Page 1

advertisement
Hffahfiuhffuhufhihffjbjvvbjkbfdfjbijbijbjiaobsijbsasibisjabiisasbibaibashsbhasbcbasbbhaaaaaaaaaaaa
aaaaabsosdfbjffoabsihfboisabhibhisaboifbisaboibiabsidbihbasiofbasbigbiasbuibuisabdiubaispbus
Penyakit Gizi Buruk Menyerang Balita dan Anak – Anak
Kasus gizi buruk umumnya menimpa balita di sebabkan oleh ekonomi lemah. Beragam
masalah mal nutrisi banyak ditemukan pada anak-anak dari kurang gizi hingga busung lapar. Betapa
banyaknya bayi dan anak-anak yang sudah bergulat dengan kelaparan dan penderitaan sejak mereka
dilahirkan.
Penyebab utama gizi buruk tidak satu, ada banyak. Penyebab utama kasus gizi buruk di
Indonesia tampaknya karena masalah ekonomi atau kurang pengetahuan. Kemiskinan memicu kasus
gizi buruk, kemiskinan dan ketidakmampuan orang tua menyediakan makanan bergizi bagi anaknya
menjadi penyebab utama meningkatnya korban gizi buruk di Indonesia. Dan juga faktor alam,
manusiawi, pemerintah, dan lain – lain.
Persoalan gizi buruk masih menghantui sebagian warganya. Bagaimana bisa di era sekarang,
masih dijumpai ribuan, dan ratusan ribu anak balita, yang menjadi pemegang masa depan Indonesia
menderita gizi buruk. Ketidakseriusan pemerintah terlihat jelas ketika penanganan kasus gizi buruk
terlambat seharusnya penanganan pelayanan kesehatan dilakukan disaat penderita gizi buruk belum
mencapai tahap membahayakan. Setelah kasus gizi buruk merebak barulah pemerintah melakukan
tindakan ( serius ). Keseriusan pemerintah tidak ada artinya apabila tidak didukung masyarakat itu
sendiri. Sebab, perilaku masyarakat yang sudah membudaya selama ini adalah, anak-anak yang
menderita penyakit kurang mendapatkan perhatian orang tua. Anak-anak itu hanya diberi makan
seadanya, tanpa peduli akan kadar gizi dalam makanan yang diberikan.
Apalagi
kalau
persediaan
pangan
keluarga
sudah
menipis.
berkembang. Seorang ibu yang mengalami kurang kalori protein selama kurun waktu tersebut pada
gilirannya akan melahirkan bayi berberat badan rendah. Kurang kalori protein akan terjadi manakala
kebutuhan tubuh akan kalori, protein, atau keduanya, tidak tercukupi oleh diet. Sindrom kwasiorkor
terjelma manakala defisiensi menampakan dominasi protein, dan maramus termanifestasi jika
terjadi kekurangan energi yang parah. Kombinasi kedua bentuk ini marasmik kwasiorkor, juga tidak
sedikit.
1). Malnutrisi Primer.
Penyebab gizi buruk di daerah pedesaan atau daerah miskin lainnya sering disebut malnutrisi
primer, yang disebabkan karena masalah ekonomi, rendahnya pengetahuan, dan kurangnya asupan
gizi. Gejala kinis malnutrisi primer sangat bervariasi tergantung derajat dan lamanya kekurangan
energi dan protein, umur penderita dan adanya gejala kekurangan vitamin dan mineral lainnya.
Kasus tersebut sering dijumpai pada anak usia 9 bulan hingga 5 tahun. Pertumbuhan yang terganggu
dapat dilihat dari kenaikkan berat badan terhenti atau menurun, ukuran lengan atas menurun,
pertumbuhan tulang (maturasi) terlambat, perbandingan berat terhadap tinggi menurun. Gejala dan
tanda klinis yang tampak adalah anemia ringan, aktifitas berkurang, kadang di dapatkan gangguan
kulit dan rambut.
2).
Malnutrisi Sekunder
Malnutrisi sekunder adalah gangguan pencapaian kenaikkan berat badan yang bukan
disebabkan penyimpangan pemberian asupan gizi pada anak karena adanya gangguan pada fungsi
dan sistem tubuh. Gangguan sejak lahir yang terjadi pada sistem saluran cerna, metabolisme,
kromosom atau kelainan bawaan jantung, ginjal. Kasus gizi buruk di kota besar biasanya didominasi
oleh malnutrisi sekunder.
3). Asupan Gizi
Anak usia 0-2 tahun sebaiknya mendapatkan Air Susu Ibu (ASI). ASI mengandung semua zat
yang dibutuhkan dalam perkembangan otak anak. Banyak produk susu kaleng atau susu formula
mengandung asam linoleat,
dan sebagainya. Untuk memulihkan kondisi Balita pada status normal,
dibutuhkan asupan susu yang mudah diserap tubuh yakni Entrasol. Tiap Balita diharuskan
mengkonsumsi 60 kotak susu, dimana dalam hitungan 90 hari berat badan anak kembali normal.
Kriteria yang dicantumkan antara lain: biasa makan beraneka ragam makanan (makan 2-3 kali sehari
