Jurnal Akuntansi, Keuangan dan Perbankan

advertisement
ISSN 2338-9753
Volume 1 No 2 Desember 2014
Account
Jurnal Akuntansi, Keuangan dan Perbankan
Ruang Lingkup: Account merupakan jurnal yang diterbitkan untuk memberikan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dibidang akuntansi, keuangan dan perbankan. Artikel yang dimuat di jurnal ini merupakan kajian teoritis dan hasil riset
terapan dibidang akuntansi, keuangan dan perbankan
Implementasi Standard Akuntansi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SKA-ETAP) dalam Proses Akuntansi dan Penyusunan Laporan Keuangan Pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Hal 90-96,
Redaksi
Account
menerima
Nedsal Sixpria
Titi Suhartati,
Sabar Warsini.
artikel penelitian untuk
Pengaruh Krisis Subprime Mortgage Terhadap Kinerja Keuangan Indidimuat pada terbitan
kator Return Saham Industri Konsumsi Yang Terdaftar di BEI. Hal 97berikunya
106. Ridwan
Zulpi Aghayang sesuai dengan
ruangl lingkup jurnal ac-
Studi Terhadap Implementasi
Kurikulum Program Studi Komputerisasi
count.
Akuntansi di Indonesia. Hal 107-117, Ali Masjono.
Kirim artikel anda ke
Kajian Kualitas Audit Terhadap Kualitas Informasi dalam Laporan Keuangan. Hal [email protected].
118-125, Eli Suhayati.
Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going ConSesuaikan
format tulisan
an- di Bursa Efek Indonesia.
cern pada Perusahaan
Manufaktur
yang Terdaftar
daSharlita
dengan
yang
terseHal 126-135,
Saraformat
Izzati, Lana
Sularto.
dia di halaman belakang,
Analisa Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Pengungkapan Corporate
atau kirim email dengan isi
Social Responsilbility pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa
request
for2010-2013.
format keHal
email
Efek Indonesia
Periode
136-143, Shinta Nur Amalia, Lana
diatas
Sularto.
Optimalisasi Dana Bergulir dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Miskin (Studi Kasus Dana PNPM Mandiri Perkotaan di Provinsi Sumatera Barat). Hal 144-150, Veriyetmi Wira, Gustati.
Apakah Mahasiswa di Kelas Pengauditan Mendukung Penggunaan Crossword Puzzle?, Hal 151-157, Yanto Darmawan, Yudi Santara Setyapurnama.
Pengaruh Anggaran Partisipatip terhadap Kinerja Manajerial dengan Locus of Control sebagai Variabel Moderating (studi Perguruan Tinggi Swasta
di Kota Bandung). Hal 158-163, Dena Adilla Gunawan, Ivan A. Setiawan.
Profile Demografis Nasabah E-Banking. Hal 164-169, Petrus Hari Kuncoro
Seno, Ali Masjono.
Redaksi Account
menerima artikel
penelitian untuk dimuat
pada terbitan berikutnya
yang sesuai dengan ruang
lingkup jurnal account.
Kirim artikel anda ke
[email protected].
Sesuaikan format tulisan anda dengan format yang tersedia di halaman belakang,
atau kirim email dengan isi
request for format ke email
diatas
ISSN 2338-9753
Volume 1 No 2 Desember 2014
 Susunan Redaksi:
 Pengarah:
 Abdillah, Fachrudin Mukhtar, Agus Supriadi, Lenny Brida, Zainal Nur Arifin
 Penangung Jawab
 Elly Mirati
:
 Pimpinan Redaksi
 Ali Masjono
 Tim Redaksi:
 Agus Purwaji, Titi Suhartati, Petrus Hari Kuncoro Seno, Nur Hasyim, Ahmad Abror, Bambang Waluyo , Chaterina Somangungsong, Silvia Roza,
Supriatnoko
 Mitra Bestari:
 Dr Cipto Wardoyo SE. M.Pd. M.Si., Ak. CA. (Universitas Negeri Malang)
 Dr. Lana Sularto SE. M.M.Si. (Universitas Gunadharma)
 Utami Puji Lestari. Ph.D. (Politeknik Negeri Jakarta
 Layout dan sirkulasi : Darwin dan Afriza Wijaya
Artikel yang dimuat di Account, jurnal akuntansi, keuangan dan perbankan berupa
hasil penelitian sesuai dengan ruang lingkup jurnal yang ditulis oleh dosen, praktisi,
mahasiswa, pelaku ekonomi, dan siapa saja yang berminat dalam pengembangan
bidang akuntansi, keuangan dan perbankan.
Tujuan dari penerbitan jurnal ini untuk menyediakan forum khusus untuk publikasi
hasil penelitian bagi para praktisi, dosen atau siapa saja yang berminat. Untuk
menyalurkan berbagai pemikiran baru dan tujuan lainnya yang relevan.
ISSN 2338-9753
Volume 1 No 2 Desember 2014
Dari Redaksi
Syukur Alhamdulillah, jurusan akuntansi Politeknik Negeri Jakarta dapat menerbitkan jurnal ilmiah yang kedua “Account” dengan No ISSN 2338-9753. Dalam
kesempatan terbitan kedua ini (Vol 1 No 2 Edisi Desember 2014) diturunkan tulisan hasil penelitian para dosen program studi akuntansi, program studi keuangan
dan perbankan konvensional dan syariah dimana pada edisi ini ada sumbangan
artikel dari Perguruan Tinggi lain, redaksi mengucapkan terima kasih atas
partisipasinya.
