3 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Jeruk bukan merupakan buah asli Indonesia, melainkan berasal dari Cina Selatan, India Timur Laut dan Burma. Secara spesifik jeruk keprok (Citrus nobilis L.) berasal dari timur laut China. Tanaman jeruk termasuk kedalam family Rutaceae, sub family Aurantioideae, dan genus Citrus. Genus Citrus memiliki dua sub genus yaitu Citrus dan Papeda, yang dapat dibedakan dari daun, bunga dan karakteristik buah. Sub genus Citrus dibedakan 16 spesies dan salah satunya adalah C. nobilis L (Spiegel-Roy dan Goldschmidt, 2003). Tanaman jeruk keprok mempunyai batang yang rendah dan tingginya sekitar 2-8 m sedangkan ranting atau batang ada yang berduri dan ada yang tidak berduri. Tajuk jeruk ini berbentuk tidak beraturan, berdahan kecil, bercabang banyak, dan memiliki tajuk yang rindang. Daun berbentuk tunggal dan mempunyai ukuran kecil serta tangkainya pendek. Warna daun pada permukaan atas hijau tua mengkilat sedangkan warna daun pada permukaan bawah yaitu hijau muda. Tanaman ini berbunga majemuk dan bunga keluar pada ketiak daun atau ujung cabang, ukuran bunga kecil dan mempunyai bau yang harum dengan warna bunga putih berbinti-bintik dan berkelenjar. Bakal buah berbentuk seperti bola yang mempunyai garis tengah 0.15-0.2 cm. Buah yang sudah jadi mempunyai warna kulit yang mengkilat, licin, penuh pori-pori dan sedikit berbau harum. Daging buahnya berwarna orange dan mengandung banyak air (Sarwono, 1994). Syarat tumbuh Tanaman jeruk dapat hidup pada daerah subtropis dan tropis. Pada daerah subtropis jeruk dapat ditanam pada dataran rendah sampai ketinggian 650 m dpl sedangkan di daerah tropis dapat ditanam sampai ketinggian 2,000 m dpl. Temperatur optimal pertumbuhan tanaman jeruk yaitu antara 25-30 o C. Pertumbuhan jeruk akan terhambat jika temperaturnya diatas 38 oC atau dibawah 13 oC. Curah hujan optimum 1,000-2,000 mm per tahun dan merata sepanjang 4 tahun. Tanaman jeruk memerlukan sinar matahari yang penuh, bila terlindung atau ternaungi akan berkurang produksinya. Sinar matahari sangat dibutuhkan dalam proses fotosintesis. Cabang yang kekurangan sinar matahari seringkali mati atau mudah terserang penyakit (Pracaya, 2002). Tanah yang subur merupakan tanah yang ideal untuk tanaman jeruk, akan tetapi tanaman ini dapat juga diusahakan pada tanah yang kurang subur. Budidaya pada tanah yang kurang subur memerlukan pemupukan dan pemeliharaan tanaman yang lebih intensif (Sarwono, 1994). Pemangkasan Pemangkasan adalah suatu tindakan membuang sebagian dari bagian tanaman dengan maksud untuk menunbuhkan atau merangsang pembungaan dan pembuahan ke arah yang dikehendaki (Badan Penelitian dan Perkembangan Pertanian, 2005). Pemangkasan meliputi pemangkasan bentuk dan pemangkasan pemeliharaan. Pemangkasan bentuk bertujuan untuk mendapatkan bentuk tanaman yang diinginkan dengan maksud untuk membentuk cabang yang ideal sehingga dicapai produktivitas dan mutu buah yang optimal. Selain itu pemangkasan bentuk dilakukan untuk mengatur bentuk tajuk tanaman dan mengurangi kerimbunan, sehingga tanaman tidak terserang hama dan penyakit (Setiawan dan Trisnawati, 1999). Pemangkasan bentuk atau pembentukan arsitektur pohon dimulai dengan memangkas setinggi 30-40 cm dari pangkal batang dan kemudian tunas-tunas yang tumbuh dipilih, disisakan dan dipertahankan 3 tunas/cabang yang tumbuhnya menyebar merata ke semua arah. Pemangkasan bentuk selanjutnya dilakukan dengan menyisakan 3 tunas untuk masing-masing cabang yang akan menjadi kerangka kanopi/tajuk tanaman membentuk pola 1-3-9 (Balai Penelitian Jeruk dan Buah Subtropika, 2010). Pemangkasan pemeliharaan bertujuan untuk merangsang tumbuhnya tunas-tunas produktif, dan menghilangkan tunas-tunas tidak produktif atau tunastunas yang mengarah ke dalam, memudahkan pemeliharaan tanaman, serta mengurangi resiko serangan OPT (Departemen Pertanian, 2004). Selain itu 5 pemangkasan pemeliharaan dilakukan untuk mengurangi kerimbunan agar sinar matahari masuk kedalam tajuk pohon dan tidak tumbuh tunas-tunas di bawah okulasi atau sambungan sehingga sinar matahari tidak terdistribusi pada seluruh bagian tanaman, hal ini akan mengakibatkan mutu buah tidak terjaga. Pemangkasan pemeliharaan meliputi pemangkasan tunas air, cabang balik, cabang dan ranting yang kering serta lapuk (Setiawan dan Trisnawati, 1999). Pemangkasan pemeliharaan ini dapat dilakukan setiap saat jika kondisi menghendaki atau pemangkasan yang dilakukan bersamaan/ setelah panen dengan tujuan untuk menjaga kesehatan tanaman, menjaga kestabilan produksi dan kualitas buah atau untuk peremajaan (Lesmana, 2009). Pemangkasan sebaiknya dilakukan pada musim hujan sehingga ranting yang telah dipotong akan segera bertunas kembali, jika pemangkasan dilakukan pada waktu tidak ada hujan, sebaiknya tanaman diberi pengairan yang cukup (Sarwono, 1994). Pemangkasan dilakukan secara berkala dengan membuang cabang-cabang yang mati dan wiwilan (Muhammad et al., 2003).