00 Kover prosiding - Program Studi Pendidikan Matematika

advertisement
______________________________________ Seminar Nasional Pendidikan Matematika
Tema : Peningkatan Profesionalitas Pendidik Matematika dalam Menghadapi MEA 2015
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL
TEMA:
PENINGKATAN PROFESIONALITAS
PENDIDIK MATEMATIKA DALAM
MENGHADAPI MEA 2015
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
ISBN: 978-602-97671-7-8
ii
______________________________________ Seminar Nasional Pendidikan Matematika
Tema : Peningkatan Profesionalitas Pendidik Matematika dalam Menghadapi MEA 2015
EDITOR
Dra. Bintang Zaura, M.Pd.
Juanda Kelana Putra, S.Pd., M.Sc
PENATA LETAK
Dra. Suryawati, M.Pd.
DESAIN COVER
Juanda BJ, S.Pd.
TEBAL BUKU
229 + x
PENERBIT
Program Studi Pendidikan Matematika
FKIP
Darussalam – Banda Aceh
Laman: http://matematika.fkip.unsyiah.ac.id/
© FKIP Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Syiah Kuala
Cetakan Pertama
ISBN: 978-602-97671-7-8
iii
______________________________________ Seminar Nasional Pendidikan Matematika
Tema : Peningkatan Profesionalitas Pendidik Matematika dalam Menghadapi MEA 2015
LAPORAN KETUA PANITIA
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Tiada ucapan yang lebih pantas disampaikan kecuali puji dan syukur
kepada Allah S.W.T, karena hanya atas ridho-Nya kegiatan “Seminar Nasional
Pendidikan” sesuai dengan waktu yang direncanakan. Seminar ini akan menjadi
kegiatan rutin dimasa yang akan datang (setiap tahun) di FKIP Unsyiah.
Seminar Nasional Pendidikan yang berlangsung di Auditoruim FKIP
Unsyiah lantai 3 Darussalam Banda Aceh pada tanggal 16 Februari 2015,
diselenggarakan atas kerjasama FKIP UNSYIAH. Tema Seminar Nasional
Pendidikan adalah “Peningkatan Profesionalitas Pendidik Matematika dalam
Menghadapi MEA 2015”. Dalam acara seminar tersebut panitia mengundang 3
orang keynote speaker yaitu; (1) Prof. dr. Ahmad Fauzan, M.Pd., M.Sc. dan (2)
Dr. Rahmah Johar, M.Pd. (Pascasarjana Universitas Syiah Kuala - Indonesia)
Pada kesempatan yang baik ini, kami sampaikan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada Rektor Unsyiah, Dekan FKIP Unsyiah, para tamu undangan,
para donatur, dan seluruh peserta seminar, atas segala partisipasi dan bantuannya.
Rasa bangga dan terimakasih juga kami sampaikan kepada seluruh anggota
panitia yang telah bekerja keras, bahu membahu untuk menyukseskan acara ini.
Akhirnya kami mengucapkan selamat mengikuti seluruh rangkaian seminar,
semoga bermanfaat.
Penanggung Jawab Seminar
Ketua Pelaksana
Ttd
Ttd
Dra. Suryawati, M.Pd.
Rifki
iv
______________________________________ Seminar Nasional Pendidikan Matematika
Tema : Peningkatan Profesionalitas Pendidik Matematika dalam Menghadapi MEA 2015
SAMBUTAN KETUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Yang paling utama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah
SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya kita dapat bertemu di forum "Seminar
Nasional Pendidikan" dalam kondisi sehat jiwa dan raga. Tema seminar ini adalah
“Peningkatan Profesionalitas Pendidik Matematika dalam Menghadapi MEA
2015”. Tema tersebut sangatlah urgen dan up to date saat ini dalam rangka
meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya di Provinsi Aceh dan umumnya di
Indonesia.
Saya selaku Ketua Program Studi begitu gembiranya melihat antusias para
panitia, dan para praktisi matematika, para alumni dan sarjanawan matematika
dari berbagai instansi beserta partisipasi dari himpunan mahasiswa pendidikan
matematika yang ikut ambil bagian dalam mensukseskan acara Seminar Nasional
Pendidikan Matematika (Seminar Nasional).
Penelitian dan pengembangan yang terkait dengan dunia pendidikan harus
terus digalakkan dan dikomunikasikan kepada semua stakeholder. Karenanya,
upaya mengundang keynotespeaker, baik dari tingkat internasional dan nasional
pun kami tempuh untuk menyemarakkan Seminar Nasional ini.
Pada kesempatan ini saya juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada;
Rektor Unsyiah yang telah memberikan arahan dan berkenan membuka seminar
ini; Bapak Dekan FKIP Unsyiah, Bapak Prof. Dr. Ahmad, M.Pd., M.Sc, dan Ibu
Dr. Rahmah Johar, M.Pd. sebagai keynotespeaker pada seminar ini. Saya
mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
penyelenggara dan seluruh panitia yang terlibat dalam merancang kegiatan
tersebut, atas upaya kreatif yang cukup mendasar sehingga pelaksanaannya cukup
mengesankan.
Demikianlah sambutan saya, mudah-mudahan Seminar Nasional
Pendidikan Matematika ini berjalan dengan baik dan lancar serta memberikan
pemikiran-pemikaran segar bagi upaya peningkatan mutu pendidikan di Aceh.
Wassalammu’alaikum Wr. Wb.
