BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan melalui media massa (media cetak dan elektronik) kepada khalayak luas (masyarakat) tidak tebatas oleh letak geografis maupun teritorial. Sebagai keterampilan jika komunikasi massa meliputi teknik-teknik fundamental tertentu yang dapat dipelajari seperti memfokuskan kamera televisi, mengoperasikan tape recorder atau mencatat ketika berwawancara. Sebagai seni dalam pengertian bahwa ia meliputi tantangan-tantangan kreatif seperti menulis script untuk program televisi. Ia adalah ilmu dalam pengertian bahwa ia meliputi prinsip-prinsip tertentu tentang bagaimana berlangsungnya komunikasi yang dapat dikembangkan untuk membuat berbagai hal menjadi baik. Sedangkan menurut Bittner, komunikasi massa adalah pesan yang di komunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa, jadi sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak. Definisi komunikasi massa lainnya di kemukakan oleh Gerbner, yaitu komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang coontinue serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. Dari definisi-definisi komunikasi massa tersebut, Jalaluddin Rakhmat merangkumnya menjadi: komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. 2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa Karakteristik komunikasi massa adalah:2 1. Komunikator Terlembaga Komunikasi massa melibatkan lembaga dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. 2. Pesan Bersifat Umum Komunikasi massa bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. 3. Komunikannya Anonim dan Heterogen Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Komunikasi massa bersifat anonim berarti, komunikator tidak mengenal komunikan. Sedangkan komunikasi massa bersifat heterogen berarti, komunikan terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor: usia, jenis 2 Elvinaro Ardianto dan Lukiati K. Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Op. Cit., halaman 6-12. kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi. 4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan Effendy (1981) mengartikan keserempakan media massa itu sebagai keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah. 5. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan Salah satu prinsip komunikasi adalah bahwa mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan. komunikasi Dimensi isi menunjukkan muatan atau isi komunikasi, yaitu apa yang dikatakan, sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu. 6. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah Pada proses komunikasi massa, komunikator dan komunikan tidak dapat melakukan kontak langsung karena pesan disampaikan melalui media massa. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog. 7. Stimulasi Alat Indra Terbatas Dalam komunikasi massa, stimuli alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indra penglihatan dan pendengaran. 8. Umpan Balik Tertunda (Delayed) dan Tidak Langsung (Indirect) Dalam proses komunikasi massa, umpan balik bersifat tidak langsung (indirect) dan tertunda (delayed). Artinya, komunikator komunikasi massa tidak dapat dengan segera mengetahui bagaimana reaksi khalayak terhadap pesan yang disampaikannya. Tanggapan khalayak bisa diterima lewat telepon, e-mail, atau surat pembaca. Proses penyampaian feedback lewat telepon, e-mail atau surat pembaca itu menggambarkan feedback komunikasi massa bersifat indirect. Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk menggunakan telepon, menulis surat pembaca, mengirim e-mail itu menunjukkan bahwa feedback komunikasi massa bersifat tertunda (delayed). 2.1.3 Tujuan dan Fungsi Komunikasi Massa Tujuan dan fungsi komunikasi massa adalah sebagai berikut: 1. Informasi Informasi yaitu kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta dan pesan, opini, dan komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaan yang terjadi diluar dirinya, apakah itu dalam lingkungan daerah, nasional, atau internasional. 2. Sosialisasi Sosialisasi yakni menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan bagaimana orang bersikap sesuai nilai-nilai yang ada, serta bertindak sebagai anggota masyarakat secara efektif. 3. Motivasi Motivasi yakni mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang mereka baca, lihat, dengar lewat media massa. 4. Bahan Diskusi Menyediakan informasi sebagai bahan diskusi untuk mencapai persetujuan dalam hal perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang menyangkut orang banyak. 5. Pendidikan Pendidikan yakni membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik untuk pendidikan formal di sekolah maupun untuk di luar sekolah. Juga meningkatkan kualitas penyajian materi yang baik, menarik, dan mengesankan. 