Makalah Ekonomi Manajerial Analisis Sensitivitas/ Elastisitas Kurva Permintaan Kelompok 4 Nama Anggota Kelompok : 1. Atika Sefesiyani 115030200111105 2. Ike Nurul Aini 115030200111113 3. Ari Cahyo S. 115030201111083 Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Elastisitas merupakan salah satu konsep penting untuk memahami beragam permasalahan di bidang ekonomi. Konsep elastisitas sering dipakai sebagai dasar analisis ekonomi, seperti dalam menganalisis permintaan, penawaran, penerimaan pajak, maupun distribusi kemakmuran. Dalam bidang perekonomian daerah, konsep elastisitas dapat digunakan untuk memahami dampak dari suatu kebijakan. Sebagai contoh, Pemerintah Daerah dapat mengetahui dampak kenaikan pajak atau susidi terhadap pendapatan daerah, tingkat pelayanan masyarakat, kesejahteraan penduduk, pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan investasi, dan indikator ekonomi lainnya dengan menggunakan pendekatan elastisitas. Selain itu, konsep elastisitas dapat digunakan untuk menganalisis dampak kenaikan pendapatan daerah terhadap pengeluaran daerah atau jenis pengeluaran daerah tertentu. Dengan kegunaannya tersebut, alat analisis ini dapat membantu pengambil kebijakan dalam memutuskan prioritas dan alternatif kebijakan yang memberikan manfaat terbesar bagi kemajuan daerah. Elastisitas dapat mengukur seberapa besar perubahan suatu variabel terhadap perubahan variabel lain. Sebagai contoh, elastisitas Y terhadap X mengukur berapa persen perubahan Y karena perubahan X sebesar 1 persen. Elastisitas Y terhadap X= % perubahan Y / % perubahan X. Untuk memudahkan pemahaman terhadap konsep tersebut, berikut ini akan dibahas berbagai jenis elastisitas. Pembahasan elastisitas ini dijelaskan dalam konteks pasar, yaitu antara permintaan dan penawaran barang. Dengan memahami konsep tersebut, Pemerintah Daerah nantinya akan mampu mengaplikasikan konsep tersebut dalam pemerintahan daerah sesuai konteks yang dihadapi, baik dalam hal Pemerintah Daerah menjadi penyedia barang dan jasa publik maupun dalam berbagai kondisi lainnya. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana dasar permintaan dan pilihan konsumen? 2. Dalam kondisi bagaimana konsumsi optimal dapat tercapai? 3. Apa yang dimaksud dengan analisis elastisitas permintaan, elastisitas harga dan elastisitas harga silang? 4. Bagaimana Elastisitas dan kebijakan penetapan harga optimum? 5. Bagaimana pengaruh waktu terhadap elastisitas? 1.3 Tujuan 1. Untuk menjelaskan dasar permintaan dan pilihan konsumen 2. Untuk menjelaskan dan menganalisis konsumsi yang optimal 3. Untuk menjelaskan bagaimana analisis elastisitas permintaan, elastisitas harga dan elasrisitas harga silang? 4. Untuk menjelaskan elastisitas dan kebijakan penetapan harga optimum 5. Untuk menjelaskan pengaruh waktu terhadap elastisitas BAB II PEMBAHASAN 2.1 Dasar Permintaan dan Pilihan Konsumen Elastisitas adalah ukuran besarnya respons jumlah permintaan atau jumlah penawaran terhadap perubahan salah satu penentunya. Elastisitas permintaan adalah ukuran besarnya respons jumlah permintaan suatu barang terhadap perubahan variable yang mempengaruhi, dihitung sebagai perubahan persentase jumlah permintaan dibagi dengan perubahan persentase variable yang mempengaruhi atau dengan kata lain perbandingan (rasio) antara persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perubahan harga. Dengan demikian elastisitas permintaan mengukur derajat kepekaan perubahan jumlah yang diminta terhadap perubahan harga. Elastisitas permintaan sangat penting dalam pembuaatan keputusan managerial, karena tingkat elastisaitas ini menggunakan sensitivitas dari permintaan konsumen terha-dap perubahan harga. Informasi ini sangat penting bagi manager yang berada da-lam bisnis total, agar mampu membuat keputusan berkaitan dengan startegi penerapan harga