Ketua Program Studi
Matematika FKIP Unsyiah
Ttd
Dra. Suryawati, M. Pd.
v
______________________________________ Seminar Nasional Pendidikan Matematika
Tema : Peningkatan Profesionalitas Pendidik Matematika dalam Menghadapi MEA 2015
DAFTAR ISI
HAL
A. KATA PENGANTAR
PEMAKALAH SESI STADIUM GENERAL
PEMANFAATAN TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
Dr. Rahmah Johar, M.Pd.
1
PEMAKALAH SESI PARALEL
PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN PERSAMAAN
LINIER SATU VARIABEL
Linda Vitoria
14
PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA BERDASARKAN
PENGALAMAN MENGAJAR GURU SMP NEGERI 15 BANDA ACEH
Salasi R, Putri Lestari
24
ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA KELAS
IX SMPN 6 BANDA ACEH DALAM MENYELESAIKAN SOAL KONTES
LITERASI MATEMATIKA (KLM)
Ellianti, Rahmah Johar, Asmaul Husna
31
THE MATH BODY, UNTUK EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS
PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Asmudi
46
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PLANTET
QUESTION PADA MATERI SEGI EMPAT DI KELAS VII
SMP NEGERI 3 BANDA ACEH
Tuti Zubaidah, Khairul Umam, Baniar Rideni Putri
vi
59
______________________________________ Seminar Nasional Pendidikan Matematika
Tema : Peningkatan Profesionalitas Pendidik Matematika dalam Menghadapi MEA 2015
LEVEL PROBLEM POSING SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG DI
KELAS VIII SMP NEGERI 8 BANDA ACEH
Bintang Zaura
65
HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH PADA MATERI
STATISTIKA DI SMP NEGERI 17 BANDA ACEH
Leviani, Musafir Kumar
73
PERAN TECHNOLOGY PEDAGOGICAL AND CONTENT KNOWLEDGE
(TPACK) GURU MATEMATIKA SMA LABSCHOOL BANDA ACEH
Ellianti, Mukhlis Hidayat, Maulana Saputra
81
PENGARUH KEGIATAN LESSON STUDY PADA PENINGKATAN
KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN
PENJUMLAHAN PECAHAN DI KELAS IV SDN LAMSAYEUN
Monawati, Cut Khairunnisak
91
PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIFITAS SISWA PADA
MATERI LOGARITMA DI KELAS X-IPS2 MAN 3 BANDA ACEH TAHUN
AJARAN 2014-2015.
Mutia Fariha, Sri Ekayanti
101
ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM
MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PISA DI KELAS VIII SMP NEGERI 6
BANDA ACEH TAHUN AJARAN 2013-2014
Ellianti, Rahmah Johar, Nana Mulya
107
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 19
PERCONTOHAN MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN
PROBLEM BASED LEARNING DAN PENDEKATAN SAINTIFIK
Bainuddin Yani, Sarah Shalsabilla Amalia
122
vii
______________________________________ Seminar Nasional Pendidikan Matematika
Tema : Peningkatan Profesionalitas Pendidik Matematika dalam Menghadapi MEA 2015
IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH BERBASIS MASALAH DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Sumarno Ismail, Satra Hamzah
131
AL-KHAWARIZMI DAN PERSAMAAN KUADRAT
Budiman, Suryawati, Herizal
141
PEMBELAJARAN QUANTUM DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Yuhasriati
148
PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA MATERI LIMIT DI
KELAS X SMAN 3 BANDA ACEH TAHUN AJARAN 2013/2014
Erni Maidiyah, Roza Yefissa
156
ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS IX
SMP NEGERI 1 BANDA ACEH DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL
PISA PADA KONTEN SPACE AND SHAPE
Yusrina, Rahmah Johar
165
PENGGUNAAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA NEGERI 2 SIGLI
Zuraida IM
178
PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA
KELAS XI-B1 SMK-PP NEGERI SAREE
Yustina
190
KEMAMPUAN SISWA MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA
MELALUI MODEL LEARNING CYCLE “5E” DI KELAS VIII SMP PLUS
AL-‘ATHIYAH ACEH BESAR
Suhartati
208
viii
______________________________________ Seminar Nasional Pendidikan Matematika
Tema : Peningkatan Profesionalitas Pendidik Matematika dalam Menghadapi MEA 2015
KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA PADA MATERI
PERBANDINGAN DENGAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE
THINK-PAIR-SHARE
Suryawati, Bainuddin Yani, Lisa Ramadhani
214
PENDEKATAN METAKOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS
KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MAHASISWA PGSD PADA
PEMBELAJARAN SOAL CERITA MATEMATIKA: PENGEMBANGAN
MODEL PEMBELAJARAN
Murni, Roslina
221
ix
Pendekatan Metakognitif untuk Meningkatkan Kualitas Kemampuan Berfikir Kritis
Mahasiswa PGSD pada Pembelajaran Soal Cerita Matematika: Pengembangan Model
Pembelajaran
Murni1, dan Roslina2
1
Prodi Pendidikan Matematika, Universitas Abulyatama (Unaya) Aceh
Email: [email protected]
2
Prodi Pendidikan Matematika, Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh
ABSTRAK: Menyadari pentingnya suatu strategi dan pendekatan pembelajaran
untuk mengembangkan kemampuan berfikir mahasiswa PGSD, maka mutlak
diperlukan adanya pembelajaran matematika yang lebih banyak melibatkan
mahasiswa secara aktif dan proses pembelajaran itu sendiri.. Oleh karena itu perlu
adanya bimbingan yang mendalam bagi calon guru SD mengenai keterlibatan
secara aktif yang menanamkan kesadaran metakognitif, dapat dikembangkan dengan
memperkaya pengalaman yang bermakna melalui persoalan pemecahan masalah
kemudian diteruskan menjadi suatu penyelesaian masalah. Target khusus dalam
penelitian ini adalah: (1) dapat menghasilkan instrumen metakognitif yang
dilengkapi dengan silabus dan kontrak perkuliahan; (2) Buku Panduan Mahasiswa;
(3) Lembar Kerja Mahasiswa; (4) Buku Pegangan Guru SD dalam pembelajaran soal
cerita matematika; (5) Jurnal Internasional; (6) Jurnal Nasional; (7) Workshop Guru
SD Aceh Besar. Penelitian ini dilakukan dengan sampelnya yaitu mahasiswa PGSD
di Universitas Serambi Mekkah, karena diharapkan nantinya mereka dapat
mempraktekannya langsung untuk siswa-siswinya di SD, yang merupakan level
awal khususnya dalam mempelajari Soal Cerita Matematika Pengembangan
penelitian ini dilakukan mengikuti 5 (lima) tahapan pengembangan Plomp yang
dimodifikasi dengan memadu tahapan pengembangan material (produk) oleh
Nieveen dengan memperhatikan 3 aspek kualitas, yakni aspek kevalidan, aspek
kepraktisan, dan aspek keefektifan (Metode). Sehingga diharapkan mendapat suatu
penilaian soal cerita matematika yang menilai keseluruhan aspek.