6. Memajukan kebudayaan Media massa menyebarluaskan hasil-hasil kebudayaan melalui pertukaran program siaran televisi. Pertukaran ini akan memungkinkan peningkatan daya kreativitas guna memajukan kebudayaan nasional masing-masing negara, serta mempertinggi kerja sama hubungan antar negara. 7. Hiburan Media massa telah menyita banyak waktu luang untuk semua golongan usia dengan difungsikanya sebagai alat hiburan dalam rumah tangga. Sifat estetika yang di tuangkan dalam bentuk lagu , lirik, dan bunyi maupun gambar dan bahasa, membawa orang pada situasi menikmati hiburan seperti halnya kebutuhan pokok lainya. 8. Integrasi Banyak bangsa di dunia dewasa ini di guncang oleh kepentingan-kepentingan tertentu karena perbedaan etnis dan ras. Dari berbagai macam fungsi komunikasi massa yang ada, maka dapat disederhanakan menjadi 4 (empat) fungsi saja, yakni: 1. Menyampaikan Informasi Kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta dan pesan, opini, dan komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaan yang terjadi diluar dirinya, apakah itu dalam lingkungan daerah, nasional, atau internasional. 2. Mendidik Membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik untuk pendidikan formal di sekolah maupun untuk diluar sekolah. Juga meningkatkan mengesankan. kualitas penyajian materi yang baik, menarik, dan 3. Menghibur Media massa telah menyita banyak waktu luang untuk semua golongan usia dengan difungsikanya sebagai alat hiburan dalam rumah tangga. Sifat estetika yang dituangkan dalam bentuk lagu , lirik, dan bunyi maupun gambar dan bahasa, membawa orang pada situasi menikmati hiburan seperti halnya kebutuhan pokok lainya. 4. Mempengaruhi Fungsi mempengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada tajuk atau editorial, features, iklan, berita atau tayangan lainnya. Yang dapat mempengaruhi khalayak televisi.3 2.1.4 Isi Pesan Komunikasi Massa Komunikasi massa ditujukan untuk semua orang. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, perstiwa atau opini. Namun tidak semua fakta dan peristiwa yang terjadi di sekeliling kita dapat di muat di media massa. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik, bagi sebagian besar komunikan.4 3 Onong Uchjana Effendy. Ilmu komunikasi teori dan praktek, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, hal 31 4 . Lukiati Komala dan Siti Karlinah,. Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama Media 2007 hal 7 Kriteria tersebut mengandung unsur-unsur sebagai berikut: 1. Novely (Sesuatu yang Baru) Khalayak akan tertarik jika isi pesan di pandang mengungkapkan suatu hal yang baru atau belum diketahui. 2. Jarak (Dekat atau Jauh) Jarak terjadinya suatu peristiwa dengan tempat di publikasinya peristiwa, mempunyai arti penting. Khalayak akan tertarik untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan langsung dengan kehidupan dan lingkungannya. 3. Popularitas Peliputan tentang tokoh, organisasi/kelompok, tempat dan waktu yang penting dan terkenal akan menarik perhatian khalayak. 4. Pertentangan (Conflict) Hal-hal yang mengungkapkan pertentangan, baik dalam bentuk kekerasan ataupun menyangkut perbedaan pendapat dan nilai. 5. Komedi (Humor) Manusia pada dasarnya tertarik dengan hal-hal yang lucu dan menyenangkan. Oleh karena itu bentuk-bentuk penyampain pesan yang bersifat humor lazimnya disenangi khalayak.unsur-unsur komedi ini mencakup ketidakwajaran, keadaan memalukan dan sebagainya. 6. Seks dan Keindahan Salah satu sifat manusia adalah menyenangi unsur seks dan keindahan, sehingga kedua unsur tersebut bersifat universal 7. Emosi Hal-hal yang menyentuh kebutuhan dasar manusia, seringkali bisa menimbulkan emosi dan simpati khalayak. Menurut Abraham A Maslow kebutuhan dasar manusia mencakup kebutuhan fisik, rasa aman, emosi, harga diri, sosial dan aktualisasi diri. Peristiwa-peristiwa yang menyentuh kebutuhan dasar tersebut akan menimbulkan emosi dan simpati khalayak. 8. Nostalgia Pengertian nostalgia disini adalah menunjuk pada hal-hal yang mengungkapkan pengalaman di masa lalu. 9. Human Interest Setiap orang pada dasarnya ingin mengetahui segala peristiwa yang menyangkut kehidupan orang lain. 2.2 Televisi Sebagai Media Massa 2.2.1 Pengertian Media Televisi Dalam istilah bahasa Inggris disebut television. berasal dari kata yunani, tele artinya jauh di tambah vision artinya melihat. Jadi arti televisi secara harfiah adalah melihat jauh, hal ini sesuai dengan kenyataanya bahwa pada saat sekarang kita dapat melihat siaran langsung dari Jakarta atau kota lain dari rumah kita masing-masing, dengan demikian televisi adalah salah satu mass media yang memancarkan suara dan gambar yang berarti sebagai reproduksi dari pada kenyataan yang disiarkannya, melalui gelombang- gelombang elektronik, sehingga dapat diterima oleh pesawat-pesawat penerima di rumah.5 Televisi secara harfiah artinya melihat dari jauh. Namun demikian, dalam pengertian sederhana