Radio Aktivitas dan Reaksi Inti

advertisement
Radio Aktivitas dan Reaksi Inti
CHATIEF KUNJAYA
KK ASTRONOMI, ITB
TPOA, Kunjaya 2014
Reaksi Inti di Dalam Bintang
 Matahari dan bintang-bintang umumnya
membangkitkan energi sendiri dengan reaksi inti
Hidrogen menjadi Helium.
 Reaksi ini meupakan reaksi inti ringan menjadi inti
yang lebih berat, sehingga tergolong reaksi fusi
 Selain reaksi fusi, ada juga reaksi fisi yang memecah
inti berat menjadi inti yang lebih ringan.
 Salah satu reaksi fisi di alam semesta adalah
terurainya besi menjadi helium saat ledakan
supernova.
TPOA, Kunjaya 2014
Reaksi Inti di Bumi
 Contoh reaksi fusi di Bumi yang pernah dibuat
manusia adalah Bom Hidrogen
 Contoh reaksi fisi yang pernah dibuat manusia
adalah ledakan bom atom di Hiroshima dan
Nagasaki di penghujung perang dunia kedua
 Reaksi fusi sudah dimanfaatkan manusia untuk
tujuan damai yaitu pada pembangkit listrik tenaga
nuklir (PLTN)
TPOA, Kunjaya 2014
Rangkaian reaksi Hidrogen
 Reaksi penggabungan H menjadi He merupakan
rangkaian reaksi yang cukup kompleks dan
membutuhkan temperatur yang sangat tinggi, diatas
10 juta K.
 Hal ini disebabkan dua inti H yang bermuatan
positif akan saling tolak karena gaya elektrostatik,
sehingga dibutuhkan kecepatan yang sangat tinggi
untuk membuat kedua inti cukup dekat sehingga
dapat diikat oleh gaya kuat inti (strong force)
 Gaya kuat inti bekerja pada jarak 10-15 m
TPOA, Kunjaya 2014
Tahapan Reaksi Inti H Menjadi He
1 + H1→ D2 + e+ + ν
H
1
1
1
1D
2
+ 1H1 → 2He3 + γ
3 + He3 → He4 + 2 H1
He
2
2
2
1
Secara neto reaksinya menjadi :
41H1 → He4 + 2e+ +  + γ
Reaksi ini disebut reaksi proton-proton yang
eksoterm (menghasilkan energi)
TPOA, Kunjaya 2014
TPOA, Kunjaya 2014
Energi Reaksi
 Jika dibandingkan, massa empat proton lebih berat




dari massa satu Helium,
Massa 4 proton : 4 × 1,0079 sma = 4,0316 sma
Massa 1 inti helium : 4,0026 sma
Massa yang hilang 0,029 sma, 0,7% massa 4 proton
Massa yang hilang ini berubah menjadi energi sesuai
dengan persamaan Einstein:
E  mc
TPOA, Kunjaya 2014
2
Energi Radiasi Matahari
 Energi dari massa yang hilang inilah yang merambat
keluar dari dalam bintang dan Matahari dan
dipancarkan dari permukaannya secara radiasi
 Pancaran radiasi Matahari yang stabil selama berjutajuta tahun menunjukkan bahwa laju pembangkitan
energi di pusatnya konstan dan sama dengan laju
pemancaran dari permukaannya.
 Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa laju reaksi
inti di pusat Matahari juga konstan.
 Helium akan terakumulasi di pusat Matahari semakin
banyak seiring dengan semakin tuanya Matahari
TPOA, Kunjaya 2014
Reaksi inti siklus CNO
 Reaksi H menjadi He dapat dipercepat oleh unsur-
unsur karbon, nitrogen dan oksigen bila unsur-unsur
itu ada di dalam bintang.
 CNO berfungsi sebagai katalis
 Dibutuhkan temperatur yang lebih tinggi
dibandingkan dengan siklus proton-proton
 Bintang-bintang generasi pertama yang bahan
bakunya tidak mengandung unsur berat, evolusinya
lebih lambat dibandingkan dengan generasi
berikutnya yang lingkungannya sudah mengandung
unsur berat
TPOA, Kunjaya 2014
Siklus CNO
12 + H1 → N13 + γ
C
6
1
7
13 → C13 + e+ + ν
N
7
6
13 + H1 → N14 + γ
C
6
1
7
14 + H1 → O15 + γ
N
7
1
8
15
15
+
8O → 7N + e + γ
15
1
12
4
7N + 1H → 6C + 2He
Netto :
41H1 → He4 + 2e+ +  + γ
Sama dengan siklus PP, tapi lebih cepat
TPOA, Kunjaya 2014
Reaksi Triple Alpha
 Pada bintang yang bermassa besar, temperatur di
intinya bisa mencapai ratusan derajat
 Temperatur dan tekanan yang sangat tinggi itu
menyebabkan He bisa bereaksi menjadi karbon
2He
+ 2He4 → 4Be8
8 + He4 → C12 + γ
Be
4
2
6
4
 Pada temperatur yang lebih tinggi lagi bisa terbentuk
oksigen:
12
6C
TPOA, Kunjaya 2014
+ 2He4 → 8O16 + γ
Pembentukan Unsur Lebih Berat
 Pada bintang yang bermassa sangat besar, dapat
dibentuk unsur-unsur yang lebih berat lagi.
