BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mengingat

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Mengingat terjadinya perubahan kondisi ekonomi yang selalu
mendorong perusahaan agar tetap mempertahankan dan meningkatkan kinerja
perusahaannya dimasa yang akan datang. Dengan mengevaluasi kondisi
perusahaan dimasa lalu menggunakan data- data keuangan, dengan cara
tersebut perusahaan dapat menganalisa kekurangan yang dapat diperbaiki
dimasa yang akan datang.
Mencapai laba yang optimal merupakan tujuan utama suatu perusahaan,
laba merupakan hasil yang diperoleh dari pendapatan operasi dan non operasi
perusahaan atas beban-beban yang dikeluarkan. Pada suatu intersektor yang
memiliki pertumbuhan laba yang optimal mencerminkan perusahaan
manufaktur yang sehat. Maka dari itu perubahan laba sangat penting diketahui
untuk kelancaran perusahaan sehingga dapat meningkatkan taraf hidup
perusahaan itu sendiri.
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut, sedangkan laporan keuangan yang telah dianalisis
1 2 sangat diperlukan pemimpin perusahaan atau manajmen untuk dijadikan
sebagai alat pengambilan keputusan lebih lanjut untuk masa yang akan datang.
Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para
pemakainya antara lain seperti investor dan kreditor sebagai salah satu bahan
analisa untuk membandingkan laporan keuangan antar perusahaan yang
berguna dalam pengambilan keputusan dan untuk mengetahui kinerja
perusahaan. Laporan keuangan sesuai Standar Akuntansi Keuangan (SAK) per
1 juli 2009 No. 1 tentang penyajian laporan keuangan yang memiliki
komponen- komponen seperti : Neraca, Laporan Laba/ Rugi, Laporan
perubahan ekuitas, Laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
Sedangkan menurut PSAK NO.1 (revisi 2009) yang efektif mulai berlaku
untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 januari
2011, laporan keuangan yang lengkap harus meliputi komponen” berikut ini:
Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode, Laporan laba/rugi
komprehensif selama periode, Laporan perubahan ekuitas selama periode,
Laporan arus kas selama periode, Catatan atas laporan keuangan, berisi
ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain; dan,
Laporan posisi keuangan pada awal periode komperatif yang disajikan ketika
entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara restropektif atau membuat
penyajian
kembali
pos-pos
laporan
keuangan,
atau
ketika
entitas
mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan.
Rasio keuangan adalah alat yang digunakan untuk menilai dan
menggambarkan suatu kondisi masa depan serta dapat digunakan dalam
3 keputusan investasi dan penyaluran dana.
Rasio keuangan juga dapat
digunakan untuk membantu pihak luar seperti para pelaku bisnis dan pihak
pemakai laporan keuangan lainnya.
Informasi laba dalam laporan laba rugi sangat bermanfaat bagi para
investor di pasar modal karena laba menunjukkan kinerja perusahaan terutama
profitabilitas, dibutuhkan untuk mengambil keputusan tentang sumber ekonomi
yang dikelola oleh perusahaan yang akan datang. Selanjutnya reaksi tersebut
akan tercermin dalam perubahan return saham diseputar tanggal publikasi
laporan keuangan sesuai dengan kategori good news atau bad news (Syafnita,
2003).
Adanya fenomena dalam penelitian menurut Yuni Nurmala Sari (2007)
meneliti tentang kemampuan pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio,
dan Total Asset Turn Over terhadap perubahan laba pada perusahaan
manufaktur diBursa Efek Jakarata. Tujuan dalam penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh CR,DER, dan TATO secara simultan dan parsial
terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa secara simultan rasio keuangan CR,
DER, dan TATO mempunyai pengaruh terhadap perubahan laba.
Rasio lancar (Current Ratio) merupakan salah satu rasio financial yang
sangat sering digunakan. Rasio lancar ini menunjukan tingkat keamanan
kreditor jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutanghutang tersebut. Tidak ada ketentuan yang mutlak tentang berapa tingkat rasio
lancar yang dianggap baik atau yang harus dipertahankan oleh suatu
4 perusahaan karena biasanya tingkat rasio lancar ini juga sangat tergantung
kepada jenis usaha dari masing- masing perusahaan. Rasio lancar merupakan
indicator yang sesungguhnya dari likuiditas perusahaan, karena perhitungan
tersebut mempertimbangkan hubungan relative antara aktiva lancar dengan
hutang lancar untuk masing- masing perusahaan Yuni Nurmala Sari, 2007:17
dalam Hendra (2011).
