BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tailing adalah salah satu jenis limbah yang dihasilkan oleh kegiatan pertambangan yang berukuran pasir. Sebagai salah satu negara pertambangan terbesar di dunia (Behre Dolbear Minerals Industry Advisors, 2014), Indonesia menghasilkan tailing dan limbah pertambangan lainnya (sludge, filter cakes, ceramic, cuppel) dalam jumlah yang sangat besar setiap harinya. Menurut Lumbantobing (2008), pada tahun 2008 saja, dihasilkan rata-rata 350000 ton tailing per hari. Pada umumnya, tailing yang dihasilkan dari kegiatan pengolahan mineral dibuang ke lingkungan (tanah dan sungai). Oleh PT Sandai Inti Jaya Tambang yang berada di daerah Kalimantan Barat, selain dibuang ke tanah (kolam tailing dengan dasar tanah), tailing juga dijadikan sebagai timbunan jalan tanah yang dilintasi oleh berbagai kendaraan di sekitar perusahaan. Menurut Rusyadi (2012), setelah ditimbun dengan tailing, jalan tersebut biasanya ditimbun kembali dengan tailing karena jalan tersebut bergelombang dan membentuk lubang-lubang yang cukup besar. Sebagian besar tanah yang berada di Pulau Kalimantan terdiri dari jenis tanah lempung. Kekuatan tanah berbutir halus seperti tanah lempung sangat dipengaruhi oleh kadar air. Pada tanah berbutir halus, luas permukaan spesifik lebih besar sehingga dalam keadaan kering, tanah mempunyai daya dukung yang tinggi, dan sebaliknya dalam keadaan basah, tanah lempung menjadi plastis dan mempunyai daya dukung yang rendah. Dalam keadaan basah, saat kadar air tinggi, struktur bertanah dasar lempung memiliki kemungkinan besar mengalami kerusakan. Lempung ekspansif merupakan jenis lempung terburuk karena sifatnya yang mudah mengalami kembang-susut. Lempung ini akan menyusut bila kadar air berkurang, dan sebaliknya akan mengembang bila kadar air bertambah. Saat mengembang, 1 tekanan pengembangan yang dihasilkan oleh lempung dapat menyebabkan ketidakstabilan struktur di atasnya. Pengolahan bijih untuk memperoleh mineral yang dapat dimanfaatkan pada industri pertambangan tidak akan mencapai perolehan 100%. Sehingga sebagai limbah sisa pengolahan batuan-batuan yang mengandung mineral berharga, tailing umumnya masih mengandung mineral-mineral. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah mineral-mineral tersebut dapat mempengaruhi kekuatan tanah lempung. 1.2 Rumusan Masalah Tailing yang dibuang ke tanah dapat mempengaruhi sifat dan kekuatan tanah. Pembuangan tailing ke tanah dapat memberikan pengaruh positif atau negatif terhadap tanah. Dalam penelitian ini, dilakukan pengujian-pengujian sifat fisis tanah dan uji kuat geser tanah untuk mengetahui pengaruh pembuangan tailing ke tanah. 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Mengetahui sifat fisis dan mekanis tanah lempung dan tailing. 2. Mengetahui perubahan index properties dan kekuatan tanah lempung yang dicampurkan dengan tailing. 3. Mengetahui apakah tailing dapat digunakan sebagai bahan campuran untuk meningkatkan kekuatan tanah lempung. 4. Memberikan informasi kepada pihak PT Sandai Inti Jaya Tambang mengenai pengaruh tailing terhadap tanah. 1.4 Batasan Masalah Mengingat luasnya lingkup masalah, maka penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut: 2 1. Tailing yang digunakan adalah tailing yang dihasilkan dari pencucian bijih bauksit PT Sandai Inti Jaya Tambang, Desa Sandai Kiri, Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat. 2. Tanah lempung yang digunakan adalah tanah lempung yang berasal dari Wates, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan terdiri dari dua jenis, yaitu lempung berwarna cokelat yang diambil dari daerah Krembangan dan lempung berwarna hitam yang diambil dari daerah Karangsari. 3. Kondisi tanah lempung adalah terganggu (disturbed). Tidak digunakan tanah tak terganggu (undisturbed) karena akan dilakukan pengujian nilai Atterberg limits pada tanah, sehingga ukuran butiran maksimum tanah harus dibatasi. 4. Kondisi awal benda uji berupa tanah kering udara dan sebagian benda uji yang digunakan pada pengujian utama dicampur dengan tailing. 5. Air yang digunakan adalah air bersih yang diambil dari Laboratorium Mekanika Tanah, Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada. 6. Variasi kadar tailing ditentukan sebesar 5%, 10%, dan 15% dari berat kering tanah lempung. 7. Pengujian yang dilakukan terdiri dari: a. Uji index properties (kadar air, gravitasi khusus, Atterberg limits, distribusi ukuran butiran) terhadap tanah lempung, tailing, dan tanah lempung yang telah dicampur dengan tailing. b. Uji pemadatan terhadap tanah lempung. c. Uji geser langsung terhadap tailing. d. Uji tekan bebas terhadap tanah lempung dan tanah lempung yang telah dicampur dengan tailing. 8. Tidak dilakukan uji kandungan unsur kimia karena tailing hanya digunakan sebagai filler. 3 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil berupa pengaruh tailing terhadap tanah lempung yang ditinjau dari nilai index properties dan kekuatannya yang ditampilkan dalam grafik, atau secara umum dapat mengetahui korelasi antara variasi kadar tailing dengan index properties dan kekuatan tanah. Sehingga, hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk pihak yang akan memanfaatkan tailing sebagai alternatif stabilisasi tanah lempung dan referensi untuk penelitian pengaruh tailing pada tanah lempung selanjutnya. 1.6 Keaslian Penelitian Utami (2012) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan abu vulkanik dan kapur terhadap tanah lempung. Wahjudi (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui sifat-sifat fisis pasir tailing timah dan batu pecah granit Pulau Bangka dan sifat beton normal yang dihasilkan dari beton normal yang menggunakan bahan-bahan tersebut. Lumbantobing (2008) melakukan penelitian untuk mengetahui sifat-sifat mekanis mortar beton menggunakan agregat tailing PT Freeport Indonesia. Dalam penelitian ini, dilakukan beberapa pengujian untuk mengetahui pengaruh tailing terhadap index properties dan kekuatan tanah lempung. Selain penelitian yang telah disebutkan sebelumnya, belum pernah dilakukan penelitian serupa di Lingkungan Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada. 4