BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses penuaan pada tahap yang masih dini seringkali tidak disadari namun seiring dengan berlanjutnya proses penuaan itu berbagai keluhan mulai timbul. Seseorang mulai merasa cepat lelah, proporsi tubuh berubah, mulai timbul masalah pada kulit, berkurangnya pendengaran dan penglihatan, dan menurunnya proforma seksual. Proses penuaan yang terus berlanjut dapat memunculkan penyakit-penyakit degeneratif seperti penyakit diabetes, penyakit jantung koroner, dislipidemia dan kanker. Penyakit- penyakit degeneratif tersebut akan menjadi makin parah bila disertai dengan obesitas (Pangkahila, 2007). Pada dasarnya faktor yang menyebabkan orang menjadi tua dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal ialah radikal bebas, hormon yang berkurang, proses glikosilasi, metilasi, apoptosis, sistem kekebalan yang menurun dan gen. Faktor eksternal yang utama ialah gaya hidup tidak sehat, diet tidak sehat, kebiasaaan salah, polusi lingkungan, stres dan kemiskinan (Pangkahila, 2007). Perubahan gaya hidup dalam masyarakat terutama diet tidak sehat (asupan lemak jenuh yang meningkat), berkurangnya aktivitas fisik (sedentary lifestyle) menyebabkan masalah kesehatan yang cukup serius, salah satunya adalah penyakit jantung koroner yang disebabkan oleh kadar kolesterol total, LDL (Low 1 2 Density Lipoprotein) dan trigliserida yang tinggi dan kadar kolesterol HDL (High Density Lipoprotein) yang rendah. Penyakit yang diakibatkan dislipidemia merupakan masalah yang serius pada negara-negara maju bahkan saat ini juga muncul sebagai penyebab kematian dini dan ketidakmampuan fisik angka kejadian dislipidemia di negara-negara berkembang. Di Indonesia, pada penelitian MONICA I(Multinational Monitoring of Trends Determinants in Cardiovascular Diseases) sebesar 13,4 persen untuk wanita dan 11,4 persen untuk pria. Pada MONICA II (1994) didapatkan meningkat menjadi 16,2 persen untuk wanita dan 14 persen pria (Bahri, 2004). Angka kejadian penyakit kardiovaskular di Indonesia juga cenderung meningkat terlihat dari hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga Nasional (SKRT) 1992 angka kejadian penyakit kardiovaskular hanya sebesar 16 persen, mengalami peningkatan menjadi 18,9 persen pada SKRT 1995. Menurut Riset Kesehatan Dasar, Kelebihan berat badan dan obesitas pada penduduk dewasa di atas usia 18 tahun besarnya 21,7%, dimana 11,7% (27,7 juta jiwa) adalah obesitas. Jadi terdapat peningkatan cukup tinggi angka penduduk yang mengalami obesitas di Indonesia(Riskesdas, 2010). Penyakit kardiovaskular (PKV) terutama penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab utama kematian di negara-negara industri dan negara negara berkembang. Faktor risiko penyakit kardiovaskular antara lain tingginya kadar kolesterol darah (hiperkolesterolemia), hipertensi, merokok, diabetes, dan obesitas Pada tahun 2008 diperkirakan sebanyak 17,3 juta kematian disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler. Lebih dari 3 juta kematian tersebut terjadi sebelum 3 usia 60 tahun dan seharusnya dapat dicegah. Kematian “dini” yang disebabkan oleh penyakit jantungterjadi sebesar 4% di negara berpenghasilan tinggi sampai dengan 42% terjadi di negara berpenghasilan rendah (Depkes, 2014) Adanya pergeseran usia serangan stroke ke arah yang lebih muda pada saat ini salah satu penyebabnya adalah perubahan pola makan dan gaya hidup. Masyarakat perkotaan masa kini baik dewasa maupun usia muda terutama anakanak, lebih suka mengkonsumsi junk food yang penuh kolesterol dan trigliserid, sehingga sering kita lihat dari 10 anak 6 di antaranya mengalami kegemukan (Obesitas). Akibatnya pada usia produktif mereka akan terkena berbagai penyakit pembuluh darah satu di antaranya stroke (Yayasan Stroke Indonesia,2012). Dengan konsep AAM manusia dapat tetap hidup dengan kualitas yang prima walaupun usia terus bertambah, bahkan proses penuaan dapat diperlambat, ditunda, atau dihambat dan usia harapan hidup jadi lebih panjang dan berkualitas. (Pangkahila, 2007). Terapi obat-obatan konvensional sudah diteliti secara luas untuk memperbaiki keadaan dislipidemia, dikenal beberapa golongan menurut National Heart Lung and Blood Institute (NHLBI), Adult Treatment Panel III (ATP III) 2001: bile acid sequestrants (kolestiramin, kolestipol, kolesevelam), fibrat (klofibrat, fenofibrat, gemfibrozil), niasin/nicotinic acid (vitamin B3), statin (atrovastatin, fluvastatin, lovastatin, pravastatin, rosuvastatin, cerivastatin, simvastatin), produk kombinasi (lovastatin + niasin, simvastatin + ezetemibe), lain-lain: ezetemibe(ACC/AHA, 2013). 