ini sebenarnya meliputi dua bagian utama, yaitu pemancar televisi yang berfungsi mengubah dan memancarkan sinyal-sinyal gambar bersama-sama dengan sinyal suara sehingga sinyal-sinyal tersebut dapat diterima oleh pesawat televisi penerima pada jarak yang cukup jauh. Kedua televisi penerima yang menangkap sinyal-sinyal tersebut dan mengubahnya kembali sehingga apa yang dipancarkan oleh transmisi televisi tadi dapat dilihat dan didengar seperti keadaan aslinya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pesawat televisi adalah alat yang dapat digunakan untuk melihat dan mendengar dari tempat yang jauh.6 2.2.2 Karakteristik Media Televisi 1. Audio-visual Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat. Namun demikian, tidak berarti gambar lebih penting dari pada katakata. Keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis. Karena sifatnya yang audio-visual pula, maka acara siaran berita harus selalu dilengkapi dengan gambar, baik gambar diam seperti foto, gambar peta, maupun film berita. Jadi, penayangan film berita dalam siaran berita, selain untuk memanfaatkan 5 Sunarjo dan Djonaesih S Sunarjo, Himpunan Istilah Komunikasi,Liberty, Jogjakarta 1983, hal 125 6 Ciptono Setyobudi, Pengantar Teknik Broadcasting Televisi, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2005, hal 2 karakteristik televisi, juga agar penonton memperoleh gambaran yang lengkap tentang berita yang disiarkan serta mempunyai keyakinan akan kebenaran berita 2. Berpikir dalam gambar Pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran acara televisi adalah pengarah acara. Bila ia membuat naskah acara. Atau membaca naskah acara, ia harus berpikir dalam gambar. Begitu pula bagi seorang komunikator yang akan menyampaikan informasi, pendidikan, atau persuasi, sebaiknya ia dapat melakukan berpikir dalam gambar. Ada dua tahap dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama adalah visualisasi yakni, menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Tahap kedua yakni, kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. 3. Pengoperasian lebih kompleks Pengoperasian televisi siaran lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Mereka terdiri dari produser, pengarah acara, pengarah teknik, pengarah studio, pemadu gambar, dua atau tiga juru kamera, juru video, audio, juru suara, rias, dan lain-lain.7 7 Elvinaro Ardianto. Et.al., Op Cit. Hal. 137. 2.2.3 Fungsi Media Televisi Fungsi televisi sama dengan fungsi media lainnya, yakni memberi informasi, mendidik, menghibur, dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi sebagaimana hasil penelitian-penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (UNPAD), yang menyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi.8 2.3 Program Televisi 2.3.1 Pengertian Program Televisi Kata ‘program’ berasal dari bahasa Inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya. Dengan demikian program memiliki pengertian yang sangat luas. Program atau acara televisi yang disajikan adalah faktor yang membuat audience tertarik untuk mengikuti siaran yang di pancarkan stasiun televisi tersebut. Program dapat disamakan dengan produk atau barang atau pelayanan yang dijual kepada pihak lain. Dengan demikian program adalah produk yang dibutuhkan orang, sehingga mereka bersedia mengikutinya.9 8 9 Lukiati Komala dan Siti Karlinah, Op.Cit, hal 137 Morissan. Media Penyaiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta : Penerbit Ramdina Prakarsa. 2005. Hal. 266-268. 2.3.2 Jenis Program Televisi Pada stasiun televisi, jenis program yang ditayangkan ada dua, yaitu: 1. Program Informasi Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan atau (informasi) kepada khalayak audien. Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak (soft news). 1. Berita Keras atau hard news adalah segala informasi penting dan atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audien secepatnya. Berita keras dapat dibagi ke dalam beberapa bentuk berita yaitu : a. Straight news berarti berita ‘langsung’ (straight), maksudnya suatu berita yang singkat (tidak detail) dengan hanya menyajikan informasi terpenting saja yang mencakup 5W+1H (who, what, where, when, why dan how) terhadap suatu peristiwa yang diberitakan. b.Feature, adalah berita ringan namun menarik. Pengertian ‘menarik’ disini adalah informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman dan sebagainya. c. Infotainment, adalah salah satu bentuk berita keras karena memuat informasi yang harus segera ditayangkan. 2. Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Program yang masuk ke dalam berita lunak ini adalah : magazine, current affair, dokumenter dan talk show. a. Current Affair, adalah program yang menyajikan informasi yang terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam. b. Magazine, adalah program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam atau dengan kata lain magazine adalah feature dengan durasi yang lebih panjang. c. Dokumenter, adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik. d. Talk Show, adalah program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara (host). 