ANALISIS CAMPUR KODE OPERATOR TAKSI “GELORA TAKSI” DI

advertisement
ANALISIS CAMPUR KODE OPERATOR TAKSI “GELORA TAKSI”
DI SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh :
WIDIA KUSUMA DEWI
A 310 080 235
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
i
UNI\TERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
Jl A YaniTrornol
Pos I, Pabelan, KartasuraTelp (0271)111411,719483
Website
:
Fax 715448 Surakarta 57102
Email: [email protected]
Surat Persetuiuan Artikel Publikasi Ilmiah
Yang bertan datangan dibawah ini pembimbing skripsi/tugasakhir
Nama
:
:
Andi Haris Prabawa, M. Hum.
M.Hu
Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan
Nama
: Drs. Yakub Nasucha,
rin gkasan skripsi/tugas akhir
d
ari mahasi swa
Nama
Widia Kusuma Dewr
NIM
A 310 080 23s
Program Studi
JudulSkripsi
51 PBSID
:
ANALISIS CAMPUR KODE OPERATOR TAKSI
..GELORA TAKSI"DI SURAKARTA
Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.
Demikian persetujui dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Surakarta, 27 Pebruari 2013
Pembimbing I
fia5:.Andi Haris Prabawa, M. Hum
Pembimbing
II
Yakub Nasucha, M.Hum
ABSTRAK
ANALISIS CAMPUR KODE OPERATOR TAKSI “GELORA TAKSI’ DI
SURAKARTA
Widia Kusuma Dewi, A310080235, Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra
Indonesia, dan Daerah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013, 44 halaman.
Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mendeskripsikan wujud pemakaian
campur kode pada operator “Gelora Taksi”; (2) mendeskripsikan faktor-faktor
yang melatar belakangi adanya campur kode pada operator “Gelora Taksi”.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik simak libat cakap,
rekam catat dan wawancara. Metode yang digunakan dalam upaya menemukan
kaidah dalam tahap analisis data pada penelitian ini yaitu metode padan. Hasil
penelitian ini berupa wujud pemakaian campur kode pada operator Gelora Taksi.
Campur kode yang ditemukan : (1) bentuk campur kode yang terjadi dalam
operator taksi berupa campur kode kata, campur kode frasa, campur kode idiom.
(2) Jumlah campur kode yang muncul dalam operator taksi 37 data yaitu CK kata
sebanyak 20 data, CK frasa sebanyak 16 data dan CK idiom sebanyak 1 data, dan
(3) faktor-faktor yang melatar belakangi adanaya campur kode pada operator taksi
“Gelora Taksi”, antra lain: (a) faktor keakraban dan (b) faktor bahasa.
Kata kunci : Campur Kode, Operator Taksi
1
PENDAHULUAN
Manusia tidak hanya menguasai satu bahasa, karena manusia mempunyai
bahasa ibu, nasional dan bahasa asing yang dikuasai. Bahasa asing tersebut
misalnya bahasa Indonesia, Jawa dan bahasa Inggris. Ketiga bahasa tersebut
kadang digunakan pada satu tuturan dalam suatu dialog tertentu. Hal tersebut
menunjukkan adanya percampuran bahasa. Percampuran bahasa sering disebut
dengan campur kode.
Campur kode adalah penggunanaan dua bahasa atau lebih atau ragam
bahasa secara santai antara orang-orang yang kita kenal dengan akrab. Dalam
situasi berbahasa yang formal, kita dapat dengan bebas mencampur kode,
khususnya apabila ada istilah yang tidak dapat diungkapkan dalam bahasa lain
(Suwandi, 2008: 87). Campur kode dapat ditemukan pada tuturan mahasiswa,
kernet bus, pedagan asongan, acara reality show di televisi, interaksi sosial di
masyarakat, acara seminar dan operator taksi.
Pada penelitian ini terfokus pada campur kode operator taksi khususnya
Gelora taksi di Surakarta. Alasan Gelora taksi dipilih sebagai lokasi penelitian
dengan alasan penelitian ini mengambil setting taksi karena pemakaian bahasa
operator taksi tidak memiliki struktur bahasa yang lengkap dan menggunakan
bahasa campuran yaitu bahasa Jawa, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Interaksi antara operator dan sopir taksi dapat berjalan dengan lancar itu harus
dengan kegiatan berkomunikasi. Komunikasi di lingkungan kegiatan transportasi
sangat cepat dan efektif.
