EA4326_case_6_citibank_credit_card

advertisement
Launching the Credit Card
in Asia Pacific
V. Kasturi Rangan
Oleh :
Novita Florencia
- 32410027
Adrian Gozali
- 32410080
Ivana Teddy K.
- 32410132
Angelina Tendean
- 32410138
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA
MEI 2013
BAB I
Citibank : Launching the Credit Card in Asia Pacific
Citibank adalah salah satu perusahaan kelas dunia yang bergerak dalam
bidang perbankan dan kredit. Citibank berdiri pada tahun 1812 dengan nama New
York Bank dan pada tahun1894 Citibank menjadi bank terbesar di Amerika
Serikat. Pencapaian Citibank tidak hanya berhenti sampai di situ, pada tahun 1930
Citibank menjadi bank terbesar di dunia dengan lebih dari 100 cabang di 23
negara. Citibank juga merupakan bank pelopor di Amerika Serikat dalam
penggunaan ATM pada tahun 1970an. Selama perjalanannya, Citibank telah
beberapa kali berganti nama dari nama awalnya. Pada tahun 1955, Citibank
merubah namanya menjadi The First National City Bank of New York, yang
kemudian pada tahun 1962 menjadi First National City Bank pada tahun 1962 dan
menjadi Citibank pada tahun 1976.
Pada kasus ini, yang akan dibahas adalah mengenai dilema yang dihadapi
oleh Citibank di kawasan Asia terutama untuk masalah peluncuran produk kartu
kredit yang dipelopori oleh Rana Talwar. Rencana peluncuran produk baru berupa
kartu kredit oleh Talwar ini, juga diharapkan dapat memenuhi target earning pada
tahun 1990 sebesar $100 juta, di mana posisi earning Citibank yang saat itu pada
tahun 1988 masih
sebesar $69,7 juta (lihat exhibit 1), sehingga diharapkan
dengan peluncuran produk kartu kredit ini dapat meningkatkan pertumbuhan
revenue untuk tahun depan.
Citibank telah memasuki pasar consumer banking di kawasan Asia sejak
1978. Dan dilema yang dihadapi oleh Citibank ini tepatnya pada tahun 1989 atau
setelah 11 tahun Citibank mengoperasikan consumer business-nya di Asia. Pada
mulanya, kebijaksanaan mengenai peluncuran produk kartu kredit di pasar Asia
diragukan oleh oleh kantor pusat Citibank di New York. Tidak hanya oleh kantor
pusat, manager-manager dari masing-masing negara di Asia Pasifik sendiri juga
banyak meragukan ide ini. Manajemen Citibank menyadari bahwa kebanyakan
negara-negara di Asia Pasifik memiliki ekonomi yang masih berada sangat jauh di
bawah negara-negara di Amerika dan Eropa, perilaku konsumen dan pola
penggunaan kartu kredit sangat berbeda antar masing-masing negara. Beberapa
manager di Asia Pasifik tidak yakin bahwa produk kartu kredit akan sukses
diluncurkan, dikarenakan infrastruktur lokal sebagian besar negara di Asia Pasifik
yang lemah, keterbatasan kemampuan distribusi bank asing, dan pengalaman
bisnis kartu kredit yang kurang baik di beberapa negara (banyaknya kredit
macet).Fakta-faktaini menjadikan penghalang bagi masuknya produk credit card
di Asia Pasifik. Meskipun demikian, Pei Chia, yang berpengalaman menangani
bisnis besar mengenai kartu kredit di US dan diangkat pada akhir 1987 sebagai
kepala Citibank’s International Consumer business menyetujui bahwa ekspansi
internasional adalah ide yang baik.
Citibank’s Asia-Pasific Operations (Operasional Citibank di Asia Pasifik)
Secara keseluruhan, kinerja Citibank sangatlah baik. Citibank secara
konstan
mengejar
pertumbuhannya
dengan
strategi
yang
meng-global.
Rangkuman dari operasi Citibank secara global dapat dilihat di dalam exhibit 2
dan exhibit 3.
Di wilayah Asia Pasifik sendiri, Citibank mempunyai misi untuk menjadi
penyedia layanan keuangan yang paling menguntungkan dan unggul dari beragam
layanan keuangan dengan segmen menengah keatas. Citibank di Asia Pasifik dan
Timur Tengah beroperasi pada 15 negara, antara lain: Hongkong, Taiwan,
Australia, Filipina, Indonesia, Guam, Singapore, India, Uni Emirat Arab, Bahrain,
Oman, Malaysia, Thailand, Pakistan dan Korea.
Pertumbuhan ekonomi di Asia Pasifik dapat dibilang berkembang dengan
cukup pesat (Data perkembangan dapat dilihat di exhibit 4). Perkembangan ini
mampu menarik banyak bank internasional untuk memasuki pasar Asia Pasifik.
Akan tetapi peraturan pemerintah di sebagian negara di Asia cukup membatasi
perluasan bank asing di negara asal. Hal ini bertujuan untuk memberikan proteksi
terhadap bank lokal.Sebagai contoh, untuk bank asing di Indonesia hanya dapat
beroperasi dengan memiliki dua cabang, sedangkan Malaysia dan Singapore
hanya dibatasi hingga tiga cabang, dan Thailand hanya mengijinkan satu cabang.
Proteksi dari pemerintah tersebut menyadarkan managemen bahwa mereka
butuh untuk menawarkan produk, jasa, dan teknologi yang paling inovatif dan
berkualitas tinggi. Oleh karena itu banyak inovasi yang dilakukanoleh Citibank
untuk mencapai meningkatkan akses pada pasar lokal. Misalnya, telephone
banking yang diluncurkan Citibank di sebagian besar negara di Asia, selain itu
Citibank juga mengembangkan alternatif dan distribusi chanel mencakup
automobile loans. Produk dan jasautama yang ditawarkan oleh Citibank terlampir
dalamexhibit 5. Produk dan jasa utama yang ditawarkan antara lain Citi-One
Account, Mortgage, Automobile Loans, Ready Credit, Citigold service, dan
CitiPhone. Segmen bisnis yang dimasuki oleh Citibank juga cukup luas di seluruh
dunia.
Ada pertentangan mengenai pendapat dalam meluncurkan kartu kredit di
pasar Asia. Pendapat yang mendukung mengatakan bahwa peluncuran ini dapat
mendukung strategi untuk pertumbuhan Citibank. Citibank mendapatkan
kesempatan untuk menjual lini produk mereka secara cross-sell, lini produknya
antara lain : Auto Loans, Ready Credit, Deposit, dan Mortgage Power. Hal ini
memberikan kesempatan yang baik bagi Citibank untuk memperoleh customer
baru.
Akan tetapi di sisi lain juga terdapat pendapat yang menentang hal
tersebut. Bahkan pendapat-pendapat yang menentang ini dikemukakan oleh
beberapa manager daerah Asia Pasifik. Di antaranya manager Indonesia yang
mengatakan bahwa ada sejarah mengenai pembayaran yang buruk dan legal
infrastuktur yang tidak memadai, atau manager Singapura yang berpendapat
bahwa Singapura memiliki populasi kecil namun memiliki pasar kartu kredit yang
padat.
