Analisis sensitivitas - Blog UB

advertisement
Makalah Ekonomi Manajerial
Analisis Sensitivitas/ Elastisitas Kurva Permintaan
Kelompok 4
Nama Anggota Kelompok :
1. Atika Sefesiyani
115030200111105
2. Ike Nurul Aini
115030200111113
3. Ari Cahyo S.
115030201111083
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Elastisitas merupakan salah satu konsep penting untuk memahami
beragam permasalahan di bidang ekonomi. Konsep elastisitas sering dipakai
sebagai dasar analisis ekonomi, seperti dalam menganalisis permintaan,
penawaran, penerimaan pajak, maupun distribusi kemakmuran.
Dalam bidang perekonomian daerah, konsep elastisitas dapat
digunakan untuk memahami dampak dari suatu kebijakan. Sebagai contoh,
Pemerintah Daerah dapat mengetahui dampak kenaikan pajak atau susidi
terhadap pendapatan daerah, tingkat pelayanan masyarakat, kesejahteraan
penduduk, pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan investasi, dan indikator
ekonomi lainnya dengan menggunakan pendekatan elastisitas. Selain itu,
konsep elastisitas dapat digunakan untuk menganalisis dampak kenaikan
pendapatan daerah terhadap pengeluaran daerah atau jenis pengeluaran
daerah tertentu. Dengan kegunaannya tersebut, alat analisis ini dapat
membantu pengambil kebijakan dalam memutuskan prioritas dan alternatif
kebijakan yang memberikan manfaat terbesar bagi kemajuan daerah.
Elastisitas dapat mengukur seberapa besar perubahan suatu variabel
terhadap perubahan variabel lain. Sebagai contoh, elastisitas Y terhadap X
mengukur berapa persen perubahan Y karena perubahan X sebesar 1
persen. Elastisitas Y terhadap X= % perubahan Y / % perubahan X. Untuk
memudahkan pemahaman terhadap konsep tersebut, berikut ini akan
dibahas berbagai jenis elastisitas.
Pembahasan elastisitas ini dijelaskan dalam konteks pasar, yaitu antara
permintaan dan penawaran barang. Dengan memahami konsep tersebut,
Pemerintah Daerah nantinya akan mampu mengaplikasikan konsep tersebut
dalam pemerintahan daerah sesuai konteks yang dihadapi, baik dalam hal
Pemerintah Daerah menjadi penyedia barang dan jasa publik maupun dalam
berbagai kondisi lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana dasar permintaan dan pilihan konsumen?
2. Dalam kondisi bagaimana konsumsi optimal dapat tercapai?
3. Apa yang dimaksud dengan analisis elastisitas permintaan, elastisitas
harga dan elastisitas harga silang?
4. Bagaimana Elastisitas dan kebijakan penetapan harga optimum?
5. Bagaimana pengaruh waktu terhadap elastisitas?
1.3 Tujuan
1. Untuk menjelaskan dasar permintaan dan pilihan konsumen
2. Untuk menjelaskan dan menganalisis konsumsi yang optimal
3. Untuk
menjelaskan
bagaimana
analisis
elastisitas
permintaan,
elastisitas harga dan elasrisitas harga silang?
4. Untuk menjelaskan elastisitas dan kebijakan penetapan harga
optimum
5. Untuk menjelaskan pengaruh waktu terhadap elastisitas
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dasar Permintaan dan Pilihan Konsumen
Elastisitas adalah ukuran besarnya respons jumlah permintaan atau
jumlah penawaran terhadap perubahan salah satu penentunya.
Elastisitas permintaan adalah ukuran besarnya
respons jumlah
permintaan suatu barang terhadap perubahan variable yang mempengaruhi,
dihitung sebagai perubahan persentase jumlah permintaan dibagi dengan
perubahan persentase variable yang mempengaruhi atau dengan kata lain
perbandingan (rasio) antara persentase perubahan jumlah barang yang
diminta dengan persentase perubahan harga.
Dengan demikian elastisitas permintaan mengukur derajat kepekaan
perubahan jumlah yang diminta terhadap perubahan harga.