Kata Kunci: Metakognitif, Soal Cerita Matematika SD, PGSD, Pembelajaran
Matematika.
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang
Tujuan pendidikan adalah usaha mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan
kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur dan
beradap berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 (UU No. 20 Tahun 2003).
Menyadari pentingnya suatu strategi dan pendekatan pembelajaran untuk mengembangkan
kualitas kemampuan berfikir mahasiswa, maka mutlak diperlukan adanya pembelajaran
matematika yang lebih banyak melibatkan mahasiswa secara aktif dan proses pembelajaran itu
sendiri. Hal ini terwujud melalui suatu bentuk pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa
mencerminkan keterlibatan mahasiswa secara aktif yang menanamkan kesadaran metakognitif.
Dalam suatu proses pembelajaran, kemampuan berpikir kritis calon Guru Sekolah Dasar harus
dikembangkan dengan memperkaya pengalaman yang bermakna melalui persoalan pemecahan
masalah kemudian diteruskan menjadi suatu penyelesaian masalah. Pernyataan tersebut sesui
dengan apa yang dikemukakan oleh Tyler (Mayadiana, 2005) pengalaman yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk memperoleh keterampilan-keterampilan dalam pemecahan
masalah, sehingga kemampuan berpikirnya dapat dikembangkan dan diharapkan nantinya dapat
mengaplikasikannya pada saat sudah menjadi Guru Sekolah Dasar. Dari uraian diatas maka perlu
221
dikembangkan suatu model pengembangan pembelajaran yang menitik beratkan pada aktivitas
untuk meningkatkan berfikir kritis mahasiswa PGSD; Model yang akan dikembangkan didesain
untuk menanamkan kesadaran mahasiswa PGSD bagaimana merancang, memonitor, serta
mengontrol tentang apa yang mereka ketahui; apa yang diperlukan untuk mengerjakan dan
bagaimana melakukannya serta membantu mahasiwa PGSD untuk mengembangkan konsep
dirinya. apa yang dilakukan saat mengikuti mata kuliah pembelajaran matematika (soal cerita
matematika). Contoh dari strategi kognitif ini antara lain: bertanya pada diri sendiri, memperluas
aplikasi-aplikasi tersebut, dan mendapatkan pengendalian kesadaran atas diri mahasiswa tersebut.
1.2
Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah:
1. Panduan dan instrumen bagaimana melaksanakan Pendekatan Metakognitif pada pembelajaran
soal cerita matematika S-1 PGSD.
2. Buku Panduan Mahasiswa materi Soal Cerita Matematika SD menggunakan Pendekatan
Metakognitif.
3. Lembar Kerja Mahasiswa materi Soal Cerita Matematika SD menggunakan Pendekatan
Metakognitif
4. Buku Pegangan Guru SD materi Soal Cerita Matematika menggunakan Pendekatan
Metakognitif.
5. Seminar/Workshop Pembelajaran Soal Cerita Matematika Menggunakan Pendekatan
Metakognitif.
6. International Journal of Independent Research and Studies – IJIRS ISSN: 2226-4817; EISSN:
2304-6953
7. Jurnal Serambi Akademica ISSN:23378085
1.3 Urgensi (Keutamaan) Penelitian
Untuk menjadi guru profesional, seorang guru mesti memiliki lima hal, yaitu: a) memiliki
komitmen kepada profesinya; b) secara mendalam menguasai bahan ajar dan cara mengajarnya; c)
bertanggung jawab memantau kemampuan belajar peserta didiknya melalui berbagai metode
penilaian; d) mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukanya dan belajar dari
pengalamannya; dan e) menjadi anggota dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya
(Dedi, 1998; Syafruddin, 2005). Untuk itu perlu dilakukan perbaikan melalui reformasi pendidikan
dengan memperhatikan konsep belajar dan pembelajaran, bagaimana seharusnya mahasiswa
PGSD belajar dan membantu mahasiswa PGSD mempersiapkan diri menjadi calon guru
professional serta bagaimana seharusnya guru melakukan aktivitas pengajaran (Brook & Brook,
1993; Wina, 2008). Reformasi pendidikan berarti usaha penciptaan program-program yang
berfokus pada peningkatan kualitas pengajaran dan pembelajaran, sehingga kegiatan pengajaran
persis sebagai aktivitas untuk menyelesaikan kegagalan mahasiswa dalam belajar (Podhorsky &
Moore, 2006). Untuk itu, Calon guru SD mesti diberi pengalaman yang mantap dalam
menjalankan tugas untuk menunjang hal tersebut harus memiliki minimal empat efisiensi dasar,
yaitu efisiensi pedagogi maksudnya adalah kemampuan mengelola pengajaran dan pembelajaran
yang meliputi pemahaman terhadap siswanya, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pengajaran
dan pembelajaran serta pengembangan siswa untuk menerapkan berbagai potensi yang
dimilikinya. Efisiensi kepribadian maksudnya adalah sifat mantap, stabil, dewasa, bijak,
berwibawa, sehingga dapat menjadi teladan bagi siswa. Efisiensi profesional maksudnya adalah
kemampuan penguasaan materi pengajaran dan pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkan membimbing siswa memenuhi standar efisiensi. Efisiensi sosial maksudnya
adalah kemampuan berkomunikasi secara efektif dengan siswa, teman sejawat, dan masyarakat.
