BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 URAIAN TEORITIS 2.1.1 Kualitas Produk Menurut Kotler dan Amstrong (2008:266), produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar agar menarik perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Dari sudut pandang produsen, produk dianggap merupakan segala sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Dalam menjalankan suatu bisnis, produk maupun jasa yang dijual oleh produsen harus memiliki kualitas yang baik sesuai dengan harga yang ditawarkan kepada konsumen. Peningkatan dan pengawasan terhadap kualitas produk dan jasa sangat diperlukan oleh perusahaan dalam menghadapi ketatnya persaingan dalam dunia bisnis. Peningkatan dan pengawasan kualitas produk dan jasa yang dilakukan perusahaan pada akhirnya akan memperbesar peluang konsumen untuk membeli produk atau jasa dan meningkatkan kepuasan terhadap produk atau jasa yang mereka beli. Menurut Davis (dalam Yamit, 2004:8), Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Dewasa ini konsumen sering menuntut tersedianya barang-barang berkualitas tinggi yang dapat mereka beli di pasaran, 10 Universitas Sumatera Utara seperti yang dikemukakan oleh McDaniel, Lamb and Hair (dalam Alfred, 2013:183) Consumers today are demanding high quality goods that save time, energy and often calories. The rank that consumers in united State placed for product quality are as follows; Reliability, Durability, Easy maintenance, Ease of use, A trusted brand name and Low price. Menurut Haizer dan Render (dalam Mahera, dkk. 2014:2) kualitas produk adalah keseluruhan fitur dan karakteristik produk yang mampu memuaskan kebutuhan yang terlihat maupun tidak terlihat. Sedangkan Kotler dan Amstrong (2001:354) menyatakan bahwa kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya. Menurut Acebron and Dopico (dalam Ackaradejruangsri, 2012:15) kualitas produk mengacu pada the cues that could be used by consumers to infer some expected and/or experienced (product) quality; ‘experienced quality’ refers to the result of physical evaluations of the product when experiencing, utilizing, or consuming the product, whilst ‘expected quality’ refers to the point of purchase, before experiencing or consuming the product. Although, experienced product quality and expected product quality are two different terms, however, due to their usage in perceiving different levels of product quality through both intrinsic and extrinsic cues, they are somewhat correlated and often used in the visual demonstration of product quality attributes valuations. 11 Universitas Sumatera Utara 2.1.1.1 Dimensi Kualitas Produk Menurut Garvin (Dalam Umar, 2005:93), Penentuan dimensi kualitas produk dapat dilakukan melalu delapan dimensi seperti berikut: 1. Features, yaitu aspek performansi yang berguna untuk menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan perkembangannya. 2. Reliability, hal yang berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula. 3. Conformance, hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan pada keinginan pelanggan. Konfirmasi merefleksikan derajat ketetapan antara karakteristik desain produk dengan karakteristik kualitas standar yang telah ditetapkan. 4. Durability, yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau masa pakai barang. 5. Serviceability, yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, kompetensi, kemudahan, dan akurasi dalam memberikan pelayanan untuk perbaikan barang. 6. Aesthetics, merupakan karakteristik yang bersifat subyektif mengenai nilai-nilai estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi individual. 7. Fit and finish, suatu sifat subyektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan mengenai keberadaan produk tersebut sebagai produk yang berkualitas. 12 Universitas Sumatera Utara 2.1.2 Promosi Pemasaran tidak hanya membicarakan produk, harga produk, dan pendistribusian produk, tetapi juga mengkomunikasikan produk kepada masyarakat agar produk tersebut bisa dikenal dan ujung-ujungnya dibeli (Umar, 2005:73). Promosi adalah suatu komunikasi dari penjual dan pembeli yang berasal dari informasi-informasi yang tepat yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tersebut. Laksana (2008:133), Kemudian, menurut Tjiptono (2002:219) promosi adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. 