Card Business Basics (Dasar Bisnis Kartu)
Bank pada umumnya menerbitkan kartu Visa atau MasterCards, keduanya
merupakan organisasi internasional yang menangani mengenai kartu kredit dan
dikenal dengan istilah “The Processor / The Network”. Setiap bank atau institusi
keuangan yang ingin menjadi anggota dari Visa atau MasterCards tersebut harus
memenuhi
kriteria
tertentu
dan
membayar
presentase
tertentu
dari
penjualan.Kriteria yang telah ditentukan seperti misalnyaGold Cards, kartu ini
harus memiliki warna gold. Kriteria lain yang telah ditentukan yaitu bank juga
harus menyediakan asuransi untuk kecelakaan dan juga layanan bantuan 24jam
bagi para pengguna kartu kredit. Visa dan MasterCards telah menetapkan standar
umum untuk desain dan logo kartu juga aturan operasional yang harus diikuti
akan tetapi masing-masing bank memiliki kebebasan untuk menentukan hal-hal
yang terkait dengan menentukan harga, branding, penentuan posisi, dan strategi
untuk mendapatkan konsumen. Visa dan MasterCards menyediakan informasi
yang luas bagi bank melalui sambungan satelit dan jaringan komputer sehingga
informasi dapat disediakan secara real time.
Sebagai contoh, pemegang kartu Citibank datang ke sebuah toko untuk
membeli barang, semisalnya pemilik kartu melakukan transaksi pembelian
sebesar $100, pedagang toko akan memberikan charge slip sebesar $100, namun
toko tersebut hanya akan menerima $97 untuk transaksi tersebut. Dalam transaksi
tersebut toko akan mendapatkandiscount revenuesebesar 3%, 3% senilai $3 ini
akan
digunakan
untuk
pembayaran
kepada
Visa
atau
MasterCards,
pembayaraninterchange fee dan pengeluaran lainnya. Pemegang kartu kredit akan
tetap membayar sebesar $100 secara penuh kepada Citibank. Pemegang kartu juga
memiliki pilihan untuk membayar secara cicil ataupun tidak, tergantung dari
persyaratan pembayaran.(Mekanisme lebih lengkap dapat dilihat di exhibit 6.)
Dalam satu transaksi kartu kredit, sebenarnya ada 5 pihak yang dilibatkan
yaitu pembeli atau cardholder, penjual atau merchant, bank yang dari cardholder
yang menerbitkan kartu kredit tersebut atau credit card issuer, bank yang
mengeluarkan EDC (mesin yang digunakan untuk memproses kartu kredit) atau
merchant bank (disebut juga acquiring company), dan The Processor / The
Network atau pihak seperti Visa/MasterCards. Peran masing-masing pihak
tersebut adalah :
1. The Processor or The Network
Ada beberapa perusahaan atau organisasi yang mengambil peran dalam
hal ini dan dapat dijadikan pilihan oleh bank. Perusahaan atau
organisasi tersebut antara lain American Express, Diners Club,
Discovery, MasterCards atau Visa. Pihak ini berperan sebagai
pemelihara jaringan bank dan menghubungkan mereka. Pihak ini akan
mendapatkan presentase sesuai perjanjian untuk bagian mereka dari
transaksi.
2. Credit Card Issuer
Pihak ini adalah pihak bank yang menerbitkan kartu kredit yang akan
digunakan oleh konsumen. Presentase bagian yang didapatkan oleh
issuer pada umumnya adalah bagian terbesar. Hal ini dikarenakan
issuer menanggung resiko yang paling besar (resiko pembayaran tidak
dibayar) dalam tranksasi yang terjadi.
3. Merchant Bank (Acquiring Company)
Pihak ini adalah pihak bank yang mengeluarkan EDC (alat untuk
memproses transaksi dari credit card) . Pada umumnya EDC dapat
menerima kartu kredit dari bank manapun dengan jaringan yang sama.
Pihak bank ini juga akan mendapatkan presentase sesuai perjanjian
untuk bagian mereka dari transaksi.
4. Merchant
Merchant adalah toko yang menjadi tempat cardholder bertransaksi.
Merchant menyediakan EDC dari acquirerdan menggunakannya
sebagai alat pemproses transaksinya dengan cardholder. Pihak ini akan
dikenakan discount revenue. Akan tetapi akan ada dua pilihan untuk
memperlakukan discount revenue, pilihan pertama adalah merchant
yang akan menanggung discount revenue, dan pilihan edua adalah
membebankan extra charge ke cardholder.
5. Cardholder
Cardholder adalah pihak yang membeli barang dan bertransaksi
dengan merchant. Pada akhir bulan atau pada tanggal tertentu setiap
bulan (tergantung dari bank masing-masing), cardholder akan
mendapatkan billing dari issuer untuk pembayaran kartu kreditnya.
Pada
umumnya
bank-bank
lokal
di
Asia
Pasifik
menentukan
presentasediscount revenuesebesar 1,5%-2%.Angka ini jauh lebih rendah daripada
yang ditentukan oleh Citibank yaitu sebesar 3%. Oleh karena itu untuk bersaing
dengan bank-bank lokal tersebut, Citibank memberikan waktu penyelesaian
transaksi yang lebih cepat pada transaksi pembayaran di toko-toko.
Salah satu strategi yang digunakan oleh Citibank untuk bersaing dengan
American Express di pasar internasional, Citibank memutuskan untuk membeli
Diners Club International (DCI). Hal ini terjadi pada tahun 1981. DCI adalah
perusahaan yang memanagemen untuk kartu Diners Club. Untuk masing-masing
negara, DCI hanya dapat bekerja sama dengan satu bank saja. DCI diposisikan
sebagai kartu untuk para eksekutif senior dan pebisnis sukses yang pada
umumnya digunakan untuk perjalanan dan hiburan.
Launching a Credit Card in Asia Pacific (Peluncuran Kartu Kredit di Asia
Pasifik)
Permasalahan yang muncul dalam rencana peluncuran kartu kredit
Citibank di wilayah Asia Pasifik adalah negara mana yang harus dimasuki terlebih
dahulu
sehingga
dapat
menghasilkan
keuntungan.
Pihak
managemen
memperdebatkan bagaimana cara memasuki pasar dan bagaimana untuk
mengembangkan wilayah-wilayah yang lainnya di Asia Pasifik.
Data profil dari pasar Citibank di negara-negara Asia disediakan di exhibit
7. Exhibit 8menyediakan informasi mengenai distribusi masing-masing kartu di
masing-masing negara dan exhibit 9 menyediakan informasi mengenai
perbandingan harga kartu.
Market Entry Costs (Biaya untuk Memasuki Pasar)
Citibank dapat memasuki pasar Asia Pasifik dengan dua cara yaitu :
1. Menjadi pihak acquirer dan memfasilitasi kartu yang sudah ada. Dengan
cara ini Citibank dapat memasuki pasar dengan cepat. Namun dengan cara
ini ada hal yang patut diperhatikan adalah mengenai pasar yang ada. Bisnis
Citibank yang sudah ada hanya memiliki pasar yang terbatas, sementara
untuk bisnis kartu kredit target pasar adalah pasar secara luas. Oleh karena
itu ada pertandingan yang tidak sebanding dari hal ini.
2. Menjadi pihak issuer atau mengembangan pasar greenfield untuk
membangun basis pelanggan. Dalam mengembangkan cara ini, maka
Citibank perlu untuk melakukan investasi dalam program direct marketing
yang mencakup:
a. Direct Mail
Dengan mengirim e-mail secara langsung ke customer Citibank.