2. Program Hiburan (entertainment) Adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audience dalam bentuk lagu, musik, cerita dan permainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, musik dan permainan atau game. 1. Drama adalah pertunjukan (show) yang menyajikan cerita mengenai kehidupan masyarakat setelah ditimpa bencana alam dahsyat, misalnya gempa bumi atau tsunami. Program televisi yang termasuk dalam program drama adalah sinema elektronik (sinetron) dan film. a. Sinetron merupakan drama yang menyajikan cerita dari berbagai tokoh secara bersamaan. b. Film, yang dimaksud film disini adalah film layar lebar yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan film. 2. Musik, program musik dapat ditampilkan dalam dua format yaitu videoklip atau konser. Program musik berupa konser dapat dilakukan di lapangan (outdoor) ataupun di dalam studio (indoor). 3. Permainan atau game show merupakan suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok atau (tim) yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu. Program permainan dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu : a. Quiz Show, merupakan bentuk program permainan yang paling sederhana dimana sejumlah peserta saling bersaing untuk menjawab sejumlah pertanyaan. b. Ketangkasan, peserta dalam permainan ini harus menunjukkan kemampuan fisik atau ketangkasannya untuk melewati suatu halangan atau rintangan atau melakukan suatu permainan yang membutuhkan perhitungan dan strategi. c. Reality Show, sesuai dengan namanya maka program ini mencoba menyajikan suatu situasi seperti konflik, persingan atau hubungan berdasarkan realitas yang sebenarnya. 2.4 Program Berita Televisi 2.4.1 Pengertian Progran Berita televisi Departemen pendidikan RI mendefinisikan berita sebagai laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Juga berita disamakan maknanya dengan “kabar” dan “informasi”, yang berarti penerangan, keterangan, atau pemberitahuan. Berita adalah laporan atau pemberitahuan tentang segala peristiwa aktual yang menarik perhatian orang banyak. Peristiwa yang melibatkan fakta dan data yang ada di alam semesta ini, yang terjadinya pun aktual dalam arti ”baru saja” atau hangat di bicarakan orang banyak.10 2.4.2 Jenis-Jenis Program Berita Berita pada umumnya dapat dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu hard news (berita berat), soft news (berita ringan), dan investigative reports (laporan penyelidikan). 10 Kustadi Suhandang, Pengantar jurnalistik, Nuansa, Bandung, 2004, hal 103 1. Hard News Hard News (berita berat) adalah berita tentang peristiwa yang dianggap penting bagi masyarakat baik individu, kelompok maupun organisasi. 2. Soft News Soft News (berita ringan) seringkali juga disebut dengan feature yaitu berita yang tidak terkait dengan aktualitas namun memiliki daya tarik bagi pemirsanya. Berita-berita semacam ini seringkali lebih menitikberatkan pada hal-hal yang dapat menakjubkan atau mengherankan pemirsa. Ia juga dapat menimbulkan kekhawatiran bahkan ketakutan atau mungkin juga menimbulkan simpati. Objeknya bisa manusia, hewan, benda, tempat atau apa saja yang dapat menarik perhatian pemirsa. 3. Investigative Reports Investigative reports atau disebut juga laporan penyelidikan (investigasi) adalah jenis berita yang eksklusif. Datanya tidak bisa diperoleh dipermukaan, tetapi harus dilakukan berdasarkan penyelidikan. Sehingga penyajian berita seperti ini membutuhkan waktu yang lama dan tentu akan menghabiskan energi reporternya.11 2.4.3 Corak Penyajian Berita Didalam program berita terdapat berbagai macam-macam cara menyajikan berita dan corak penyajian berita. Batasan umum untuk jenis program terletak pada batasan yang didasari atas keterikatan pada waktu 11 Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003, hal 40 aktual singkat (memiliki waktu aktual yang panjang). Berita yang terikat waktu disebut berita harian, sedangkan berita yang tidak terikat waktu disebut berita berkala. 1. Berita Harian, adalah berita yang perlu segera disampaikan kepada masyarakat. Corak berita semacam ini sangat terikat waktu aktual yang singkat. Biasanya bersifat linier dan langsung. 