dengan makanan pokok, sayur, dan lauk pauk), selalu memantau kesehatan anggota keluarga,
biasanya menggunakan garam beryodium, dan khusus ibu hamil, didukung untuk memenuhi
kebutuhan ASI bayi minimal sampai 4 bulan setelah kelahiran. Yang nampak adalah bayi-bayi dan
anak-anak yang lemah, loyo dan tanpa tenaga. Yang terdengar adalah tangisan dan jeritan putus asa
bayi-bayi dan anak-anak kelaparan yang sangat membutuhkan makanan.
Mereka
cuma
bisa
menangis
tetapi
tak
mampu
meronta.
Tenaga mereka lenyap karena mengidap marasmus bahkan busung lapar. Seorang ibu yang anaknya
menderita busung lapar mengakui bahwa sudah beberapa hari ini anaknya hanya makan "air bubur."
memasak sedikit beras dengan air yang sangat banyak. Akibatnya makanan itu terlalu cair untuk
disebut bubur. Lebih tepat disebut air bubur. Memang, tubuh anak itu bagaikan tulang-belulang
yang ditutupi kulit, perutnya buncit, matanya sayu. Tak dapat dipungkiri memang ada hubungan erat
antara infeksi dengan malnutrisi. Infeksi sekecil apa pun berpengaruh pada tubuh. Sedangkan
kondisi malnutrisi akan semakin memperlemah daya tahan tubuh yang pada giliran berikutnya akan
mempermudah masuknya beragam penyakit. Tindak pencegahan otomatis sudah dilakukan bila
faktor-faktor penyebabnya dapat dihindari. Pendidikan gizi diberikan kepada anak untuk
mengarahkan kepada pembiasan dan cara makan yang lebih baik yang dilakukan dalam lingkup
makro ( masyarkat luas ) dan mikro (keluarga).
BAB I
LATAR BELAKANG
Masalah gizi muncul akibat masalah ketahanan pangan ditingkat rumah tangga (kemampuan
memperoleh makanan untuk semua anggotannya), masalah kesehatan, kemiskinan, pemerataan,
dan kesempatan kerja. Indonesia mengalami masalah gizi ganda yang artinya sementara masalah gizi
kurang belum dapat diatasi secara menyeluruh sudah muncul masalah baru. Sekarang ini masalah
gizi mengalami perkembangan yang sangat pesat, Malnutrisi masih saja melatarbelakangi penyakit
dan kematian anak, meskipun sering luput dari perhatian. Keadaan kesehatan gizi tergantung dari
tingkat konsumsi yaitu kualitas hidangan yang mengandung semua kebutuhan tubuh. Akibat dari
kesehatan gizi yang tidak baik, maka timbul penyakit gizi, umumnya pada anak balita diderita
penyakit gizi buruk Hubungan antara kecukupan gizi dan penyakit infeksi yaitu sebab akibat yang
timbal balik sangat erat. Berbagai penyakit gangguan gizi dan gizi buruk akibatnya tidak baiknya
mutu/jumlah makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh masing – masing orang. Masalah
gizi semula dianggap sebagai masalah kesehatan yang hanya dapat ditanggulangi dengan
pengobatan medis/kedokteran. Gizi seseorang dapat dipengaruhi terhadap prestasi kerja dan
produktivitas. Pengaruh gizi terhadap perkembangan mental anak.
Hal ini sehubungan dengan terhambatnya pertumbuhan sel otak yang terjadi pada anak yang
menderita gangguan gizi pada usia sangat muda bahkan dalam kandungan. Berbagai factor yang
secara tidak langsung mendorong terjadinya gangguan gizi terutama pada balita. Ketidaktahuan
akan hubungan makanan dan kesehatan, prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu,
adanya kebiasaan/pantangan yang merugikan, kesukaan berlebihan terhadap jenis makanan
tertentu, keterbatasan penghasilan keluarga, dan jarak kelahiran yang rapat Kemiskinan masih
merupakan bencana bagi jutaan manusia. Sekelompok kecil penduduk dunia berpikir “hendak
makan dimana” sementara kelompok lain masih berkutat memeras keringat untuk memperoleh
sesuap nasi. Dibandingkan orang dewasa, kebutuhan akan zat gizi bagi bayi, balita, dan anak – anak
boleh dibilang sangat kecil. Namun, jika diukur berdasarkan % berat badan, kebutuhan akan zat gizi
bagi bayi, balita, dan anak – anak ternyata melampaui orang dewasa nyaris dua kali lipat. Kebutuhan
akan energi dapat ditaksir dengan cara mengukur luas permukaan tubuh/menghitung secara
langsung konsumsi energi itu ( yang hilang atau terpakai ).
Asupan energi dapat diperkirakan dengan jalan menghitung besaran energi yang dikeluarkan.
