10 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1
Kajian Pustaka
2.1.1
Manajemen Pemasaran
a. Pengertian Manajemen Pemasaran
Assauri (2007:12) menyatakan bahwa manajemen pemasaran merupakan
kegiatan
penganalisisan,
program-program
yang
perencanaan,
dibuat
untuk
pelaksanaan,
dan
pengendalian
membentuk,
membangun,
dan
memelihara, keuntungan dari pertukaran melalui sasaran pasar guna mencapai
tujuan organisasi (perusahaan) dalam jangka panjang.
Kotler dan Keller (2009:5) mengemukakan bahwa manajemen pemasaran
(marketing management) sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan
meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan,
menghantarkan, dan mengomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa tugas manajemen pemasaran
bukan hanya menawarkan barang atau jasa yang sesuia dengan kebutuhan dan
keinginan pasarnya, menetapkan harga yang efektif, komunikasi dan distribusi
untuk memberikan informasi, mempengaruhi dan melayani pasarnya tetapi
lebih dari itu.
b. Konsep Pemasaran
Dengan adanya persaingan yang semakin ketat dan seiring dengan
berkembangnya pengetahuan konsumen akan kebutuhan dan keinginan yang
10
11
lebih tinggi dari konsumen, maka muncullah konsep baru dibidang pemasaran
yaitu konsep pemasaran.
Kotler dan Keller (2009:19), konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci
untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut
harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan,
menyerahkan, dan mengomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran
yang terpilih.
Assauri (2007:81), konsep pemasaran adalah suatu falsafah manajemen
dalam bidang pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan dan keinginan
konsumen dengan didukung oleh kegiatan pemasaran terpadu yang diarahkan
untuk memberikan kepuasan konsumen sebagai kunci keberhasilan organisasi
dalam usahanya mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Jadi konsep pemasaran merupakan orientasi perusahaan yang menekankan
bahwa tugas pokok perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan keinginan
tersebut sehingga dicapai tingkat kepuasan lannganan yang melebihi dari
kepuasan yang diberikan oleh para pesaingnya. Pada hakikatnya konsep
pemasaran menekankan orientasi pada kebutuhan dan keinginan konsumen
yang didukung oleh kegiatan pemasaran yang terpadu, yang ditujukan untuk
keberhasilan mencapai tujuan perusahaan. Dengan menjalankan konsep
pemasaran secara tepat, maka perusahaan dapat memecahkan berbagai masalah
yang dihadapi.
12
c. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan
aturan yang member arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari
waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya,
terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan
keadaan persaingan yang selalu berubah (Assauri, 2007:168). Oleh karena itu,
penentuan strategi pemasaran harus didasarkan atas analisis lingkungan dan
internal perusahaan melalui analisis keunggulan dan kelemahan perusahaan,
serta analisis kesempatan dan ancaman yang dihadapi perusahaan dari
lingkungannya. Dalam menjalankan strategi pemasaran sasaran yang hendak
dicapai yaitu antara lain untuk mengetahui bagaimana perilaku konsumen
terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan terkait. Hal ini dikarenakan
bahwa perilaku konsumen merupakan unsur penting dalam kegiatan
pemasaran, karena pada dasarnya perusahaan tidak mengetahui mengenai apa
yang ada didalam pikiran seorang konsumen pada waktu sebelum, sedang, dan
setelah melakukan pembelian produk.
2.1.2
Perilaku Konsumen
a. Pengertian Perilaku Konsumen
Cara memahami individu, kelompok dan organisasi dalam memanfaatkan
barang dan jasa, gagasan atau pengalaman dalam rangka mengetahui dan
memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka tidaklah mudah. Sikap dan
perilaku konsumen sukar untuk ditebak serta diramalkan tetapi pada intinya
13
perilaku konsumen melakukan proses pembelian dalam mendapatkan,
menggunakan (mengkonsumsi) dan menghabiskan produk (barang dan jasa)
dengan menanggung konsekuensi apabila barang tersebut sudah dibeli. Dalam
mengenal konsumen kita perlu mempelajari perilaku konsumen sebagai
perwujudan dari keseluruhan aktifitas jiwa manusia itu sendiri. Kemampuan
dalam mengnalisis perilaku konsumen berarti keberhasilan dalam menyelami
jiwa konsumen dalam memenuhi kebutuhannya.
Banyak definisi tentang perilaku, akan tetapi pada dasarnya sama, hanya
berbeda cara perumusannya.
Supranto dan Limakrisna (2007:4), perilaku konsumen merupakan
tindakan
yang
langsung
terlibat
dalam
mendapatkan,
menggunakan
(memakai,mengkonsumsi) dan menghabiskan produk (barang dan jasa)
termasuk proses mendahului dan mengikuti tindakan ini.
AMA (American
Marketing
Association)
dalam
buku “Perilaku
Konsumen dan Strategi Pemasaran” (2007:4) mendefinisikan perilaku
konsumen sebagai berikut : Prilaku konsumen merupakan interaksi dinamis
antara kognisi, afeksi, perilaku, dan lingkungannya di mana manusia
melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka.
Definisi tersebut memuat 3 hal penting, yaitu :
1) Perilaku
konsumen
bersifat
dinamis,
sehingga
susah
ditebak/diramalkan.
2) Melibatkan interaksi : kognisi, afeksi, perilaku, dan kejadian di
sekitar/lingkungan konsumen
14
3) Melibatkan pertukaran, seperti menukar barang milik penjual dengan
uang milik pembeli.