Elastisitas
permintaan sangat penting dalam pembuaatan keputusan managerial, karena
tingkat elastisaitas ini menggunakan sensitivitas dari permintaan konsumen
terha-dap perubahan harga. Informasi ini sangat penting bagi manager yang
berada da-lam bisnis total, agar mampu membuat keputusan berkaitan
dengan startegi penerapan harga produk.
Penentu-Penentu Elastisitas Permintaan :
a. Tersedianya Barang Substitusi yang Terdekat
Barang-barang
dengan
substitusi
terdekat
cenderung
memiliki
permintaan yang lebih elastis karena mempermudah para konsumen
untuk mengganti barang tersebut dengan yang lain. Misalnya,
mentega dan margarin merupakan barang yang mudah diganti dengan
yang lain. Kenaikan harga mentega sedikit saja, jika harga margarin
tetap, akan mengakibatkan jumlah mentega yang terjual turun dratis.
Sebaliknya, karena telur merupakan makanan tanpa substitusi dekat,
maka permintaan akan telur tidak seelastis permintaan akan mentega.
b. Kebutuhan versus Kemewahan
Kebutuhan cenderung memiliki permintaan yang inelastic, sebaliknya
kemewahan memiliki permintaan yang elastis. Ketika biaya berobat ke
dokter meningkat, oreng tidak akan secara dramatis mengubah
frekuensi mereka ke dokter, meskipun mungkin tidak sesering
sebelumnya. Sebaliknya ketika kapal pesiar meningkat, maka jumlah
permintaan kapal pesiar akan turun banyak. Alasannya karena
kebanyakan
orang
melihat
berobat
ke
dokter
sebagai
suatu
kebutuhan, sedangkan kapal pesiar sebagai suatu kemewahan. Suatu
barang merupakan suatu kebutuhan atau suatu kemewahan tidak
tergantung pada sifat hakiki barang itu, tetapi pada pilihan pembeli.
Bagi seorang pelaut yang tidak terlalu memperhatikan kesehatannya,
kapal pesiar mungkin sebuah kebutuhan dengan permintaan yang
inelastis, sedangkan berobat ke dokter adalah kemewahan dengan
permintaan yang elastis.
c. Definisi Pasar
Elastisitas permintaan dalam segala jenis pasar bergantung pada
bagaimana kita menggambarkan batas-batas pasar. Pasar yang
terdefinisi sempit cenderung memiliki permintaan yang lebih elastis
dibandingkan yang terdefinisi luas, karena lebih mudah menemukan
substitusi untuk barang-barang yang terdefinisi secara sempit.
Misalnya, makanan, sebuah kategori yang luas, memiliki permintaan
yang inelastis karena tidak ada barang substitusi untuk makanan. Es
krim, sebuah kategori yang lebih sempit, memiliki permintaan yang
lebih elastis karena mudah untuk menggantinya dengan pencuci mulut
lain. Es krim vanilla, sebuah kategori yang sangat sempit, memiliki
permintaan yang sangat elastis karena rasa lain es krim merupakan
barang substitusi yang hampir sempurna untuk vanilla.
d. Rentang Waktu
Barang-barang cenderung memiliki permintaan yang lebih elastis
selama kurun waktu yang lebih panjang. Ketika harga bensin naik,
jumlah permintaan bensin hanya sedikit mengalami kemerosotan pada
beberapa bulan pertama. Namun setelah itu, bagaimanapun juga,
orang-orang akan membeli mobil-mobil yang lebih irit bahan bakar,
menggunakan transportasi umum, dan pindah ke tempat kerja yang
lebih dekat dengan tempat tinggal mereka. Dalam beberapa tahun,
jumlah
permintaan
bensin
akan
menurun
dratis.
2.2 Konsumsi Optimal
Sekarang kita dapat mengintegrasikan analisis kita tentang tingkat subtitusi
marginal, harga, dan pertimbangan anggaran untuk menetapkan kombinasi
produk yang optimal untuk konsumsi.
