1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan penting
dalam menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena dengan
adanya pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas Sumber
Daya Manusia (SDM). Terdapat tiga syarat utama yang harus dikembangkan
dalam pembangunan pendidikan agar dapat berkontribusi terhadap peningkatan
kualitas SDM yaitu sarana gedung, buku yang berkualitas, guru serta tenaga
kependidikan yang berkualitas. Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah
proses
dengan
strategi-strategi
tertentu
sehingga
siswa
memperoleh
pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan
kebutuhan (Muhibbin Syah, 2007: 10).
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan
cara memperbaiki proses belajar mengajar. Belajar mengajar pada dasarnya
adalah interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam
situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru dalam mengajar dituntut kesabaran,
keuletan, dan sikap terbuka disamping kemampuan dalam situasi belajar
mengajar yang lebih aktif.
Pendidikan menekankan pada proses pembelajaran yang bermakna bagi
peserta didik. Belum memadainya sistem pembelajaran di sekolah terlepas dari
kurikulum yang dibuat oleh pemerintah. Kurikulum 2006 yang terlalu padat
1
2
dan terkesan tergesa-gesa membuat pemahaman siswa menjadi dangkal, siswa
lebih banyak menghafal daripada memahami dan menerapkan pada kehidupan
sehari-hari.
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dipandang mata
pelajaran yang dianggap memegang peranan penting dalam mencapai tujuan
pendidikan. Hal ini dikarenakan PKn merupakan mata pelajaran yang bertugas
membentuk warga negara kearah yang lebih baik yakni warga negara yang
sadar akan hak dan kewajibannya (Cholisin, 2004: 123). Dengan sadar akan
hak dan kewajibannya maka seorang warga negara diharapkan menjadi kritis,
partisipatif, dan bertanggung jawab. Hal ini sesuai dengan Peraturan
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 yaitu:
Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang
secara umum bertujuan untuk mengembangkan potensi individu
warga Negara Indonesia, sehingga memiliki wawasan, sikap, dan
ketrampilan, kewarganegaraan yang memadai dan memungkinkan
untuk berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam
berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Berdasarkan pemaparan tentang PKn di atas dapat diketahui bahwa
dalam pelajaran PKn seorang peserta didik bukan saja menerima pelajaran
berupa pengetahuan, tetapi pada diri peserta didik juga harus berkembang
sikap, ketrampilan dan nilai-nilai selain itu peserta didik dituntut untuk kristis
terhadap suatu permasalahan
yang terjadi diluar. Oleh karena itu,
pembelajaran pada mata pelajaran PKn harus dilakukan secara efektif,
sehingga dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa serta
mencapai prestasi belajar yang optimal.
3
Namun selama ini metode pembelajaran yang digunakan guru,
khususnya guru Pendidikan Kewarganegaraan masih menggunakan metode
lama yakni hanya menyampaikan materi-materi pelajaran tanpa adanya timbal
balik dari peserta didik yang akhirnya peserta didik menjadi tidak aktif dalam
kegiatan pembelajaran serta tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir
pada siswa. Salah satu contoh adalah metode ceramah yang menempatkan guru
sebagai pusat perhatian. Guru lebih banyak berbicara, sedangkan murid hanya
mendengarkan dan mencatat hal-hal yang dianggap penting. Kegiatan belajar
mengajar tersebut kadang tidak efektif untuk menunjang keaktifan siswa, sebab
metode ceramah kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran sehingga
hal tersebut dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar yang dicapai oleh
peserta didik.
Untuk mencapai prestasi belajar yang optimal sebaiknya penyampaian
materi dapat dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran yang
dianggap sesuai, sehingga pembelajaran PKn dapat berjalan secara efektif.
Strategi pembelajaran yang efektif adalah menekankan keaktifan siswa dalam
proses belajar baik secara fisik, mental, intelektual dan emosional. Karena
strategi merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Strategi pembelajaran yang tidak tepat guna akan menjadi penghalang
kelancaran jalannya proses belajar mengajar. Oleh karena itu, strategi yang
diterapkan oleh guru baru mendapat suatu hasil yang optimal jika mampu
dipergunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
4
Berdasarkan informasi yang diperoleh di SMP Negeri 2 Depok
Yogyakarta,
kegiatan
belajar
mengajar
di
kelas
masih
didominasi
menggunakan metode ceramah dan mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS).
Pembelajaran cenderung didominasi oleh guru sehingga proses pembelajaran
hanya berlangsung satu arah. Tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran juga
rendah. Selain itu, prestasi belajar PKn yang diperoleh siswa juga ikut rendah.
