Hasil yang baik di antara pasien HIV positif yang

advertisement
Hasil yang baik di antara pasien HIV positif yang melakukan
transplantasi hati akibat kanker
Oleh: aidsmap.com, 31 Januari 2011
Pasien HIV positif yang melakukan transplantasi hati karena kanker hati dapat memiliki hasil yang baik,
para penelitian Prancis melaporkan hal ini dalam jurnal Hepatologi edisi bulan Febuari 2011.
Penelitian tersebut membandingkan tingkat kelangsungan hidup secara keseluruhan dan kelangsungan
hidup tanpa kekambuhan di antara pasien HIV positif dan HIV negatif yang adalah kandidat transplantasi
karena kanker hati. Karena tingkat keluar dari daftar tunggu yang tinggi, hasil kesehatan lebih tinggi
pada orang dengan HIV. Namun, pada mereka yang memiliki transplantasi, tingkat ketahanan hidup
adalah sebanding antara pasien HIV positif dan HIV negatif.
Sejumlah besar pasien HIV positif memiliki koinfeksi dengan hepatitis B atau hepatitis C. Penyakit hati
yang disebabkan oleh virus ini sekarang merupakan penyebab yang paling penting terhadap kematian
pada pasien koinfeksi, dan sebagian besar kematian ini disebabkan oleh karsinoma hepatoseluler, atau
kanker hati.
Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa pasien HIV positif sering kali merupakan kandidat yang
tepat untuk transplantasi hati, tetapi informasi pada hasil pasien yang melakukan transplantasi karena
kanker hati adalah terbatas.
Oleh karena itu Dr. René Adam dan rekan-rekannya dari Rumah Sakit Paulus Brousse melakukan
penelitian yang menganalisis kelangsungan hidup secara keseluruhan dan kelangsungan hidup tanpa
kambuhan untuk orang HIV-positif dan HIV-negatif yang melakukan transplantasi karena kanker hati.
Pasien yang menerima perawatan antara 2003 dan 2008 termasuk dalam analisis para peneliti.
Semua pasien HIV-positif yang memakai terapi antiretroviral berhasil dan tidak memiliki penyakit
terdefinisi AIDS.
Sebanyak 21 orang HIV-positif dan 65 orang HIV-negatif dimasukkan dalam studi ini. Dua kelompok
pasien memiliki karakteristik yang serupa, meskipun mereka dengan HIV memiliki median usia muda
(48 vs 57 tahun, p <0,001).
Pasien dengan HIV lebih mungkin keluar dari perawatan ketika berada pada daftar tunggu daripada
mereka yang HIV-negatif (23% vs 10%).
Tingkat alphafetoprotein (AFP) yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko keluar dari daftar
tunggu di antara pasien dengan HIV (p = 0,03). Peningkatan tingkat AFP di atas 15 mg/l per bulan juga
memprediksi keluar dari daftar untuk orang HIV-positif (p = 0,02). Hanya satu pasien HIV-positif keluar
karena ia mengembangkan penyakit terdefinisi AIDS.
Sebanyak 16 HIV-positif dan 58 orang HIV-negatif menjalani transplantasi.
Secara keseluruhan, tiga pasien meninggal dalam waktu dua bulan dari transplantasi mereka. Satu pasien
HIV-positif dan penyebab kematian adalah pecahnya arteri hepatik.
Analisis yang meliputi seluruh pasien yang ditempatkan pada daftar untuk transplantasi menunjukkan
bahwa tingkat kelangsungan hidup lebih buruk bagi mereka dengan HIV. Tingkat ketahanan hidup pada
satu tahun dan tiga tahun adalah 81% dan 55% untuk pasien HIV positif dibandingkan dengan 91% dan
82% untuk orang HIV negatif (p = 0,005).
Namun, tingkat kelangsungan hidup tidak secara signifikan berbeda berdasarkan status HIV pada
individu yang sudah melakukan transplantasi.
Secara keseluruhan tingkat ketahanan hidup pada satu dan tiga tahun untuk pasien HIV positif adalah
81% dan 74% versus 93% dan 85% untuk orang HIV negatif. Perbedaan ini tidak signifikan.
Setelah transplantasi, kanker hati kambuh pada 31% dari HIV-positif dan 15% dari pasien HIV-negatif.
Median waktu untuk munculnya kembali kanker adalah 11 dan 18 bulan masing-masing, dan 80% dari
HIV-positif dan 33% dari orang HIV-negatif meninggal. Kanker hati yang lebih lanjut dan AFP yang
Dokumen ini diunduh dari situs web Yayasan Spiritia http://spiritia.or.id/
Hasil yang baik di antara pasien HIV positif yang melakukan transplantasi hati akibat kanker
lebih lanjut ketika pada daftar tunggu keduanya terkait dengan kambuhnya kanker.
Tingkat ketahanan hidup pada satu dan tiga tahun setelah transplantasi untuk pasien HIV positif adalah
69% dan 69%, dibandingkan dengan 89% dan 84% untuk mereka yang HIV negatif. Perbedaan ini tidak
signifikan.
“Dampak negatif dari infeksi HIV dari tingkat kelangsungan hidup keseluruhan setelah berada dalam
daftar adalah tingkat keluar dan kematian yang tinggi setelah kekambuhan,” komentar para peneliti, yang
menambahkan, “pasien HIV positif meninggal hampir dua kali lebih cepat dibandingkan dengan pasien
HIV negatif setelah kekambuhan (12 bulan versus 21 bulan).”
Mereka percaya bahwa temuan mereka “menekankan pentingnya pemantauan tingkat AFP selama masa
tunggu untuk mendeteksi pasien HIV-positif dengan risiko tinggi keluar atau pengulangan awal setelah
transplantasi hati.”
Namun demikian, kesimpulan para peneliti optimis, dan mereka menulis: “Jika pasien HIV-positif yang
dipilih untuk transplantasi hati berdasarkan kriteria yang ketat dan berada di bawah pengawasan yang
ketat sampai operasi, tidak ada argumen yang bertujuan untuk mengkontraindikasi transplantasi hati di
populasi pasien muda ini.”
Ringkasan: Good outcomes among HIV-positive patients having a liver transplant due to cancer
Sumber: Vibert E et al. Liver transplantation for hepatocellular carcinoma: the impact of human immunodeficiency virus infection. Hepatology,
475-82, 2011.
–2–
Download