produk. Penentu-Penentu Elastisitas Permintaan : a. Tersedianya Barang Substitusi yang Terdekat Barang-barang dengan substitusi terdekat cenderung memiliki permintaan yang lebih elastis karena mempermudah para konsumen untuk mengganti barang tersebut dengan yang lain. Misalnya, mentega dan margarin merupakan barang yang mudah diganti dengan yang lain. Kenaikan harga mentega sedikit saja, jika harga margarin tetap, akan mengakibatkan jumlah mentega yang terjual turun dratis. Sebaliknya, karena telur merupakan makanan tanpa substitusi dekat, maka permintaan akan telur tidak seelastis permintaan akan mentega. b. Kebutuhan versus Kemewahan Kebutuhan cenderung memiliki permintaan yang inelastic, sebaliknya kemewahan memiliki permintaan yang elastis. Ketika biaya berobat ke dokter meningkat, oreng tidak akan secara dramatis mengubah frekuensi mereka ke dokter, meskipun mungkin tidak sesering sebelumnya. Sebaliknya ketika kapal pesiar meningkat, maka jumlah permintaan kapal pesiar akan turun banyak. Alasannya karena kebanyakan orang melihat berobat ke dokter sebagai suatu kebutuhan, sedangkan kapal pesiar sebagai suatu kemewahan. Suatu barang merupakan suatu kebutuhan atau suatu kemewahan tidak tergantung pada sifat hakiki barang itu, tetapi pada pilihan pembeli. Bagi seorang pelaut yang tidak terlalu memperhatikan kesehatannya, kapal pesiar mungkin sebuah kebutuhan dengan permintaan yang inelastis, sedangkan berobat ke dokter adalah kemewahan dengan permintaan yang elastis. c. Definisi Pasar Elastisitas permintaan dalam segala jenis pasar bergantung pada bagaimana kita menggambarkan batas-batas pasar. Pasar yang terdefinisi sempit cenderung memiliki permintaan yang lebih elastis dibandingkan yang terdefinisi luas, karena lebih mudah menemukan substitusi untuk barang-barang yang terdefinisi secara sempit. Misalnya, makanan, sebuah kategori yang luas, memiliki permintaan yang inelastis karena tidak ada barang substitusi untuk makanan. Es krim, sebuah kategori yang lebih sempit, memiliki permintaan yang lebih elastis karena mudah untuk menggantinya dengan pencuci mulut lain. Es krim vanilla, sebuah kategori yang sangat sempit, memiliki permintaan yang sangat elastis karena rasa lain es krim merupakan barang substitusi yang hampir sempurna untuk vanilla. d. Rentang Waktu Barang-barang cenderung memiliki permintaan yang lebih elastis selama kurun waktu yang lebih panjang. Ketika harga bensin naik, jumlah permintaan bensin hanya sedikit mengalami kemerosotan pada beberapa bulan pertama. Namun setelah itu, bagaimanapun juga, orang-orang akan membeli mobil-mobil yang lebih irit bahan bakar, menggunakan transportasi umum, dan pindah ke tempat kerja yang lebih dekat dengan tempat tinggal mereka. Dalam beberapa tahun, jumlah permintaan bensin akan menurun dratis. 2.2 Konsumsi Optimal Sekarang kita dapat mengintegrasikan analisis kita tentang tingkat subtitusi marginal, harga, dan pertimbangan anggaran untuk menetapkan kombinasi produk yang optimal untuk konsumsi. 2.2.1 Maksimasi Utilitas Keranjang pasar yang optimal adaln keranjang yang memaksimumkan utilitas seorang konsumen untuk pengeluaran anggaran tertentu. Untuk mengalokasikan pengeluaran secara efisien di antara berbagai produk, kita harus mempertimbangkan baik utilitas marginal yang diturunkan dari konsumsi maupun harga tiap produk. Untuk kombinasi konsumsi yang optimal, rasio harga barang dan jasa harus sama dengan rasio utilitas marginal mereka : Kemiringan kurva kepuasan = kemiringan garis anggaran − 𝑀𝑢𝑥 𝑀𝑢𝑦 𝑀𝑢𝑥 𝑀𝑢𝑦 = Atau 𝑃𝑥 = - 𝑃𝑦 𝑃𝑥 𝑃𝑦 𝑀𝑢𝑥 𝑃𝑥 = 𝑀𝑢𝑦 𝑃𝑦 Utilitas dimaksimumkan ketika produk dibeli pada tingkat di mana harga relatif sama dengan utilitas marginal relatif yang diturunkan dari konsumsi. Dari sini terlihat bahwa dengan konsumsi yang optimal, satu satuan mata uang tambahan yang dibelanjakan untuk satu barang konsumsi tertentu