BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan perbankan syariah di Indonesia merupakan refleksi dari kebutuhan atas sistem perbankan alternatif yang lebih dapat memberikan kontribusi positif untuk meningkatkan stabilitas sistem perbankan nasional. Tujuan perbankan syariah adalah menunjang pelaksanaan pembangunan nasional, seperti melakukan fungsi untuk mendukung sektor riil melalui pembiayaan sesuai prinsip syariah yang mendukung pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka pemerataan kesejahteraan rakyat. Indikator yang biasa digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan adalah Return On Asset (ROA). ROA lebih memfokuskan pada kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan.1 Sehingga dalam penelitian ini profitabilitas akan diproksikan dengan ROA. Selain itu, ROA juga merupakan metode pengukuran yang obyektif yang didasarkan pada data akuntansi yang tersedia, dan besarnya ROA dapat mencerminkan hasil dari serangkaian kebijakan perusahaan terutama perusahaan perbankan.2 1 Wisnu Mawardi, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi Kasus pada Bank Umum dengan Total Asset Kurang dari 1 Triliyun), Jurnal Bisnis Strategi, Vo. 14, No. 1, 2005, hlm.83. 2 Ahmad Buyung, Analisis Pengaruh NPL, CAR, LDR, dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank (Perbandingan Bank Umum Go Publik dan Bank Umum Non Go Publik di Indonesia Periode Tahun 2005- 2007), Tesis. Universitas Deponegoro Semarang, 2009. 1 2 Ada beberapa faktor yang mempengaruhi profitabilitas perbankan, antara lain: Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing (NPF) dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO).3 Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio tingkat kecukupan modal yang dimiliki perbankan, yang berarti jumlah modal sendiri yang dimiliki untuk membiayai operasi bank, keadaan yang menguntungkan bank tersebut akan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas.4 Tingginya rasio modal dapat melindungi deposan, dan memberikan dampak meningkatnya kepercayaan masyarakat yang akhirnya dapat berpengaruh terhadap ROA. Manajemen bank perlu meningkatkan nilai CAR sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia minimal 8%.5 Karena dengan modal yang besar, manajemen bank sangat leluasa dalam menempatkan dananya ke dalam aktivitas yang menguntungkan dalam rangka meningkatkan profitabilitas. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Makmun (2008), Ismawati (2009), dan Regina (2012) menunjukkan Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Sehingga Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA). 3 Ahmad Buyung, Analisis Pengaruh NPL, CAR, LDR, dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank (Perbandingan Bank Umum Go Publik dan Bank Umum Non Go Publik di Indonesia Periode Tahun 2005- 2007), Tesis. Universitas Deponegoro Semarang, 2009. 4 Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, Manajemen Perbankan: Teori dan Aplikasi, (Penerbit BPFE Yogyakarta: Yogyakarta, 2002), hlm. 573. 5 Dendawijaya, Lukman, Manajemen Perbankan, Edisi Kedua, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2005), hlm. 41. 3 Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi FDR maka laba bank semakin meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan dananya dengan efektif), dengan meningkatnya laba bank, maka profitabilitas bank juga meningkat.6 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Maria Maratush Shoolihah (2008), Dhian Dayinta Pratiwi (2011), dan Dita Wulan Sari (2013) menunjukkan bahwa Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh terhadap profitabilitas. Sehingga Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA). Non Performing Financing (NPF) merupakan rasio keuangan yang berkaitan dengan pembiayaan bermasalah. Semakin tinggi NPF maka kinerja bank semakin buruk sehingga profitabilitas akan menurun.7 Untuk itu diperlukan adanya pengelolaan pembiayaan yang baik agar tidak terjadi pembiayaan bermasalah, mengingat fungsi pembiayaan merupakan penyumbang pendapatan terbesar bagi suatu bank khususnya bank syariah. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dita Wulan Sari (2013), menunjukkan bahwa Non Performing Financing (NPF) berpengaruh positif terhadap 6 Suryani, Analisis Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia, Walisongo, Volume 19, Nomor 1, Mei 2011, hlm. 24. 7 Ahmad Buyung, Analisis Pengaruh NPL, CAR, LDR, dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank (Perbandingan Bank Umum Go Publik dan Bank Umum Non Go Publik di Indonesia Periode Tahun 2005- 2007), Tesis. Universitas Deponegoro Semarang, 2009. . 4 profitabilitas (ROA). Sehingga Non Performing Financing (NPF) berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA). Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA). Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) merupakan perbandingan antara total biaya operasional dengan total pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Efisiensi operasi dilakukan oleh bank dalam rangka mengetahui apakah bank dalam operasinya yang berhubungan dengan usaha pokok bank dilakukan dengan benar sesuai dengan yang diharapkan oleh pihak manajemen serta digunakan untuk menunjukkan apakah bank telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna dan hasil guna. Semakin besar rasio BOPO maka semakin kecil ROA bank, karena bank tidak dapat menekan biaya operasionalnya yang mengakibatkan laba yang diperoleh bank juga kecil, sehingga BOPO mempengaruhi profitabilitas.8 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Makmun (2008), Nurkhosidah (2008) dan Regina (2012) menunjukkan adanya pengaruh negatif dan signifikan antara variabel BOPO terhadap profitabilitas. Dari hasil penelitian terdahulu, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan pengaruh BOPO terhadap profitabilitas. 8 Ahmad Buyung, Analisis Pengaruh NPL, CAR, LDR, dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank (Perbandingan Bank Umum Go Publik dan Bank Umum Non Go Publik di Indonesia Periode Tahun 2005- 2007), Tesis. Universitas Deponegoro Semarang, 2009. . 5 Kondisi rasio keuangan yang terdiri dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing (NPF), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) dan profitabilitas (ROA) yang diperoleh Bank Muamalat Indonesia selama per triwulan tahun 2005 – 2014 cenderung mengalami fluktuasi yang ditunjukan pada tabel 1.1 berikut: Tabel 1.1 Data Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing To Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing (NPF) dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) dan Profitabilitas (ROA) Bank Muamalat Indonesia Selama Per Triwulan Tahun 2005 – 2014 (dalam Persentase) Sumber. www.bankmuamalat.co.id Berdasarkan tabel 1.1 mengindikasikan bahwa CAR, FDR, NPF dan BOPO cenderung mengalami fluktuatif, sehingga akan mempengaruhi profitabilitas (ROA) yang diperoleh Bank Muamalat Indonesia mengalami fluktuatif juga. Melihat kondisi tersebut, maka penulis tertarik mengkaji “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas pada Bank Muamalat Indonesia Tahun 2005 – 2014”. 