BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam persaingan bisnis yang begitu tinggi di era saat ini, dibutuhkan organisasi yang kokoh sehingga mampu untuk bersaing dengan lawan bisnis lainnya. Organisasi yang kokoh harus mampu untuk mencapai tujuan yang diharapkan agar tetap stabil dalam mencapai kebutuhan yang berguna untuk bersaing dengan lawan bisnisnya, dengan demikian sebaiknya terlebih dahulu memahami organisasi itu sendiri. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang di koordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang dapat diidentifikasikan dan dapat digunakan secara terus menerus untuk mencapai tujuan (Robbins, 2006). Organisasi adalah perpaduan secara sistematika dari bagian-bagian yang saling bergantung atau berkaitan untuk membentuk satu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam rangka usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Dimok, 1996). Dengan demikian, organisasi menjadi alat atau wadah untuk melakukan kegiatan bersama, agar dapat mencapai tujuan bersama (Martini, 2009) Berdasarkan pengertian organisasi, peran organisasi dalam perusahaan sangat penting. Perusahaan untuk mencapai suatu tujuan membutuhkan organisasi. Terdapat tiga unsur penting dalam perusahaan yaitu aktivitas, kerja sama, dan sumber daya manusia (Hasibuan, 2000). Suatu perubahan dalam organisasi sangat erat kaitannya dengan sumber daya manusia karena sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting yang menentukan sebuah perusahaan mencapai tujuan yang diharapkan (Sudarmanto, 2009). Sumber daya manusia merupakan makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola diri sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Sumber daya manusia merupakan aset penting bagi institusi atau organisasi (Armstrong, 1990). Organisasi memiliki harapan yang berupa dukungan dari anggota sehingga mampu bekerja dengan baik demi mencapai tujuan dan kepentingan yang diharapkan. Salah satu harapan yang diinginkan organisasi adalah kinerja yang baik, agar organisasi berjalan dengan baik dan mencapai tujuan dengan teratur. PT “X” merupakan perusahaan kontraktor pengeboran swasta nasional pertama yang saat ini telah tumbuh dan berkembang menjadi kelompok perusahaan energi terkemuka di Indonesia. Lingkup bisnis PT “X” saat ini mencakup eksplorasi pengembangan produksi minyak dan gas, produksi LPG, jasa pengeboran, produksi methanol dan tenaga listrik. Perusahaan menyadari bahwa dalam pergerakan bisnis tentunya hal yang terpenting yaitu sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor utama dalam pencapaian Visi dan Misi perseroan untuk menjadi perusahaan termuka. Menjadi perusahaan tekemuka erat hubungannya dengan memperhatikan SDM. Salah satu divisi yang berhubungan dengan SDM yaitu divisi HR. Divisi HR bertugas untuk merencanakan tenaga kerja yang selaras dengan perencanaan bisnis, melakukan pemetaan terhadap kebutuhan tenaga kerja yang akurat menjadi kunci untuk keberhasilan perusahaan. Secara garis besar divisi HR yang mengatur dan mengawasi pergerakan SDM agar selalu sesuai dengan tujuan perusahaan. Oleh karena itu sesuai dengan tanggung jawab pekerjaan yang besar, sering kali terdapat hambatan-hambatan. Perusahaan menginginkan kinerja yang baik dan kinerja tersebut dapat memberikan hasil yang baik kepada perusahaan. Kinerja adalah proses dari suatu pelaksanaan pekerjaan secara terencana pada waktu, tempat, dan organisasi (Miner, 2009). Kinerja yang baik merupakan salah satu sasaran dari setiap organisasi untuk mencapai tujuan sehingga untuk mencapai kinerja yang baik diperlukan sumber daya manusia yang baik pula. Kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2000). Faktor-faktor kinerja karyawan menurut John Miner dalam Sudarmanto (2009:11) adalah kualitas kerja, kuantitas kerja, waktu pengerjaan, dan kerja sama. Berdasarkan data perusahaan dan hasil wawancara oleh peneliti terhadap atasan pada divisi HR PT “X”, kinerja karyawan dapat diukur melalui aktivitas sehari-hari di perusahaan. Dalam melakukan aktivitas bekerja tentunya akan menghadapi bermacammacam dinamika, dinamika tersebut dilihat dari bagaimana cara interaksi karyawan, cara pengambilan keputusan, tanggung jawab terhadap sebuah tuntutan perusahaan, dan juga bagaimana cara mencapai target-target kerja yang ada. Dinamika yang terjadi pada aktivitas tersebut akan mengarah pada pengendalian diri khususnya dalam hal emosi. Hasil dari data perusahaan dan wawancara, terlihat bahwa kinerja menurun pada saat karyawan sulit untuk memahami keadaan emosi diri sendiri dan juga karyawan sulit untuk mengendalikan diri ketika keadaan emosinya tidak stabil, karyawan sulit untuk menghibur diri dan kerapkali memiliki kecemasan pada saat banyaknya tuntutan kerjaan