Surat 3 Yohanes (Bagian 74) Wednesday, April 12, 2017 3 Yoh. 1:11 1:11 Saudaraku yang kekasih, janganlah meniru yang jahat, melainkan yang baik. Barangsiapa berbuat baik, ia berasal dari Allah, tetapi barangsiapa berbuat jahat, ia tidak pernah melihat Allah. - - - - Hari kelahiran gereja Tuhan dimulai dari kematian Yesus di atas kayu salib. Di atas kayu salib, Yesus tidak hanya mengampuni dosa umat manusia, tetapi juga melahirkan manusia menjadi anak-anak Allah yang hidup. Dari lambung yang tertikam, keluar darah dan air, di sanalah proses kelahiran gereja Tuhan terjadi. Kematian Yesus di atas kayu salib merupakan kegenapan dari pesta Paskah yang diperintahkan Tuhan kepada bangsa Israel. Sebenarnya, pesta Paskah hanya diperuntukkan bagi umat Israel. Demikian juga dengan kedatangan Yesus dan kematian Yesus di atas kayu salib, semata-mata ditujukan hanya bagi umat Israel. Saat Yesus berada di Tirus dan Sidon, di mana Yesus bertemu dengan perempuan Kanaan, dengan jelas Yesus berkata "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." (Mat. 15:24). Juga dalam Yes. 53:6 -- domba yang sesat dari umat Israel. Saat Yesus di atas kayu salib dan melihat perbuatan umat-Nya, Yesus berkata "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." (Luk.23:34) - - Semua hanya ditujukan untuk umat Allah – Israel. Tetapi saat Yesus Kristus sudah mati di atas kayu salib, seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air. Darah dan air menunjuk kepada ‘tanda kelahiran’. Dengan tertikamnya lambung Yesus, bangsa kafir juga memiliki bagian dalam pesta Paskah, memiliki bagian dalam kematian Yesus. Jadi, di atas kayu salib, Kristus tidak hanya mengampuni dosa, tetapi juga melahirkan gereja Tuhan. Gereja yang terdiri dari bangsa Israel dan bangsa kafir, yang telah menerima Kurban Kristus. Kel. 12:47 Ketentuan Paskah 12:47 Segenap jemaah Israel haruslah merayakannya. - Dari sini kita tahu, bahwa Paskah hanya untuk Israel dan bangsa Israel harus merayakannya. Paskah adalah suatu ketetapan yang tidak boleh dilanggar. Apa yang dikatakan Allah pada ayat ini sebenarnya suatu ‘pengulangan’ dari apa yang dikatakan oleh Allah kepada Abraham, yaitu tentang ‘sunat’. - Paskah pada dasarnya hanya untuk bangsa Israel, dan ketetapan Paskah ini sangat ketat. Bangsa kafir tidak diperbolehkan terlibat dan makan – menikmati sajian Paskah, kecuali ‘budak atau hamba’ yang ‘tinggal’ pada keluarga Israel. Budak yang tinggal pada keluarga Israel bisa ikut dalam Paskah dengan satu syarat dia harus ‘disunat’. Jadi, perhatikan kondisi kita sekarang, kita harus seorang: a. Hamba - Budak, seorang pribadi yang sudah dibeli, pribadi yang tidak memiliki hak atas hidupnya sendiri, dan yang kewajibannya hanyalah ‘melayani’. b. Tinggal di dalam rumah. Selain hamba yang melayani, kita juga harus tinggal di dalam rumah Israel, di mana rumah itu ada ‘tanda darah’. Jadi di sini, sebagai hamba kita harus melayani dengan ‘tanda darah’. Page - 1 12:43 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa dan Harun: "Inilah ketetapan mengenai Paskah: Tidak seorang pun dari bangsa asing boleh memakannya. 