1 I. PENGAMATAN UNSUR-UNSUR CUACA SECARA MANUAL A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari iklim, dan merupakan sebuah cabang dari ilmu atmosfer. Klimatologi sering kali disamakan dengan meteorologi. Namun sejatinya klimatologi dan meteorologi berbeda. Meteorologi mempelajari cuaca jangka pendek yang berakhir sampai beberapa minggu, sedangkan klimatologi mempelajari frekuensi dimana sistem cuaca ini terjadi. Klimatologi tidak mempelajari fenomena atmosfer secara tepat (misalnya pembentukan awan, curah hujan, dan petir), tetapi mempelajari kejadian rata-rata selama beberapa tahun sampai millenia, dan juga perubahan dalam pola cuaca jangka panjang, dalam hubungannya dengan kondisi atmosfer. Iklim dalam pengertian sempit biasanya didefinisikan sebagai “ cuaca rata-rata”, atau lebih jelas lagi sebagai penggambaran statistik dalam rata-rata dan variabilitas dari kuantitas yang relevan selama satu perioda waktu berkisar dari bulanan sampai ribuan tahun. Kuantitas ini seringnya berupa variabel permukaan seperti temperatur, curah hujan, dan angin. Perioda klasiknya adalah 3 dekade, seperti yang didefinisikan oleh Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization atau WMO). Menurun ataupun meningkatnya hasil produksi pertanian sangat dipengaruhi oleh cuaca dan iklim. Walaupun kondisi suatu lahan pertanian subur dan dirawat dengan perawatan maksimal, namun jika iklim dan cuacanya buruk maka hasil produksi juga tidak akan normal bahkan cenderung gagal. Masa bercocok tanam juga dipengaruhi oleh maju mundurnya musim, baik musim kemarau maupun musim hujan. 1 2 2. Tujuan Praktikum Acara pengamatan unsur cuaca ini dilaksanakan dengan tujuan: a. Mengetahui unsur cuaca menggunakan alat-alat manual b. Mengetahui macam alat pengukur unsur cuaca dan cara penggunaannya. 3. Waktu dan Tempat Praktikum Praktikum Agroklimatologi acara pengamatan unsur-unsur cuaca dan alatnya ini dilaksanakan pada tanggal 3 November 2013 pukul 09.00 WIB. Bertempat di Stasiun Klimatologi, Desa Sukosari, Kecamatan Jumantono, Karanganyar. 3 B. Tinjauan Pustaka 1. Radiasi Surya Radiasi Surya adalah Sumber utama dari energi atmosfer, penyebarannya diseluruh permukaan bumi merupakan pengendali terhadap cuaca dan iklim. Radiasi surya merupakan gelombang elektromagnetik, berasal dari proses fusi nuklir yang mengubah hidrogen menjadi helium. Radiasi yang dipancarkan berupa gelombang elektromagnetik sebesar 75.3 juta watt/ m2. Jarak rata surya- bumi 150 juta km, radiasi yang mencapai puncak atmosfer 1360W/m2. 50% energinya sampai ke permukaan bumi, 30%nya dipantulkan kembali ke angkasa.( Wahyu 2010) Radiasi surya terdiri dari spectra ultraviolet (panjang gelombang kurang dari 0,38 mikron) yang berpengaruh merusak karena daya bakarnya sangat tinggi, spectra Photosynthetically Active Radiation (PAR) yang berperan membangkitan proses fotosintesis dan spectra inframerah (lebih dari 0,74 mikron) yang merupakan pengatur suhu udara. Spectra radiasi PAR dapat dirinci lebih lanjut menjadi pita-pita spectrum yang masing-masing memiliki karakteristik tertentu. Ternyata spectrum biru memberikan sumbangan yang paling potensial dalam fotosintesis (Kartasapoetra 2004). Penerimaan radiasi surya di permukaan bumi sangat bervariasi menurut tempat dan waktu. Menurut tempat disebabkan oleh perbedaan letak lintang serta keadaan atmosfer terutama awan. Menurut waktu, perbedaan radiasi terjadi dalam sehari (dari pagi sampai sore) maupun secara musiman (dari hari ke hari) (TT. Glen & HH. Lyle 2008). Radiasi matahari yang sampai di permukaan bumi terdiri dari tiga komponen, yaitu langsung, baur dan global. Radiasi global merupakan gabungan langsung dan baur. Radiasi langsung dapat pula dibagi dua bentuk yaitu radiasi langsung normal dan horizontal. Radiasi langsung normal dan horizontal digunakan bila memperkirakan radiasi pada permukaan datar, miring dan tegak. Permukaan miring meliputi lereng 4 bukit/gunung (pertanian dan perkebunan), plat penadah miring (pengeringan, rumah kaca, pemanas air surya, panel sel surya, atap rumah dll). Radisi pada permukaan tegak bangunan (dinding). Radiasi pada permukaan datar di pertanian dan perikanan (penguapan di hamparan sawah, bentangan kolam dan bendungan dll). Untuk memperkirakan radiasi pada permukaan miring dan tegak, sudut kemiringan dan orientasi permukaan merupakan faktor penentu (Lizenhs 2010). 2. Tekanan Udara Tekanan udara merupakan tenaga yang bekerja untuk menggerakkan massa udara dalam setiap satuan luas tertentu. Diukur dengan menggunakan barometer. Satuan tekanan udara adalah milibar (mb). Garis yang menghubungkan tempat-tempat yang sama tekanan udaranya disebut sebagai isobar. Tekanan udara secara horizontal yaitu variasi tekanan udara dipengaruhi suhu udara, bahwa daerah yang suhu udaranya tinggi akan bertekanan rendah dan daerah yang bersuhu udara rendah tekanannya tinggi. Pola penyebaran tekanan udara horizontal dipengaruhi lintang tempat, penyebaran daratan dan lautan, dan pergeseran posisi matahari tahunan (Ridwar 2006). Makin tinggi tempat dari permukaan air laut (latitude) maka tekanan udara makin menurun. Hal ini disebabkan karena gradien tekanan udara vertikal (gradient vertikal). Gradien vertikal ini tidak selalu tetap, sebab kerapatan udara dipengaruhi oleh faktor suhu kadar uap air di udara dan gravitasi (Wuryatno 2000). Tekanan udara adalah berat udara pada permukaan bumi sampai pada daerah seluas 1 cm2, temperatur 00C, pada ketinggian 0 meter, dan pada garis lintang 450C. Tekanan udara tersebut besarnya 76 cm tar yang disebut tekanan 1 atmosfer. Tekanan udara pada permukaan bumi besarnya bervariasi, yaitu antara 990 sampai 1038 milibar. Yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: 1.Penyebaran suhu udara (karena pergeseran letak matahari). 2.Lattitude (jarak lintang dari katulistiwa). 5 3.Penyebaran lautan dan daratan (Wuryatno 2000). Faktor-faktor yang mempengaruhi sebaran tekanan udara antara lain lintang bumi, lautan dan daratan untuk menggambarkan tekanan udara suatu daerah, ditarik garis-garis isobar. Garis ini menggambarkan sebaran tekanan udara pada suatu pereode tertentu. Tekanan udara selalu turun dengan naiknya ketinggian (Hasan 2007). 3. Suhu Tanah dan Suhu Udara Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut. Secara kualitatif, kita dapat mengetahui bahwa suhu adalah sensasi dingin atau hangatnya sebuah benda yang dirasakan ketika menyentuhnya. Secara kuantitatif, kita dapat mengetahuinya dengan menggunakan termometer. Suhu dapat diukur dengan menggunakan termometer yang berisi air raksa atau alkohol. Kata termometer ini diambil dari dua kata yaitu thermo yang artinya panas dan meter yang artinya mengukur.(Sina 2013) Suhu dan kelembaban udara ini sangat erat hubungannya, karena jika kelembaban udara berubah, maka suhu juga akan berubah. Saat musim penghujan suhu udara rendah, kelembaban tinggi, memungkinkan tumbuhnya jamur pada kertas, atau kertas menjadi bergelombang karena naik turunnya suhu udara (Soewandi 2005). 4. Kelembaban Tanah dan Kelembaban Udara Kelembaban udara dan tanah sangat berpengaruh dalam proses pertumbuhan. Kelembaban udara mempengaruhi proses penguapan air yang berkaitan dengan penyerapan unsur hara. Bila kelembaban udara 6 rendah, penguapan akan besar sehingga penyerapan unsur hara pun makin banyak. Hal ini dapat memacu pertumbuhan. Kelembaban tanah tergantung pada kandungan zat-zat organik di dalamnya. Makin tinggi kandungan bahan organik dalam tanah, makin banyak pula jumlah air yang dapat diikat. Hal tersebut dapat mengurangi kepadatan struktur tanah sehingga porositas dan sirkulasi menjadi lebih baik. Beberapa tumbuhan yang berkembang biak secara generatif, kelembaban lebih rendah sehingga tumbuhan tersebut berbunga pada awal musim kemarau (Oxlay 2011). Kelembaban udara ditentukan oleh jumlah uaap air yang terkandung di dalam udara. Total massa uap air per satuan volume udara disebut sebagai kelembaban absolute (absolute humidity, umumnya dinyatakan dalam satuan kg/m3). Perbandingan antara massa uap air dengan massa udara lembab dalam satuan volume udara tertentu disebut sebagai kelembaban spesifik (specific humidity, umunya dinyatakan dalam satuan g/kg). Massa udara lembab adalah total massa dari seluruh gas-gas atmosfer yang terkandung, termasuk uap air; jika massa uap air tidak diikutkan, maka disebut sebagai massa udara kering (dry air) (Benyamin 2002). 5. Curah Hujan Hujan merupakan sumber air yang mengisi pori-pori dan celahcelah di dalam tanah dan cekungan yang ada di permukaan bumi, yang ada pada akhirnya merupakan sumber air bagi kehidupan di atas bumi baik bagi manusia, hewan maupun tanaman. Lengas tanah merupakan air yang tersedia langsung dari kehidupan tanaman, sedang air tanah secara tidak langsung lengas yang penting peranannya bagi kehidupan tanaman adalah lengas kapiler. Lengas gravitasi walaupun dapat digunakan oleh tanaman tapi karena cepat meninggalkan mintakat (zone) perakaran, bagi tanaman dapat kurang berperan bahkan apabila terlalu lama menggenang merugikan tanaman tersebut (Marjuki 2006). 7 Hujan merupakan suatu bentuk presipitasi, atau turunan cairan dari angkasa, seperti salju, hujan es, embun, dan kabut. Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi, sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering, sejenis presipitasi yang dikenali sebagai virga (Anton 2009). 6. Angin Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara (tekanan tinggi ke tekanan rendah) di sekitarnya. Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya berkurang. Udara dingin disekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Diatas tanah udara menjadi penas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamanakan konveksi (Bayu 2010). Kecepatan dan arah angin masing-masing diukur dengan anemometer dan penunjuk arah angin. Anemometer yang lazim adalah anemometer cawan yang terbentuk dari lingkaran kecil sebanyak tiga (kadang-kadang empat) cawan yang berputar mengitari sumbu tegak. Kecepatan putaran mengukur kecepatan angin dan jumlah seluruh perputaran mengitari sumbu itu memberi ukuran berapa jangkau angin, jarak tempuh kantung tertentu udara dalam waktu yang ditetapkan (Foth 2007). Angin yang besar kekuatannya makin sulit berbelok arah. Rotasi bumi, dengan bentuk bumi yang bulat, menyebabkan pembelokan arah angin. Pembelokan angin di ekuator sama dengan 0 (nol). Makin ke arah kutub pembelokannya makin besar. Pembelokan angin yang mencapai 900 sehingga sejajar dengan garis isobar disebut angin geotropik. Hal ini banyak terjadi di daerah beriklim sedang di atas samudra. Kekuatan yang menahan dapat membelokan arah angin. Sebagai contoh, pada saat melalui 8 gunung, angin akan berbelok ke arah kiri, ke kanan atau ke atas (Usman 2004) 7. Evaporasi Evaporasi merupakan proses fisis perubahan cairan menjadi uap, hal ini terjadi apabila air cair berhubungan dengan atmosfer yang tidak jenuh, baik secara internal pada daun (transpirasi) maupun secara eksternal pada permukaan-permukaan yang basah. Suatu tajuk hutan yang lebat menaungi permukaan di bawahnya dari pengaruh radiasi matahari dan angin yang secara drastis akan mengurangi evaporasi pada tingkat yang lebih rendah. Transpirasi pada dasarnya merupakan salah satu proses evaporasi yang dikendalikan oleh proses fotosintesis pada permukaan daun (tajuk). Perkiraan evapotranspirasi adalah sangat penting dalam kajiankajian hidrometeorologi Laju evapotranspirasi (Suryatmojo 2006). dapat diestimasi dengan beberapa pendekatan atau diukur secara langsung. Pengukuran laju evapotranspirasi secara langsung adalah dengan menggunakan alat lisimeter yang mengukur evapotranspirasi berdasar pengurangan berat akibat menguapnya air dari silinder tanah dengan struktur yang tidak terganggu (undisturbed soil) yang bagian atasnya ditanami dengan tanaman. Sesuai dengan jenis vegetasinya yang akan dengan diukur berdasar data evapotranspirasi yang diukur dengan menggunakan panci evaporasi (Kartasapoetra 2004). 8. Awan Awan adalah gumpalan uap air yang terapung di atmosfir. Kelihatan seperti asap berwarna putih atau kelabu di langit. Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi titik-titik air, maka terbentuklah awan. Penguapan ini bisa bisa terjadi dengan dua cara : a. Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara karena air lebih cepat menguap. Udara panas yang sarat dengan air ini akan naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap itu 9 akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul titik air yang tak terhingga banyaknya. b. Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfir lembap. Udara makin lama akan menjadi semakin tepu dengan uap air . Berdasarkan morfologinya, awan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: (1) Awan Commulus yaitu awan yang bentuknya bergumpal-gumpal (bundarbundar) dan dasarnya horizontal. (2) Awan Stratus yaitu awan yang tipis dan tersebar luas sehingga dapat menutupi langit secara merata. Dalam arti khusus awan stratus adalah awan yang rendah dan luas. (3) Awan Cirrus yaitu awan yang berdiri sendiri yang halus dan berserat, berbentuk seperti bulu burung. Sering terdapat kristal es tapi tidak dapat menimbulkan hujan (Usman 2004). Jika udara naik ke atmosfir yang lebih tinggi, udara tersebut akan mengembang dan mendingin. Seterusnya, udara tersebut makin mendingin dan tidak dapat lebih lama lagi menampung uap air. Beberapa uap air berkondensasi pada partikel-partikel di atmosfir dan terbentuklah titik air. Titik-titik ini mengambang (melayang-layang) di udara. Gerakan udara ke atas (atau aliran udara) akan menahan turunnya titik-titik air tersebut. Dan jutaan butir-butiran air yang melayang-layang tersebut satu dengan lainnya akan membentuk awan. Di daerah tropis awan maksimum pada musim panas dan sesuai dengan curah hujan maksimum. Di daerah pantai barat subtropis awan dan curah hujan maksimum pada musim dingin. Di daerah pedalaman benua variasi awan tahunan berlawanan dengan curah hujan tahunan. Pada musim panas curah hujan maksimum, tetapi awan minimum karena pada musim panas awan cumulus yang bersifat local, sedang pada musim dingin awan strato meliputi daerah yang luas (Wuryatno, dkk 2000). 10 C. Hasil Pengamatan 1. Radiasi Surya Gambar 1.1 Sunshine Recorder tipe Campbell Stokes a. Bagian-bagian Utama 1) Mangkok Logam 2) Kertas Pias 3) Bola Kaca b. Prinsip Kerja 1) Memasang kertas pias pada tempat yang telah disediakan. Kertas pias akan terbakar jika ada sinar matahari yang jatuh bola, bola kaca disini berfungsi memfokuskan sinar yang jatuh diatasnya sehingga dapat membakar kertas pias yang berada di bawahnya. 2) Menghitung persentase kertas pias yang terbakar 3) Menggambar kertas pias yang telah digunakan 4) Menentukan lama penyinaran matahari dalam satu hari tersebut. Tabel 1.1 Pengamatan dengan Sunshine Recorder tipe Campbell Stokes 11 Jam Lama kertas pias Prosentase terbakar (menit) 06.00-08.00 55 45% 09.00 50 83% 10.00 45 75% 11.00 20 30% 12.00 30 50% 13.00 30 50% 14.00 10 17% Total 4 jam 2. Tekanan Udara Gambar 1.2. Barometer a. Bagian-bagian Utama 1) Jarum penunjuk 2) Skala 3) Sangkar b. Prinsip Kerja 1) Membaca angka yang berada pada barometer, yang dibaca adalah angka yang berbeda di baris kedua dari pinggir, yang paling dalam (berwarna merah). 12 2) Melakukan pengamatan tiap 20 menit sekali dan menekap untuk satu hari tersebut. 3. Suhu Tanah dan Suhu Udara Suhu Udara Gambar 1.3 Termometer maximum dan minumum a. Bagian-bagian Utama 1) Skala 2) Sangkar b. Prinsip Kerja 1) Suhu udara terendah dalam suatu periode tertentu (thermometer minimum) dapat diketahui dengan membaca angka pada skala yang bertepatan dengan ujung kanan petunjuk 2) Suhu udara tertinggi dalam suatu periode tertentu (thermometer maksimum) dapat diketahui dengan membaca angka pada skala yang bertepatan dengan air raksa 13 Gambar 1.4 Termometer Maximum dan Minimum Tipe Six a. b. Bagian-bagian Utama : 1) Skala 2) Sangkar Prinsip Kerja : 1) Membaca angka pada skala yang bertepatan dengan ujung kanan penunjuk. 2) Membaca angka pada skala yang bertepatan dengan air raksa. Termohighograf Gambar 1.5 Termohigograf a. Bagian-bagian Utama : 1) Kertas grafik 14 2) Sangkar b. Prinsip Kerja : 1) Siapkan alat Thermohygrograph, pasang kertas pias pada drum. 2) Setel alat pada posisi mingguan, pasang drum kembali dan letakkan pada tempat yang akan di monitor. 3) Lakukan inspeksi setiap hari mengenai jalannya alat, seperti tinta recorder, dan timer yang sudah di setting. 4) Setelah satu minggu, lakukan pelepasan kertas pias, dan lakukan pengamatan terhadap data yang telah diperoleh. 5) Pasang kertas pias yang baru, letakkan alat pada tempat yang berbeda, lakukan prosedur serupa. 6) Lakukan pembacaan data yang diperoleh dan carilah kapan terjadi suhu tertinggi, suhu terendah, RH tertinggi, RH terendah. Suhu Tanah Gambar 1.6 Thermometer tanah bengkok a. Bagian-bagian Utama 1) Termometer 2) Pagar b. Prinsip Kerja 15 Untuk mengetahui suhu tanah (termometer tanah bengkok) dapat dilakukan dengan mengamati angka pada skala yang bertepatan dengan air raksa pada setiap kedalaman tanah. 4. Kelembaban Udara Gambar 1.7 Termohigrograf a. Bagian-bagian Utama 1) Kertas grafik 2) Sangkar b. Prinsip Kerja Membaca skala pada termohigrograf. Skala bagian atas untuk suhu udara dan skala bagian bawah untuk kelembapan udara. 5. Curah Hujan 1. Ombrometer 16 Gambar 1.8 Ombrometer a. Bagian-bagian Utama 1) Corong 2) Tabung 3) Kran b. Prinsip Kerja 1) Air hujan masuk ke dalam tabung atau penampung 2) Pengamatan dilakukan 24 jam sekali 3) Membuka kran pada Ombrometer 4) Menampung air hujan pada gelas ukur 5) Membaca berapa tinggi air hujan tersebut 17 2) Ombrograf Gambar 1.9 Ombrograf a. Bagian-bagian Utama 1) Corong 2) Tabung 3) Kertas gulung berskala` 4) Pena pencatat 5) Pelampung b. Prinsip Kerja 1) Air hujan masuk ke dalam tabung atau penampung 2) Permukaan air naik dan mendorong pelampung dimana sumbunya bertepatan dengan sumbu pena. 3) Tangkai pena bertinta ikt naik dan memberi bekas garis pada kertas berskala 4) Bergeraknya kertas searah putaran jarum jam dan sesuai dengan waktu yang ada. 18 6. Angin Gambar 1.10 Wind vane a. Bagian-bagian Utama 1) Tiang 2) Mata angin 3) Vane 4) Sudut 5) Papan b. Prinsip Kerja Melihat posisi vane yang menunjukkan arah angin, kemudian mencatat arah angin pada waktu itu. 19 Gambar 1.11 Anemometer a. Bagian-bagian Utama 1) Mangkok penangkap angin 2) Tiang 3) Skala b. Prinsip Kerja Membaca skala yang tertera pada anemometer 7. Evaporasi Gambar 1.12 Panci Evaporimeter a. Bagian-bagian Utama 1) Panci 2) Termometer 3) Still well Cylinder 4) Kayu 20 b. Prinsip Kerja Membaca skala yang tertera pada alat evaporimeter. 8. Awan Gambar 1.13 Awan Strato Cumulus a. Bagian-bagian Utama Tidak alat secara khusus untuk mengamati awan hanya diamati secara langsung b. Prinsip Kerja Mengamati awan beserta ciri-cirinya kemudian memberikan nama sesuai dengan famili awan tersebut dan ketinggiannya 21 D. Pembahasan 1. Radiasi Surya Pengamatan radiasi surya meliputi lama penyinaran dan intensitas radiasi. Lama penyinaran adalah lamanya surya bersinar cerah sampai di permukaan bumi dalam satu hari. Satuan lama penyinaran adalah jam/hari. Alat yang digunakan untuk mengukur lamanya penyinaran adalah Sunshine Recorder tipe Campbell Stokes. Pada sunshine recorder ini, kertas pias akan terbakar karena sinar matahari yang difokuskan oleh bola kaca pada alat tersebut. Semakin besar intensitas penyinaran, maka kertas pias akan banyak terbakar. Kertas pias akan terbakar jika ada sinar matahari yang jatuh ke bola, bola kaca di sini berfungsi memfokuskan sinar yang jatuh di atasnya sehingga dapat membakar kertas yang berada di bawahnya. Kertas Pias yang terbakar tidak mengeluarkan asap dan tidak memunculkan api, sehingga pembakarannya tidak memyebar. Pada mangkok logam terdapat tiga slot tempat peletakkan kertas pias. Ini menyesuaikan dengan belahan bumi yang dipasang alat ini. Pada sunshine recorder ini peletakannya sudah paten dari BMKG yaitu sebesar 27˚. Hal ini menyesuaikan dengan arah sudut datangnya matahari dan besarnya garis lintang. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada pukul 06.00-08.00 kertas pias terbakar selama 55 menit dengan prosentase 45%. Pukul 09.00kertas pias terbakar selama 50 menit dengan prosentase 83%. Pukul 10.00 kertas pias terbakar selama 45 menit dengan prosentase 75%. Pukul 11.00 kertas pias terbakar selama 20 menit dengan prosentase 30%. Pukul 12.00 kertas pias terbakar selama 30 menit dengan prosentase 50%. Pukul 13.00 kertas pias terbakar selama 30 menit dengan prosentase 50%. Pukul 14.00 kertas pias terbakar selama 10 menit dengan prosentase 17%. Prosentase tertinggi yaitu 83% pada pukul 09.00 lama kertas pias terbakar 50 menit. Sedangkan untu prosentase yang terendah yaitu 17% pada pukul 14.00 lama kertas pias terbakar 10 menit. 22 Faktor-faktor yang mempengaruhi radiasi surya adalah jarak bumi dari surya, intensitas radiasi surya dan lama hari. Pada bidang pertanian alat ini dibutuhkan untuk mengetahui lama penyinaran yang sangat dibutuhkan tanaman untuk berfotosintesis. Serta untuk menyesuaikan jenis tanaman yang cocok untuk ditanam pada suatu tempat dengan lama penyinaran tertentu. 2. Tekanan Udara Tekanan udara merupakan tekanan yang diberikan oleh udara karena geraknya tiap 1 cm2 bidang mendatar dari permukaan bumi sampai batas atmosfer. Satuan yang digunakan adalah 1 atm = 76cmHg = 760 mmHg. Tekanan udara makin berkurang dengan penambahan tinggi tempat. Sebagai ketentuan, setiap naik 300 m tekanan udara akan turun 1/30 x. Tekanan udara mengalir dari tempat bertekanan tinggi ke rendah (dapat secara horizontal atau vertikal). Tekanan udara bersifat variatif menyesuaikan ketinggian suatu tempat. Semakin tinggi suatu tempat maka tekanan udara pada daerah tersebut akan meningkat pula. Selain itu besarnya tekanan udara juga dipengaruhi oleh suhu udara. Alat yang digunakan untuk mengukur besarnya tekanan udara adalah barometer. Tinggi angka yang ditunjukkan oleh barometer selain ditunjukkan oleh tekanan udara pada saat itu juga dipengaruhi oleh altitude (tinggi tempat), latitud (garis lintang), gravitasi, serta suhu udara. Hal ini disebabkan karena gradien tekanan udara vertikal yang tidak selalu tetap karena kerapatan udara dipengaruhi oleh faktorfaktor suhu, kadar uap iar di udara dan gravitasi. Pengaruh letak lintang terhadap tekanan udara yaitu akibat adanya gaya gravitasi yang terkecil di khatulistiwa dan terbesar di kutub yang menyebabkan tekanan udara disekitar garis khatulistiwa cenderung lebih tinggi dibandingkan di kutub. Kemudian pengaruh suhu atau temperatur dalam pengukuran tekanan udara adalah apabila suhunya naik, akan mengembang dan apabila suhunya turun air raksa cenderung menyusut, 23 karena itu pengukuran tekanan udara di daerah tropis cenderung lebih tinggi. Prinsip kerja alat ini adalah barometer diletakkan menempel pada dinding. Pada Barometer terdapat 2 penunjuk skala. Bagian dalam berwarna merah, dan yang di luar berwarna hitam. Pembacaan dilakukan di baris kedua dari pinggir, yang paling dalam (berwarna merah). Apabila ada tekanan udara, skala penunjuk akan bergerak sesuai dengan besarnya tekanan udara(searah jarum jam). Alat ini juga berungsi di bidang pertanian karena dengan alat ini kita dapat mengetahui tanaman apa yang cocok ditanaman pada lokasi tersebut sesuai dengan kriteria tekanan udara daerah tersebut. 3. Suhu Tanah dan Suhu Udara Dalam percobaan yang dilakukan pada waktu praktikum dilakukan dua kali pengukuran yaitu suhu tanah dan suhu udara. Masing-masing suhu ini berpengaruh terhadap besarnya vegetasi tanaman. Suhu udara pada sangkar satu pengukurannya dengan menggunakan termometer bola basah dan bola kering. Sedangkan untuk mengukur suhu tanah dapat digunakan termometer tabah bengkok pada setiap kedalaman tanah tertentu. Pengukuran pada praktikum kali ini dilakukan pada kedalaman 0 cm, 2 cm, 5 cm, 10 cm, 50 cm dan 100 cm. Hubungan antara suhu tanah dengan kedalaman suatu tanah yaitu, semakin besar kedalamannya maka suhunya semakin kecil. Suhu tanah sangat berperan penting bagi kelangsungan hidup tumbuhan oleh aktivitas perakaran. Semakin besar kedalamannya maka suhu akan semakin rendah. Pengaruh suhu tanah pada tanaman yaitu perkecambahan biji, pada aktivitas mikroorganisme, dan perkembangan penyakit tanaman. Faktor pengaruh suhu tanah yaitu faktor eksternal (radiasi matahari, keawanan, curah hujan, angin dan kelembapan udara) dan internal (tekstur tanah, struktur dan kadar air tanah, kandungan bahan organik dan warna tanah). 24 Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu permukaan bumi antara lain, jumlah radiasi yang diterima, pengaruh daratan dan lautan, pengaruh ketinggian tempat, pengaruh angin secara tidak langsung, misalnya angin yang membawa panas dari sumbernya secara horizontal, enutup tanah , dan tipe tanah. Prinsip kerja termometer suhu adalah dengan cara membaca skala yang ada pada termometer yang menunjukan besar kecilnya suhu yang ada, kecuali pada termometer bengkok diperlakukan dengan cara termometernya dimasukkan kedalam permukaan tanah. 4. Kelembaban Udara Kelembaban udara merupakan keadaan keseimbangan kandungan air dengan suhu didalam tanah yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Penentu utamanya adalah kandungan air dan suhu. Pengukuran kelembapan udara dengan menggunakan termohigrograf. Faktor yang mempengaruhi kelembapan antara lain tajuk tanaman, sinar matahari, curah hujan, suhu udara, dan tanah dan kandungan air. Peningkatan kelembaban dan suhu udara akan menggerakkan semacam pelampung di dalam alat ini yang kemudian akan menekan dari gerak pena yang akan menggoreskan pada skala yang menggambarkan seberapa besar kelembaban dan suhu udara yang terjadi. Dalam bidang pertanian kelembapan besar peranannya, antara lain jika kelembapan tinggi maka jamur dan penyulut tumbuh-tumbuhan akan menjadi subur yang dapat menyerang tanaman, serta akan mengakibatkan hasil sayur-sayuran dan buah-buahan akan cepat membusuk. Pada umumnya kelembapan akan berlawanan dengan suhu, kelembapan maksimum pada pagi hari dan minimum pada sore hari secara harian. 