Jumlah keluaran energi dapat ditentukan secara sederhana berdasarkan berat badan Kekurangan
berat badan yang berlangsung pada anak yang sedang tumbuh merupakan masalah serius.
IDENTIFIKASI MASALAH
Masalah – masalah gizi buruk yang kita ketahui bisa menyerang siapa saja khusunya balita
dan anak – anak dengan criteria umur tertentu. Masalah gizi pada hakekatnya adalah masalah
kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis
dan pelayanan kesehatan saja melainkan dari pendekatan lain. Identifikasi gizi buruk berupa
penyebab – penyebab gizi buruk, asupan gizi, malnutrisi primer dan sekunder, dan jumlah data
penderita gizi buruk.
TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah presentasi ini adalah ingin memberitahukan kepada
masyarakat hal – hal apa saja yang menjadi ruang lingkup dari masalah gizi buruk, menambah
pengetahuan bagi masyarakat agar lebih luas wawasannya mengenai gizi buruk, memberitahukan
jumlah penurunan penderita gizi buruk, memberikan gambaran yang jelas mengenai penyakit gizi
buruk, juga tidak lupa untuk menambah nilai mahasiswa, dan lain – lain yang bisa berdampak positif
bagi penulis dan para pembaca.
BAB II
A.
TINJAUAN TEORI
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal
melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat –
zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari
organ – organ serta menghasilkan energi. Akibat kekurangan gizi, maka simpanan zat gizi pada
tubuh digunakan untuk memenuhi kebutuhan apabila keadaan ini berlangsung lama maka
simpanan zat gizi akan habis dan akhirnya terjadi kemerosotan jaringan. Pada saat ini orang bisa
dikatakan malnutrisi, tanda – tanda klinis gizi buruk dapat menjadi indicator yang sangat penting
untuk mengetahui seseorang menderita gizi buruk. Kebutuhan tubuh akan zat gizi ditentukan oleh
banyak factor. Data komposisi zat gizi bahan makanan yang berhubungan dengan berbagai proses
pengolahan belum cukup tersedia, pemeriksaan zat gizi spesifik bertujuan untuk menilai status gizi.
Gangguan
gizi
buruk
menggambarkan
suatu keadaan
pathologis yang
terjadi akibat
ketidaksesuaian/tidak terpenuhinya antara zat gizi yang masuk kedalam tubuh dengan kebutuhan
tubuh akan zat gizi dalam jangka waktu yang relatif lama. Hubungan antara makanan dan kesehatan
tubuh sudah diketahui sejak berabad – abad yang lampau.. Penyakit – penyakit yang timbul akibat
makanan kurang baik seperti makanan yang tidak cukup gizinya atau kadar zat gizinya tak seimbang
disebut penyakit gangguan gizi yang pertama kali dikenal adalah penyakit sariawan. Kesehatan yang
baik tidak terjadi karena ada perubahan yang berupa kekurangan zat makanan tertentu atau
berlebih. Kekurangan umumnya mencakup protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Sedangkan
kelebihan umumnya mencakup konsumsi lemak, protein, dan gula. Untuk mencapai kondisi anak
perlu/cukup gizi harus memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan serta melakukan kegiatan
yang baik seperti olah raga, dan lain – lain. Konsumsi yang kurang baik kualitas dan kuantitasnya
akan memberikan kondisi kesehatan gizi kurang/defisiensi. Keadaan kesehatan gizi masyarakat
tergantung pada tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas dan kuantitas hidangan. Penyakit gizi di
Indonesia terutama tergolong ke dalam kelompok penyakit defisiensi yang sering dihubungkan
dengan infeksi yang bisa berhubungan dengan gangguan gizi. Defisiensi gizi merupakan awal dari
gangguan system imun yang menghambat reaksi imunologis. Gangguan gizi dan infeksi sering saling
bekerja sama akan memberikan prognosis yang lebih buruk. Ada berbagai zat gizi yang sangat
mempengaruhi kondisi kesehatan manusia. Masalah kesehatan gizi dapa timbul dalam bentuk
penyakit dengan tingkat yang tinggi.
B.
PEMBAHASAN MASALAH
Jakarta – Sepanjang tahun ini banyak sudah bencana kesehatan yang melanda bangsa ini.
Mulai dari demam berdarah, polio dan penyakit busung lapar yang cukup mengejutkan. Kasus
penderita gizi buruk terus bertambah di sejumlah daerah. Kasus gizi buruk umumnya menimpa