2.2.1 Maksimasi Utilitas
Keranjang pasar yang optimal adaln keranjang yang memaksimumkan utilitas
seorang
konsumen
untuk
pengeluaran
anggaran
tertentu.
Untuk
mengalokasikan pengeluaran secara efisien di antara berbagai produk, kita
harus mempertimbangkan baik utilitas marginal yang diturunkan dari
konsumsi maupun harga tiap produk. Untuk kombinasi konsumsi yang
optimal, rasio harga barang dan jasa harus sama dengan rasio utilitas
marginal mereka :
Kemiringan kurva kepuasan = kemiringan garis anggaran
−
𝑀𝑢𝑥
𝑀𝑢𝑦
𝑀𝑢𝑥
𝑀𝑢𝑦
=
Atau
𝑃𝑥
= - 𝑃𝑦
𝑃𝑥
𝑃𝑦
𝑀𝑢𝑥
𝑃𝑥
=
𝑀𝑢𝑦
𝑃𝑦
Utilitas dimaksimumkan ketika produk dibeli pada tingkat di mana harga relatif
sama dengan utilitas marginal relatif yang diturunkan dari konsumsi. Dari sini
terlihat bahwa dengan konsumsi yang optimal, satu satuan mata uang
tambahan yang dibelanjakan untuk satu barang konsumsi tertentu akan
menambahkan utilitas keseluruhan dalam jumlah yang sama dengan utilitas
tambahan yang diperoleh jika uang tersebut dibelanjakan untuk barang
konsumsi lainya. Setiap barang dan jasa yang melanggar peraturan ini
berada di bawah tingkat optimal dalam arti bahwa perubahan dalam
keranjang pasar konsumen dapat menghasilkan tingkat utilitas yang lebih
tinggi yang diperoleh dengan pengeluaran anggaran yang sama.
Untuk meringkas, permintaan untuk barang dan jasa konsumen
didasari oleh utilitas atau kepuasan yang diturunkan dari konsumsi. Utilitas ini
akan dimaksimumkan di setiap tingkat anggaran ketika utilitas marginal relatif
yang diturunkan dari konsumsi setiap produk adalah proposional dengan
harga yang dibayarkan. Baru setelah itu setiap produk merupakan pembelian
yang menarik dalam arti memberikan utilitas marginal yang sama per jumlah
pengeluaran. Karena itu alokasi anggaran yang efektif oleh konsumen
memerlukan pertimbangan baik terhadap harga relatif maupun terhadap
utilitas marginal relatif yang diturunkan dari konsumsi.
Dengan ini kita memiliki hasil analisis yang terinci tentang peran
penting yang dimainkan oleh harga, periklanan, pendapatan, dan faktor
lainya dalam menetapkan tingkat permintaan akan produk perusahaan.
2.3 Analisis Elastisitas Permintaan, Elastisitas Harga dan Elastisitas
Harga Silang
.Terkait dengan permintaan kita jumpai beberapa jenis elastisitas,
antara lain:
1. Price elasticity of demand (elastisitas harga)
Elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan/ respon jumlah
permintaan akibat perubahan harga barang tersebut atau dengan kata lain
merupakan perbadingan daripada persentasi perubahan jumlah barang yang
diminta dengan prosentase perubahan pada harga di pasar, sesuai dengan
hukum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun Dan
sebaliknya.
Sedangkan tanda elastisitas selalu negatif, karena sifat hubungan
yang berlawanan tadi, maka disepakati bahwa elastisitas harga ini benar
indeksnya/koefisiennya dapat kurang dari, sama dengan lebih besar dari satu
Dan merupakan angka mutlak (absolute),
Rumus :
EP =
% ΔQ
% ΔP
=
ΔQ /Q
ΔP/P
=
ΔQ
ΔP
×
P
Q
sehingga permintaannya dapat dikatakan :
1. Tidak elastisitas (in elastic)
Permintan
inelastis
terjadi
jika
perubahan
harga kurang
berpengaruh pada perubahan permintaan. Nilai E < 1, artinya kenaikan
harga sebesar 1 persen hanya diikuti penurunan jumlah yang diminta kurang
dari
satu
persen,
sebaliknya
penurunan
harga
sebesar
1
persen
menyebabkan kenaikan jumlah barang yang diminta kurang dari 1 persen.