Pada edisi kedua ini diterbitkan tulisan mengenai implementasi standar Akuntansi
SAK-ETAB, studi implementasi kurikulum program studi komputerisasi, kajian
kualitas informasi dalam laporan keuangan, faktor factor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern di BEI, Analisis pengaruh kinerja keuangan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility pada perusahaan farmasi yang
terdaftar di BEI dan beberapa kajian lainnya yang telah tersaji pada terbitan kali ini.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada tim editor yang telah bekerja sama dalam menyukseskan terbitan kedua ini. Besar harapan dari redaksi bahwa para
dosen dari seluruh Indonesia yang berkepentingan dengan publikasi hasil penelitian
dapat berpartisipasi dengan mengirimkan artikelnya ke redaksi.
Semoga bermanfaat
Depok 1 Desember 2014
Pimpinan Redaksi
Account: Variyetmi Wira, Gustati
Optimalisasi Dana Bergulir Dalam Meningkatkan Perekonomian
Masyarakat Miskin
(Studi Kasus Dana PNPM Mandiri Perkotaan di Propinsi Sumatera Barat)
Variyetmi Wira
Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri Padang,
[email protected]
Gustati
Akuntansi, Politeknik Negeri Padang,
[email protected]
Abstract
Community Empowerment National Program (PNPM) program effectively implemented in West Sumatera in
2008. Solving proverty was done by empowed the community sociaty. One of PNPM program in economic
activity is revolving fund. This program was giving loan in micro scale to poor community in kelurahan. The
revolving fund have a certain stipulation. This stipulation was a agreement reached with the local sociaty.
PNPM Autonomous program hope society to create or develop their own priority program in their
neighborhood which can increase their family income.
This research was conduct to see the optimilization of revolving fund in West Sumatera. This research use
purposive sampling method and quetioner to collect data. Sampel was spread in three city in West Sumatera,
that is Padang, Pariaman and Payakumbuh city. Then data was treated by using crosstabs analysis.
The result was the optimilization of revolving fund can be seen from business activity which is funded from
revolving fund. Society said that revolving fund used by society was able to increase business progress is 70,8%,
able to increase business omzet is 66,7%, able to increase profit is 61,81% and increase the amount of business
24, 31%. Overall the optimilization of revolving fund can felt by the West Sumatera society in increasing the
income and community economy 71,18%.
Keyword: Optimilization, revolving fund, PNPM autonomous program, poverty, empowerment
Abstrak
Program PNPM secara efektif dilaksanakan di Sumatera Barat pada tahun 2008. Penganggulangan kemiskinan
dilakukan dengan pemberdayakan masyarakat. Salah satu program PNPM Mandiri adalah kegiatan Ekonomi
yang diwujudkan dengan Pinjaman Bergulir. Pinjaman bergulir yaitu pemberian pinjaman dalam skala mikro
kepada masyarakat miskin dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Ketentuan penyaluran dana bergulir
merupakan kesepatakan masyarakat setempat. Melalui Program PNPM Mandiri diharapkan masyarakat dapat
mengembangkan program prioritas di lingkungan tempat tinggal yang dapat meningkatkan pendapatan
keluarga.
Tujuan penelitian adalah untuk melihat optimalisasi pelaksanaan dana bergulir di Sumatera Barat. Penelitian
ini menggunakan metode purposive sampling dan kuisioner untuk mengumpulkan data. Sampel tersebar di tiga
kota di Sumatera Barat yaitu Kota Padang, Kota Pariaman dan Kota Payakumbuh. Data selajutnya diolah
menggunakan crosstabs analisis.
Berdasarkan hasil penelitian, optimalisasi dana bergulir dapat dilihat dari aktifitas usaha yang didanai oleh
pinjaman dana bergulir. Masyarakat menyatakan pinjaman dana bergulir mampu meningkatkan kemajuan
usaha sebesar 70,8%, mampu meningkatkan omzet usaha sebesar 66,7%, mampu meningkatkan keuntungan
usaha sebesar 61,81%, dan mampu meningkatkan jumlah usaha sebesar 24,31%. Secara keseluruhan
optimalisasi dana bergulir dalam meningkatkan pendapatan/perekonomian masyarakat adalah sebesar 71,18%.
Keyword: Optimalisasi, dana bergulir, PNPM Mandiri, kemiskinan, pemberdayaan.
Pendahuluan
Latar Belakang
Permasalahan kemiskinan di Indonesia
sudah sangat mendesak untuk ditangani. Banyak
faktor yang menyebabkan masyarakat tidak mampu
untuk keluar dari kemiskinan. Menurut Wira
(2013) faktor tersebut dapat digolongkan menjadi
Politeknik Negeri Jakarta, 2014
dua yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor
eksternal merupakan faktor yang berada di luar
masyarakat itu sendiri, diantaranya adalah kondisi
lingkungan tempat tinggal dan lemahnya kontrol
sosial masyarakat terhadap program pemerintah
dalam membantu masyarakat untuk meningkatkan
kesejahteraan.
Sementara
faktor
internal
merupakan faktor yang berada dari dalam
Halaman 144
Account: Variyetmi Wira, Gustati
masyarakat itu sendiri, diantaranya pendidikan dan
pekerjaan kelaurga miskin, keterbatasan aset
keluarga miskin, kurangnya kesadaran dari anggota
keluarga untuk bisa keluar dari kemiskinan.
Kemiskinan merupakan kondisi dimana
seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan
dasarnya dalam rangka menuju kehidupan yang
lebih bermartabat. Oleh karena itu, kemiskinan
wajib untuk ditanggulangi, sebab jika tidak
tertanggulangi
akan
dapat
mengganggu
pembanguan nasional. Untuk mengatasi masalah
kemiskinan, pemerintah memiliki peran yang besar.
