua arah simetris. Model ini
tidak hanya menggunakan riset untuk membentuk pesan namun uga
menaruh organisasi pada posisi dimana organisasi berada secara
harmonis dengan publik-publiknya yang paling penting. Menurut
Grunig dan Hunt (1984) praktisi model ini berfungsi sebagai mediator
antara organisasi dan publik-publiknya karena tujuan utama adalah
61
62
Ibid. P. 405
Grunig, James E. and Hunt, Todd T. Managing Public Relations. Wadsworth. 1984. P. 74
41
untuk meraih pengertian bersama. Dalam model simetris dua arah,
penerjemahannya pada fungsi humas dapat juga berarti upaya
komunikasi yang dilakukan digunakan untuk merubah perilaku atau
sikap dari manajemen organisasi apabila hal tersebut tidak seimbang
dengan sikap, pengetahuan, dan perilaku dari publik-publiknya. Pada
tahun 1903 Harvard menerima 20 juta dolar dalam bentuk warisan untuk
mendukung pendidikan teknik dari mendiang McKay. Sementara MIT,
telah memiliki sekolah teknik dan hanya berjarak beberapa mil saja
jauhnya dari Harvard. Lowell, Direktur Universitas Harvard memikirkan
sebuah rencana dimana prosedur dimungkinkan untuk mengalokasikan
sebagian besar dana warisan tersebut dari Harvard ke MIT sehingga
“membuat niat awal sang pendonor lebih efisien.” Rencana ini mendapat
tentangan keras dari alumni-alumni Harvard, dan walaupun rencana ini
akhirnya tidak diwujudkan karena ditolak oleh pengadilang tinggi
Massachusetts di tahun 1917 dan Lowell akhirnya setuju untuk
menerima uang tersebut untuk Harvard, contoh ini menunjukkan model
dua arah simetris dari penggalangan dana. Karena tujuan model
komunikasi dua arah adalah untuk mencapai pengertian bersama, secara
alamiah komunikasi terjadi dua arah antar kelompok dengan efek
simetris. Karakteristik ini penting dibandingkan dengan tiga model
komuikasi lainnya dimana alurnya adalah sumber ke penerima.
Walaupun begitu karena modelnya komunikasi dua arah, pelakunya
adalah kelompok satu ke kelompok lain. Tidak seperti model publisitas
42
dimana organisasi tergantung pada emosi publiknya atau model
informasi publik, dimana organisasi tergantung pada apakah publik
menjadi tercerahkan atau tidak, model dua arah simetris tergantung
apakah organisasi mengalami persetujuan dengan donornya.
2.7.1. Pendapatan organisasi nirlaba: iuran dan penggalangan dana
Dalam organisasi nirlaba iuran bisa jadi didapatkan dari jasa
dan harga yang ditetapkan untuk individual yang menerima jasa yang
mereka terima (contohnya orang tua yang menitipkan anaknya di
sarana penitipan anak) atau pihak ketiga seperti pemerintah yang
mendukung jasa-jasa seperti yang disediakan oleh organisasi. Tidak
seperti sektor swasta dimana harga produk dan jasa harus dapat
menutupi seluruh biaya, institusi nirlaba harus dapat menggalang dana
dan mencari sumber dana tambahan. Penting untuk diingat bahwa
walaupun banyak organisasi nirlaba berguna untuk masyarakat, sulit
untuk mengukur hasil pasti layanan yang mereka sediakan. Perubahan
sikap pada seseorang atau pada komunitas bisa jadi memakan waktu
tahunan untuk dapat disadari dampaknya. Walaupun begitu organisasi
nirlaba terus menerus ditantang untuk dapat menunjukkan hasi karena
lembaga donor makin lama makin pintar dan sumber pendanaan
makin terbatas.63
63
McNamara, Carter. Field Guide to Consulting and Organizational Development With Nonprofits. Authenticity
Consulting, LLC. 2005.
43
Untuk penggalangan dana, manajer nirlaba (dan dewan-dewan
direktur) harus dapat bersinergi untuk menggalang dana dengan tujuan
mendapatkan
kebutuhan
dana
untuk
organisasi.
Umumnya
penggalangan dana bukan menjadi tugas yang menyenangkan untuk
direktur pelaksana. Penggalangan dana bisa jadi aktifitas yang
memakan tenaga, menyedot kemampuan kreatif dan energi sosial.
Direktur pelaksana terus menerus diuji untuk menyeimbangkan waktu
yang mereka habiskan untuk menggalang dana dan manajemen
program. Terlalu sedikit waktu yang dihabiskan dalam satu area dapat
menjadikan organisasi kekurangan dana atau kualitas pelayanannya.
Ada beberapa sumber-sumber mendasar dalam pendanaan di
sektor nirlaba. Yang pertama adalah hibah. Hibah dapat diberikan oleh
departemen-departemen di dalam pemerintahan, yayasan, atau
perusahaan, yang biasanya diberikan untuk mengoperasionalkan suatu
program spesifik. Seperti yang pernah dijabarkan sebelumnya, badanbadan yang menerima hibah pemerintah untuk menjalankan program
jasa kemanusiaan biasanya melakukan jasanya berdasarkan biaya dari
jasa tersebut. Hibah dari yayasan-yayasan atau perusahaan biasanya
diberikan di muka dan menuntut laporan akan aktiftas-aktifitas
program yang dilakukan dan biaya yang dikeluarkan pada akhir
program hibah.64
64
Ibid.
44
Organisasi nirlaba bisa juga memberikan dana pada individual.
Sumbangan individual juga dapat datang dari dana keanggotaan atau
penerima keuntungan (contohnya pemirsa penikmat siaran televisi
publik atau penghuni rumah komunitas pengaman lingkungan).
Sumbangan – sumbangan ini biasanya merupakan sumbangan dalam
bentuk kecil, dan idealnya sumbangan dalam bentuk kecil ini datang
dari orang yang banyak. Pemberian yang besar bisa juga datang dari
individu atau perseorangan yang seringkali disebut sebagai donor
besar. Memupuk hubungan dengan donor-donor besar membutuhkan
banyak energi (ketelatenan) dan kecerdikan dari dewan dan direktur.
Banyak organisasi nirlaba melangsungkan acara-acara khusus untuk
meraih dana, dan caranya bervariasi mulai dari berjualan kue hingga
melangsungkan acara besar.65
Ada dua faktor yang dapat meningkatkan upaya penggalangan
dana. Salah satunya adalah program yang baik. Program-program
yang memenuhi kebutuhan penting komunitas dan menunjukkan hasil
akan mampu menjual diri tanpa banyak campur tangan. Dewan yang
berkomitmen dalam tanggung jawab penggalangan dananya juga bisa
menjadi aset untuk organisasi. Anggota – anggota dewan yang
menanggap serius peran mereka sebagai individu yang harus
membantu menggalang dana dapat mempromosikan organisasi dan
membantu membawa berbagai macam sumberdaya masuk.
65
Ibid.
Download