Cara ini relatif mahal akan tetapi fokus langsung ke setiap
audience/customer.
b. Take ones
Dengan mendistribusikan produk Citibank ke toko-toko langsung
dengan memasang brosur di display toko-toko tersebut. Cara ini
lebih murah dan mencakup jangkauan audience yang luas, namun
kekurangan dari metode ini adalah banyaknya calon customer yang
tidak memenuhi syarat kualifikasi karena metode ini sangat terbuka
untuk umum.
c. Direct Sales Force
Dengan melakukan personal selling. Metode ini adalah metode
yang paling mahal namun juga merupakan metode paling efektif
untuk menarik customer.
d. Bind- In
Dengan memasang iklan di koran dan majalah. Metode ini adalah
metode yang paling murah. Sayangnya tingkat respons dari
customer juga paling rendah.
Selain kedua pilihan itu, Citibank juga dapat mengadopsi kedua cara tersebut dan
mengkombinasikannya.
Salah satu agency penelitian daerah di Singapura melakukan sebuah
penelitian mengenai estimasi investasi berbagai segi yang perlu diinvestasikan
Citibank untuk sekitar 25.000 konsumen. Hasilnya dapat dilihat pada Table A.
Card Business Operation Economics (Ekonomi Operasional Bisnis Kartu
Kredit)
Sumber pendapatan daricredit card dapat diperoleh dari beberapa sumber
yaitu : joining/annual fee, pembayaran bunga, merchant discount, dan biaya
transaksi lainnya. Kebijakan joining fee untuk bergabung perlu untuk sangat
diperhatikan oleh Citibank karena penetapan harga yang terlalu rendah akan
mengganggu positioning Citibank dan juga proyeksi perusahaan ke depan,
sedangkan nilai yang terlalu tinggi akan membuat customer menjauh. Salah satu
usulan adalah dengan membebaskan joining fee untuk mendorong masuknya
pelanggan baru dan membebankan annual fee yang lebih tinggi sebagai sumber
pendapatan bank, namun juga ada saran lain yang mengatakan supaya Citibank
mewajibkan joining fee dengan annual fee yang rendah untuk mempertahankan
customer. Salah satu yang dapat digunakan sebagai pertimbangan adalah estimasi
pendapatan berdasarkan level pendapatan konsumen di Hong Kong. Dapat dilihat
pada Table B, bisnis di Hong Kong diproyeksikan dapat mendapatkan
penghasilan dari $16,279,144 atau $162.65 per konsumen di 1989.
Options and Controversies (Pilihan dan Kontroversi)
Managemen dari Citibank sangat memperhatikan tingkah laku dari
konsumen dan perbedaan pola penggunaan kartu kredit di masing-masing
negara.Hal ini menimbulkan perdebatan antara hendak mengenalkan satu kartu
dengan satu set kelebihan atau mengembangkan penawaran tertentu untuk
masing-masing pasar. Ada beberapa negara yang masuk di Asia Pasifik yang
menjadi target dari Citibank dan masing-masing negara memiliki karakteristiknya
masing-masing (dapat dilihat di exhibit 10).
Ada beberapa permasalahan pokok yang menjadi kontroversi dari
peluncuran kartu kredit Citibank di wilayah Asia Pasifik. Permasalahan yang ada
antara lain perdebatan mengenai ide harga premium yang akan ditawarkan di
kartu kredit yang akan diluncurkan. Ada perbedaaan target pasar antara
commercial bank yang merupakan produk sebelumnya dari Citibank di Asia
dengan target pasar dari produk kartu kredit yang akan diluncurkan oleh Citibank.
Hal ini menimbulkan perdebatan yang cukup sengit dari kedua belah pihak yang
mempertahankan pendapatnya masing-masing. Target pasar dari commercial bank
Citibank adalah kalangan menengah ke atas yang terbatas, sementara target pasar
dari produk kartu kredit adalah pasar yang lebih luas. Penentuan harga untuk
kedua target pasar ini tentu akan berbeda dan membuat pandangan masyarakat
pada Citibank juga berbeda pada masing-masing pilihan.
Permasalahan lain adalah permasalahan mengenai penentuan mata uang
yang akan digunakan dalam transaksi. Apakah akan menggunakan mata uang
lokal, atau dollar Amerika. Untuk pengambilan keputusan dalam hal ini perlu
melihat 2 aspek pengamatan yaitu :
1. Pola penggunaan kartu lokal dibandingkan dengan pola penggunaan kartu
di masing-masing pasar akan membantu dalam hal keputusan penggunaan
tipe mata uang yang menjadi pertimbangan konsumen.
2. Stabilnya aset dari perusahaan kartu kredit lokal jika banyak konsumen
yang menggunakan kartu kredit lokal sesuai dengan pertumbuhan
pendanaan melalui deposit kartu kredit lokal citibank.
Selain permasalahan mengenai target pasar dan penentuan mata uang, ada
permasalahan mengenai perdebatan sistem yang akan diterapkan. Sistem yang
tersentralisasi dikhawatirkan akan memperlambat servis Citibank. Akan tetapi
dengan setralisasi akan membawa 2 benefit utama yaitu biaya yang dibutuhkan
akan lebih murah dan peluncuran kartu kredit dapat dilakukan dengan lebih cepat.
Perdebatan lain yang muncul adalah mengenai sumber daya manusia. Di
Amerika Serikat dan Eropa, bisnis mengenai kartu kredit telah ditangani oleh satu
bagian tersendiri. Sementara apabila bisnis kartu kredit ini diluncurkan di Asia,
hal ini tidak memungkinkan. Beberapa manager dari negara-negara yang berada di
Asia merasa bahwa untuk mengelola bisnis consumer banking sudah cukup
menguras tenaga. Bahkan mereka juga mengeluarkan pendapat bahwa akan lebih
baik apabila Citibank berfokus pada produk Citi-One dan Citigold serta
memperkuat servis yang ada. Akan tetapi ada juga argumen yang berpendapat
bahwa seharusnya tidak susah untuk mencari dan melatih sumber daya manusia
pada populasi yang cukup besar di Asia. Dan dengan peluncuran produk kartu
kredit di Asia ini, Citibak dapat membangun bisnis baru di wilayah yang belum
terjamah oleh kompetitor dan menjadi sumber perubahan serta mendukung
pertumbuhan ekonomi dari Asia Pasifik.
Jeannine Farhi, yang baru saja pindah di Asia dari Citibank Amerika Serikat
berpendapat bahwa penting untuk mengingat penerapan yang buruk dapat
merusak strategi yang baik. Beliau juga tidak yakin bahwa pengalaman di
Amerika Serikat dapat secara langsung diterapkan di Asia. Seperti contohnya
untuk permasalahan mengenai pos atau koneksi komunikasi. Bisa saja kantor pos
di negara ini tidak terbiasa mengirim surat sebanyak yang akan kita kirimkan
sebagai bentuk marketing kita, juga bisa jadi koneksi komunikasi yang kita
butuhkan akan menghabiskan biaya yang besar dengan kualitas yang buruk. Oleh
karena itu rencana peluncuran dari kartu kredit ini perlu untuk dipertimbangkan
dengan hati-hati.