Suatu penelitian dilakukan harus dengan tujuan yang jelas. Ada dua tujuan
yang telah dicapai dalam penelitian ini. Tujuan diadakan penelitian ini
mendeskripsikan wujud pemakaian campur kode pada operator Gelora Taksi dan
mendeskripsikan faktor-faktor yang melatar belakangi adanya campur kode pada
operator Gelora Taksi
2
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat yang akan dijadikan penelitian ini adalah di kota Surakarta.
Persiapan dan pengajuan judul penelitian yaitu pada bulan Oktober 2011.
Pengumpulan data dilaksanakan mulai bulan November sampai Januari 2012.
Analisis data pada bulan Januari dan pembuatan laporan penelitian pada
bulan Januari sampai April 2012.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Bodgan dan
Taylor (dalam Moleong, 2004:4) mendefinisikan metodologi kualitatif
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Sebagai sebuah data, hasil penelitian kualitatif disajikan dalam bentuk katakata secara tertulis atau lisan.
C. Objek Penelitian
Objek penelitian ini yaitu campur kode operator Gelora taksi di
Surakarta.
D. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini berupa tuturan campur kode yang terdapat
pada operator Gelora taksi di Surakarta.Sumber data pada penelitian ini
berupa kata, frasa , kalimat dan wacana yang terdapat pada campur kode
operator Gelora taksi di Surakarta.
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa
teknik simak libat cakap, rekam, catat, dan wawancara. Teknik Analisis Data
3
Metode yang digunakan dalam upaya menemukan kaidah dalam tahap
analisis data pada penelitian ini yaitu metode padan. Metode itu dapat
dibedakan macamnya paling tidak menjadi lima sub-jenis berdasarkan macam
alat penentu yang dimaksud. Sub-jenis yang pertama, alat penentunya ialah
kenyataan yang ditunjuk oleh bahasa atau referent bahasa; sub-jenis yang
kedua, alat penentunya organ pembentuk bahasa atau organ wicara; dan subjenis yang ketiga, keempat, kelima berturut-turut alat penentunya bahasa lain
atau langue lain, perekam, dan pengawet bahasa (yaitu tulisan), serta orang
yang menjadi mitra wicara (Sudaryanto, 1993:13)
4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pemerolehan Data
Jenis dan jumlah data yang diperoleh dalam operator taksi “Gelora
Taksi” di Surakarta dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.
Tabel 1
Jenis dan Jumlah
No
Jenis Data
1
Campur Kode
Jumlah
a. Campur Kode Kata
20
b. Campur Kode Kelompok Kata/Frase
16
c. Campur Kode Idiom
1
B. Wujud Campur Kode Pada Operator Taksi “Gelora Taksi” di Surakarta
1. Campur Kode Kata
a. Campur Kode Kata Kerja
Campur kode kata kerja yang terjadi pada oparator taksi
”Gelora Taksi” di Surakarta adalah sebagai berikut.
Data (1)
“SMP 13 di copy pak Budi, karo nggolek nggon nang terminal
kro nggolek nggon.” Data (1) menunjukkan campur kode kata
kerja yang ditandai dengan kata “nggolek...” (dalam bahasa Jawa)
yang berarti mencari (dalam bahasa Indonesia). Kata “nggolek...”,
termasuk kata kerja karena karena digunakan operator menyuruh
sopir taksi mencari tempat pangkalan.
5
b. Campur Kode Kata Sifat
Campur kode kata sifat yang terjadi pada operator taksi
“Gelora Taksi”di Surakarta adalah sebagai berikut.
Data (8)“lha nggih sing sabar ... di copy mas Endro”. Data (8)
merupakan campur kode kata sifat yang terdapat pada operator
taksi “Gelora Taksi” di Surakarta. Campur kode kata sifat ditandai
dengan kata sabar (sifat penyabar). Kata sabar meruapakan campur
kode kata sifat dari bahasa Jawa dan bahasa Indonesia.
c. Campur Kode Kata Benda
Campur kode kata benda yang terjadi pada operator taksi “Gelora
Taksi”di Surakarta adalah sebagai berikut :
Data (10)
”Omah digital kui lho dicopy. Dicopy mas Jono sebelum bakso
rusuk kekeiri atas nama mbak Rani nggih”. Data (10) merupakan
campur kode kata benda yang terdapat pada operator taksi “Gelora
Taksi” di Surakarta. Campur kode kata benda ditandai dengan kata
“omah...”(bahasa Jawa)yang berarti rumah (bahasa Indonesia).
Kata tersebut merupakan kata benda yang terdapat pada operator
taksi “Gelora Taksi” di Surakarta
d. Campur Kode Kata Keterangan
Campur kode kata benda yang terjadi pada operator taksi
“Gelora Taksi”di Surakarta adalah sebagai berikut.
