iii. kondisi umum wilayah

advertisement
17
III.
KONDISI UMUM WILAYAH
3.1.
Letak dan Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah wilayah Jabodetabek yang merupakan wilayah
urban terbesar di Indonesia. Jabodetabek terdiri dari 9 wilayah administrasi yaitu
DKI Jakarta, Kota dan Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota dan Kabupaten
Tangerang, Kota Tangerang Selatan, serta Kota dan Kabupaten Bekasi (Gambar
2). Kawasan Jabodetabek terdapat di tiga provinsi yang berdekatan yaitu Provinsi
DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
Gambar 2. Peta Administrasi Jabodetabek
Secara astronomis kawasan Jabodetabek terletak pada 121º94’82” Bujur
Timur dan 6º10’8’’-6º30’ Lintang Selatan. Lokasi penelitian memiliki luas
639.641,3 Ha yang terdiri dari 9 wilayah administrasi yang meliputi 13
kabupaten/kota dengan luas terbesar adalah Kabupaten Bogor (285.153,3 Ha atau
44,58%) dan kota/kabupaten dengan luasan terkecil adalah Jakarta Pusat dengan
luas 4.618,7 Ha atau 0,72% dari luas total Jabodetabek. Untuk lebih rinci luas
setiap kabupaten/kota di kawasan Jabodetabek disajikan dalam Tabel 3.
18
Tabel 3. Luas (Ha) dan Proporsi Luas (%) Kabupaten dan Kota di Wilayah Jabodetabek
No
Luas
Kabupaten/kota
Ha
Luas Total
%
1
Jakarta Barat
11.705,7
1,83
2
Jakarta Pusat
4.618,7
0,72
3
Jakarta Selatan
13.578,6
2,12
4
Jakarta Timur
17.320,3
2,71
5
Jakarta Utara
13.258,4
2,07
6
Kabupaten Bogor
7
Kota Bogor
285.153,3
8.154,1
8
Kota Depok
9
Ha
%
60.481,7
9,46
44,58
1,27
293.307,3
45,85
17.784,2
2,78
17.784,2
2,78
Kabupaten Tangerang
92.410,6
14,45
128.141,7
20,03
10
Kota Tangerang
17.667,3
2,76
11
Kota Tangerang Selatan
18.063,8
2,82
12
Kabupaten Bekasi
18,85
3,02
21,88
Kota Bekasi
120.590,9
19.335,5
139.926,4
13
639.641,3
100,00
639.641,3
100,00
Luas Total
Sumber: Hasil analisis data spasial yang diagregasikan berdasarkan data BPS 2011
3.2.
Iklim
Lokasi Jabodetabek terletak pada ketinggian 25 hingga lebih dari 200
mdpl, bertopografi datar sampai sangat curam. Sebagian besar wilayah
Jabodetabek terletak pada kemiringan lereng 0% sampai lebih dari 65%. Curah
hujan rata-rata di lokasi penelitian antara 1500 - lebih dari 5000 mm/tahun dengan
curah hujan terbesar terdapat di Bogor. Curah hujan terendah tersebar di sebagian
wilayah Bekasi, Jakarta, dan Tangerang. Berdasarkan curah hujan yang ada,
terdapat bulan basah dan bulan kering. Sebagian besar tipe iklim yang berada di
lokasi penelitian menurut Klasifikasi iklim Oldeman yaitu iklim A, B, C, dan D.
3.3.
Geologi dan Geomorfologi
Formasi batuan yang tersebar di wilayah Jabodetabek adalah batuan
alluvial, batuan volkan dan batuan sedimen. Geologi yang tersebar luas di
Jabodetabek adalah pleistocene volkanic facies dengan luasan sebesar 196.105,5
Ha atau 30,66% dari total luas wilayah Jabodetabek. Geologi paling sedikit yang
menyusun wilayah Jabodetabek adalah pleistocene sedimentary facies dengan luas
sebesar 1.245,8 Ha atau dengan proporsi sebesar 0,19%.
Kawasan Jabodetabek merupakan kawasan yang dibagi menjadi tiga
kategori bentuk lahan yang disesuaikan dengan kondisi ekosistemnya. Bentukbentuk lahan tersebut adalah kawasan pesisir, kawasan dataran, dan kawasan
perbukitan. Ketiga bentuk lahan tersebut terbagi berdasarkan pada ketinggian
lahan di atas permukaan laut. Kawasan pesisir mempunyai topografi yang landai
dan elevasi yang rendah. Kawasan ini terdapat hampir di sepanjang Pantai Utara
Jabodetabek, baik Tangerang, Bekasi, dan DKI Jakarta. Kawasan dataran adalah
kawasan yang memiliki ketinggian antara 25-200 meter dpl dan memiliki
topografi bergelombang. Kawasan ini terdiri dari Kabupaten dan Kota Tangerang,
19
Kota Tangerang Selatan, Kota Depok dan sebagian wilayah Kabupaten dan Kota
Bekasi, sedangkan kawasan perbukitan adalah kawasan dengan ketinggian di atas
200 meter dpl dengan topografi berbukit sampai dengan sangat curam (seluruh
wilayah Bogor).
Setiap kawasan dengan ekosistem yang berbeda akan memiliki geologi
yang berbeda pula. Kawasan pesisir didominasi oleh geologi dengan tipe
alluvium. Kawasan dataran didominasi oleh Pleistocene volcanic facies dan
kawasan perbukitan didominasi oleh material vulkanik muda.
Tanah
Tanah-tanah yang terbentuk di Jabodetabek pada umumnya berasal dari
bahan induk abu volkan dan batuan piroklastik. Jenis tanah yang tersebar di lokasi
penelitian diantaranya adalah jenis tanah alluvial, andosol, tanah kelabu, tanah
podsolik, tanah latosol, regosol, dan tanah renzina, serta asosiasi dan komplek dari
jenis tanah yang ada. Tanah-tanah tersebut tersebar kurang merata di wilayah
Jabodetabek. Jenis tanah yang paling banyak ditemukan diwilayah Jabodetabek
adalah jenis tanah kompleks latosol merah kekuningan, latosol coklat, podzolik
dengan proporsi luas sebesar 15,28% dari luas total Jabodetabek atau sebesar
97.722,0 Ha. Tanah dengan sebaran terbesar kedua di Jabodetabek adalah jenis
tanah asosiasi antara jenis tanah latosol merah dan latosol coklat kemerahan
dengan luas sebesar 90.550,8 Ha atau 14,16%. Jenis tanah regosol coklat
merupakan jenis tanah yang sangat sedikit ditemukan di wilayah Jabodetabek
dengan luas sebesar 0,6 Ha atau 0,00%.
3.4.
Download