akan menambahkan utilitas keseluruhan dalam jumlah yang sama dengan utilitas tambahan yang diperoleh jika uang tersebut dibelanjakan untuk barang konsumsi lainya. Setiap barang dan jasa yang melanggar peraturan ini berada di bawah tingkat optimal dalam arti bahwa perubahan dalam keranjang pasar konsumen dapat menghasilkan tingkat utilitas yang lebih tinggi yang diperoleh dengan pengeluaran anggaran yang sama. Untuk meringkas, permintaan untuk barang dan jasa konsumen didasari oleh utilitas atau kepuasan yang diturunkan dari konsumsi. Utilitas ini akan dimaksimumkan di setiap tingkat anggaran ketika utilitas marginal relatif yang diturunkan dari konsumsi setiap produk adalah proposional dengan harga yang dibayarkan. Baru setelah itu setiap produk merupakan pembelian yang menarik dalam arti memberikan utilitas marginal yang sama per jumlah pengeluaran. Karena itu alokasi anggaran yang efektif oleh konsumen memerlukan pertimbangan baik terhadap harga relatif maupun terhadap utilitas marginal relatif yang diturunkan dari konsumsi. Dengan ini kita memiliki hasil analisis yang terinci tentang peran penting yang dimainkan oleh harga, periklanan, pendapatan, dan faktor lainya dalam menetapkan tingkat permintaan akan produk perusahaan. 2.3 Analisis Elastisitas Permintaan, Elastisitas Harga dan Elastisitas Harga Silang .Terkait dengan permintaan kita jumpai beberapa jenis elastisitas, antara lain: 1. Price elasticity of demand (elastisitas harga) Elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan/ respon jumlah permintaan akibat perubahan harga barang tersebut atau dengan kata lain merupakan perbadingan daripada persentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan pada harga di pasar, sesuai dengan hukum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun Dan sebaliknya. Sedangkan tanda elastisitas selalu negatif, karena sifat hubungan yang berlawanan tadi, maka disepakati bahwa elastisitas harga ini benar indeksnya/koefisiennya dapat kurang dari, sama dengan lebih besar dari satu Dan merupakan angka mutlak (absolute), Rumus : EP = % ΔQ % ΔP = ΔQ /Q ΔP/P = ΔQ ΔP × P Q sehingga permintaannya dapat dikatakan : 1. Tidak elastisitas (in elastic) Permintan inelastis terjadi jika perubahan harga kurang berpengaruh pada perubahan permintaan. Nilai E < 1, artinya kenaikan harga sebesar 1 persen hanya diikuti penurunan jumlah yang diminta kurang dari satu persen, sebaliknya penurunan harga sebesar 1 persen menyebabkan kenaikan jumlah barang yang diminta kurang dari 1 persen. Sebagai contoh adalah permintaan masyarakat terhadap beras atau kebutuhan pokok lainnya. 2. Unitari (unitary) Permintaan elastic uniter terjadi jika perubahan permintaan sebanding dengan perubaahan harga. Koefisien elastisitas permintaan uniter adalah satu (E=1), artinya kenaikan harga sebesar 1% diikuti oleh penurunan jumlah permintaan sebesar 1% dan sebaliknya. 3. Elastis (elastic) Permintaan elastic terjadi jika perubahan permintaan lebih besar dari perubahan harga. Koefisien permintaan eastis bernilai lebih dari satu (E>1), artinya kenaikan harga sebesar 1% menyebabkan kenaikan jumlah permintaan lebih dari 1% dan sebaliknya. 2. Cross elasticity of demand (elastisitas silang) Para ahli ekonomi mencoba mengukur respon/reaksi permintaan terhadap harga yang berhubungan dengan barang tersebut, disebut dengan elastisitas silang (Cross Price Elasticity of demand) Perubahan harga suatu barang akan mengakibatkan pergeseran permintaan kepada produk lain, maka elastisitas silang (Exy) adalah merupakan persentase perubahan permintaan dari barang X dibagi dengan persentase perubahan harga dari barang Y Apabila hubungan kedua barang tersebut (X dan Y) bersifat komplementer (pelengkap) terhadap barang lain itu, maka tanda elastisitas silangnya adalah negatif, misalnya kenaikan harga tinta akan mengakibatkan