2.1.2.1 Bauran Promosi Untuk mengkomunikasikan produk, perlu disusun suatu strategi yang sering disebut dengan strategi bauran promosi (promotion mix), yang terdiri atas 4 (empat) komponen utama, yaitu periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat (public relations), dan penjualan perorangan (personal selling). Umar, (2005:73). 1. Periklanan, merupakan tiap-tiap bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi yang dibayar, mengenai gagasan atau barang oleh sponsor yang teridentifikasi. 13 Universitas Sumatera Utara 2. Promosi Penjualan, adalah intensif jangka pendek untuk meningkatkan pembelian atau penjualan suatu produk di mana pembelian diharapkan dilakukan sekarang juga. Kegiatan promosi yang termasuk ke dalam promosi penjualan adalah seperti misalnya pemberian kupon, obral, kontes, pameran, dan lain-lain. 3. Hubungan Masyarakat, bertujuan membangun hubungan yang baik dengan publik perusahaan dengan menghasilkan publisitas yang menyenangkan, menumbuhkembangkan suatu citra perusahaan yang baik, menangani atau melenyapkan desas-desus, ceritera, dan peristiwa yang tidak menyenangkan. Hubungan masyarakat merupakan suatu konsep yang menggunakan banyak sarana seperti: siaran pers, publisitas produk, komunikasi perusahaan, lobbying, dan penyuluhan. 4. Penjualan Perorangan, manajemen armada-penjual (para wiraniaga) adalah suatu analisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian atas kegiatan para wiraniaga. Di dalamnya termasuk menetapkan sasaran, strategi armada penjual, merekrut, menyeleksi, melatih, mensupervisi, serta mengevaluasi armada penjual perusahaan. 2.1.2.1.1 Strategi Promosi Periklanan Lamb, Hair, McDaniel (2001:147), menyatakan bahwa periklanan merupakan komunikasi bukan pribadi satu arah mengenai sebuah produk atau organisasi yang dibayar oleh seorang pemasar. Sedangkan Periklanan menurut Lupioyadi (2001:108) adalah salah satu komunikasi impersonal (impersonal communication) yang digunakan oleh perusahaan baik barang atau jasa. 14 Universitas Sumatera Utara Peranan periklanan dalam pemasaran produk atau jasa adalah untuk membangun kesadaran (awareness) terhadap keberadaan produk atau jasa yang ditawarkan, untuk menambah pengetahuan konsumen tentang produk atau jasa yang ditawarkan, untuk membujuk calon konsumen untuk membeli atau menggunakan produk atau jasa tersebut, dan untuk membedakan diri dari perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain yang mendukung positioning produk atau jasa. Fungsi utama iklan adalah: 1. Informative, yaitu menginformasikan khalayak mengenai seluk beluk produk. 2. Persuading, yaitu mempengaruhi khalayak untuk membeli. 3. Reminding, yaitu menyegarkan informasi yang telah diterima khalayak. 4. Entertainment, yaitu menciptakan suasana yang menyenangkan sewaktu khalayak menerima dan mencerna informasi. 2.1.2.1.2 Strategi Promosi Penjualan Lupiyoadi (2001:109), menyatakan bahwa promosi penjualan adalah semua kegiatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan arus barang atau jasa dari produsen sampai pada penjualan akhirnya. Point of sales promotion terdiri dari brosur, information sheets, dan lain-lain. Promosi penjualan bertujuan untuk merangsang tanggapan pembeli yang cepat (quick buying response) yang antara lain adalah perlombaan, pemberian hadiah, kombinasi penawaran, kupon, dan potongan harga untuk konsumen. Daya tarik pokok dari promosi konsumen adalah hasrat untuk tawar menawar (bargain) 15 Universitas Sumatera Utara atau untuk mendapatkan sesuatu secara cuma-cuma, dan yang erat kaitannya dengan ini adalah berbagai tipe promosi perdagangan seperti barang-barang gratis, upah (allowances), dan potongan-potongan khusus yang bertujuan untuk mempengaruhi kerjasama penjualan kembali (reseller cooperation). Melalui promosi penjualan, perusahaan dapat menarik pelanggan baru, mempengaruhi pelanggannya untuk mencoba produk baru, mendorong pelanggan lebih banyak, menyerang aktivitas promosi pesaing, meningkatkan impulse buying (pembelian tanpa rencana sebelumnya), atau mengupayakan kerja sama yang lebih erat dengan pengecer. Secara umum tujuan dari promosi penjualan : 1. Meningkatkan permintaan dari para pemakai industrial dan atau konsumen akhir. 