Dengan memiliki empat efisiensi tersebut diharapkan Calon Guru Sekolah Dasar dapat
meningkatkan kemampuan dirinya serta mengembangkan pendidikan secara berkelanjutan sesuai
perkembangan zaman. Kondisi siswa juga membutuhkan perhatian terkait dengan hasil belajarnya.
Untuk itu diperlukan adanya guru yang ingin selalu meningkatkatkan kualitas pengajarannya yang
222
dapat melakukan kegiatan pengajaran dan pembelajaran yang dapat meningkatkan kesadaran siswa
terkait dengan materi yang sedang dipelajarinya. Untuk meningkatkan kesadaran siswa tersebut
dengan materi yang sedang dipelajari dapat dilakukan melalui pembelajaran dengan pendekatan
metakognitif.
1.4 Inovasi yang ditargetkan dalam penelitian ini adalah:
a) Bagi dosen, sebagai bahan pertimbangan dalam perkuliahan untuk pemilihan strategi
pendekatakan metakognitif dapat meningkatkan kualitas berfikir kritis serta dapat
menumbuhkan motivasi dan semangat belajar bagi mahasiswa PGSD untuk memperoleh
kualitas hasil belajar yang lebih baik,
b) Bagi guru, dapat dijadikan sebagai pegangan dalam mengajar Soal Cerita Matematika,
c) Bagi lembaga, sebagai bahan informasi yang dapat dijadikan pertimbangan dalam bimbingan
tahap awal dalam mengaplikasikan kurikulum 2013 di Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar (PGSD),
d) Bagi Mahasiswa, dapat dijadikan sebagai pelatihan dalam mengaplikasikan kurikulum 2013
dalam mata kuliah Pembelajaran matematika, dan semakin mengetahui dan menyadari
pentingnya selalu meningkatkan Kualitas Kemampuan Berfikir Kritis dalam Melaksanakan
Pembelajaran Matematika di SD.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teoritis
2.1.1. Kualitas Pembelajaran Matematika
Radno Harsanto mengemukakan (2007: 9) proses pembelajaran yang berkualitas adalah
proses pembelajaran yang memberi perubahan atas input menuju output atau hasil belajar yang
lebih baik dari sebelumnya. Hasil belajar dikatakan baik jika bahan pelajaran 60% atau 70%
dikuasai peserta didik (Syaiful Bahri & Aswan Zain, 2002: 122). Kualitas pembelajaran adalah
tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam upaya untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan (Nana Sudjana, 2005: 40). Pembelajaran yang efektif adalah
pembelajaran yang menyediakan kesempatan kepada mahasiswa PGSD untuk belajar mandiri,
sehingga dengan melakukan aktivitas belajarnya, mahasiswa PGSD mampu memperoleh
pengetahuan dan pemahaman sendiri. Dalam kegiatan pembelajaran, aktivitas dan hasil belajar
mahasiswa PGSD merupakan faktor yang penting dan dapat dijadikan tolok ukur kualitas suatu
pembelajaran. Pada penelitian ini keaktifan mahasiswa dapat dilihat dari tingkah laku yang muncul
selama pembelajaran. Aktivitas mahasiswa yang dapat diamati antara lain meliputi:
1.Mengajukan pertanyaan kepada dosen maupun teman apabila mengalami kesulitan,
2.Mengerjakan soal-soal dengan diskusi sehingga menambah kerjasama mahasiswa dengan
temannya,
3.Mempresentasikan/ menyajikan hasil kerja di depan kelas,
4.Menanggapi hasil pekerjaan mahasiswa lain.
Pembelajaran matematika berkualitas dalam penelitian ini maksudnya adalah
pembelajaran yang meningkatkan aktivitas mahasiswa selama kegiatan pembelajaran matematika
dan meningkatkan hasil belajar matematika mahasiswa PGSD.