5. Curah Hujan Curah hujan adalah jumlah air hujan yang jatuh di permukaan tanah selama periode tertentu yang diukur dalam satuan tinggi di atas permukaan horizontal apabila tidak terjadi penghilangan oleh proses 25 evaporasi pengaliran dan peresapan dinyatakan sebagai tebal lapisan air yang ada di atas permukaan tanah rata seandainya tidak ada infiltrasi dan evaporasi, dengan satuan milimeter. Curah hujan 1 mm berarti banyaknya hujan yang jatuh di atas sebidang tanah seluas 1 m2 = 1mm x 1m2 = 0,01 dm x 100 dm2 = 1 dm3 = 1 liter. Hari hujan adalah suatu hari dimana terkumpul curah hujan 0,5 mm atau lebih. Alat yang diguanakan yaitu ombrograf dan ombrometer. Prinsip kerja ombrograf adalah curah hujan yang jatuh pada corong mengalir ke tabung penampung sehingga permukaan air naik dan mendorong pelampung dimana sumbunya bertepatan dengan sumbu pena. Tangkai pena bertinta akan ikut naik dan memberi berkas garis pada kertas berskala, bergeraknya kertas searah dengan jarum jam dan sesuai dengan waktu yang ada. Ombrometer dan Ombograf mempunyai kegunaan yang sama, yakni untuk mengukur besarnya curah hujan. Namun, perbedaan antara keduanya adalah pada ombrograf kita tinggal melihat skala yang tertera pada alat tersebut, sedangkan pada ombrometer sistem perhitungan yang digunakan masih memerlukan tenaga manusia (manual). Pengamatan terhadap besarnya curah hujan tidak dilakukan pada praktikum, hal ini dikarenakan pada saat pelaksanaan praktikum tidak turun hujan. Curah hujan diukur tiap hari dan dari data tersebut dapat dihitung curah hujan tiap bulan dan akhirnya curah hujan tahunan. Jika curah hujan terlalu besar akan menyebabkan tanaman roboh karena terlalu banyak air. 6. Angin Angin mempunyai arah dan kecepatan. Arah angin biasa dinyatakan dengan dari mana arah angin itu datang. Untuk menentukan arah angin digunakan alat penunjuk arah angin yang disebut wind vane. Posisi wind vane yang menunjukkan arah angin dapat dilihat dengan melihat posisi vane yang menunjukkan arah angin, kemudian mencatat arah angin pada waktu itu. 26 Kecepatan angin diukur dengan alat yang disebut anemometer. Cara mengetahui besarnya kecepatan angin dengan anemometer adalah dengan membaca skala yang tertera pada anemometer. Anemometer terdiri dari mangkuk penangkap angin dan panel digital untuk menafsirkan kecepatan angin pada saat itu. Mangkok yang berjumlah tiga tersebut jika ada angin akan berputar dan putaran itu diukur kecepatannya oleh komponen elektronika yang kemudian diterjemahkan ke dalam panel digital. Sedangkan wind vane terdiri dari plat besi ringan, penunjuk arah dan tongkat penunjuk arah standar utara, barat, selatan, dan timur. Ketika angin berhembus maka panel besi ringan akan segera bergerak, gerakan plat tersebut akan secara tegak lurus menyesuaikan dari mana angin berasal. Gerakan ini menyebabkan penunjuk arah angin juga menunjuk ke arah dari mana angin itu berasal, sehingga dapat diketahui arah angin pada waktu itu. Mengetahui besarnya kecepatan angin merupakan hal penting, karena dapat menentukan besarnya kehilangan air melalui proses evapotranspirasi dan mempengaruhi kajadian-kejadian hujan. Arah angin mengacu pada dari manakah angin itu bertiup dan dinyatakan dengan sudut kompas atau sebutan nama penjuru angin. Sudut 0o atau 360o menunjukkan arah utara, 90o menunjukkan timur, 180o arah selatan dan 270o arah barat. Pembagian arah angin selanjutnya dengan sebutan arah timur laut, tenggara, barat daya dan barat laut. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan angina antara lain, gradien barometer / gradient tekanan horizontal. Arah gradien tekanan tegak lurus arah isobar, makin besar gradien tekanan, makin besar atau cepat angin bertiup. Letak geografis atau latitude. Untuk gradien tekanan yang sama disekitar equator kecepatan angin lebih besar daripada yang jauh dari equator. Ketinggian tempat atau altitude. Untuk gradien yang sama, makin tinggi tempatnya kecepatan angina makin besar. 27 Angin akan bertiup pada suatu wilayah ke wilayah lain dengan membawa uap air yang dikandungnya. Pada wilayah-wilayah dimana angin bertiup berasal dari daerah gersang atau panas maka angin tersebut kurang mengandung uap air sehingga angin tersebut bersifat hangat. Akibatnya, wilayah atau daerah yang dilewati akan dipengaruhi oleh angin yang bersuhu tinggi dari tempat yang dilewati. Sebaliknya angin yang berasal dari daerah perairan banyak mengandung uap air sehingga akan mempengaruhi kandungan uap air pada daerah yang dilewatinya. 7. Evaporasi Evaporasi adalah penguapan air dari permukaan bumi ke atmosfer. Evaporasi tanah (Es) adalah penguapan air langsung dari tanah mineral. Nilai Es kecil dibawah tegakan hutan karena serasah dan tumbuhan menghalangi radiasi matahari mencapai permukaan tanah mineral hutan dan mencegah gerakan udara di atasnya. Es bertambah besar dengan makin berkurangnya tumbuhan dan jenis penutup tanah lainnya. Nilai evaporasi merupakan selisih tinggi permukaan dari dua kali pengukuran setelah nilai curah hujan diperhitungkan apabila pada waktu pengukuran terjadi hujan. Sehingga secara tidak langsung evaporimeter berhubungan dengan ombrometer. Perhitungan evaporasi (Eo) : a. Bila tidak terjadi hujan Eo = (P0-P1) mm b. Bila terjadi hujan Eo = (P0-P1) + x mm c. Bila hujan sangat lebat sehingga panci terisi air sampai tumpah atau meluap maka pengukuran penguapan tidak dapat dilakukan dan diberi tanda ’x’ pada angka pencatatan. Keterangan : Eo : Evaporasi P0 : tinggi permukaan air di awal periode P1 : tinggi permukaan air di akhir periode X : besarnya curah hujan 28 Pengukuran dilakukan pada permukaan air dalam keadaan tenang didalam tabung peredam riak (Still Well Cylinder). Still Well Cylinder merupakan silinder untuk mencegah terjadinya gelombang air pada ujung jarum atau batang pancing pengukur micrometer yang digunakan untuk mengukur tinggi permukaan air pada panci evaporimeter. Keuntungan penggunaan batang pancing berskala (mikrometer) ini adalah pengukuran dapat dilakukan lebih cepat dan mudah, dapat digeser turun atau naik dengan memutar sekrupnya. Batang pancing pengukur ini terletak menggantung ditabung peredam riak. Sebagai penunjuk tinggi permukaan air adalah ujung pancing yang dibuat runcing. Kelemahannya terkadang pengamat tidak mengembalikan tinggi permukaan air dengan cermat sesuai ketentuannya sehingga proses penguapan berlangsung pada volume air yang tidak tetap. 8. Awan Awan merupakan kumpulan titik-titik air yang melayang-layang tinggi di atmosfer. Terjadinya awan dapat disebabkan oleh adanya inti-inyi kondensasi yang banyak sekali pada ruang basah, adanya kenaikan tipe kelembapan relatif dapat disertai banyak inti kondensasi/sublimasi dan adanya pendinginan. Batang awan terbentuk sebagai akibat naiknya udara yang lebab ke atmosfer, yang mengalami proses kondensasi sehingga butir-butir air, kristal es atau gabungan semuanya yang melayang terlihat sebagai awan. Proses pembentukan dan perkembangan butir awan akibat dari dua proses yaitu proses dinamis dan fisis ( makrofis dan mikrofisis). Proses dinamis yaitu dengan adanya udara yang naik ke atas akan mengakibatkan penurunan suhu (kondensasi), udara tersebut naik karena adanya sistem arus angin yang konvergen, adanya paksaan karena mendapat rintangan dan konveksi dari pemanasan. Proses fisis terdiri dari makrofis dan mikrofis, makrofis seperti pada proses dinamis yang merupakan penyebab terangkatnya uap air dari permukaan oleh sirkulasi lokal. Mikrofosos dimulai dengan kondensasi 29 uap air, mula-mula mengalami pendinginan sehingga kapasitas uap air mengecil dan kelembapannya tinggi sehingga akan mengakibatkan kondensasi. Kondensasi merupakan proses utama dari pembentukan awan. Penggolongan awan adalah sebagai berikut : a. Famili awan tinggi (6-12 km) : cirus, cirro cimulus, ciro stratus b. Famili awan sedang (3-6 km dan 2-7 km) : alto cumulus dan alto stratus c. Famili awan rendah (0-3 km) : stratus, nimbo stratus, staro cumulus d. Famili awan tumbuh vertical : cumulus, cumulus nimbus dan nimbo stratus 30 E. Komprehensif Matahari adalah sumber energi bagi peristiwa-peristiwa yang terjadi di atmosfer (peritiwa cuaca). Energi yang sampai ke bumi dalam bentuk radiasi gelombang. Intensitas radiasi matahari semakin sore maka besarnya semakin berkurang. Hal ini diakibatkan karena faktor sudut datang matahari ke bumi yaitu apakah sudut datangnya vertikal atau miring terhadap permukaan tanah yang dipengaruhi oleh letak lintang, jarak bumi dan matahari yang semakin jauh (revolusi bumi) dan perputaran bumi pada porosnya. Besarnya intensitas radiasi juga dipengaruhi oleh banyaknya awan. Hal tersebut terjadi karena awan dapat menyerap dan memantulkan radiasi sinar matahari, maka apabila hari berawan dapat dipastikan intensitas radiasinya rendah karena sebagian radiasi itu dipantulkan dan diserap oleh awan. Meningkatnya radiasi surya akan meningkatkan pula laju fotosintesis pada tanaman hingga titik tertinggi, sehingga fotosintesisi akan terhenti. Itu semua karena tanaman mengalami kekurangan air sehingga tingginya radiasi surya akan menyebabkan tanaman cepat layu. Intensitas radiasi yang tinggi juga menyebabkan suhu udara meningkat dan evaporasi menjadi tinggi. Evaporasi yang tinggi menyebabkan menyebabkan naiknya titik – titik air yang menyebabkan kelembaban udara menjadi naik. Naiknya uap air tersebut hingga mencapai suhu yang rendah di udara akan membeku membentuk awan. Awan lalu bergerak mengikuti pergerakan angin yaitu dari tekanan tinggi ke tekanan yang rendah. Suatu saat awan tersebut akan jatuh menjadi hujan, yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Tekanan udara yang ada di atmosfer apabila terdapat perbedaan yang mencolok maka akan menyebabkan terjadinya angin. Apabila angin tersebut tinggi maka akan meningkatkan evaporasi. Apabila evaporasi meningkat, maka titik-titik air menjadi terangkat ke atas maka terbentuklah awan. Apabila sudah terbentuk awan maka radiasi matahari yang diterima tanaman akan berkurang, sehingga menyebabkan suhu udara menjadi rendah. Apabila suhu rendah akan menyebabkan kelembaban menjadi tinggi dan suatu saat akan terjadil hujan. 31 Suhu udara yang tinggi disebabkan oleh radiasi matahari yang diterima bumi tersebut tinggi. Dampaknya evaporasi meningkat dan menyebabkan terbentuknya awan. Dengan banyak terbentuknya awan, curah hujan akan meningkat. Sebelum terjadi hujan, kelembaban udara tinggi dan perbedaan tekanan menjadi rendah sehingga timbulnya angin menjadi kecil. Kelembaban udara yang tinggi disebabkan oleh oleh adanya angin yang rendah, hal tersebut ditimbulkan karena perbedaan tekanan udara tidak terlalu mencolok. Apabila perbedaan tekanan tidak terlalu mencolok maka evaporasi rendah. Akibatnya, awan yang terbentuk tidak terlalu banyak, sehingga penerimaan intensitas radiasi menjadi tinggi karena tidak terhalang oleh adanya awan. Intensitas yang tinggi menimbulkan suhu udara menjadi meningkat, sehingga kelembaban udara menjadi rendah dan akhirnya kemungkinan terjadinya hujan menjadi kecil. Adanya curah hujan yang tinggi tersebut disebabkan karena terbentuknya awan juga banyak. Terbentuknya awan tersebut disebabkan karena intensitas cahaya tinggi, sehingga suhu udara menjadi naik dan menyebabkan terjadinya evaporasi. Evaporasi yang tinggi menyebabkan kelembaban udara yang ada juga tinggi. Apabila kelembaban tinggi maka perbedaan tekanan menjadi rendah dan timbulnya kemungkinan terjadinya angin menjadi rendah. Angin terjadi kerena adanya perbedaan tekanan yang mencolok dari suatu daerah dengan daerah yang lain, hal tersebut ditimbulkan karena adanya perbedaan intensitas cahaya yang diterima oleh daerah tersebut. Sehingga suhu satu daerah dengan daerah lain berbeda beda.Apabila angin yang terjadi meningkat maka kelembaban udara menjadi rendah, selain itu evaporasi juga meningkat. Selain itu angin pada ketinggian tertentu dapat menimbulkan pergerakan awan, yang menyebabkan tempat daerah terjadinya hujan menjadi sulit ditebak apabila kita mencoba membuat hujan buatan. Awan terbentuk karena adanya penguapan (termasuk didalamnya evaporasi). Awan mempengaruhi besarnya penerimaan intensitas cahaya matahari. Adanya awan dapat memantulkan cahaya matahari yang dipancarkan matahari sehingga intensitas yang diterima bumi berkurang. Awan juga dapat 32 menyebabkan terjadinya hujan bila telah terbentuk inti kondensasi. Pergerakan awan dari satu tempat ke tempat yang lain terjadi karena adanya