BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah tidak akan pernah lepas dari suatu kegiatan perekonomian. Kegiatan perekonomian merupakan indikator utama dalam menentukan maju atau tidaknya suatu wilayah. Kemajuan wilayah seringkali diindikasikan dengan kemajuan ekonomi yang keterkaitannya dengan infrastruktur transportasi sangatlah erat. Keberadaan infrastruktur dapat mendorong terciptanya stabilitas berbagai aspek dalam masyarakat guna menunjang laju pembangunan nasional (Departemen PU, 2006). Kelengkapan infrastruktur pada suatu wilayah juga menandakan kesiapan suatu wilayah dalam melayani masyarakatnya. Wahidi (2013) mengatakan bahwa infrastruktur jalan merupakan media yang paling utama dalam menggerakkan roda perekonomian suatu negara. Di samping itu, dikatakan bahwa infrastruktur akan meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan manusia. Akan tetapi, infrastruktur yang bagus tanpa diiringi dengan sistem transportasi yang baik tentu akan menjadi sia-sia. Indonesia yang dikenal sebagai negara kepulauan, menjadikan beberapa kota di Indonesia salah satunya merupakan kota pelabuhan. Hal tersebut dikarenakan akses laut yang dapat menghubungkan antar pulau di Indonesia menjadi alternatif transportasi yang lebih murah jika dibandingkan dengan akses udara. Akan tetapi, transportasi darat tetap menjadi primadona dalam kegiatan perekonomian dan pertumbuhan pembangunan. Hal tersebut dikarenakan transportasi udara dan laut biasanya hanya digunakan untuk distribusi jarak jauh saja, namun untuk distribusi secara umum tetap menggunakan transportasi darat. Madura merupakan bagian dari Pulau Jawa jika dilihat dari sudut pandang administrasi yakni termasuk pada wilayah Provinsi Jawa Timur. Namun, secara geografis Pulau Madura terpisah dengan Pulau Jawa. Hal tersebut menjadikan 1 Pulau Madura seolah-olah terpisah dari Provinsi Jawa Timur. Terpisahnya Pulau Madura dengan Pulau Jawa menjadikan Pulau Madura memiliki kota pelabuhan sebagaimana Surabaya yang berada di sisi barat Pulau Madura. Akan tetapi, Surabaya jauh lebih maju jika dibandingkan dengan kota pelabuhan yang berada di sisi Madura yakni kota yang terletak di Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan. Gambar 1. Peta Administrasi Jawa Timur Sumber : blog.ub.ac.id, diakses 2015 Perbedaan kemajuan wilayah antara Pulau Madura dengan Pulau Jawa terlihat sangat mencolok sebelum adanya Jembatan Suramadu. Jembatan Suramadu merupakan gerbang utama kedua bagi Pulau Madura setelah sebelumnya ada Pelabuhan Kamal yang merupakan satu-satunya gerbang utama untuk menghubungkan Pulau Madura dengan Pulau Jawa. Infrastruktur transportasi berupa jembatan yang sangat berpengaruh terhadap kemudahan akses suatu wilayah sebenarnya telah menjadi wacana sejak tahun 1970an yang digagas oleh mantan gubernur Jawa Timur yaitu bapak Mohammad Noer (www.tempo.co). Namun, realisasinya baru dilaksanakan tahun 2003 dan mulai beroperasi pada pertengahan tahun 2009 tepatnya pada bulan Juli. 2 Hurst (1974) menyatakan bahwa interaksi antar wilayah tercermin pada keadaan fasilitas transportasi serta aliran orang, barang, maupun jasa. Transportasi merupakan tolok ukur dalam interaksi keruangan antar wilayah dan sangat penting peranannya dalam menunjang proses perkembangan suatu wilayah. Semenjak beroperasinya Jembatan Suramadu, Pelabuhan Kamal yang dulunya merupakan gerbang utama untuk memasuki wilayah Pulau Jawa dari Pulau Madura dan sebaliknya itu mengalami penurunan yang cukup drastis. Jembatan Suramadu disatu sisi memiliki dampak yang positif, namun disisi yang lain juga memiliki sisi negatif. Aksesibilitas