2. Meningkatkan kinerja perusahaan. 3. Mendukung dan mengkoordinasikan kegiatan personal selling dan iklan. 2.1.2.1.3 Strategi Promosi Hubungan Masyarakat Hubungan masyarakat (public relations) merupakan strategi pemasaran penting lainnya, di mana perusahaan tidak harus berhubungan hanya dengan pelanggan, pemasok, dan penyalur tetapi ia juga berhubungan dengan kumpulan kepentingan publik yang lebih besar. Menurut Lamb, Hair, McDaniel (2001:148) hubungan masyarakat merupakan fungsi pemasaran yang mengevaluasi sikap publik, identifikasi area di dalam organisasi yang masyarakat mungkin tertarik dan menjalankan suatu program tindakan untuk memperoleh pemahaman dan penerimaan masyarakat. 16 Universitas Sumatera Utara Pengertian yang timbal balik itu menuntut penghargaan terhadap kekuatan dan kelemahan, peluang, sasaran dan masalah-masalah yang dihadapi organisasi, juga menuntut pengakuan atau penerimaan terhadap kebutuhan setiap kelompok yang mempunyai kepentingan di dalamnya. Kegiatan-kegiatan public relations meliputi hal-hal berikut: 1. Press Relations Tujuan hubungan dengan pers adalah untuk memberikan informasi yang pantas/layak dimuat di surat kabar agar dapat menarik perhatian publik terhadap seseorang, produk, jasa atau organisasi. 2. Product Publicity Aktivitas ini meliputi upaya untuk mempublikasikan produk-produk tertentu. 3. Corporate Communication Kegiatan ini mencakup komunikasi internal dan eksternal, serta mempromosikan pemahaman tentang organisasi. 4. Lobbying Merupakan usaha untuk bekerja sama dengan pembuat undang-undang dan pejabat pemerintah sehingga perusahaan mendapatkan informasiinformasi penting yang berharga. Bahkan kadang kala juga dimaksudkan untuk mempengaruhi keputusan yang akan diambil. 17 Universitas Sumatera Utara 5. Counseling Aktivitas ini dilakukan dengan jalan memberi saran dan pendapat kepada manajemen mengenai masalah yang berkaitan dengan publik dan mengenai posisi dan citra perusahaan. 2.1.2.1.4 Strategi Promosi Penjualan Perorangan Penjualan personal (wiraniaga) mempunyai peranan yang penting dalam pemasaran produk/jasa karena: 1. Interaksi secara personal antar penyedia jasa dan konsumen sangat penting. 2. Jasa tersebut disediakan oleh orang bukan oleh mesin. 3. Orang merupakan bagian dari produk jasa. Sifat penjualan personal dapat dikatakan lebih luwes karena tenaga penjual dapat secara langsung menyesuaikan penawaran penjualan dengan kebutuhan dan perilaku masing-masing calon pembeli. Selain itu, tenaga penjual dapat segera mengetahui reaksi calon pembeli terhadap penawaran penjualan, sehingga dapat mengadakan penyesuaian-penyesuaian di tempat pada saat itu juga. Adapun sifat-sifat penjualan personal adalah: 1. Personal confrontation, yaitu adanya hubungan yang hidup, langsung dan interaktif antara dua orang atau lebih. 2. Cultivation, yaitu sifat yang memungkinkan berkembangnya segala macam hubungan, mulai dari sekedar hubungan jual beli sampai dengan suatu hubungan yang lebih akrab. 18 Universitas Sumatera Utara 3. Response, yaitu situasi yang seolah-olah mengharuskan pelanggan untuk mendengar, memperhatikan dan menanggapi. 2.1.2.2 Strategi Promosi Menurut Kotler dan Amstrong (2001:446), pemasar dapat memilih salah satu dari strategi promosi dasar berikut ini: 1. Strategi Dorong (Push Strategy) Meliputi tindakan mendorong produk melalui saluran distribusi agar sampai kepada konsumen terakhir. Pembuat produk mengarahkan aktivitas pemasarannya, terutama penjualan personal dan promosi dagang, kepada anggota-anggota saluran agar mereka ikut serta membawa produk dan mempromosikannya kepada konsumen terakhir. 