Agar bisa memenangkan pasar bisnis perusahaan harus mampu
memberikan nilai (value) yang lebih kepada konsumen dibandingkan dengan
pesaingnya. Nilai konsumen merupakan perbedaan antara semua manfaat
keuntungan yang diperoleh secara menyeluruh (a total product) dengan semua
biaya yang diperlukan untuk mendapatkan manfaat tersebut. Memberikan nilai
yang tinggi mengharuskan perusahaan melakukan suatu pekerjaan yang lebih
baik untuk mengantisipasi dan memberikan reaksi kepada kebutuhan dan
keinginan dari pada pesaingnya.
Tujuan dari konsumen dalam membeli barang dan jasa adalah untuk
memenuhi dan memuaskan berbagai kebutuhan dan keinginananya. Perilaku
konsumen ditimbulkan oleh adanya beberpa bentuk interaksi antara faktor
lingkungan dan individu interaksi, dari kedua faktor tersebut mengakibatkan
perilaku konsumen dalam melakukan pembelian.
Dalam mempelajari suatu perilaku konsumen, ada tiga variabel yang
mempengaruhi, yaitu :
a) Variabel Stimulus
Variabel yang berada diluar individu (faktor eksternal) yang sangat
berpengaruh dalam proses pembelian, contohnya : iklan, merek, jenis
barang, penataan barang, ruangan took dan pramuniaga.
b) Variabel Respoden
15
Merupakan hasil aktivitas individu sebagai reaksi dari variabel.
Variable respon sangat tergantung pada factor individu dan kekuatan
stimulus. Contoh : keputusan pembelian barang, pemberian penelitian
terhadap barang, perubahan sikap terhadap suatu produk.
c) Variabel Intervening
Merupakan variabel stimulus dan respon. Variable ini merupakan faktor
internal individu, termasuk motif-motif membeli, sikap terhadap suatu
peristiwa dan persepsi terhadap suatu peristiwa dan persepsi terhadap
suatu produk.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Ada dua faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu:
1) Faktor Internal
a) Motivasi
Motivasi
adalah
kegiatan
dalam
diri
seseorang
yang
mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan
tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motivasi sangat berpengaruh
didalam pertimbangan seseorang dalam berperilaku. Motivasi adalah
suatu dorongan kebutuhan dan keinginan individu yang diarahkan
pada tujuan untuk memperoleh kepuasan.
b) Pengamatan
Pengamatan adalah proses dimana konsumen menyadari dan
menginterprestasikan pengalaman dalam proses pembelian suatu
produk.
16
c) Belajar
Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan-perubahan
perilaku yang terjadi sebagai akibat adanya pengalaman. Pengalaman
ini sangat mempengaruhi perilaku konsumen. Proses belajar pada
suatu pembelian akan terjadi apabila konsumen ingin menanggapi dan
memperoleh suatu kepuasan.
d) Sikap
Sikap adalah predisposisi (keadaan mudah terpengaruh) untuk
memberikan tanggapan terhadap rangsangan lingkungan yang dapat
memulai atau membimbing tingkah-laku orang tersebut. Sikap
seseorang terhadap produk atau merek mempengaruhi tindakan
membeli atau menggunakan produk atau merek tersebut.
e) Kepribadian
Kepribadian adalah organisasi dari faktor-faktor biologis,
psikologis,
dan
sosiologis
yang
mendasari
perilaku
individu.Pemahaman kepribadian seseorang dapat dilakukan dengan
mendalami aktifitas, minat, perhatian dan lainya.Perusahaan sangat
perlu memahami kepribadian konsumen agar dapat menyesuaikan
produknya dengan konsumen yang mempunyai kepribadian yang
beragam.
17
2) Faktor Eksternal
a) Budaya
Budaya dapat di definisikan sebagai hasil kreatifitas manusia
dari suatu generasi ke generasi berikutnya yang sangat menentukan
bentuk perilaku di dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat,
sehingga perilaku konsumen juga ditentukan oleh kebudayaan yang
tercermin pada pola cara hidup, kebiasaan dan tradisi dalam
permintaan akan barang dan jasa.
b) Kelas Sosial
Kelas sosial atau lapisan sosial tanpa membedakan apakah
dasar pembagian kelas itu uang, tanah, kekuasan atau dasar lainya.
Sebenarnya semua manusia memperlihatkan startifikasi sosial. Kelas
menunjukkan prefensi produk dan merek dalam bidang-bidang
tertentu seperti pakaian. Beberapa pemasar memusatkan usaha mereka
pada suatu kelas sosial.
c) Kelompok Sosial dan Kelompok Referensi
Kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang menjadi tempat
individu berinteraksi satu sama lain karena adanya hubungan diantara
mereka. Sedangkan kelompok referensi adalah kelompok sosial yang
menjadi ukuran seseorang untuk membentuk kepribadian dan
perilaku.
18
d) Keluarga
Keluarga dapat didefinisikan sebagai suatu unit kecil atau
masyarakat terkecil yang perilakunya sangat mempengaruhi dan
menentukan dalam pengambilan keputusan pembelian, karena
masing-masing anggota memiliki keinginan dan selera yang berbedabeda. Adapun keluarga inti, menunjukkan lingkungan keluarga yang
meliputi ayah, ibu dan anak-anak yang hidup bersama. Keluarga
adalah kelompok paling kecil didalam kehidupan masyarakat, tetapi
mempunyai peranan terbesar dalam pembentukan sikap dan perilaku
seseorang.