angin yang terbentuk karena perbedaan tekanan udara yang terjadi. Evaporasi meningkat karena tingginya intensitas cahaya matahari yang menerpa bumi dan adanya angin. Kadar evaporasi mempengaruhi curah hujan di suatu tempat. Evaporasi tinggi menyebabkan kelembaban udara meningkat kemudian menyebabkan terbentukkan awan. Lalu pada keadaan tertentu, awan akan mengalami kondensasi dan terjadilah hujan. Hal ini tidak lepas juga dari pengaruh suhu. Secara keseluruhan pengaruh unsur cuaca satu dengan yang lain dapat dijelaskan sebagai berikut. Unsur iklim dan cuaca yang paling dominan adalah radiasi surya. Meskipun paling dominan, besarnya radiasi surya juga dipengaruhi oleh unsur iklim yang lain yaitu awan. Luas dan ketebalan awan yang berbeda-beda akan menyebabkan perbedaan penerimaan radiasi surya ke bumi. Dimana pembentukan awan dipengaruhi oleh suhu, angin dan kelembaban udara. Adanya radiasi surya juga akan mempengaruhi suhu udara disuatu daerah. Semakin besar penerimaan radiasi surya disuatu daerah, maka suhunya akan tinggi. Kemudian suhu yang tinggi tersebut akan menyebabkan tekanan udara menjadi tinggi, hal ini juga menyebabkan udara akan mengalir dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah dalam bentuk angin. Perubahan kecepatan angin akibat perubahan tekanan udara tersebut akan menyebabkan perubahan suhu dan curah hujan. Faktor-faktor yang juga mempengaruhi perubahan tekanan udara adalah letak lintang dan luas daratan/ lautan. Sedangkan perubahan tekanan udara sendiri dapat dipengaruhi oleh suhu, curah hujan, dan evapotranspirasi. Adanya perubahan suhu akan mempengaruhi keragaman kelembaban dengan perbandingan yang berbanding terbalik. Apabila suhu rendah maka kelembaban akan tinggi begitu pula sebaliknya jika suhu tinggi maka kelembaban akan rendah. Selain suhu, kelembaban udara dipengaruhi oleh tekanan udara dan curah hujan. Di daerah yang rendah, maka tekanan udaranya akan tinggi dan di daerah yang tinggi, maka tekanan udaranya akan rendah. Turunnya hujan disuatu tempat membuat 33 suhu sekitarnya akan menurun dan juga mengakibatkan adanya kenaikan kelembaban. Sedangkan besarnya evaporasi disuatu tempat dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban udara. Kadar evaporasi, suhu dan kelembaban juga mempengaruhi curah hujan disuatu tempat. Komponen-komponen cuaca tersebut juga berperan penting dalam kehidupan, terutama di bidang pertanian. Meskipun pengendalian yang dilakukan hanya dalam skala mikro, tapi hal tersebut sangat membantu petani dalam memanfaatkan tenaganya serta biaya dengan lebih efisien guna meningkatkan hasil produksi. Dengan mengetahui lama penyinaran matahari, kita dapat menggolongkan tanaman menurut fotoperiodismenya. Kemudian pengetahuan tentang tekanan udara dan angin membuat kita dapat mengantisipasi apabila ada angin yang terlalu kencang sehingga dapat merusak tanaman dengan memberikan wind break, shelterbelt, dan mulsa. Dengan mengetahui hubungan antar unsur-unsur iklim kita juga dapat mengetahui pada suhu dan kelembaban berapa tanaman dapat tumbuh dengan baik (dipraktekkan dalam pembuatan rumah kaca) yang dapat mencegah tanaman menjadi layu karena suhu yang terlalu tinggi atau tanaman menjadi busuk karena kelembaban yang terlalu tinggi. Selain itu dengan mengetahui hubungan antar unsur-unsur iklim maka kita dapat membuat hujan buatan yang sangat berguna pada musim kemarau. 34 F. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Dari pengamatan praktikum agroklimatologi dapat disimpulkan bahwa: a. Komponen cuaca dan iklim dipengaruhi oleh radiasi surya, tekanan udara, suhu (suhu udara dan suhu tanah), kelembapan, curah hujan, angin, evapotranspirasi, dan awan. b. Radiasi surya adalah sesuatu yang menyebar ke arah luar dari suatu sumber, yang dimana sumber utamanya adalah matahari. Alat yang digunakan untuk mengukurnya adalah sunshhine recorder tipe Cambell Stokes. c. Tekanan udara merupakan tenaga yang bekerja untuk menggerakkan massa udara dalam setiap satuan luas tertentu. Semakin tinggi tempat maka tekanannya semakin rendah, alat yang digunakan adalah barometer. d. Alat pengukur suhu dalam kegiatan praktikum ini ada dua macam yaitu Termometer maksimum dan minimum dan Termometer tanah bengkok. e. Kelembapan udara dapat diukur dengan metode perubahan ukuran benda higroskopis yaitu berupa rambut manusia dan alat yang digunakan adalah termohigrograf. f. Alat untuk mengukur curah hujan adalah ombrometer yang dilakukan secara manual dan ombrograf yang terjadi secara otomatis. g. Evaporimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur evaporasi. h. Pada praktikum kali ini jenis awan yang didapati adalah Awan Strato Cumulus yang masuk dalam klasifikasi awan rendah. 2. Saran Setelah melakukan praktikum tentang pengamatan unsur cuaca secara manual, ada beberapa saran yang bisa dijadikan sebagai perbaikan untuk kedepannya: 35 a. Praktikum agroklimatologi yang dilakukan di Jumantono ini agar koordinasi antara praktikan dan co-ass lebih diperhatikan lagi. b. Praktikumnya supaya berjalan tepat waktu. c. Alat-alat yang terdapat di Jumantono tersebut agar lebih dirawat dan diperbaiki agar mahasiswa bisa menggunakannya untuk praktek 36 DAFTAR PUSTAKA Benyamin L 2002. Dasar-Dasar Klimatologi. Jakarta: PT. Raja Gdafindo Persaja Foth, Henry 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Edisi Ke-7. Yogyakarta: Gadjah Mada Press Kartasoeputra 2004. Klimatologi:Pengaruh Iklim Terhadap Tanaman dan Tanan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi aksara Marjuki 2006. Pertanian dan Masalahnya.Yogyakarta: Andi Offset Oxlay 2011. Cahaya, Suhu dan Kelembaban. http:///il 9d.shoong.com. Diakses tangga 9 November 2013 Ridwar 2006. Pengaruh Tekanan Udara.Malang: Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhm madiyah Malang Team SOS 2011. Pemanasan Global: Solusi dan Peluang Bisnis. Jakarta: Gramedia TT Lyle 2007. Pengantar Iklim.Yogyakarta: UGM Pres Soewandi 2005. Prosedur dan Pengambilan Contoh Analtisis Tanaman. Yogyakarta: UGM Press Suryatmojo 2006. http:///mayong.staff.ugm.ac.id. Diakses tangga 9 November 2013 Usman 2004. Analisis Kepekaan Beberapa Metode Pendugaan Evapotranspirasi Potensial terhadap Perubahan iklim Vol. 6 No. 2 Jurnal Natur Indonesia Wuryanto 2000. Klimatologi.Bandung: ITB 37 II. PENGAMATAN UNSUR-UNSUR CUACA SECARA OTOMATIS A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu di wilayah tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca itu terbentuk dari gabungan unsur cuaca dan dalam jangka waktu beberapa jam saja. Di Indonesia keadaan cuaca selalu diumumkan untuk jangka waktu sekitar 24 jam melalui prakiraan cuaca hasil analisis Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG). Untuk negara-negara yang sudah maju perubahan cuaca sudah diumumkan setiap jam dan sangat akurat (tepat). Cuaca terdiri dari seluruh fenomena yang terjadi di atmosfer bumi atau sebuah planet lainnya. Cuaca biasanya merupakan sebuah aktivitas fenomena ini dalam waktu beberapa hari. Cuaca rata-rata dengan jangka waktu yang lebih lama dikenal sebagai iklim. Aspek cuaca ini diteliti lebih lanjut oleh ahli klimatologi. Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama (minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang luas. Matahari adalah kendali iklim yang sangat penting dan sumber energi di bumi yang menimbulkan gerak udara dan arus laut. Kendali iklim yang lain, misalnya distribusi darat dan air, tekanan tinggi dan rendah, massa udara, pegunungan, arus laut dan badai. Iklim di suatu wilayah tertentu dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu radiasi surya, tekanan udara, suhu, kelembaban, curah hujan, angin, evapotranspirasi, dan awan. Dari kedelapan faktor tersebut dinamakan unsur-unsur iklim. Unsur-unsur cuaca tersebut perlu diukur untuk kepentingan hidup manusia. Pengukuran tersebut memiliki banyak manfaat khususnya pada keadaan peertanian Indonesia. 37 38 2. Tujuan Praktikum Acara pengamatan unsur cuaca ini dilaksanakan dengan tujuan: Mengetahui unsur cuaca dan iklim menggunakan alat pengamat cuaca otomatis (AWS = Automatic Weather Station). 3. Waktu dan Tempat Praktikum Praktikum Agroklimatologi acara pengamatan unsur-unsur cuaca dan alatnya ini dilaksanakan pada tanggal 3 November 2013 pukul 09.00 WIB. Bertempat di Stasiun Klimatologi, Desa Sukosari, Kecamatan Jumantono, Karanganyar, sedangkan server ada di Laboratorium Pedologi Fakultas Pertanian UNS. 39 B. Tinjauan Pustaka AWS (Automatic Weather Stations) merupakan suatu peralatan atau sistem terpadu yang di disain untuk pengumpulan data cuaca secara otomatis serta di proses agar pengamatan menjadi lebih mudah. AWS ini umumnya dilengkapi dengan sensor, RTU (Remote Terminal Unit), Komputer, unit LED Display dan bagian-bagian lainnya. Sensor-sensor yang digunakan meliputi sensor temperatur, arah dan kecepatan angin, kelembaban, presipitasi, tekanan udara, pyranometer, net radiometer. RTU (Remote Terminal Unit) terdiri atas data logger dan backup power, yang berfungsi sebagai terminal pengumpulan data cuaca dari sensor tersebut dan di transmisikan ke unit pengumpulan data pada komputer (Farensa 2012). Sensor pada AWS adalah jantung dan jiwa dari sistem. Oleh karena itu banyak perawatan harus dilakukan ketika memilih sensor yang tepat untuk kebutuhan pengguna. AWS standar Biro menggunakan sensor untuk memantau temeprature, kelembaban, kecepatan angin dan arah, tekanan dan curah hujan. Sensor lanjutan lainnya yang tersedia untuk aplikasi khusus. Sensor ini dapat memantau ketinggian awan (ceilometer), visibilitas, cuaca saat ini, badai, suhu tanah (pada kisaran kedalaman) dan suhu terestrial. Biro ini juga menyelidiki jenis lain dari sistem seperti penguapan otomatis. Kualitas data akhir yang diterima oleh peneliti atau petani hanya dapat sebagus kualitas sensor yang dapat digunakan. Tidak ada analisis post dari data dapat meningkatkan akurasi atau keandalan informasi yang diperoleh (David 2009). BMG telah memasang beberapa peralatan AWS baik yang terpasang secara terintegrasi (AWS wilayah Jabodetabek) maupun yang berdiri sendiri (tidak terintegrasi). Saat ini AWS yang terpasang di stasiun pengamatan BMG telah lebih dari 70 peralatan dengan berbagai merk (a.l. Cimel, Vaisala, Jinyang, RM Joung dsb (Agus 2008). 40 C. Hasil Pengamatan Gambar 2.1. Automatic Weather Station (AWS) 1. Bagian-bagian Utama a. Sensor, yang terdiri atas: 1) 2) 3) 4) 5) Wind sensor Barometer pressure Rain gauge Temperate humidity Pyranometer b. Data Logger c. Komputer (sistem perekam dan sistem monitor) d. Display (optional) e. Tiang untuk dudukan sensor dan data logger f. Penangkal petir 41 2. Prinsip Kerja AWS ini dilengkapi dengan alat sensor , unsur- unsur cuaca akan terdeteksi oleh sensor dan terekam selama 24 jam, dan unsur-unsur cuaca tersebut akan terekam setiap 10 menit pada alat Lodger, kemudian data dari Lodger tersebut dipindahkan dan di edit ke PC Computer program AWS. Data yang sudah tercatat pada PC Computer program AWS diarsipkan kemudian dikirim ke BMG Jakarta. Alat ini dapat mengamati dan mencatat unsur - unsur cuaca, yaitu Suhu udara, Suhu tanah dengan kedalaman 10 cm dan 20 cm, Kelembaban udara, Titik embun, Tekanan udara, Arah dan kecepatan angin, Curah hujan, dan Radiasi matahari. Waktu pengamatan dilakukan selama 24 jam. 42 D. Pembahasan AWS (Automatic Weather Stations) merupakan suatu peralatan atau sistem terpadu yang di disain untuk pengumpulan data cuaca secara otomatis serta di proses agar pengamatan menjadi lebih mudah. AWS ini umumnya dilengkapi dengan sensor, RTU (Remote Terminal Unit), Komputer, unit LED Display dan bagian-bagian lainnya. Fungsi alat AWS ini untuk mengukur dan mencatat unsur cuaca secara otomatis. AWS ini dilengkapi dengan alat sensor , unsur- unsur cuaca akan terdeteksi oleh sensor dan terekam selama 24 jam, dan unsurunsur cuaca tersebut akan terekam setiap 10 menit pada alat Lodger, kemudian data dari Lodger tersebut dipindahkan dan di edit ke PC Computer program AWS. Data yang sudah tercatat pada PC Computer program AWS diarsipkan kemudian dikirim ke BMG Jakarta. Alat ini dapat mengamati dan mencatat unsur - unsur cuaca, yaitu suhu udara, suhu tanah dengan kedalaman 10 cm dan 20 cm, kelembaban udara, titik embun, tekanan udara, arah dan kecepatan angin, curah hujan, dan radiasi matahari. Waktu pengamatan : dilakukan selama 24 jam. Sensor yang digunakan pada AWS secara umum dibagi menjadi 2 (dua) kelompok sensor, yaitu : 1. Primary Sensors a. Air Temperature b. Precipitation 2. Secondary Sensors a. Wind Speed b. Global Solar Radiation c. Ground Surface (Skin) Temperature d. Solar panels & Wind power (optional) e. Extended Range Operating Envelopes Dalam penempatan Sensor-sensor AWS yang harus diperhatikan diutamakan agar sensor dapat dipakai sesuai dengan kebutuhan seperti : 43 a. Daerah batas-pengukuran; b. Data representatif; c. Kompatibel Data; d. Ketelitian; e. Kestabilitasan data untuk jangka panjang. Dalam pemilihan dan menentukan penempatan peralatan AWS yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut : Gambar 2.2. Standarisasi Penempatan AWS 1. Kedudukan standar peralatan AWS a. Di atas tanah yang tertutup rumput pendek atau pada area lokal reperesentatif b. Sensor-sensor meteorologi harus diletakkan jauh dari pengaruh luar seperti bangunan dan pohon (jarak tergantung daripada variabel jenis penghalang). c. Sensor harus diletakkan pada ketinggian yang sama (dan ditempatkan) sesuai dengan peralatan konvensional. d. Jaga kestabilan terhadap lokasi (perubahan tumbuh-tumbuhan, bangunan, dan lain-lain) 2. Sensor Temperatur dan Kelembaban a. Diletakkan di bagian dalam dan teduh atau terlindung pada tingginya 1.25 sampai 2.0 m (tidak berventilasi atau yang berventilasi). 