Dani Usman, ST Konsep Dasar Rangkaian Listrik Rangkaian Listrik elektrik dibentuk dengan menghubungkan komponen dengan sifat yang berbeda Komponen : Pasif : resistor, induktor, kapasitor, transformator Aktif : dioda, transistor, op-amp, IC Konsep Dasar Rangkaian Listrik PCB + Komponen Komponen Aktif + Pasif Konsep Dasar Rangkaian Listrik SMD Resistors Rangkaian elektrik dibentuk dg menghubungkan komponen- komponen yg memiliki sifat-sifat elektrik yg berbeda. Kuantitas-kuantitas dasar. Kuantitas dasar yang menggambarkan kecepatan partikel bermuatan listrik bergerak dalam suatu rangkaian dan bagaimana partikel itu melakukannya adalah arus dan tegangan. Arus disebut kuantitas yg melalui (through variable) Tegangan disebut kuantitas yg membentangi (across variable) Arus adalah aliran muatan listrik yg melalui suatu komponen/alat. Tegangan adalah beda potensial antara 2 titik dalam suatu rangkaian. Arus I dinyatakan sebagai banyaknya muatan q yg bergerak melalui komponen per satuan waktu : I = dq/dt Terdapat juga 2 kuantitas penting lainnya, yaitu daya dan energi. Energi potensial (kerja yg dilakukan) utk memindahkan muatan listrik q dari titik A ke titik B : V q , di mana V = tegangan antara A dan B. Daya P yg menyatakan jumlah kerja per satuan waktu : P = V dq/dt = VI Besaran Satuan muatan Coulomb arus Ampere (A) tegangan Volt (V) energi Joule (J) daya Watt (W) 1 A = 1 Coulomb/det, 1 V = 1 J/Coulomb, 1 W = 1 VA = 1 J/det Awalan yg umum dipakai pada satuan adalah : Awalan Deka Hekto Kilo Mega Giga Tera Peta Singkatan da h k M G T P Pengali x10 x102 x103 x106 x109 x1012 x1015 Awalan yg umum dipakai pada satuan adalah : Awalan desi senti mili mikro nano piko femto Singkatan d c m μ n p f Pengali X10-1 X10-2 X10-3 X10-6 X10-9 X10-12 X10-15 Contoh : 1 ndet = 1x10-9 det, 6 kV = 6x103 V. Arah dan Polaritas Arah arus menunjukkan arah aliran muatan positif. Polaritas tegangan menunjukkan potensial relatif antara 2 titik. Tanda + utk menyatakan potensial yg lebih tinggi, tanda – utk potensial yg lebih rendah. Unsur-unsur dasar rangkaian Tahanan/resistansi Hukum Ohm : Arus I yg mengalir pada kawat sebanding dg tegangan V yg membentang antara 2 titik dalam kawat tsb : V = IR di mana : R = resistansi, V = beda potensial/ tegangan I = Arus Satuan R dalam ohm (Ω) V dalam Volt I dalam Ampere Resistansi dihitung dg rumus : R = ρl/A, di mana : ρ = resistivitas, l = panjang kawat, dan A = luas penampang. Daya untuk melewatkan arus I melalui resistor dg resistansi R adalah : P = VI = V2/R = GV2 = I2R. Sumber independen dan dependen Ada 2 jenis sumber : sumber tegangan dan sumber arus. Sumber tegangan/arus bersifat independen mempertahankan suatu tegangan/arus tertentu yg tdk terkena pengaruh dari kuantitas lain. Simbolnya: Sumber tegangan/arus dependen (terkendali) memiliki nilai tegangan/arus yg ber-ubah2 terhadap beberapa variabel lain. Simbolnya : Rangkaian elektrik : Sekumpulan piranti seperti resistor dan sumber tegangan/arus di mana terminal piranti dihubungkan satu sama lain dg kawat . Kawat2 bertemu pd simpul & piranti disebut cabang. Analisis rangkaian berhubungan dg penentuan arus dan tegangan dlm cabang2 rangkaian elektrik. Hukum Kirchhoff Hukum Arus Kirchhoff (HAK) : Jumlah aljabar arus pd semua cabang yg bertemu di satu titik yang sama adalah nol. Hukum Tegangan Kirchhoff (HTK) Jumlah aljabar tegangan antara simpul2 yg berturut-an pd lintasan tertutup dlm rangkaian adalah nol. Rangkaian seri Tinjau suatu rangkaian seri dari n resistor : HTK memberikan : V1,n+1 = V1,2+V2,3+…..