 Mengingat bahwa pada awal alam semesta, atom
yang pertama terbentuk adalah H, dan unsur-unsur
yang lebih berat dibuat di inti bintang, dapat
disimpulkan bahwa atom-atom C, N, O dan unsur
berat lain yang ada di dalam tubuh kita zaman
dahulu pernah berada di dalam inti bintang.
TPOA, Kunjaya 2014
Kehilangan Massa Matahari
 Radiasi Matahari relatif stabil selama berjuta tahun,
oleh karena itu, hukum kekekalan energi
mengharuskan laju penciptaan energi di pusat
Matahari harus sama dengan luminositas total.
 Hal itu membuat kita dapat menghitung kehilangan
massa Matahari, jika bisa mengukur kuat cahaya
Matahari di Bumi, bahkan dapat digunakan juga
untuk menghitung kala hidup Matahari.
 Fluks energi Matahari di sekitar Bumi menurut
pengukuran para ahli adalah f ≈ 1380 joule/(m2dt)
TPOA, Kunjaya 2014
Kehilangan Massa Matahari
 Luminositas Matahari dapat dihitung dari:
L  4d f
2
 Dengan d adalah jarak rata-rata Bumi-Matahari ≈ 150
juta km
 Luminositas ini sama dengan laju penciptaan energi di
pusat Matahari
 Maka laju kehilangan massa Matahari dapat dihitung
dari rumus kesetaraan massa – energi Einstein:
E  mc
TPOA, Kunjaya 2014
2
Kala Hidup Matahari
 Dari jumlah massa yang hilang dapat diketahui
jumlah Hidrogen yang berubah menjadi Helium.
 Akhir riwayat Matahari adalah apabila 10% H sudah
berubah menjadi He.
 Kala hidup Matahari dapat dihitung dari waktu yang
dibutuhkan untuk mengubah 10% massa Matahari
menjadi Helium
TPOA, Kunjaya 2014
Contoh Soal
Dari pengukuran fluks energi Matahari di Bumi, dan
rumus kesetaraan massa - energi Einsten dan
perkiraan bahwa Matahari berada di akhir riwayat
hidupnya ketika massa helium yang terkumpul di
pusatnya 10% dari massa matahari, para astronom
dapat memperkirakan kala hidup matahari. Berapakah
usia matahari ketika riwayatnya berakhir, dihitung
sejak kelahirannya?
TPOA, Kunjaya 2014
Jawab
Fluks energi radiasi matahari di sekitar Bumi f = 1380
joule/(m2dt), maka luminositas Matahari :
 Lʘ = 4πd2f=3,9×1026 joule/detik
Energi ini berasal massa yang hilang dari reaksi fusi,
jadi massa yang hilang dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan Einstein :
 E=mc2
diperoleh massa yang hilang tiap detik 4,3 juta ton
atau 1,37 × 1017 kg/tahun.
Massa matahari Mʘ = 1,99 × 1030 kg. Sepuluh persen
dari Massa ini 1,99 × 1029 kg.
TPOA, Kunjaya 2014
Jawab
Prosentase massa yang hilang dari reaksi hidrogen
menjadi helium adalah 0,7%, maka banyaknya massa
yang berubah menjadi energi selama hidup Matahari
adalah :
 0,7% × 1,99 × 1029 kg = 1,39 × 1027 kg
Massa sejumlah itu dihabiskan dalam waktu :
1,39  10 kg
10
 1,01  10 tahun
17
1,37  10 kg/tahun
27
Atau 10 milyar tahun
TPOA, Kunjaya 2014
Sinar Kosmik
 Sinar Kosmik adalah artikel subatomik yang datang
dari angkasa
 Ditemukan mula2 dari berkas cahaya pada film
meskipun shutter kamera dalam keadaan tertutup,
maka dipastikan bukan gelombang cahaya
 Semakin tinggi tempat semakin sering terjadi
insiden sinar kosmik
 Sinar kosmik merupakan partikel bermuatan yang
terbentuk di atmosfir atas sebagai akibat tumbukan
partikel dari luar Tata Surya dengan partikel
atmosfer
TPOA, Kunjaya 2014
Sinar Kosmik
 Partikel subatomik sinar kosmik itu berumur pendek
yang sifat2nya berbeda dari partikel2 dasar yang
dikenal
 Maka orang menduga bahwa partikel sinar kosmik
adalah pecahan dari inti atom.
 Kedatangan sinar kosmik yang tak menentu
menyulitkan penelitiannya
 Kemudian ahli fisika mencoba membuat sinar
kosmik buatan dengan cara mempercepat gerak
proton lalu menumbukkan dengan proton lain, lalu
mendeteksi pecahannya.
TPOA, Kunjaya 2014
TPOA, Kunjaya 2014
TPOA, Kunjaya 2014
TPOA, Kunjaya 2014
Download