2.1.2 Kemampuan Berpikir Kritis
Dalam beberapa tahun terakhir berpikir kritis telah menjadi suatu istilah yang sangat popular
dalam dunia pendidikan. Karena banyak alasan, para pendidik menjadi lebih tertarik untuk
mengajarkan keterampilan berpikir dengan berbagai corak. Berpikir kritis memungkinkan peserta
didik untuk menemukan kebenaran di tengah banjir kejadian dan informasi yang mengelilingi
mereka setiap hari. Berpikir kritis adalah sebuah proses sistematis yang memungkinkan peserta
didik untuk merumuskan dan mengevaluasi keyakinan dan pendapat mereka sendiri. Krulik dan
Rudnick (NCTM, 2000) mengemukakan bahwa yang termasuk berpikir kritis dalam matematika
adalah berpikir yang menguji, mempertanyakan, menghubungkan, mengevaluasi semua aspek
yang ada dalam suatu situasi ataupun suatu masalah. Sebagai contoh, ketika seseorang sedang
223
membaca suatu naskah matematika ataupun mendengarkan suatu ungkapan atau penjelasan
tentang matematika seyogianya ia akan berusaha memahami dan coba menemukan atau
mendeteksi adanya hal-hal yang istimewa dan yang perlu ataupun yang penting. Demikian juga
dari suatu data ataupun informasi ia akan dapat membuat kesimpulan yang tepat dan benar
sekaligus melihat adanya kontradiksi ataupun ada tidaknya konsistensi atau kejanggalan dalam
informasi itu. Jadi dalam berpikir kritis itu orang menganalisis dan merefleksikan hasil
berpikirnya. Tentu diperlukan adanya suatu observasi yang jelas serta aktivitas eksplorasi, dan
inkuiri agar terkumpul informasi yang akurat yang membantu membuatnya mudah melihat ada
atau tidak ada suatu keteraturan ataupun sesuatu yang mencolok. Singkatnya, seorang yang
berpikir kritis selalu akan peka terhadap informasi atau situasi yang sedang dihadapinya, dan
cenderung bereaksi.
2.1.3. Perkembangan Strategi Kognitif
Perkembangan kognitif ini berlangsung sejak masa bayi walaupun potensi-potensi
terutama secara biologis sudah dimulai semenjak masa prenatal. Perkembangan kognitif dimaksud
adalah salah satu aspek perkembangan manusia yang berkaitan dengan pengertian (pengetahuan),
yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan
memikirkan lingkungannya. Perkembangan dalam psikologi bidang pendidikan berjalan sangat
pesat, salah satunya adalah perkembangan konsep metakognisi (metacognition) yang pada intinya
menggali pemikiran orang tentang berpikir ”thinking about thinking”. Konsep dari metakognisi
adalah ide dari berpikir tentang pikiran pada diri sendiri. Termasuk kesadaran tentang apa yang
diketahui seseorang (pengetahuan metakognitif), apa yang dapat dilakukan seseorang
(keterampilan metakognitif) dan apa yang diketahui seseorang tentang kemampuan kognitif
dirinya sendiri (pengalaman metakognitif).
2.1.4. Peran Metakognitif dan Soal Cerita matematika
Pengetahuan meta-kognisi dikatakan juga sebagai pengetahuan tentang kognisi secara
umum, seperti kesadaran diri dan pengetahuan tentang kognisi (Anderson & Krathwohl, 2001).
Sedangkan pengetahuan tentang kognitif terdiri dari informasi dan pemahaman yang dimiliki
seorang peserta didik tentang proses berpikirnya sendiri selain pengetahuan tentang berbagai
strategi belajar untuk digunakan dalam kegiatan pengajaran dan pembelajaran tertentu (Mohamad,
2000; Asri, 2005). Kesuksesan seseorang dalam memecahkan masalah begantung kepada
bagaimana ia mampu mengendalikan kemampuan berpikirnya dalam menyelesaikan masalah.
Kemampuan tersebut adalah Metakognisi. Metakognisi adalah istilah yang berkaitan dengan
pengetahuan dan keyakinan seseorang sebagai pembelajar serta bagaimana ia mengontrol dan
menyesuaikan pengetahuan dan keyakinannya. Kemampuan metakognisi dapat diajarkan di kelas
melalui pernyataan menuntun seperti : ”apa yang kamu kerjakan ketika memecahkan masalah ?”;
”apa yang kamu pikirkan jika kamu merasa kesulitan atau tidak memahami soal ?”. Pengertian
soal cerita dalam mata pelajaran matematika adalah soal yang disajikan dalam bentuk uraian atau
cerita baik lisan maupun tulisan ( Solichan, 2000 : 14 ). Soal cerita wujudnya berupa kalimat
verbal sehari-hari yang makna dari konsep dan ungkapannya dapat dinyatakan dalam simbol dan
relasi matematika. Memahami makna konsep dan ungkapan dalam soal cerita serta mengubahnya
dalam simbol dan relasi matematika sehingga menjadi model matematika bukanlah hal yang
mudah bagi siswa. Untuk itu dituntut kemampuan memahami masalah baik dari segi bahasa
maupun dari segi matematikanya, termasuk dalam hal penalaran, komunikasi dan strategi
pemecahan masalah. Pemaknaan soal cerita yang berupa kalimat sehari-hari ke dalam model
matematika terkait dengan simbol, operasi dan relasi (winarno, 2003). Sedangkan strategi
penyelesaiannya terkait dengan penalaran dan prosedur matematika yang sesuai dengan model
matematika yang terbentuk. Agar siswa tidak mengalami kesulitan dalam memahami simbol,
operasi dan relasi yang sesuai untuk memecahkan dan menyelesaikan soal cerita, maka guru perlu
mendiskusikan “ kata-kata kunci “ dalam soal cerita yang sesuai sewaktu proses penanaman
224
konsep-konsep matematika. Contoh : a)
Operasi : penjumlahan. Simbol : + Kata kunci :
ditambah, digabung, diberi, dikumpulkan, jumlah dari; b) Operasi : pengurangan.Simbol : - Kata
kunci : dikurangi, diambil, diberikan, hilang, rusak; c) Opeasi : perkalian. Simbol : x Kata kunci
: kelipatan, digandakan, diperbesar, diperbanyak; d) Opeasi : pembagian. Simbol : : Kata kunci :
dibagikan, dikelompokan, dipisahkan. Relasi biasanya menyangkut hubungan sama dengan ( = ) ,
lebih dari ( > ) dan kurang dari ( < ). Perlu bagi kita untuk menerjemahkan ungkapan-ungkapan
verbal ( word phrases ) ke simbol matematika dengan menggunakan variabel untuk menyatakan
kuantitas yang belum diketahui.
