UlasanEkonomiHarian Rabu, 8 Maret 2017 Indeks futures bursa Asia tercatat bervariasi, indikasi pergerakan indeks Asia akan mixed dengan kecenderungan terkoreksi hari ini dengan sentimen turunnya harga minyak mentah. Sedangkan untuk rupiah berpotensi menguat dengan sentimen positif perbaikan outlook dari JCR. Kemungkinan rupiah bergerak di kisaran antara Rp.13.320 s.d Rp.13.340 per USD. Cadev per Februari 2017 tercatat sebesar US$119,9 miliar, naik dari US$116,9 miliar pada Januari 2017. Posisi tersebut sangat aman dan cukup untuk membiayai 8,9 bulan impor dan 8,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Meningkatnya cadev ini mestinya bisa menjadi sentimen positif penguatan rupiah pada hari ini, ditambah dengan perbaikan outlook utang Indonesia dari stabil menjadi positif dari Japan Credit Rating (JCR), yang mengkonfirmasi perbaikan outlook dari stabil menjadi positif dari S&P, Fitch dan Moody’s. Pertumbuhan ekonomi Jepang pada Q4‐2016 sebesar 0,3% qtq, dan untuk tahun 2016 tumbuh 1,2% yoy. Kenaikan terutama karena dorongan ekspor, pengeluaran pemerintah dan investasi swasta. Impor juga mencatatkan kenaikan, sebagai indikasi membaiknya permintaan dalam negeri. Kenaikan ini merupakan hasil dari stimulus moneter dan fiskal yang dilakukan sejak awal 2016. Lana Soelistianingsih, Ekonom/Kepala Riset (021) 2854 8828 [email protected] Kilas Pasar Nilai tukar rupiah cenderung flat walaupun ada penguatan yang sangat tipis pada perdagangan kemarin, sekitar 0,5 poin menjadi Rp. 13.349,5 per USD (kurs tengah Bloomberg). Sementara itu sebagian besar indeks di bursa Asia ditutup turun termasuk indeks di bursa Indonesia (IHSG). IHSG turun 7,2 poin menjadi 5.402,62 (2,0% ytd). Sebagian besar bursa global ditutup turun termasuk indeks Dow di bursa New York, AS. Indeks Dow turun lagi 29,53 poin menjadi 220924,76 (5,9% ytd). Prediksi hari ini Indeks futures bursa Asia tercatat bervariasi, indikasi pergerakan indeks Asia akan mixed dengan kecenderungan terkoreksi untuk hari ini karena harga minyak mentah yang pagi ini dibuka turun. Harga jenis WTI tercatat menjadi US$52,81 pbrl dan harga jenis Brent menjadi US$55,92 pbrl. Sedangkan untuk rupiah mestinya bisa menguat dengan sentimen perbaikan outlook dari JCR dan naiknya cadev. Kemungkinan rupiah bergerak menuju kisaran Rp.13.320 s.d Rp.13.340 per USD. Isu Ekonomi: Cadangan devisa (cadev) per Februari 2017 sebesar US$119,9 miliar. Bank Indonesia (BI) umumkan posisi cadev untuk Februari 2017 sebesar US$119,9 miliar naik dari posisi Januari 2017 yaitu US$116,9 miliar. Kenaikan tersebut karena penerimaan pajak dan devisa ekspor migas bagian pemerintah, penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, serta hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas. Penerimaan devisa tersebut melampaui kebutuhan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan SBBI valas jatuh tempo. Posisi tersebut sangat aman karena dapat membiayai 8,9 bulan impor atau 8,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Meningkatnya cadev ini mestinya bisa menjadi sentimen positif penguatan rupiah pada hari ini, ditambah dengan membaiknya outlook utang Indonesia dari stabil menjadi positif dari Japan Credit Rating (JCR) yang diumumkan kemarin. Naiknya outlook JCR ini mengkonfirmasi badan peringkat lainnya yaitu S&P, Fitch, dan Moody’s sebelumnya juga menaikkan outlook utang dari stabil menjadi positif. Outlook ini biasanya menjadi indikasi perbaikan peringkat dalam 6‐12 bulan ke depan. Pertumbuhan ekonomi Jepang Q4‐2016: 0,3% qtq. Pertumbuhan ekonomi Jepang untuk triwulan ke‐4 2017 yang sebelumnya diperkirakan 0,2% qtq direvisi naik menjadi 0,3% qtq. Pertumbuhan yang naik ini terjadi dalam 4 (emapt) triwulan berturut‐turut sejak Q1‐2016. Sedangkan pada Q4‐2015 lalu masih tercatat minus 0,2% qtq. Perbaikan pertumbuhan ekonomi ini didorong dengan ekspor, pengeluaran pemerintah, dan investasi swasta di sektor non perumahan, sedangkan konsumsi rumah tangga relatif flat. Membaiknya ekonomi ini juga didukung dengan naiknya impor untuk pertama kalinya di tahun 2016 sebesar 1,3% qtq. Naiknya impor ini sebagai indikasi membaiknya permintaan dalam negeri. Untuk tahun 2016, ekonomi Jepang tumbuh 1,2% diatas perkiraan awal 1% dan mengikuti kenaikan ekonomi tahun 2015 sebesar 1,2% yoy. Perbaikan ekonomi di Jepang ini hasil dari stimulus moneter melalui kebijakan suku bunga negatif dan fiskal yang dilakukan sejak awal 2016. This document is for information only and for the use of the recipient. It is not to be reproduced or copied or made available to others. Under no circumstances is it to be considered as an offer to sell or solicitation to buy any security. Any recommendation contained in this report may not be suitable for all investors. Moreover, although the information contained herein has been obtained from sources believed to be reliable, its accuracy, completeness and reliability cannot be guaranteed. All rights reserved by PT Samuel AsetManajemen. Hal. 1 dari 1