HADIS TENTANG BID’AH (Telaah Ma’anil Hadis) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S. Ag.) Disusun Oleh: Erma Rohmana al Jauhariyah NIM. 12530052 JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2016 i ii iii iv MOTTO “sebaik-baik manusia adalah yang memberi manfaat bagi orang lain” (HR: Muslim) “Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah untuk menjadi manusia yang berguna” (Einstein) v PERSEMBAHAN Karya Tulis ini kupersembahkan kepada: 1. Ibu dan Ayah tercinta, “Karwiyatun Almh. Meski tak sempat melihatku berada dalam waktu yang engkau nantikan, semoga amal ibadah mu diterima di sisi Allah, dan diampuni semua dosa, dan ditempatkan di syurga-Nya kelak”. Dan untuk ayahku Munasam dan Ibu Nur Husaini, terimakasih atas dukungan serta do’anya, juga senantiasa membimbing dan mengajariku tanpa lelah. 2. Keluarga angkatku tercinta Bapak dan ibu, “Munadi dan Niswatin”, “mbak Siti umimah, adek Miya, adek Ulya dan Adek Abi”. yang telah sabar merawatku dan membesarkanku dengan penuh cinta dan kasih sayang, semoga kalian semua selalu diberi kesehatan 3. Saudariku tertua Nur Laila Zuliyanti, yang senantiasa memotivasiku dalam setiap langkah yang kuambil, beserta adik-adikku al-Jauhary yang selalu menyemangati dan menyayangiku. 4. Kakak-kakak angkatku alm. “Ainur Rofik, Purnomo, Khusnul Wafiq” yang telah pergi mendahului kita semua, yang mana tak sempat harapan-harapan kalian kupenuhi. Semoga kalian semua ditempatkan di surga-Nya Allah SWT. dan segala dosa kalian diampuni oleh Allah SWT. Amin. vi PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN Transliterasi adalah kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini berpedoman pada surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor 158 Tahun 1987 dan Nomor 0543b/U/1987. Secara garis besar urutannya adalah sebagai berikut : I. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan ba‘ B Be ta' T Te s\a s\ es (dengan titik di atas) Jim J Je h}a‘ h{ ha (dengan titik di bawah) kha' Kh ka dan ha Dal D De z\al z\ zet (dengan titik di atas) ra‘ R Er Zai Z Zet Sin S Es Syin Sy es dan ye s}ad s} es (dengan titik di bawah) d{ad d{ de (dengan titik di bawah) t}a'> t} te (dengan titik di bawah) z}a' z} zet (dengan titik di bawah) ‘ain ‘ koma terbalik ( di atas) Gain G Ge vii fa‘ F Ef Qaf Q Qi Kaf K Ka Lam L El Mim M Em Nun N En Wawu W We ha’ H Ha Hamzah ’ Apostrof ya' Y Ye II. Konsonan Rangkap Tunggal karena Syaddah ditulis Rangkap ditulis muta’addidah Ditulis ‘iddah III. Ta’ Marbutah diakhir kata a. Bila dimatikan tulis h ditulis H}ikmah Ditulis Jizyah (ketentuan ini tidak diperlukan kata-kata Arab yang sudah terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti zakat, shalat dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya) b. Bila diikuti kata sandang ‚al‛ serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulish. Kara>mah al-auliya>’ ditulis viii c. Bila Ta' marbu>t}ahhidup dengan harakat, fath}ah, kasrah, atau d}ammah ditulis t. Zaka>t al-fit}rah ditulis IV. VokalPendek َ fath}ah ditulis a Kasrah Ditulis I d{ammah Ditulis u V. VokalPanjang 1 2 3 4 FATHAH + ALIF FATHAH + YA’MATI FATHAH + YA’MATI DAMMAH + WA>WU MATI ditulis a> ditulis Ja>hiliyah ditulis a> ditulis Tansa> ditulis i> ditulis Kari>m ditulis u> ditulis Furu>d{ ditulis Ai ditulis bainakum VI. Vokal Rangkap 1 FATHAH + YA’ MATI ix 2 FATHAH + WA>WU MATI ditulis Au ditulis qaul VII. Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof Ditulis a antum Ditulis u’iddat Ditulis la’in syakartum VIII. Kata sandang alif lam yang diikuti huruf Qomariyyah maupun Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan "al" ditulis al-Qur’a>n Ditulis al-Qiya>s Ditulis al-Sama>' Ditulis al-Syams IX. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat ditulis menurut bunyi atau pengucapannya ditulis Z|awī al-Furu>d{ Ditulis Ahl al-Sunnah x ABSTRAK Penelitian dalam skripsi ini perlu, karena untuk meninjau kembali makna bid’ah yang telah bergeser dan berkembang pada saat ini, serta memberi pemahaman yang jelas kepada masyarakat, melihat realita yang ada saat ini, pembahasan bid’ah hanya cenderung menguatkan dan menyesuaikan pada prinsip-prinsip yang dipegang oleh suatu golongan atau kelompok. Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan pokok dalam pembahasan bid’ah. Rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah (1) Bagaimana pemaknaan hadis tentang bid’ah? (2) Bagaimana perkembangan dan Relevansi hadis bid’ah dalam realita kehidupan sekarang? Dengan metode ma’anil hadis Musahadi HAM, hadis-hadis tentang bid’ah dijelaskan dengan menggunakan kritik Historis, yakni keotentikan hadis dengan sejarah, baik secara sanad atau realita sosial ketika hadis ini diturunkan, kritik eidetis, yakni konfirmatif terhadap hadis-hadis dan ayat al-Qur’an, kritik Praktis, yakni menarik relevansi makna hadis dengan konteks kekinian. Setelah peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan beberapa metode di atas, akhirnya dapat disimpulkan bahwa (1) hadis kullu bid’atin d}alalah jika dimaknai dengan literal, maka pemahaman ini akan berasa ekstrem. Karena sangatlah tidak mungkinjika hidup ini sama persis dengan kehidupan Rasulullah. Maka tidak ada kemungkinan bagi kita unuk berprilaku dan bersikap yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah sebelumnya, tidak hanya dalam urusan peribadatan namun mencakup aspek duniawi. Karena kehidupan pada masa ini sudah sangat berkembang dan sangat maju, baik dari segi keilmuan, pengetahuan, bangunan dll. (2) sebenarnya bid’ah tidak mengalami perkembangan, hanya saja, subjek atau pelaku telah mengalami pergeseran pemikiran, yang awalnya menentang dan menyebut hal itu bid’ah dan sesat, sekarang justru hal tersebut dirasa benar dan mulai melakukan atau mengikutinya. Mengenai relavansi hadis bid’ah, bahwa teks hadis tersebut tidak berubah namun kenyataannya, konteks pada saat ini telah berubah dan bergeser tergantung pada masing-masing kelompok yang memahaminya, bahkan dalam menentukan sebuah hukum dalam hal baru masih diperdebatkan. xi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan taufiq, rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan HADIS TENTANG BID’AH (Telaah Ma’anil Hadis). Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Nabi Agung SAW, kepada keluarganya dan kepada para sahabat serta seluruh ummat Islam semuanya. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana Theologi Islam Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir di Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tentu masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan, baik dari teknik penyusunan dan kosakata yang tertulis, maupun dari isi dan pembahasan yang ada dalam skripsi ini.Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis telah banyak memperoleh bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan penuh rasa hormat penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. KH. Yudian Wahyudi, MA. selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk xii belajar dan menuntut ilmu pada Program Sarjana ProgramStudi Ilmu AlQur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan pemikiran Islam. 2. Dr. Alim Roswantoro, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijga Yogyakarta. 3. Dr. H Abdul Mustaqim, M.Ag, selaku Ketua Program Studi Ilmu AlQur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijga Yogyakarta. 4. Afdawaiza, S.Ag. M.Ag. selaku Sekertaris Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijga Yogyakarta. 5. Dr. Nurun Najwah, dan Yusron Asrofie sebagai pembimbing skripsi dan pembimbing akademik yang telah berkenan membimbing jalannya penyusunan skripsi serta memberikan motivasi-motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar. 6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan tulus telah memberikan ilmu pengetahuan serta wawasan yang luas mengenai segala aspek keilmuan selama penulis mengikuti perkuliahan. 7. Seluruh pimpinan dan staf administrasi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan kalijaga Yogyakarta yang telah membantu dan memberikan pelayanan yang baik selama penulis mengikuti perkuliahan sampai selesainya penulisan skripsi ini. xiii 8. Ayahanda tercinta yang selalu mendukung dan memberikan kesempatan serta kepercayaannya kepada ananda untuk menimba ilmu dalam dunia akademik demi menggapai cita-cita, begitu juga dengan Ibunda tersayang almh. yang tak sempat melihatku tumbuh besar dan tak sempat memberikan dukungannya, namun aku yakin bahwa kau sangat sayang kepada Anak mu ini. Semoga amal ibadah ibunda diterima di sisi Allah SWT. 9. Kepada keluarga kecil di kos, “Kakak Agus al-Hamidi, Mbak Nur Istiqomah, dan Adik kecil Avicena Izzaz Konstantin al-Hamidi ” yang memberikan sebuah kenyamanan dan kebahagian dalam keluarga. 10. Terimakasih kepada teman-teman jurusan IAT angkatan 2012, terkhusus kepada Siti Rahayu, Hikmah, Lika, Novi, Khoir, Umamah, Mbk Ina, Tati, Arum dll. Yang selalu menyemangati dan memberi kebahagiaan selama ini, bertukar berbagai ilmu, dan saling memotivasi. 11. Teman-teman se-Alumni yang terbentuk dalam wadah keluarga @POKER.Yo (alumni pondok pesantren Tarbiyatut Thalabah KranjiPaciran-Lamongan di Yogyakarta) terkhusus Farid Agus Setiawan,, Nasrullah, Mutathohirin, Eka Ainir Rosyidah, Dwi Ifadatus Sa’adah, Minanur Rohman, yang memberikan begitu banyak cinta dan kegembiraan. 12. Teman sekaligus tetangga kos, Febry Darul Abror, yang dengan canda tawanya selalu membuat penulis bahagia dalam kesunyian kos. xiv xv DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................i HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ..................................... ii HALAMAN NOTA DINAS ...........................................................................iii HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................iv HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN .....................................................................vi HALAMAN TRANSLITRASI ...................................................................... vii HALAMAN ABSTRAK .................................................................................xi HALAMAN KATA PENGANTAR .............................................................. xii HALAMAN DAFTAR ISI ............................................................................xvi BAB I: PENDAHULUAN............................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................ 5 C. Tujuan dan Kegunaan .................................................................. 