Contoh :
Ungkapan
Simbol Matematika
Tiga lebihnya dari suatu bilangan
Setengah dari suatu bilangan
Umur seseorang empat tahun yang lalu
Tujuh kali umur seseorang empat tahun yang lalu
x+3
½ x
x–4
7(x–4)
Tabel 1. Contoh : Menerjemahkan Ungkapan-Ungkapan Verbal ke Simbul Matematika
Metakognitif adalah suatu bentuk kemampuan untuk melihat pada diri sendiri sehingga
apa yang dia lakukan dapat terkontrol secara optimal. Dengan kemampuan seperti ini seseorang
dimungkinkan memiliki kemampuan tinggi dalam memecahkan masalah, sebab dalam setiap
langkah yang dia kerjakan senantiasa muncul pertanyaan : “Apa yang saya kerjakan ?”; “Mengapa
saya mengerjakan ini?”; “Hal apa yang membantu saya untuk menyelesaikan masalah
ini?”. Flavel (Jonassen, 2000 : 14) memberikan definisi metakognitif sebagai kesadaran seseorang
tentang bagaimana ia belajar, kemampuan untuk menilai kesukaran sesuatu masalah, kemampuan
untuk mengamati tingkat pemahaman dirinya, kemampuan menggunakan berbagai informasi
untuk mencapai tujuan, dan kemampuan menilai kemajuan belajar sendiri.
2.1.5. Strategi Metakognitif (Metacognitive Strategy)
Pengetahuan metakognitif dapat digunakan untuk memantau dan mengatur proses
kognitif seperti penalaran, pemahaman, pemecahan masalah (Woolfolk, 2004: 256). Pengalaman
metakognitif adalah kemampuan peserta didik untuk memilih, menggunakan, dan memantau
strategi yang cocok dengan gaya belajar mereka sendiri dan situasi yang sedang dihadapi
(Mohammad Nur, 2004: 42). Anderson dan Krathwohl dkk (2001: 55-60) menyatakan
pengetahuan metakognitif terdiri atas:
a. Pengetahuan strategi. Pengetahuan strategi adalah cara berpikir seseorang dalam menentukan
langkah, strategi, atau memilih teknik atau teori dalam mengatasi suatu masalah. Pengetahuan
strategi berkaitan dengan mengingat, menyusun intisari bacaan, membaca buku.
b. Pengetahuan tugas kognitif. Pemilihan dan penyesuaian tugas kognitif sering kali memerlukan
penyesuaian seseorang terkait dengan kondisi, situasi, lokasi, keadaan sesuatu yang berbeda.
Pertimbangan seseorang untuk menentukan dengan latar belakang alasan mengapa dan
bagaimana menentukan teori atau teknik merupakan hal penting dalam pengetahuan tugas.
c. Pengetahuan diri. Seseorang yang mengenal dirinya dengan baik akan mengenali kelebihan
yang dimilikinya sekaligus tahu akan kekurangannya. Selain mengenal diri sendiri, seseorang
juga dapat mengenali dengan baik lingkungan dimana dia berada sehingga dapat melakukan
penyesuian diri dengan baik. Pembelajaran melalui strategi metakognitif menggunakan
metode pemecahan masalah. Hal ini mengingat tujuan belajar matematika yang paling tinggi
adalah menyelesaikan masalah (Herman Hudoyo, 1988: 149). Senada dengan pendapat Muijs
dan Reynolds mengatakan strategi metakognitif merupakan elemen penting dalam pemecahan
masalah (2005: 122). Peserta didik dalam mengerjakan soal, yang berupa masalah,
menggunakan langkah-langkah dalam menyelesaikan masalah. Menurut Polya langkah
tersebut antara lain: memahami masalah, menyusun rencana atau strategi, melaksanakan
225
rencana, dan memeriksa hasil yang diperoleh. Tabel 2. Menyatakan Indikator keberhasilan
pembelajaran melalui strategi metakognitif
Sehingga dapat disimpulkan indikator keberhasilan pembelajaran melalui strategi
metakognitif adalah (1) peserta didik mampu melakukan perencanaan (planning) yang terdiri dari
perencanaan tujuan belajar yang akan dicapai, perencanaan waktu yang akan digunakan untuk
menyelesaikan masalah, dan perencanaan strategi yang akan digunakan; (2) peserta didik mampu
melakukan pemantauan (monitoring) yang terdiri dari pemantauan ketercapaian tujuan belajar,
pemantauan waktu yang digunakan, dan pemantauan strategi yang sedang digunakan; dan (3)
peserta didik mampu melakukan penilaian (evaluation) yang terdiri dari penilaian ketercapaian
tujuan belajar, penilaian waktu yang digunakan, dan penilaian strategi yang telah digunakan.
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1
Pengembangan Instrumen Pendekatan Metakognitif
Pengembangan dilakukan mengikuti 5 (lima) tahapan pengembangan Plomp yang
dimodifikasi dengan memandu tahapan pengembangan material (produk) oleh Nieveen dengan
memperhatikan 3 aspek kualitas, yakni aspek kevalidan, aspek kepraktisan, dan aspek keefektifan.
