Prof Marsoedi: Upaya Pengembangan Budidaya Perikanan Indonesia Dikirim oleh prasetya1 pada 26 Maret 2008 | Komentar : 0 | Dilihat : 15834 Prof. Marsoedi Potensi alam bahari berupa garis pantai serta hamparan terumbu karang dan mangrove sangat mendukung pengembangan budidaya laut. Selain itu, komoditas ikan, udang, moluska di laut mempunyai nilai strategis untuk dikembangkan karena nilai ekonomis yang tinggi sebagai komoditi ekspor, dan sebagai produk bahan pangan bergizi bagi masyarakat. Dengan memahami kendala dan permasalahan dalam praktek budidaya, dapat disusun strategi pengembangan budidaya laut yang ramah lingkungan sehingga laut dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan yang lestari. Demikian Prof Ir Marsoedi PhD dalam pidato ilmiahnya berjudul ?Potensi dan Nilai Strategis Pengembangan Budidaya Laut di Indonesia?. Prof Marsoedi dikukuhkan sebagai guru besar bidang budidaya perikanan pada Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya, Rabu (26/3). Lebih lanjut pakar budidaya perairan ini mengungkapkan, air laut yang menempati wilayah seluas 5,8 juta kilometer persegi itu seharusnya dapat dimanfaatkan secara optimal. Perikanan budidaya mempunyai nilai strategis dalam perekonomian nasional karena di smaping kontribusinya dalam mendukung usaha pemenuhan gizi protein hewani, penyedia lapangan kerja dan meningkatkan sumber pendapatan masyarakat, perikanan budidaya juga sebagai sumber devisa negara. Perikanan budidaya dapat dilakukan dengan pemanfaatan pengembangan melalui kegiatan pembenihan, penyiapan prasarana, pembesaran, pembuatan pakan buatan dan industrinya, pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungan, industri pengolahan dan pemasaran hasil budidaya. Potensi komoditas yang dapat dibudidayakan di laut meliputi ikan kakap, kerapu, kuda laut, tiram, kerang, teripang, mutiara, abalone dan rumput laut. Budidaya ikan di laut menurut Marsoedi, umumnya menggunakan jaring tancap dan karamba jaring apung. Dan dalam perkembangannya, budidaya ikan di laut dilakukan dengan sistem sea ranching dan offshore mariculture. Keberhasilan budidaya laut banyak tergantung pada pemilihan lahan yang tepat. Kendala yang dihadapi dalam budidaya laut meliputi: (1) kendala lingkungan diantaranya terbatasnya sumberdaya lahan mengingat tidak semua areal yang terdapat di laut sesuai untuk budidaya perikanan, kualitas dan kuantitas air yang lebih banyak disebabkan karena pencemaran lingkungan serta bencana alam tsunami; (2) kendala sosial ekonomi diantaranya terbatasnya sarana prasarana produksi, fluktuasi harga produk pertanian, dan rendahnya kualitas sumberdaya perikanan yang disebabkan oleh penyakit, hama maupun parasit; dan (3) kendala teknologi dan kelembagaan. Pada akhir pidatonya ayah tiga orang anak ini mengungkapkanupaya pengembangan budidaya laut di Indonesia, dapat dilakukan dengan strategi melakukan inventarisasi lahan perairan yang sesuai untuk budidaya laut, memantau kualitas air laut secara berkelanjutan, menata kawasan perairan budidaya laut dengan penggunaan kepentingan lainnya, meningkatkan sosialiasi tentang budidaya laut, serta mengembangkan budidaya laut dengan memperhatikan potensi dan kesesuaian lahan, komoditas unggulan, serta teknologi yang diterapkan secara terpadu dan efisien. Dalam rangka mengembangkan usaha budidaya laut Marsoedi menyarankan agar memanfaatkan telukteluk dan daerah laut semi tertutup serta pulau-pulau kecil yang dikelilingi mangrove dan terumbu karang, memperkenalkan teknologi sea ranching, mengekspor komoditi perikanan dalam bentuk olahan untuk memberi nilai tambah, dan pemerintah lebih meningkatkan perannya dalam membantu perkembangan penelitian dasar serta aplikatif untuk menemukan sistem budidaya laut. [nik]