Perusahaan menghasilkan laba, laba perusahaan yang dibagikan
dinamakan dividen, dan yang tidak dibagikan yaitu laba ditahan. Laba ditahan
masuk diaktiva lancar (current asset). Semakin besar current asset semakin
mudah perusahaan itu membayar hutang. Dan semakin tinggi rasio lancar
menunjukan perubahan laba yang tinggi Hendra (2011). Hal ini didukung
penelitian sebelumnya oleh Yuni Nurmala Sari (2007: 52) yang menyimpulkan
bahwa Rasio Lancar (current Ratio) secara parsial berpengaruh positif terhadap
perubahan Laba.
Lusiana N Andrianyani (2008) para kreditor lebih menyukai rasio
hutang yang moderat, semakin rendah rasio ini aka nada semacam perisai
sehingga kerugian yang diderita semakin kecil saat likuidasi, sebaliknya
pemilik lebih menyukai rasio hutang yang tinggi, karena laverage yang tinggi
akan memperbesar laba bagi perusahaan. Hal ini berpengaruh terhadap
kemampuan perusahaan dalam memprediksi laba dimasa depan dengan melihat
resiko dari keputusan yang diambil. sehingga rasio total hutang terhadap total
asset mempunyai pengaruh negative terhadap perubahan laba.
5 Hendra (2011) tentang kegunaan analisis rasio- rasio keuangan dalam
memprediksi perubahan laba (studi empiris: pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di BEI) dengan menggunakan tiga belas rasio keuangan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa, rasio total hutang terhadap total asset (debt to asset)
berpengaruh negative signifikan terhadap perubahan laba.
Penelitian yang dilakukan oleh Hendri Kusuma (2001) mengenai
perbandingan kemampuan prediksi informasi laba dan arus kas menunjukkan
bahwa baik informasi laba bersih atau arus kas tidak yang superior sebagai
prediktor arus kas dimasa mendatang. Hasil penelitian tersebut dicapai ketika
informasi laba diwakili oleh laba bersih dan informasi arus kas di interpretasikan
sebagai arus kas operasi.
Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim (2007), rasio perputaran total aktiva
mengukur aktivitas dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan
melalui penggunaan aktiva tersebut. Rasio ini juga dapat digunakan untuk
mengukur seberapa efisien aktiva tersebut telah dimanfaatkan untuk memperoleh
penghasilan sehingga rasio ini dapat digunakan untuk memprediksi laba yang
akan datang.
Rasio ini dapat digunakan untuk memprediksi laba karena total aktiva
dan penjualan merupakan komponen dalam menghasilkan laba. Pengaruh rasio
Total Asset Turn Over (TATO) terhadap perubahan laba bersih perusahaan adalah
semakin cepat tingkat perputaran aktivanya maka laba bersih yang dihasilkan
akan semakin meningkat, karena perusahaan sudah dapat memanfaatkan aktiva
tersebut untuk meningkatkan penjualan yang berpengaruh terhadap pendapatan.
6 Kenaikan pendapatan dapat menaikkan laba bersih perusahaan Mamduh M.
Hanafi dan Abdul Halim, (2007).
informasi keuangan merupakan informasi yang dapat diandalkan oleh para
pemakai laporan keuangan dalam mengevaluasi kinerja perusahaan dan berguna
untuk mengambil keputusan ekonomi seperti keputusan investasi dan pemberian
kredit serta menjadi informasi yang penting bagi investor untuk mengetahui
perkembanganya.
Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian lebih lanjut atas
temuan - temuan yang bersifat empiris mengenai fenomena kemampuan informasi
keuangan, terutama yang berkaitan dengan manfaatnya dalam memprediksi
perubahan laba dimasa yang akan datang. Pemilihan laba sebagai fenomena yang
diprediksi dalam penelitian ini didasarkan alasan karena laba yang diperoleh
perusahaan untuk tahun yang akan datang tidak dapat dipastikan, kadang naik
untuk tahun ini namun dapat juga turun untuk tahun berikutnya. Karena
pertumbuhan laba yang tidak bisa dipastikan, maka perlu adanya suatu prediksi
pertumbuhan laba. Kenaikan atau penurunan laba memberikan dampak terhadap
kebijakan keuangan untuk kegiatan selanjutnya. Jadi, pertumbuhan laba
merupakan
informasi yang sangat penting bagi pihak intern maupun ektern
perusahaan dan menggambarkan prospek hasil usaha serta keadaan keuangan
perusahaan di masa akan datang.
Ketidakonsistenan
hasil
penelitian–penelitian terdahulu mengenai
pengaruh beberapa informasi keuangan tertentu terhadap perubahan laba, maka
7 mendorong peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
kemampuan informasi keuangan terhadap perubahan laba.
Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Lidya Tri
Ardila (2011) dan Yuni Nurmala Sari (2007). Namun terdapat perbedaan objek
penelitian yang digunakan, jika dalam penelitian Lidya Tri Ardila (2011)
menggunakan perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian sedangkan penulis
menggunakan intersektor dalam peneltian ini. Dalam penelitian ini, variabel
independen yang digunakan, yaitu current ratio, debt to asset ratio dan total asset
turn over. Penelitian ini menggunakan periode yang berbeda dari penelitian Lidya
Tri Ardila (2011), yaitu pada periode 2009, 2010, 2011 sedangkan dalam
penelitian Lidya Tri Ardila (2011) mengunakan periode tahun 2009 hingga tahun
2010. hasil penelitian Yuni Nurmala Sari (2007) menunjukkan bahwa variabel
independen secara serentak tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
perubahan laba. Sedangkan hasil penelitian Lidya Tri Ardila (2011) menunjukkan
hasil yang sebaliknya. Penelitian ini dilakukan untuk menguji kembali
kemampuan beberapa informasi keuangan yang berupa current ratio, debt to asset
dan total asset turn over untuk memprediksi laba yang akan datang.
Atas dasar uraian tersebut, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut dengan
judul “ PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO ASSET, DAN TOTAL
ASSET TURN OVER TERHADAP PERUBAHAN LABA INTERSEKTOR
YANG TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA (BEI)”.
8 B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas, maka penulis
merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah variable current ratio (CR) berpengaruh terhadap perubahan laba
intersektor yang terdapat di BEI?
2. Apakah variable debt to asset (DTA) berpengaruh terhadap perubahan
laba intersektor yang terdapat di BEI?
3. Apakah variable total asset turn over (TATO)
berpengaruh terhadap
perubahan laba intersektor yang terdapat di BEI?
4. Apakah variable current ratio, debt to asset dan return on asset secara
simultan berpengaruh terhadap perubahan laba intersektor yang terdaftar
di BEI?
C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis pengaruh variable current ratio (CR) terhadap
perubahan laba intersektor yang terdapat di BEI?
2. Untuk menganalisis pengaruh variable debt to asset (DTA) terhadap
perubahan laba intersektor yang terdapat di BEI?
3. Untuk menganalisis pengaruh variable total asset turn over (TATO)
terhadap perubahan laba intersektor yang terdapat di BEI?
4. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh variable current ratio, debt to
asset dan total asset turn over secara simultan terhadap perubahan laba
intersektor yang terdaftar di BEI?
9 Kegunaan Penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi penulis untuk menambah wawasan pemikiran dan menggali wawasan
dalam hal akuntansi khususnya mengenai pengaruh current ratio, debt to
asset, dan total asset turn over terhadap perubahan laba.
2. Penelitian ini berguna bagi para investor dan kreditur untuk menjadi sebuah
bahan
pertimbangan
untuk
melakukan
investasi
dengan
harapan
mendapatkan imbalan, maupun untuk menyalurkan dananya dalam bentuk
hutang dengan return yang telah disepakati.
3. Penelitian ini juga berguna bagi peneliti lain yang tertarik dengan
mengembangkan
penelitian
lanjutan
serta
bermanfaat
untuk
membandingkan penelitian yang lainnya dengan pengamatan yang lebih
mendalam.
Download