penurunan permintaan terhadap pena. Apabila barang lain tersebut bersifat substitusi (pengganti) maka tanda elastisitas silangnya adalah positif, misalnya kenaikan harga daging ayam akan mengakibatkan kenaikan jumlah permintaan terhadap daging sapi Dan sebaliknya. Bentuk umum dari Elastisitas silang adalah : ΔQx Py Es = ——- x ——- > 0 Δ Px Qx Δ Qy Px Es = ——- x ——- < 0 Δ Py Qy Substitusi Komplementer Perlu dicatat bahwa indeks/koefisien elastisitas tidak sama dengan lereng dari kurva atau slope dari kurva permintaan. Bila elastisitas tersebut no (0) berarti tidak ada hubungan antara suatu barang dengan barang lain. 3. Income elasticity of demand (elastisitas pendapatan) Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumer akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perobahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas pendapatan. Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung dengan membagi persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perobahan pendapatan, dengan rumus. ΔQ ΔY Em = ——Q : ——– ΔQ atau Y Y Em = ——– x ΔY ——– Q Jika Em= 1 (Unity), maka 1 % kenaikan dalam pendapatan akan menaikkan 1 % jumlah barang yang diminta; Jika Em>1 (Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian yang lebih besar dari pendapatan terhadap barang. Jika pendapatan naik; jika Em < 1 (in Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian pendapatan yang lebih kecil untuk suatu barang, bila pendapatannya naik. Apabila yang terjadi adalah kenaikkan pendapatan yang berakibatkan naiknya jumlah barang yang diminta, maka tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang diminta sebut barang normal atau superior. Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut berakibat berkurangnya jumlah suatu barang yang diminta, maka tanda elastisitas terhadap barang tersebut adalah negatif dan barang ini disebut dengan barang inferior atau giffen. 2.4.1 Elastisitas dan kebijakan penetapan harga optimum Perusahaan menggunakan pemotongan harga, penjualan khusus, kupon, dan program rebat untuk menguji harga dari permintaan produkproduk mereka. Ketersediaan elastisitas harga, bersama data biaya yang relevan, memadai untuk memungkinkan para menajer untuk menetapkan kebijakan penetapan harga yang konsistendengan tujuan maksimasi nilai. Hubungan antara pendapatan marginal, harga, dan elastisitas titik harga dari permintaan mengikuti secara langsung dari definisi matematis tentang hubungan marginal. dengan menggunakan hubungan ini, pendapatan marginal adalah derivative dari fungsi pendapatan total. Yaitu, MR = 𝑑𝑇𝑅 𝑑𝑄 . Karena pendapatan total sama dengan harga kali jumlah ( TR =P x Q ), pendapatan marginal ditemukan dengan mengambil derivative fungsi P x Q dalam kaitannya engan Q: MR = 𝑑( 𝑃 𝑥 𝑄 ) 𝑑𝑄 Karena harga dan jumlah saling bergantung dalam situasi permintaan yang umum, peraturan untuk perhitungan deferensial hasil perkalian hatus diterapkan dalam mengambil derivative di atas: MR = 𝑑𝑇𝑅 = 𝑑𝑄 𝑑( 𝑃𝑥 𝑄 ) = 𝑑𝑄 = P x P x 𝑑𝑄 + 𝑑𝑄 1 𝑑𝑃 𝑥 𝑑𝑄 Q x Q 𝑑𝑃 𝑑𝑄 𝑑𝑃 = P + Q x 𝑑𝑄 Hubungan ini merupakan spesifikasi yang sepenuhnya umum pendapatan marginal, yang, jika P difaktorkan dari sisi sebelah kanan, dapat di tulis ulang sebagai: 𝑄 MR = P [ 1 + 𝑃 𝑥 𝑑𝑃 𝑑𝑄 ] Bagian 𝑄 𝑃 x 𝑑𝑃 𝑑𝑄 dalam ekspresi di atas adalah balikan dari definisi untuk 𝑑𝑄 𝑃 elastisitas titik dari harga, ɛp = 𝑑𝑃 𝑥 ( 𝑄) 𝑄 𝑑𝑃 1 1 𝑥 = = 𝑃 𝑑𝑄 𝑑𝑄 𝑥 𝑃 ɛp 𝑑𝑃 𝑄 Jadi pendapatan marginal dapat ditulis ulang sebagai: 1 MR = P [1+ ɛp ] 2.4.2 Faktor – Faktor Penentu Elastisitas Harga Ada empat faktor utama dalam menentukan elastisitas harga : 1. Produk substitusi. Semakin banyak produk pengganti (substitusi), permintaan akan semakin elastis. Hal ini dikarenakan konsumen dapat dengan mudah berpindah ke produk substitusi jika terjadi kenaikan harga, sehingga permintaan akan produk akan sangat sensitif terhadap perubahan harga. 