Rana Talwar sadar bahwa ia perlu untuk mengambil keputusan karena
perdebatan – perdebatan ini tidak akan pernah mencapai mufakat. Rana Talwar
juga merenungkan perbedaan – perbedaan yang ada yang cukup kompleks dan
menyadari bahwa perlu mempertimbangkan hal ini dengan bijaksana. Tidak
mungkin untuk mengabaikan kesempatan untuk bertumbuh dari produk ini akan
tetapi diperlukan strategi yang jelas untuk positioning dari kartu kredit ini, harga,
atau pemilihan negara yang akan dimasuki.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Apakah Citibank seharusnya meluncurkan produk kartu kreditnya? Mengapa
dan mengapa tidak?
Citibank seharusnya meluncurkan produk kartu kreditnya. Alasan yang
perlu dipertimbangkan oleh Citibank untuk memasuki pasar kartu kredit
adalah:
a. Kartu kredit terbukti menjadi salah satu cara terbaik untuk mengatasi
keterbatasan distribusi bank asing di wilayah Asia Pasifik, karena sebagian
besar negara berkembang di Asia Pasifik memiliki suatu aturan tertentu
dimana masuknya bank-bank asing yang mendirikan kantor cabang di
negara mereka sangat amat dibatasi. Sehingga apabila Citibank ingin lebih
berkembang menjadi bank global, maka Citibank perlu untuk memperluas
wilayah pelayanannya termasuk Asia Pasifik. Oleh karena itu kartu kredit
dapat menjadi salah satu jalan yang dapat ditempuh oleh Citibank. Selain
itu Citibank juga memiliki target earning hingga $100 juta pada tahun 1990
sehingga sangat penting untuk Citibank melakukan usaha untuk
penambahan customer baru di market yang baru (market development).
b. Perkembangan negara-negara di Asia Pasifik terbukti cukup berkembang
pesat. Dari exhibit 4 mengenai profil dari negara-negara Asia Pasifik yang
menjadi sasaran masuknya produk kartu kredit Citibank, kita dapat melihat
bahwa pertumbuhan rata-rata selama lima tahun pada tahun 1984 hingga
1988 cukup tinggi (semua di atas 4%, kecuali Filipina). Bahkan negaranegara tersebut masih dapat menabung terbukti dengan saving rate yang
juga cukup tinggi. Dalam data tersebut juga terdapat penilaian mengenai
tingkat kestabilan baik kestabilan mengenai politik maupun kestabilan
mengenai ekonomi. Negara-negara tersebut terbukti cukup stabil kecuali
untuk negara Filipina yang cukup beresiko. Bahkan Australia dan Taiwan
mempunyai ekonomi yang kuat dan politik yang stabil. Dari data-data ini
dapat kita simpulkan bahwa peluncuran produk kartu kredit dari Citibank
cukup menjanjikan pada negara-negara ini.
c. Perkembangan kartu kredit pada Asia Pasifik sendiri sudah cukup
berkembang. Kompetitor yang telah memasuki wilayah ini terlebih dahulu
antara lain American Express, Diners Club dan Visa/Mastercards. Hal ini
seharusnya bukan menjadi sebuah ketakutan bagi Citibank apabila
memasuki wilayah ini, akan tetapi menjadi pacuan bagi Citibank untuk
memasuki pasar ini. Apabila Citibank tidak segera memasuki pasar ini,
tentunya Citibank akan semakin kalah bersaing dan ditinggalkan oleh
konsumennya. Seperti pendapat yang telah dikatakan oleh Rajive Johri,
salah satu manager bisnis di Indonesia, kita dapat membangun bisnis baru
di wilayah yang belum terjamah oleh kompetitor. Pertumbuhan ekonomi
yang pesat di Asia tidak boleh tidak dihiraukan.
2. Berdasarkan basis
pelanggan kelas atas,
bagaimana Citibank dapat
memposisikan kartu kreditnya apabila ia memutuskan untuk meluncurkan kartu
kredit tersebut?
Posisi yang dapat diambil oleh Citibank untuk meluncurkan kartu kreditnya
adalah target pasar dengan kelas menengah ke atas sesuai dengan konsumen
dari consumer banking yang telah diraih oleh Citibank. Kartu kredit dengan
target pasar kelas menengah dapat diluncurkan dengan free joining fee dan
annual fee yang menengah (tidak terlalu mahal dan tidak terlalu murah). Kartu
kredit dengan kelas premium dapat diluncurkan dengan free joining fee dan
annual fee yang lebih mahal daripada kartu kredit untuk kelas menengah.Free
joining fee dilakukan dengan tujuan untuk menarik konsumen yang lebih luas,
akan tetapi dengan annual fee yang dipatok tidak terlalu murah hingga yang
lebih mahal maka konsumen tidak akan berubah pandangan mengenai
kepremiuman dari Citibank sendiri.
3. Negara mana yang seharusnya dimasuki Citibank terlebih dahulu? Negara
mana yang seharusnya dihindari oleh Citibank?

Negara yang dimasuki Citibank dahulu Australia
karena dilihat dari exhibit 4, Australia memiliki populasi yang cukup
banyak, dengan saving rate yang rendah yakni hanya sebesar 4% hal
tersebut sangat berpotensial untuk bisnis credit card karena dengan
saving rate yang rendah, berarti masyarakat di Australia memiliki
tingkat konsumsi/belanja yang tingi dimana rumus Y = C + S yaitu
dimana suatu pendapatan yang dimiliki seseorang terdiri dari
banyaknya tabungan ditambah konsumsi yang dilakukan sehari-hari.
Selain itu juga Australia memiliki ranking kestabilan paling bagus yaitu
A yang berarti resiko perekonomian Australia paling rendah. Di
samping dari data exhibit 4, dapat dilihat juga dari exhibit 8 bahwa
Australia memiliki prosentasi yang tinggi yaitu 12,5% dari total
penduduk sebanyak 16,5 juta jiwa yang memiliki pendapatan di atas
$25.000. Selain itu Australia memiliki kartu kredit sebanyak 10,5 juta
yang
dimana
30%
diantaranya
dimiliki
oleh
pribadi
yang
berpenghasilan di atas $25.000. Selain dari data exhibit 4 dan 8
disebutkan juga bahwa Australia merupakan negara yang memiliki
sektor dengan pengembangan service yang tinggi, juga Australia
merupakan negara dengan peringkat kedua tertinggi setelah Perancis di
dunia dan juga negara di Asia pasifik dengan peringkat tertinggi dalam
jumlah outlet seperti kantor cabang, dan ATM yang menawarkan servis
offering banking perkapita. Di Australia, para masyarakat menyadari
credit card sebagai suatu alat pembayaran untuk belanja sehari-hari
yang penting, dengan kemudahan dan kepraktisan dikarenakan
konsumen tidak perlu membawa uang tunai ke mana-mana dalam
jumlah yang banyak, juga dapat membuat mereka dapat belanja
kapanpun dan dimanapun mereka mau. Namun di samping itu di
Australia, credit card sudah menjadi hal yang sangat biasa sehingga
para masyarakat di sana tidak begitu mementingkan prestige, image
atau positioning dari suatu credit card company ketika mereka mau
memilih produk credit card tersebut.Dan yang tidak kalah penting,
pendirian cabang bank-bank asing di Australia diperbolehkan dan
peraturan pemerintah tidak begitu membatasi bank asing untuk masuk
ke Australia.