2.1.3
Teknologi Informasi
a. Pengertian Teknologi Informasi
Menurut (dalam jurnal Oxford) mendefinisikan teknologi informasi
adalah studi atau penggunaan peralatan elektronika, terutama komputer untuk
menyimpan, menganalisis, dan mendistribusikan informasi dalam bentuk
apapun termasuk kata-kata, bilangan, dan gambar. Sedangkan menurut (dalam
jurnal Alter) teknologi informasi mencakup perangkat keras dan perangkat
lunak untuk melaksanakan satu atau sejumlah tugas pemrosesan data seperti
menangkap, mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi, atau
menampilkan data. Teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi
komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk
memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi
19
komunikasi untuk mengirimkan informasi. Secara lebih umum, bahwa
teknologi informasi adalah segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk
memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronik.
b. Lingkup Teknologi Informasi
Teknologi informasi dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu
perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware). Perangkat keras
menyangkut peralatan-peralatan yang bersifat fisik, seperti memori, printer dan
keyboard. Adapun perangkat lunak meliputi : instruksi-instruksi untuk
mengatur perangkat keras agar bekerja sesuai dengan tujuan instruksi tersebut.
Teknologi informasi dibagi menjadi 6 kelompok antara lain :
1. Teknologi masukan (input)
Segala perangkat yang digunakan untuk menangkat data/informasi
dari sumber asalnya.
2. Teknologi keluaran (output)
Supaya informasi dapat diterima oleh pemakai yang membutuhkan,
informasi perlu disajikan dalam berbagai bentuk baik kertas dengan
menggunakan printer maupun melalui media penyimpanan seperti
hardisk, dsb.
3. Teknologi perangkat lunak (software)
Untuk menciptakan informasi diperlukan perangkat lunak atau
program. Program adalah sekumpulan instruksi yang digunakan untuk
mengendalikan perangkat keras komputer.
20
4. Teknologi penyimpan (storage)
Teknologi penyimpan menyangkut segala peralatan yang digunakan
untuk menyimpan data.
5. Teknologi telekomunikasi (telecomunication)
Teknoligi telekomunikasi merupakan teknologi yang memungkinkan
hubungan jarak jauh. Internet dan ATM merupakan contoh teknologi
yang memanfaatkan teknologi telekomunikasi.
6. Teknologi pemroses (process)
Mesin pemroses adalah bagian penting dalam teknologi informasi
yang berfungsi untuk mengingat data/program berupa komponen
memori dan mengeksekusi program berupa komponen CPU.
c. Peranan Teknologi Informasi
Teknologi informasi memainkan peranan penting dalam perekayasaan
ulang dalam proses bisnis. Kecepatan, kemampuan pemrosesan informasi dan
konektivitas komputer serta teknologi internet dapat secara mendasar
meningkatkan efisiensi para bisnis, seperti juga meningkatkan komunikasi dan
kerjasama (dalam jurnal O’Brien).
Peranan teknologi informasi pada aktivitas manusia pada saat ini sangat
besar. Teknologi informasi telah menjadi fasilitator utama bagi kegiatankegiatan bisnis, memberikan andil besar terhadap perubahan mendasar pada
struktur, operasi dan manajemen organisasi. Berkat teknologi ini, berbagai
kemudahan dapat dirasakan manusia. Peranan teknologi informasi meliputi :
21
a) Teknologi informasi menggantikan peran manusia. Dalam tugas
ini, teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas
atau proses.
b) Teknologi informasi memperkuat peran manusia, yakni dengan
menyajikan informasi terhadap suatu tugas atau proses.
c) Teknologi informasi berperan dalam restrukturisasi terhadap peran
manusia. Dalam hal ini, teknologi berperan dalam melakukan
perubahan-perubahan terhadap sekumpulan tugas atau proses.
d. Strategi Teknologi Informasi Menuju Keunggulan Kompetitif
Pemanfaatan teknologi informasi yang maksimal dapat digunakan untuk
membentuk strategi menuju keunggulan yang kompetitif (dalam jurnal
O’Brien) dengan cara :
1) Strategi biaya : meminimalisir biaya/memberikan harga yang lebih
murah terhadap pelanggan, menurunkan biaya dari pemasok, dan
meningkatkan biaya pesaing untuk tetap bertahan di industri.
2) Strategi
diferensiasi
:
mengembangkan
cara-cara
untuk
membedakan produk/jasa yang dihasilkan perusahaan terhadap
pesaing, sehingga pelanggan menggunakan produk/jasa karena
adanya manfaat atau fitur yang unik.
3) Strategi inovasi : memperkenalkan produk/jasa yang unik, atau
membuat perubahan dalam proses bisnis yang menyebabkan
perubahan-perubahan yang mendasar dalam pengelolaan bisnis.
22
4) Strategi pertumbuhan : mengembangkan kapasitas produksi secara
signifikan, melakukan ekspansi ke dalam pemasaran global,
melakukan diversifikasi produk/jasa baru, atau mengintegrasikan
ke dalam produk/jasa yang terkait.
5) Strategi aliansi : membentuk hubungan dan aliansi bisnis yang baru
dengan pelanggan, pemasok, pesaing, konsultan dan lain-lain.
2.1.4
Telepresence
Telepresence
(id.wikipedia.org)
merupakan
sebuah layanan
video
conference yang menggunakan high definition dengan resolusi tinggi. Di
telepresence terlihat bahwa tampilan yang dipancarkan dari display tersebut
terbilang jernih dan realtime.