12:44 Seorang budak belian barulah boleh memakannya, setelah engkau menyunat dia. - c. Disunat. Dalam Kolose 2, hal sunat dijelaskan oleh rasul Paulus. Bagi kita sekarang, pengertian sunat adalah ‘penanggalan tubuh yang berdosa’ (bertobat). Tanda pembelian atas hidup kita harus nyata: menyebut Allah dengan sebutan Bapa (Doa Bapa Kami, Getsemani, mengampuni, menyerahkan hidup) hidup harus takut akan Tuhan hidup sebagai perantau, tidak ada ikatan dengan dunia, apalagi dengan barang fana, hidup menghambakan diri (1 Kor. 6:19-20), Rom.6:19 -- harus menjadi hamba Kebenaran Bagi orang Israel, hal sunat lebih dipertegas. Jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu. Jadi, sunat adalah melepaskan tubuh yang berdosa. - 12:45 Orang pendatang dan orang upahan tidak boleh memakannya. - - - ▫ ▫ ▫ Pendatang = orang yang tidak ‘dibeli’, tidak mengalami penebusan, tidak diijinkan untuk menikmati Paskah. Demikian juga dengan ‘orang upahan atau hamba upahan’. Itu sebabnya, jangan menjadi ‘hamba upahan’. Hamba upahan adalah hamba yang bekerja, melayani, beribadah, tetapi hanya untuk mencari berkat ‘upah’ jasmani, hamba yang melayani secara daging, sekedar kewajiban, atau hamba yang hanya sedekar melayani tanpa dasar Kurban Kristus. Hamba semacam ini tidak akan pernah bisa masuk dan menikmati pesta Paskah. Bahkan yang lebih parah lagi, ada banyak orang yang menamakan dirinya pelayan Tuhan, tetapi melayani dengan menerima atau hanya mengharapkan imbalan – bayaran. Orang semacam ini tidak akan pernah bisa merasakan kuasa Paskah. Perhatikan: Sebaik, sehebat, segiat apapun bentuk pelayanan dan kerja dari seorang hamba upahan, Tuhan tidak ijinkan orang semacam ini masuk pada suasana pesta Paskah, apalagi sampai ‘makan’ sajian Paskah. Paskah adalah pesta pertama yang ditentukan oleh Tuhan, dan masih ada 2 Pesta yang lain. Jika pada pesta ‘pertama’, yaitu Paskah, sudah tidak diijinkan masuk, maka pada pesta selanjutnya, itulah Pesta Buah Bungaran (Pentakosta) dan Pesta Pondok Daun (Pesta Nikah Anak Domba Allah), mereka juga tidak diijinkan untuk masuk. Pesta Paskah adalah Pesta Permulaan. Kita harus masuk dan berada pada pesta Paskah. Bangsa Kafir dalam Pesta Paskah 12:48 Tetapi apabila seorang asing telah menetap padamu dan mau merayakan Paskah bagi TUHAN, maka setiap laki-laki yang bersama-sama dengan dia, wajiblah disunat; barulah ia boleh mendekat untuk merayakannya; ia akan dianggap sebagai orang asli. Tetapi tidak seorang pun yang tidak bersunat boleh memakannya. 19:6-7) 2. Dia akan datang sebagai Mempelai Pria Surga, dan gereja-Nya akan jadi Mempelai WanitaNya 3. Dia akan datang sebagai Imam Besar, dan semua Anak Tuhan menjadi imam - imam bagi kerajaan-Nya (Wah. 5:10, 1:5-6) 2 - Inilah Hukum tentang Paskah (Allah sangat membenci - tidak berkenan kepada orang yang tidak bersunat). Pada saat Yesus ada di dunia, Yesus mendapatkan orang kafir (Yunani) masuk dalam ‘pesta pondok daun’. Pesta Pondok Daun adalah pesta yang menyambut kedatangan Yesus Kristus sebagai Raja. Oleh sebab itu, mari kita perhatikan untuk menyambut kedatangannya yang kedua: 1. Dia akan datang sebagai Raja di atas segala raja, dan umatnya akan menjadi raja-raja (Wah. Page - Yoh. 12:20 12:20 Di antara mereka yang berangkat untuk beribadah pada hari raya itu, terdapat beberapa orang Yunani. - - - Jika Tuhan ijinkan orang-orang Yunani ini masuk dalam pesta pondok daun, berarti proses atau ketetapan Paskah yang tertulis pada Perjanjian Lama (Kitab Keluaran) benar-benar berlaku. Inilah kegenapan nubuatan. Perhatikan: Kepada bangsa kafir yang benar-benar