4 Prinsip utama pada penatalaksanaan dislipidemia dengan melakukan diet ketat rendah kalori, rendah kolesterol, kurangi alkohol, berhenti merokok dan mengkonsumsi makanan tinggi omega 3, olahraga dan mengatur pola hidup. Jika semua intervensi non farmakologis sulit dilakukan dan tidak berhasil, maka diberikan obat anti hiperlipdemia (ACC/AHA, 2013) Pada saat ini banyak sekali penelitian dilakukan untuk mencari bahan alami yang dapat mencegah dan mengobati dislipidemia, karena bahan alami lebih mudah didapat dan harganya relatif terjangkau.Bahan alami diharapkan dapat mencegah dan memperbaiki dislipidemia dengan aman atau setidaknya mempunyai efek samping yang lebih sedikit. Beberapa anggota dari spesies Verninoa (family Asteraceae) dalam beberapa tahun terakhir ini digunakan untuk pengobatan. Daun Afrika Selatan yang sering juga disebut African Bitter Leaf (Vernonia amygdalina) adalah salah satu yang dapat ditemukan di Asia terutama Singapore dan Malaysia, Afrika dan Amerika utara dan Amerika selatan. Tanaman ini juga mudah ditemukan di Indonesia. Daun Afrika Selatan (Vernonia amygdaline) merupakan anggota spesies tanaman hijau (Vernoniaea), yang umumnya mudah sekali tumbuh di semua daerah, baik itu daerah panas dan daerah yang berhawa sejuk. Bagian paling penting yang berperan untuk pengobatan adalah bagian daunnya. Daunnya berwarna hijau tua dengan permukaan yang licin dan halus, di sisi belakangnya dengan warna yang lebih terang, bentuknya berkelok dengan ukuran 1,3 – 7 cm. (Hostettmann et al., 2000). Menurut analisis yang dilakukan daun Afrika Selatan (Vernonia Amygdalina) 5 mengandung beberapa komponen, antara lain tanin, saponin, polifenol terutama asam quinic, asam klorogenik dan luteolin serta antioksidan dan alkaloid, xeronin dan vitamin C (Santoso, 2015) Pemberian ekstrak daun Afrika Selatan diharapkan dapat membantu menurunkan kadar lipid darah, sebagai salah satu tindakan anti aging, yang dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang. Penelitian ini dilakukan menggunakan ekstrak daun Afrika Selatan (Vernonia amygdalina), yang diekstraksi menggunakan etanol, diberikan kepada tikus dislipidemia. Daun Afrika Selatan mengandung flavonoid yang memiliki potensi sebagai antioksidan karena memiliki gugus hidroksil yang terikat pada karbon cincin aromatik sehiggadapat menangkap radikal bebas yang dihasilkan dari reaksi peroksidasi lemak. Senyawa flavonoid akan menyumbangkan satu atom hidrogen untuk menstabilkan radikal peroksi lemak( Hamid et al, 2010) Tanin juga dapat menghambat enzim AcylCoA Cholesterol Acyl Transferase(ACAT)yang berperan dalam esterifikasi kolesterol sehingga menghambat penggabungan kolesterol ester membentuk kilomikron dan VLDL. Menurunnya kadar APO B menyebabkan pembentukan kilomikron, LDL dan VLDL terganggu yang menyebabkan trigliserida tidak terbentuk sehingga ukuran partikel sdLDL besar (Rahastuti et al, 2011). 1.2 Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut : 6 1. Apakah pemberian ekstrak daun Afrika Selatan menurunkan kadar kolesterol total pada tikus yang dislipidemia? 2. Apakah pemberian ekstrak daun Afrika Selatan dapat menurunkan kadar trigliserida pada tikus yang dislipidemia? 3. Apakah pemberian ekstrak daun Afrika Selatan dapat menurunkan kadar LDL pada tikus yang dislipidemia? 4. Apakah pemberian ekstrak daun Afrika Selatandapat meningkatkan kadar HDL pada tikus yang dislipidemia? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum Untuk mengetahui efek ekstrak daun Afrika Selatan untuk memperbaiki profil lipid secara umum pada tikus yang dislipidemia 1.3.2 Tujuan khusus 1. Membuktikan pemberian ekstrak daun Afrika Selatanmenurunkan kadar kolesterol total pada tikus yang dislipidemia 2. Membuktikan pemberian ekstrak daun Afrika Selatanmenurunkan kadar trigliserida pada tikus yang dislipidemia 3. Membuktikan pemberian ekstrak daun Afrika Selatanmenurunkan kadar LDL pada tikus yang dislipidemia. 4. Membuktikan pemberian ekstrak daun Afrika Selatanmeningkatkan kadar HDL pada tikus yang dislipidemia. 7 1.4 Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi ilmiah mengenai peranan ekstrak daun Afrika Selatandalam memperbaiki profil lipid darah 2. Mendukung pengembangan penelitian untuk menggunakan bahan-bahan natural dalam pencegahan dan pengobatan dislipidemia dalam usaha untuk memperlambat penuaan dan kematian dini akibat penyakit yang berhubungan dengan dislipidemia. 3. Apabila ekstrak daun Afrika Selatan terbukti dapat memperbaiki profil lipid darah pada tikus maka selanjutnya dapat dilakukan uji klinis untuk mengetahui pengaruhnya pada manusia.