2. Berita Berkala, yang bersifat Time less (tidak terikat waktu) memiliki kemungkinan-kemungkinan penyajian yang lebih lengkap dan mendalam model berita berkala biasanya merupakan karya jurnalistik yang artistik. Formatnya dari karya jurnalistik, berupa program dokumenter, feature, magazine. Ketiga program itu memiliki kemasan dan tata laksana produksi spesifik.12 2.5 Persepsi Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Menurut Pareek, definsi persepsi adalah sebagai proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, megartikan, menguji, dan memberikan reaksi kepada rangsangan panca indera atau data.13 Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan informasi inderawi tidak hanya 12 13 Fred Wibowo,Op.cit. Hal. 135. Alex Sobur, Psikologi Umum,Pustaka Setia,Bandung 2003, hal 446. melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspekstasi, motivasi, dan memori.Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian balik (decoding) dalam proses komunikasi. Persepsi disebut inti komunikasi, karena persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif.14 Persepsilah yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang alin. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi antar individu, semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya semakin cenderung membentuk kelompok budaya dan kelompok identitas. Menurut jalaluddin Rakhmat, persepsi ditentukan oleh beberapa faktor yang berasal dari stimulus, yaitu : 1. Perhatian (attention) Proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Sedangkan atensi yang dipengaruhi oleh faktor eksternal. Yakni atributatribut objek yang dipersepsi seperti gerakan, kontras, kebaruan, dan perulangan objek yang dipersepsi. Menurut Aaker dan Mayer, menyaring atensi atau perhatian dijalankan pada beragam tingkat usaha dan kesadaran. “pada tingkat yang ekstrim adalah proses pencarian aktif (active search) dimana penerima mencari informasi. Ia mungkin mencari pendapat teman-teman atau melalui majalah yang sebenarnya tidak dibaca. Pada tingkat lain, dapat diistilahkan sebagai pencarian pasif (passive 14 Deddy Mulyana.Ilmu Komunikasi; Suatu Pengantar,Remeja Rosdakarya, Bandung 2000, hal 180 search). Seseorang mencari informasi hanya dari sumber-sumber yang biasa menerpanya selama ini. Pada tingkat akhir, disebut perahtian pasif (Passive attention). Pada tingkat ini, penerima mempunyai sedikit kebutuhan informasi dan tidak berusaha untuk mencarinya.15 2. Penafsiran (interpretation) Penafsiran merupakan proses dimana penerima memberi arti terhadap pesan yang diterimanya, mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya, dan mengisinya dengan interpretasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang dipersepsi.16 Penafsiran pribadi didasarkan pada pengalaman masa lalu si penerima, asumsi tentang perilaku manusia, pengetehuan mengenai keadaan lingkungan orang lain, suasana hati / keinginan / kemauan pada saat itu, serta harapan. Seorang individu dalam menafsirkan sesuatu tidak sama dengan individu lainnya, dikarenakan setipa individu mengorganisasi rangsangan yang diterimanya sesuai dengan kenyataan yang ada pada dirinya, dan bermacam-macam penafsiran akan muncul pada setiap individunya walaupun stimulinya sama. 3. Pengetahuan (kognitif) Kognitif terjadi apabila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsikan khalayak. Kognitf terjadi pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Yang termasuk kegiatan psikis pengetahuan adalah gejala- 15 David Aaker and Mayer. Advertising Management, Prentice Hall Inc, New Jersey, 1996, hal.218 16 Ibid.hal.101 gejala seperti: pengamatan, tanggapan, ingatan, asosiasi, fantasi, berfikir, dan intlegensi.17 Kognitif membahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Melalui media massa, dapat diperolh berbagai informasi tentang benda, orang, atau tempat yang belum pernah dikunjungi. Hal ini berkaitan dengan usaha-usaha memperkuat informasi, pengetahuan, serta pengertian tentang lingkungan eksternal. Berdasarkan uraian sejumlah opersionalisasi tentang perseopsi tersebut, maka persepsi khalayak menjadi variabel akibat penggunaan media, yang mengakibatkan berbagai efek psikologis. Gambar 1 Proses persepsi ( Alex Sobur, Psikologi Umum, hal 449 ) Terjadinya terjadinya Stimulasi alat indra Stimulasi alat indra diatur Stimulasi alat indra dievaluasiditafsirkan 1. Terjadinya Stimulasi alat Indra ( Sensory Stimulaiton ) 17 Alisuf sabri. Pengantar psikologi Umum dan Perkembangan, Pedoman Ilmu Jaya, 2001, hal.40 Alat indra distimulasi (dirangsang). Contoh saat kita mendengar musik, saat kita mencium parfum seseorang, dan saat kita mersakan telapak tangan yang berkeringat ketika berjabat tangan. 2. Stimulasi Terhadap Alat Indra Diatur Rangsangan terhadap alat indra diatur menurut berbagai prinsip. Salah satu prinsip yang sering digunakan adalah prinsip proximity atau kemiripan; orang atau pesan yang secara fisik mirip satu sama lain, dipersepsikan bersama-sama, atau sebagai suatu kesatuan (unity). Prinsip lain adalah kelengkapan (closure): kita memandang atau mempersepsikan suatu gambar atau pesan yang dalam kenyataan tidak lengkap sebagai gambar atau pesan yang lengkap. Dalam membayangkan prisip-prinsip ini, hendaklah kita ingat bahwa apa yang kita persepsikan, juga kita tata kedalam suatu pola yang bermakna bagi kita. Pola ini belum tentu benar atau logis dari segi objektif tertentu. 