6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap Deposit Ratio (FDR) berpengaruh terhadap profitabilitas? 2. Apakah Financial profitabilitas? 3. Apakah Non Performing Financing (NPF) berpengaruh terhadap profitabilitas? 4. Apakah Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh terhadap profitabilitas? 5. Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Financial Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing (NPF) dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas? C. Batasan Masalah Faktor yang dipengaruhi dalam penelitian ini dibatasi pada rasio profitabilitas yang dalam penelitian ini menggunakan indikator Return on Asset (ROA). Adapun faktor yang mempengaruhi profitabilitas dalam penelitian ini dibatasi pada Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing (NPF) dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO). 7 D. Tujuan Penelitian Penelitian ini mempunyai tujuan antara lain: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap profitabilitas. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Financial Deposit Ratio (FDR) terhadap profitabilitas pada Bank Muamalat Indonesia. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Non Performing Financing (NPF) berpengaruh terhadap profitabilitas. 4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh terhadap profitabilitas. 5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financial Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing (NPF) dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) secara simultan berpengaruh terhadap profitabilitas. E. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian yang diperoleh, diharapkan dapat berguna dalam : 1. Secara Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berharga berupa konsep-konsep mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas dan juga konseptual dalam meningkatkan profitabilitas. memberikan sumbangan 8 2. Secara Praktis a. Bagi Penulis Diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman mengenai pengaruh rasio modal, likuiditas, risiko pembiayaan dan rasio efisiensi operasi terhadap profitabilitas pada Bank Muamalat Indonesia. b. Bagi Pembaca Tujuan penelitian ini bagi pembaca adalah sebagai dapat menambah wawasan atau pengetahuan mengenai sistem perbankan syariah. c. Bagi Bank Bagi pihak bank dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan dan meningkatkan profitabilitas. F. Tinjauan Pustaka 1. Analisis Teoritis dan Hasil Penelitian Terdahulu a. Capital Adequacy Ratio (CAR) Rasio untuk mengukur kecukupan modal bank syariah yaitu dengan menggunakan rasio Capital Adequacy Ratio.9 Penetapan CAR sebagai variabel yang mempengaruhi profitabilitas didasarkan hubungannya dengan tingkat risiko bank. Penetapan CAR pada titik tertentu dimaksudkan agar bank memiliki kemampuan modal yang cukup untuk meredam kemungkinan timbulnya risiko sebagai akibat 9 Muhammad. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2009), hlm. 62. 9 berkembangnya ekspansi aset. Rendahnya CAR dikarenakan peningkatan ekspansi aset berisiko yang tidak diimbangi dengan penambahan modal menurunkan kesempatan bank untuk berinvestasi dan menurunkan kepercayaan masyarakat sehingga berpengaruh pada penurunan profitabilitas. Pembentukan dan peningkatan peranan aktiva bank sebagai penghasil keuntungan harus memperhatikan kepentingan pihak-pihak ketiga sebagai pemasok modal bank. Sehingga bank harus menyediakan modal minimum yang cukup.10 Manajemen bank perlu mempertahankan nilai CAR sesuai dengan ketentuan karena dengan modal yang cukup maka bank dapat melakukan ekspansi usaha dengan lebih aman dalam rangka meningkatkan profitabilitasnya. Berdasarkan ketentuan Bank for International Settlements, bank yang sehat harus memiliki CAR paling sedikit sebesar 8%. CAR suatu bank dapat dihitung dengan rumus:11 CAR Modal Aktiva Tertimbang Menurut Risiko Modal Sendiri bank syariah terdiri dari modal inti ditambah dengan pelengkap. Pada bank syariah perhitungan ATMR sedikit berbeda dari bank konvensional. Aktiva pada bank syariah dibagi atas aktiva yang dibiayai dengan modal sendiri serta aktiva yang didanai oleh rekening bagi hasil. Aktiva yang didanai oleh modal sendiri dan 10 Sinungan, Muchdarsyah. Manajemen Dana Bank. (Jakarta: PT Budi Aksara, 2000), hlm.162. 11 Dendawijaya, Lukman, Manajemen Perbankan, Edisi Kedua, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2005), hlm. 121. 10 hutang risikonya ditanggung modal sendiri, sedangkan yang didanai oleh rekening bagi hasil risikonya ditanggung oleh rekening bagi hasil itu sendiri.12 b. Financing to Deposit Ratio Financing to Deposit Ratio merupakan rasio yang menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengendalikan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini, memberikan indikasi semakin rendahnya likuiditas bank yang bersangkutan. Dalam perbankan syariah tidak dikenal istilah kredit (loan) namun pembiayaan atau financing.13 Pada umumnya konsep yang sama ditunjukkan pada bank syariah dalam mengukur likuiditas yaitu dengan menggunakan Financing to Deposit Ratio. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: FDR Total Pembiayaan x 100% Total Dana Pihak Ketiga Financing (pembiayaan) dalam industri perbankan syariah adalah penyaluran dana kepada pihak ketiga, bukan bank, dan bukan Bank Indonesia dengan menggunakan beberapa jenis akad. Adapun dana pihak ketiga dalam bank syariah berupa: 12 Sinungan, Muchdarsyah. Manajemen Dana Bank. (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm.163. 13 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah, Dari Teori ke Praktek. (Jakarta: Gema Insani Press,2001), hlm. 170. 11 1) Titipan (wadiah) simpanan yang dijamin keamanan dan pengembaliannya tapi tanpa memperoleh imbalan atau keuntungan. 