2. Strategi Tarik (Pull Strategy) Yaitu strategi promosi yang menuntut pengeluaran yang besar untuk iklan dan promosi penjualan guna menciptakan permintaan konsumen. Jika strategi berhasil, permintaan konsumen akan menarik produk melalui saluran. Pada strategi tarik, pembuat produk mengarahkan aktivitas pemasarannya, terutama lewat iklan dan promosi kepada konsumen akhir agar mereka mau membeli produk tersebut. Jika strategi tarik ini efektif, konsumen akan meminta produk itu dari anggota saluran, yang kemudian pada gilirannya akan meminta kepada pembuat produk. 2.1.2.3 Tujuan Promosi Tujuan promosi adalah untuk memperkenalkan barang hasil produksi, dengan tujuan agar konsumen akan membeli hasil produksi tersebut. Rossiter dan 19 Universitas Sumatera Utara Percy (dalam Tjiptono, 2002:222) mengklasifikasikan tujuan promosi sebagai efek dari komunikasi sebagai berikut: 1. Menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap suatu kebutuhan (cathegory need). 2. Memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang suatu produk kepada konsumen (brand awareness). 3. Mendorong pemilihan terhadap suatu produk (brand attitude). 4. Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk (brand Purchase intention). 5. Mengimbangi kelemahan unsur bauran pemasaran lain (purchase facilitation). 6. Menanamkan citra produk dan perusahaan (positioning) 2.1.3 Keputusan Pembelian Keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh perilaku konsumen. Perusahaan harus mengenali perilaku konsumen untuk mengetahui apa yang dibutuhkan oleh konsumen, sehingga perusahaan diharapkan dapat selalu memenuhi kebutuhan konsumen yang akan berdampak pada loyalitas. Menurut Kotler dan Amstrong (2008:181) keputusan pembelian konsumen adalah keputusan pembeli tentang merek yang paling disukai. Menurut Winardi (dalam Weenas, 2013:610) keputusan pembelian konsumen merupakan titik suatu pembelian dari proses evaluasi. Sedangkan Menurut Peter dan James (dalam Wibowo dan Maya, 2012:6) keputusan pembelian merupakan proses di mana konsumen membuat keputusan untuk membeli berbagai produk dan 20 Universitas Sumatera Utara merek yang dimulai dengan pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi informasi, membuat pembelian dan kemudian mengevaluasi keputusan setelah membeli. Sedangkan menurut Saladin (2003:13), ada tiga faktor penyebab timbulnya keputusan pembelian, yaitu : 1. Sikap orang lain: Keputusan membeli itu banyak dipengaruhi oleh teman-teman, tetangga, atau siapa yang ia percaya. 2. Faktor-faktor situasi yang tidak terduga: Seperti faktor harga, pendapatan keluarga dan manfaat yang diharapkan dari produk tersebut. 3. Faktor-faktor yang dapat diduga: faktor situasional yang dapat diantisipasi konsumen. Ada beberapa teknik pendekatan yang digunakan oleh para pemasar di dalam upaya mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, menurut Setiadi (2003:20), teknik-teknik tersebut adalah sebagai berikut: 1. Teknik pendekatan stimulus respon Teknik ini merupakan teknik penyampaian ide-ide atau pengetahuan tentang suatu produk dan merek kepada konsumen agar konsumen tertarik atau termotivasi untuk mengambil keputusan membeli produk yang disampaikan. 2. Teknik pendekatan humanistik. Teknik ini merupakan teknik pendekatan yang bersifat manusiawi. Dengan teknik ini keputusan membeli sepenuhnya diserahkan kepada konsumen yang bersangkutan. Pemasar hanya menyediakan berbagai 21 Universitas Sumatera Utara jenis produk, merek, warna, kualitas dan memberi informasi tentang manfaat, kebaikan dan kelemahan yang terdapat pada masing-masing produk. 3. Teknik pendekatan kombinasi antara stimulus respon dan humanistik. Teknik ini merupakan teknik pendekatan dari hasil kombinasi antara teknik stimulus respon dan teknik humanistik. Pemasar dalam menghadapi konsumen lebih bersifat mengkondisikan perilaku yang memungkinkan konsumen termotivasi untuk membeli, namun keputusan membeli sepenuhnya di tangan konsumen. 