Negara yang harus dihindari Citibank  Filipina
Karena dilihat dari data exhibit 4 bahwa Filipina merupakan negara
yang paling beresiko, dapat dilihat dari peringkat kestabilan
ekonominya yaitu peringkat D, yaitu peringka paling beresiko diantara
negara-negara lain di Asia Pasifik. Selain itu rata-rata pertumbuhan
ekonomi Filipina yang hanya mencapai 0,5% yang merupakan rata-rata
pertumbuhan ekonomi paling rendah diantara negara-negara lain di
Asia Pasifik. Selain dari data exhibit 4, disebutkan bahwa Filipina
merupkan negara dengan penetrasi kartu kredit yang sangat begitu
lemah, dan juga perkembangan pasar dari produk kartu kredit secara
relatif sangat jauh di bawah negara-negara Asia Pasifik yang lain,
dengan hanya terdapat dua bank utama yang menerbitkan MasterCard
dan Visa, dan selain itu bank penerbit kartu kredit di Filipina hanya
boleh digunakan untuk transaksi lokal dengan kurs mata uang lokal
juga.
4. Bagaimana seharusnya Rana Talwar meyakinkan manager-manager negaranya
dan kantor pusat untuk menerima produk kartu kredit? Apa mekanisme
organisasi yang dimilikinya dalam kendalinya?
a. Rana Talwar menjelaskan hasil analisanya terhadap negara-negara di Asia
Pasifik yang mempunyai potensi yang baik untuk menerima produk credit
card yang baru ini, analisis yang dilakukan baik dari internal maupun dari
eksternal, namun untuk kasus ini, prioritas yang diberikan pada analisis
eksternal
(konsumen,
ekonomi,
pemerintah,
kompetitor).
Dengan
pertimbangan ketakutan dan keraguan akan kemungkinan tidak suksesnya
produk ini yang akan diluncurkan, dilihat dari sisi infrastuktur, keadaan
ekonomi (per kapita) dari suatu negara, dan penggunaan kartu kredit di
masing-masing negara yang berbeda. Rana perlu untuk menjelaskan
kepada manager negara yang akan diluncurkan produk credit card ini
memiliki kondisi yang cukup siap untuk menerima produk ini, misalnya
Australia yang memiliki perkembangan ekonomi yang baik dan
meningkat, diimbangi dengan infrastruktur yang terus berkembang di
berbagai aspek termasuk perbankan. Selain dari pada itu, masyarakat
(konsumen) di Australia dalam hal pemakaian kartu credit tidak
memberikan penolakan. Juga dilihat dari sisi pemerintahan negara
Australia sendiri tidak memberikan peraturan yang sangat ketat bagi bank
asing untuk beroperasi di negaranya.
b. Mekanisme yang dapat digunakan Rana Talwar dengan posisi atau
jabatannya sebagai kepala dari Citibank consumer bank di Asia Pasifik
adalah mempertimbangkan peluncuran credit card ini sebagai keputusan
yang terbaik untuk mencapai target dari Citibank tahun 1990 di Asia
Pasifik. Sebagai kepala dari Citibank consumer bank di Asia Pasifik
tentunya Ia adalah orang yang mengetahui dengan lebih baik kondisi
negara-negara di Asia Pasifik. Dengan posisi jabatan yang dimiliki oleh
Rana Talwar, ia harus mempertimbangkan keputusan ini dengan bijaksana
juga secara matang, baik pertimbangan positif dan negatif dari peluncuran
credit card. Selain penetapan keputusan strategi yang dilakukan oleh
manajemen di Asia Pasifik, hal yang juga penting untuk diperhatikan
adalah bagaimana implementasi dari strategi tersebut juga dilaksanakan
dengan baik.
5. Jika memilih tidak memperkenalkan kartu kredit tersebut apa yang perlu
dilakukan untuk mencapai target profit sebesar $100 juta pada tahun 1990?
Produk apa yang harus ditawarkan oleh bank?

Citibank Personal Loan
 Produk Citibank Personal Loan diadakan untuk melayani kebutuhan
finansial
nasabah
dengan
menyediakan
kemudahan
dan
kenyamanan memperoleh pinjaman dana, pinjaman ini tersedia
tanpa memerlukan agunan dan memiliki tingkat bunga yang
kompetitif. Personal Loan memiliki cicilan bulanan tetap, selain itu
nasabah dapat mengatur keuangan pribadinya dengan lebih baik.
Dana diberikan oleh Citibank dengan transfer secara langsung ke
rekening nasabah.

Retail Banking
 Retail Banking merupakan pelayanan konsultasi yang diberikan
oleh Citibank agar aset nasabah terlindungi dan dapat bertumbuh.
Konsultasi ini diberikan oleh Citibank karena Citibank memiliki
keahlian di bidang Wealth Management. Layanan ini penting
karena setiap individu terutama nasabah Citibank memiliki
kebutuhan dan tujuan keuangan yang berbeda-beda, maka akan
sangat bermanfaat dengan retail banking ini dalam membantu
nasabah untuk memformulasikan solusi keuangan agar dapat
mencapai tujuan dari nasabah.
LAMPIRAN
Exhibit 2
Exhibit 10(Terjemahan)
Australia
Dengan sektor jasa sangat majunya, tinggi per kapita PDB, dan mayoritas
penduduk Kaukasia, Australia mirip negara-negara industri komersial dari Barat
dalam banyak hal, termasuk jasa keuangan dan infrastruktur perbankan.
Dibandingkan dengan negara maju lainnya, Australia peringkat kedua setelah
Perancis, seperti kantor cabang dan ATM, yang menawarkan layanan perbankan
per kapita.
Berbeda dengan pasar Asia-Pasifik, Australia fasilitas kredit pasar kartu
sudah jenuh pada tahun 1989. Dengan sekitar 10,5 juta kartu yang berlaku,
Australia rata-rata membawa dua kartu. Dari jumlah tersebut, sekitar setengah
adalah kartu bank, kartu yang diterbitkan oleh bank-bank lokal untuk penggunaan
lokal saja. Kartu bank adalah pengenalan kartu kredit untuk banyak pelanggan,
dan sebagian besar masih dilaporkan memiliki setidaknya satu. Karena mereka
telah digunakan begitu lama, dan karena keterbatasan penggunaan mereka di luar
negeri, pelanggan menganggap kartu sebagaihal yang kurang populer dan hampir
usang.
Visa dan MasterCard sebenarnya telah mengembangkan waralaba besar di
Australia, dengan 17,6% dan 16,8% dari pasar masing-masing. Meskipun
keduanya dikenal untuk penerimaan luas ritel mereka domestik dan internasional
dan sangat dihormati dalam reputasi keseluruhan, konsumen memandang kartu
Visa yang sedikit lebih bergengsi dan lebih tinggi dalam penerimaan merchant.
Dua puluh tiga bank lokal dan enam bank asing menawarkan total 4,1 juta Visa
dan MasterCards, meskipun mayoritas diterbitkan oleh empat bank terbesar di
Australia-Westpac, Commonwealth, ANZ, dan National Australia Bank.
