ABSTRAK Resiko pembiayaan (pembiayaan bermasalah) merupakan permasalah yang tidak bisa dihindarkan dalam setiap Lembaga Keuangan, tidak terkecuali juga pada Lembaga Keuangan Syariah, dalam hal ini termasuk Baitul Maal wat Tamwil (BMT). Fokus pada penelitian ini adalah perlakuan Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dalam menghadapi terjadinya pembiayaan murabahah bermasalah untuk tetap memaksimalkan pendapatannya meskipun telah terjadi pembiayaan bermasalah, khususnya murabahah. Metodologi yang digunakan adalah metode kualitatif guna memperoleh gambaran yang jelas, detail dan mendalam mengenai permasalahan yang diteliti. Objek penelitiannya adalah Perlakuan Koperasi Serba Usaha Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Al-Ikhwan Kantor Pusat Yogyakarta terhadap Pembiayaan murabahah bermasalah untuk tetap memaksimalkan pendapatan dari sisi pembiayaan murabahah bermasalah, dan sumber data penelitian adalah berbagai literatur dan dokumen, hasil wawancara dan observasi. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kajian dokumen serta literatur yang terkait dengan penelitian, wawancara dan observasi. Teknik Analisis data menggunakan Metode Miles & Huberman dengan peneliti sebagai instrument analisa utama. Pengujian keabsahan data dilakukan dengan uji kredibilitas data dengan meningkatkan ketekunan, triangulasi sumberdan teknik, diskusi teman sejawat dan dosen yang memiliki kapasitas dibidang ekonomi syariah. xxi Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam hal menghadapi pembiayaan bermasalah umumnya, khususnya murabahah, Baitul Maal wat Tamwil (BMT) lebih memiliki toleransi dan mengedepankan prinsip kemanusiaan dari pada mengejar kepentingan laba semata, dengan melakukan pendekatan persuasif (musyawarah) dalam menyelesaikannya, dengan penyelesaian rescheduling,atau restructuring bagi anggota yang mengalami penurunan penghasilan, dan denda ataupun sanksi bagi yang menunda-nunda. Hasil penelitian merekomendasikan untuk ditetapkannya suatu peraturan oleh regulator yang dapat menjamin penyediaan pembiayaan oleh Lembaga Keuangan Syariah Mikro dalam hal ini Koperasi Jasa Keuangan Syariah atau Unit Jasa Keuangan Syariah, termasuk didalamnya Baitul Maal wat Tamwil (BMT), serta didirikannya suatu lembaga penjamin terkait. Kata kunci : Pembiayaan, Pembiayaan Bermasalah, Murabahah, Manajemen Resiko BMT xxii