Namun dalam kenyataannya, program yang
dijalankan oleh pemerintah belum mampu
menyentuh pokok yang menimbulkan masalah
kemiskinan ini.
Menurut Wira (2013) kendala yang
dihadapi pemerintah dalam menjalankan program
pengentasan kemiskinan adalah kurangnya rasa
tanggung jawab masyarakat untuk mengembalikan
modal pinjaman dari pemerintah, adanya
penyimpangan dari tujuan program pemerintah
yang dilakukan oleh keluarga Miskin, kurangnya
jiwa kewirausahaan dari masyarakat miskin dan
adanya kelemahan dalam pendataan program
pengentasan kemiskinan.
Salah satu program yang menjadi aikon
dalam pengentasan kemiskinan pada pemerintahan
Susilo Bambang Yudoyono adalah Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Mandiri.
Program
ini
bertujuan
untuk
meningkatkan keberdayaan dan kemandirian
masyarakat, mulai dengan konsep penanggulangan
kemiskinan secara terpadu dengan basis
pemberdayaan masyarakat.
Strategi Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan dalam
penanggulangan kemiskinan adalah dengan
melakukan penguatan kelembagaan masyarakat.
Keberdayaan kelembagaan masyarakat tersebut,
bertujuan
menciptakan
kemandirian
dan
keberkelanjutan
kemampuan
menyampaikan
aspirasi serta kebutuhan berkaitan dengan
kebijakan publik di tingkat lokal, baik aspek sosial,
ekonomi maupun
lingkungan, termasuk
perumahan dan permukiman (program tridaya
PNPM Mandiri).
Kegiatan di bidang ekonomi merupakan
kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui dana bergulir
yang di kelola oleh PNPM Mandiri. Dalam
pelaksanaannya dana bergulir dikelola oleh Unit
Pengelola Keuangan (UPK) yang ada di tingkat
kelurahan. Kegiatan sosialisasi dan aturan
pelaksanaan pemberian dana bergulir merupakan
tanggungjawab dari UPK. UPK yang dibentuk di
kelurahan akan di fasilitasi oleh fasilitator
keuangan bagian ekonomi yang ditugaskan oleh
PNPM Mandiri di Kota/Kabupaten.
Di Sumatera Barat, pengucuran dana
bergulir telah dilaksanakan sejak tahun 2008
sampai 2014. Dalam pelaksanaannya program dana
Politeknik Negeri Jakarta, 2014
bergulir ini memberikan hasil yang berbeda-beda di
setiap daerah. Perbedaan ini disebabkan oleh
adanya dinamika sosial-ekonomi dan lingkungan
masyarakat Sumatera Barat yang menghasilkan
variasi dan karakteristik masyarakat yang berbedabeda pula. Di satu sisi menghasilkan masyarakat
yang fatalis (pasrah pada nasib), disisi yang lain,
menghasilkan masyarakat pejuang (fighting spirit
yang tinggi). Variasi dan karakteristik masyarakat
yang berbeda ini berimplikasi pada partisipasi dan
etos kerja masyarakat di lapangan sehingga
berpengaruh pada pelaksanaan pemberdayaan
masyarakat dalam program PNPM Mandiri
Perkotaan.
Berdasarkan kondisi masyarakat yang
berbeda-beda ini, maka penulis tertarik untuk
meneliti lebih lanjut mengenai Optimalisasi Dana
Bergulir dalam Meningkatkan Perekonomian
Masyarakat Miskin (Studi Kasus Dana PNPM
Mandiri Perkotaan di Propinsi Sumatera Barat).
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk melihat optimalisasi
pelaksanaan dana bergulir yang telah berjalan di
Sumatera Barat lebih kurang 6 (enam) tahun
sampai tahun 2013. Diharapkan dana bergulir yang
telah dianggarkan oleh pemerintah pusat dan
pemerintah
daerah
dapat
meningkatkan
perekonomian masyarakat khususnya di Sumatera
Barat.
Permasalahan
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini
adalah bagaimana optimalisasi pelaksanaan dana
bergulir yang telah berjalan di Sumatera Barat.
Review Pustaka
Strategi Pengentasan Kemiskinan
Kemiskinan masih selalu melekat dalam
setiap sendi kehidupan manusia, tidak terkecuali di
Indonesia sehingga membutuhkan suatu upaya
penanggulangan kemiskinan yang komprehensif,
integral dan berkelanjutan. Oleh karena itu upaya
penanggulangan kemiskinan mensyaratkan adanya
identifikasi mengenai siapa, apa, bagaimana, di
mana dan mengapa ada masyarakat miskin.
Identifikasi tersebut diharapkan dapat dijadikan
landasan dalam menentukan kebijakan yang paling
sesuai untuk menanggulangi masalah kemiskinan
(Gunawan, 2003).
Banyak program pengentasan kemiskinan
dan pemberdayaan masyarakat yang sudah
disalurkan oleh pemerintah diantaranya
PPK
(Program Pengembangan Kecamatan) yang
dilaksanakan Departemen Dalam Negeri, P2KP
(Program
Penanggulangan
Kemiskinan
di
Perkotaan) yang dilaksanakan Departemen
Halaman 145
Account: Variyetmi Wira, Gustati
Pekerjaan Umum, P4K (Proyek Peningkatan
Pendapatan Petani dan Nelayan Kecil) yang
dilaksanakan Departemen Pertanian, PEMP
(Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir) yang
dilaksanakan Departemen Kelautan dan Perikanan,
KUBE (Kelompok Usaha Bersama) yang
dilaksanakan Departemen Sosial, dan lain-lain.