Sebagai contoh adalah permintaan masyarakat terhadap beras atau
kebutuhan pokok lainnya.
2. Unitari (unitary)
Permintaan elastic uniter terjadi jika perubahan permintaan sebanding
dengan perubaahan harga. Koefisien elastisitas permintaan uniter adalah
satu (E=1), artinya kenaikan harga sebesar 1% diikuti oleh penurunan jumlah
permintaan sebesar 1% dan sebaliknya.
3. Elastis (elastic)
Permintaan elastic terjadi jika perubahan permintaan lebih besar dari
perubahan harga. Koefisien permintaan eastis bernilai lebih dari satu (E>1),
artinya kenaikan harga sebesar 1% menyebabkan kenaikan jumlah
permintaan lebih dari 1% dan sebaliknya.
2. Cross elasticity of demand (elastisitas silang)
Para ahli ekonomi mencoba mengukur respon/reaksi permintaan
terhadap harga yang berhubungan dengan barang tersebut, disebut dengan
elastisitas silang (Cross Price Elasticity of demand)
Perubahan harga suatu barang akan mengakibatkan pergeseran permintaan
kepada produk lain, maka elastisitas silang (Exy) adalah merupakan
persentase perubahan permintaan dari barang X dibagi dengan persentase
perubahan harga dari barang Y
Apabila hubungan kedua barang tersebut (X dan Y) bersifat
komplementer (pelengkap) terhadap barang lain itu, maka tanda elastisitas
silangnya adalah negatif, misalnya kenaikan harga tinta akan mengakibatkan
penurunan permintaan terhadap pena.
Apabila barang lain tersebut bersifat substitusi (pengganti) maka tanda
elastisitas silangnya adalah positif, misalnya kenaikan harga daging ayam
akan mengakibatkan kenaikan jumlah permintaan terhadap daging sapi Dan
sebaliknya.
Bentuk umum dari Elastisitas silang adalah :
ΔQx
Py
Es = ——- x ——- > 0
Δ Px
Qx
Δ Qy
Px
Es = ——- x ——- < 0
Δ Py
Qy
Substitusi
Komplementer
Perlu dicatat bahwa indeks/koefisien elastisitas tidak sama dengan
lereng dari kurva atau slope dari kurva permintaan. Bila elastisitas tersebut
no (0) berarti tidak ada hubungan antara suatu barang dengan barang lain.
3. Income elasticity of demand (elastisitas pendapatan)
Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan
konsumer akan
berpengaruh terhadap permintaan
berbagai barang,
besarnya pengaruh perobahan tersebut diukur dengan apa yang disebut
elastisitas pendapatan.
Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung dengan membagi persentase
perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perobahan
pendapatan, dengan rumus.
ΔQ
ΔY
Em = ——Q
:
——–
ΔQ
atau
Y
Y
Em = ——– x
ΔY
——–
Q
Jika Em= 1 (Unity), maka 1 % kenaikan dalam pendapatan akan menaikkan 1
% jumlah barang yang diminta;
Jika Em>1 (Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian yang lebih
besar dari pendapatan terhadap barang.
Jika pendapatan naik; jika Em < 1 (in Elastis), maka orang akan
membelanjakan bahagian pendapatan yang lebih kecil untuk suatu barang,
bila pendapatannya naik.
Apabila yang terjadi adalah kenaikkan pendapatan yang berakibatkan
naiknya jumlah barang yang diminta, maka tanda elastisitas tersebut adalah
positif dan barang yang diminta sebut barang normal atau superior.
Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut berakibat berkurangnya jumlah
suatu barang yang diminta, maka tanda elastisitas terhadap barang tersebut
adalah negatif dan barang ini disebut dengan barang inferior atau giffen.