5 D. Telaah Pustaka.............................................................................. 6 E. Kerangka Teoritik ........................................................................ 9 F. Metode Penelitian ........................................................................ 12 G. Sistematika Pembahasan ............................................................. 13 BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG BID’AH ............................. 15 A. Definisi Bid’ah ........................................................................... 15 B. Latar Belakang Munculnya Bid’ah ............................................ 18 C. Penggolongan Bid’ah ................................................................. 24 D. Kontroversi Bid’ah yang Pro dan Kontra dalam Kasus Mencium Mushaf ........................................................................................ 26 xvi BAB III : HADIS-HADIS TENTANG BID’AH........................................ 31 A. Kritik Historis ........................................................................... 31 1. Takhrij Hadis ...................................................................... 31 2. I’tibar Sanad ........................................................................ 31 B. Kritik Eidetis ............................................................................. 44 1. Analisis Isi .......................................................................... 48 a. Kajian Linguistik .......................................................... 48 b. Hadis-Hadis yang Setema ............................................. 50 c. Konfirmasi Hadis dengan ayat Al-Qur’an .................... 52 2. Analisis Realita Historis ..................................................... 55 a. Mikro ............................................................................ 56 b. Makro ............................................................................ 57 c. Analisa Generalisasi ..................................................... 60 BAB IV : PERKEMBANGAN DAN RELEVANSI HADIS TENTANG BID’AH DENGAN KONTEKS SEKARANG ............................ 63 A. Perkembangan Bid’ah .................................................................. 63 B. Relevansi Hadis Bid’ah ................................................................ 65 BAB V : PENUTUP .................................................................................... 77 A. Kesimpulan .................................................................................. 77 B. Saran-saran ................................................................................... 79 C. Penutup......................................................................................... 80 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 81 xvii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Umat Islam di seluruh dunia disatukan dalam sumber utama yang sama, yaitu al-Qur‟an dan Sunnah. Karena prinsip-prinsip dan aturan-aturan tersebut terdapat dalam dua hukum Islam yang telah terlambangkan yaitu alQur‟an dan Hadis. Pada dasarnya tujuan untuk meneliti suatu hadis adalah untuk mengetahui tingkat keaslian dari suatu hadis. Signifikansinya adalah hadis merupakan sumber syari‟at atau hukum Islam kedua setelah al-Qur‟an. Hadis juga berfungsi sebagai penjelas atas ayat-ayat al-Qur‟an, sehingga otentisitas hadis adalah sebuah keharusan. Banyak hadis yang awalnya disandarkan dan dinisbatkan kepada Nabi SAW. tetapi setelah dicek ulang ternyata hadis tersebut tidak berasal dari Nabi SAW. oleh karenanya, pengkritisan suatu hadis sangat diperlukan untuk mengetahui dan membuktikan kes}ahihan (keotentikan/keaslian) suatu hadis. Sebagai dasar pengkritisan suatu hadis, para ulama ahli hadis membuat suatu pedoman penelitian hadis dengan menetapkan dan merumuskan kriteria-kriteria yang berkaitan dengan matan hadis dan sanad hadis. Suatu hadis dinyatakan s}ahih apabila diriwayatkan oleh sanad yang bersambung pada Nabi SAW. sanad itu terdiri dari rawi-rawi yang „adil (memiliki integritas moral), d}abit (memiliki kapasitas intelektual), serta tidak 2 terdapat „illah (kecacatan samar) dan syuzuz (berlawanan dengan hadis lain yang yang lebih unggul kualitasnya) dalam sanad dan matan hadis.1 Di samping melakukan kritik hadis dari segi sanad dan matan, ulama hadis juga melakukan kritik hadis dari segi pelafalan dan pemaknaan hadis yang memiliki ruang tersendiri dalam diskursus hadis. Pelafalan dan pemaknaan hadis diberlakukan terhadap seluruh hadis baik s}ahih, h}asan, maupun d}aif. Hanya yang lolos seleksi kritik hadis yaitu hadis s}ahih atau h}asan yang dilakukan pemaknaannya. Dan kali ini yang akan dijelaskan pelafalan dan pemaknaannya adalah hadis tentang bid‟ah. Dewasa ini bid‟ah telah merebak dimana-mana melanda umat Islam, munculnya bid‟ah telah memberi dampak buruk dalam berbagai kehidupan, terutama aspek agama. Merebaknya bid‟ah menjadi musibah kaum muslimin dan mengakibatkan hilangnya kemuliaan dan kekuatan mereka, hal ini dengan banyaknya bid‟ah kaum muslimin bercerai-berai dan bergolonggolongan sehingga tidak disegani dan ditakuti oleh musuh-musuh Islam. Setiap orang yang tidak mengikuti petunjuk dan sunnah Rasulullah SAW. jelas dia telah dianggap melakukan kemaksiatan, baik masuk dalam kategori bid‟ah atau tidak. Hanya saja para ahli kalam dan yang lainya menyebutkan bahwa perpecahan tersebut terjadi tidak lain adalah perpecahan yang disebabkan perbuatan bid‟ah dalam syariat. 