Program-program tersebut berjalan sendiri-sendiri
menurut kebijakan Departemen yang bersangkutan,
tidak terintegrasi, parsial dan sektoral.
Untuk mencapai sasaran penurunan angka
kemiskinan Komisi Penanggulangan Kemiskinan
menetapkan strategi pemberdayaan masyarakat
melalui 2 (dua) cara yaitu pertama, mengurangi
beban pengeluaran konsumsi kelompok miskin dan
kedua, meningkatkan produktivitas masyarakat
miskin untuk meningkatkan pendapatannya.
Peningkatan produktivitas dilakukan melalui
pengembangan
dan
pemberdayaan
usaha
masyarakat terutama Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah yang meliputi penajaman program,
pendanaan dan pendampingan. Pendampingan yang
dimaksud di sini adalah program penyiapan,
pemihakan dan perlindungan untuk meningkatkan
kapasitas
sumberdaya
masyarakat
dan
kelembagaannya sebagai pemanfaat program agar
pendanaan yang disalurkan dapat terserap dan
termanfaatkan dengan baik.
Untuk pengembangan dan pemberdayaan
usaha masyarakat di atas pendanaan disalurkan
melalui dua jalur yaitu melibatkan peran lembaga
keuangan baik bank maupun non-bank dan bantuan
pemerintah dalam bentuk bantuan langsung kepada
masyarakat (BLM). Melalui jalur lembaga
keuangan dilakukan dengan menghimbau kepada
bank-bank yang dikoordinasi oleh pemegang
otoritas moneter (Bank Indonesia) untuk
memprioritaskan business plan penyaluran
kreditnya pada usaha-usaha mikro yang dimiliki
oleh masyarakat (MOU KPK dengan BI, 2003). Di
Sumatera Barat bantuan dana bergulir kepada
masyarakat miskin salah satunya adalah Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Mandiri yang diperuntukkan kepada masyarakat
miskin yang tujuannya untuk dapat meningkatkan
dan memberdayakan taraf hidup masyarakat
miskin.
Dana Bergulir
Program dana bergulir adalah bantuan
perkuatan pemerintah dalam bentuk uang atau
barang modal yang disalurkan kepada Koperasi,
Usaha Kecil Menengah (KUKM). Dana tersebut
disalurkan melalui pola bergulir. Pola bergulir
adalah cara memanfaatkan bantuan kepada KUKM.
Tata cara atau persyaratannya diatur dalam
keputusan Menteri KUKM. Pola perguliran ini di
mulai tahun 2000 dan merupakan salah satu
terobosan Kementerian KUKM untuk membantu
KUKM dalam rangka menstimulir pertumbuhan
ekonomi masyarakat melalui kebijakan pembinaan
dan pengembangan program KUKM.
Politeknik Negeri Jakarta, 2014
Secara
umum
program
dana
bergulir bertujuan untuk (1) meningkatkan aktivitas
ekonomi pedesaan, (2) meningkatkan volume
usaha koperasi dan UKM, (3) meningkatkan
penyerapan tenaga kerja, (4) meningkatkan
semangat
berkoperasi,
(5)
meningkatkan
pendapatan anggota dan (6) membangkitkan etos
kerja. Keefektifan dana bergulir akan tercapai jika:
(1) tingkat produktivitas program dana bergulir dan
(2) kepuasan anggota memanfaatkan dana bergulir
tersebut. Ada beberapa kajian yang telah mencoba
mengadakan analisis tentang dana bergulir.
Menurut Richard M Steers (1985),
efektivitas biasa dilakukan untuk mengukur
sejauhmana kelompok atau organisasi efektif
mencapai tujuan. Pengertian efektivitas kelompok
atau organisasi adalah "Tingkatan sejauhmana
organisasi melaksanakan seluruh tugas pokoknya
mencapai sasaran".
Penelitian tentang kajian penggunaan dana
bergulir telah banyak dilakukan. Penelitian oleh
Kementerian Koperasi dan UKM bekerja sama
dengan PT.Vetiga Himais Optima (2004) tentang
dana bergulir Departemen Koperasi dan UKM
untuk usaha perikanan, peternakan dan perkebunan
(Nakibun), dana bergulir PKPS-BBM untuk
koperasi (2006), Nuke Prasetiani (2007) dana
bergulir di Dinas Perindustrian Propinsi Jawa
Tengah, dan Anak Agung (2007) tentang dana
bergulir Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga
Sejahtera (UPPKS) di Kabupaten Karang Asem,
menemukan bahwa program dana bergulir ini
memberikan dampak yang sangat rendah bagi
perkembangan usaha penerima dana bergulir ini
dan perkembangan usaha koperasi penyalur kredit
ini.
Rendahnya efektivitas penggunaan dana
bergulir ini disebabkan oleh beberapa faktor antara
lain: dari sisi kelembagaan yang terlibat dalam
program
dana
bergulir
(dalam
hal
pelaksanaan,evaluasi, monitoring dan pembinaan),
lembaga keuangan penyalur dana bergulir (dalam
hal penyaluran dana ) dan dari UMKM penerima
kredit dana bergulir (dalam mental wirausaha).
Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif
yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyajikan
gambaran lengkap dengan cara mendeskripsikan
sejumlah variabel yang berkaitan dengan masalah
dan unit yang diteliti. Penelitian ini mencoba
mendeskripsikan kondisi masyarakat sebelum dan
sesudah menerima dana bergulir. Menggunakan
antara fenomena yang diuji dan pelaksanaan
terhadap dampak implementasi program PNPM
Mandiri Perkotaan dalam rangka penanggulangan
angka kemiskinan di Sumatera Barat.
Sampel penelitian ini adalah masyarakat
miskin yang memanfaatkan program PNPM
Mandiri Perkotaan, dengan memakai metode
purposive sampling. Sampel tersebar di tiga kota di
Halaman 146
Account: Variyetmi Wira, Gustati
Sumatera Barat yaitu Kota Padang, Kota Pariaman
dan Kota Payakumbuh, didasarkan atas tingkat
keberhasilan program PNPM Mandiri perkotaan di
Sumatera Barat. Data yang digunakan dalam
penelitian merupakan data primer yaitu berupa
kuisioner yang disebar ke masyarakat miskin. Data
kuisioner yang dapat diolah lebih lanjut berjumlah
144 kuisioner.
Peneliti menggunakan SPSS 19.0 for
Windows untuk mempermudah pengolahan
kuisioner menggunakan analisis frekuensi dan
crosstabs data. Untuk memudahkan analisis data,
maka jika terjadi perkembangan atau penambahan
setelah menerima dana bergulir diberi nilai 1
(optimal) dan jika terjadi pengurangan atau
nilainya sama, maka diberi nilai 0 (nol) (tidak
optimal).
Pembahasan
Program PNPM secara efektif dilaksanakan
di Sumatera Barat pada tahun 2008. Berdasarkan
pedoman pelaksanaan PNPM Mandiri perkotaan
yang dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan
Umum (2010), salah satu sasaran PNPM Mandiri
perkotaan yang akan dicapai adalah terbangunnya
Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) yang
dapat
mengembangkan
partisipasi
serta
kemandirian masyarakat. Sehingga tiap kelurahan
memiliki Perencanaan Jangka Menengah (PJM)
yang dapat menanggulangi kemiskinan yang
komprehensif dan sesuai dengan aspirasi serta
kebutuhan masyarakat.
Penganggulangan kemiskinan dilakukan
dengan memberdayakan masyarakat,
melalui
program PNPM Mandiri salah satunya melalui
kegiatan Ekonomi yang diwujudkan dengan
Pinjaman Bergulir. Pinjaman bergulir yaitu
pemberian pinjaman dalam skala mikro kepada
masyarakat miskin di wilayah kelurahan dimana
LKM/UPK berada dengan ketentuan dan
persyaratan yang telah ditetapkan. Ketentuan dan
persyaratan penyaluran dana bergulir merupakan
kesepatakan masyarakat setempat. Hal inilah yang
ingin dicapai dalam program PNPM Mandiri,
masyarakat dapat dapat mengembangkan program
sendiri yang menjadi prioritas di lingkungan tempat
tinggal yang dapat meningkatkan pendapatan
keluarga.
Berdasarkan kusioner yang telah disebar
diperoleh data deskriptif rensponden seperti pada
tabel 1.
Tabel 1. Deskripsi Responden
No
Keterangan
1.
Jenis Kelamin
2.
Umur
3.
Status
4.
Pendidikan
5.
Jumlah anak
6.
Bidang usaha
7.
Jumlah karyawan
8.
Penghasilan
9.
Jumlah Pinjaman
10. Guna Pinjaman
11. Tahun Berdiri Usaha
Sumber: Data Olahan, 2013
Frekuensi
Laki-laki = 36 orang (25%), Perempuan = 108 orang (75%)
Mayoritas kisaran 30 sampai 40tahun (52,8%)
Mayoritas Kawin (93,1%)
Mayoritas SMA (47,9%)
Mayoritas 3 – 4 orang (45,8%)
Mayoritas bidang perdagangan (55,6%)
Mayoritas tidak memiliki karyawan (51,49%)
Mayoritas berpenghasilan Rp.1 juta s/d Rp.2 juta (40,3%)
Mayoritas berkisar Rp. 500.000,- (29,2%)
Mayoritas mengembangkan usaha yang telah ada (79,9%)
Mayoritas tahun 2006 – 2010 (61,1%)
Berdasarkan deskriptif data responden
memperlihatkan bahwa rata-rata peminjam adalah
perempuan sebesar 75%. Ini merupakan salah satu
indikator tercapainya sasaran program dana
bergulir PNPM menyatakan minimal 30% dari
peminjam adalah perempuan. Rata-rata peminjam
dana bergulir masih produktif dengan kisaran umur
30 sampai 40 tahun. Ini memperlihatkan bahwa
masyarakat membutuhkan dana tambahan untuk
mengembangkan usaha dalam meningkatkan
pendapatan keluarga yang rata-rata memiliki
jumlah anak 3-4 orang. Rata-rata masyarakat
adalah berpendidikan SMA.
Jika dilihat pada usahanya, mayoritas
peminjam memiliki bidang usaha perdagangan
(warung), seperti menjual keperluan sehari-hari
seperti sayuran, lauk pauk, kue-ringan dan
sebagainya. Rata-rata usaha dikelola sendiri tanpa
Politeknik Negeri Jakarta, 2014
ada karyawan yang direkrut untuk membantu
usaha. Sehingga cenderung usaha bersifat
kekeluargaan, artinya yang membantu adalah
keluarga sendiri seperti suami/istri dan anak-anak
yang tidak digaji. Rata-rata penghasilan per bulan
adalah Rp.1 juta sampai Rp.2 juta.