American Express dan Diners Club juga mengembangkan waralaba besar di
Australia, dengan 600.000 dan 180.000 kartu yang berlaku, masing-masing,
waralaba mereka jauh lebih kecil maka tho merek lain. Kedua kartu telah dikenal
sebagai simbol status dan telah bisnis yang sangat kuat pada satu waktu. Namun,
pada tahun 1989 keduanya mengalami masalah, terutama disebabkan penurunan
penerimaan pengecer dan sikap negatif konsumen terhadap AMEX dan Diners
Club biaya keanggotaan. Berbeda dengan bank lokal, baik AMEX dan Diners
Club dikenakan biaya pendaftaran konsumen serta biaya keanggotaan tahunan.
Di Australia, seperti di bagian lain di Asia, konsumen mengakui kartu
kredit sebagai alat belanja penting yang membebaskan mereka dari membawa
uang tunai dan memungkinkan mereka untuk berbelanja kapanpun dan dimanapun
mereka inginkan. Pembelian kartu kredit bervariasi, tetapi kebanyakan dari
mereka berkaitan dengan perjalanan, hiburan, atau belanja. Namun, penggunaan
kartu telah menjadi begitu biasa di Australia yang prestis dan citra terkait dengan
kartu atau bank penerbit tidak lagi menjadi pertimbangan penting ketika memilih
kartu kredit. Konsumen Australia, lebih peduli dengan kartu kredit yang rendah
dapat digunakan dengan layanan perbankan lainnya untuk lebih baik mengelola
keuangan mereka, kartu kredit dipandang sebagai perpanjangan dari hubungan
yang ada dengan bank mereka. Oleh karena itu, MasterCards dan Visa yang
memungkinkan untuk penarikan tunai melalui ATM mudah, disediakan untuk
pembayaran tagihan bulanan, terkait semua rekening bank pelanggan, disediakan
layanan perlindungan kehilangan dompet, dan tidak ada biaya tahunan yang
paling populer. Para MasterCards dan Visa yang ditawarkan oleh empat bank
nasional utama yang ditawarkan satu atau beberapa fitur tersebut.
Kartu debit yang juga tersedia, namun, penetrasi kurang dari 5% dan ini
terutama dilihat sebagai produk lembaga keuangan nonbank terkait dengan
rekening tabungan.
Hong Kong
Citibank telah berkecimpung dalam bisnis kartu kredit di Hong Kong sejak
1983, setelah mengakuisisi bisnis kartu Diners Club dari Bank Standard Chartered
di Hong Kong. Bisnis ini diperluas pada tahun 1987 melalui akuisisi portofolio
Visa Card Bank Amerika, yang telah tumbuh menjadi 75.000 pelanggan selama
12 tahun sebelumnya.
Dengan pertumbuhan yang mengesankan dan industrialisasi yang pesat,
penduduk yang relatif makmur dari 5,6 juta dengan pendapatan tahunan rata-rata
$ 8.158, dan konsentrasi tinggi orang yang tinggal di pusat-pusat perkotaan,
orang-orang dari Hong Kong tidak asing dengan penggunaan kartu kredit . Pada
akhir 1980-an, konsumen yang canggih dalam pengetahuan dan penggunaan kartu
kredit-menggunakan mereka untuk berbagai kesempatan dari perjalanan seharihari ke toko untuk perjalanan bisnis untuk liburan keluarga. Mereka memiliki
sejumlah pilihan kartu kredit untuk memilih dari Visa dan MasterCards yang
dikeluarkan olehBank lokalHong Kong dan Standard Chartered Bank yang
dianggap populer. Pada tahun 1989, Hong Kong memiliki hampir dua juta kartu
yang berlaku, dengan pemegang kartu memiliki rata-rata 1,7 kartu.
Pada tahun 1989, 140.000 Citibank Visa Classic dan Emas mengadakan
pangsa 8,7% dari pasar kartu kredit. Selain itu, memiliki 100.000 pelanggan kartu
Diners Club. Kartu kredit ini bersaing langsung dengan American Express, yang
telah menerbitkan 175.000 kartu di Hong Kong.
India
Dengan 80% dari populasi negara itu di daerah pedesaan, pertanian
membentuk pondasi ekonomi India. Pertumbuhan kunci negara industri-tekstil,
pengolahan makanan, dan obat-obatan-dan di sektor jasa memberikan kontribusi
terhadap pembangunan yang kuat ekonomi India pada akhir 1980-an.
Karena sebagian besar kekayaan negara terkonsentrasi di antara
sekelompok kecil rumah tangga perkotaan, penetrasi kartu kredit di India sangat
rendah. Kartu kredit adalah simbol statuskonsumen kelas menengah atas kelas
India dan memberikan kenyamanan tidak harus membawa banyak uang tunai.
Konsumen memilih untuk membayar tepat waktu dan tidak menggunakan kartu
sebagai sarana kredit bergulir. Meskipun penerimaan pedagang itu umumnya
tidak setinggi di India seperti di negara-negara Asia lainnya, konsumen dapat
menggunakan kartu mereka untuk berbagai pembelian, lebih dari setengah dari
yang berhubungan dengan perjalanan dan entertaiment.
Untuk ini dipilih grup dari pemilik mobil, penerimaan luas, brand / bank
image, dan kemudahan proses aplikasi adalah fitur kartu yang paling penting.
Sehubungan dengan preferensi ini, hanya Diners Club, dengan sekitar 70.000
anggota, yang kuat dan disajikan posisi yang berbeda. American Express tidak
mengeluarkan kartu kredit lokal. Para pesaing utama lainnya adalah kartu bank.
Dua dari mereka dengan sekitar 100.000 kartu sudah disalip Diners Club. Bankbank lokal tidak mengenakan biaya bergabung dan terus biaya tahunan sekitar $
15. Semua transaksi valuta asing di India yang sangat diatur oleh bank sentral.
Sebagai kartu kredit hasil yang dikeluarkan di India dapat digunakan hanya untuk
transaksi lokal dalam mata uang lokal.
Indonesia
Meskipun ada 9 milyar barrel cadangan minyak tersedia dan kekayaan
mineral lainnya, Indonesia masih termasuk negara yang relatif miskin, dengan
sekitar 80% penduduk yang tinggal di daerah pedesaan dan menghasilkan kurang
dari $500 per tahun. Sebagian kecil dari Indonesia, namun cukup signifikan dalam
pertumbuhan kekayaan adalah komunitas bisnis lokal orang Cina –bagian besar
dari 27 juta orang berasal dari Cina yang tertarik menumbuhkan bisnis
internasional sehingga membujuk mereka untuk berpindah ke negara lain di
seluruh dunia. Tetapi banyak orang pebisnis kaya di Indonesia berbagi pandangan
internasional yang sama selama perjalanan bisnis mereka yang rutin ke Malaysia,
Singapore, dan Australia.
Pemerintah tidak mengadakan pembatasan dalam kartu kepemilikan, tetapi
karena level pendapatan yang rendah banyak yang tidak memenuhi kualifikasi
sebagai anggota, dan ini sungguh membatasi jumlah konsumen. Demikian,
Indonesia merasa bahwa kartu kepemilikan adalah pengukuran dari sosial yang
tinggi. Diantara kompetitor besar adalah Visa dan MasterCard dikeluarkan oleh
bank lokal. American Express dan Diners Club juga beroperasi di situ,
menawarkan produk dan jasa untuk kelompok kecil profesional dan warga negara
yang harus dilakukan. 3 bank loka, American Express, dan Diners Club memiliki
pasar yang sama. Mengingat semuanya dibebankan dengan biaya bergabung
maupun biaya rutin keanggotaan, bank lokal dihargai menawarkan harga yang
lebih rendah.