2.4.1 Elastisitas dan kebijakan penetapan harga optimum
Perusahaan menggunakan pemotongan harga, penjualan khusus,
kupon, dan program rebat untuk menguji harga dari permintaan produkproduk mereka. Ketersediaan elastisitas harga, bersama data biaya yang
relevan, memadai untuk memungkinkan para menajer untuk menetapkan
kebijakan penetapan harga yang konsistendengan tujuan maksimasi nilai.
Hubungan antara pendapatan marginal, harga, dan elastisitas titik harga dari
permintaan mengikuti secara langsung dari definisi matematis tentang
hubungan marginal. dengan menggunakan hubungan ini, pendapatan
marginal adalah derivative dari fungsi pendapatan total. Yaitu, MR =
𝑑𝑇𝑅
𝑑𝑄
.
Karena pendapatan total sama dengan harga kali jumlah ( TR =P x Q ),
pendapatan marginal ditemukan dengan mengambil derivative fungsi P x Q
dalam kaitannya engan Q:
MR =
𝑑( 𝑃 𝑥 𝑄 )
𝑑𝑄
Karena harga dan jumlah saling bergantung dalam situasi permintaan yang
umum, peraturan
untuk perhitungan deferensial hasil perkalian hatus
diterapkan dalam mengambil derivative di atas:
MR
=
𝑑𝑇𝑅
=
𝑑𝑄
𝑑( 𝑃𝑥 𝑄 )
=
𝑑𝑄
=
P
x
P
x
𝑑𝑄
+
𝑑𝑄
1
𝑑𝑃
𝑥 𝑑𝑄
Q
x
Q
𝑑𝑃
𝑑𝑄
𝑑𝑃
= P + Q x 𝑑𝑄
Hubungan ini merupakan spesifikasi yang sepenuhnya umum pendapatan
marginal, yang, jika P difaktorkan dari sisi sebelah kanan, dapat di tulis ulang
sebagai:
𝑄
MR = P [ 1 + 𝑃 𝑥
𝑑𝑃
𝑑𝑄
]
Bagian
𝑄
𝑃
x
𝑑𝑃
𝑑𝑄
dalam ekspresi di atas adalah balikan dari definisi untuk
𝑑𝑄
𝑃
elastisitas titik dari harga, ɛp = 𝑑𝑃 𝑥 ( 𝑄)
𝑄 𝑑𝑃
1
1
𝑥
=
=
𝑃 𝑑𝑄 𝑑𝑄 𝑥 𝑃 ɛp
𝑑𝑃 𝑄
Jadi pendapatan marginal dapat ditulis ulang sebagai:
1
MR = P [1+ ɛp ]
2.4.2 Faktor – Faktor Penentu Elastisitas Harga
Ada empat faktor utama dalam menentukan elastisitas harga :
1. Produk substitusi.
Semakin banyak produk pengganti (substitusi), permintaan akan semakin
elastis. Hal ini dikarenakan konsumen dapat dengan mudah berpindah ke
produk substitusi jika terjadi kenaikan harga, sehingga permintaan akan
produk akan sangat sensitif terhadap perubahan harga.
2. Prosentase pendapatan yang dibelanjakan.
Semakin tinggi bagian pendapatan yang digunakan untuk membelanjakan
produk tersebut, maka permintaan semakin elastis. Produk yang harganya
mahal akan membebani konsumen ketika harganya naik, sehingga
konsumen akan mengurangi permintaannya. Sebaliknya pada produk yang
harganya murah.
3.
Produk
mewah
versus
kebutuhan.
Permintaan akan produk kebutuhan cenderung tidak elastis, dimana
konsumen sangat membutuhkan produk tersebut dan mungkin sulit mencari
substitusinya. Akibatnya, kenaikan harga cenderung tidak menurunkan
permintaan. Sebaliknya, permintaan akan produk mewah cenderung elastis,
dimana barang mewah bukanlah sebuah kebutuhan dan substitusinya lebih
mudah dicari. Akibatnya, kenaikan harga akan menurunkan permintaan.