Video conference adalah teknologi perangkat jaringan yang dapat
menghubungkan secara langsung antara 2 orang atau lebih yang terpisah, dengan
menggunakan fasilitas gambar ,teks dan suara. Untuk yang paling sederhana,
video conference menyediakan gambar diam, tulisan dan suara diantara dua
lokasi. Untuk yang paling canggih, dapat menyediakan gambar bergerak dan suara
bekualitas tinggi di beberapa lokasi.
Pada dasarnya, konsep video conference adalah menggunakan konfersi
dari suara diubah oleh mic menjadi sinyal suara, dan gambar diubah oleh kamera
menjadi
sinyal
gambar,
Kedua
sinyal
tersebut
kemudian
dikompresi
menggunakan perangkat yang disebut codec. Kemudian sinyal yang sudah di
kompresi dapat disebar melalui jaringan internet dalam hal ini menggunakan IP,
23
sehingga dapat dikirim dan diterima sesuai tujuan yang diinginkan. Setelah
sampai alamat yang di tuju, sinyal dari Internet dapat didokompresikan kembali
menjadi sinyal suara dan gambar sehingga bisa diubah menjadi gambar pada layar
monitor dan diubah menjadi suara oleh speaker.
Mungkin sebagian orang masih belum familiar dengan kata telepresence.
Namun telepresence merupakan bagian dari video conference dan telepresence
juga merupakan pengembangan dari video conference, diciptakan untuk
menangani beberapa kelemahan yang ada pada video conference.
Filosofi yang dipakai dalam telepresence adalah berfokus meningkatkan
pengalaman para pengguna untuk menggunakan sistem video conference. Konsep
yang dipakai adalah membangun susasana dalam ruangan rapat berbasis audio
video , seolah olah orang yang berjauhan berada di dalam ruangan yang sama.
Basis utama teknologi pendukung yang digunakan antara lain seperti penerapan
video three dimention technique, audio spatial technique dan eye contact
technique. Ketiga teknologi tersebut merupakan dasar terciptanya konsep video
conference yang disebut TELEPRESENCE.
1. Kelebihan dan Kekurangan Video Conference
Berikut ini kelebihan dan kekurangn Video conference:
a. Kelebihan Video Conference
1) Kegiatan seperti kuliah umum dengan dosen atau seminar dapat
dilakukan secara online jadi akan menghemat biaya dan waktu.
24
2) Pertemuan atau rapat dengan kondisi jarak yang jauh menjadi
terasa lebih realistis ,didukung dengan kualitas gambar dan
suara yang baik.
3) Dapat digunakan sebagai program pendukung kegiatan elearning di Perguruan tinggi untuk berbagi ilmu dan
pengetahuan.
b. Kekurangan Video Conference
1) Terhalang oleh waktu dan kesediaan orang yang memanggil dan
yang dipanggil.
2) Rentan terhadap penipuan dan kejahatan-kejahatan lain.
3) Kegiatan E-Learning kurang afdol jika menggunakan video
conference, karena kurang nyata, sebagian orang lebih paham
dengan belajar langsung.
2.1.5
Konsep Dasar tentang Persepsi
a. Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis yang penting bagi
manusia dalam merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala di sekitarnya.
Persepsi mengandung pengertian yang sangat luas, menyangkut intern dan
ekstern. Berbagai ahli telah memberikan definisi yang beragam tentang
persepsi, walaupun pada prinsipnya mengandung makna yang sama. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi adalah tanggapan (penerimaan)
langsung dari sesuatu. Proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui
25
panca inderanya.
Schiffman dan Kanuk (2007:137) mengemukakan bahwa persepsi
didefinisikan sebagai proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur
dan menafsirkan stimuli kedalam gambar yang berarti dan masuk akal
mengenai dunia. Persepsi mempunyai implikasi strategi bagi para pemasar,
karena para konsumen mengambil keputusan berdasarkan apa yang mereka
rasakan, daripada atas dasar realitas yang obyektif.
Solomon dalam Prasetijo dan Ihalauw (2005:67) mendefinisikan
persepsi sebagai proses dimana sensasi yang diterima oleh seseorang dipilah
dan dipilih, kemudian diatur dan akhirnya diinterpretasikan. Untuk memahami
definisi ini, pertama-tama harus diketahui dahulu apa yang dimaksud dengan
sensasi. Sensasi datang dan diterima oleh manusia melalui panca indera, yaitu
mata, telinga, hidung, mulut dan kulit yang disebut juga sistem sensorik.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik suatu kesamaan pendapat bahwa
persepsi merupakan suatu proses yang dimulai dari penglihatan hingga
terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri individu sehingga individu sadar
akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang
dimilikinya.
b. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi konsumen antara lain:
1) Penglihatan,
Tanggapan yang timbul atas rangsangan akan sangat dipengaruhi oleh
sifat-sifat individu yang melihatnya. Sifat-sifat yang menpengaruhi
26
persepsi adalah :
a) Sikap, dapat mempengaruhi bertambah atau berkurangnya
konsepsi yang akan diberikan oleh seseorang.
b) Motivasi, merupakan yang mendorong dan mendasari setiap
tindakan yang dilakukan manusia.
c) Minat, merupakan faktor lain yang membedakan penilaian
seseorang terhadap suatu hal atau objek tertentu yang akan
mendasari kesukaan atau ketidaksukaannya terhadap objek
tertentu.
d) Pengalaman masa lalu, dapat mempengaruhi persepsi seseorang
karena orang biasanya akan menanamkan kesimpulan yang
sama dengan apa yang pernah dilihat, didengar atau pun
dialaminya.
e) Harapan, mempengaruhi persepsi sesesorang dalam membuat
keputusan. seseorang cenderung menolak gagasan, ajakan
ataupun tawaran yang tidak sesuai dengan apa yang mereka
harapkan.