3. Stimulasi Alat Indra Ditafsirkan – Dievaluasi Proses perseptual adalah penafsiran-evaluasi. Kita menggabungkan kedua istilah ini untuk menegaskan bahwa keduanya tidak bisa dipisahkan. Penafsiran – evaluasi kita tidak semata-mata didasarka pada rngsangan luar, melainkan juga sangat dipengaruhi oleh penglaman masa lalu, kebutuhan, keinginan, sistem niali, keyakinan yang seharusnya, keadaan fisik dan emosi pada saat itu, dan sebagainya yang ada pada kita.18 18 Alex Sobur, Psikologi Umum,Pustaka Setia,Bandung 2003, hal 449-451 2.5.1 Faktor-faktor Penyebab perbedaan persepsi Proses persepsi dijelaskan oleh para filsuf dan psikolog bahwa manusia secara ilmiah ingin mengetahui dunia diluar dirinya dan seberapa tepat mereka menggambarkannya. Pengalaman tersebut sangat bergantung pada alat indra. Tanpa alat indra, tidak ada kontak dengan dunia luar.19 Meskipun banyak stimuli berbeda-beda yang sampai kepada kita tentang masalah yang sama, apa yang bisa kita hayati adalah terbatas pada saat-saat tertentu. Pemusatan persepsi ini disebut “perhatian”. Atensi atau disebut juga perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Ada dua faktor yang bisa menarik atensi atau perhatian seseorang, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal contohnya seperti gerakan-gerakan yang mengundang perhatian, intensitas stimuli, kebaruan (novelty) suatu program acara, dan perulangan.20 Sedangkan faktor internal terbagi dua, yaitu faktor biologis dan faktor sosiopsikologis. Faktor biologis contohnya rasa lapar, rasa haus, rasa kantuk, dan sebagainya. Sedangkan faktor sosiopsikologis contohnya kebudayaan, pengalaman, pendidikan, kebiasaan, tingkat kehidupan, dan sebagainya. Karena itulah persepsi tiap orang berbeda-beda, karena tiap orang tidak memiliki faktor-faktor tersebut diatas yang sama. Bahkan seorang anak kembarpun bisa memiliki persepsi yang berbeda. Persepsi itu bersifat kompleks. Tidak ada hubungan satu lawan satu pesan yang terjadi diluar sana 19 Ibid, hal 448. Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi,edisi revisi, Bandung 2001:Remaja Rosda Karya, 1994, hal 52-53. 20 dengan pesan yang akhirnya memasuki otak kita. Apa yang terjadi diluar dapat sangat berbeda dengan apa yang mencapai otak kita. Faktor-faktor internal bukan saja mempengaruhi atensi sebagai salah satu aspek persepsi, tetapi juga mempengaruhi persepsi kita secara keseluruhan, terutama penafsiran atas suatu rangsangan agama, ideologi, tingkat intelektualitas, tingkat ekonomi, pekerjaan dan cita rasa sebagai faktorfaktor internal jelas mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu realitas. Dengan demikian, persepsi itu terikat oleh budaya (culture-bound).21 Bagaimana kita memaknai suatu pesan, objek, atau lingkungan bergantung pada sistem nilai yang kita anut. Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, mengemukakan enam unsur budaya yang secara langsung mempengaruhi persepsi kita ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain, yakni : 1. Kepercayaan (beliefs), nilai (values), dan sikap (attitudes) 2. Pandangan dunia (worldview) 3. Organisasi sosial (social organization) 4. Tabiat manusia (human nature) 5. Orientasi kegiatan (activity orientation) 6. Persepsi tentang diri dan orang lain (perception of self and others)22 Banyak sekali faktor yang membuat suatu persepsi berbeda-beda dari setiap individu. Faktor biologis, faktor sosiopsikologis, atau faktor budaya, tenyata juga menjadi penyebab persepsi berbda-beda. Berbagai faktor akan 21 Deddy Mulyana.Ilmu Komunikasi; Suatu Pengantar,Remeja Rosdakarya, Bandung 2000, hal 214. 22 Ibid.hal.214. mempengaruhi reaksi orang terhadap media massa. Faktor ini meliputi organisasi personal-psikologis individu seperti potensi biologis, sikap, nilai, kepercayaan, serta bidang pengalaman, kelompok-kelompok sosial dimana individu menjadi anggota, dan hubungan-hubungan interpersonal pada proses penerimaan, penegelolaan, dan penyampaian informasi. Diduga orang yang berpendidikan rendah jarang membaca surat kabar, tetapi sering menonton televisi. Eksekutif dan kaum bisnis menyenangi rubrik niaga dalam surat kabar atau majalah. Telah diteliti bahwa kelompok menengah (middle class) cenderung menyukai acara pendidikan, beriat, dan informasi. 2.6 Khalayak Televisi 2.6.1 Pengertian Khalayak Khalayak bisa disebut dengan istilah penerima, sasaran, pembaca, pendengar, pemirsa, audience, atau komunikan. Khalayak adalah salah satu aktor dari proses komunikasi, karena itu unsur khalayak tidak boleh diabaikan, sebab berhasil atau tidaknya suatu proses komunikasi sangat ditentukan oleh khalayak. Suatu kegiatan komunikasi yang diboikot oleh khalayak sudah pasti komunikasi itu akan gagal dalam mencapai tujuannya.23 Khalayak adalah sekumpulan orang yang terorganisir dalam tempat dan waktu tertentu, dimana masing-masing secara sukarela datang ke suatu tempat karena memiliki perhatian yang sama, serta tujuan yang kurang lebih sama pula, yakni ingin memperoleh hiburan. 