masuk dalam pesta Paskah (dibeli, tinggal di rumah – melayani, disunat), Tuhan meletakkan sesuatu yang ‘INDAH’ di dalam hati bangsa kafir. Dan apa yang Tuhan letakan dalam hati ini, tidak diberikan kepada Israel. Orang Yunani ini sudah berada di dalam Paskah. Itulah gambaran kita sekarang, bangsa kafir yang sempat mengalami ‘PENEBUSAN’, Tinggal di dalam Kurban Kristus, dibenarkan oleh Tuhan, dan Melayani (sudah memenuhi tiga syarat). Suatu kehidupan yang diampuni oleh Tuhan, itulah ‘kebahagiaan’. Kerinduan ▫ Jika kehidupan kita sudah dilepaskan dari ikatan dosa-dosa lama, itulah ‘sunat’. Mengalami suatu kelepasan yang dikerjakan oleh Allah merupakan suatu kebahagiaan. Bagi kita bangsa kafir, kebahagiaan ini tidak hanya berhenti sampai pada Paskah (kelepasan). ▫ Jika kita mau tahu, apa yang sebenarnya Tuhan taruh pada hati bangsa kafir, yaitu bukan hanya sekedar mengalami kelepasan dosa (Paskah), bukan hanya mengalami hidup dalam pertobatan, tetapi ada sesuatu yang jauh ‘lebih indah’ yang Tuhan taruh di dalam hati bangsa kafir. Apakah sesuatu yang ‘LEBIH INDAH’ yang Tuhan taruh pada hati kita? KERINDUAN untuk MEMANDANG TUHAN. Inilah bagian kita, bangsa kafir. ▫ Bangsa kafir yang tadinya tidak memiliki kesempatan untuk masuk dalam Rumah Allah, tidak diijinkan untuk sampai pada Pintu Gerbang Kerajaan Surga, tetapi oleh karena KEMURAHAN Tuhan, bangsa Kafir bisa mencapai hidup bersekutu dengan terang Allah, itulah kemurahan yang sangat besar. 12:48 Tetapi apabila seorang asing telah menetap padamu dan mau merayakan Paskah bagi TUHAN, maka setiap laki-laki yang bersama-sama dengan dia, wajiblah disunat; barulah ia boleh mendekat untuk merayakannya; ia akan dianggap sebagai orang asli. Tetapi tidak seorang pun yang tidak bersunat boleh memakannya. 12:48 Orang yang tidak disunat tidak boleh makan makanan pesta itu. Kalau seorang asing yang sudah menetap pada kamu ingin merayakan Paskah untuk menghormati Aku, TUHAN, semua orang laki-laki dalam keluarganya harus lebih dahulu disunat. Sesudah itu mereka dianggap seperti orang Israel asli, dan boleh ikut dalam perayaan Paskah. (B.I.S) - ▫ ▫ Kita harus selalu ‘merindu’ untuk bertemu dengan Tuhan, bahkan di dalam hati kita akan mengatakan: suatu kerugian yang sangat besar jika kita meninggalkan ibadah, meninggalkan pelayanan, meninggalkan persekutuan dengan Terang Firman. KERINDUAN ditaruh oleh Tuhan pada hati bangsa kafir. Bangsa kafir yang berposisi sebagai hamba yang senantiasa tinggal di dalam Kurban Darah Kristus, dan yang sudah mengalami penebusan. 3 - Dalam Paskah, ada sesuatu yang Tuhan berikan lebih dari bangsa Israel, itulah: kerinduan untuk mendekat - datang, keriduan untuk memandang DIA, kerinduan untuk bertemu dengan Yesus secara pribadi. Hal ‘kerinduan’ ini tidak ada pada bangsa Israel. Bangsa Israel menolak Yesus, bahkan bangsa Israel mencari Yesus untuk dibunuh. Kita bangsa kafir mendapat kemurahan yang lebih besar dari bangsa Israel, yaitu kepada kita diberi suatu ‘kerinduan’ untuk bertemu dengan Tuhan. Jika ‘kerinduan’ ini ada dalam hati sidang jemaat, maka itu berarti: kita adalah bangsa kafir yang sempat dibentuk oleh Allah, bangsa kafir yang mengalami suasana Paskah, sehingga setiap kita memiliki ‘kerinduan’ untuk selalu bertemu dengan Allah. Inilah Langkah Kerajaan Surga yang sangat INDAH bagi bangsa kafir. Page - Yoh. 12:20 12:20 Di antara mereka yang berangkat untuk beribadah pada hari raya itu, terdapat beberapa orang Yunani. - - Perhatikan kata ‘berangkat’. Pada poin ini sebenarnya Tuhan sudah menaruh suatu ‘kerinduan’. Itu sebabnya, jika kita berangkat kepada suatu ibadah atau ikut dalam suatu pelayanan ibadah keluar, berangkatlah dengan suatu ‘kerinduan’. Kerinduan yang Tuhan taruh pada bangsa kafir tidak hanya untuk datang kepada ibadah Paskah, tetapi Tuhan tingkatkan kerinduan itu. Kerinduan apa? Baca ayat 21 12:21 Orang-orang itu pergi kepada Filipus, yang berasal dari Betsaida di Galilea, lalu berkata kepadanya: "Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus." 12:21 Orang-orang itu sudah datang kepada Pilipus, orang Baitsaida di tanah Galilea, lalu minta kepadanya, katanya, "Tuan, kami hendak melihat Yesus." - - - ▫ ▫ ▫ ▫ Pada zaman para rasul, ada bangsa kafir yang selalu merindu untuk membaca Firman Allah. Saat mereka membaca, mereka tidak mengerti apa yang mereka baca. Tetapi karena suatu kerinduan yang dalam, pada akhirnya ia bertemu dengan Firman itu melalui Filipus. Filipus bertanya: "Mengertikah tuan apa yang tuan baca itu?" Dan mereka menjawab: "Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?" Kemudian mereka memohon kepada Filipus supaya Filipus menerangkan, dan pada akhirnya mereka bertemu dengan salib Kristus (Kis. 8:30-39). Hal ini bisa terjadi kepada siapa saja, sampai sekarang. Bangsa kafir tidak hanya diijinkan untuk beribadah, tetapi jika kita mau beribadah dengan benar, Tuhan ijinkan kita untuk ‘bertemu dan melihat’ pribadi-Nya, inilah UPAH ibadah. Tetapi jika dalam hati tidak ada kerinduan, itu tidak bisa dipaksakan. Mengapa? Sebab KERINDUAN adalah pemberian dari Tuhan. Jika kita benar-benar memiliki ‘Paskah - Kelepasan’ yang benar, maka ‘kerinduan’ pasti ada. Dan ‘kerinduan’ akan mendorong kita untuk beribadah-melayani Tuhan sampai bertemu dan memandang wajah Tuhan. 4 - Inilah kerinduan yang ditaruh Yesus pada bangsa kafir, yaitu: kerinduan untuk bertemu – melihat Yesus secara pribadi. Jika awalnya kita tidak diijinkan untuk masuk dalam ibadah, tetapi jika sekarang kita diijinkan Tuhan untuk masuk dalam ibadah, datanglah dengan kerinduan, bukan sekedar kerinduan untuk datang, tetapi rindu untuk bertemu dan melihat Yesus secara pribadi. Sebagai kontrol, sebagai ujian, sebagai ukuran bagi diri sendiri (bukan untuk mengukur orang lain), sekarang kita lihat diri kita sendiri. Apakah kita sudah pada langkah-langkah kerinduan? Merindu selalu untuk datang dan bertemu dengan Tuhan, bahkan melihat Yesus. Jika di dalam hati ini tidak ada kerinduan kepada Tuhan, malas berdoa, malas membaca Firman, malas ke gereja, malas melayani, Coba lihat dan periksa kembali bagaimana dengan PASKAH kita? Bagaimana dengan pengalaman ‘sunat rohani’ kita? Sudah benar atau tidak? Di sini kita bisa kontrol. Jika kita lihat bahwa ‘kelepasan’ atau ‘Paskah’ ini belum benar, Tuhan tidak akan pernah taruh kerinduan dalam hati. Mengapa? Sebab hal itu sudah merupakan ‘satu alur jalan’ yang Tuhan berikan kepada bangsa kafir. Rumus: Dibeli, disunat, tinggal di dalam Kuban Kristus, barulah Tuhan memberi kerinduan. Sekali kita mengalami ‘kelepasan’, maka di dalam hati ada suatu kerinduan untuk selalu setia, untuk selalu bertemu dan melihat Tuhan. Itulah kerinduan bangsa kafir. Page -