Untuk beberapa orang yang mampu menggunakan kartu kredit, beberapa
fasilitas yang penting dalam memilih kartu mana yang digunakan, khususnya
servis yang terkenal, gengsi, penagihan dalam rupiah (kurs lokal), dan beberapa
ekstra tambahan dari keanggotaan, seperti hadiah untuk bergabung dan
perlindungan pembelian. Meskipun dari beberapa pilihan tersebut untuk
keanggotaan, batas kredit yang rendah tetap menjadi pilihan konsumen
menggunakan kartu kredit dengan sungguh. Konsumen mampu menggunakan
kartu mereka untuk pembelian yang bermacam-macam, termasuk biaya
perjalanan, makanan dan minuman, dan biaya rumah sakit.
Malaysia
Pemproduksi karet dan kayu penting skala dunia, Malaysia adalah negara
pedesaaan yang besar, dengan 61% populasi yang tinggal di daerah pedesaan.
Bagaimanapun, sebagau industri nasional yang sedang bertumbuh, Malaysia juga
merupakan produsen dunia nomer tiga terbesar dan pengekspor terbesar barang
penghantar. Sebagai tetangga Indonesia, Malaysia memiliki populasibisnis yang
hampir mencapai angka satu juta (setengah dari mereka merupakan suku yang
berasal dari Cina) yang ketertarikan bisnis membawa mereka ke banyak negara di
Asia-Pasific maupun ke United Kingdom.
Barang kebutuhan dan kredit ekstra merupakan alasan yang penting untuk
memiliki kartu kredit. Penduduk malaysia menyadari hal tersebut dan
memutarkan kredit, sehingga beberapa konsumen memilih untuk yang membayar
tagihan bulanannya di akhir bulan sepenuhnya, beberapa lainnya mempercayakan
kartu mereka pada pengeluaran jangka pendek. Kartu banyak digunakan untuk
membayar pembelian pribadi maupun keluarga, dengan pengecualian konsumen
beberapa grup perusahaan kecil yang menggunakan kartu untuk perjalanan bisnis
dan hiburan.
Penduduk malaysia memiliki banyak pilihan kartu yang dapat dipilih sejak
tahun 1989. American Express, contohnya, dengan 15% pangsa pasar,
menawarkan kartu berharga yang diakui internasional untuk terlihat premium dan
servis untuk konsumen yang luar biasa dan hal tersebut tidak terbatas oleh limit.
Sisa pangsa pasar yang lain terbagi di antara beberapa bank internasional, yang
menggunakan kartu kredit sebagai cara mencapai konsumen baru (bank asing
dibatasi hanya memiliki tiga cabang di malaysia), dan bank lokal, yang
menjangkau konsumen berbasis cabang konsumen untuk mengembangkan kartu
kreditnya. Mendirikan bank internasional, seperti Hong Kong Bank dan Standard
Chartered Bank, menawarkan kartu yang mendunia dan hal yang istimewa serta
menarik konsumen dengan bunga internasional. Dengan cabang yang luas dan
ATM network, Malayan Banking Berhad, dengan 10% pangsa pasar, ditetapkan
sebagai bank lokal yang kartunya menjadi motor bagi barang kebutuhan seharihari. Pada akhirnya menawarkan kartu kredit dengan limit yang tinggi tetapi
kurang di sevis bagi konsumen dan prestige, Malayan Borneo Finance
menawarkan beberapa tipe kartu kredit dengan level harga yang bervariasi untuk
memenuhi berbagai kebutuhan orang dan mendapatkan keuntungan memperoleh
pangsa pasar yang luas. Secara umum, Mastercard dan Visa diketahui dengan
fleksibilitas dan diterima secara luas oleh berbagai retail, serta reputasi bank yang
menerbitkan membantu konsumen untuk memilih salah satu. Bank lokal biasanya
tidak menarik biaya bergabung untuk kartu klasik, tetapi mereka menarik biaya
rutin, dan mereka juga menawarkan eksklusif kartu gold. Berdasarkan pada
hukum Malaysia, hanya konsumen dengan pendapatan rutin $9000 atau lebih
yang dapat memiliki kartu kredit.
Filipina
Setelah resesi berat dari tahun 1984 sampai dengan 1986, Filipina selama
akhir 1980 barda pada masa pemulihan booming. Melompatnya jumlah konsumen
menjadi bahan bakar bagi ekonomi dan banyak pekerjaan yang tersedia dengan
sumber daya kapital baru dan program pemerintah. Konsumsi makanan dan
minuman meningkat tajam, seperti penjualan tiket besar.
Meskipun dalam konteks ini, ekonomi tumbuh tajam, masuknya kartu
kredit di Filipina masih sangat rendah.
Pasar kartu kredit relatif tidak dikelola, dengan hanya adanya dua bank
mayor yang menerbitkan MasterCard dan Visa. Konsumen menilai kartu ini
sebagai penerimaan dan memtarkan fasilitas kredit. American Express, dirasa
sebagai kartu untuk konsumen internasional, dan Diners Club, dikenal sebagi
kartu yang memiliki prestige, juga tersedia. Diantara keduanya, mereka memiliki
50% pasar.
Kepada pemilik mereka, kartu kredit memberi nilai dengan memberikan
pemilik ijin untuk melakukan transaksi pembelian dan membayar untuk servis
kapanpun tanpa perlu khawatir mengenai membawa jumlah uang tunai yang
besar. Makanan dan minuman adalah barang yang paling umum dalam pembelian
menggunakan kartu, diikuti dengan makanan restauran, baju, dan bahan bakar.
Untuk itu penerimaan secara luas adalah faktor yang paling penting untuk disadari
dalam memilih kartu, diikuti dengan peraturan-peraturan yang ada seperti rate
bunga, peraturan mengenai pembayaran, dan batasan kredit. Reputasi dari kartu
dan bank yang menerbitkannya juga penting untuk konsumen, tetapi memiliki
kritik yang lebih rendah dibandingkan faktor yang lain. Kartu kredit diterbitkan di
Filipina hanya dapat digunakan untuk transaksi lokal dengan menggunakan mata
uang lokal.
Singapore
30 tahun politik yang stabil dibawah kekuatan peraturan yang dipegang
oleh Perdana menteri Lee Kuan Yew membantu Singapore berkembang menjadi
salah satu pusat perdagangan dan servis internasional terbesar di dunia, maupun
kilang minyak terbesar di dunia. Pembawa perusahaan multinasional berteriak
untuk mengeset operasi di “High-Tech Mecca” ini. Dengan rata-rata pendapatan
per kapita $8.800, standar hidup di Singapura sangat dekat dengan negara-negara
industri di barat dibandingkan dengan negara-negara tetangganya.
Tahun 1989, orang Singapura sudah cukup familiar dengan kartu kredit.
Faktanya, penduduk pemegang kartu rata-rata memiliki dua kartu kredit dan
dengan mendekati kekuatan 500.000 kartu, banyak yang merasa pasar sudah
memenuhi. Dalam pemikiran konsumen, kartu terbagi ke dalam tiga kategori.