2) Sasaran
Sasaran
dapat
dipengaruhi
penglihatan,
yang
akhirnya
dapat
mempengaruhi persepsi. Sasaran biasanya tidak dilihat secara terpusat
dari latar belakangnya melainkan secara keseluruhan latar belakang akan
dapat mempengaruhi persepsi.
27
3) Situasi
Situasi atau keadaan disekitar kita atau disekitar sasaran yang seseorang
lihat akan turut mempengaruhi persepsi sasaran atau benda yang sama
yang dilihat dalam situasi yang berbeda akan menghasilkan persepsi
yang berbeda.
Menurut Prasetijo dan Ihalauw (2005:68) dapat disimpulkan bahwa ada
faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan persepsi seseorang. Faktor-faktor
itu adalah :
1) Faktor Internal

Pengalaman

Kebutuhan saat itu

Nilai-nilai yang dianutnya

Ekspektasi/pengharapannya
2) Faktor Eksternal

Tampakan produk

Sifat-sifat stimulus

Situasi lingkungan
Faktor-faktor tersebut menjadikan persepsi individu berbeda satu
sama lain dan akan berpengaruh pada individu dalam mempersepsi suatu
objek, stimulus, meskipun objek tersebut benar-benar sama. Persepsi seseorang
atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang atau kelompok lain
sekalipun situasinya sama. Perbedaan persepsi dapat ditelusuri pada adanya
28
perbedaan-perbedaan individu, perbedaan-perbedaan dalam kepribadian,
perbedaan dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi. Pada dasarnya proses
terbentuknya persepsi ini terjadi dalam diri seseorang, namun persepsi juga
dipengaruhi oleh pengalaman, proses belajar, dan pengetahuannya.
c. Technology Acceptance Model (TAM)
TAM diperkenalkan pertama kali oleh Davis pada tahun 1986
merupakan adopsi dari Theory of Reasoned Action (TRA) yang dibuat khusus
untuk pemodelan penerimaan pengguna terhadap sistem informasi. Menurut
Davis et al. (dalam jurnal Ramírez, Rondan, & Arenas), tujuan utama TAM
adalah untuk memberikan dasar untuk penelusuran pengaruh faktor eksternal
terhadap kepercayaan, sikap, dan tujuan pengguna. TAM menganggap bahwa 2
keyakinan individual, yaitu persepsi manfaat (perceived usefulness, disingkat
PU) dan persepsi kemudahan penggunaan (perceived easy of use, disingkat
PEOU), adalah pengaruh utama untuk perilaku penerimaan komputer.
TAM merupakan perbaikan dari model TRA (Theory of Reasoned
Action), TAM mengadopsi komponen tetap dari model TRA umumnya dan
menerapkannya komponen-komponen tersebut sebagai domain khusus dari
teknologi komputer dan yang lainnya untuk teknologi informasi. Namun yang
membedakan keduanya (TRA dan TAM) adalah penempatan faktor-faktor
sikap dari TRA, dimana TAM memperkenalkan dua variabel kunci, yaitu
perceived ease of use dan perceived usefulness, yang memiliki relevancy pusat
untuk memprediksikan sikap penerimaan pengguna terhadap teknologi
komputer.
29
Model TAM dikembangkan dari teori psikologis yang menjelaskan
perilaku pengguna teknologi, yaitu berlandaskan pada kepercayaan (belief),
sikap (attitude), intensitas (intention), dan hubungan perilaku pengguna (user
behavior relationship). Tujuan model ini untuk menjelaskan faktor-faktor
utama dari perilaku pengguna TI terhadap penerimaan penggunaan TI itu
sendiri. Model TAM menempatkan faktor sikap dari tiap-tiap perilaku
pengguna dengan dua variable yaitu kemanfaatan (usefulness) dan kemudahan
penggunaan (ease of use). Secara empiris model ini telah terbukti memberikan
gambaran tentang aspek perilaku pengguna komputer, dimana banyak
pengguna komputer dapat dengan mudah menerima teknologi informasi karena
sesuai dengan apa yang diinginkannya.
Pavlou (dalam jurnal Ramírez, et all) menjelaskan bahwa sebenarnya,
faktor yang mempengaruhi orang untuk menggunakan teknologi adalah
motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi
yang ditimbulkan karena persepsi bahwa teknologi merupakan instrumen untuk
meningkatkan value yang berbeda pada outcomes yang diperoleh dari aktivitas
spesifik. Motivasi intrinsik tumbuh ketika kebutuhan utama dari sebuah
aktivitas itu ada. Dalam penelitian ini motivasi intrinsik diperoleh dari
perceived ease of use, sedangkan motivasi ekstrinsik diperoleh dari perceived
usefullness. Motivasi ekstrinsik dan intriksi juga dapat disebabkan karena
faktor kepercayaan dan resiko, khususnya untuk transaksi yang bersifat pribadi
dan membutuhkan keamanan dalam penggunaan teknologi informasi tersebut.