2) Paritisipasi modal berbagi hasil dari berbagai risiko untuk investasi umum. 3) Investasi khusus dimana bank hanya berlaku sebagai manajer investasi untuk memperoleh fee dan investor sepenuhnya mengambil risiko atas investasi itu. c. Non Performing Financing (NPF) Menurut peraturan Bank Indonesia satu risiko usaha bank adalah risiko kredit, yang didefinisikan: risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan debitur memenuhi kewajiban. Risiko kredit merupakan risiko yang dihadapi bank karena menyalurkan dananya dalam bentuk pinjaman kepada masyarakat. Karena berbagai sebab, debitur mungkin saja menjadi tidak memenuhi kewajibannya kepada bank seperti pembayaran pokok pinjaman, pembayaran bunga dan lain-lain. Tidak terpenuhinya kewajiban nasabah kepada bank menyebabkan bank menderita kerugian dengan tidak diterimanya penerimaan yang sebelumnya sudah diperkirakan. Pembiayaan menurut kualitasnya pada hakikatnya didasarkan atas risiko kemungkinan terhadap kondisi dan kepatuhan nasabah pembiayaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya untuk membayar bagi hasil, serta melunasi pembiayaannya. Jadi unsur utama 12 dalam menentukan kualitas tersebut adalah waktu pembayaran bagi hasil, pembayaran angsuran maupun pelunasan pokok pembiayaan. Non Performing Financing (NPF) yang analog dengan Non Performing Loan (NPL) pada bank konvensional merupakan rasio keuangan yang berkaitan dengan resiko kredit. Non Performing Financing (NPF) menunjukan kemampuan manajemen bank dalam mengelola pembiayaan bermasalah yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar, maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kapada pihak ketiga tidak termasuk kredit pada bank lain. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet. Rasio NPF ini dalam rumus sebagai berikut:14 NPF Total pembiayaan bermasalah Total pembiayaan diberikan Total Pembiayaan adalah keseluruhan pembiayaan (kredit) yang diberikan kepada pihak ketiga (tidak termasuk kredit kepada bank lain). Pembiayaan non lancar adalah pembiayaan (kredit) dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet dan angka tersebut dihitung perposisi (tidak disetahunkan). 14 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah, dari Teori ke Praktek. (Jakarta: Gema Insani Press,2001), hlm. 182. 13 d. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) Perusahaan yang bergerak di bidang perbankan, melakukan efisiensi operasi, yakni untuk mengetahui apakah bank dalam operasinya yang berhubungan dengan usaha pokok bank dilakukan dengan benar dalam arti sesuai yang diharapkan manajemen dan pemegang saham. Efisiensi operasi juga untuk mempengaruhi kinerja bank, yakni untuk menunjukkan apakah bank telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna dan berhasil guna. Menurut ketentuan Bank Indonesia efisiensi operasi diukur dengan menggunakan rasio biaya operasional atau disingkat BOPO. Rasio BOPO menunjukkan efisiensi bank dalam menjalankan usaha pokoknya terutama kredit berdasarkan jumlah dana yang berhasil dikumpulkan oleh bank. Mengingat kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana (misalnya dana masyarakat), maka biaya dan pendapatan operasional bank didominasi oleh biaya bunga dan hasil bunga. Rasio biaya operasional (BOPO) adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank selain bunga dalam rangka menjalankan aktivitas usaha pokoknya (seperti biaya tenaga kerja, biaya pemasaran dan biaya operasional lainnya). Pendapatan operasional merupakan pendapatan utama bank yaitu pendapatan 14 bunga yang diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk kredit. Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan usahanya, sehingga menunjukkan kenaikan pada pendapatan operasionalnya. Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan lembaga keuangan/bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:15 BOPO Biaya (Beban) Operasional Pendapatan Operasional e. Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri.16 Jumlah laba bersih kerap dibandingkan dengan ukuran kegiatan atau kondisi keuangan lainnya seperti penjualan, aktiva, ekuitas pemegang saham untuk menilai kinerja sebagai suatu persentase dari beberapa tingkat aktivitas atau investasi Perbandingan ini disebut rasio profitabilitas (profitability ratio). Berikut ini adalah 15 Muhammad. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2009), hlm. 79. 16 Agus Sartono. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. (Yogyakarta: BPEF-UGM, 2001), hlm. 84. 15 rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas salah satunya adalah Return On Asset.17 Return On Asset mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan atau untuk mengetahui besarnya kembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik. Rasio ini dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang makin besar maka rasio ini juga akan makin besar. Formulasi dari Return On Asset atau ROA adalah sebagai berikut: ROA = Laba Setelah Pajak x 100% Total Asset Kajian penelitian yang relevan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas pada bank syariah yang telah dilakukan oleh Peneliti oleh Maria Maratush Shoolihah (2008) melakukan penelitian tentang Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing (NPF), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Rasio Likuid (Curent Ratio) Terhadap Return On Asset pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Tahun 2004-2006. Hasil penelitian dapat disimpulkan Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Rasio Likuid (Curent Ratio) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA). NPF tidak berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA). Capital 17 Slamet Munawir. Analisa Laporan Keuangan, (Yogyakarta : Liberty, 2009), hlm. 57. 16 Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA).18 Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Ismawati (2009), tentang Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR), Cash Ratio(CR), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) Terhadap Tingkat Profitabilitas PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk. Periode 2006 – 2008. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa FDR tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. CAR memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Cash Ratio (CR) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh negatif terhadap profiabilitas.19 Penelitian selanjutnya oleh Tri Mei Hidayati (2010) meneliti tentang Pengaruh Rasio Efisiensi, Likuiditas, dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas PT. Syariah Mandiri Periode September 2007 – Mei 2009. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kondisi keuangan Bank Syariah Mandiri dalam kategori sehat dan baik dilihat dari rasio efisiensi, likuiditas, solvabilitas maupun profitabilitas. Dimana ketiga variabel di atas, memberikan pengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas. 18 Maria Maratush Shoolihah, Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing (NPF), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Rasio Likuid (Curent Ratio) Terhadap Return On Asset pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Tahun 2004-2006, Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, tidak dipublikasikan, 2008. 