Oleh Maria Dwikarya dr.SpKK FK UNTAR Jakarta

advertisement
Oleh
Maria Dwikarya dr.SpKK
FK UNTAR Jakarta

SYNONIM : RAJA SINGA , LUES

Penyakit abad ke 15, ttp masih ditakuti
Pengobatan agak lama, follow up lama
Infeksi sistemik & kronis, pd semua organ
Masa laten dan rekuren bergantian
Kelainan serologi : TPHA menetap
Masalah pada janin: mati atau lahir cacad





EPIDEMIOLOGI






Penyakit berawal dari EROPA abad 15
Th 1860 menurun ok Ekonomi membaik
Perang Dunia, Sifilis meningkat
Th 1946 menurun ok ditemukan Penisillin
Menurut WHO sekarang sudah menurun
Di Indonesia : masih ditemukan sporadis
umumnya stadium IIThe Great Imitator
ETIOLOGI = Treponema pallidum
PATOGEN:
ORDO :
Spirochaetalis
T.Pallidum
T.Pertenue
FAMILI:
Spirochaetaceae
GENUS
MICRO
BIOLOGI
PATOGEN
ITAS
T.Carateum
A PATOGEN :
T. microdentium
Treponema
T macrodentium
T.buccalis
SERO
=LOGI=
VDRL/TPHA
Treponema pallidum
Spirochaeta= bentuk spiral
 Panjang 5-6 um
 Terdiri 8-24 kumparan
 Tdk dpt tumbuh pd media
 Tdk thn panas, udara kering
 Tdk tahan antiseptik
 Masa tunas 10 s/d 90 hari

CLASIFICATION
SYPHILIS
CONGENITAL
EARLY
LATE
NEONATUS
Age< 2 yr
As S2 adult
Vesikel Bula
impetigo Neont
Age > 2 yr
As S3 adult
Eye Ear
Sendi Jtg Syaraf
STIGMATA
Residual
Trias Hutchinson
AbNorm Facies
Saber Shins
TRANSMISSION : during Gestation & Intra Partum
Lesion develop after 4th month Gestation
Adequat therapy before 16 wk Pregncy prevent FETAL Loss
SIFILIS & KEHAMILAN



Trimester ke 1: terjadi Abortus  habitualis
Trimester ke 2: terjadi Foetal death (± 40%)
Trimester ke 3: terjadi Sifilis Congenital
S congen Dini : < 2 th: (usia 2-10 mgg) Vesikel & Bula palmo plantar
Kelainan dapat berupa lesi S2 aquisita, generalisata.
S congen Lanjut : terjadi pada usia > 2 th
Kelainan mirip pada S3 dewasa , lesi di tulang, jantung dan syaraf
Stigmata : Trias Hutchinson Facial abnormal & Saber Shin
SIFILIS CONGENITAL DINI (<2 TH)


Manifestasi klinik muncul pd usia 2-10 minggu
Sangat infeksius  hati2 memegangnya
Bula telapak tgn kaki=Pemfiqus Sifilitika
Mucous patch, Snuffles nose, Roseolae,
Osteochondritis, Periostitis tulang panjang
Tangis parau, pneumonia, Anemia, Icterus,
Hepatosplenomegali, Lymfadenopati,
Pseudoparalysis Parrot, Meningitis Sifilitika
SIFILIS
CONGENITAL DINI
SYPHILIS Congenital Lanjut > 2 th






Gejalanya mirip S3 dewasa, tidak infeksius
Perforasi mukosa septum nasi dan palatum
Eye : Keratitis interstitial
Ear : VIII th Nerve deafnes
Clutton joints: bilateral knee effusions
Asymptomatic NeuroSyphilis 33 %
STIGMATA:
Hutchinson teeth: Peg shaped upper central incisors
Mulberry molar, undeveloped maxilla, saddle nose,
frontal bossing , rhagade, deafness, blindness,TibiaSabre
SIFILIS CONGENITAL
Stillbirth & DINI & LANJUT (Stigmata)
SIFILIS
AQUISITA
EPIDEMIOLOGI
SIFILIS DINI
< 1 th
******WHO*********
SIFILIS LANJUT > 1 th
KLINIS
Sifilis std 1
Sifilis std 2
Sifilis Laten dini
Rekuren
Sifilis Laten lanjut
Sifilis std 3
Cardiovaskuler
NeuroSifilis
PATOGENESIS
Inokulasi PA S1 PK 6-8 mgg S2
3 – 10 th
S3
-------------------------------------------------------10-90hr
1-2mggu
Laten Rekuren Laten
limfogen hematogen dini
lanjut
Kardiovaskuler
NeuroSifilis
PA = Primer Afek : papul papul erosif ulkus durum
soliter, bulat lonjong, tepi teratur, bersih, indurasi dan indolen
PK = Primer Kompleks : Limfadenopati regional
LATEN dini & lanjut : dibedakan oleh waktu < atau > 1 th
ANAMNESIS