30
Kedua variabel persepsi tentang kemudahan penggunaan (Perceived
Ease Of Use) dan persepsi terhadap kemanfaatan (Perceived Usefulness) ini
dapat menjelaskan aspek keperilakuan pengguna. Kesimpulannya adalah
model TAM dapat menjelaskan bahwa persepsi pengguna akan menentukan
sikapnya dalam kemanfaatan penggunaan TI. Model ini secara lebih jelas
menggambarkan bahwa penerimaan penggunaan TI dipengaruhi oleh
kemanfaatan (usefulness) dan kemudahan penggunaan (ease of use).
Penelitian ini menggunakan 5 (lima) konstruk yang telah dimodifikasi dari
model penelitian TAM sebelumnya yaitu: Persepsi tentang kemudahan
penggunaan (Perceived Ease Of Use), persepsi terhadap kemanfaatan
(Perceived Usefulness), sikap penggunaan (Attitude Toward Using), perilaku
untuk tetap menggunakan (Behavioral Intention To Use), dan kondisi nyata
penggunaan sistem (Actual System Usage).
1) Perceived Ease of Use (PEOU)
Persepsi tentang kemudahan penggunaan sebuah teknologi
didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana seseorang percaya
bahwa komputer dapat dengan mudah dipahami dan digunakan.
Persepsi Kemudahan Penggunaan merupakan tingkatan dimana
seseorang percaya bahwa teknologi mudah untuk dipahami.
Definisi tersebut juga didukung oleh Arief Wibowo (2006) yang
menyatakan bahwa persepsi tentang kemudahan penggunaan
sebuah teknologi didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana
seseorang percaya bahwa teknologi tersebut dapat dengan mudah
31
dipahami dan digunakan. Berdasarkan beberapa definisi tersebut,
dapat
dikatakan
bahwa
kemudahan
penggunaan
mampu
mengurangi usaha seseorang baik waktu maupun tenaga untuk
mempelajari sistem atau teknologi karena individu yakin bahwa
sistem atau teknologi tersebut mudah untuk dipahami. Intensitas
penggunaan dan interaksi antara pengguna (user) dengan sistem
juga dapat menunjukkan kemudahan penggunaan. Sistem yang
lebih sering digunakan menunjukkan bahwa sistem tersebut lebih
dikenal, lebih mudah dioperasikan dan lebih mudah digunakan oleh
penggunanya.
Beberapa dimensi Persepsi Kemudahan Penggunaan dibagi
menjadi sebagai berikut:
a) Interaksi individu dengan sistem jelas dan mudah
dimengerti (clear and understandable).
b) Tidak dibutuhkan banyak usaha untuk berinteraksi dengan
sistem tersebut (does not require a lot of mental effort).
c) Sistem mudah digunakan (easy to use).
d) Mudah mengoperasikan sistem sesuai dengan apa yang
ingin individu kerjakan (easy to get the system to do what
he/she wants to do).
Beberapa indikator kemudahan penggunaan teknologi informasi,
meliputi :
a) Komputer sangat mudah dipelajari
32
b) Komputer mengerjakan dengan mudah apa yang diinginkan
oleh pengguna
c) Komputer sangat mudah untuk meningkatkan keterampilan
pengguna
d) Komputer sangat mudah untuk dioperasikan
2) Perceived Usefulness (PU)
Persepsi terhadap kemanfaatan didefinisikan sebagai suatu ukuran
dimana penggunaan suatu teknologi dipercaya akan mendatangkan
manfaat bagi orang yang menggunakannya.
Persepsi Kemanfaatan adalah suatu tingkatan dimana seseorang
percaya bahwa suatu penggunaan teknologi tertentu akan
meningkatkan prestasi kerja orang tersebut (dalam jurnal Davis).
Persepsi Kemanfaatan sebagai konstruk kepercayaan seseorang
bahwa penggunaan sebuah teknologi tertentu akan mampu
meningkatkan kinerja mereka. Dari dua definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa Persepsi Kebermanfaatan sistem berkaitan
dengan produktifitas dan efektifitas sistem dari kegunaan dalam
tugas secara menyeluruh untuk meningkatkan kinerja orang yang
menggunakan sistem tersebut. (Dalam jurnal Venkatesh dan
Morris) menyatakan bahwa terdapat pengaruh penting manfaat
dalam pemahaman respon individual dalam teknologi informasi.
33
Dimensi tentang persepsi kemanfaatan teknologi informasi
meliputi:
a) Penggunaan sistem mampu meningkatkan kinerja individu
(improves job performance).
b) Penggunaan sistem mampu menambah tingkat produktifitas
individu (increases productivity).
c) Penggunaan sistem mampu meningkatkan efektifitas kinerja
individu (enhances effectiveness).
d) Penggunaan sistem bermanfaat bagi individu (the system is
useful).
3) Attitude Toward Using (ATU)
Attitude Toward Using dalam TAM dikonsepkan sebagai sikap
terhadap penggunaan sistem yang berbentuk penerimaan atau
penolakan sebagai dampak bila seseorang menggunakan suatu
teknologi dalam pekerjaannya.
Peneliti lain menyatakan bahwa faktor sikap (attitude) sebagai
salah satu aspek yang mempengaruhi perilaku individual. Sikap
seseorang terdiri atas unsur kognitif/cara pandang (cognitive),
afektif (affective), dan komponen-komponen yang berkaitan
dengan perilaku (behavioral components).
4) Behavioral Intention to Use (ITU)
Behavioral Intention to Use adalah kecenderungan perilaku untuk
tetap menggunakan suatu teknologi.