Pertama, American Express, dengan sekitar 15% pangsa pasar, dengan charge
kartu tinggi dengan tanpa batasan pembelian, dan dikenal dengan prestige,
diterima secara luas di dunia, dan servis mendunia yang luar biasa. Kedua adalah
bank internasional yang besar seperti Hong Kong Bank, Chase, dan Standard
Chartered Bank yang menawakan MasterCard dan Visas dengan penerimaan
mendunia dan gambaran internasional. Konsumen menerima servis dari mereka
dan prestige yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan American Express
tetapi lebih baik daripada Bank Lokal. Yang terakhir adalah beberapa bank lokal
seperti UOB, DBS, dan OCBC yang menawarkan harga yang lebih murah apabila
dibandingkan dengan MasterCard dan Visa dengan penerimaan mendunia tetapi
tidak gambaran internasional. Kartu ini dipertimbangkan memiliki servis dan
prestige di level minimal, tetapi menjadi pahlawan dan pilihan konserfatif.
American Express adalah satu-satunya kartu yang menawarkan biaya bergabung
dengan gratis. Dengan melepaskan juga biaya rutin, bank lokal UOB dan DBS
memperoleh 20% pangsa pasar.
Menjadi bagian dari masyarakat yang menghargai dirinya sendiri dalam
mengenal teknologi terakhir dan servis yang membuat segalanya menjadi lebih
efektif, konsumen Singapura menggunakan kartu kredit sebagai alat untuk
membeli kebutuhan sehari-hari yang umum. Pada waktu yang bersamaan, karena
peraturan pemerintah meminta seluruh pemegang kartu kredit minimal berumur
21 tahun dan menghasilkan $14.400 per tahun, kartu kredit juga menjadi salah
satu simbol dari status. Karena pasar berkembang dengan sangat baik, kartu
digunakan untuk pembelian yang mahal dan murah secara bersamaan seperti
misalnya baju, alat-a;at rumah tangga, dan elektronik, juga restauran, hiburan,
juga perjalanan.
Taiwan
Sebagai nomer 12 terkuat dalam kekuatan perjual-belian di dunia, Taiwan
adalah investor utama di Filipina, Thailand, Malaysia, Indonesia, dan Cina utama.
Sebagai negara pedesaan, Taiwan mengembangkan capital dengan sangat cepat
dan industri teknologi yang cukup intensiv, membuat populasi nya menjadi salah
satu populasi yang termaksmur dan pendidikan yang terbaik.
Pemerintahan yang memproteksi dengan sangat kuat dan mendukung
pertumbuhan industri, menjadi halangan yang kuat untuk pertumbuhan bisnis
kartu kredit. Pada 1989, hukum melarang konsumen memiliki kartu kredit lebih
dari satu, mengajukan kredit, dan menggunakan kartu mereka untuk mendapatkan
tambahan uang. Juga, kartu internasional tidak dapat diterbitkan di Taiwan.
Semua orang menginginkan kartu dari Citybank, American Express, atau Chase
Manhattan yang sudah ada di Hong Kong. (Cabang orang Taiwan dari perusahaan
ini didukung oleh cabang Hong Kong dalam mepromosikan kartu ini.)
Perbaikan dalam peraturan bank, selesai pada Juli 1989, mengangkat
pembatasan di dalam kartu internasional, kepemilikan kartu kredit yang lebih
daripada satu, dan pengajuan kredit. Bagaimanapun pemerintah tetap mengontrol
keseluruhan industri melalui National Credit Card Centered (NCCC), yang
mengembangkan penerimaan penjual, mengelola database dari seluruh anggota
kartu kredit, dan membereskan transaksi luar negeri. Pemerintah membebaskan
American Express dan Diners Club dari kontrol NCCC, banyak bank yang ingin
menerbitkan MasterCard atau Visa harus memiliki ijin dari NCCC.
Peraturan yang berat menyebabkan banyak pemain yang keluar dari bisnis
kartu kredit, membuat industri cukup berada pada tahap pengembangan yang
masih di awal. Berdasarkan network global dan kualitas servis premium,
American Express dan Diner Club menciptakan reputasi prestige, yang menarik
target konsumen mereka : eksekutif, penikmat pariwisata dunia, dan penduduk
Taiwan yang kelas atas. Sebaliknya, China Trust dan Cathay Trust menyediakan
MastredCard dan Visa yang lebih murah cocok untuk banyak kalangan.
Konsumen memilih American Express untuk perjalanan, Diners Club untuk
simbol dari prestige, Visa sebagai yang terpopuler, diterima secara menduniam
dan MasterCard sebagai kartu kedua yang dimiliki di dompet. American Express
menguasai pasar sekitar 50%. Tidak seperti American Express dan Diners Club,
bank lokal tidak menarik biaya untuk bergabung.
Untuk konsumen penduduk Taiwan, biaya kartu adalah tanda status.
Taiwan adalah komunitas yang berorientasi pada kasyang mana dikenal dengan
tidak dapat diterimanya meminjam uang orang lain. Meskipun menjadi hal yang
legal untuk mengajukan kredit, mayoritas orang Taiwan tidak melakukannya.
Dengan pembayaran yang rata-rata bernilai sekitar $80 - $110, kebanyakan kartu
kredit digunakan di departmen stores, supermarket, cluk malam, restauran, dan
tentu saja untuk perjalanan – 50% penggunaan kartu kredit digunakan pada
pembelian luar negeri.
Thailand
Dengan ekonomi yang bertumbuh dalam kisaran rata-rata 11,6% dari 1986
hingga 1989, Thailand menjadi salah satu negara di Asia yang bertumbuh paling
cpat dalam perkembangan negaranya, investasi asing juga bertumbuh dengan cpat
dibandingkan dengan dimanapun di Asia Tenggara. Banyak peningkatan datang
dari negara yang kecil tetapi sektor industri kuat dan dari pariwisata, sumber daya
Thailand dari perubahan luar negeri. Perkembangan ekonomi yang kuat ini
menghasilkan pertumbuhan kekayaan konsumen dan pembelian konsumen.
Dibandingkan dengan negara industri yang lain seperti Singapura dan
Hong Kong, pasar kartu di Thailand memiliki beberapa pemain mayor. Produk
kartu dapat dipisah menjadi dua grup. Pertama, American Express dan Diners
Club, yang bisnis utama adalah kartu yang berbayar dan mmiliki pangsa pasar
sekitar 50%. Prestige menjadi kunci posisi mereka, seperti fokus mereka dalam
meningkatkan berdasarkan konsumen. Kedua adalah bank lokal yang menerbitkan
kartu kredit Visa atau MasterCard. Yang kedua ini lebih sering digunakan pada
bank yang dimiliki oleh konsumen tetapi tidak memiliki nilai gambaran yang
bagus bagi konsumen.
Korea
Peraturan lokal tidak mengijinkan bank untuk menerbitkan kartu dengan
kredit. Lebih lanjut, hak untuk pertukaran asing diukur sebagai kontrol, hanya
mata uang lokal yang dapat diterbitkan. Sebagai hasilnya, beberapa bank lokal
menerbitkan Visa/MasterCArd sebagai charge dan kartu debit. Bertahun-tahun,
Citybank memanagemen bisnis Diner Club di Korea. Pengalaman managemen
dengan kartu bisnis Korea sangat jauh dengan kerugian keuangan maupun
permasalahan mengenai tenaga kerja.
Download