19 Dwi Ismawati, Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR), Cash Ratio (CR), Capital Adequacy Ratio (CAR) Dan Dana Pihak Ketiga (DPK) Terhadap Tingkat Profitabilitas PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk. Periode 2006 – 2008, SkripsiUIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, tidak dipublikasikan 2009. 17 Sedangkan variabel yang memiliki pengaruh terhadap profitabilitas (ROA) adalah solvabilitas dengan nilai signifikan 0,002.20 Berikutnya penelitian yang dilakukan oleh Dhian Dayinta Pratiwi (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh CAR, BOPO, NPF dan FDR terhadap Profitabilitas pada Bank Umum Syariah. Hasil analisa bahwa variabel CAR, BOPO, NPF, dan FDR secara bersama-sama atau simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return On Asset (ROA) Bank Umum Syariah. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara parsial diketahui Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Sedangkan BOPO dan Non Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Sementara itu Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA).21 Peneliti berikutnya yang dilakukan oleh Dessy Ayatulisa Ilina (2012), Pengaruh CAR, FDR, NIM dan BOPO Terhadap Tingkat Profitabilitas PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk (Periode Triwulanan Desember 2002 – Maret 2011). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial CAR berpengaruh tidak signifikan dan berhubungan positif terhadap ROA, FDR berpengaruh signifikan dan berhubungan negatif terhadap ROA, NIM berpengaruh signifikan dan berpengaruh positif 20 Tri Mei Hidayati.Pengaruh Rasio Efisiensi, Likuidititas, dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas PT. Syariah Mandiri Periode September 2007 – Mei 2009.Skripsi. (Pekalongan: STAIN Walisongo, 2010). 21 Dhian Dayinta Pratiwi. Pengaruh CAR, BOPO, NPF dan FDR terhadap Profitabilitas pada Bank Umum Syariah. Skripsi. (Semarang: UNDIP, 2011). 18 terhadap ROA dan BOPO berpengaruh signifikan dan berhubungan negatif terhadap ROA. Secara simultan CAR, FDR, NIM dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap ROA. Sebesar 94,1% variasi ROA yang bisa dijelaskan oleh variasi dari keempat variabel independen yaitu CAR, FDR, NIM dan BOPO.22 Penelitian yang dilakukan oleh peneliti Dita Wulan Sari (2013) dengan judul penelitiannya Pengaruh Pembiayaan Jual Beli, Pembiayaan Bagi Hasil, Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2009-2012. Hasil penelitian menunjukan bahwa Pembiayaan Jual Beli dan variabel NPF berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA Bank Umum Syariah. Pembiayaan bagi hasil berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA Bank Umum Syariah. Sedangkan variabel FDR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA Bank Umum Syariah. Kemampuan prediksi dari keempat variabel tersebut terhadap ROA sebesar 48,1%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain diluar model penelitian. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi manajemen Bank Umum Syariah dalam mengelola perusahaan.23 22 Dessy Ayatulisa Ilina, Pengaruh CAR, FDR, NIM dan BOPO Terhadap Tingkat Profitabilitas PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk (Periode Triwulanan Desember 2002 – Maret 2011). Skripsi. (Pekalongan: STAIN Walisongo, 2012). 23 Dita Wulan Sari.Pengaruh Pembiayaan Jual Beli, Pembiayaan Bagi Hasil, Financing To Deposit Ratio (FDR) dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2009-2012. Skripsi. (Semarang: UNDIP, 2013). 19 Berikutnya penelitian Rizki Agustiningrum (2013) dalam penelitiannya Analisis Pengaruh CAR, NPL dan LDR Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan. Hasil penelitian bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh tidak signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Hasil ini tidak mendukung hipotesis pertama yang diajukan bahwa CAR berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas (ROA).24 Berikutnya penelitian yang dilakukan M. Shalahuddin Fahmy (2013), tentang Pengaruh CAR, NPF, BOPO dan FDR Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel CAR berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap ROA, variabel NPF dan FDR memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. Sementara variabel BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Kemampuan prediksi dari keempat variabel independen terhadap ROA adalah sebesar 38,5% yang ditunjukkan dari besarnya Adjusted, sisanya sebesar 61,5% dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian.25 Secara ringkas hasil penelitian terdahulu dapat dibuat tabel sebagai berikut: 24 Rizki Agustiningrum. Analisis Pengaruh CAR, NPL dan LDR Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan. Skripsi. (Semarang: UNDIP, 2013). 25 M. Shalahuddin Fahmy, Pengaruh CAR, NPF, BOPO dan FDR Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah. Skripsi. (Yogyakarta: UIN Kalijaga, 2013). Tabel 1.2 Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu Peneliti dan No. Tahun Penelitian 1. Maria Maratush Shoolihah (2008) 2. Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing (NPF), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Rasio Likuid (Curent Ratio) Terhadap Return On Asset pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Tahun 2004-2006 Variabel independen: Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing (NPF), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Rasio Likuid (Curent Ratio) Variabel Dependen: Return On Asset Variabel independen: Financing to Deposit Ratio (FDR), Cash Ratio (CR), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) Variabel Dependen: Profitabilitas Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Rasio Likuid (Curent Ratio) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA). NPF tidak berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA). Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA) Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah penelitian ini menggunakan BOPO sebagai variabel independen, sedangkan penelitian terdahulu tidak memasukkan BOPO, melainkan current ratio. FDR tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. CAR memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Cash Ratio (CR) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh negative terhadap profiabilitas Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini menggunakan BOPO dan NPF sebagai variable independen, sedangkan penelitian terdahulu tidak memasukkan BOPO, melainkan cash ratio dan Dana Pihak Ketiga Dwi Ismawati Pengaruh Financing to (2009) Deposit Ratio (FDR), Cash Ratio (CR), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) Terhadap Tingkat Profitabilitas PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk. Periode 2006 – 2008 20 Peneliti dan No. Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Penelitian 3. Tri Mei Pengaruh Rasio Variabel Hidayati Efisiensi, Likuidititas, independen: Rasio (2010) dan Solvabilitas Efisiensi, Terhadap Profitabilitas Likuidititas, dan PT. Syariah Mandiri Solvabilitas Periode September Variabel Dependen: 2007 – Mei 2009 Profitabilitas 4. Dhian Dayinta Pengaruh CAR, BOPO, Pratiwi (2011) NPF dan FDR terhadap Profitabilitas pada Bank Umum Syariah Hasil Penelitian Kondisi keuangan Bank Syariah Mandiri dalam kategori sehat dan baik dilihat dari rasio efisiensi, likuiditas, solvabilitas maupun profitabilitas. Dimana ketiga variabel di atas, memberikan pengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas. Sedangkan variabel yang memiliki pengaruh terhadap profitabilitas (ROA) adalah solvabilitas dengan nilai signifikan 0,002. Variabel Bahwa variabel CAR, BOPO, NPF, dan independen: CAR, FDR secara bersama-sama atau simultan BOPO, NPF dan memiliki pengaruh yang signifikan FDR terhadap Return On Asset (ROA) Bank Variabel Dependen: Umum Syariah. Berdasarkan hasil Profitabilitas pengujian hipotesis secara parsial diketahui Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. Sedangkan BOPO dan Non Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Sementara itu Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Perbedaan Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini menggunakan CAR dan NPF sebagai variable independen. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah pada obyek penelitian. Penelitian terdahulu meneliti seluruh bank umum syariah di Indonesia, sedangkan penelitian ini menganalisi satu bank syariah yaitu BNI syariah. 21 Peneliti dan No. Tahun Judul Penelitian Penelitian 5. Dessy Pengaruh CAR, FDR, Ayatulisa Ilina NIM dan BOPO (2012) Terhadap Tingkat Profitabilitas PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk (Periode Triwulanan Desember 2002 – Maret 2011) 6. Dita Wulan Pengaruh Pembiayaan Sari (2013) Jual Beli, Pembiayaan Bagi Hasil, Financing To Deposit Ratio (FDR) dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2009-2012 Variabel Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan Variabel independen: CAR, FDR, NIM dan BOPO Variabel Dependen: Profitabilitas Bahwa secara parsial CAR berpengaruh tidak signifikan dan berhubungan positif terhadap ROA, FDR berpengaruh signifikan dan berhubungan negatif terhadap ROA, NIM berpengaruh signifikan dan berpengaruh positif terhadap ROA dan BOPO berpengaruh signifikan dan berhubungan negatif terhadap ROA. Secara simultan CAR, FDR, NIM dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap ROA. Sebesar 94,1% variasi ROA yang bisa dijelaskan oleh variasi dari keempat variable independen yaitu CAR, FDR, NIM dan BOPO. Bahwa Pembiayaan Jual Beli dan variabel NPF berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA Bank Umum Syariah. Pembiayaan bagi hasil berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA Bank Umum Syariah. Sedangkan variabel FDR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA Bank Umum Syariah. Kemampuan prediksi dari keempat variabel tersebut terhadap ROA sebesar 48,1%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain di luar model penelitian. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi manajemen Bank Umum Syariah dalam mengelola perusahaan Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah penelitian terdahulu tidak memasukkan variable NPF, melainkan variabel NIM Variabel independen: Pembiayaan Jual Beli, Pembiayaan Bagi Hasil, Financing To Deposit Ratio (FDR) dan Non Performing Financing (NPF) Variabel Dependen: Profitabilitas Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah pada penelitian terdahulu menganalisis variable independen Pembiayaan Jual Beli, Pembiayaan Bagi Hasil dan tidak memasukan variabel CAR dan BOPO. 22 Peneliti dan No. Tahun Penelitian 7. Rizki Agustiningrum (2013) 8. Judul Penelitian Variabel Penelitian Analisis Pengaruh CAR, NPL dan LDR Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan Variabel independen: CAR, NPL dan LDR Variabel Dependen: Profitabilitas Hasil Penelitian Bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh tidak signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Hasil ini tidak mendukung hipotesis pertama yang diajukan bahwa CAR berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Loan to Deposits Ratio (LDR) berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas (ROA). M. Shalahuddin Pengaruh CAR, NPF, Variabel independen: Bahwa variabel CAR berpengaruh positif Fahmy (2013) BOPO dan FDR CAR, NPF, BOPO dan tetapi tidak signifikan terhadap ROA, Terhadap FDR variabel NPF dan FDR memiliki pengaruh Profitabilitas Bank Variabel Dependen: negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. Umum Syariah. Profitabilitas Sementara variabel BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Kemampuan prediksi dari keempat variabel independen terhadap ROA adalah sebesar 38,5% yang ditunjukkan dari besarnya Adjusted, sisanya sebesar 61,5 % dijelaskan oleh variabel lainnya di luar model penelitian Perbedaan Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah penelitian terdahulu tidak memasukkan variabel BOPO. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah penelitian terdahulu menggunakan seluurh bank syariah yang ada di Indonesia, sedangkan penelitian ini meneliti Bank BNI Syariah 23 24 2. Kerangka Berpikir Rasio profitabilitas adalah ukuran untuk mengetahui seberapa jauh aktivitas manajemen dalam mengelola perusahaannya. Efektifititas manajemen meliputi kegiatan fungsional manajemen, seperti keuangan, pemasaran, sumber daya manusia dan operasional. Jadi banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas yang kemudian meningkatkan atau menurunkan laba. Meskipun demikian, analisis rasio keuntungan dapat memberikan gambaran keuntungan yang diperoleh perusahaan. Rasio profitabilitas (ROA) dalam penelitian ini dapat dipengaruhi oleh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing (NPF), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO). Capital Adequacy Ratio (CAR) digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. Semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit atau aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi (sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia sebesar 8%) berarti bahwa bank tersebut mampu membiayai operasi bank, dan keadaan yang menguntungkan tersebut dapat memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas bank. Sehingga dapat disimpulkan CAR berpengaruh terhadap profitabilitas. 