34
Tingkat penggunaan sebuah teknologi komputer pada seseorang
dapat diprediksi dari sikap perhatiannya terhadap teknologi
tersebut,misalnya keinginan menambah
peripheral pendukung,
motivasi untuk tetap menggunakan, serta keinginan untuk
memotivasi pengguna lain. Peneliti selanjutnya menyatakan bahwa
sikap perhatian untuk menggunakan adalah prediksi yang baik
untuk mengetahui Actual Usage.
5) Actual system Usage (ASU)
Actual System Usage adalah kondisi nyata penggunaan sistem.
Dikonsepkan dalam bentuk pengukuran terhadap frekuensi dan
durasi waktu penggunaan teknologi. Seseorang akan puas
menggunakan sistem jika mereka meyakini bahwa sistem tersebut
mudah digunakan dan akan meningkatkan produktifitas mereka,
yang tercermin dari kondisi nyata penggunaan.
2.1.6
Penggunaan Layanan Jaringan Sosial
Layanan jaringan sosial (id.wikipedia.org) adalah layanan dalam jaringan,
platform, atau situs yang bertujuan memfasilitasi pembangunan jaringan sosial
atau hubungan sosial di antara orang-orang yang memiliki ketertarikan, aktivitas,
latar belakang, atau hubungan dunia nyata yang sama. Suatu layanan jejaring
sosial terdiri dari perwakilan masing-masing pengguna (biasanya berupa profil),
hubungan sosialnya, dan berbagai layanan tambahan. Kebanyakan layanan ini
berbasis web dan penggunanya berinteraksi melalui Internet, seperti surat
35
elektronik dan pesan instan. Layanan komunitas dalam jaringan kadang dianggap
sebagai layanan jaringan sosial, meski dalam artian yang lebih luas layanan
jejaring sosial bersifat terpusat pada individu, sementara layanan komunitas
daring bersifat terpusat pada grup. Situs-situs jaringan sosial memungkinkan
pengguna berbagi ide, aktivitas, acara, dan ketertarikan di dalam jaringan
individunya masing-masing.
Berikut beberapa dimensi tentang penggunaan layanan jaringan sosial
meliputi:
a) Informasi (information utility)
b) Kesenangan (leisure / fun activities)
c) Komunikasi (communication)
d) Transaksi (transactions)
Beberapa indikator penggunaan layanan jaringan sosial meliputi:
a) Memperoleh informasi atau berita online
b) Online untuk alasan yang tidak istimewa, hanya untuk kesenangan
atau untuk menghabiskan waktu
c) Mengirim atau menerima pesan, misalnya Email
d) Membeli produk secara online, misalnya buku, musik, mainan,
atau pakaian
Berikut kelebihan dan kelemahan dari layanan jaringan sosial :
1) Kelebihan
Keberadaan situs jaringan sosial ini memudahkan kita untuk
berinteraksi dengan mudah dengan orang-orang dari seluruh belahan
36
dunia dengan biaya yang lebih murah dibandingkan menggunakan
telepon. Selain itu, dengan adanya situs jaringan sosial, penyebaran
informasi dapat berlangsung secara cepat.
2) Kelemahan
Kemunculan situs jaringan sosial ini menyebabkan interaksi
interpersonal secara tatap muka (face-to-face) cenderung menurun.
Orang lebih memilih untuk menggunakan situs jejaring sosial karena
lebih praktis. Di lain pihak, kemunculan situs jejaring sosial ini
membuat anak muda tidak dapat tidak mengakses internet. Dalam
kadar yang berlebihan, situs jejaring sosial ini secara tidak langsung
membawa dampak negatif, seperti kecanduan (addiksi) yang
berlebihan dan terganggunya privasi seseorang.
2.2
Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu adalah telaah pustaka yang berasal dari penelitian-
penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Dalam penelitian terdahulu ini
diuraikan secara sistematis mengenai hasil-hasil penelitian yang didapat oleh
peneliti terdahulu dan berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Pada
bagian ini dijelaskan tentang objek yang diteliti oleh peneliti terdahulu, model
yang digunakan, hasil penelitian, serta hubungan antara penelitian yang dilakukan
ini dengan peenelitian terdahulu. Fakta-fakta atau data yang dikemukakan diambil
dari sumber aslinya.
37
Penelitian-penelitian terdahulu yang digunakan sebagai acuan telaah
pustaka penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
Nama
Penelitian
Judul Penelitian
Model
Penelitian
1
Patricio R, F.
Javier Rondan
dan
Jorge
Arenas (2013)
Exploration of The Factors
That Affect The Adoption
of
Social
Networking
Service by Generation Y in
Chile
Regresi
Linear
Berganda
2
Anis
Fakhrunnisa,
Endang Siti
Astuti
dan
Heru Susilo
(2011)
Pengaruh
Persepsi
Kemanfaatan dan Sikap
Pengguna terhadap Minat
Menggunakan
Internet
(Studi
Pada
Tenaga
Kependidikan di Fakultas
Ilmu
Administrasi
Universitas
Brawijaya
Malang)
Regresi
Linear
Berganda
3
Andyka
Rakhmad
(2012)
Pengaruh
Persepsi
Kemudahan dan Persepsi
Kemanfaatan
terhadap
Penggunaan
Youtube
dengan Pendekatan TAM
Regresi
Linear
Berganda
Hasil Penelitian
 Firstly, a version of TAM model
to explain the adoption of SNS
by Generation Y has been
successfully used, including
dimensions that are more focused
on the social interactivity of SNS.