balita dengan latar belakang ekonomi lemah. Beragam masalah malnutrisi banyak ditemukan pada
anak-anak dari kurang gizi hingga busung lapar. Betapa banyaknya bayi dan anak-anak yang sudah
bergulat dengan kelaparan dan penderitaan sejak mereka dilahirkan. Penyebab utama kasus gizi
buruk di Indonesia tampaknya karena masalah ekonomi atau kurang pengetahuan. Kemiskinan dan
ketidakmampuan orang tua menyediakan makanan bergizi bagi anaknya menjadi penyebab utama
meningkatnya korban gizi buruk di Indonesia, kemiskinan memicu kasus Gizi Buruk
Fenomena gizi buruk ini biasanya melibatkan kurangnya asupan kalori baik dari karbohidrat
atau protein (protein-energy malnutrition–PEM). Kurangnya pasokan energi sangat mempengaruhi
kerja masing-masing organ tubuh. Keadaan gizi buruk ini secara klinis dibagi menjadi 3 tipe:
Kwashiorkor, Marasmus, dan Kwashiorkor-Marasmus. Ketiga kondisi patologis ini umumnya terjadi
pada anak-anak di negara berkembang yang berada dalam rentang usia tidak lagi menyusui.
Perbedaan antara marasmus dan kwashiorkor tidak dapat didefinisikan secara jelas menurut
perbedaan kurangnya asupan makanan tertentu, namun dapat teramati dari gejala yang
ditunjukkan penderita.
1.
KWASHIORKOR
Kwashiorkor sering juga diistilahkan sebagai busung lapar atau HO. Penampilan anak-anak
penderita HO umumnya sangat khas, terutama bagian perut yang menonjol. Berat badannya jauh di
bawah berat normal. Edema stadium berat maupun ringan biasanya menyertai penderita ini.
Beberapa ciri lain yang menyertai di antaranya:
 Perubahan mental menyolok. Banyak menangis, pada stadium lanjut anak terlihat sangat
pasif.
 Penderita nampak lemah dan ingin selalu terbaring
 Anemia.
 Diare dengan feses cair yang banyak mengandung asam laktat karena berkurangnya
produksi laktase dan enzim penting lainnya.
 Kelainan kulit yang khas, dimulai dengan titik merah menyerupai petechia ( perdarahan kecil
yang timbul sebagai titik berwarna merah keunguan, pada kulit maupun selaput lendir, Red.
), yang lambat laun kemudian menghitam. Setelah mengelupas, terlihat kemerahan dengan
batas menghitam. Kelainan ini biasanya dijumpai di kulit sekitar punggung, pantat, dan
sebagainya
 Pembesaran hati. Bahkan saat rebahan, pembesaran ini dapat diraba dari luar tubuh, terasa
licin dan kenyal.
Tanda-tanda kwashiorkor meliputi :
-
edema di seluruh tubuh, terutama pada punggung kaki,
-
wajah membulat dan sembab,
-
pandangan mata sayu,
2.
-
perubahan status mental: cengeng, rewel, kadang apatis,
-
rambut berwarna kepirangan, kusam, dan mudah dicabut,
-
otot-otot mengecil, teramati terutama saat berdiri dan duduk,
-
bercak merah coklat pada kulit, yang dapat berubah hitam dan mengelupas
-
menolak segala jenis makanan (anoreksia)
-
sering disertai anemia, diare, dan infeksi.
MARASMUS
Kasus marasmik atau malnutrisi berat karena kurang karbohidrat disertai tangan dan kaki
bengkak, perut buncit, rambut rontok dan patah, gangguan kulit. Pada umumnya penderita
tampak lemah sering digendong, rewel dan banyak menangis. Pada stadium lanjut anak tampak
apatis atau kesadaran yang menurun
Marasmik adalah bentuk malnutrisi primer karena kekurangan karbohidrat. Gejala yang
timbul diantaranya muka berkerut terlihat tua, tidak terlihat lemak dan otot di bawah kulit
(kelihatan tulang di bawah kulit), rambut mudah patah berwarna kemerahan dan terjadi
pembesaran hati, sangat kurus karena kehilangan sebagian lemak dan otot . Anak-anak
penderita marasmus secara fisik mudah dikenali. Penderita marasmus berat akan menunjukkan
perubahan mental, bahkan hilang kesadaran. Dalam stadium yang lebih ringan, anak umumnya
jadi lebih cengeng dan gampang menangis karena selalu merasa lapar. Ketidakseimbangan
elektrolit juga terdeteksi dalam keadaan marasmus. Upaya rehidrasi ( pemberian cairan
elektrolit ) atau transfusi darah pada periode ini dapat mengakibatkan aritmia ( tidak teraturnya
denyut jantung ) bahkan terhentinya denyut jantung. Karena itu, monitoring klinik harus
dilakukan seksama.
Ada pun ciri-ciri lainnya adalah:

Berat badannya kurang dari 60% berat anak normal seusianya.

Kulit terlihat kering, dingin dan mengendur.

Beberapa di antaranya memiliki rambut yang mudah rontok.

Tulang-tulang terlihat jelas menonjol.

Sering menderita diare atau konstipasi.

Tekanan darah cenderung rendah dibanding anak normal, dengan kadar hemoglobin
yang juga lebih rendah dari semestinya.
3.
-
anak tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit,
-
wajah seperti orang tua, cengeng, rewel, perut cekung, dan kulit keriput
MARASMIK-KWASHIORKOR
Penyakit ini merupakan gabungan dari marasmus dan kwashirkor dengan gabungan gejala yang
menyertai.

Berat badan penderita hanya berkisar di angka 60% dari berat normal. Gejala khas kedua
penyakit tersebut nampak jelas, seperti edema, kelainan rambut, kelainan kulit dan
sebagainya.

Tubuh mengandung lebih banyak cairan, karena berkurangnya lemak dan otot.

Kalium dalam tubuh menurun drastis sehingga menyebabkan gangguan metabolic seperti
gangguan pada ginjal dan pankreas.

Mineral lain dalam tubuh pun mengalami gangguan, seperti meningkatnya kadar natrium
dan fosfor inorganik serta menurunnya kadar magnesium.
Gejala klinis Kwashiorkor-Marasmus tidak lain adalah kombinasi dari gejala-gejala masingmasing penyakit tersebut.
PENYEBAB GIZI BURUK
Penyebab utama gizi kurang dan gizi buruk tidak satu. Ada banyak!. Penyebab pertama
adalah faktor alam. Secara umum tanah terkenal sebagai daerah tropis yang minim curah hujan.
Kadang curah hujannya banyak tetapi dalam kurun waktu yang sangat singkat. Akibatnya, hujan itu
bukan menjadi berkat tetapi mendatangkan bencana banjir. Tetapi, beberapa tahun belakangan ini
tidak ada hujan menjadi kering kerontang Tanaman jagung yang merupakan penunjang ekonomi
keluarga sekaligus sebagai makanan sehari-hari rakyat gagal dipanen.
Akibatnya, banyak petani termasuk anak-anak, terutama yang tinggal di daerah pelosok,
memakan apa saja demi mempertahankan hidup. Dikhawatirkan gizi yang kuang dan bahkan buruk
akan memperburuk pertumbuhan fisik dan fungsi-fungsi otak. Kalau ini terjadi, masa depan anakanak ini dipastikan akan sangat kelam dan buram.
Penyebab kedua adalah faktor manusiawi yaitu berasal dari kultur sosial masyarakat
setempat. Kebanyakan masyarakat petani bersifat 'one dimensional,' yakni masyarakat yang
memang sangat tergantung pada satu mata pencaharian saja. Banyak orang menanam makanan
'secukup'nya saja, artinya hasil panen itu cukup untuk menghidupi satu keluarga sampai masa panen
berikutnya. Belum ada pemikiran untuk membudidayakan hasil pertanian
Download