25 Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi FDR maka laba bank semakin meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan dananya dengan efektif), dengan meningkatnya laba bank, maka kinerja bank juga meningkat. Sehingga dapat disimpulkan Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh terhadap profitabilitas. Non Performing Financing (NPF) merupakan rasio keuangan yang berkaitan dengan pembiayaan bermasalah. Semakin tinggi NPF maka kinerja bank semakin buruk dan profitabilitasnya rendah. Pengelolaan pembiayaan yang baik sangat diperlukan oleh bank, mengingat fungsi pembiayaan merupakan penyumbang pendapatan terbesar bagi suatu bank khususnya bank syariah. Non Performing Financing (NPF) berpengaruh terhadap profitabilitas. Biaya Operasional Pendapatan Operasional menunjukkan efisiensi bank dalam menjalankan usaha pokoknya, yaitu perbandingan antara total biaya dengan total pendapatan yang dihasilkan. Semakin tinggi rasio BOPO maka efisiensi dari bank tersebut semakin kecil. Semakin tinggi biaya maka bank menjadi semakin tidak efisien sehingga perubahan laba operasional makin kecil. Sehingga pengelolaan Biaya Operasional Pendapatan Operasional harus lebih efisien sehingga dapat berpengaruh terhadap profitabilitas. 26 Faktor-faktor tersebut di atas yang dapat mempengaruhi profitabilitas bank. Hal tersebut apabila pihak manajemen dapat menghasilkan faktor-faktor tersebut sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia dan dapat meningkatkan kinerja keuangan berupa peningkatan profitabilitas. Dengan demikian Capital Adequacy Ratio (CAR), Financial Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing (NPF) dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) tersebut berpengaruh terhadap profitabilitas. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dibuat kerangka berpikir sebagai berikut: Capital Adequacy Ratio (X1) H1 Financial Deposit Ratio (X2) H2 H3 Non Performing Financing (X3) H4 Biaya Operasional Pendapatan Operasional (X4) H5 Gambar 1.1 Kerangka Berpikir Return On Asset (Y) 27 Dari gambar kerangka berpikir di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Hubungan CAR dengan ROA Penetapan CAR sebagai variabel yang mempengaruhi ROA didasarkan hubungannya dengan tingkat risiko bank Penetapan CAR pada titik tertentu dimaksudkan agar bank memiliki kemampuan modal yang cukup untuk meredam kemungkinan timbulnya risiko sebagai akibat berkembangnya ekspansi aset terutama aktiva yang dikategorikan dapat memberikan hasil sekaligus mengandung risiko. Dengan demikian bank harus menyediakan modal minimum yang cukup untuk menjamin kepentingan pihak ketiga. Manajemen bank perlu mempertahankan atau meningkatkan nilai CAR sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia minimal delapan persen karena dengan modal yang cukup maka bank dapat melakukan ekspansi usaha dengan lebih aman sehingga mempengaruhi ROA. b. Hubungan FDR dengan ROA Financing to Deposit Ratio (FDR) yaitu seberapa besar dana pihak ketiga bank syariah dilepaskan untuk pembiayaan. Semakin tinggi FDR dalam batas tertentu, maka semakin meningkat pula laba bank, dengan asumsi bank menyalurkan dananya untuk pembiayaan yang efektif. Dengan meningkatnya laba, maka Return On Asset (ROA) juga akan meningkat, karena laba merupakan komponen yang membentuk Return On Asset (ROA). 28 c. Hubungan NPF dengan ROA NPF mencerminkan risiko pembiayaan. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan bank semakin buruk Risiko pembiayaan yang diterima bank merupakan salah satu risiko usaha bank, yang diakibatkan dari tidak dilunasinya kembali cicilan pokok dan bagi hasil dari pinjaman yang diberikan atau investasi yang sedang dilakukan oleh pihak bank. Tingkat kesehatan pembiayaan (NPF) ikut mempengaruhi pencapaian laba bank. Adanya pembiayaan bermasalah yang besar dapat mengakibatkan hilangnya kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari pembiayaan yang diberikan sehingga mempengaruhi perolehan laba dan berpengaruh buruk pada ROA. Dengan demikian semakin besar NPF akan mengakibatkan menurunnya ROA. Begitu pula sebaliknya, jika NPF turun, maka ROA akan meningkat. d. Hubungan BOPO dengan ROA Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), yang diukur dengan membandingkan total biaya operasional dengan total pendapatan operasional. Logikanya jika pendapatan operasional lebih besar dari biaya operasionalnya, berarti BOPO-nya kecil, sehingga dapat dikatakan bank dalam mengelola usahanya semakin efisien. Tingkat efisiensi bank dalam menjalankan operasinya, berpengaruh terhadap tingkat pendapatan yang dihasilkan oleh bank. Jika kegiatan operasional dilakukan dengan efisien maka pendapatan 29 yang dihasilkan bank tersebut akan naik. Sehingga semakin kecil BOPO, maka akan semakin meningkatkan ROA. e. Hubungan CAR, FDR, NPF dan BOPO dengan ROA CAR, FDR, NPF dan BOPO merupakan rasio ukuran kesehatan perbankan, sehingga dalam pengelolaan rasio-rasio tersebut harus dapat memberikan peningkatan profitabilitas yang diperoleh perbankan. Dalam mengelola rasio CAR, pihak manajemen bank dapat mengoptimalkan kebutuhan minimal bank agar dapat dikelola dengan baik dan memberikan ROA yang tinggi. Begitu juga dengan pengelolaan rasio FDR, pihak manajemen bank dapat memaksimalkan rasio ini berupa pemanfaatan dana pihak ketiga untuk kegiatan pembiayaan yang akan memberikan peningkatan ROA. Selain itu, dalam memberikan pembiayaan pihak manajemen bank dapat meminimalisir terjadinya kredit bermasalah yang dapat meningkatkan rasio NPF, jika rasio NPF meningkat maka akan menurunkan DOA yang diperoleh bank, sebaliknya jika rasio NPF menurun, maka profitabiltas yang diperoleh bank akan meningkat. Dalam kegiatan operasionalnya, rasio BOPO juga harus dapat diefisiensikan, karena semakin besar rasio BOPO mengindikasikan bahwa kesehatan bak kurang efisien dan akan menurunkan keuntungan dan berpengaruh terhadap penurunan ROA. 30 3. Hipotesis Secara definisi hipotesis adalah suatu kesimpulan tetapi kesimpulan ini belum final, masih harus dibuktikan kebenarannya.26 Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut: H01: Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Ha1: Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. H02: Financial Deposit Ratio (FDR) tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Ha2: Financial Deposit Ratio (FDR) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. H03: Non Performing Financing (NPF) tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Ha3: Non Performing Financing (NPF) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. H04: Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Ha4: Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. 