23 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hal 157 Dengan demikian pada masa sekarang ini, konsepsi khalayak menunjuk pada sekumpulan orang yang terbentuk sebagai akibat atau hasil dari kegiatan komunikasi yang dilakukan yang jumlahnya besar, tersebar secara luas, banyak diantaranya yang saling tidak mengenal, satu dengan lainnya, dan juga heterogen (beragam) dalam hal ciri –ciri sosial ekonomi dan geografisnya.24 2.6.2 Karakteristik Khalayak 1. Khalayak sebagai penggarap informasi Pada dasarnya pengolahan informasi yang terjadi pada pihak khalayak bersifat selektif. Penerima pesan pada saat berhadapan dengan suatu informasi tertentu akan melakukan penginterpretasian atau pemecahan kode. Alhasil tidak seluruh isi informasi akan dapat diserap oleh si penerima secara utuh. Satu dari beberapa bagian pesan tersebut mungkin tidak akan dicerna karena tidak masuk dalam kerangka pengetahuan, pengalaman hidupnya atau di pandang tidak sesuai dengan keperluan, minat dan orientasinya. 2. Khalayak sebagai problem solver Khalayak jelas tidak terlepas dari permasalahan mereka masingmasing. Mereka juga selalu berupaya mencari cara pemecahannya. Tujuan optimalnya tentu untuk meniadakan keseluruhan permasalahan yang tengah dialaminya. Dari pihak khalayak salah satu fungsi yang diharapkan 24 Sasa Djuarsa Sendjaja, Op.cit. hal 9.25 dari penyebaran informasi melalui media massa bahwa informasi tersebut mampu membantu memecahkan permasalahan yang dihadapinya, dengan demikian pesan yang tidak membantu mereka dalam memecahkan permasalahannya akan diabaikan dan tidak mendapatkan perhatian mereka. 3. Khalayak sebagai mediator Pada dasarnya proses penyebaran informasi tidak berhenti pada khalayak sasaran langsung, ada penyebaran informasi bisa melalui tahap dan barisan (multi step flow of communication) seorang khalayak setelah menerima informasi dari suatu medium kemungkinan besar akan meneruskan informasi tersebut ke orang-orang lainnya. Dan orang yang menerima informasi ini pun selanjutnya akan menyampaikannya kembali ke orang-orang lain. Demikianlah proses ini terus berlanjut. 4. Khalayak yang mencari pembela Ketika seseorang mengalami krisis keyakinan maka ia akan mencari informasi yang dipandang bisa mendukung keyakinannya. Jadi seseorang memilih suatu medium karena informasi yang diperoleh dari medium tersebut mampu mendukung keyakinannya. 5. Khalayak sebagai anggota kelompok Sebagai makhluk sosial, seorang individu juga terikat oleh nilainilai kelompok yang diikutinya (ABRI, KORPRI, dan sebagainya). Dengan demikian informasi yang diperoleh khalayak melalui suatu medium akan diproses melalui dua dimensi. Pertama berkaitan dengan nilai-nilai yang dipegang secara pribadi, yang kedua berhubungan dengan kedudukannya sebagai anggota kelompok 6. Khalayak sebagai kelompok Mengingat sifat keragaman khalayak maka diperlukan adanya segmentasi khalayak. Melalui segmentasi ini khalayak dipandang sebagai suatu kelompok yang secara relatif mempunyai ciri-ciri yang tidak terlalu beragam. 7. Selera khalayak Setiap khalayak mempunyai sifat yang berbeda satu sama lain. Agar penyampaian informasi mencapai sasarannya, maka perlu diketahui apa dan bagaimana selera khalayak yang akan di jangkau. 8. Khalayak sebagai khalayaknya suatu medium Boleh jadi sejumlah orang dalam masyarakat telah menjadi khalayak yang setia dalam satu atau beberapa media massa tertentu. Tingkat affinitas terhadap media massa tersebut sudah sangat ketatnya sehingga sulit untuk beralih ke media massa lainnya.25 2.7 Teori S-O-R Begitu banyak, atau bahkan hampir semua, teori-teori komunikasi massa membahas masalah efek-efek. Efek komunikasi merupakan hal yang menarik bagi mereka-mereka yang ingin berhubungan dengan orang lain dan yang karenanya 25 Sasa Djuarsa Sendjaja, Op.cit, hal 9.26 ingin memakai saluran paling efektif menuju khalayak, serta mereka yang takut akan dampak negatif massa. Dalam konteks ini, apa yang dinamakan “prinsi stimulus-respon” merupakan hal yang penting. Menurut model yang sederhana ini, efek merupakan reaksi. Tertentu terhadap stimulus (rangsangan) tertentu, sehingga orang dapat menduga atau memperkirakan adanya hubungan erat antara isi pernyataan dengan reaksi audiens. Model ini mempunyai elemen-elemen utama : a. Sebuah isi pernyataan (stimulus, s) : b. seorang komunikan (organism, o), dan c. efek (respon, r). Biasanya, hubungan antara elemen-elemen tersebut digambarkan seperti ini : S O R Versi awal yang sangat berpengaruh tentang efek media massa diungkapkan dalam gambar sebuah jarum suntik. Isi media dulunya itu dianggap sebagai sesuatu yang disuntikan ke jaringan tubuh audiens, dan kemudian audiens tersebut melakukan tindakan seperti yang sudah diperkirakan sebelumnya. Di balik konsepsi seperti itu, kita dapat melihat adanya dua pemikiran utamanya yaitu : 1. Pandangan atau gambaran bahwa masyarakat modern terdiri dari kumpulan individu-individu yang terpecah-pecah dan bertindak sesuai dengan kepentingan-kepentingan sendiri, hanya sedikit dipengaruhi oleh ikatan-ikatan dan kendala-kendala sosial. 