Coitus Suspectus(=Cs): Senggama yang
diduga menularkan penyakit yang diderita
Promiskuitas : ber ganti2 pasangan
Waktu terjadi Cs ( 10 – 90 hari, rata2 3 minggu)
Status & Pekerjaan, berisiko tinggi IMS
Ada keguguran berulang ( Abortus habitualis)
Ada kematian dan cacad janin.
SIFILIS stadium 1









Inkubasi rata2 3 minggu ( 10-90 hr)
Lesi genital atau ekstra genital
CHANCRE : button like induration ulcerate, painless
Size & Site: few mm to 1-2 cm
Male : inner prepuce, corona sulcus, shaft penis
Female: cervix , vagina, vulva, clitoris, anus, rectum.
Extragenital : nipple, mouth, tonsil, fingers.
Limfadenopati timbul setelah 1 mgg, unilateral tdk nyeri.
DD/ Herpes Genital, Ulkus Molle, Fixed Exantem,Trauma
SIFILIS stad 1
ULKUS DURUM
Syphillis stadium 1 = Ulkus durum
SIFILIS stadium 2
S2 dgn Gejala Prodromal
Timbul 6-8 mggu setlh S1 hlg
15 % S2 bersamaan dg S1
Sangat Infeksius : 2-6 mggu
ALAT2 LAIN : SSP
10%
Lain2
30%
Mukosa
Lymphadeno
Pathi ( 60 %)
Generalisata
Jntng+ Hati + Ginjal
+ Otot + Tulang
Jangan lupa tes HIV
KULIT (75 %)
Roseola Sifilitika
Telapak tangan & kaki
Folikulitis  Alopecia areata
MORFOLOGI S2
Psoriasis Sifilitika
Rupia Sifilitika
Moth Eaten Alopecia
Condyloma Lata
Mucous patch Oral
SIFILIS stadium 2
Syphillis stadium 2
Lesi Roseolae
Syphillitica
SIFILIS stadium 3

Timbul pada 3 – 10 th setelah S 1

Lesi Kulit : Gumma ulkus Gumosum, pada daerah



traumatik bentuk serpiginosa
Lesi Hepar : Gumma Fibrosis  Hepar Lobatum
Lesi Tulang : Periostitis dan Osteitis Gumosa Extremitas dan
Cranium  Diagnostik sinar X .
Lesi KardioVaskuler : 10-40 th setelah S1 terdapat hanya
10 % kasus ( Aneurisma Aorta pd Arcus, Acendens, Abdominal)
40 % Kasus Kardiovaskuler disertai NEUROSIFILIS
SIFILIS stad 1+2
Ulkus Durum - Mixtum
Condyloma lata
NEURO SIFILIS


NeuroSifilis Asimptomatik(20%) Resolusi spontan
NeuroSifilis MeningoVaskular (20%)
timbul gejala Meningitis ; nyeri kepala,convulsi,coma
hemiparesis, gangguan piramidal,
Gangguan miksi- defekasi
 NeuroSifilis Parenchym ( 60%) :
1.Tabes dorsalis : Ataxia,Gangg Visus, Trigeminal,
2.Dementia paralitika: Apatis,Megaloman,Maniak,Tremor
PEMBANTU DIAGNOSIS

Test Serologi Sifilis (TSS) : (diwajibkan)
Non Treponemal & Treponemal

Pemeriksaan Treponema: ( untuk pendidikan)
-Mikroskop lapangan gelap
-Pewarnaan Burry
-Mikroskop Elektron


Pemeriksaan Radiologi : Bila ada kelainan tulang
Pemeriksaan Biopsi
: Bila klinis meragukan
TES SEROLOGI SIFILIS

