Mahasiswa UB Manfaatkan Bakteri dan Limbah Susu Sortasi

advertisement
Mahasiswa UB Manfaatkan Bakteri dan Limbah
Susu Sortasi sebagai Alternatif Listrik
Dikirim oleh ireneparamita pada 19 Mei 2017 | Komentar : 0 | Dilihat : 572
Tim PKM MARFEL
Kebutuhan energi dari tahun ke tahun terus meningkat hingga mencapai 6% pertahunnya. Adanya krisis energi,
masalah lingkungan, serta maraknya arus globalisasi semakin memaksa manusia untuk mencari sumber energi
alternatif yang bersifat terbarukan, efisien dan tidak memberikan dampak pencemaran terhadap lingkungan.
Pengembangan energi listrik yang saat ini berkembang yaitu memanfaatkan sumber daya alam energi surya (solar
cell), angin, panas, dan air. Namun pengembangan tersebut masih memiliki kekurangan yaitu dapat menyebabkan
kerusakan lingkungan pada rumah kaca, over heating, tergantung pada faktor cuaca dan harga yang relatif mahal.
Marfel tampak depan dan
samping
Keterangan gambar
Berdasarkan latar belakang tersebut, lima mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya (FKHUB) memanfaatkan limbah susu sortasi untuk menghasilkan sumber listrik yang diberi nama Milk Sortation for
Fuel Cell (MARFEL). Mereka adalah Galuh Purnawati, Fitri Indah Permatasari, Siti Maria Khiftiyah, Suhardi
Winaryo (FKH 2014), dan Bayu Hendra Laksmana (FKH 2015). Kegiatan ini telah didanai Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dalam ajang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).
Galuh menyampaikan, limbah susu sortasi digunakan sebagai substrat yang akan dikonversikan menjadi energi
listrik melalui aktifitas eletron dan proton oleh bakteri pada teknologi Microbial Fuel Cells (MFCs).
Cara kerja MARFEL sangat mudah, yaitu dengan memasukan limbah susu sortasi pada chamber dan akan diatur
suhu pada control panel. Selanjutnya akan dikonversikan menjadi arus listrik dan dialirkan pada Boost converter
untuk menaikkan tegangan DC ke level yang lebih tinggi. Serta dialirkan ke DC to AC inverting untuk
menghasilkan listrik yang dapat dihubungkan ke stopkontak.
"Energi listrik yang dihasilkan dapat langsung digunakan oleh masyarakat sebagai sumber energi listrik. Selain
memanfaatkan produk buangan, alat ini juga sebagai sumber bioenergi terbarukan yang ramah lingkungan,
efisiensinya tinggi, murah, dan mudah digunakan. Berdasarkan kelebihan tersebut alat ini sangat berpotensi untuk
mengatasi ketenagalitrikan dan ketahanan energi di Indonesia sehingga mampu mewujudkan Sustainable
Development goals," pungkasnya. [Irene]
Artikel terkait
Mahasiswa UB Sulap Bekatul Menjadi Suplemen Makanan untuk Penyakit Degeneratif
Prihatin dengan Krisis Identitas Budaya, Mahasiswa UB Gagas Pekan Suri Budaya Jawa
Download