4. Teknik pendekatan dengan komunikasi yang persuasif Teknik ini merupakan teknik pendekatan dengan menggunakan komunikasi persuasif melalui rumus AIDDAS: A = Attention (perhatian) I = Interest (minat) D = Desire (hasrat) D = Decision (keputusan) A = Action (tindakan) S= Satisfaction (kepuasan) Yang pertama kali perlu dibangkitkan adalah perhatian konsumen terhadap suatu produk agar timbul minat, kemudian kembangkan hasrat untuk membeli produk tersebut, setelah itu arahkan konsumen untuk membeli produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka dengan harapan konsumen akan merasa puas setelah membeli. 22 Universitas Sumatera Utara 2.1.3.1 Jenis-Jenis Perilaku Keputusan Pembelian 1. Perilaku Pembelian Kompleks Konsumen melakukan perilaku pembelian kompleks (complex buying behaviour) ketika mereka sangat terlibat dalam pembelian dan merasa ada perbedaan yang signifikan antarmerek. Konsumen mungkin sangat terlibat ketika produk itu mahal, beresiko, jarang dibeli, dan sangat memperlihatkan ekspresi diri. Pembeli akan melewati proses pembelajaran, mula-mula ia mengembangkan keyakinan tentang produk, lalu sikap, dan kemudian membuat pilihan pembelian yang dipikirkan secara matang. 2. Perilaku Pembelian Pengurangan Disonansi Perilaku pembelian pengurangan disonansi (dissonance reducing behaviour) terjadi ketika konsumen sangat terlibat dalam pembelian yang mahal, jarang dilakukan, atau beresiko, tetapi hanya melihat sedikit perbedaan antarmerek. 3. Perilaku Pembelian Kebiasaan Perilaku pembelian kebiasaaan (habitual buying behaviour) terjadi dalam keadaan keterlibatan konsumen yang rendah dan sedikit perbedaan merek, contohnya; gula. Konsumen hanya mempunyai sedikit keterlibatan dalam kategori produk ini, mereka hanya pergi ke toko dan mengambil satu merek. Jika mereka terus mengambil merek yang sama, hal ini lebih merupakan kebiasaan daripada loyalitas yang kuat terhadap sebuah merek. 23 Universitas Sumatera Utara 4. Perilaku Pembelian Mencari Keragaman Konsumen melakukan perilaku pembelian mencari keragaman (variety-seeking buying behaviour) dalam situasi yang mempunyai karakter keterlibatan konsumen rendah tetapi anggapan perbedaan merek yang signifikan. 2.1.3.2 Proses keputusan pembelian : Model Lima Tahap Ada lima tahap dalam proses keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pascapembelian. (Kotler dan Amstrong, 2008:179). Hal ini tidak selalu terjadi khususnya dalam pembelian yang kurang memerlukan keterlibatan pembeli. Para konsumen bisa melompati beberapa tahap atau mungkin urutannya tidak sesuai dengan urutan yang biasa tersebut. Proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian sesungguhnya dan berlanjut dalam waktu yang lama setelah pembelian. Pemasar harus memusatkan perhatian pada keseluruhan proses pembelian dan bukan hanya pada keputusan pembelian. Pengenalan Pencarian Evaluasi Keputusan Perilaku kebutuhan informasi alternatif pembelian pascapembelian Sumber: Kotler dan Amstrong (2008:179) Gambar 2.1 Proses Keputusan Pembelian. 1. Pengenalan kebutuhan Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Dengan rangsangan internal, salah satu dari kebutuhan normal seseorang (rasa lapar, haus, seks) timbul pada tingkat yang cukup tinggi sehingga 24 Universitas Sumatera Utara menjadi dorongan. Kebutuhan juga dapat dipicu oleh rangsangan eksternal, seperti iklan. Para pemasar perlu mengenal berbagai hal yang dapat menggerakkan kebutuhan atau minat tertentu konsumen. 2. Pencarian informasi Konsumen yang tertarik pada suatu produk akan mencari lebih banyak informasi atau mungkin tidak. Jika dorongan konsumen itu kuat dan produk yang memuaskan ada di dekat konsumen itu, konsumen mungkin akan membelinya kemudian. Jika tidak, konsumen dapat menyimpan kebutuhan itu dalam ingatannya atau melakukan pencarian informasi (information search) yang berhubungan dengan kebutuhan. Konsumen dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber. Sumber-sumber informasi ini meliputi sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, rekan), sumber komersial (iklan, wiraniaga, situs web, penyalur, kemasan, tampilan), sumber publik (media massa, organisasi pemeringkat konsumen, pencarian internet), dan sumber pengalaman (penanganan, pemeriksaan, pemakaian produk). Setiap sumber informasi melaksanakan fungsi yang berbeda dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Sumber komersial biasanya melaksanakan fungsi informasi, sementara sumber pribadi melaksanakan fungsi legitimasi atau evaluasi. Ketika semakin banyak informasi yang diperoleh, kesadaran konsumen dan pengetahuan akan merek dan fitur yang tersedia meningkat. Sebuah perusahaan harus mendesain bauran pemasarannya untuk membuat konsumen menyadari dan mengetahui 25 Universitas Sumatera Utara merek suatu produk. Perusahaan harus mengidentifikasi sumber informasi konsumen dan arti penting masing-masing sumber tersebut secara seksama. 