1 Usman Sya‟roni, Otentitas hadis Menurut Ahli Hadis dan Kaum Sufi (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2002), hlm.Viii. 3 Ketika istilah bid‟ah melalui hadisnya dihadapkan dalam masyarakat, secara garis besar masyarakat terpecah menjadi dua kelompok. Setiap kelompoknya selalu bersikeras mempertahankan argumennya mengenai bid‟ah. Sehingga menganggap siapapun yang bertentangan dengannya adalah salah, dan yang sepakat dengannya adalah benar, serta tidak ada toleransi terhadap orang yang memahaminya dengan cara dan makna yang berbeda. Melihat adanya fenomena perbedaan masyarakat dalam memahami istilah bid‟ah yang sering memicu konflik, maka sekiranya perlu melakukan kajian hadis yang berkaitan dengan bid‟ah. Karena memang yang dijadikan dasar pemaknaan bid‟ah oleh kelompok-kelompok dalam umat Islam adalah hadis “kullu bid’atin d}alalah”. Kemudian perlu adanya pembahasan mengenai bagaimana pemahaman kelompok-kelompok tertentu terhadap hadis “kullu bid’atin d}alalah”, dari pemahaman terhadap hadis tersebut bagaimana mereka memaknai istilah bid‟ah, dan dari pemaknaan bid‟ah tersebut bagaimana sikap mereka terhadap perkara-perkara baru dalam agama. Para ulama memandang bid‟ah terbagi menjadi tiga pendapat, pendapat pertama mengatakan bahwa hal baru (bid‟ah) walau dalam agama kadang terpuji kadang tercela, dikembalikan kepada masalah yang sama yang terdapat dalam al-Qur‟an dan sunnah dengan menggunakan qiyas. Pendapat kedua, mengatakan bahwa semua hal baru (bid‟ah) yang tidak dikenal pada zaman Rasulullah maupun sahabat maka hal tersebut termasuk bid‟ah yang sesat. Sedangkan pendapat ketiga, mengatakan bahwa hal baru kalau 4 dihukumi dengan disyariatkan, maka disyariatkan sesuai hukumnya, apakah wajib, mustahab atau boleh, tidak disebut bid‟ah karena menurut mereka, bid‟ah adalah istilah syariat yang dipakai untuk menunjukkan hal baru yang bertentangan dengan dalil syar‟i dan kaidahnya.2 Dalam refrensi lain Imam Syafi‟i mengatakan “dan perkara-perkara yang baru ada dua bentuk,” pertama yang menyelisihi al-qur‟an, Al- Sunnah, Asar, atau ijma‟ maka ini adalah Bid‟ah yang sesat, sedangkan yang kedua, yang merupakan kebaikan tidak seorang ulama pun yang menyelisihi hal ini, maka ini adalah perkara baru yang tak tercela.3 Adanya hadis yang membicarakan tentang bid‟ah semakin memperkuat pendapat yang melarang ajaran baru selain yang diajarkan Rasulullah. Adapun hadis yang membahas tentang bid‟ah yaitu: ًِ ٍِحمَ ٍد عَهْ أَب َ ُجعْفَرِ بْهِ م َ ْك عَهْ سُفٍَْانَ عَه ِ ه عَبْدِ الّلًَِ قَالَ أَوْبَأَوَا ابْهُ الْمُبَا َر ُ ْأَخْ َبرَوَا عُتْبَةُ ب ُسّلَمَ ٌَقُُلُ فًِ خُطْبَتًِِ ٌَحْمَد َ ََ ًٍَِْعّل َ ًَُعَهْ جَا ِبرِ بْهِ عَبْدِ الّلًَِ قَالَ كَانَ َرسُُلُ الّلًَِ صَّلَى الّل ًُ َضِّلّلًُْ َفّلَا ٌَادِيَ ل ْ ٌُ ْضّلَ لًَُ ََمَه ِ ُالّلًََ ٌََُثْىًِ عَّلًٍَِْ ِبمَا ٌَُُ أَ ٌّْلًُُ ثُمَ ٌَقُُلُ مَهْ ٌٍَْدِيِ الّلًَُ َفّلَا م ّل ُ ُشرُ الُْأمُُرِ مُحْدَثَا ُتٍَا ََك َ ََ ٍحمَد َ ُحسَهَ ا ْلٍَدْيِ ٌَدْيُ م ْ َإِنَ أَصْ َدقَ الْحَدٌِثِ كِتَابُ الّلًَِ ََأ ِضّلَالَ ٍة فًِ الىَار َ ّل ُ ضّلَالَ ٌة ََ ُك َ ّل بِدْعَ ٍة ُ مُحْدَثَ ٍة بِدْعَةٌ ََ ُك “Telah mengabarkan kepada kami 'Utbah bin 'Abdullah dia berkata; telah memberitakan kepada kami Ibnul Mubarak dari Sufyan dari Ja'far bin Muhammad dari bapaknya dari Jabir bin 'Abdullah dia berkata; "Apabila Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam berkhutbah, maka beliau memuji dan menyanjung Allah dengan halhal yang menjadi hak-Nya, kemudian bersabda: 'Barangsiapa telah diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Barangsiapa telah disesatkan oleh Allah, maka tidak ada yang bisa memberikan petunjuk kepadanya. Sebenar-benar perkataan adalah 2 Abdul Ilah Bin Husain al „Arfaj, Konsep Bid’ah dan Toleransi fiqih (Jakarta: AlI‟tishom, 2013), hlm. 37-39. 3 Firanda Andirja Abidin, Bid’ah Hasanah (Jakarta: Nasir al-Sunnah, 2013), hlm. 37. 5 kitabullah (Al Qur'an), sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, dan sejelek jelek perkara adalah hal-hal yang baru, setiap hal yang baru adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat, dan setiap kesesatan di dalam neraka”(HR. Al-Nasa‟i).4 Dalam dalil tersebut, terdapat kata bid‟ah yang hingga saat ini masih diperdebatkan para ulama. Dalam hadis tersebut, makna lafadz bid‟ah adalah hal baru yang tidak ada atsar atau panutan sebelumnya, namun ada juga yang berpendapat bahwa kata bid‟ah memiliki dua macam yaitu bid‟ah d}alalah dan bid‟ah h}asanah dan tidak serta merta dipandang sebagai kesesatan semata. Peneliti tertarik membahas tentang bid‟ah karena makna bid‟ah bergeser dan berkembang pada saat ini, serta memberi pemahaman yang jelas tentang bid‟ah kepada masyarakat agar mereka tidak salah dalam memahami bid‟ah. Melihat realita yang ada saat ini, pembahasan bid‟ah hanya cenderung menguatkan dan menyesuaikan pada prinsip-prinsip yang dipegang oleh suatu golongan atau kelompok. Sejauh penelitian yang penulis lakukan, hingga saat ini belum ada pembahasan bid‟ah yang komperhensip dan netral dari doktrindoktrin suatu golongan. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan pokok dalam pembahasan tentang bid‟ah. 4 Al-Nasa‟I, Sunan an-Nasa’I, Kitab Sholat Idhul Adha dan Sholat Idhul Fitri, Bab cara Khutbah, Hadis No.1.560. CD Ensiklopedi Hadis Kitab 9 Imam (t.tp.: Lidwa Pustaka i-Software, t.th.) . 6 B. Rumusan Masalah Dari pembahasan di atas terdapat beberapa permasalahan yang dirumuskan untuk dibahas dalam penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana pemaknaan hadis tentang bid‟ah? 2. Bagaimana Perkembangan dan Relevansi hadis bid‟ah dalam realita kehidupan sekarang? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk meninjau kembali fahmul hadis mengenai hadis-hadis tentang bid‟ah. Sebagai upaya transformasi wacana agar lebih berkembang dalam pemaknaannya, serta mengetahui relevansinya dengan realitas sosial yang ada dalam upaya memperkaya makna hadis nabi yang berkaitan dengan bid‟ah 2. Kegunaan Kegunaan dari penelitian ini, peneliti berharap hasil dari penelitian ini dapat dijadikan rujukan dalam menarik referensi serta dapat menjadi salah satu warna dalam khazanah keilmuan islam, khususnya dalam bidang hadis, sebagai upaya perwujudan fleksibilitas ajaran Islam yang mampu berdialog dengan tantangan zaman. Dalam ilmu pengetahuan, penelitian ini berupaya memberikan sumbangsih pemikiran terhadap pemahaman hadis, terutama masalah bid‟ah. 7 D. Telaah Pustaka Telaah pustaka ini dimaksudkan sebagai salah satu kebutuhan ilmiah yang berguna untuk memberikan kejelasan dan batasan tentang informasi yang digunakan melalui khazanah pustaka, terutama yang berkaitan dengan tema yang dibahas. Dalam hal ini, hadis tentang bid’ah dimuat di berbagai kitab-kitab hadis diantaranya pada al-Kutub al-Tis’ah. Sedangkan untuk mengetahui sejauh mana objek penelitian dan kajian terhadap bid‟ah dan hadis-hadis yang membahasnya, peneliti telah melakukan pra-penelitian terhadap literatur, untuk memastikan apakah ada penelitian yang sama atau belum, sehingga nantinya tidak terjadi pengulangan (repetisi) yang sama dengan penelitian sebelumnya. Adapun yang membahas tentang bid‟ah diantaranya: Buku yang berjudul Mafhum al-Bid’ah wa As}aruhu Fi> Id}tira>bi al-Mu’asirah karya Abdul Illah bin Husain al-Arfaj, di dalamnya terdapat pentingnya isi kandungan kitab yang membahas bid‟ah. terdapat juga di dalam buku Mi’ya>r al-Bid’ah D}awa>bitu al-Bid’ah ‘Ala T}ariqati al-Qawaid al-Fiqhiyah karya Muhammad bin Husain al-Jizani. Kemudian pembahasan ini terdapat di dalam kitab bid‟ah yang masyhur di kalangan ulama, yang berjudul al-Bid’ah al-Id}afiyah Dira>satu Ta’si>liyyah Tat}biqiyyah karya Yusuf bin Ali al-Asyiri. Buku yang berjudul Bid’ah-Bid’ah di Indonesia, Karya Badrudin Hsubky, dalam bukunya memaparkan awal masuknya Islam ke Indonesia dan awal munculnya bid’ah-bid’ah di Indonesia.5 Kemudian, Abdul Ilah bin Husain al 5 Badrudin Hsubky, Bid’ah-bid’ah di Indonesia (Jakarta: Gema Insani Press, 1996). 8 „Arfaj dalam bukunya yang berjudul Konsep Bid’ah dan Toleransi Fiqih memberi penjelasan mengenai makna bid’ah secara objektif, jujur, amanah secara ilmiah serta tidak bermaksud memenangkan kelompok tertentu. Sehingga buku ini membuka mata bahwa makna bid’ah yang didengar selama ini hanyalah satu dari tiga konsep bid’ah yang ada dalam keilmuan Islam. Di sisi lain buku ini membahas contoh-contoh masalah, baik masalah kontemporer maupun masalah klasik yang diperselisihkan oleh ulama.6 Dalam buku yang berjudul Bukan Bid’ah, Membimbing Orang-Orang Yang Bersikap Keras Dalam Beragama. karya Ali Jum‟ah, yang telah tertulis dalam kata pengantar oleh M.Quraish Shihab adalah upaya merespon sikap kaku sebagian umat Islam dalam beberapa hal yang sebenarnya tidak terlalu prinsip. Meski diakui bahwa sikap beragama secara kaku dan keras sudah ada sejak lama sekali, namun fenomena yang muncul akhir-akhir ini tidak bisa dianggap ringan . oleh sebab itu dari fenomena tersebut muncullah saling tuduh menuduh dengan sebutan kata bid’ah.7 Dan Firanda Andirja Abidin, dalam bukunya Bid’ah Hasanah (Mengenal Bid’ah dan Sunnah), memaparkan bahwa masih ada dan dikenal mengenai bid’ah hasanah, tidak semua bid’ah itu sesat, dalam buku ini ada sebagian ulama yang menjelaskan bahwa bid’ah ada yang hasanah. Dalam karya Syaikh Muhammad „Abdussalam dalam bukunya yang berjudul Bid’ah-bid’ah yang dianggap Sunnah, dijelaskan bahwa buku ini terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama 6 Abdul Ilah Bin Husain al „Arfaj, Konsep Bid’ah dan Toleransi fiqih (Jakarta: AlI‟tishom, 2013), hlm. Vii. 7 Ali Jum‟ah, Bukan Bid’ah, Membimbing Orang-Orang Yang Bersikap Keras Dalam Beragama (Banten: Lentera Hati, 2012), hlm. 9. 9 khusus membicarakan tentang sunnah dan bid’ah dalam sholat. Dan yang kedua khusus tentang doa-doa yang disyariatkan dan yang bid’ah serta diakhiri dengan surat terbuka untuk seluruh ulama untuk mengajak mereka berjihad di jalan Allah dan menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar.8 Kemudian masih ada beberapa buku yang juga memperbincangkan masalah bid‟ah, tidak sedikit dari buku-buku dengan tema bid’ah yang membahasnya, adapun diantaranya adalah Bid’ah dalam Masjid, karya Muh. Jamaluddin A Qasimi.9 Criteria Antara Sunnah dan Bid’ah karya Hasbi AshShiddieqy.10 Bid’ah Sumber Kehancuran Umat, karya Syaikh Abu Bakar Jabir al Jazairi.11 Adapun karya-karya yang berbentuk skripsi adalah karya M. Syarifuddin, Bid’ah Menurut Pandangan Muhammadiyah dan Nahdhlatul Ulama, dalam skripsi tersebut dipaparkan bid’ah secara detail, mulai dari devinisi, penggolongan, dan dasar penolakan bid’ah, juga dipaparkan mengenai pemahaman bid’ah menurut dua ormas yang berbeda yaitu Muhammadiyah dan Nahdhlatul Ulama.12 8 Muhammad Abdus-salam, Bid’ah-bid’ah yang Dianggap Sunnah (Jakarta: Qisthi Press, 2011), hlm. XXV. 9 Muh. Jamaluddin al-Qasimi, Bid’ah dalam Masjid (Jakarta: Pustaka Azzam, 2005). 