4. Jangka waktu permintaan dianalisis.
Semakin lama jangka waktu permintaan dianalisis, semakin elastis
permintaan akan suatu produk. Dalam jangka pendek, kenaikan harga yang
terjadi di pasar mungkin belum disadari oleh konsumen, sehingga mereka
tetap membeli produk yang biasa dikonsumsi. Dalam jangka panjang,
konsumen telah menyadari kenaikan harga, sehingga mereka akan pindah ke
produk substitusi yang tersedia. Selain itu, dalam jangka panjang kualitas dan
desain produk juga berubah, sehingga lebih mudah menyebabkan konsumen
pindah ke produk lain.
2.5 Pengaruh waktu terhadap elastisitas
Waktu merupakan faktor penting dalam analisis permintaan. Salah
satu karakteristik waktu yang penting dari permintaan berkaitan dengan
kurangnya tanggapan yang segera dari pasar.
Para konsumen seringkali bereaksi secara lambat dalam perubahaan dalam
harga dan kondisi permintaan lainnya. Contoh terhadap perusahaan tenaga
listrik yang menaikkantarifnya 30 persen. Bagaimana hal ini mempengaruhi
jumlah tenaga listrik yang diminta. Dalam jangka pendek, pengaruh akan
sangat kecil. Para konsumen kemungkinan akan memperhatikan untuk
mematikan penerangan yang tidak perlu. Tetapi, permintaan total yang
sangat bergantung pada peralatan yang dimiliki oleh pelanggan sarana
umum di perumahan dan peralatan yang dioperasikan oleh para pelanggan
industry dan komersial, kemungkinan tidak banyak di pengaruhi.
Tetapi, dalam jangka panjang, kenaikan tarif
listrik tersebut memiliki
pengaruh yang lebih besar. Secara umum, peluang untuk menaggapi
perubahan harga cenderung meningkat dengan waktu sementara para
konsumen memperoleh lebih banyak informasi atau lebih baik dalam
memandang pengaruh harga dan sementara lebih banyak tenaga atau
peralatan pengganti yang tersedia. Diperlukan waktu bagi konsumen untuk
menaggapi tingkat pendapatan yang berubah. Karena alas an-alasan seperti
ini, elastisitas jangka panjang cenderung lebih besar daripada elastisitas
jangka pendek untuk kebanyakan variable permintaan.
Kesimpulanya, permintaan akan produk-produk perusahaan merupakan
faktor penentu yang kritis bagi profitabilitas suatu perusahaan. Dan untuk
membuat ramalan permintaan yang tepat, seseorang harus memahami
analisis permintaan secara saksama.
Permintaan konsumen didasari atas kemampuan produk untuk memuaskan
keinginan konsumen yaitu, memberikan utilitas. Dimana utilitas marginal
adalah sebuah peningkatan dalam kesejahteraan atau kepuasan konsumen
yang dimungkinkan melalui kenaikan dalam konsumsi. Keranjang konsumsi
barang dan jasa yang diperoleh ketika harga relative yang dibayarkan
proposional dengan utilitas marginal relative yang diturunkan dari konsumsi:
𝑀𝑈𝑥 𝑃𝑥
=
𝑀𝑈𝑦 𝑃𝑦
Ketika kondisi ini berlaku, utilitas total yang diturunkan dari konsumsi akan
dimaksimumkan.
Elastisitas harga memiliki hubungan yang pasti dengan pendapatan marginal
dan memainkan peran penting dalam menetapkan kebijakan harga. Harga
yang memaksimumkan laba untuk sebuah produk, P* yang berhubungan
dengan elastisitas harga dengan persamaan berikut ini:
𝑀𝐶
1
1 + 𝜀𝑝
Elastisitas harga silang, εpx atau Epx, menghubungkan permintaan akan
produk Y dengan harga prodik X. jika 𝑒𝑝𝑥 > 0, kenaikan Px menyebabkan
kenaikan dalam 𝑄𝑦, dan barang-barang tersebut adalah pengganti. Produsen
barang pengganti adalah pesaing. Jika 𝜀𝑝𝑥 < 0, barang-barang tersebut
adalah pelengkap. Ketika hubungan pelengkap tersebut sangat kuat,
perusahaan kadang-kadang menawarkan produk-produk yang berhubungan
tersebut secara bersama-sama. Jika 𝜀𝑝𝑥 = 0, barang-barang dikatakan
independen dan perubahan harga dalam satu produk pada dasarnya tidak
berpengaruh pada permintaan akan produk lainnya.