Pinjaman
dana
bergulir
mayoritas
dimanfaatkan untuk mengembangkan usaha yang
telah ada, dengan mayoritas pinjaman sebesar
Rp.500.000. Kemudian diikuti dengan pinjaman
sebesar Rp.4 juta sampai Rp.5 juta. Pada jumlah
pinjaman ini, peningkatan pendapatan cukup tinggi
dibandingkan
dengan
meminjam
sebesar
Rp.500.000.
Pada penelitian ini, optimalisasi dana
bergulir dilihat dari usaha yang memiliki kemajuan
usaha, ada peningkatan omzet, ada peningkatan
keuntungan per bulan, peningkatan modal kerja,
Halaman 147
Account: Variyetmi Wira, Gustati
dan peningkatan Jumlah usaha. Berikut akan
dibahas lebih lanjut.
1.
Kemajuan Usaha
Kemajuan usaha merupakan kondisi dimana
ada peningkatan usaha dengan indikator; ada
peningkatan omzet, ada peningkatan keuntungan
per bulan, peningkatan modal kerja, peningkatan
Jumlah usaha dan peningkatan jumlah tenaga kerja.
Berdasarkan indikator tersebut, hasil penelitian
secara umum memperlihatkan bahwa pinjaman
dana bergulir 70,8% responden menyatakan
mampu memajukan usaha.
Berdasarkan
hasil
crosstabs
jumlah
pinjaman dan kemajuan usaha, memperlihatkan
bahwa dengan pinjaman Rp 500.000 hanya 10,42%
responden menyatakan mampu memajukan usaha
begitu juga dengan pinjaman Rp 1 juta. Berbeda
dengan pinjaman yang sebesar Rp.4 juta sampai
Rp.5 juta, 13,89% responden menyatakan mampu
memajukan usaha.
Hasil ini menyatakan bahwa dana bergulir
mampu untuk memajukan usaha dan dapat
meningkatkan pendapatan atau perekonomian
masyarakat. Sehingga dapat dikatakan program
dana bergulir di Sumatera Barat untuk memajukan
usaha sudah optimal sebesar 70,8%.
2.
Peningkatan Omzet
Omzet merupakan hasil penjualan yang
diperoleh usaha perbulannya. Setelah meminjam
dana bergulir ada peningkatan terhadap omzet yang
diperoleh oleh masyarakat. Berdasarkan hasil
penelitian, memperlihatkan bahwa pinjaman dana
bergulir, 66,7% responden menyatakan mampu
meningkatkan omzet usaha.
Berdasarkan
hasil
crosstabs
jumlah
pinjaman dan kemajuan usaha, memperlihatkan
bahwa dengan pinjaman Rp 500.000 hanya 9,72%
responden menyatakan mampu meningkatkan
omzet usaha. Sementara dengan dengan pinjaman
Rp 1 juta, responden yang menyatakan mampu
meningkat omzet sebesar 10,42%, lebih tinggi
0,7%. Pada pinjaman yang sebesar Rp.4 juta
sampai Rp.5 juta, 12,5% responden menyatakan
mampu meningkatkan omzet usaha.
Hasil ini menyatakan bahwa dana bergulir
mampu untuk meningkatkan omzet usaha sehingga
akan
dapat meningkatkan pendapatan atau
perekonomian masyarakat. Sehingga dapat
dikatakan
program
dana
bergulir
untuk
meningkatkan omzet usaha di Sumatera Barat
sudah optimal sebesar 66,7%.
3.
Peningkatan Keuntungan Perbulan,
Politeknik Negeri Jakarta, 2014
Keuntungan merupakan selisih antara omzet
yang diperoleh dengan biaya-biaya yang dikeluarkan
usaha setiap bulannya. Setelah meminjam dana bergulir
terjadi peningkatan keuntungan perbulan pada usaha
yang dimiliki masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian,
memperlihatkan bahwa pinjaman dana bergulir, 61,81%
responden
menyatakan
mampu
meningkatkan
keuntungan usaha.
Berdasarkan hasil crosstabs jumlah pinjaman dan
keuntungan perbulan usaha, memperlihatkan bahwa
dengan pinjaman Rp 500.000 hanya 9,02% responden
menyatakan mampu meningkatkan keuntungan usaha.
Begitu juga dengan pinjaman sampai Rp 1 juta. Berbeda
dengan pinjaman yang sebesar Rp.4 juta sampai Rp.5
juta,
12,5%
responden
menyatakan
mampu
meningkatkan keuntungan usaha perbulannya.
Hasil ini menyatakan bahwa dana bergulir
mampu untuk meningkatkan keuntungan usaha sehingga
akan dapat meningkatkan pendapatan atau perekonomian
masyarakat. Sehingga dapat dikatakan program dana
bergulir untuk meningkatkan keuntungan usaha di
Sumatera Barat sudah optimal sebesar 61,81%.
4.
Peningkatan Modal Kerja
Modal kerja merupakan sejumlah dana yang
digunakan masyarakat untuk menjalankan usaha seharihari termasuk biaya membeli barang dagang, biaya
membeli bahan baku untuk diolah, biaya transportasi,
biaya upah, dan sebagainya. Setelah meminjam dana
bergulir terjadi peningkatan modal kerja pada usaha yang
dimiliki masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian,
memperlihatkan bahwa pemanfaatan pinjaman dana
bergulir, 61,11% responden menyatakan mampu
meningkatkan modal kerja usaha.
Berdasarkan hasil crosstabs jumlah pinjaman dan
modal kerja usaha, memperlihatkan bahwa dengan
pinjaman Rp 500.000 hanya 8,33% responden
menyatakan mampu meningkatkan modal kerja usaha.