3.1.1 Tahap Investigasi Awal
Untuk tahap ini dilakukan identifikasi dan kajian terhadap materi Soal Cerita Matematika
SD, analisis kondisi mahasiswa, analisis konsep, analisis tugas dan penetapan kriteria kinerja yang
akan dicapai melalui pembelajaran Soal Ceria Matematika. Kelima kegiatan di atas dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1) Analisis ujung depan,
2) Analisis mahasiswa,
3) Analisis materi,
4) Analisis tugas, dan
5) Spesifikasi kompetensi
3.1.2 Tahap Perancangan (Desain)
Kegiatan yang dilakukan dalam perancangan instrumen ini adalah memilih format yang
akan dipergunakan. Langkah selanjutnya adalah:
1) Penyusunan silabus dan kontrak perkuliahan Soal Cerita Matematika
Dasar dari penyusunan rencana pembelajaran adalah komponen-komponen model (sintaks,
sistem sosial, prinsip reaksi, sistem pendukung, dan dampak instruksional dan dampak
pengiring), analisis tugas dan analisis topik yang dijabarkan berdasarkan materi pembelajaran
untuk mencapai sub-sub kompetensi yang ditetapkan.
2) Pemilihan media (LKM)
Kegiatan pemilihan media ini dilakukan untuk menentukan media yang tepat dalam penyajian
materi pembelajaran, dan kompetensi dari hasil pemecahan masalah menunjukkan manfaat
mempelajari Soal Cerita Matematika untuk kehidupan mahasiswa maupun untuk
pengembangan lebih lanjut.
3) Pemilihan format instrumen Pendekatan Metakognitif
Pemilihan format instrumen Pendekatan Metakognitif untuk mata kuliah Pendidikan
Matematika (soal cerita matematika) ini diadopsi dari model perangkat Life Science (Daniel,
L., Ortleb, E. P., Biggs, 1995). Pemilihan ini menyangkut desain isi, pemilihan strategi
pembelajaran, dan sumber belajar.
3.1.3 Tahap Realisasi (Konstruksi)
Tahapan ini sebagai lanjutan kegiatan pada tahap perancangan. Pada tahap ini dihasilkan
prototipe 1 (awal) sebagai realisasi hasil perancangan sebelumnya. Hasil-hasil konstruksi diteliti
kembali apakah kecukupan teori-teori pendukung model telah dipenuhi dan diterapkan dengan
baik pada setiap komponen-komponen model sehingga siap diuji kevalidannya oleh para ahli dan
praktisi dari sudut rasional teoritis dan kekonsistenan konstruksinya.
226
3.1.4 Tahap Tes dan Evaluasi, dan Revisi
Kegiatan yang dilakukan pada waktu memvalidasi instrumen Pendekatan Metakognitif
untuk mata kuliah pendidikan matematika (soal cerita matematika) adalah sebagai berikut:
1. meminta pertimbangan ahli dan praktisi tentang kelayakan Pendekatan Metakognitif untuk
mata kuliah pendidikan matematika/soal cerita matematika (pada prototipe1) yang telah
direalisasikan. Untuk kegiatan ini diperlukan instrumen berupa lembar validasi yang
diserahkan kepada validator,
2. melakukan analisis terhadap hasil validasi dari validator. Jika hasil analisis menunjukkan:
(1) valid tanpa revisi, maka kegiatan selanjutnya adalah uji coba lapangan (pelaksanaan
pembelajaran).
(2) valid dengan sedikit revisi, maka kegiatan selanjutnya adalah merevisi terlebih dahulu,
kemudian langsung uji coba lapangan.
(3) tidak valid, maka dilakukan revisi sehingga diperoleh prototipe baru. Kemudian kembali
pada kegiatan (1), yaitu meminta pertimbangan ahli dan praktisi. Di sini ada
kemungkinan terjadi siklus (kegiatan validasi secara berulang) untuk mendapatkan model
yang valid.
3.2
Lokasi Penelitian
Lokasi untuk penelitian adalah Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh pada jurusan S-1 PGSD.
3.3
Indikator Capaian
Untuk mengukur keberhasilan yang dicapai.
1. Penggunaan Pendekatan Metakognitif yang valid, praktis, dan efektif.
2. Mahasiswa S-1 PGSD memberi tanggapan positif terhadap proses belajar mengajar yang
dilakukan oleh dosen pada saat uji coba lapangan.
3.4
Pelaksanaan Pembelajaran Soal Cerita Matematika dengan Menggunakan Instrumen
Pendekatan Metakognitif.
Pelaksanaan pembelajaran ini dilakukan bertujuan untuk melihat sejauh mana kepraktisan
dan keefektifan penggunaan instrumen dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil ujicoba lapangan
dan analisis data hasil ujicoba dilakukan revisi. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah (1)
melakukan analisis terhadap data hasil pelaksanaan pembelajaran, dan (2) melakukan perbaikan
instrumen berdasarkan hasil analisis data hasil pelaksanaan.