44 b. Jenis,bentuk dan warna perisai yang berbeda memberi hasil pengukuran berbeda. c. Untuk perbandingan data dan kompatibel data dapat diinstall. 3. Pengukuran Curah hujan a. Berada pada lokasi terbuka yang kebanyakan instrumentasinya dipasangkan agak jauh dari raingauges. b. Pada ketinggian 1 m di atas tanah akan memberikan hasil yang berbeda dari pengukuran pada ketinggian 3 m atau 30 cm diatas tanah atau di dalam suatu lubang (galian) kecil; 4. Pengukuran Angin a. Ketinggian Standart baku adalah 10 m di atas tanah lapang terbuka (jarak dari penghalang sekitar 10 kali dari tinggi penghalang); b. Kecepatan Angin terukur pada ketinggian rendah adalah + 10 m di atas permukaan tanah. Diperlukan untuk titik pengamatan lainnya. Gambar 2.3 Classic Stevenson Screen Kelebihan dari pengamatan dengan menggunakan AWS yaitu konsisten dalam pengukurannya. AWS mampu menyediakan data yang lebih besar pada suatu frekuensi. AWS dapat menyediakan data dalam segala cuaca, baik siang maupun malam selama 365 hari tiap tahun. AWS 45 dapat diinstal pada suatu lokasi yang jarang penduduknya dan AWS lebih mudah dibandingkan observasi yang dilakukan oleh manusia. Sedangkan kelemahan dari AWS yaitu beberapa elemen yang sulit untuk mengotomatisasi (awan misalnya). AWS juga membutuhkan investasi modal besar. Selain itu AWS kurang fleksibel daripada pengamat manusia. 46 E. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Dari pengamatan yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain: a. Pengamatan yang dilakukan dengan Automatic Weather Station (AWS) ini pada umumnya lebih akurat dan efektif dibandingkan dengan pengamatan yang dilakukan dengan alat-alat untuk pengamatan cuaca secara manual. b. Pengamatan menggunakan AWS ini dapat diamati setiap satu jam sekali sehingga kita akan langsung mendapatkan data secara cepat, tepat, dan akurat. c. Automatic Weather Station (AWS) terdiri dari lima sensor yaitu 1) Wind sensor 2) Barometer pressure 3) Rain gauge 4) Temperate humidity 5) Pyranometer d. Penempatan sensor-sensor tersebut harus memenuhi syarat-syarat tertentu agar hasil pengukuran dapat bisa akurat. Syarat-syarat tersebut meliputi daerah batas-pengukuran, data representatif, kompatibel data, ketelitian, dan kestabilitasan data untuk jangka panjang. 2. Saran Setelah melakukan praktikum tentang pengamatan unsur cuaca secara manual, ada beberapa saran yang bisa dijadikan sebagai perbaikan untuk kedepannya: a. Perlu adanya upaya pemeliharaan peralatan AWS, sehingga mahasiswa dapat mempraktikkan dan menggunakan alat tersebut . b. Perlu adanya pengenalan dalam mengelola data dari system AWS. Supaya mahasiswa mengetahui dan memahami cara pengolahan datanya. 47 DAFTAR PUSTAKA Agus K 2008. Automatic Weather Station, AWS. http://www.klimatologibanjarbaru.com. Diakses pada 9 November 2013 pukul 17.00 WIB David Buchla 2009. Applied Electronic Instrumentation and Measurement, Macmilllan Publishing Company, New York. Farensa 2012. http://farensapetanisukses1.blogspot.com. November 2013 pukul 17.00 WIB Diakses pada 9 48 III. MODIFIKASI IKLIM MIKRO DENGAN MULSA A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Modifikasi iklim mikro adalah upaya untuk menciptakan lingkungan yang optimal atau paling tidak lebih baik untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman dalam kegiatan pertanian. Pendekatan lain untuk memodifikasi iklim mikro yang dilakukan manusia diantaranya adalah dengan merubah kelembaban udara, dan temperatur. Untuk itu perlu dilakukannya pengukuran unsur iklim mikro agar dapat emngetahui kondisi iklim mikro terbaik bagi tiap jenis tanaman. Selain dengan mengamati secara langsung, iklim mikro dapat dihitung dengan menggunakan persamaan empiris. Metode dalam perhitungan ini ada berbagai macam, akan tetapi metode yang paling sederhana adalah metode Thornthwaite dan metode Blanney-Criddle. Perbedaan antara kedua metode tersebut adalah metode Blaney-Criddle selain menggunakan temperatur untuk perhitungan, juga menggunakan ketetapan tanaman (Kc). Kelembaban udara adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam udara. Pengukuran kelembaban udara dapat menggunakan berbagai metode antara lain Metode termodinamik, Metode perubahan ukuran (panjang) benda higroskopik, Metode perubahan nilai suatu tahanan listrik, dan Metode kondensasi. Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang terpenting dalam kegiatan usaha pertanian. Produktivitas tanah sangat dipengaruhi oleh kwalitas serta berbagai masukan teknologi. Perbedaan kwalitas tanah turut pula mempengaruhi luas pemilikan, jenis tanaman serta kepadatan penduduk. Tanah merupakan dasar pertanian yang menjadi kunci utama produksi makanan. Tidak seperti produksi yang dilaksanakan oleh industri kebanyakan dengan komponen tambahan, yang digunakan dari tahun ke tahun hingga dari abad ke abad. Pendalamannya dengan memahami dan 48 49 menjaganya, petani memiliki semua harapan yang dapat membangun mimpi sebuah industri, perbaikan dasar produksi. Melalui proses klimatologi dan juga melalui aktivitas biologi. Suhu tanah adalah salah satu faktor terpenting yang dapat mendukung aktivitas mikrobiologi dan proses penyerapan unsur hara oleh tanaman. Suhu tanah sangat bergantung pada besarnya radiasi surya yang di berikan oleh matahari. Jumlah panas yang sampai ke permukaan bumi disebabkan oleh konduksi bumi atau hasil proses kimia dan biologi yang tak berarti pada suhu tanah. 2. Tujuan Praktikum Acara prngukuran suhu tanah ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui variasi suhu tanah dan kelembaban tanah pada beberapa perlakuan pemberian mulsa pada tanah. 3. Waktu dan Tempat Praktikum Praktikum pengukuran suhu tanah dan kelembaban tanah dilaksanakan pada tanggal 2 November 2013. Bertempat di sekitar rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 50 B. Tinjauan Pustaka Temperatur (suhu) adalah salah satu sifat tanah yang sangat penting secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan juga terhadap kelembapan, aerasi, stuktur, aktifitas mikroba, dan enzimetik, dekomposisi serasah atau sisa tanaman dan ketersidian hara-hara tanaman. Tenperatur tanah merupakan salah satu faktor tumbuh tanaman yang penting sebagaimana halnya air, udara dan unsur hara. Proses kehidupan bebijian, akar tanaman dan mikroba tanah secara langsung dipengaruhi oleh temperatur tanah (Hanafiah et al. 2005). Suhu tanah merupakan hasil dari keseluruhan radiasi yang merupakan kombinasi emisi panjang gelombang dan aliran panas dalam tanah. Suhu tanah juga disebut intensitas panas dalam tanah dengan satuan derajat celcius, derajat farenheit, derajat Kelvin dan lain-lain. (Kemala Sari Lubis 2007). Suhu merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Suhu berkorelasi positif dengan radiasi matahari. Suhu tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman. Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas tanah. Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi. Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti oleh peningkatan proses di atas. Setelah melewati titik optimum, proses tersebut mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia, menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi). Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan lengas tanah. Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan evaporasi. Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman terutama pada daerah yang lengas tanahnya terbatas. Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan (mengurangi evaporasi dan transpirasi) (Imran 2009). 51 Pemberian mulsa dimaksudkan untuk menekan pertumbuhan gulma, mengurangi penguapan serta mempertahankan struktur, suhu dan kelembaban tanah (Umboh 2000). Pada pertanaman musim kemarau, peemberian mulsa selain menjaga kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan gulma juga mereduksi evaporasi (Sudirman et al. 2008). 52 C. Alat dan Cara Kerja 1. Alat : Menggunakan thermometer tanah pengukur kelembaban tanah 2. Cara Kerja : a. Mengukur suhu tanah (menggunaka thermometer tanah) pada beberapa perlakuan. Perlakuannya adalah : 1) Kontrol 2) Mulsa plastik hitam 3) Mulsa plastik bening 4) Mulsa organik 5) Cover crop (rumput) b. Mengulangi pengukuran setiap 15 menit sekali c. Mencatat besarnya suhu tanah pada boardlist 53 D. Hasil Pengamatan Tabel 2.1 Pengukuran Suhu Tanah Hari Kel 07.30 07.45 76 08.00 08.15 75 08.30 08.45 74 09.00 09.15 77 09.30 09.45 80,81 10.00 10.15 79 10.30 10.45 78 11.00 11.15 Sumber: Laporan Sementara Sabtu, 2 November 2013 73 Jam Kontrol (Tanah) 28 28 27,5 28 27,5 28 30 31 32 34 35 35,5 36,5 37,5 38 39 Suhu tanah tiap perlakuan (0C) Mulsa Mulsa Mulsa Plastik Plastik Organik Hitam Bening 29,5 30 25,5 29,2 29,8 25,5 29,8 30 26 30 30,2 26 30 30 27,5 31 30,5 26,5 32,9 31 30 33,1 33 29 34 36 30 36 37,9 31,5 37 39 32 38 40 32,5 39 42 33 39,5 43 33 40 44,5 35 40,5 45,5 35,2 Cover crop (rumput) 28 27 27 27 26 28 31 30 30 31,1 31 30,5 30,5 30 30 30,1 54 E. Pembahasan Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa suhu tanah tertinggi didapatkan pada saat termometer diberi perlakuan menggunakan mulsa plastik bening. Hal ini tidak sesuai dengan teori yaitu tanah yang diberi perlakuan menggunakan mulsa plastik hitam yang mendapatkan suhu tertinggu. Disebabkan karena warna hitam menyerap panas. Suhu di pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain radiasi matahari, curah hujan, kecepatan angin, vegetasi tanaman dan awan, sehingga hasil pengamatan yang didapatkan tidak sesuai teori. Kita dapat mengkaitkan hubungan antara gejala ini dengan radiasi matahari. Pada saat termometer diletakkan di tanah yang menggunakan mulsa plastic bening, sinar matahari langsung sampai ke termometer, dan ini disebabkan karena sinar matahari tidak tertahan oleh mulsa plastic bening, sehingga suhu termometer tidak berubah. Berbeda saat termometer diletakkan dengan perlakuan menggunakan mulsa plastik hitam, perubahan yang terjadi tidak terlalu signifikan. Hal ini disebabkan karena sinar matahari diserap langsung oleh mulsa plastik hitam dan tidak langsung mencapai tanah, sehingga suhu yang terukur pada thermometer tidaklah sebesar mulsa plastic bening. Selain di pengaruhi oleh radiasi matahari, suhu tanah juga dipengaruhi oleh curah hujan, yaitu apabila curah hujan tinggi maka suhu tanah akan menurun, sedangkan pada waktu curah hujan rendah maka suhu tanah akan meningkat. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa pada waktu hujan suhu tertinggi pada waktu termometer diletakkan di mulsa plastic bening, karena hujan akan tertahan di atas mulsa dan tidak langsung diterima oleh termometer. 55 F. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: a. Pengkuran suhu dan kelembaban tanah dengan berbagai macam perlakuan teryata menunjukkan variasi suhu. b. Rata-rata suhu tertingggi pada tanah yang ditutupi mulsa plastik bening. c. Sedangkan suhu terendah ada pada tanah yang ditutupi mulsa organik (seresah). d. Suhu dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu radiasi matahari, curah hujan, kecepatan angin, vegetasi tanaman, dan awan. 2. Saran Setelah melakukan praktikum tentang modifikasi iklim mikro dengan mulsa, ada beberapa saran yang bisa dijadikan sebagai perbaikan untuk kedepannya: a. Dalam tanah dengan penutup organik vegetasi bahan organik bisa ditambah lagi agar suhu tanah lebih stabil. b. Dalam pengukuran suhu tanah, di atas berbagai penutup sebaiknya tidak ada naungan baik dalam bentuk pohon atau apapun agar panas langsung meresap masuk dan data suhu dapat lebih valid. 56 DAFTAR PUSTAKA Hanafiah, Kemas Ali 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT. Radja Grifindo Persada. Jakarta. Imran, Syaiful 2009. Hubungan Suhu dan Pertumbuhan Tanaman. Dalam blog : ipank review's blog. Kamala sari lubis 2007.Aplikasi Suhu dan Aliran PanasTtanah.USU.Medan Sudirman U, Agung P, Joko W 2008.Sistem Irigasi Mikro Menggunakan OctaMitter pada Tanaman Jeruk di Lahan Lebak pada Musim Kemarau. J Enjiniring 2(7): 69-76. 