Berbeda dengan pinjaman yang sebesar Rp.4 juta sampai
Rp.5 juta, 13,89% responden menyatakan mampu
meningkatkan modal kerja usaha.
Hasil ini menyatakan bahwa dana bergulir
mampu untuk meningkatkan modal kerja usaha sehingga
akan dapat meningkatkan pendapatan atau perekonomian
masyarakat. Sehingga dapat dikatakan program dana
bergulir untuk meningkatkan modal kerja usaha di
Sumatera Barat sudah optimal sebesar 61,11%.
5.
Peningkatan Jumlah Usaha
Jumlah usaha merupakan jumlah produk yang
ditawarkan atau dijual pada usaha yang ada atau jenis
usaha lainnya. Bisa saja jumlah usaha ini tidak sama
dengan usaha sebelumnya. Jika jumlah modal tersedia
lebih besar, cenderung jumlah unit yang dijual juga akan
semakin besar atau bertambah. Hasil penelitian
memperlihatkan bahwa setelah meminjam dana bergulir
terjadi peningkatan jumlah usaha yang dimiliki
masyarakat hanya sebesar 24,31%.
Berdasarkan hasil crosstabs jumlah pinjaman dan
jumlah usaha, memperlihatkan bahwa dengan pinjaman
Rp 500.000 hanya 4,17% responden menyatakan mampu
meningkatkan jumlah usaha. Jumlah usaha yang paling
tinggi akan bertambah pada pinjaman Rp. 500.000 s/d
Rp. 1 juta. Pada pinjaman ini, responden menyatakan
6,94% mampu meningkatkan jumlah usaha.
Hasil ini menyatakan bahwa dana bergulir
mampu untuk meningkatkan jumlah usaha sehingga akan
Halaman 148
Account: Variyetmi Wira, Gustati
dapat meningkatkan pendapatan atau perekonomian
masyarakat. Sehingga dapat dikatakan program dana
bergulir untuk meningkatkan jumlah usaha di Sumatera
Barat sudah optimal sebesar 24,31%.
Kesimpulan
Program PNPM secara efektif dilaksanakan
di
Sumatera
Barat
pada
tahun
2008.
Penganggulangan kemiskinan dilakukan dengan
memberdayakan masyarakat,
melalui program
PNPM Mandiri salah satunya melalui kegiatan
Ekonomi yang diwujudkan dengan Pinjaman
Bergulir. Pinjaman bergulir yaitu pemberian
pinjaman dalam skala mikro kepada masyarakat
miskin di wilayah kelurahan dimana LKM/UPK
berada dengan ketentuan dan persyaratan yang
telah ditetapkan. Ketentuan dan persyaratan
penyaluran dana bergulir merupakan kesepatakan
masyarakat setempat. Hal inilah yang ingin dicapai
dalam program PNPM Mandiri, masyarakat dapat
dapat mengembangkan program sendiri yang
menjadi prioritas di lingkungan tempat tinggal
yang dapat meningkatkan pendapatan keluarga.
Berdasarkan hasil penelitian, optimalisasi
dana bergulir dalam meningkatkan perekonomian
masyarakat dapat dilihat dari aktifitas usaha yang
didanai oleh pinjaman dana bergulir. Masyarakat
menyatakan pinjaman dana bergulir yang telah
dimanfaatkan masyarakat mampu meningkatkan
kemajuan
usaha
sebesar
70,8%,
dapat
meningkatkan omzet usaha sebesar 66,7%, dapat
meningkatkan keuntungan usaha sebesar 61,81%,
dan dapat meningkatkan jumlah usaha sebesar
24,31%. Secara keseluruhan optimalisasi dana
bergulir dirasakan masyarakat dalam meningkatkan
pendapatan/perekonomian
masyarakat
adalah
sebesar 71,18%.
Daftar Pustaka
Arditobhinadi. 2008. Menilai Kinerja keuangan
Lembaga
Mikro.
http://arditobhinadi.wordpress.com/2008/0
6/02/menilai-kinerja-lembaga-keuanganmikro/ (6 Desember 2010)
Artikel.2010. Si ROY LAPAR, sang Indikator
PNPM.
http://www.p2kp.org/wartadetil.asp?mid=3136&cat
id=2& (22 November 2010)
Center for Banking Research Unand, Kajian Upaya
Penguatan Mikrobanking dan Pendekatan
Pembiayaan Kelompok dalam rangka
pengembangan UMK di Sumbar. (Syukri
Lukman dkk, 2008) Laporan Tidak di
publikasi
Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia.
Modul Khusus Komunitas – Pinjaman
Bergulir. Jakarta
F.Brigham, Eugene & Joel F.Houston.2006. Dasardasar manajemen Keuangan, edisi
sepuluh. Salemba Empat : Jakarta.
Gustati, 2011 Pelatihan pengelolalaan keuangan
bagi pengelola POKJA Kredit Mikro
Politeknik Negeri Jakarta, 2014
Nagari di kota Padang. Laporan
Pengamdian Masyarakat tidak di publikasi
Hadi, Agus Purbathin. Tinjauan Terhadap
Berbagai
Program
Pemberdayaan
Masyarakat di Indonesia. Jurnal dari
Yayasan Agribisnis/Pusat Pengembangan
Masyarakat Agrikarya (PPMA)
Irawan, Prasetya. 1999. Logika dan Prosedur
Penelitian.Jakarta:
P.T
Repro
Internasional
M dan Effendy, Sofian. 1991. Metodologi
Penelitian. Bumi Aksara, Semarang
Panggabean, Riana. 2005. Efektivitas Program
dana Bergulir bagi koperasi dan UKM.