3.3. Kesimpulan
Berdasarkan temuan-temuan dan hasil analisis data, dari sini dapat disimpulkan hal-hal
sebagai berikut: (1) Berdasarkan data persepsi dan pengalaman pakar dapat disimpulkan bahwa
PendekatanMetakognitif Untuk Meningkatkan Kualitas Kemampuan Berfikir Kritis Mahasiswa
PGSD Pada Pembelajaran Soal Cerita Matematika: Pengembangan Model Pembelajaran; (2)
Luaran tahun pertama yang ditargetkan dalam Pelaksanaan Pembelajaran dengan
PendekatanMetakognitif Untuk Meningkatkan Kualitas Kemampuan Berfikir Kritis Mahasiswa
PGSD kopetensi Soal Cerita Matematika adalah Silabus dan Kontrak Perkuliahan , Buku Panduan
mahasiswa, Lembar Kerja Mahasiswa, Rancangan Naskah Buku Pegangan Guru SD, Mengikuti
Seminar Nasional dan Drap Jurnal Internasional; (3)Luaran pada tahun kedua Penyempurnaan:
Silabus Kontrak Perkuliahan, Buku Panduan Mahasiswa, Lembar Kerja Mahasiswa Naskah Buku
Pegangan Guru SD dan Draf Jurnal Internasional; (4) Luaran pada tahun ketiga yang dihasilkan:
Silabus Kontrak Perkuliahan, Buku Panduan Mahasiswa, Lembar Kerja Mahasiswa Naskah Buku
Pegangan Guru SD dan Jurnal Internasional; (5) PendekatanMetakognitif Untuk Meningkatkan
Kualitas Kemampuan Berfikir Kritis Mahasiswa PGSD Pada Pembelajaran Soal Cerita
Matematika: Pengembangan Model Pembelajaran;
227
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Lorin W., Krathwohl, David R., Airasian, Peter W., Cruikshank, Kathleen
Mayer,
Richard E., Pintrich, Paul R., Raths, James & Wittrock, Merlin C (Eds). (2001). A
Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of
Educational Objectives. New York: Addison Wesley Longman, Inc.
Asri, B ( 2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Bakley,
Elaine
&
Spence,
Sheila.
(1990).
Developing
Metacognition.
http://www.vtaide.com/png/ERIC/Metacognition.htm. Diakses tanggal 4 Mei 2006.
Brooks, J.G. & Brooks, M.G. (1993).
In Search of Understanding: The Case for
Constructivist Costa, A.L.,(1985). Development Mind: A Resource Book for
Teaching Thinking.
Desmita.(2006).Psikologi Perkembangan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Dedi S. (1998). Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta: Adicita
Karya Nusa
Flavell, J. (1999). Cognitive development: children‟s knowledge about the mind,
Annual
review
of
psychology
(online).
Available:
http://
www.findarticles.com/cf_dls/m0961/1999_Annual/54442292/p1/article.html.
Herman Hudojo. (1988). Mengajar belajar matematika. Jakarta: Dirjen PTPPLPTK
Ibrahim B.(2004).
Peningkatan
Profesionalisme Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi
Aksara.
Mayadiana, D. (2005).
Pembelajaran dengan Pendekatan Diskursif untuk
Mengembangkan Kemampuan Berfikir Kritis Mahasiswa Calon Guru SD.
Tesis pada PPs Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak diterbitkan.
Mohamad Nur. (2004). Classroom Instruction and Management Chapter 6
Learning
and
Study
Strategies (Richard I. Arends. Terjemahan). Surabaya:
UNESA
Press.
Buku asli diterbitkan tahun 1997.
Muhammad. N (2000). Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan
Konstruktivis dalam Pengajaran. Pusat Pendidikan Sains dan Matematika
Sekolah. Unesa - Surabaya.
Nana Sudjana. (2005). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru
Algensindo.
National Council of Teachers of Mathematics (2000). Principles and standards
for school mathematics.Reston, VA: NCTM.
Nieveen, Nienke, 1999, Prototyping to Reach Product Quality. In Jan Van den Akker,
R.M
Branch, K. Gustafson, N. Nieveen, & Tj. Plomp. Design Approaches and Tools
in
Education and Training. Dordrecht, The Netherlands: Kluwer
Academic Publisher.
Podhorsky, C.& Moore, V. (2006). Issues in Curriculum: Improving instructional
Practice
Through Lesson Study. http://www.lessonstudy.net
Retrieved 2
Nopember 2010.
Plomp, T. 1997. Educational and Training System Design. Enschede,
Netherlands:
Twente University.
Plomp, Tjeerd. 2001. Development Research in/on Educational Development.
Makalah,
disampaikan untuk seminar nasional “Pendidikan Matematika
Realistik
Indonesia” di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, tanggal 14-15
opember 2001.
Ratno Harsanto. (2007). Pengelolaan Kelas yang Dinamis: Paradigma Baru
Pembelajaran
Menuju
Kompetensi Siswa. Yogyakarta: Kanisius.
Reigeluth, C.M. 1996. “What is instructional Design Theory and How is It Changing?”. In
Reigeluth, C.M. (Ed). Instructional design Theories and Models : A New Paradigm of
Instructional.
Richey, R. and Nelson. 1996. “Developmental Research”. In Jonassen (Ed)
Handbook
of
Research or Educational Communications and Technology. New
York: Macmillan Simon &
Schuster
228
Syafrudin N. (2005). Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum Jakarta:Quantum
Teaching.
Solichan, A. Dkk. 2000. Materi Pembinaan Guru SD di Daerah.Yogyakarta : PPPG
Matematika
Shutske, J. M., W. Gilbert, and J. Chaplin. 2001. Evaluation of a
microwave/infrared human
presence system for agricultural equipment. Journal of Agricultural Safety and
Health 7(4):
253-264.
Suherman, Erman dkk (2001) Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer Jurusan
Pendidikan Matematika FPMIPA UPI Bandung
Sunarto, H. dan Hartono, A.(2002). Perkembangan Peserta Didik. Depdikbud
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Wina S. (2008). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Winarno, M.Sc. 2003. Strategi Sukses Menyelesaikan Soal Cerita Matematika.
Woolfolk, A. (2004). Educational Psychology (9th Ed.). Bosto
229
Download