 Secondly, the finding of a strong
and significant relationship in
members of Generation Y
between
telepresence
and
perceived usefulness of SNS is
remarkable.
This
can
be
interpreted
as:
the
more
interactivity and media richness,
the more users’ perception of
utility.
 Thirdly, a significant relationship
between social identity and
perceived usefulness was found,
indicating
an
attitudinal
characteristic of Generation Y to
use Web 2.0. If members of
Generation Y conceive the use of
SNS as a way of belonging to a
community where people are
motivated to interact socially
with others, they will show a
higher perception of usefulness
of its technology.
Hasil penelitian menunjukan bahwa
variabel persepsi kemanfaatan
penggunaan
internet
(X1)
berpengaruh positif terhadap minat
penggunaan internet (Y) ini
dibuktikan
dengan
besarnya
koefisien path sebesar 0,818.
Tenaga
kependidikan
sebagai
responden selalau mendahulukan
aspek
kemanfaataan
dalam
memotivasi dirinya untuk tetap
menggunakan internet.
Pengaruh
variabel
persepsi
kemanfaatan
(Y1)
terhadap
penggunaan sesungguhnya (Y4).
Dari hasil perhitungan secara
parsial
variabel
persepsi
kemanfaatan (Y1) mempunyai
pengaruh
yang
positif
dan
Hubungan
dengan
Penelitian
Penelitian ini
sama-sama
mengeksplora
si pengaruh
telepresence
terhadap
layanan
jaringan sosial
Penelitian ini
sama-sama
mengeksplora
si pengaruh
persepsi
kemanfaatan
terhadap
minat
menggunakan
internet
Penelitian ini
sama-sama
mengeksplora
si pengaruh
persepsi
kemanfaatan
terhadap
38
signifikan terhadap penggunaan
sesungguhnya (Y4) pada tingkat
kesalahan 0,05 (α=5%) apabila
variabel lain diasumsikan konstan.
Hal ini dapat dibuktikan dengan
besarnya koefisien path sebesar
0,308 dengan nilai probabilitas t
sebesar 0,004 (0,004 < 0,05) maka
secara parsial variabel persepsi
kemanfaatan (Y1) berpengaruh
signifikan terhadap penggunaan
sesungguhnya (Y4).
No
Nama
Penelitian
Judul Penelitian
Model
Penelitian
Hasil Penelitian
4
Darto
Supriyadi
(2008)
Pengaruh
Persepsi
Kemudahan,
Persepsi
Kemanfaatan, Kecemasan,
sikap dan Penggunaan
Komputer terhadap Kinerja
dan
Kepuasan
Kerja
Akuntan Pendidik (Studi
Empiris pada Perguruan
Tinggi di Indonesia)
Regresi
Linear
Berganda
Hasil penelitian menunjukan bahwa
variabel persepsi kemanfaatan atas
computer memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap penerimaan
penggunaan computer dan memiliki
pengaruh yang mendorong perilaku
untuk menggunakan computer.
5
Sauca Ananda
(2010)
Analisis Pengaruh Persepsi
Kemanfaatan,
Persepsi
Kemudahan Penggunaan,
Kenyamanan, Kepercayaan
dan Ketersediaan Fitur
terhadap
Minat
untuk
Menggunakan Klik BCA
Regresi
Linear
Berganda
Hasil
penelitian
menunjukan:
persepsi kemanfaatan berpengaruh
signifikan positif terhadap minat
untuk menggunakan (intention to
use),
sedangkan
kenyamanan
(convenience), kepercayaan (trust),
dan ketersediaan fitur (feature
avaiability)
masing-masing
berpengaruh signifikan positif
terhadap minat untuk menggunakan
minat
menggunakan
internet
Hubungan
dengan
Penelitian
Penelitian ini
sama-sama
mengeksplora
si pengaruh
persepsi
kemanfaatan
terhadap
minat
menggunakan
internet
Penelitian ini
sama-sama
mengeksplora
si pengaruh
persepsi
kemanfaatan
terhadap
minat
menggunakan
internet
(Sumber : Patricio R, F. Javier Rondan dan Jorge Arenas (2013), Anis Fakhrunnisa,
Endang Siti Astuti dan Heru Susilo (2011), Andyka Rakhmad (2012), Darto Supriyadi
(2008), Sauca Ananda (2010))
2.3
Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kajian pustaka yang telah diuraikan, maka sebuah model
untuk penelitian ini yang nampak pada gambar 2.1. Model tersebut terdiri dari
tiga variabel diantaranya telepresence, persepsi kemanfaatan, dan penggunaan
layanan jaringan sosial.
39
Telepresence
(X1)
H1
Penggunaan
Layanan Jaringan
Sosial
(Y)
H1
Persepsi
Kemanfaatan
(X2)
H2
H2
H3
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Teoritis
2.4
Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu proporsi atau anggapan yang mungkin benar
dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan dan pemecahan
masalah ataupun untuk dasar penelitian lebih lanjut. Hipotesis dalam penelitian ini
dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Hipotesis 1
Telepresence berpengaruh positif terhadap penggunaan layanan jaringan
sosial pada skype.
b. Hipotesis 2
Persepsi kemanfaatan berpengaruh positif terhadap penggunaan layanan
jaringan sosial pada skype.
40
c. Hipotesis 3
Telepresence dan persepsi kemanfaatan berpengaruh positif terhadap
penggunaan layanan jaringan sosial pada skype.
Download