Infokop No.26 tahun XX. Jakarta
Puslitbang, Sosek, litbang,2007,
Evaluasi
Pengelolalaan Dana bergulir
R, Burhanuddin. 2006. Evaluasi program Bantuan
dana Bergulir Melalui KSP/USP Koperasi
(pola pkps-bbm, agribisnis dan Syariah).
Jurnal Pengkajian Koperasi dan UKM
Nomor 1 tahun 1.
Rahim Rida, 2009, Model pengembangan Lembaga
Keuangan Kredit Mikro Nagari dalam
Mengentaskan Masyarakat Miskin di
Sumatera Barat. Laporan penelitian tidak
dipublikasi
Sekaran, Uma. 2006. Metodelogi Penelitian Untuk
Bisnis, edisi empat. Salemba Empat :
Jakarta.
Syukur, M. 2002. Analisis Keberlanjutan dan
Perilaku Ekonomi Peserta Skim Kredit
Rumah Tangga Miskin. Disertasi. Program
Pasca Sarjana IPB.
Tim Pengendali PNPM Mandiri. (2007). Pedoman
Umum. Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri. Tim
Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan.
Jakarta :Kementerian Koordinator Bidang
Kesejahteraan Sosial.
Tim Pengendali PNPM Mandiri. (2007).
Penjelasan
X:
Pengelolaan
Dana
Bergulir,
Program
Pengembangan
Kecamatan (PPK). Program Nasional
Pemberdayaan
Masyarakat
(PNPM)
Mandiri. Tim Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan.
Jakarta
:Kementerian
Koordinator Bidang Kesejahteraan Sosial.
Tim Pengendali PNPM Mandiri. (2008). Petunjuk
Teknis
Operasional,
Program
Pengembangan
Kecamatan
(PPK).
Program
Nasional
Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri. Tim
Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan.
Jakarta :Kementerian Koordinator Bidang
Kesejahteraan Sosial.
Tim Pengendali PNPM Mandiri. (2008). Panduan
Financial Management Support. Program
Nasional
Pemberdayaan
Masyarakat
(PNPM) Mandiri. Tim Koordinasi
Penanggulangan Kemiskinan. Jakarta
Halaman 149
Account: Variyetmi Wira, Gustati
:Kementerian
Koordinator
Bidang
Kesejahteraan Sosial.
Tim Pengendali PNPM Mandiri. (2008). Pedoman
Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi,
Program
Nasional
Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri. Tim
Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan.
Jakarta :Kementerian Koordinator Bidang
Kesejahteraan Sosial
Van Bastelaer. T (1999), “Imperfect Imformation,
Social Capital, and the Poor‟s Access to
Credit. Working Paper No.234, Center for
Institutional Reform and the Informal
Sector (IRIS) University of Maryland.
Wijono, W W. 2005.Pemberdayaan LKM sebagai
salah satu sistem keuangan Nasional:
Upaya Konkrit Memutus Mata Rantai
Politeknik Negeri Jakarta, 2014
Kemiskinan. Jurnal Kajian Ekonomi dan
Keuangan. Edisi Khusus Desember 2005
Wira Variyetmi, 2011. Evalauasi kinerja PNPM
terhadap pengentasan kemiskinan di kota
Padang. Laporan penelitian tahun 2011
Wira Variyetmi, 2013. Kajian Implementasi
Program
PNPM
Yang
Berbasis
Pemberdayaan
Masyarakat
Dalam
Penanggulangan Kemiskinan Masyarakat
Perkotaan Di Propinsi Sumatera Barat.
Laporan Penelitian
Zohir dan Matin (2004), Wider Impact of
Microfinance Institution: Issues and
Concepts, Journal of International
Development, Vol.16, pp.301-330.
Halaman 150
ISSN 2338-9753
Volume 1 No 2 Desember 2014
Format Penulisan Artikel
Judul
Nama Penulis Pertama
Program studi, Nama PT,
alamat email
Nama Penulis Kedua
Program studi, Nama PT,
alamat email
Abstract (bhs Inggris)
Abstrak (bhs Indonesia)
Pendahuluan
Latar belakang
Tujuan
Permasalahan
Review Pustaka
Metode Penelitian
Pembahasan
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Ketentuan:
Item
Ketentuan
Ukuran kertas
A4
Judul :
Huruf Time New Roman 14 Point, Centre. Title Case
Times New Roman 12 Point, Italic
Nama Penulis, Nama Program studi, nama
Perguruan Tinggi:
Abstract Bahasa Inggris
Abstrak Bahasa Indonesia
Time New Roman, Italic 10 point.
Times New Roman, Italic, 10 point
Sub judul
Time New Roman, Bold, 11 Point, Title Case
Konten
Dua Kolom, Times New Roman, 10 Point, satu
spasi dan garis diantara dua kolom
Sesuai standard, lihat contoh di artikel terbitan
kali ini.
Maksimum 10 halaman
Wajib menyebutkan judul dan sumbernya
Lihat sample pada terbitan kali ini
Daftar Pustaka
Jumlah Halaman
Tabel dan grafik
Secara menyeluruh
ISSN 2338-9753
Volume 1 No 2 Desember 2014
Diterbitkan oleh Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Jakarta
Jln Prof. Dr. Ir. G.E. Siwabessy. Kampus UI Depok.
Gedung F Lantai 2, Telp 021-7862537, Fax 021-7863537
[email protected]
Download