26 Winarno Surahmat, Dasar dan Tehnik Research, (Bandung : Angkasa, 2006), hlm. 58. 31 Ho5 : Capital Adequacy Ratio (CAR), Financial Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing (NPF) dan Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Ha5 : Capital Adequacy Ratio (CAR), Financial Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing (NPF) dan Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. G. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian a. Pendekatan Karena permasalahan pada penelitian ini mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi profitabilitas pada Bank Muamalat Indonesia, maka pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang lebih menekankan analisisnya pada data-data numeric (angka) yang diolah dengan metode analisis statistika.27 Data-data numeric (angka) berupa data angka rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Financial Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing (NPF), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO), dan Return On Asset (ROA), yang selanjutnya data-data diolah dengan analisis 27 Saifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), hlm. 25. 32 statistik untuk menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financial Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing (NPF) dan Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap profitabilitas pada Bank Muamalat Indonesia. b. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah correlational studies, digunakan untuk menguji hipotesis tentang adanya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, yang dirumuskan dengan jelas dalam bentuk hipotesis dan percobaan dilakukan untuk menguji hipotesis yang peneliti ajukan, yaitu pengujian hipotesis secara parsial (individu) maupun pengujian hipotesis secara simultan.28 2. Variabel Penelitian Variabel adalah sesuatu yang dapat membedakan/mengubah nilai.Variabel dapat dibagi menjadi dua macam yaitu variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi dan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi/variabel akibat.29 Variabel bebas dan variabel terikat pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Variabel Dependen (Y) Variabel dependen adalah variabel terikat yang dipengaruhi. Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah profitabilitas perusahaan. Profitabilitas diukur dengan Return On Asset (ROA). ROA mengukur 28 Saifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), hlm. 27. Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta : PT. Raja Grafindo, 2009), hlm. 47-48. 29 33 kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan atau untuk mengetahui besarnya kembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik. ROA dirumuskan sebagai berikut: ROA = Laba Setelah Pajak x 100% Total Asset b. Variabel Independen (X) Variabel independen adalah variabel yang mengikat atau faktor yang mempengaruhi. Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti mengenai Capital Adequacy Ratio (CAR), Financial Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing (NPF) dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO). 1) Capital Adequacy Ratio (CAR) (X1) Dalam penelitian ini diidentifikasikan dengan ratio modal terhadap aktiva tertimbang menurut risiko atau Capital Adequacy Ratio (CAR) (SE Bank Indonesia No. 3/30/DPNP). Kriteria nilai CAR minimal 8% sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Rasio CAR ini dapat dirumuskan sebagai berikut: CAR Modal Aktiva Tertimbang Menurut Risiko 2) Financial Deposit Ratio (FDR) (X2) Financial Deposit Ratio (FDR) yaitu rasio untuk menilai likuiditas bank. Penilaian Financial Deposit Ratio (FDR) bank didasarkan atas dua macam rasio, yaitu : Rasio jumlah kewajiban bersih call 34 money terhadap Aktiva Lancar dan Rasio antara Kredit terhadap dana yang diterima oleh bank. Batas aman untuk FDR menurut peraturan pemerintah adalah maksimum 110%. Rasio FDR ini dapat dirumuskan sebagai berikut: FDR Total Pembiayaan x 100% Total Dana Pihak Ketiga 3) Non Performing Financing (NPF) (X3) Non Performing Financing adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank syariah dalam mengelola pembiayaan bermasalah yang ada dapat dipenuhi dengan aktiva produktif yang dimiliki oleh suatu bank (Teguh Pudjo Mulyono, 2005). Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/11/DPNP tanggal 31 Maret 2010, pembiayaan dalam hal ini adalah pembiyaaan yang diberikan kepada pihak ketiga dan tidak termasuk pembiayaan kepada bank lain yang dihitung berdasarkan nilai tercatat dalam neraca per posisi tidak disetahunkan. Sedangkan pembiayaan bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet yang dihitung berdasarkan nilai tercatat dalam neraca per posisi tidak disetahunkan. Rasio Non Performing Financing (NPF). Penilaian kesehatan bank memiliki NPF sebesar < 5,00%. Rasio NPF ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 35 NPF Total pembiayaan bermasalah x 100% Total pembiayaan diberikan 4) Biaya Operasional Pendapatan Operasional (X4) Efisiensi diukur secara kuantitatif dengan menggunakan rasio efisiensi. Bank Indonesia menetapkan angka terbaik untuk rasio BOPO adalah dibawah 90%, karena jika rasio BOPO melebihi 90% hingga mendekati angka 100% maka bank tersebut dapat dikategorikan tidak efisien dalam menjalankan operasinya. Rasio BOPO ini dapat dirumuskan sebagai berikut: BOPO Biaya (Beban) Operasional x 100% Pendapatan Operasional 3. Sumber dan Metode Pengumpulan Data a. Sumber Data 1) Data Primer Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari.30 Data primer dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dari buku-buku kepustakaan. 30 Saifudin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), hlm. 91. 36 2) Data Sekunder Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain tidak langsung diolah peneliti dari subyek penelitiannya. Sumber data sekunder biasanya berwujud data dokumen atau data laporan yang telah tersedia.31 Pada penelitian ini sumber data yang digunakan adalah data sekunder. Dimana data sekunder diperoleh dari berbagai bentuk seperti laporan keuangan triwulan Bank Muamalat Indonesia tahun 2005 – 2014 yang dipublikasikan, dan diperoleh melalui website online Bank Muamalat Indonesia dan sumber-sumber lain yang terkait dengan aspek penelitian. b. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Metode Observasi Metode Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan, terjun langsung ke lapangan.32 Dalam penelitian metode observasi non behavioral. Metode observasi meliputi segala hal yang menyangkut pengamatan aktivitas atau kondisi perilaku maupun non perilaku (non behavioral). Metode observasi yang digunakan adalah non 31 Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta : PT. Raja Grafindo, 2009), hlm. 91. 