10 Hasbi Ash-Siddieqy, Criteria Antara Sunnah dan Bid’ah (Bulan-Bintang 1967). 11 Abu Bakar Jabir al-Jaziri, Bid’ah Sumber Kehancuran Umat (Pustaka Mantiq, 1995). 10 Adapun posisi penulis dalam penelitian kali ini yaitu lebih terfokus pada pemaknaan hadis tentang bid‟ah. Yang mana penelitian kali ini bertujuan dapat memberikan sumbangsih pemahaman tentang pemaknaan hadis terkait bid‟ah, sehingga diharapkan tidak terjadi lagi saling tuduhmenuduh dan saling menyalahkan di kalangan umat Islam sendiri. E. Kerangka Teoritik Mengenai pemahaman hadis secara garis besar dari aspek pendekatan yang digunakan dapat dibagi menjadi dua kelompok. Pertama, kelompok tekstualis yang lebih mementingkan makna lahiriyah teks. Pada kelompok ini, penekanan teks hadis terfokus pada aspek bahasa, an-sich. Kedua, kelompok kontekstualis yang lebih mengembangkan penalaran terhadap konteks yang berada dibalik teks.13 Adapun mengenai bentuk konsep pemahaman hadis yang ditawarkan para ulama hadis dapat dikelompokkan menjadi dua kategori. Pertama, menawarkan konsep dan rumusan secara global, tanpa rincian tahapan yang kongkrit. Yang termasuk kategori pertama adalah: alKhatib al-Bagdadi, Ibn al-Jauzi, Salah al-Din al-Adlabi, serta sebagian besar ulama hadis. 12 M.Syarifuddin, Bid’ah Menurut Pandangan Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama, (Skripsi ini diajukan untuk memperoleh gelar strata satu, diterbitkan oleh fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta , 2009). 13 Nurun Najwah, Ilmu Ma’anil Hadis: Metode Pemahaman Hadis Nabi Teori dan Aplikasi (Yogyakarta: Cahaya Pustaka, 2008),hlm.5. 11 Kedua, menawarkan konsep sekaligus tahapan-tahapan teknisnya secara rinci. Yang termasuk kategori ini adalah Yusuf Qaradawi, Fazlur Rahman, Syuhudi Ismail dan Musahadi HAM. Para ulama di atas berupaya merumuskan metode pemahaman atas teks hadis, Adapun untuk memudahkan langkah penelitian ini, penulis memilih langkah-langkah metode pemaknaan hadis seperti teori yang ditawarkan oleh Musahadi HAM, Karena lebih spesifik dan runtut dalam menangkap makna teks-teks hadis yang relevan dengan konteks historis kekinian sehingga lebih bermakna dan fungsional untuk menjawab problemproblem hukum dan kemasyarakatan masa kini. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: Kritik Historis,14 menentukan validitas dan otentisitas hadis yang akan 1. diteliti. Sebelum memasuki tahap penafsiran dan pemahaman, problem otentisitas dan orisinalitas harus diselesaikan terlebih dahulu. Dalam hal ini, para ulama menetapkan lima unsur kaidah keshahihan hadis yang meliputi: ketersambungan sanad, seluruh periwayat bersifat adil, seluruh periwayat bersifat dhabit, hadis terhibdar dari syuzuz, dan hadis terhindar dari illat. Lima kaidah di atas untuk menunjukkan, tingginya akurasi, guna membuktikan validitas dan otentisitas hadis. Pada tahab ini, peneliti menguji otentisitas dan orisinalitas melalui kaidah keshahihan hadis, dibantu dengan kitab-kitab penunjang yang memuat penilaian terhadap keshahihan sanad dari hadis yang dikaji oleh peneliti. 14 Musahadi Ham, Evolusi Konsep Sunnah: Implikasi pada perkembangan Hukum Islam (Semarang: Aneka Ilmu, 2000), hlm. 155. 12 Kritik Eiditis,15 berguna untuk melakukan analisis matan dan 2. menjelaskan makna teks serta menjadikannya rasioanal. dengan menjelaskan hadis pada muatan kajian lingualistik, analisa historis dengan mengkaji realitas, problem situasi yang terkait, analisis generalisasi menangkap makna universal dalam hadis. Kritik Praktis,16 mengkaji perubahan makna hadis yang disesuaikan 3. dengan konteks kekinian sehingga memerlukan berbagai bidang pemahaman . F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk kategori penelitian kualitatif karna data yang digunakan berupa dokumentasi perpustakaan. Oleh karena itu, kajian yang dilakukan ini dikategorikan dalam jenis library research. Data-data yang digunakan sabagai bahan dan materi diperoleh dari buku-buku, artikel, skripsi dan sebagainya. 2. Sumber Data Mengenai sumber data primer yang digunakan dalam penelitian adalah yang terhimpun dalam al-Kutub al-Tis’ah dan beberapa CD Rom yang terkait, sebab kitab tersebut merupakan kitab-kitab yang dianggap paling otentik di kalangan ulama sunni. Kitab hadis tersebut adalah Shahih 15 Musahadi Ham, Evolusi Konsep Sunnah…,hlm.157. 16 Musahadi Ham, Evolusi Konsep Sunnah…, hlm. 159. 13 al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Daud, Sunan al-Tirmidzi, Sunan Ibnu Majah, dan Sunan al-Nasa’I, Musnad Ahmad dan Imam Malik. Adapun sumber data sekunder adalah bahan rujukan kepustakaan yang mendukung permasalahan yang dibahas, baik berupa buku-buku, artikel, maupun lainnya yang dapat dijadikan sebagai data, untuk memperkuat argumentasi. 3. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dari sumber-sumber bahan atau kepustakaan yang berkaitan dengan tema penelitian ini. 4. Analisis Melakukan analisis data primer yang meliputi sanad dan matan hadis. peneliti menggunakan metode ma‟anil hadis yang dirumuskan oleh Musahadi Ham, sebagai berikut langkah-langkahnya: kritik Historis, kritik Eidetis, dan kritik Praktis. G. Sistematika Pembahasan Agar penelitian ini memiliki arah yang jelas dengan kerangka pemikiran yang sistematis maka pembahasan ini disusun dengan bentuk bab per bab, yang secara garis besar sistematika pembahasannya terdiri dari lima bab. Pada bab pertama adalah pendahuluan, meliputi Latar Belakang Masalah, dari latar belakang maslah ini kemudian dilakukan pembatasan 14 terhadap persoalan yang akan diteliti dan kemudian diteruskan dengan Rumusan Masalah dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan dan Tujuan Penelitian untuk mengetahui betapa pentingnya suatu penelitian. Kemudian berlanjut pada Telaah Pustaka, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Pembahasan Bab kedua, tentang tinjauan umum yang akan membahas tentang pengertian bid’ah, uraian ini meliputi beberapa definisi kata bid’ah dari sejumlah kamus dan dari sekian perspektif tokoh. Kemudian dilanjutkan tentang jenis-jenis bid’ah. Bab ketiga, akan dijelaskan secara khusus tinjauan hadis-hadis Nabi SAW. tentang bid’ah yang meliputi penyajian redaksi hadis dan diikuti analisis sanadnya, serta melakukan pemaknaan dengan menganalisis aspek matan hadis, baik secara historis, dan hubungannya dengan al-Qur‟an. Bab keempat, berisi tentang analisis hadis-hadis yang mendalam sesuai konteks turunnya hadis dan sebuah upaya merelevansikan hadis-hadis tentang bid’ah dengan realitas konkrit saat ini. Bab kelima, merupakan bagian akhir dari skripsi ini yang berisi kesimpulan, saran-saran dan penutup. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis dapat disimpulkan bahwa, hadis kullu bid’atin dalalah jika dimaknai dengan literal, maka pemahaman ini akan berasa ekstrem. Karena sangatlah tidak mungkin jika hidup ini sama persis dengan kehidupan Rasulullah. Maka tiak ada kemunkinan bagi kita untuk berprilaku dan besikap yang tidak pernah dilakukan oleh rasulullah sebelumnya, tidak hanya dalam uusan peribadatan namun mencakup aspek duniawi. Karena kehidupan pada masa ini sudah sangat berkembang dan sangat maju, baik dari segi keilmuan, pengetahuan, bangunan dll. Bid’ah dalam pengertian bahasa dapat dilihat alam dua waktu, yaitu bid’ah pada zaman Rasulullah dan bid’ah pada koneks sekarang. Bid’ah pada zaman Rasululah bermakna segala hal baru yang sebelumnya belum pernah diadakan, sedangkan bid’ah pada masa kini diartikan sebagai bid’ah hukum, yakni segala sesuatu hal baru dalam ibadah yang tidak boleh dilakukan, Sebenarnya bid’ah tidak mengalami perkembangan, hanya saja subjek atau pelaku telah mengalami pergeseran pemikiran, yang awalna menentang dan menyebut hal itu bid’ah dan sesat, sekarang justru hal tersebut dirasa benar dan mulai melakukan atau mengikutinya. 78 Mengenai relevansi hadis bid’ah, bahwa teks hadis tersebut tidak berubah namun kenyataannya konteks pada saat ini, makna bid’ah telah berubah dan bergeser pada masing-masing kelompok bahkan dalam menentukan sebuah hukum masih diperdebatkan. 79 B. Saran-saran Harapan peneliti, penelitian ini tidak cukup sampai disini, tetapi perlu dikembangkan pada permasahan dan persoalan yang lebih kompleks lagi, karena penulis sangat menyadari bahwa tulisan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Guna menghasilkan pemahaman hadis yang yang lebih sempurna, penelitian ini masih memerlukan pendekatan dengan bidang ilmuilmu lainnya seperti fiqih, budaya-antropologi, dll. Sehingga segala bentuk problematika yang muncul di tengah-tengah masyarakat terkait bid’ah dapat terpecahkan. Semakin banyak pemahaman yang muncul akan semakin memperluas wacana keilmuan hadis dalam hazanah pemikiran hadis. 80 C. Penutup Syukur Alhamdulillah peneliti haturkan kepada Allah Subhannallah wa Ta’ala yang telah melipahkan rahmat dan karunianya tanpa pernah henti, yang telah memberikan kekuatan, kemampuan dan kesabaran bagi peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini. Meskipun masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisannya, sehinnga untuk penyempurnaannya, dengan segala kerendahan hati maka di sini peneliti mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Semoga tulisan ini dapat memberi manfaat dalam khazanah pemikiran hadis. 81 DAFTAR PUSTAKA Abdus-salam, Muhammad. Bid’ah-bid’ah yang Dianggap Sunnah. Jakarta: Qisthi Press. 2011. Abidin, Firanda Andirja. Bid’ah Hasanah. Jakarta: Nasir al-Sunnah, 2013. Afdawaiza. Dosen Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. dalam M. Alfatih Suryadilaga (ed.). Studi Kitab Hadis. Yogyakarta: Teras, 2009. Al-Albani, Muhammad Nashiruddin. Shahih Sunan At-Tirmidzi. Jakarta: Pustaka Azzam. cet.II, 2013. Al-‘Arfaj, Abdul Illah bin Husain. Konsep Bid’ah dan Toleransi Fiqih. Jakarta: Al-I’tishom. 