Hal tersebut dapat dilihat dari hasil ulangan harian siswa yang rata-rata masih
belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Prestasi belajar yang
ingin dicapai tidak bisa dicapai secara maksimal. Guru sebagai delivery service
kurang memanfaatkan media dan menerapkan metode pembelajaran dalam
proses belajar, sehingga siswa sulit memahami materi yang dipelajari. Keadaan
seperti ini membuat siswa beranggapan bahwa mata pelajaran PKn merupakan
mata pelajaran yang membosankan, akibatnya siswa tidak termotivasi untuk
mempelajari mata pelajaran PKn.
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru untuk
mencapai prestasi belajar yang optimal sekaligus mengembangkan kemampuan
berpikir dan keaktifan pada siswa adalah model pembelajaran aktif (active
learning) tipe Index Card Match. Pembelajaran aktif merupakan pembelajaran
yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif. Ketika siswa belajar secara
aktif, berarti mereka yang mendominasi aktivitas pembelajaran. Dengan ini
mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menentukan ide pokok dari
materi pembelajaran, memecahkan persoalan yang ada dalam kehidupan yang
5
nyata. Dengan belajar aktif, biasanya siswa akan merasakan suasana lebih
menyenangkan sehingga belajar dapat maksimal (Hisyam Zaini, 2008: xiv).
Pembelajaran PKn melalui penerapan model Active Learning tipe Index
Card Match sangat menarik untuk diterapkan, selain melibatkan siswa aktif
dalam pembelajaran juga ada unsur permainan, kebersamaan membangun
keakraban antar siswa dan menyenangkan.
Dengan adanya strategi
pembelajaran tipe Index Card Match (Kartu Berpasangan) proses belajar yang
ada di kelas akan mengarah kepada student center, jadi dalam proses
pembelajaran tersebut siswa yang lebih aktif dan guru hanya sebagai fasilitator
dalam kegiatan pembelajaran.
Prinsip dari strategi ini yaitu guru membuat soal berpasangan dengan
jawabannya dan ditulis pada kertas-kertas seperti kartu yang berbeda,
kemudian membagi kartu pasangan tersebut kepada siswa, dan siswa diminta
untuk mencari pasangannya. Suatu pembelajaran akan terasa bermakna dan
diingat terus apabila dalam proses pembelajaran siswa melakukan sendiri.
Dalam strategi ini siswa dituntut untuk melakukan aktivitas pembelajaran
secara aktif dalam proses pembelajaran. Siswa diminta untuk mencari tahu dan
aktif untuk mencari pasangan kartu yang telah dia terima.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas mendorong peneliti untuk
mengkaji “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Active Learning Tipe
Index Card Match terhadap Aktivitas dan Prestasi Belajar PKn Siswa Kelas
VIII SMP Negeri 2 Depok Yogyakarta.”
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
masalah
di
atas,
maka
peneliti
mengemukakan identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Masih dominannya penggunaan metode ceramah oleh guru Pendidikan
Kewarganegaaran di sekolah tersebut.
2. Pembelajaran yang masih didominasi oleh guru (teacher center) sehingga
proses pembelajaran hanya berlangsung satu arah.
3. Prestasi belajar dalam pembelajaran PKn belum optimal, masih terdapat
siswa yang belum mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).
4. Belum diterapkan penggunaan model pembelajaran aktif tipe Index Card
Match dalam pembelajaran PKn di SMP Negeri 2 Depok.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, agar lebih terfokus pada
permasalahan yang diteliti, penelitian ini dibatasi pada:
1. Pengaruh penggunaan model pembelajaran aktif tipe index card match pada
aktivitas belajar PKn siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Depok.
2. Pengaruh penggunaan model pembelajaran aktif tipe index card match pada
prestasi belajar PKn siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Depok.
7
D. Rumusan Masalah
Berdasarakan batasan masalah di atas, maka rumusan dalam penelitian
ini adalah:
1. Apakah penggunaan model pembelajaran aktif tipe Index Card Match
berpengaruh terhadap aktivitas belajar PKn siswa kelas VIII di SMP Negeri
2 Depok Yogyakarta?
2. Apakah penggunaan model pembelajaran aktif tipe Index Card Match
berpengaruh terhadap prestasi belajar PKn siswa kelas VIII di SMP Negeri
2 Depok Yogyakarta?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk:
1. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran aktif tipe
Index Card Match terhadap aktivitas belajar PKn siswa.
2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran aktif tipe
Index Card Match terhadap prestasi belajar PKn siswa.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapan mampu menambah khasanah ilmu
pengetahuan dan perkembagan dibidang PKn. Selain itu, guru dapat
mengkaji secara mendalam tentang proses pembelajaran PKn dengan
penerapan model pembelajaran aktif tipe Index Card Match.
8
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai cara untuk
meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar, sehingga pembelajaran PKn
lebih berkualitas
b. Bagi Guru
Bagi guru, penelitian ini menjadi inspirasi terhadap pemilihan
penggunaan metode pembelajaran PKn. Selain itu penelitian ini dapat
memberikan rancangan model pembelajaran aktif tipe Index Card Match
sebagai salah satu pilihan dalam pembelajaran PKn.
Download