57 IV. PENGERUH PENGGUNAAN NAUNGAN TERHADAP SUHU, KELEMBABAN DAN EVAPOTRANSPIRASI A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Suhu udara merupakan rerata energi kenetik gerakan molekulmolekul di dalam udara (benda). Suhu udara dipengaruhi oleh radiasi matahari secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung karena adanya partikel yang ada di atmosfer mengabsorbsi energi radiasi surya, sedangkan pengaruh tidak langsung karena adanya radiasi bumi dalam bentuk gelombang panjang. Relative Humidity adalah kandungan uap air pada udara saat itu dibagi dengan kandungan uap air maksimum yang dapat dikandung oleh udara pada suhu tersebut. Evaporasi adalah penguapan (air) pada umum dari suatu permukaan benda. Sedangkan transpirasi adalah kehilangan air dalam bentuk uap yang melewati tubuh tumbuhan. Dan evapotranspirasi adalah penjumlahan dari keduanya. Evapotranspirasi dipengaruhi oleh faktor tanaman, unsur iklim, dan sifat fisik tanah. Air dalam tanah juga dapat naik ke udara melalui tumbuh-tumbuhan. Peristiwa ini disebut evapotranspirasi. Banyaknya berbeda-beda, tergantung dari kadar kelembaban tanah dan jenis tumbuhtumbuhan. Tanaman tumbuh pada suatu tempat yang tidak bisa pindah seperti hewan ataupun manusia. Sehingga untuk memenui kebutuhan air harus mengambil dari tanah tempat tanaman tersebut tumbuh. Kondisi kering, basah, tergenang harus diterima tanaman, karena tidak bisa pindah. Sehingga setiap saat tanaman dihadapkan pada masalah air. 57 58 2. Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum pengaruh penggunaan naungan terhadap suhu, kelembaban dan evapotranspirasi adalah: Mengetahui pengaruh suhu, kelembapan relative, dan cahaya terhadap laju evaporasi tanah, transpirasi, dan evapotranspirasi tanaman. 3. Waktu dan Tempat Praktikum Pratikum Agroklimatologi acara pengukuran suhu tanah ini dilaksanakan pada tanggal 2 November 2013 pukul 10.00 WIB. Bertempat di gedung B rumah kaca Fakultas Pertanian UNS. 59 B. Tinjauan Pustaka Kelembaban ialah jumlah uap air yang terdapat di udara. Kelembaban dapat mempengaruhi efek temperatur. Fluktuasi kelembaban secara horisontal mengakibatkan kelembaban lebih tinggi di malam hari, sedangkan di siang hari lebih rendah. Kelembaban, temperatur, dan cahaya berperan sangat besar dalam mengatur aktivitas organism dan sering menjadi faktor pembatas terhadap penyebaran organisme (Nainggolan 2001). Salah satu fungsi utama kelembaban adakah sebagai lapisan pelindyng permukaan bumi. Kelembaban udara dapat menurunkan suhu dengan cara menyerap atau memantulkan sekurang-kurangnya setengah radiasi matahari gelombang pendek yang menuju ke permukaan bumi. Ia juga membantu menahan keluarnya radiasi matahari gelombang panjang dari permukaan bumi pada waktu siang dan malam hari (Chay 2002). Evaporasi adalah penguapan air dari permukaan air, tanah, dan bentuk permukaan bukan vegetasi yang terjadi karena proses fisika. Dua unsur utama untuk dapat berlangsungnya evaporasi yaitu energi ( radiasi) matahari dan ketersediaan air. Sebagian radiasi gelombang pendek matahari akan diubah menjadi energi panas di dalam tanaman, air dan tanah. Energi panas tersebut akan menghangatkan udara sekitarnya. Sebagian energi matahari akan diubah menjadi tenaga mekanik yang menyebabkan perputaran udara di atas permukaan tanah transpirasi adalah proses uap air meninggalkan tanaman dan memasuki atmosfer, baik melalui evaporasi dari permukaan air ataupun permukaan tanah basah. Evapotranspirasi jelas merupakan jumlah air yang dikembalikan legi ke atmosfer dari permukaan tanah, badan air, dan vegetasi oleh adanya (Norvida 2008). pengaruh faktor-faktor iklim dan fisiologis vegetasi 60 C. Alat dan Cara Kerja 1. Alat a. Termometer b. Hygrometer c. Lux meter d. Sangkar cuaca e. Timbangan digital f. Pot A yang berisi tanah saja (tanpa tanaman) konsisi terbuka g. Pot B yang berisi tanaman dengan kondisi pot dan tanah dibungkus plastik h. Pot C kondisi biasa berisi tanaman. Tanaman pot B dan C diusahakan seragam. 2. Cara Kerja a. Memasang thermometer dan hygrometer pada sangkar. Menyiapkan tiga buah sangkar cuaca, dan meletakkan pada 3 lokasi yang berbeda, yakni 1) Di dalam rumah kaca (posisi di tengah-tengah rumah kaca) 2) Di bawah naungan screen atau paranet 40% 3) Pada lingkungan terbuka tanpa naungan b. Memasang sangkar cuaca (kotak) yang berwarna putih tersebut pada ketinggian 120 cm di atas tanah. c. Meletakkan tiga tanaman dalam pot pada masing-masing lokasi (dekat kotak), dengan ketentuan: 1) Pot A berisi tanah saja (tanpa tanaman) kondisi terbuka, 2) Pot B berisi tanaman dengan kondisi pot dan tanah dibungkus plastik 3) Pot C kondisi biasa berisi tanaman. d. Melakukan pengamatan berat pot A, B, dan C, serta pengamatan cuaca, suhu, RH yang ada di dalam sangkar. e. Melakukan pengamatan intensitas cahaya dengan lux meter. Posisi sensor menghadap ke atas (jangan miring). Pengamatan dilakukan 61 pada ketinggian 100 cm di atas tanah (lantai). Untuk pengamatan dengan lux alat disetel pada posisi tertinggi, dan bila belum terdeteksi posisi sakelar bisa diturunkan ke posisi yang lebih rendah. Alat lux meter digital biasanya ada 3 range (skala) pengukuran. f. Mengulangi pengamatan suhu, RH, intensitas cahaya dan berat pot setiap 15 menit sekali. g. Setelah melakukan 4 kali pengamatan (ada 4 data), melakukan penghitungan laju evaporasi, transpirasi, dan evapotranspirasi pada masing-masing periode percobaan.( satu periode = 15 menit) h. Untuk menghitung evaporasi, transpirasi, dan evapotranspirasi di buat satuan gram per jam, sehingga data yang diperoleh perlu dikonversi. 62 D. Hasil Pengamatan Tabel 4.1 Pengamatan Suhu, RH, dan Intensitas Cahaya di Naungan Kel Jam Suhu RH In.C Berat Pot(g) u Evp Trns ET Eth Angin l o C % Fc A B C g/h g/h g/h g/h m/s 75 07.30 27,2 71 56600 1320 1309 1429 -- -- -- -- 0,00 74 08.00 27,8 67 70000 1320 1307 1427 -0 -4 -4 -4 0,00 73 08.30 28,8 64 1200 1319 1305 1425 -2 -4 -4 -6 0,73 76 09.00 29,6 62 16400 1319 1301 1422 -0 -8 -6 -8 0,60 79 09.30 30,4 56 19800 1317 1299 1416 -4 -4 -12 -8 0,33 78 10.00 31,1 52 20500 1315 1296 1413 -4 -6 -6 -10 0,41 77 10.30 31,4 51 12000 1314 1292 1406 -2 -8 -14 -10 0,42 80,81 11.00 32,4 46 20100 1312 1288 -4 -8 -12 -12 0,44 Sumber: Laporan Sementara 1400 63 Tabel 4.2 Pengamatan Suhu, RH, dan Intensitas Cahaya di Rumah Kaca kel Jam Suhu RH In.C Berat Pot(g) o C % Fc A B U Evp Trns ET Eth Angin C g/h g/h g/h g/h m/s l 76 07.30 27 75 20700 1557 1436 1715 -- -- -- -- 0,00 75 08.00 30 72 22000 1555 1430 1709 -4 -12 -12 -16 0,00 74 08.30 32 65 33400 1555 1425 1706 -0 -10 -6 -10 0,60 73 09.00 33 64 33200 1553 1420 1699 -4 -10 -14 -14 0,42 80,81 09.30 34 59 68000 1550 1412 1692 -6 -16 -14 -22 0,44 79 10.00 35 56 58700 1548 1406 1685 -4 -12 -14 -16 1,33 78 10.30 35 55 70200 1545 1399 1677 -6 -14 -16 -20 0,63 77 11.00 36 52 10700 1543 1392 1670 -4 -14 -14 -18 0,58 Sumber: Laporan Sementara 64 Tabel 4.3 Pengamatan Suhu, RH, dan Intensitas Cahaya di Tempat terbuka RH In.C u o C % Fc l 07.30 27 52 73 08.00 30 76 08.30 75 kel Jam 74 Suhu Berat Pot(g) Evp Trns ET Eth Angin A B C g/h g/h g/h g/h m/s 68000 2388 1504 1246 -- -- -- -- 0,64 42 75900 2384 1500 1240 -8 -8 -12 -16 2,83 32 39 66700 2382 1494 1232 -4 -12 -16 -16 0,66 09.00 32 35 73600 2376 1490 1225 -12 -8 -14 -20 1,66 78 09.30 33 26 84200 2371 1486 1216 -10 -8 -18 -18 1,32 77 10.00 33,5 21,5 85500 2366 1481 1205 -10 -10 -22 -20 1,70 80,81 10.30 34,5 21 39100 2362 1476 1197 -8 -10 -16 -18 2,12 79 11.00 35 19 93800 2358 1472 1188 -8 -8 -18 -16 1,62 Sumber: Laporan Sementara 65 E. Pembahasana Dalam praktikum didapatkan data bahwa rata-rata suhu tertinggi terdapat pada rumah kaca 32,75˚C, tempat terbuka 32,125˚C dan yang terakhir di tempat naungan 29,83˚C. Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu antara lain, sudut datangnya sinar matahari, tinggi rendahnya tempat, awan, angin dan arus laut serta lamanya penyinaran. Sudut datang sinar matahari terkecil terjadi pada pagi dan sore hari, sedangkan sudut terbesar pada waktu siang hari tepatnya pukul 12.00 siang. Sudut datangnya sinar matahari yaitu sudut yang dibentuk oleh sinar matahari dan suatu bidang di permukaan bumi. Semakin besar sudut datangnya sinar matahari, maka semakin tegak datangnya sinar sehingga suhu yang diterima bumi semakin tinggi. Sebaliknya, semakin kecil sudut datangnya sinar matahari, berarti semakin miring datangnya sinar dan suhu yang diterima bumi semakin rendah. Semakin tinggi kedudukan suatu tempat, temperatur udara di tempat tersebut akan semakin rendah, begitu juga sebaliknya semakin rendah kedudukan suatu tempat, temperatur udara akan semakin tinggi. Perbedaan temperatur udara yang disebabkan adanya perbedaan tinggi rendah suatu daerah disebut amplitudo. Awan merupakan penghalang pancaran sinar matahari ke bumi. Jika suatu daerah terjadi awan (mendung) maka panas yang diterima bumi relatif sedikit, hal ini disebabkan sinar matahari tertutup oleh awan dan kemampuan awan menyerap panas matahari. Permukaan daratan lebih cepat menerima panas dan cepat pula melepaskan panas, sedangkan permukaan lautan lebih lambat menerima panas dan lambat pula melepaskan panas. Apabila udara pada siang hari diselimuti oleh awan, maka temperatur udara pada malam hari akan semakin dingin. 66 Angin dan arus laut mempunyai pengaruh terhadap temperatur udara. Misalnya, angin dan arus dari daerah yang dingin, akan menyebabkan daerah yang dilalui angin tersebut juga akan menjadi dingin. Lamanya penyinaran matahari pada suatu tempat tergantung dari letak garis lintangnya. Semakin rendah letak garis lintangnya maka semakin lama daerah tersebut mendapatkan sinar matahari dan suhu udaranya semakin tinggi. Sebaliknya, semakin tinggi letak garis lintang maka intensitas penyinaran matahari semakin kecil sehingga suhu udaranya semakin rendah. Indonesia yang terletak di daerah lintang rendah (6 °LU – 11 °LS) mendapatkan penyinaran matahari relatif lebih lama sehingga suhu rata-rata hariannya cukup tinggi. Dalam praktikum didapatkan data yang menunjukkan bahwa rata-rata kelembaban udara tertinggi terdapat pada rumah kaca 62,25% , tempat naungan 58,62% dan tempat terbuka 31,93%. Faktor yang mempengaruhi kelembaban udara antara lain, suhu, kuantitas dan kualitas penyinaran, pergerakan angin, tekanan udara, vegetasi dan ketersediaan air di suatu tempat (air tanah). Daerah yang memiliki suhu udara yang tinggi memiliki kelembaban rendah karena suhu udara yang tinggi dapat mempercepat penguapan air di suatu tempat sehingga uap air yang terkandung di tempat tersebut sangat sedikit, begitu pula pada daerah yang memiliki suhu rendah pasti memiliki kelembaban yang tinggi. Kuantitas dan kualitas penyinaran, lamanya radiasi yang mengenai tumbuhan mempunyai pengaruh yang besar terhadap berbagai proses fisiologi tumbuhan. Cahaya mempengaruhi pembentukan klorofil, fotosintesis, fototropisme, dan fotoperiodisme.Pergerakan angin. Semakin tinggi kecepatan pergerakan angin akan lebih mempercepat pegangkatan uap air menggempul di udara.Tekanan udara,tekanan udara erat kaitannya dengan pergerakaan angin.Semakin banyak vegetasi suatu daerah semakin mempengaruhi tingkat kelembaban suatu daerah, mengingat tanaman termasuk salah satu penghasil uap air melalaui proses transpirasi.Ketersediaan air di suatu tempat (air tanah). 67 Ketersedian air yang banyak pada suatu tempat menyebabkan tingkat penguapan air ke udara meningkat. Dalam praktikum didapatkan data yang menunjukkan bahwa intensitas cahaya rata-rata tinggi ke rendah adalah tempat terbuka 73350 Fc, rumah kaca 39612,5 Fc dan tempat naungan 27075 Fc. Faktor yang mempengaruhi intensitas cahaya antara lain, Kondisi awan, jika awan di langit makin banyak, maka intensitas cahaya makin sedikit. Kondisi daratan, semakin banyak vegetasi atau pohon tinggi, maka semakin sedikit cahaya yang diterima permukaan bumi. Letak geografis, semakin dekat ke kutub bumi, maka intensitas cahaya semakin sedikit. Kondisi atmosfir , semakin tebal atmosfir bumi, maka cahaya yang masuk semakin sedikit. Kelembapan mutlak adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam setiap 1 meter kubik udara. Udara mempunyai kandungan jumlah uap air yang berbeda. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan dari kekuatan udara dalam memuat uap air dan hubungannya dengan tingginya suatu udara. Sedangkan kelembapan relatif adalah perbandingan banyaknya uap air yang terdapat dalam udara dengan jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung oleh udara dalam suhu yang sama (dalam persen). Faktor yang mempengaruhi banyak sedikitnya kebutuhan air tanaman adalah jenis, bentuk dan umur tanaman, okalsi dan kondisi sekitar tanaman, jenis media tanam, besar kecilnya pot, dan musim. 68 F. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Dari pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa : a. Suhu udara rata-rata tertinggi ada pada rumah kaca, tempat terbuka dan naungan. b. Kelembaban rata-rata tertinggi ada pada rumah kaca, naungan dan rumah kaca. c. Intensitas cahaya rata-rata tertinggi ada pada tempat terbuka, naungan, dan rumah kaca. d. Lokasi dan intensitas cayaha juga mempengaruhi evapotranspirasi 2. Saran Perlu adanya perawatan dan penjagaan kebersihan pada Rumah Kaca. 69 DAFTAR PUSTAKA Chay A 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Nainggolan, Doan. 2001. Aspek Ekologis Kultivar Buah Merah Panjang (Pandanus conoideus Lamk) di Daerah Dataran Rendah Manokwari. Manokwari: Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Cenderawasih. Pertanian IPB. Bogor. Novrida Mulya 2008. Menyelamatkan pangan dengan irigasi hemat air. Yogyakarta: Kanisius 70 V. PENGARUH ALTITUDE TERHADAP KONDISI UNSUR-UNSUR CUACA A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Ketinggian suatu tempat mempunyai besar yang berbeda-beda untuk setiap wilayah di bumi. Hal ini karena ketinggian tempat memiliki pengaruh yang besar dalam proses perubahan faktor-faktor pembentuk cuaca. Di antara pengaruh tersebut adalah dalam hubungannya dengan tekanan udara, suhu udara, dan kelembaban relatif. Suhu udara merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Suhu udara berkorelasi positif dengan radiasi matahari. Suhu udara mempengaruhi kondisi cuaca disekitar tajuk tanaman. Tinggi rendahnya suhu udara disekitar tanaman ditentukan oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi cahaya dalam tajuk tanaman, dan kandungan lengas tanah. Suhu udara merupakan aspek intensitas energi matahari yang menyerang permukaan bumi. Angin adalah aliran udara yang terjadi diatas permukaan bumi, yang disebabkan oleh perbedaan tekanan udara pada dua arah yang berdekatan. Perbedaan tekanan ini disebabkan oleh suhu udara sebagai akibat perbadaan pemanasan permukaan bumi oleh matahari. Semakin besar tekanan udara maka semakin kencang pula angin yang akan ditimbulkan. Angin lokal contohnya terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara di dua tempat yang berdekatan seperti di laut dan di darat. Ada 3 hal yang penting menyangkut sifat angin yaitu kekuatan angin, arah angin, dan kecepatan angin. Perbedaan tekanan udara menimbulkan aliran udara. Udara yang mengalir disebut angin. Udara mengalir dari daerah yang bertekanan tinggi 70 71 ke daerah yang bertekanan rendah. Faktor pendorong bergeraknya massa udara adalah perbedaan tekanan udara antara satu tempat dengan tempat yang lain. Angin selalu bertiup dari tempat dengan udara tekanan tinggi ke tempat yang tekanan udaranya lebih rendah. Jika tidak ada gaya lain yang mempengaruhi, maka angin akan bergerak secara langsung dari udara bertekanan tinggi ke udara bertekanan rendah. Akan tetapi, perputaran bumi pada sumbunya akan menimbulkan gaya yang akan mempengaruhi arah pergerakan angin. 2. Tujuan Praktikum Acara pengaruh altitude terhadap unsur-unsur cuaca ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh ketinggian tempat terhadap perubahan tekanan udara, suhu udara, dan RH udara. 3. Waktu dan Tempat Praktikum Pelaksanaan praktikum dilaksanakan dibeberapa lokasi pada periode yang hampir bersamaan dan dilakukan saat udara cerah. Lokasi pengamatan meliputi Tawangmanggu. Solo, Karanganyar, Karangpandan dan 72 B. Tinjauan Pustaka Tekanan udara diukur berdasarkan tekanan gaya pada permukaan dengan luas tertentu, misalnya 1 cm2. Satuan yang digunakan adalah atmosfer (atm),millimeter kolom air raksa (mmHg) atau milibar (mbar). Tekanan udara patokan (sering juga disebut) tekanan udara normal) adalah tekanan kolom udara setinggi lapisan atmosfer bumi pada garis lintang 450 dan suhu 00C. besarnya tekanan udara tersebut dinyatakan sebagai 1 atm. Tekanan sebesar 1 atm ini setara dengan tekanan yang diberikan oleh kolom air raksa setinggi 760 mm. satuan tekanan selain dengan atm atau mmHg juga dapat dan sering dinyatakan dalam satuan kg/m2 (Benyamin 2002). Tekanan udara semakin keatas semakin rendah. Bervariasinya tekanan udara disebabkan oleh adanya gravitasi bumi. Gas-gas penyusun udara terdiri atas molekul-molekul yang masing-masing mempunyai massa. Oleh karena itu molekul-molekul gas tersebut akan tertarik ke bumi. Benda yang mempunyai massa maka dia akan mempunyai berat. Gaya per satuan luas kita namakan tekanan (Tika 2008). Suhu adalah unsur iklim yang sulit didefinisikan. Bahkan ahli meteorologipun mempertanyakan apa yang dimaksud dengan suhu udara, karena unsur cuaca ini berubah sesuai dengan tempat. Pengukuran suhu udara hanya memperoleh satu nilai yang menyatakan nilai rata-rata suhu atmosfer. Secara fisis suhu dapat didefinisikan sebagai tingkat gerakan molekul benda, makin cepat gerakan molekul, makin tinggi suhunya. Suhu juga dapat didefinisikan sebagai tingkat panas suatu benda. Panas bergerak dari sebuah benda yang mempunyai suhu tinggi ke benda yang mempunyai suhu rendah (Tjasyono 2004). Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer. Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas tanah Proses-peroses kimiawi dan aktivitas jasad-jasad renik yang dapat 73 merombak hara-hara tanaman menjadi bentuk tersedia, juga sangat ditentukan oleh temperatur tanah. Dengan demikian pertumbuhan tanaman itu disamping dipengaruhi oleh sistem aerasi tanah yang baik, juga ditentukan oleh temperatur (Sutedjo 2005). Meningkatnya suhu udara rata-rata, naiknya suhu permukaan air laut, perubahan pola hujan, pergeseran awal musim kemarau maupun muim hujan, merupakan dampak dari adanya pemaasan global/ perubahan iklim. Ada dua akibat dari meningkatnya temperatur yakni adanya perubahan tekanan, sirkulasi udara yang menyebabkan kecepatan angin menjadi lebih kencang dan adanya penguapan, uap air berkumpul di atas menyebabkan atmosfer basah, intensitas curah hujan menjadi meningkat (U. Firman 2009). Proses pemanasan udara yang menyebabkan peningkatan suhu udara, terjadi akibat penerimaan energi radiasi surya di permukaan bumi (daratan dan lautan) yang selanjutnya digunakan untuk memanaskan udara di atasnya, untuk penguapan dan pemanasan daratan serta lautan itu sendiri. Karena lautan jauh lebih luas dari daratan, semakin tinggi tempat (Altitude), maka suhu udara semakin rendah. Awan akan terbentuk jika udara naik sampai ketinggian tertentu yang suhunya telah mencapai ’titik embun’ atau lebih rendah. Pada suhu titik embun, kelembaban udara menjadi jenuh (RH=100%), sehingga pengembunan terjadi pada debu yang melayang-layang di udara sebagai inti kondensasi. Butir-butir air yang terjadi merupakan pembentukan awan dan ketinggian dengan suhu titik embun merupakan ketinggian dasar awan (Saleh 2001). Pada daerah lintang tinggi, tekanan udara di daerah itu sangat dipengaruhi oleh suhu udara akibat peredaran semu matahari terhadap garis lintang bumi. Misal, pada bulan Desember di belahan bumi bagian selatan didominasi oleh daerah bertekanan lebih rendah daripada di belahan bumi utara karena pergerakan semu matahari pada bulan desember berada di sekitar daerah 230LS dan begitu juga sebaliknya (Wuryatno 2000). Untuk standar tekanan udara didasarkan pada tekanan permukaan laut (mean sea level pressure) yaitu sebesar 1013,25 mb. Tekanan udara dalam 74 observasi meteorologi, diukur dengan alat barometer aneroid maupun barometer air raksa. Perubahan tekanan udara dari waktu ke waktu sangat berpengaruh terhadap perubahan kondisi cuaca karena akan menimbulkan gangguan-gangguan cuaca mulai dari skala lokal sampai skala global. Informasi tekanan udara juga sangat penting dalam kegiatan penerbangan (Raynand 2010). 75 C. Alat dan Cara Kerja 1. Alat a. Termometer b. Hygrometer c. Barometer d. Altimeter 2. Cara Kerja a. Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan. b. Melakukan perjalanan pagi (09.00-09.30 WIB) dari Solo sampai Karanganyar, dan mengamati komponen cuaca. c. Melakukan perjalanan siang (11.00-11.30 WIB) dari Karanganyar ke Karangpandan, dan melakukan pengamatan yang sama. d. Melakukan perjalanan siang (14.00-14.30 WIB) dari Karangpandan ke Tawangmanggu, dan melakukan pengamatan yang sama. e. Melakukan analisis dan interpretasi data yang telah diperoleh, dan membuat komentar dan kesimpulan dari data yang didapat. 76 D. Hasil Pengamatan Tabel 5.1 Pengaruh Altitute terhadap Tekanan Udara, Suhu Udara dan RH Udara (Bis A) Lokasi Karangpandan Suhu RH Kelengasan udara Tanah Udara Tanah pH (oC) (°C) (%) 09.00 31,2 30 66 3 6,8 09.10 28,4 29 76 3 6,3 Waktu 09.20 Tawangmangu Karanganyar Intensitas Suhu 29 29 74 Cahaya Tekanan Kecepatan Matahari Udara Angin (m/s) 68500 1012 0,49 53200 1012 Vegetasi Kemiringan Ketinggian (%) (mdpl) Koordinat Rumout, pohon jati, pohon 2 441 S 7° 37’ 0,5” 1,09 mahoni, bambu, pohon 2 441 E 111° 2’ 47,1” 1 melinjo, pohon kelapa, pohon 2 441 sengon. 2 441 (FC) 3 6,2 87600 1012 09.30 33,9 34,2 54 2,5 6,2 101700 1012 0,7 11.00 26,6 30 62 6 7 43600 1020 2,18 Bawang merah, pepaya, 8 1233 S 7° 39 ‘40,7” mawar, cemara, pisang, kubis. 8 1233 E 111° 8’ 44,3” 11.10 28,7 31 54 6 7 135800 1020 1,54 11.20 28,1 30 64 5,2 7 45700 1020 1,54 8 1233 11.30 33,1 31,5 48 5,2 7 149400 1020 1,68 8 1233 14.00 34,3 34 43 2,5 7 58600 1010 0,35 Pohon mahoni, palem, 0 184 S 7° 35’ 51,8” angsana. 0 184 E 110° 5’ 31” 14.10 34,2 35 42 2 7 67400 1010 0,96 14.20 34,6 35 44 2 7 55300 1010 1,65 0 184 14.30 35,7 36,5 41 2 7 62600 1010 1,06 0 184 Sumber : Laporan Sementara 77 Tabel 5.2 Hubungan Altitude terhadap Tekanan Udara, Suhu Udara, dan RH Udara (Bis B) Lokasi Karanganyar Karangpandan Tawangmangu Intensitas Suhu Suhu RH udara Tanah Udara (oC) (°C) 09.00 32 29,5 41 45 6,5 49000 1300 0,8 09.10 31 28,9 44 50 7,9 50500 1300 0,2 09.20 32 30 46 40 7,9 51000 1300 0,2 09.30 32 30 46 45 7 52300 1300 0,6 11.00 35 34 19 45 7 25400 1013,1 1,4 Rumput, putri malu, jati, padi, 11.10 36 34 28 42 7,5 63300 1013,1 0,5 mahoni,palem, nangka, mlinjo, 11.20 36,5 33,5 30 43 7,5 73300 1013,1 1,4 kelapa, pisang. 11.30 36 34 32 32 7,5 64100 1013,1 1,6 14.00 28 26 44 65 7,3 14000 911,3 1,0 14.10 28 25 43 60 7 20400 911,3 14.20 30 25 36 60 7 18500 14.30 30 25 36 50 7 24400 Waktu Sumber : Laporan Sementara (%) RH Tanah pH (%) Cahaya Tekanan Matahari Udara Kecepatan Kemiringan Ketinggian (%) (mdpl) Rumput, angsana, kacang 0 185 110o 57’ 515” BT tanah, pisang, palem, jati. 0 185 7o 35’ 86” LS 0 185 0 185 10 474 111o 2’ 785” BT 10 474 7o 37’ 10” LS 10 474 10 474 Pohon pisang, pinus, cemara, 13 1245 111o 8’ 745” BT 1,1 jagung, bawang, kol, jambu, 13 1245 7o 39’ 788” LS 911,3 1,6 pakis, rumput, mangga, pepaya, 13 1245 911,3 1,4 jambu, kacang panjang. 13 1245 (FC) Angin Vegetasi (m/s) Koordinat 78 Tabel 5.3 Hubungan antara altitude dengan tekanan udara, suhu udara, dan RH (Bis C) Lokasi Tawangmangu Karanganyar Karangpandan Intensitas Suhu Suhu udara Tanah (oC) (°C) 09.00 37 26 58 40 7 09.10 36 26 57 45 09.20 38 26 53 45 09.30 40 26 59 11.00 32 32 69 11.10 35 34 11.20 34 11.30 35 14.00 14.10 Cahaya Tekanan Kecepatan Matahari Udara Angin 36800 1019 1,96 7 5100 1019 7 24200 1019 29 7 16500 1019 2,31 20 7 56500 1011 1,09 66 20 7 54500 1011 33 64 20 7 55800 32 63 20 7 56600 45 38 51 25 7 40 38 49 18 7 14.20 42 35 50 2 14.30 40 35 52 2 Waktu RH Kelengasan (%) Tanah Kemiringan Ketinggian (%) (mdpl) Daun bawang, wortel, kol, 13 1241 S 7° 39’ 37,2” 2,50 cabai, pinus, ketela, pisang, 13 1241 E 111° 8’ 44,7” 1,03 cemara. 13 1241 13 1241 0 221 S 7° 35’ 51,7” 2,5 0 221 E 110° 57’ 31” 1011 0,76 0 221 1011 1,09 0 221 38600 1010 1,77 Pohon jati, pisang, kelapa, 6 480 S 7° 37’ 6” 43500 1010 1,29 petai, padi, sengon, mlinjo, 6 480 B 111° 2’ 97,9” 7 23500 1010 1,61 palem, nangka, bamboo, 6 480 7 13700 1010 1,42 durian. 6 480 pH (%) Vegetasi Koordinat (FC) Angsana, palem, sawah padi. Sumber : Laporan Sementara Data diatas diperoleh pada waktu yang bersamaan dengan ketinggian tempat yang berbeda dengan menggunakan beberapa alat diantaranya barometer, lux meter, Anemometer, Termometer tanah, dan clinometer. 