yang semakin lancar merangsang kegiatan perekonomian pada sisi wilayah Pulau Madura. Namun, hal ini sepertinya tidak berdampak positif bagi kawasan Pelabuhan Kamal. Sebelum adanya jembatan Suramadu, kapal ferry yang beroperasi berjumlah 18 kapal dalam waktu 24 jam. Setelah adanya jembatan Suramadu, kapal ferry yang beroperasi berjumlah 5 kapal, dan hanya beroperasi dari pukul 5.00 WIB sampai 22.00 WIB. Terjadinya peralihan penumpang menjadikan pelabuhan semakin sepi sehingga biaya operasional dengan pemasukan yang diperoleh tidak sebanding. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut. Kondisi penumpang ferry saat musim lebaran sebelum adanya jembatan. Pemadatan pengguna Jembatan Suramadu saat musim lebaran. Gambar 2. Peralihan Penumpang Akibat Adanya Jembatan Suramadu Sumber : kompasiana.com, diakses 2015 Pelabuhan Kamal memiliki dampak spasial terhadap wilayah sekitar pelabuhan sejak sebelum adanya Jembatan Suramadu. Perubahan yang terjadi 3 pada kawasan Pelabuhan Kamal setelah beroperasinya Jembatan Suramadu pada pertengahan tahun 2009 sangat drastis. Perubahan ini terlihat dari berkurangnya penumpang kapal ferry yang sebelumnya selalu ramai dan dengan kondisi yang cukup padat. Baik masyarakat Madura maupun Surabaya dapat dikatakan lebih memilih jalur darat daripada laut setelah adanya Jembatan Suramadu. Hal ini disebabkan oleh waktu tempuh yang lebih efisien dibandingkan dengan lewat laut yang bisa menghabiskan waktu tempuh sekitar satu jam dari Pulau Madura ke Pulau Jawa. Selain itu, secara ekonomi juga lebih terjangkau sehingga masyarakat beralih untuk lewat Jembatan Suramadu. Namun, ternyata hal ini berdampak negatif terhadap kawasan pelabuhan yakni menurunnya jumlah penumpang kapal ferry yang mempengaruhi kondisi fisik, ekonomi, dan sosial kependudukan masyarakat di wilayah sekitar pelabuhan. 1.2 Pertanyaan Penelitian Pelabuhan Kamal sebelum adanya Jembatan Suramadu merupakan satu- satunya akses yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Madura. Pelabuhan yang dikenal setiap harinya memiliki intensitas yang cukup tinggi ini mendadak sepi setelah beroperasinya Jembatan Suramadu pada pertengahan tahun 2009. Sepinya pelabuhan tentu memberikan dampak spasial bagi wilayah sekitarnya. Melalui perumusan masalah di atas, maka pertanyaan penelitian pada penelitian ini adalah bagaimana dampak fisik, ekonomi dan sosial kependudukan wilayah sekitar pelabuhan akibat adanya jembatan penghubung? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah penelitian, tujuan penelitiannya adalah untuk membandingkan kondisi fisik, ekonomi, dan sosial kependudukan pada wilayah sekitar Pelabuhan Kamal sebelum dan setelah dioperasikannya Jembatan Suramadu. 4 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian akademik dilakukan tidak hanya untuk peneliti, akan tetapi juga untuk memberikan kontribusi berupa ilmu pengetahuan kepada berbagai pihak. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : a. Pemerintah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak pemerintah daerah khususnya kepada BAPPEDA Kabupaten Bangkalan sebagai referensi dalam perencanaan tata ruang di Kabupaten Bangkalan. b. Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan referensi kepada berbagai pihak dalam ilmu pengetahuan. Peneliti lain dapat memanfaatkan penelitian ini sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya mengenai perencanaan wilayah dan kota pada umumnya dan dampak pembangunan wilayah pada khusunya. c. Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada berbagai lapisan masyarakat tentang dampak dari Jembatan Suramadu terhadap wilayah sekitar pelabuhan. 