Prinsip  mendeteksi AntiBodi

Tujuan : Diagnostik & observasi Hasil Terapi

Ketepatan Hasil :
SENSITIVITAS = % Individu terinfeksi yang
memberi hasil positip
SPESIFISITAS = % Individu tidak terinfeksi yang
memberi hasil negatip.
MACAM TSS

Non TREPONEMAL: cardiolipin+ lesitin +cholesterol
FixasiKomplemen: ( WR )
Flokulasi ( VDRL – RPR )

TES TREPONEMAL: test Immobilisasi (TPI)
test HemAglutinasi (TPHA)
test ImunoFluoresen (FTaAbs)
test Direct Fluorescent DFA-TP
FALSE POSITIF:
kesalahan tehnik
Treponematosis lain & Biologic False Positif
BIOLOGIC
FALSE POSITIF
ACUTE
CHRONIC
Titer rendah
Observasi turun
<6 bulan negatif
HAMIL
VAKSINASI
INFEKSI
VIRUS BAKTERI
MALARIA
PROTOZOA
NARKOBA
Titer rendah
Observasi tetap
>6 bulan positip
OrangTUA
MalNUTRISI
Peny Kronis MH
AutoIMMUN
CIRRHOSIS
KANKER
Adiksi OBAT
Tes Treponema diperlukan bila :
NonTreponemal false (+),atau (-) ttpi curiga Sifilis laten

TPI : paling spesifik ttpi lambat, sulit, mahal

FTAAbs IgM: paling sensitif pada Sifilis stad dini,
penting untuk Diagnosis Sifilis Congenital,
paling cepat turun pada Terapi, tetapi biaya Mahal
 DFA-TP : sensitif untuk pemeriksaan aspirat LymphNode

TPHA : cukup spesifik & sensitif ,
tehnik mudah,
biaya murah sangat dianjurkan mendampingi tes VDRL
PENATALAKSANAAN
Pengobatan periodik
Tindak lanjut pengawasan berkala TSS


Benzathin Penisilin
S1+S2 : 4,8 juta UI
Laten : 7,2 juta UI
Diberi 2,4 juta/mggu
Skin test 1/10+1/30
S3: PenicillinProcain
in aqua 18jtUI IM
Pengawasan TSS
VDRL (+) > 1/4  1/128
TPHA (+) > 1/80  1/2560
1 bln pasca terapi injeksi
2 bln sesudahnya
3 bln kemudian
Setiap 6 bln VDRL diulang
Sampai 2 thn observasi
VDRL (-)  1th S1  2th S2
TERAPI lain
SIFILIS
Stad 1 + 2
SIFILIS
LATEN
SIFILIS
Stad 3 dst
Penisilin Procain
6 juta UI
Cicil dlm 10 hr
Penisilin
Alum Monostearat
4,8 juta UI
Cicil 2 x seminggu
Penicilin Procain
12 juta UI
Cicil dlm 10 hari
PAM
7,2 juta UI
Cicil 2 x seminggu
Penicilin Procain
18-24 juta UI
Cicil dlm 10-14 hari
PAM
9,6 juta UI
Cicil 2 x seminggu
Reaksi Jarish Herxheimer: gejala konstitusi spt Flu
akibat keluarnya toxin dari kuman mati, diatasi dg steroid oral
PASIEN ALERGI PENISILIN

Lakukan skin tes intra dermal
(15 menit)
dg larutan Penisilin : 1/10 dan 1/30 dilution
ALERGI PP :Bila timbul papel eritema >1 cm
 TERAPI SIFILIS : (WHO)

S 1+2 Erithromycin 4 dd 500 mg 1 bln = 60 gr/30hr
Tetrasiklin
4 dd 500 mg 1 bln = 60 gr/30hr
Doksisikin
2 dd 100 mg 1 bln
Wanita Hamil Alergi Penicillin Desensitisasi Th/ Penisilin
KEPUSTAKAAN

Wolff K, Johnson RA,Surmond D : Fitzpatrick’s color
atlas & synopsis of Clinical Dermatology, McGrawHill
USA, 5 th ed.2005,pp 911-924

Djuanda A : Ilmu Penyakit Kulit & Kelamin, Penerbit
FKUI Jakarta, 5th ed.2007, pp 393-413
Daili SF: Materi Ajar Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin
Mahasiswa FKUI tahap Akademik th 2007
Dwikarya M : Koleksi fotodokumentasi klinik pribadi


Download