Saudi Bentuk Koalisi 34 Negara

advertisement
.
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL
Pusat Dokumentasi dan Jaringan Informasi Hukum Nasional
Jl.May.Jen. Sutoyo -Cililitan- Jakarta 1'imur
Sumber: RJ;pCI/SLIIC/f
Subjek:
Tt:!I<CJ~IS M
THari/Tgl: f?ASU /16
5
/)135' 0201r-
Hlm/Kol: ·-wz..
Bidang:
/ 1·-'/.
9
Saudi Bentuk
Koalisi 34 Negara
~
.
.
--··
eGITAAMANDA
Koalisi membidik ISIS dan
organisasi teroris lain.
RIYADH -Arab Saudi telah membentuk koalisi 34 negara mayoritas Muslim
untuk mengoordinasikan pertempuran melawan organisasi teroris. Negara-negara
anggota akan menargetkan organisasi teroris
lebih luas, bukan hanya terbatas kelompok
Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Dilansir Aljazirah, pembentukan koalisi ini diumumkan oleh Menteri Pertahanan dan Wakil Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman pada Selasa (15/12).
Mohammed mengatakan, negara-negara
anggota koalisi akan be-kerja sama menargetkan organisasi-organisasi teroris, bukan
hanyaiSIS.
_
"Saat ini, setiap negara Muslim memerangi terorisme individual,jadi mengoordinasikan upaya ini sangatlah penting," katanya.
Menurnt Mohammed, operasi militer
akan bekerja sesuai dengan hukum setempat dan bekerja sama dengan masyarakat
internasional. Dalam pernyataan pers sebelumnya yang dikeluarkan Saudi Press
Agency (SPA), para pejabat mengatakan
koalisi akan dipimpin oleh Saudi. Negara itu
akan menjadi tuan rnmah pusat operasi bersama untuk mengoordinasikan upaya itu.
"Aliansi akan dipimpin Saudi dan sedang dibentuk karena melawan terorisme
barns diperjuangkan dengan segala cara
dan kolaborasi untuk memusnahkan itu,"
ujar pengumuman yang diterbitkan SPA.
Pernyataan itu mengatakan, Islam .
melarang kornpsi dan penghancuran di
dunia. Terorisme, menurnt pernyataan
tersebut, mernpakan pelanggaran serius
martabat manusia dan hak-hak, terntama
hak untuk hidup dan keamanan.
Koalisi kontraterorisme barn terdiri
atas negara-negara Arab, seperti Qatar dan
Uni EmiratArab (UEA), termasuksejumlah negara di Timur Tengah dan Asia,
seperti Turki, Pakistan, dan Malaysia akan
bergabung dalam koalisi. Negara Afrika
yang mengalami serangan militer, seperti
Mali, Chad, Somalia, dan Nigeria, juga
menjadi anggota.
Namun, Arab Saudi tak memasukkan
Iran dan Suriah dalam koalisi tersebut
meski kedua negara juga mengklaim diri
memerangi kelompok militan, seperti ISIS.
Sebagian besar negara-negara di koalisi
barn tersebut saat ini juga terlibat dalam
operasi militer melawan ISIS. Saudi dan
sekutunya di Teluk juga melancarkan
serangan terhadap ISIS di Suriah dan
pemberontak di Yaman.
Turki menyambut baik koalisi barn
terse but. Perdana Menteri Turki Ahmet
Davutoglu menyebutnya respons terbail<
bagi mereka yang mencoba mengaitkan
teror dengan Islam.
"Kami percaya bahwa upaya ini bersama negara-negara Muslim mernpakan langkah ke arab yang benar," ujar Davutoglu.
Seorangjurn bicara Pemerintah Yordania, Mohammed Momani, menegaskan,
Kerajaan Dinasti Hashemite mernpakan
bagian dari koalisi. Momani tak akan
berkomentar secara khusus mengenai
aliansi. Namun, ia mengatakan, Yordania
selalu siap dan aktifberpartisipasi dalam
setiap upaya memerangi terorisme.
Semua anggota kelompok koalisi ini
juga anggota Organisasi Kerja Sarna Islam
(OKI) yang berkantor di Arab Saudi.
Namun, Republik Benin yang tak memiliki
penduduk mayoritas Muslim juga ikut
bergabung dengan koalisi barn ini.
ISIS selama ini telah berjanji menggulingkan monarki Teluk dan telah melancarkan serangan terhadap masjid Muslim
Syiah dan pasukan keamanan di Kuwait
dan Arab Saudi. • ap/reuters ed: yeyen rostiyani
Download