32 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Sebagai Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 197. 37 behavioral analysis, yaitu analisis catatan keuangan, akuntansi, data ekonomi. Analisis proses, misalnya proses arus sistim (dokumen) akuntansi.33 Penggunaan metode observasi non behavioral digunakan peneliti, karena peneliti tidak melakukan penelitian secara langsung ke Bank Muamalat Indonesia, peneliti hanya melakukan observasi pada data-data yang telah tersedia (sudah dipublikasikan di website www.bankmuamalat.co.id). 2) Metode Dokumentasi Metode dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.34 Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki laporan tertulis seperti laporan keuangan Bank Muamalat Indonesia serta dokumen lain dalam bank yang relevan dengan kepentingan penelitian. 4. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini untuk menganalisis secara kuantitatif data yang diperoleh peneliti menggunakan bantuan program SPSS. a. Uji Asumsi Klasik Pada penelitian ini dilakukan empat pengujian asumsi klasik, yaitu : normalitas, multikolinieritas, autokorelasi dan heterokedastisitas.35 33 Cooper & Shindler. Research Method. (Jakarta. Ekonisia, 2001), hlm. 87. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 329. 35 Imam Ghozali. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013), hlm. 103. 34 38 1) Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel bebas dan variabel terikat mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik ada model regresi yang berdistribusi normal. Dalam uji normalitas digunakan uji Kolmogorov – Smirnov. Kriteria: - Nilai Asymp signifikansi > level of significance 5%, maka berdistribusi normal. - Nilai Asymp signifikansi < level of significance 5%, maka tidak berdistribusi normal. 2) Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas merupakan uji yang ditujukan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Uji Multikolineritas dilakukan dengan menghitung nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF) dari tiap-tiap variabel independen. Jika nilai tolerance > 0,10, maka tidak terjadi multikolinieritas, atau dengan melihat nilai VIF, jika nilai VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinieritas. 39 3) Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara pengganggu pada atau antara anggota serangkaian observasi yang tersusun dalam rangkaian waktu (time series). Untuk menguji adanya autokorelasi digunakan metode Durbin Watson (Uji DW) dan Runs Test. Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara variabel independen. H0 : tidak ada korelasi (r = 0) Ha : ada autokorelasi (r ≠ 0) 4) Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance-nya residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji heterokedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Glejser. Dengan menggunakan uji Glejser, nilai absolut residual diregresikan pada tiap-tiap variabel independen. Masalah heterokedastesitas terjadi jika ada variabel yang secara statistik signifikan. Kriteria: - Nilai signifikansi > level of significance 5%, maka tidak terjadi heterokedastisitas. 40 - Nilai signifikansi < level of significance 5%, maka terjadi heterokedastisitas. b. Uji Regresi Linear Berganda Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS for Windows Ver 20.00. Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh antara profitabilitas dengan variabel bebas (Capital Adequacy Ratio (CAR), Financial Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing (NPF) dan Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO)). Persamaan regresi: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e Keterangan : Y : Profitabilitas (ROA) a : Konstanta X1 : Capital Adequacy Ratio (CAR) X2 : Financial Deposit Ratio (FDR) X3 : Non Performing Financing (NPF) X4 : Biaya Operasional Pendapatan Operasional(BOPO) b1, b2, b3dan b4: koefisien 41 c. Uji Hipotesis 1) Pengujian Hipotesis secara Parsial (Uji t) Uji statistik t ini pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas (independen) secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. dapat digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini uji statistik t digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Penerimaan atau penolakan hipotesis adalah membandingkan signifikan dengan nilai α (derajat keyakinan) sebesar 0,05. Kriteria : Jika nilai Signifikan < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima Jika nilai Signifikan > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak 2) Pengujian Hipotesis secara Simultan (Uji F) Uji statistik F ini pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh empat variabel (independen) kategorikal (Four Ways ANOVA) dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dalam penelitian ini uji statistik F digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis adalah membandingkan signifikan dengan nilai α sebesar 0,05. Kriteria : Jika nilai Signifikan < 0,05, maka hipotesis diterima Jika nilai Signifikan > 0,05, maka hipotesis ditolak 42 d. Analisis Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui sampai seberapa besar presentasi variasi variabel bebas pada model dapat diterangkan oleh variabel terikat. Koefisien determinasi (R2) dinyatakan dalam presentase yang nilainya berkisar antara 0 < R2 < 1. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen. H. Sistimatika Penulisan Skripsi Bab I Pendahuluan. Pada bab ini akan diuraikan mengenai Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian dan Sistimatika Penulisan Skripsi. Bab II Landasan Teori. Berisi tentang teori-teori yang peneliti gunakan sebagai landasan kerja penelitian tentang variabel-variabel yang digunakan, antara lain: profitabilitas, Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing (NPF) dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO). Bab III Gambaran Umum Bank Syariah. Pada bab ini diuraikan mengenai Sejarah Bank Muamalat Indonesia, Visi dan Misi Bank Muamalat Indonesia, Prinsip Operasional Bank dan Mekanisme Operasional Bank 43 Muamalat Indonesia, dan Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Bank Muamalat Indonesia. Bab IV Analisis Hasil Penelitian. Pada bab ini akan diuraikan mengenai hasil analisis penelitian mengenai deskripsi data penelitian, hasil analisis regresi linier berganda dan pengujian hipotesis serta pembahasan penelitian. Bab V Penutup. Bab ini merupakan bagian akhir dari penulisan skripsi yang berisikan Kesimpulan dan Saran.