2. Prosentase pendapatan yang dibelanjakan. Semakin tinggi bagian pendapatan yang digunakan untuk membelanjakan produk tersebut, maka permintaan semakin elastis. Produk yang harganya mahal akan membebani konsumen ketika harganya naik, sehingga konsumen akan mengurangi permintaannya. Sebaliknya pada produk yang harganya murah. 3. Produk mewah versus kebutuhan. Permintaan akan produk kebutuhan cenderung tidak elastis, dimana konsumen sangat membutuhkan produk tersebut dan mungkin sulit mencari substitusinya. Akibatnya, kenaikan harga cenderung tidak menurunkan permintaan. Sebaliknya, permintaan akan produk mewah cenderung elastis, dimana barang mewah bukanlah sebuah kebutuhan dan substitusinya lebih mudah dicari. Akibatnya, kenaikan harga akan menurunkan permintaan. 4. Jangka waktu permintaan dianalisis. Semakin lama jangka waktu permintaan dianalisis, semakin elastis permintaan akan suatu produk. Dalam jangka pendek, kenaikan harga yang terjadi di pasar mungkin belum disadari oleh konsumen, sehingga mereka tetap membeli produk yang biasa dikonsumsi. Dalam jangka panjang, konsumen telah menyadari kenaikan harga, sehingga mereka akan pindah ke produk substitusi yang tersedia. Selain itu, dalam jangka panjang kualitas dan desain produk juga berubah, sehingga lebih mudah menyebabkan konsumen pindah ke produk lain. 2.5 Pengaruh waktu terhadap elastisitas Waktu merupakan faktor penting dalam analisis permintaan. Salah satu karakteristik waktu yang penting dari permintaan berkaitan dengan kurangnya tanggapan yang segera dari pasar. Para konsumen seringkali bereaksi secara lambat dalam perubahaan dalam harga dan kondisi permintaan lainnya. Contoh terhadap perusahaan tenaga listrik yang menaikkantarifnya 30 persen. Bagaimana hal ini mempengaruhi jumlah tenaga listrik yang diminta. Dalam jangka pendek, pengaruh akan sangat kecil. Para konsumen kemungkinan akan memperhatikan untuk mematikan penerangan yang tidak perlu. Tetapi, permintaan total yang sangat bergantung pada peralatan yang dimiliki oleh pelanggan sarana umum di perumahan dan peralatan yang dioperasikan oleh para pelanggan industry dan komersial, kemungkinan tidak banyak di pengaruhi. Tetapi, dalam jangka panjang, kenaikan tarif listrik tersebut memiliki pengaruh yang lebih besar. Secara umum, peluang untuk menaggapi perubahan harga cenderung meningkat dengan waktu sementara para konsumen memperoleh lebih banyak informasi atau lebih baik dalam memandang pengaruh harga dan sementara lebih banyak tenaga atau peralatan pengganti yang tersedia. Diperlukan waktu bagi konsumen untuk menaggapi tingkat pendapatan yang berubah. Karena alas an-alasan seperti ini, elastisitas jangka panjang cenderung lebih besar daripada elastisitas jangka pendek untuk kebanyakan variable permintaan. Kesimpulanya, permintaan akan produk-produk perusahaan merupakan faktor penentu yang kritis bagi profitabilitas suatu perusahaan. Dan untuk membuat ramalan permintaan yang tepat, seseorang harus memahami analisis permintaan secara saksama. Permintaan konsumen didasari atas kemampuan produk untuk memuaskan keinginan konsumen yaitu, memberikan utilitas. Dimana utilitas marginal adalah sebuah peningkatan dalam kesejahteraan atau kepuasan konsumen yang dimungkinkan melalui kenaikan dalam konsumsi. Keranjang konsumsi barang dan jasa yang diperoleh ketika harga relative yang dibayarkan proposional dengan utilitas marginal relative yang diturunkan dari konsumsi: 𝑀𝑈𝑥 𝑃𝑥 = 𝑀𝑈𝑦 𝑃𝑦 Ketika kondisi ini berlaku, utilitas total yang diturunkan dari konsumsi akan dimaksimumkan. Elastisitas harga memiliki hubungan yang pasti dengan pendapatan marginal dan memainkan peran penting dalam menetapkan kebijakan harga. Harga yang memaksimumkan laba untuk sebuah produk, P* yang berhubungan dengan elastisitas harga dengan persamaan berikut ini: 𝑀𝐶 