2. Pandangan bahwa media massa terlibat dalam kampanye memobilisir tingkah laku sesuai keinginan lembaga-lembaga yang memiliki kekuatan, baik privat maupun umum (pemasangan iklan, birokrat pemerintah, partai politik dan sebagainya. Model “masyarakat” dalam stimulus respon ini mencakup beberapa hal utama, yaitu : a. Asumsi bahwa isi pernyataan disiapkan dan didistribusikan dengan caracara sistematis dan dalam skala yang besar. Bersama dengan itu, isi pernyataan tersebut “dibuat siap (tersedia)” untuk dikonsumsikan oleh banyak individu-individu, tidak diarahkan untuk orang-orang tertentu saja. b. Teknologi reproduksi dan distribusi netral diharapkan memaksimalkan penerimaan (reception) dan respon. c. Sangat sedikit atau tidak ada pertimbangan tentang pengaruh struktur sosial atau kelompok. Antara pelaksana kampanye media dengan orang perorangan terjadi kontak-kontak langsung. d. Semua komunikan dari isi pernyataan sama kedudukannya dinilai “sama derajat”, kecuali beberapa pihak tertentu (pemilih dalam pemilu, calon pembeli, pendukung dan sebagainya. e. Ada asumsi, bahwa kontak dengan media berkaitan, dalam beberapa hal dengan efek. Artinya, kontak dengan media cenderung dianggap sebagai efek dalam tingkatan tertentu, dan mereka yang tidak menerima isi media dianggap tidak terpengaruhi. Defleuir (1970) kemudian membahas pengembangan model stimulus respon. Salah satu modifikasi diberi nama “teori komunikasi massa tentang perbedaan orang perorangan”. Teori ini menyatakan bahwa isi media massa mengandung atribut stimulus tertentu yang mengadakan interaksi secara berbedabeda dengan berbagai karakteristik-karakteristik kepribadian anggota-anggota audiens. Teori stimulus respon yang direvisi ini mengakui adanya pengaruh avriabel kepribadian. Riset terhadap propaganda yang dirancang untuk mengurangi kecurigaan merupakan salah satu contoh riset yang mendukung teori perbedaan tersebut (Cooper dan Johada, 1974). Dalam riset ini terlihat bahwa orang-orang yang prejudis, salah mengartikan isi pernyataan yang terkandung dalam satu seri kartun prejudis. Dengan berdasarkan teori perbedaan orang perorangan itu, Defleur membuat model psychodynamic (defleur, 1970, gambar 3.1.1), yang menyatakan bahwa kunci keefektifan presuasi terletak pada kemampuan merubah struktur psikologis orang perorangan. Melalui modifikasi ini akan didapat reaksi tingkah laku seperti yang diinginkan. Riset-riset yang mendukung model ini antara lain studi-studi terhadap adanya tipe-tipe kepribadian yang “dapat dibujuk” (Jamis dan Hovland, 1959) dan riset-riset lainnya tentang disposisi di pihak komunikan atau sikap-sikap terhadap komunikator. Defleur menyimpulkan, walaupun model psychodinamic tidak sepenuhnya pernah dibuktikan kebenarannya, namun sekali waktu dapat juga digunakan untuk membantu penelitian. Yang terpenting dalam model ini ialah adanya focus terhadap variabel-variabel yang berhubungan dengan komunikasi orang peroangan. Sebagai kelanjutan dari hipotesa stimulus respon yang sederhana itu, dan bersandarkan pada anggapan bahwa perubahan sikap merupakan indeks (petunjuk) bagi perubahan tingkah laku komentar. Halloran (1969) menyatakan bahwa “model stimulus respon yang mekanistis” ini merupakan hal yang penting karena “walaupun dalam bentuk yang sangat kasar, model ini belum pernah bisa dihapus”, dan karena “model ini menyediakan basis untuk tumbuhnya pemikiran kita tentang komunikasi massa”. Agaknya pernyataan ini ada benarnya sampai sekarang, dan banyak ahli menyatakan model ini sebagai penyebab timbulnya pandangan bahwa komunikasi massa semata-mata merupakan proses pembujukan saja. Sementara banyak pula yang menuduh model ini terlampau membesar-besarkan mahakuasanya media massa dalam proses stimulus respon. Walaupun ada kritik-kritik, tidak ada yang menyangkal bahwa model ini mengarahkan kita pada salah satu bagian penting dari proses komunikasi massa. Kita tidak bisa mengatakan bahwa modifikasi terhadap model ini tidak ada artinya, karena kita tahu versi stimulus respon yang naïf itu sebenarnya hanya memberi gambaran sangat sederhana tentang komunikasi massa.26 26 Denis McQuail dan Sven Windah, Communication Models : For The Study o Mass Communications Uni Primas¸Jakarta Timur, 1985, 48-50