dan target-target perusahaan, terkadang karyawan juga sulit untuk bekerja keras dan gigih dalam mencapai suatu tujuan perusahaan khususnya dalam mencapai target yang diberikan perusahaan, kurang mampu untuk memotivasi diri sendiri dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan juga seringkali terjadi. Tidak hanya itu, kinerja akan menurun ketika karyawan menghadapi kasus kekaryawanan. Permasalahan tersebut dapat dilihat bahwa kinerja menurun erat kaitannya dengan bagaimana karyawan sulit untuk mengendalikan emosi diri ketika tugas yang diberikan perusahaan melebihi dari tugas yang seharusnya, karyawan terkadang tidak mampu memotivasi diri sendiri dengan baik yang akhirnya memberikan performa kerja yang tidak stabil, kasus kekaryawanan juga timbul diakibatkan oleh ketidakmampuan karyawan untuk mengendalikan emosi ketika berhubungan dengan orang lain dan hal tersebut juga terjadi karena masing-masing karyawan tidak mampu untuk saling percaya dan tidak menyadari pentingnya memahami emosi orang lain. Dalam hal ini terlihat bahwa permasalahan-permasalahan yang terjadi erat kaitannya dengan kecerdasan emosional dan seseorang yang tidak memiliki kecerdasan emosi mungkin akan menghadapi permasalahan yang digambarkan sebelumnya. kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali perasaan diri sendiri dan orang lain, kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan kemampuan untuk mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam membina hubungan dengan orang lain (Goleman, 2007). Masalah-masalah lain yang terjadi di divisi terkait yaitu karyawan sulit untuk memberikan gagasan-gagasan ketika diminta oleh atasan, selain itu karyawan kerapkali merasa tertekan ketika mereka dihadapi dengan tanggung jawab pekerjaan yang cukup banyak. Apabila perusahaan memberikan tugas, beberapa karyawan tidak mampu untuk menyelesaikan tugas pada waktu yang telah ditetapkan. Tidak hanya itu, ketika karyawan diminta untuk melakukan kerja sama dengan karyawan lain, maka seringkali terjadi konflik karena karyawan tidak mampu menahan emosi dan tidak sedikit terlihat antar karyawan saling memperkuat argumen masing-masing. Dilihat dari permasalahan yang terjadi, hal tersebut tentunya berhubungan dengan kinerja karyawan yang rendah yang akan menimbulkan banyak permasalahan seperti permasalahan yang telah dipaparkan diatas. Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak pekerja memberikan kontribusi kepada perusahaan antara lain kuantitas, kualitas, waktu pengerjaan dan kerja-sama (Miner, 2009). Dari fenomena di atas merupakan permasalahan yang terjadi di perusahaan khususnya bagian HR, penulis melihat bahwa kecerdasan emosional akan mempengaruhi bagaimana karyawan akan memberikan kinerja yang tinggi. Dalam dunia kerja hal-hal yang berhubungan dengan tuntutan tugas, suasana kerja yang tidak nyaman, kerjasama dengan karyawan lain, masalah masalah tersebut bukanlah suatu hal yang hanya membutuhkan kemampuan intelekutual, tetapi dalam menyelesaikan masalah tersebut kemampuan emosi atau kecerdasan emosionalmungkin saja lebih banyak berperan, karena bila karyawan dapat menyelesaikan masalah di dunia kerja yang berkaitan dengan emosi, maka karyawan akan menghasilkan kinerja yang lebih baik (Agustian, 2001). Dalam penelitian yang dilakukan Mayer (1993) menjelaskan bahwa kecerdasan emosi mampu memprediksi kinerja yang baik yang akan dihasilkan oleh karyawan. Dalam penelitian tersebut menggambarkan bahwa kecerdasan emosional akan menghasilkan bentuk perilaku yang mempengaruhi kinerja karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan. Dari permasalahan yang terjadi, dapat terlihat bahwa kecerdasan emosional merupakan faktor yang penting untuk menghasilkan kinerja yang optimal menurut Salovey (dalam Goleman, 2005:58). Penelitian ini menggunakan alat ukur yang diadaptasi dari Thesis Pisel Loupatty (2013) yang mengacu pada teori kecerdasan emosional dan kinerja karyawan yang sama. Dari uraian permasalahan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang mengangkat topik berkaitan dengan kecerdasan emosional dan kinerja karyawan yang akan diberi judul : “Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan Kinerja Karyawan divisi HR PT X” 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah : Apakah terdapat hubungan antara kecerdasan emosional dengan kinerja karyawan divisi HR PT “X”? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Praktis Bagi Perusahaan : Memberikan informasi mengenai kecerdasan emosional dengan kinerja karyawan Divisi HR PT “X” 1.3.2 Tujuan Teoritis Secara teoritis, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan informasi tambahan dan memperkaya wawasan mengenai kecerdasan emosional serta kinerja karyawan dalam dunia kerja.