1.5 Batasan Penelitian Batasan analisis penelitian ini difokuskan pada dampak akibat beroperasinya Jembatan Suramadu terhadap kegiatan di Pelabuhan Kamal, Bangkalan. Pada penelitian ini penulis melihat secara komprehensif terkait perubahan kondisi wilayah sekitar pelabuhan. Adapun yang dimaksud dengan komprehensif adalah melihat dampak dari tiga aspek yaitu aspek fisik, ekonomi dan sosial kependudukan. Berikut penjelasan terkait lokasi dan fokus penelitian : 1. Lokasi dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di kawasan sekitar Pelabuhan Kamal, Bangkalan dan untuk data before adalah data dari tahun sebelum 2009 yakni berdasarkan sebelum 5 beroperasinya Jembatan Suramadu. Sedangkan untuk data after yaitu setelah lima tahun beroperasi yakni tahun 2014. Lokasi penelitian ditentukan berdasarkan karakteristik wilayah dengan dasar pertimbangan batas administrasi wilayah, citra satelit, dan hasil delineasi kawasan yang homogen. Pada lokasi penelitian ini diperoleh sebagian kecil wilayah Desa Banyuajuh dikarenakan karakteristik wilayahnya yang masih homogen dengan daerah yang terkena dampak dari Pelabuhan Kamal. Karakteristik wilayah yang homogen ditentukan melalui peta tata gunalahan yang didata pada saat survey lapangan. Berikut peta tata gunalahan. Gambar 3. Peta Tata Gunalahan Sumber : Survey Lapangan, 2015 dan Citra Satelit map.google.com, diakses 2014 Peneliti menentukan peta kawasan yang diteliti berdasarkan peta tata gunalahan di atas. Berikut peta kawasan yang diteliti dan peta orientasi Pelabuhan Kamal dengan Jembatan Suramadu. 6 Gambar 4. Peta Lokasi Amatan (a) Sumber : Citra Satelit map.google.com, diakses 2014 Gambar 5. Peta Lokasi Amatan (b) Sumber : Survey Lapangan, 2015 dan Citra Satelit map.google.com, diakses 2014 7 Gambar 6. Peta Orientasi Pelabuhan Kamal terhadap Jembatan Suramadu Sumber : Citra Satelit map.google.com, diakses 2014 2. Fokus penelitian Fokus penelitian ini adalah melakukan perbandingan kondisi spasial (fisik, ekonomi, dan sosial kependudukan) sebelum dan setelah dioperasikannya Jembatan Suramadu terhadap wilayah sekitar Pelabuhan Kamal. 1.6 Keaslian Penelitian Sejauh pengetahuan penulis, terdapat beberapa penelitian terkait dengan dampak pembangunan Jembatan Suramadu, namun penelitian ini terdapat beberapa perbedaan terkait dengan fokus penelitian. Berikut beberapa penelitian yang penulis temukan terkait dengan Jembatan Suramadu. Hakim (2010) menyimpulkan bahwa potensi pariwisata, budaya dan industri rakyat madura dapat dijadikan potensi andalan Pulau Madura dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat, perlu adanya peningkatan kualitas sumber daya alam manusia dengan merealisasikan Balai Latihan Kerja (BLK) untuk persiapan industrialisasi di masa yang akan datang, dan pengembangan 8 potensi pariwisata dan industri rakyat di kawasan pesisir sisi Surabaya. Penelitian ini meggunakan metode kualitatif. Hidayat (2010) menyimpulkan bahwa perlu menerapkan sistem ekonomi kerakyatan pada masyarakat Madura pasca Suramadu, dan membangun masyarakat Madura melalui industrialisasi dengan bantuan dari pihak pemerintah. Penelitian ini meggunakan metode deskriptif kualitatif. Rochmaniadji dan Sudaryono (2011) menyimpulkan bahwa perkembangan wilayah pada tiap-tiap kecamatan di Kabupaten Bangkalan masih belum merata dengan aspek-aspek kepadatan penduduk, jumlah industri, tingkat pendidikan masyarakat, jumlah kendaraan bermotor, jarak kecamatan terhadap Suramadu, jarak kecamatan terhadap Kamal dan panjang jalan beraspal masih berpengaruh rendah terhadap Perkembangan Wilayah, dan