+Vn,n+1 Dari hukum Ohm : V1,n+1 = (R1+R2+…..+Rn)I = RI dg R = resistansi setara dari n resistor seri. Jadi resistansi setara dari n resistor seri : R = R1 + R2 + ….. + Rn Rangkaian paralel Tinjau rangkaian paralel n resistor : HAK memberikan : I = I1 + I2 + ….. +In Dari hukum Ohm : I = (G1 + G2 + ….. + Gn)V = GV dg G = konduktansi setara n resistor paralel (1/R) Konduktansi setara n resistor paralel : G = G1 + G2 + ….. + Gn Resistansi setara dari n resistor paralel : R = 1/G = R1R2…Rn/(R2R3…Rn+R1R3R4…Rn+R1R2…Rn-1) Contoh reduksi seri/paralel : Diberikan rangkaian R = ׳R4 paralel R5 = R4R5/(R4+R5) R = ׳ ׳R2 seri R = ׳R2+R4R5/(R4+R5) R = ׳ ׳ ׳R3 paralel R= ׳ ׳ R3{R2+R4R5/(R4+R5)}/[R3+{R2+R4R5/(R4+R5)}] Req = R1 seri R= ׳ ׳ ׳ R1+R3{R2+R4R5/(R4+R5)}/[R3+{R2+R4R5/(R4+R5)}] Rangkaian tangga Rangkaian tangga menyatakan gaya rangkaian yg digunakan secara umum yg dikonfigurasikan atas dasar hubungan seri dan paralel. Resistansi setara rangkaian tangga dicari dg cara menerapkan secara berturutan rumus reduksi seri dan paralel. Contoh : R12 seri terhadap sisa rangkaian di kanan simpul 2. Maka V/I = R12 + 1/G2, di mana G2 = konduktansi setara mulai dari simpul 2 termasuk G20. Rangkaian tangga direduksi menjadi : G2 adalah hubungan paralel antara G20 dg subrangkaian lain mulai simpul 2 dan tdk termasuk G20, jadi G2 = G20 + 1/R2׳, di mana R2 ׳adalah sub-rangkaian sbb : Jadi V/I = R12 + 1/G2 = R12 + 1/(G20+1/R2)׳. Dg meneruskan proses seperti ini, maka kita dapatkan : V 1 = R12 + I 1 G20 + 1 R23 + 1 G30 + 1 R34 + G40 Soal Latihan No. 1.1 Rangkaian di bawah ini sering disebut sebagai rangkaian tangga (ladder network). Tentukan tahanan ekivalennya. Jawab : R = 10 V R 12 I G 20 1 1 R 23 1 G 30 1 R 34 V 1 R1 1 1 I 1 R2 R 3 1 1 R4 R 1 5 1 R6 V 1 5 1 1 I 1 10 6 1 1 5 10 1 1 10 1 G 40 Rumus pembagian tegangan dan arus Tinjau kasus rangkaian seri : Tegangan yg membentangi resistor Ri = RiI = Vi,i+1, dg I = arus yg mengalir dlm tiap resistor. Jadi kita dpt tuliskan rumus pembagian tegangan : Vi,i+1 = RiI = RiV/(R1+R2+…..+Rn) Tinjau kasus rangkaian paralel : Arus pd konduktor Gi = GiV = Ii, dg V = tegangan yg terbentang di antara tiap konduktor. Jadi kita tuliskan rumus pembagian arus : Ii = GiV = GiI/(G1+G2+…..+Gn) Contoh : Hitung I1, I4 dan V2 dari rangkaian sbb : Resistansi total V1 R= = R1 + I1 1 = R1+ 1/R2 + 1/(R3+R4) R2(R3+R4) R2+R3+R4 R2(R3+R4) (R2+R3+R4)V1 I1=V1/R=V1/(R1+ )= R2+R3+R4 (R3+R4)(R1+R2)+R1R2 Gunakan rumus pembagian arus, maka : 1/(R3+R4) R2I1 I4=I1 = 1/(R3+R4)+1/R2 R2+R3+R4 Akhirnya, V2=I4R4, jadi R2R4V1 V2= (R1+R2)(R3+R4)+R1R2 Soal Latihan No. 1.2 Rangkaian di bawah ini sering disebut sebagai rangkaian tangga (ladder network). a). Tentukan tegangan pada tahanan-tahanan R2, R4 dan R6. b). Tentukan arus yang melalui tahanan-tahanan R1, R3 dan R5. Jawab : a). V2 = 50 V V4 = 20 V V6 = 10 V b). I1 = 10 A I2 = 5 A I3 = 1 A