3. Evaluasi Alternatif Pemasar harus tahu tentang evaluasi alternatif (alternative evaluative) yaitu bagaimana konsumen memproses informasi untuk sampai pada pilihan merek. Beberapa konsep dasar yang akan membantu kita memahami proses evaluasi: pertama, konsumen berusaha memuaskan sebuah kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen melihat masing-masing produk sebagai sekolompok atribut dengan berbagai kemampuan untuk menghantarkan manfaat yang diperlukan dalam memuaskan kebutuhan. Konsumen akan memberikan perhatian terbesar pada atribut yang menghantarkan manfaat yang memenuhi kebutuhan. 4. Keputusan Pembelian Dalam tahap evaluasi, konsumen menentukan peringkat merek dan membentuk niat pembelian. Pada umumnya, keputusan pembelian (purchase decision) konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor bisa berada di antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain. Seberapa jauh sikap pihak lain akan mengurangi alternatif yang disukai seseorang tergantung pada intensitas sikap negatif pihak lain terhadap pilihan alternatif konsumen dan motivasi konsumen tunduk pada keinginan 26 Universitas Sumatera Utara orang lain. Faktor kedua adalah faktor situasional yang tidak diharapkan mungkin muncul dan mengubah maksud pembelian. Keputusan seorang konsumen untuk mengubah, menangguhkan, atau membatalkan keputusan membeli banyak dipengaruhi oleh persepsi terhadap resiko. 5. Perilaku Pascapembelian Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan dan ketidakpuasan. Kepuasan dan ketidakpuasan pembeli terhadap suatu pembelian terletak pada hubungan antara ekspektasi konsumen dan kinerja anggapan produk. Jika produk tidak memenuhi ekspektasi, konsumen kecewa; jika produk memenuhi ekspektasi, konsumen puas; jika produk melebihi ekspektasi, konsumen sangat puas. 2.2 Penelitian Terdahulu Peneliti Purwanto (2008) Iswayanti (2010) Tabel 2.1 Daftar Penelitian Terdahulu Judul Variabel Metode Analisis Pengaruh Kualitas 1. Kualitas Analisis regresi Produk, Promosi, dan Produk linier berganda, uji Desain Terhadap 2. Promosi asumsi klasik, uji Keputusan Pembelian 3. Desain normalitas, uji Kendaraan Bermotor 4. Keputusan multikolinearitas, uji Yamaha Mio Pembelian heteroskedastisitas, uji-t, uji-F, dan koefisien determinasi (R²) Analisis Pengaruh 1. Kualitas Analisis kualitatif. Kualitas Produk, Produk analisis kuantitatif, Kualitas Pelayanan, 2. Kualitas uji realibilitas, uji Harga, dan Tempat Layanan validitas, uji asumsi Terhadap Keputusan 3. Harga klasik, uji-t, uji-F, Pembelian (Studi Kasus 4. Tempat dan koefisien pada Rumah Makan 5. Keputusan determinasi (R²) “Soto Angkring Mas Pembelian Boed” di Semarang) Hasil Kualitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, sedangkan promosi dan desain berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian. Seluruh variabel tak terikat yakni kualitas produk, kualitas layanan, harga dan tempat berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. 