bernilai tidak signifikan. Penelitian ini meggunakan metode kuantitatif dengan regresi berganda. Yanti et al. (2013) menyimpulkan bahwa kebijakan pembangunan jembatan Suramadu merupakan sebuah upaya dalam rangka memenuhi kebutuhan yang kompleks. Dampak kebijakan pembangunan jembatan suramadu terhadap sosial kependudukan dan ekonomi masyarakat yakni bersifat positif dan negatif. Intervensi pemerintah dalam upaya menstimulasi peningkatan sosial kependudukan maupun ekonomi di Madura pada khususnya yakni dengan membentuk Badan Pengembangan Wilayah Jembatan Suramadu (BPWS) dengan strategi dan kebijakan mengacu pada kondisi, nilai-nilai dan budaya Madura sehingga tidak termajinalkan. Penelitian ini meggunakan metode deskriptif kualitatif. Effendi (2013) menyimpulkan bahwa pembangunan Jembatan Suramadu memberikan multipier effect kepada masyarakat di pulau Madura (Kabupaten Bangkalan) dapat memotong waktu dan biaya perjalanan dari pusat-pusat pelayanan ekonomi. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif. 9 Berdasarkan penelitian yang sudah ada di atas, penelitian ini memiliki perbedaan fokus dan lokus jika dibandingkan dengan beberapa penelitian yang sudah ada. Adapun perbedaan yang dimaksud yaitu : 1. Judul : Dampak Jembatan Suramadu terhadap Wilayah Sekitar Pelabuhan Kamal, Bangkalan; 2. Lokasi : Desa Kamal, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan; 3. Metode : Deduktif kualitatif; 4. Fokus : Mengkaji dan melakukan perbandingan kondisi spasial (fisik, ekonomi, dan sosial kependudukan) sebelum dan setelah dioperasikannya Jembatan Suramadu terhadap wilayah sekitar Pelabuhan Kamal. Dengan melihat perbedaan fokus dan metode tersebut, penulis merasa penelitian ini cukup relevan untuk dilakukan. 1.7 Sistematika Penulisan Untuk mencapai tujuan penelitian sebagaimana mestinya, sistematika penulisan ini dibagi menjadi enam bab. Adapun sistematika yang dimaksud adalah sebagai berikut : a. BAB I Pendahuluan, Bab ini terdiri dari latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, keaslian penelitian, dan sistematika penulisan. b. BAB II Tinjauan Pustaka, Bab ini terdiri dari tinjauan pustaka terkait dengan analisis dampak dan kawasan pelabuhan yang menguraikan tentang kajian pustaka dari berbagai sumber seperti buku, jurnal ilmiah, maupun sumber lain yang mendukung penelitian ini. Teori yang telah didapatkan dari berbagai sumber digunakan sebagai dasar pemahaman dan penjelasan pada bab-bab selanjutnya. Selain itu, 10 penulis juga menyusun kerangka teori sebagai gambaran keterkaitan teori yang satu dengan yang lainnya. c. BAB III Metode Penelitian, Bab ini terdiri dari pendekatan penelitian, unit amatan dan analisis, metode pengumpulan data, metode analisis data, dan variabel penelitian. d. BAB IV Deskripsi Wilayah, Bab ini teridiri dari gambaran umum terkait dengan kawasan penelitian. Gambaran umum tersebut diantaranya yaitu deskripsi wilayah administrasi, deskripsi fisik dan keruangan, deskripsi kependudukan, deskripsi ekonomi wilayah dan deskripsi sosial budaya. e. BAB V Hasil dan Pembahasan, Bab ini merupakan inti dari laporan penelitian. Bab ini terdiri dari hasil analisis dampak fisik bangunan, analisis dampak ekonomi, analisis dampak sosial kependudukan dan temuan penelitian berdasarkan tujuan penelitian. f. BAB VI Kesimpulan dan Saran, Bab ini merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dan rekomendasi. Kesimpulan berisi penyajian secara singkat apa yang telah diperoleh dari temuan dan pembahasan. Sedangkan rekomendasi merupakan anjuran yang disampaikan penulis kepada pihak yang berkepentingan terhadap penelitian. 11