Data (14)
”masuk nggih masuk, nomor 30 ya masuk-masuk”
6
Kata keterangan nggih merupakan kata keterangan modalitas
bentuk keterangan atau yang menunjukkan kepastian dalam bentuk
bahasa Jawa
2. Campur Kode Frase
Campur kode frase yang terjadi pada operator taksi “Gelora Taksi”
di Surakarta adalah campur kode yang berupa frase verbal (kerja), frase
nominal (benda), dan frase ajektifal (sifat). Adapun contoh dari penelitian
ini yaitu :
a. Campur Kode frase Verbal
Campur kode frase verbal yang terjadi pada operator taksi “Gelora
Taksi” di Surakarta adalah sebagai berikut.
Data (31)
“Asatana Giri Bngun ya pak’e. Mas Endro nanti mlebu ketemu jalan”
Campur kode frase vebal (berupa kata kerja) yang terjadi pada operator
taksi “Gelora Taksi” di Surakarta adalah campur kode frase verbal dalam
bahasa Jawa misalnya, nanti mlebu (nanti masuk).
b. Campur Kode Frase Nominal
Campur kode frase nominal yang terjadi pada operator taksi
“Gelora Taksi” di Surakarta sebagai berikut.
Data (43)
”masuk pak Bambang, njenengan ngidul sitik masuk gang no.8A
namanya mbak Lidi di copy”. Campur kode frase nominal yang terjadi
pada operator taksi “Gelora Taksi” di Surakarta adalah campur kode
frase nominal (menunjuk benda atau kata benda) dalam bahasa Jawa.
7
Capur kode frase nominal yang dimaksud adalah njenengan ngidul
sitik (anda ke Selatan sedikit).
c. Campur Kode Frase Ajektival
Campur kode frase ajektifal yang terjadi pada operator taksi
”Gelora Taksi” di Surakartasebagai berikut.
Data (45)“82 yo... ketoke apik kok le.. ketok mau”. Campur kode
frase ajektival (menunjukkan sifat) yang terjadi dalam bentuk bahasa
Jawa, misalnya ketoke apik (keliahatanya bagus).
3. Campur Kode Idiom
Campur kode idiom adalah percampuran pemakain bahasa Indonesia ke
dalam bahasa Jawa yang berwujud idiom atau ungkapan. Adapun contoh
dari penelitian ini yaitu:
1. Data (47)”ramalan zodiak mas, sing
ketoke apik dijogo. Taurus
termasuk orang sing lugu dan narimo ing pandum”. Data (47)
mrupakan peristiwa campur kode dalam bentuk idiom atau campur
kode. Idiom atau ungkapan tersebut ditandai dengan bahasa Jawa,
yaitu narimo ing pandum dalam bahasa Indonesia menerima apa
adanya
C. Faktor-faktor yang Melatar Belakangi Adanya Campur Kode pada
Operator Taksi
1. Faktor keakraban
Faktor keakraban tersebut dipengaruhi oleh pilihan kata-kata yang dipakai
dalam campur kode pada operator taksi. Bahasa yang dipakai oleh seorang
operator taksi mempunyai nilai rasa yang berbeda.
8
(http://getzbacker2ndie.wordpress.com tanggal 11 januari 2013 jam 20:10
WIB)
2. Faktor bahasa
Faktor bahasa tersebit mempengaruhi adannya campur kode pada
operator taksi. Bahasa indonesia beraneka ragam karena daerah dan suku
yang ada diIndonesia bermacam-macam.
9
KESIMPULAN
Dari uraian penelitian diatas yaitu tentang Analisis Campur Kode pada
Operator Taksi “Gelora Taksi”di Surakarta, maka dapat diambil kesimpulan
bahawa pada operator taksi ditemukan campur kode kata sebanyak 20 data yang
terdiri dari campur kode ke kata kerja sebanyak 6 data, kata benda sebanyak 5
kata, kata sifat sebanyak 2 dan kata keterangan sebanyak 7 data.
Campur kode frasa ditemukan sebanyak 16 data yang terdiri atas campur
kode frasa verba sebanyak 12 data, campur kode frasa nomina 2 data dan campur
kode frasa ajektiva sebanyak 2 data. Idiom atau ungkapan yang terdapat pada
operator taksi “Gelora Taksi” di Surakarta berjumlah satu data.
10
DAFTAR PUSTAKA
Moeleong, Lexi J. 2004. Metodologi. Penelitian Kualitatif. Bandung : RemajaRosda Karya.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar
Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistik. Yogyakarta: Duta
Wacana University Perss.
http://www.shvoong.com diakses tanggal 15 Oktober 2011
11
Download