Elastisitas pendapatan, 𝜀1 atau 𝐸1 menghubungkan permintaan akan sebuah
produk dengan berbagai ukuran pendapatan. Ukuran relative dari koefisien
elastisitas pendapatan sangat penting. Jika 𝜀1 > 1,0, permintaan meningkat
dari proposional terhadap perubahan dalam pendapatan dan permintaan itu
dikatakan siklis. Jika 𝜀1 < 1,0, permintaan cenderung bbervariasi lebih kecil
daripada perubahan dalam pendapatan keseluruhan, dan permintaan itu
dikatakan
perminntaan
relative
yang
nonsiklis.
Produk
tinggicenderung
dengan
berkembang
elastisitaspendapatan
bersamaan
dengan
pertumbuhan dalam keselurahan perekonomian.
Waktu dapat memainkan peran penting dalam analisis permintaan. Friksi di
pasar pada umumnya membatasi efek jangka pendek terhadap permintaan,
dampak penuh dari perubahan dalam faktor-faktor
hanya dirasakan setelah periode yang panjang.
penentu permintaan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dasar Permintaan dan Pilihan Konsumen
Elastisitas permintaan sangat penting dalam pembuaatan
keputusan managerial, karena tingkat elastisaitas ini menggunakan
sensitivitas dari permintaan konsumen terha-dap perubahan harga.
Informasi ini sangat penting bagi manager yang berada da-lam bisnis
total, agar mampu membuat keputusan berkaitan dengan startegi
penerapan harga produk.
Penentu-Penentu Elastisitas Permintaan :
a. Tersedianya Barang Substitusi yang Terdekat
b. Kebutuhan versus Kemewahan
c. Definisi Pasar
d. Rentang Waktu

Konsumsi yang optimal
Keranjang
pasar
yang
optimal
adaln
keranjang
yang
memaksimumkan utilitas seorang konsumen untuk pengeluaran
anggaran tertentu. Dengan konsumsi yang optimal, satu satuan mata
uang tambahan yang dibelanjakan untuk satu barang konsumsi
tertentu akan menambahkan utilitas keseluruhan dalam jumlah yang
sama dengan utilitas tambahan yang diperoleh jika uang tersebut
dibelanjakan untuk barang konsumsi lainya. Setiap barang dan jasa
yang melanggar peraturan ini berada di bawah tingkat optimal dalam
arti bahwa perubahan dalam keranjang pasar konsumen dapat
menghasilkan tingkat utilitas yang lebih tinggi yang diperoleh dengan
pengeluaran anggaran yang sama.

Analisis Elastisitas Permintaan, Elastisitas Harga dan Elastisitas
Harga Silang
Elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan/ respon
jumlah permintaan akibat perubahan harga barang tersebut atau
dengan kata lain merupakan perbadingan daripada persentasi
perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan
pada harga di pasar, sesuai dengan hukum permintaan, dimana jika
harga naik, maka kuantitas barang turun Dan sebaliknya.
Elastisitas silang adalah merupakan persentase perubahan
permintaan dari barang X dibagi dengan persentase perubahan harga
dari barang Y.

Elastisitas dan kebijakan penetapan harga optimum
Ketersediaan elastisitas harga, bersama data biaya yang relevan,
memadai untuk memungkinkan para menajer untuk menetapkan
kebijakan penetapan harga yang konsistendengan tujuan maksimasi
nilai.

Pengaruh waktu terhadap elastisitas
Waktu dapat memainkan peran penting dalam analisis permintaan.
Friksi di pasar pada umumnya membatasi efek jangka pendek
terhadap permintaan, dampak penuh dari perubahan dalam faktorfaktor
panjang
penentu permintaan hanya dirasakan setelah periode yang
Download