79 E. Pembahasan Dalam pembahasan mengenai pengaruh altitude terhadap kondisi unsur-unsur cuaca, praktikan membahas hasil pengamatan dari bus B yaitu sesuai dengan pengamatan yang dilakukan oleh praktikan. Lokasi pengamatan di Karanganyar terletak pada koordinat 110o 57’515”BT dan 7o35’86”LS dengan ketinggian 185 mdpl dan kemiringan 0%. Vegetasi di tempat tersebut didominasi oleh pohon angsana, rumput, pohon pisang, palem, pohon mangga, jati, dan kacang. Suhu udara konstan yaitu 32oC. Suhu tanah juga konstan yaitu kisaran 30oC. Kelembaban udara tertinggi terjadi pada pukul 09.20 yang mencapai 46% dan kelembaban tanah tertinggi terjadi pada pukul 09.10 mencapai 50%. PH pada tanah Karanganyar tergolong netral yaitu 7. Intensitas cahaya matahari tertinggi 52300FC, tekanan udara stabil yaitu 1300mb, serta besarnya kecepatan angin tertinggi terjadi pada pukul 09.00 yang mencapai sekitar 0,8/s. Lokasi pengamatan di Karangpandan terletak pada koordinat 07o37’00,4”BT dan 111o02’47,5”LS dengan ketinggian 474 mdpl dan kemiringan 10%. Vegetasi di tempat tersebut didominasi oleh kelapa, jati, sengon, rumput, pohon pisang, palem, pohon nangka, mahoni, putri malu dan mlinjo. Suhu udara tertinggi terjadi pada pukul 11.20 yang mencapai 36.5oC dan suhu tanah relatif konstan yaitu mencapai 34oC. Kelembaban udara tertinggi terjadi pada pukul 11.30 yang mencapai 32% dan kelembaban tanah tertinggi terjadi pada pukul 11.00 yang mencapai 45%. PH pada tanah Karangpandan tergolong netral yaitu 7.5. Intensitas cahaya matahari tertinggi pada pukul 11.20 berkisar 733300FC, tekanan udara sebesar 1013.1mb, serta besarnya kecepatan angin tertinggi pada pukul 11.30 sekitar 1,6 m/s. Lokasi pengamatan di Tawangmangu terletak pada koordinat 07o39’46,4”BT dan 111o08’45,4”LS dengan ketinggian 1245 mdpl dan kemiringan 13%. Vegetasi di tempat tersebut didominasi oleh daun bawang, seledri, kubis, cemara, rumput, pohon pisang, jagung, singkong, dan rumput. Suhu udara tertinggi terjadi pada pukul 14.20 yang mencapai 30oC dan suhu 80 tanah tertinggi terjadi pada pukul 14.00 yang mencapai 26oC. Kelembaban udara tertinggi terjadi pada pukul 14.00 yang mencapai 44% dan kelembaban tanah tertinggi terjadi pada pukul 14.10 yang mencapai 60%. PH pada tanah Tawangmangu tergolong netral yaitu 7. Intensitas cahaya matahari tertinggi pada pukul 14.30 yaitu berkisar 24400FC, tekanan udara sebesar 911.3mb, serta besarnya kecepatan angin tertinggi sekitar 1.6m/s. Secara keseluruhan dari ketiga tempat tersebut. Suhu udara konstan yaitu mencapai 32oC dan suhu tanah tertinggi terjadi pada pukul 11.20 yang mencapai 36,5oC. Kelembaban udara tertinggi terjadi pada pukul 09.20 yang mencapai 468% dan kelembaban tanah tertinggi terjadi pada pukul 14.10 dan 14.20 yang mencapai 60%. PH pada tanah Karanganyar tergolong netral yaitu 7. Intensitas cahaya matahari tertinggi 73300FC dan yang terendah 14000FC, tekanan udara tertinggi sebesar 1300mb, serta besarnya kecepatan angin tertinggi terjadi pada pukul 09.00 yang mencapai sekitar 1,6/s. Pada praktikum kali ini diamati hubungan antara ketinggian tempat dengan suhu udara, tekanan udara dan kelembaban udara serta intensitas cahayanya. Hasil pengamatan yang diperoleh menunjukkan perbedaan pada suhu yang sama namun kelembabannya berbeda. Hal ini disebabkan karena kelembaban tidak hanya dipengaruhi oleh suhu tetapi juga tergantung pada waktu pengamatannya. Dalam hal ini waktu yang ditentukan berdasarkan lamanya penyinaran atau besarnya penerimaan energi radiasi surya. Perbedaan waktu penyinaran atau penerimaan cahaya akan mempengaruhi besar tekanan udara, suhu udara dan kelembaban udaranya. Dapat dikatakan bahwa semakin tinggi suatu tempat maka suhu udaranya akan semakin rendah akibat adanya perbedaan penerimaan energi radiasi surya. Semakin tinggi suatu tempat maka tekanan udaranya akan semakin rendah yang disebabkan adanya tekanan yang semakin jauh akibat ketinggian tempatnya sehingga menyebabkan angin menjadi cepat yang menunjukkan atau menyebabkan suhu udara rendah dengan kelembaban yang tinggi. 81 Berdasarkan teori, semakin siang atau banyaknya penerimaan energi radiasi surya maka suhu akan meningkat, kelembaban menurun dan tekanan udara akan konstan sesuai ketinggian tempat. Dalam pratikum ini didapat perubahan suhu, tekanan, kelembaban serta intensitas cahaya yang berbeda hal ini disebabkan adanya perbedaan waktu pengamatan dan ketinggian tempat. Suhu semakin siang akan semakin tinggi, kelembaban akan semakin rendah, intensitas cahaya akan semakin tinggi dengan tekanan udara yang sesuai dengan ketinggian tempat. 82 F. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Dalam pratikum hubungan antara altitute dengan tekanan udara, suhu udara dan RH ini maka dapat diambil kesimpulan yaitu: a. Suhu udara terjadi karena adanya aliran energi kalor dari radiasi matahari melalui gelombang panjang ke molekul-molekul udara di atmosfer dan molekul benda lainnya di permukaan bumi. Secara fisis kemampuan tiap molekul dalam menyerap dan menyimpan radiasi matahari berbeda-beda sehingga suhu molekul terbut berbeda pula. b. Suhu udara akan dipengaruhi oleh tekanan udara yang berada pada ketinggian tertentu. c. Tekanan udara adalah gaya yang bekerja pada molekul-molekul udara per satuan luasan kolom. Tekanan udara terjadi karena molekulmolekul udara pada suatu kolom mengalami gaya berat akibat adanya gaya tarik bumi. d. Kelembaban udara relatif adalah keadaan yang menunjukkan jumlah uap air yang terkandung dalam udara jenuh pada tekanan uap jenuh . e. Proses pemanasan udara yang menyebabkan peningkatan suhu udara, terjadi akibat penerimaan energi radiasi surya di permukaan bumi (daratan dan lautan) yang selanjutnya digunakan untuk memanaskan udara di atasnya, untuk penguapan dan pemanasan daratan serta lautan itu sendiri. f. Adanya perbedaan waktu pengamatan akan menyebabkan perbedaan hasil yang diperoleh. Semakin siang atau panas suatu daerah maka akan memepengaruhi besar penerimaan cahaya yang diperoleh. g. Semakin tinggi suatu tempat maka tekanan udaranya semakin rendah, suhu semakin rendah dan kelembabannya semakin tinggi (lembab). h. Dengan perbedaan ketinggian tersebut maka akan menentukan jenis vegetasi mana yang dapat hidup dalam kondisi tersebut. Di mana 83 ketinggian tempat akan menentukan besar suhu udaranya, kelembabannya, tekanan udaranya serta kemampuan dalam menerima energi cahaya surya yang datang. 2. Saran Setelah melakukan praktikum di tiga tempat di daerah Solo, terdapat beberapa saran yang mungkin bisa digunakan untuk pertimbangan supaya kedepannya lebih baik lagi: a. Sistem praktikumnya lebih diperhatikan lagi agar prakrikan tidak bingung dalam melaksanakan praktik b. Koordinasi antar co-ass lebih diperhatikan kembali. c. Peralatan ditambah supaya komplin dan praktik berjalan bertambah lancar. 84 DAFTAR PUSTAKA Benyamin L 2002. Dasar-Dasar Klimatologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Firman, Umara 2009. Fluktuasi Suhu Udara dan Tren Variasi Curah Hujan RataRata Di Atas 100 mm Di Beberapa Wilayah Indonesia. Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Vol. 5 No. 3 Raynand. 2010. Unsur-unsur Cuaca Secara Umum. http://raynand.wordpress.com/unsur-cuaca/. Diakses pada tanggal 23 November 2013. Saleh, Edward dan Budi Indra Setiawan 2001. Distribusi Dan Profil Kelembaban Tanah Pada Sistem Irigasi Kendi Untuk Tanaman Sayuran Di Daerah Kering. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian. Vol. 3 No.2 Hal 94-98 Sutedjo, Mul Suryani dan Kartasapoetra. 2005. Pengantar Ilmu Tanah. PT Rineka cipta, Jakarta Tika. 2008. Tekanan Udara Makin Keatas Semakin Rendah. http://www.fisikaasyik.com. Diakses pada tanggal 23 November 2013. Tjasyono, Bayong 2004. Klimatologi. ITB, Bandung Wuryatno, Indro 2000. Klimatologi Dasar. UNS Press. Surakarta. 86 VI. PENGAMAAN SUHU DAN KELEMBABAN UDARA DALAM RUANG KULTUR JARINGAN, RUMAH KACA, DAN TEMPAT TERBUKA A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Dalam atmosfer (lautan udara) senantiasa terdapat uap air. Kadar uap air dalam udara disebut kelembaban (lengas udara). Kadar ini selalu berubah-ubah tergantung pada temperatur udara setempat. Kelembaban udara adalah persentase kandungan uap air dalam udara. Kelembaban udara ditentukan oleh jumlah uap air yang terkandung di dalam udara. Total massa uap air per satuan volume udara disebut sebagai kelembaban absolut. Perbandingan antara massa uap air dengan massa udara lembab dalam satuan volume udara tertentu disebut sebagai kelembaban spesifik. Massa udara lembab adalah total massa dari seluruh gas-gas atmosfer yang terkandung, termasuk uap air;jika massa uap air tidak diikutkan, maka disebut sebagai massa udara kering. Dalam kehidupan di bumi ini kelembaban udara menentukan bagaimana mahluk hidup tersebut dapat beradaptasi dengan kelembaban yang ada di lingkungannya. Dalam bidang pertanian kelembaban udara biasanya digunakan untuk meningkatkan produktifitas dan perkembangan tumbuhan budi daya. Dengan mengetahui kelembaban udara yang ada dilingkungan tempat yang akan di tanam tumbuhan, kita dapat menentukkan pemilihan jenis tanaman yang sesuai, misalnya tanaman bakau yang ditanam pada daerah yang berkelembaban tinggi, bakau tersebut akan berkembang dan berproduktifitas dengan maksimal, sebaliknya jika bakau tersebut di tanam pada daerah yang mempunyai kelembaban yang rendah maka bakau tersebut tidak akan berproduktifitas dan berkembang secara maksimal. 86 87 Ada beberapa alat yang biasa digunakan dalam melakukan pengukuran kelembaban nisbi diantaranya adalah Termohigrograf Mini, termometer bola basah bola kering, dan higrometer. Pengetahuan tentang alat dan kegunaannya akan semakin lengkap dan optimal dengan mengamati alat-alat tersebut dalam praktikum agroklimatologi. Gabungan Thermograph dan Hygrograph dinamakan Thermohygrograph. Alat ini memiliki fungsi untuk mengukur suhu dan kelembaban udara secara otomatis. Dengan menggunakan pias kertas sebagai hasil yang dilihat, kemudian di bagian kertas tersebut terdapat pengukur suhu ( bagian atas kertas ) dan pengukur kelembaban (bagian bawah kertas). Dengan menggunakan sensor, maka grafik perubahan suhu bisa diketahui, karena sensor tersebut sangat peka terhadap suhu sekitar dimana mengalami pemuaian bila suhu meningkat dan menyusut jika suhu rendah. 2. Tujuan Pratikum Pratikum Acara 6 Agroklimatologi bertujuan untuk memonotoring atau memantau suhu dan RH udara pada suatu tempat secara kontinyu pada periode tertentu (mingguan). 3. Waktu dan Tempat Pratikum Pratikum Acara 6 Agroklimatologi dilakukan pada peride bulan Oktober sampai November 2013 di Fakultas Pertanian UNS. Tempat atau objek pengamatan meliputi: Ruang pada Labolatorium Kultur Jarringan, Rumah Kaca dan Ruang Terbuka. 88 B. Tinjauan Pustaka Suhu udara dicatat oleh thermometer yang disimpan dalam kotak berkisi – kisi terbuka, diketahui sebagai saringan Stevenson, dipasang setinggi kira 0 kira 1,25 m dari permukaan tanah. Termometer ini perlu terlindungi dari presipitasi dan cahaya langsung dari matahari. Banyak pengamatan dilakukan dengan menggunakan termometer maksimum dam minimum. Semua itu merekam, dengan bantuan penunjuk, suhu maximal dan minimal yang dialami setelah alat itu dipasang (Rahman 2011). Kelembaban udara menyatakan banyaknya uap air dalam udara. Jumlah uap air dalam udara ini sebetulnya hanya merupakan sebagian kecil saja dari seluruh atmosfer. Yaitu hanya kira-kira 2% dari jumlah massa. Akan tetapi uap air ini merupakan komponen udara yang sangat penting ditinjau dari segi cuaca dan iklim (Agung 2009). Beberapa prinsip yang secara umum digunakan dalam pengukuran kelembaban udara yaitu (1) metode pertambahan panjang dan (2) berat,pada benda-benda higroskopis, serta (3) metode termodinamika. Alat pengukur kelembaban udara secara umum disebut hygrometer sedangkan yang menggunakan metode termodinamika disebut psikrometer (Gunarsih 1990). Pada pengamatan keadaan atmosfer kita di stasiun cuaca atau stasiun meteorologi digunakan beberapa alat yang mempunyai sifat-sifat yang hampir sama dengan alat-alat ilmiah lainnya yang digunakan untuk penelitian di dalam laboratorium, misalnya bersifat peka dan teliti. Perbedaannya terletak pada penempatannya danpara pemakainya. Alat-alat laboratorium umumnya dipakai pada ruang tertutup, terlindung dari hujan dan debu-debu, angin dan lain sebagainya serta digunakan oleh observer. Dengan demikian sifat alat-alat meteorologi disesuaikan dengan tempat pemasangannya dan para petugas yang menggunakannya. (Runtunuwu 2008). Alat meteorologi umumnya ada dua macam yaitu jenis biasa bukan pencatat dan jenis pencatat. Contoh jenis alat biasa adalah termometer, barometer, pluviometer, psikromrter, dan sebagainya. Alat pencatat 89 misalnya termograf, barograf, pluviograf, hidrograf dan sebagainya. Untuk jenis alat pencatat biasanya dilengkapi dengan jam (waktu) dan pias (chart) yang diganti tiap hari untuk pias harian dan tiap minggu untuk pias mingguan. Biasanya pias ini dilengkapi dengan pias yang pembuatannya biasnya didasarkan (Tjasyono 2004). pada bentuk dan cara membersihkan pena 90 C. Alat dan Cara kerja 1. 2. Alat a. Thermohygrograph b. Kertas Pias Cara Kerja a. Menyiapkan alat thermohygrigraph, memasang kertas pias pada drum. b. Menyetel alat pada posisi mingguan, pasang drum kembali dan meletakkannya pada tempat yang akan di monitor. c. Melakukan inspeksi setiap hari mengenai kelancaran jalannya alat, seperti tinta, recorder, dan timer yang sudah disetting. d. Setelah satu minggu, melalukan pelepasan kertas pias dan melakukan pengamatan terhadap data yang telah diperoleh. e. Memasang kertas pias yang baru, meletakkan pada tempat yang berbeda, melakukan prosedur serupa. f. Melakukan pembacaan data yang diperoleh dan mencari waktu terjadinya suhu tertinggi, suhu terendah, RH tertinggi, dan RH terendah. 91