2013. al-Asfahani, Ar-Roghib. Mu’jam Mufrodat li al-Fadzil Qur’an. Lebanon: Dar alKitab al-Ilmiyah, 2008. Ali, M. Mahrus. Mantan Kiai NU Meluruskan Ritual-ritua l Kiai Bid’ah yang Dianggap Sunnah. Surabaya: Laa Tasyuki Press, 2008. Asy’ari, Hasyim. Risalah Ahlu al-Sunnah Wa Al-jama’ah. Yogyakarta: LKPSM, 1999. Al-Bukhari, Shohih Muslim. Bab: Cara dicabutnya Ilmu Hadis No. 98, CD Ensiklopedi Kitab Hadis 9 Imam. (t.tp: Lidwa Pustaka i-Software, t.th.) Darraz, M.Abdullah. Barometer Sunnah Bid’ah. Mengapa Muncul Bid’ah?, Surakarta: Darul Qalam. 2006. Daud, Abu. Sunan Abu Daud. Hadis No. 3.991. Kitab: Sunnah. Bab: Fi al-zamani al-sunnah. Ensiklopedi Kitab Hadis 9 Imam. (t.tp: Lidwa Pustaka iSoftware, t.th.) _______, Sunan Abu Daud. Kitab: Sunnah. Bab: Fi al-zamani al-sunnah.No. Hadis 3.995. CD Ensiklopedi Kitab Hadis 9 Imam. (t.tp: Lidwa Pustaka i-Software, t.th.) Hakim, Abdul Hamid. Mabadi’ Awwaliyah. Jakarta: Maktabah Sa’diyah Putra. T.th 82 Ham, Musahadi. Evolusi Konsep Sunnah: Implikasi Pada Perkembangan Hukum Islam. Semarang: Aneka Ilmu. 2000. Hsubky, Badrudin. Bid’ah-bid’ah di Indonesia. Jakarta: Gema Insani Press. 1996. Al-Afraj, Abdul Illah bin Husain. Konsep Bid’ah dan Toleransi Fiqih. Jakarta: AlI’itisham. 2013. al-Jaziri, Abu Bakar Jabir. Bid’ah Sumber Kehancuran Umat. Pustaka Mantiq, 1995. Jum’ah, Ali. Bukan Bid’ah, Membimbing Orang-Orang Yang Bersikap Keras Dalam Beragama. Banten: Lentera Hati. 2012. Madchan, Anis. Tahlil dan Kenduri: tradisi santri dan kiyai. yogyakarta : LkiS Group – pustaka pesantren. Majah, Ibnu. Sunan Ibnu Majah. Bab: Mengikuti Sunnah Khulafa Al-Rasyidin, Kitab: Muqaddimah, Hadis No. 42 CD Ensiklopedi Kitab Hadis 9 Imam. (t.tp:Lidwa Pustaka i-Softwere, t,th). Al-Mathar, Hammud bin Abdullah. Ensiklopedia Bid’ah. Jakarta: Darul Haq. 2011. Manzur, Ibnu. Lisan al-Arab, Lebanon: Dar al-Kitab al-Ilmiyah. 2009. al-Misri, Muhammad Abdul Hadi. Ahli Sunnah Wal Jama’ah Sejarah Perkembangan Ahlu Sunnah dan Berbagai Golongan Ahli Bid’ah. Surabaya: central Media, 1990. M.Syarifuddin. Bid’ah Menurut Pandangan Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama, Skripsi ini diajukan untuk memperoleh gelar Strata Satu. diterbitkan oleh Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta: 2009. Munawwir, Ahmad Warson. Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap. Surabaya: Pustaka Progressif, 1997. Muslim, Imam. Shohih Muslim, No. Hadis. 1.435. Kitab. Jum’ah. Bab: Tahfif alsholah wa al-khutbah. Ensiklopedi Kitab Hadis Sembilan Imam. (t.tp: Lidwa Pustaka i-Softwere, t.th). _______, Shohih Muslim, Bab: Shalat Khauf, Hadis No. 1.391, CD Ensiklopedi Kitab Hadis 9 Imam. (t.tp: Lidwa Pustaka i-Softwere, t.th). 83 _______, Shohih Muslim, Bab: Membatlkan Hukum yang Bathil, Hadis No. 3.242. CD Ensiklopedi Kitab Hadis 9 Imam. (t.tp: Lidwa Pustaka iSoftwere, t.th). MZ, Mansur Ahmad. Islam Hijau Merangkul Budaya Menyambut Kearifan Lokal. Yogyakarta: alQadir Press, 2014. Najwah, Nurun. Ilmu Ma’anil Hadis, Metode Pemahaman Hadis Nabi Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Cahaya Pustaka. 2008. Al-Nasa’I. Sunan an-Nasa’I, Kitab Sholat Idhul Adha dan Sholat Idhul Fitri, Bab Cara Khutbah, Hadis No.1.560. CD Ensiklopedi Hadis Kitab 9 Imam (t.tp.: Lidwa Pustaka i-Software, t.th.). Nawawi, Imam. Shahih Muslim Bi Sharh al-Nawawi. Beirut: Dar al-Fikr. 1972. al-Qasimi, Muh. Jamaluddin. Bid’ah dalam Masjid. Jakarta: Pustaka Azzam. 2005. Shalihin, Muhammad. Ritual dan Tradisi Islam Jawa. Yogyakarta: Narasi, 2010. Shihab, M.Quraish. Tafsir al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an. Jakarta: Lentera Hati, 2002. Sholah, An-Naktu Ala Ibn. Bab an-Wa’ul awwal Al-Shohih. Juz 1. Ash-Siddieqy, Hasbi. Criteria Antara Sunnah dan Bid’ah. Bulan-Bintang: 1967. Sofwan, Ridin dkk, Islamisasi Jawa, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2004. Suryadilaga, Suryadi dan Muhammad Alfatih. Metodologi Penelitian Hadis. Yogyakarta; TH Press, 2012. Sya’roni, Usman. Orentalis Hadis Menurut Ahli Hadis dan Kaum Sufi. Jakarta: Pustaka Firdaus. 2002. Asy-Syatibi. Al-I’tisham Buku Induk Pembahasan Bid’ah dan Sunnah. Jakarta: Pustaka Azzam. 2006. Tirmidzi, Sunan al-Tirmidzi, Bab: Mengikuti Sunnah Menyingkiri Bid’ah, Hadis No 2.600. CD Ensiklopedi Kitab Hadis 9 Imam. (t.tp: Lidwa Puataka iSofwere. T,th). _______, Sunan al-Tirmidzi, Bab: Siapa yang mengajak petunjuk ikutilah, Jika mengajak kesesatan, Hadis No 2.599. CD Ensiklopedi Kitab Hadis 9 Imam. (t.tp: Lidwa Puataka i-Sofwere. T,th). 84 _______, Sunan al-Tirmidzi, Bab: Umat ini akan terpecah belah, Hadis No 2.564. CD Ensiklopedi Kitab Hadis 9 Imam. (t.tp: Lidwa Puataka i-Sofwere. T,th). at-Turki, Abdullah ibn Abdul Muhsin. Dasar-dasar Akidah para Ulama Salaf, terj. Nabhani Idris. Jakarta: Qalam, 1995. Al-Usaimin, Syaikh Muhammad bin Shalih. Syarah Hadis Hadis Arbain Imam alNawawi. Jakarta: Ummul Quro. 2012. Wensink. Mu’jam Mufakhras Li al-Fadzil Hadis. Leiden: E.J. Brill, 1955. 85 CURICULUM VITAE Nama : Erma Rohmana Al Jauhariyah TTL. : Lamongan, 08 maret 1993 Alamat Asal : Cumpleng Rt.01, Rw.10 Brengkok Brondong Lamongan Jawa Timur Alamat Jogja : Jomblangan Rt.09 Baturetno Banguntapan Bantul No. HP : 085733194162 Orang Tua Ayah : Munasam, S.Pd. Ibu : Karwiyatun Almh. Pekerjaan : Guru Alamat : Cumpleng Rt.01, Rw.10 Brengkok Brondong Lamongan Jawa Timur Riwayat Pendidikan SD : MI Ma’arif 06 (2000) SMP : Mts. Al-Ma’arif (2006) SMA : MAK. Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran Lamongan (2009) S–1 : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta (2012)