1 1 + 𝜀𝑝 Elastisitas harga silang, εpx atau Epx, menghubungkan permintaan akan produk Y dengan harga prodik X. jika 𝑒𝑝𝑥 > 0, kenaikan Px menyebabkan kenaikan dalam 𝑄𝑦, dan barang-barang tersebut adalah pengganti. Produsen barang pengganti adalah pesaing. Jika 𝜀𝑝𝑥 < 0, barang-barang tersebut adalah pelengkap. Ketika hubungan pelengkap tersebut sangat kuat, perusahaan kadang-kadang menawarkan produk-produk yang berhubungan tersebut secara bersama-sama. Jika 𝜀𝑝𝑥 = 0, barang-barang dikatakan independen dan perubahan harga dalam satu produk pada dasarnya tidak berpengaruh pada permintaan akan produk lainnya. Elastisitas pendapatan, 𝜀1 atau 𝐸1 menghubungkan permintaan akan sebuah produk dengan berbagai ukuran pendapatan. Ukuran relative dari koefisien elastisitas pendapatan sangat penting. Jika 𝜀1 > 1,0, permintaan meningkat dari proposional terhadap perubahan dalam pendapatan dan permintaan itu dikatakan siklis. Jika 𝜀1 < 1,0, permintaan cenderung bbervariasi lebih kecil daripada perubahan dalam pendapatan keseluruhan, dan permintaan itu dikatakan perminntaan relative yang nonsiklis. Produk tinggicenderung dengan berkembang elastisitaspendapatan bersamaan dengan pertumbuhan dalam keselurahan perekonomian. Waktu dapat memainkan peran penting dalam analisis permintaan. Friksi di pasar pada umumnya membatasi efek jangka pendek terhadap permintaan, dampak penuh dari perubahan dalam faktor-faktor hanya dirasakan setelah periode yang panjang. penentu permintaan BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dasar Permintaan dan Pilihan Konsumen Elastisitas permintaan sangat penting dalam pembuaatan keputusan managerial, karena tingkat elastisaitas ini menggunakan sensitivitas dari permintaan konsumen terha-dap perubahan harga. Informasi ini sangat penting bagi manager yang berada da-lam bisnis total, agar mampu membuat keputusan berkaitan dengan startegi penerapan harga produk. Penentu-Penentu Elastisitas Permintaan : a. Tersedianya Barang Substitusi yang Terdekat b. Kebutuhan versus Kemewahan c. Definisi Pasar d. Rentang Waktu Konsumsi yang optimal Keranjang pasar yang optimal adaln keranjang yang memaksimumkan utilitas seorang konsumen untuk pengeluaran anggaran tertentu. Dengan konsumsi yang optimal, satu satuan mata uang tambahan yang dibelanjakan untuk satu barang konsumsi tertentu akan menambahkan utilitas keseluruhan dalam jumlah yang sama dengan utilitas tambahan yang diperoleh jika uang tersebut dibelanjakan untuk barang konsumsi lainya. Setiap barang dan jasa yang melanggar peraturan ini berada di bawah tingkat optimal dalam arti bahwa perubahan dalam keranjang pasar konsumen dapat menghasilkan tingkat utilitas yang lebih tinggi yang diperoleh dengan pengeluaran anggaran yang sama. Analisis Elastisitas Permintaan, Elastisitas Harga dan Elastisitas Harga Silang Elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan/ respon jumlah permintaan akibat perubahan harga barang tersebut atau dengan kata lain merupakan perbadingan daripada persentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan pada harga di pasar, sesuai dengan hukum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun Dan sebaliknya. Elastisitas silang adalah merupakan persentase perubahan permintaan dari barang X dibagi dengan persentase perubahan harga dari barang Y. Elastisitas dan kebijakan penetapan harga optimum Ketersediaan elastisitas harga, bersama data biaya yang relevan, memadai untuk memungkinkan para menajer untuk menetapkan kebijakan penetapan harga yang konsistendengan tujuan maksimasi nilai. Pengaruh waktu terhadap elastisitas Waktu dapat memainkan peran penting dalam analisis permintaan. Friksi di pasar pada umumnya membatasi efek jangka pendek terhadap permintaan, dampak penuh dari perubahan dalam faktorfaktor panjang penentu permintaan hanya dirasakan setelah periode yang