27 Universitas Sumatera Utara Lanjutan Peneliti Yunita (2012) Wibowo dan Maya (2012) Ackara dejruangsri (2013) Alfred (2013) Tabel 2.1 Daftar Penelitian Terdahulu Judul Variabel Metode Analisis Analisis Pengaruh 1. Kualitas Analisis Deskriptif. Kualitas Pelayanan, Pelayanan uji realibilitas, uji Promosi, Produk, dan 2. Promosi validitas, dan Harga Terhadap 3. Produk analisis linear Keputusan Pembelian 4. Harga berganda yang Konsumen pada 5. Keputusan terdiri dari uji-F, ujiKasimura Supermart di t, dan koefisien Pembelian Medan determinasi (R²) Pengaruh Iklan Televisi 1. Iklan Uji validitas, uji dan Harga Terhadap Televisi reliabilitas. uji Keputusan Pembelian 2. Harga normalitas, uji Sabun Lux (Survei Pada 3. Keputusan linearitas, uji Pengunjung Mega Bekasi multikolinearitas, uji Pembelian Hypermall) heteroskedastisitas, uji hipotesis The effect of product 1. Function quality attributes on 2. Ease of Use Thai consumers’ buying 3. Reliability decisions 4. Durability 5. Design 6. Eco-friendly 7. Satisfaction 8. Buying Decision Influences of Price And 1. Price Quality On Consumer 2. Quality Purchase Of Mobile 3. consumer Phone In The Kumasi purchase Metropolis In Ghana A Comparative Study Hasil Secara simultan, faktor-faktor seperti kualitas pelayanan, promosi, produk, dan harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Secara simultan, faktor-faktor seperti iklan televisi dan harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Secara simultan, faktor-faktor seperti Reliability, Function, dan Durability berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, sedangkan Ease of Use, Design, Eco-friendly, dan Satisfaction dan desain berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian Price dan quality memiliki pengaruh terhadap consumer purchase 28 Universitas Sumatera Utara Lanjutan Peneliti Weenas (2013) Mahera, Dkk (2014) 2.3 Tabel 2.1 Daftar Penelitian Terdahulu Judul Variabel Metode Analisis Kualitas Produk, Harga, 1. Kualitas Uji validitas, uji Promosi, dan Kualitas Produk reliabilitas, uji t, uji Pelayanan Pengaruhnya 2. Harga asumsi klasik yang Terhadap Keputusan 3. Promosi meliputi uji Pembelian Spring Bed 4. Kualitas normalitas, uji Comforta Pelayanan multikolinearitas, 5. Keputusan dan uji Pembelian heteroskedastisitas Pengaruh International 1. International Uji f dan uji t Brand Image dan Brand Image Kualitas Produk 2. Harga Terhadap Keputusan 3. Keputusan Pembelian (Survei pada Pembelian Pengguna iPhone di Lingkungan Mahasiswa Universitas Brawijaya) Hasil Secara simultan, seluruh variabel yakni kualitas produk, harga, promosi, dan kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan Faktor faktor seperti international brand image dan harga berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian Kerangka Konseptual Menurut Kotler dan Amstrong (2001:354), kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya. Ada delapan dimensi dalam penentuan dimensi kualitas produk namun dalam penelitian ini, peneliti membatasinya hanya pada lima dimensi, yaitu; features, reliability, conformance, durability, dan serviceability. Features adalah aspek performansi yang berguna untuk menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan perkembangannya. Reliability adalah probabilitas atau kemungkinan suatu barang dapat menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula. Conformance adalah tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan pada keinginan pelanggan. Durability 29 Universitas Sumatera Utara adalah refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau masa pakai barang. Serviceability adalah karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, kompetensi, dan akurasi dalam memberikan pelayanan untuk perbaikan barang. Garvin (Dalam Umar, 2005:93), Promosi menurut Tjiptono (2002:219) adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2008:181) keputusan pembelian konsumen adalah keputusan pembeli tentang merek yang paling disukai. Dimensi Kualitas Produk Features(X1) Reliability (X2) Conformance (X3) Durability (X4) Keputusan Pembelian Serviceability (X5) (Y) Promosi (X6) Gambar 2.2 Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis Hipotesis merupakan pernyataan atau jawaban sementara tentang hubungan antar variabel dalam penelitian, dan merupakan pernyataan paling spesifik. Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual maka peneliti 30 Universitas Sumatera Utara menetapkan hipotesis di dalam penelitian ini yaitu “Kualitas produk dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Samsung Galaxy pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara”. 31 Universitas Sumatera Utara