39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1

advertisement
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Gambaran Umum
1. Lokasi Penelitian
Peneliti melakukan penelitian dengan mengambil data di
Direktorat Evaluasi Pendanaan dan Informasi Keuangan Daerah (Dit.
EPIKD), Departemen Keuangan Republik Indonesia. Dit. EPIKD
berlokasi di Gedung Sutikno Slamet Lantai 19 Jalan Dr. Wahidin No.1,
Jakarta Pusat.
Dit. EPIKD merupakan salah satu unit eselon II di
lingkungan Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) Departemen Keuangan yang mempunyai tugas menyiapkan perumusan
kebijakan, standardisasi, dan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di
bidang pendanaan daerah dan ekonomi daerah, penyusunan akuntansi dan
pelaporan
keuangan
di
bidang
anggaran
Transfer
ke
Daerah,
pengembangan sistem dan pelayanan informasi keuangan daerah,
penyusunan profil kemampuan keuangan daerah dan peta kapasitas daerah
serta dukungan teknis di lingkungan DJPK.
2. Sejarah Singkat Organisasi
39
Dibentuk sesuai amanat Pasal 18A UUD 1945, Pasal 2d, 2e dan 2f
Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004, dan Pasal 2 Undang Undang
Nomor 33 Tahun 2004, yang menyatakan bahwa hubungan keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah merupakan hal yang
penting dan strategis dalam rangka pengelolaan keuangan negara. Hal
tersebut mengingat peta pengelolaan keuangan mengikuti kewenangan
yang telah diserahkan kepada daerah dimana jumlah dana yang disalurkan
ke daerah melalui pos Belanja Untuk Daerah dalam APBN cenderung
meningkat setiap tahunnya.
Sampai dengan saat ini, tidak ada unit kerja di lingkungan
Pemerintah Pusat yang ditugaskan menangani secara khusus pengelolaan
hubungan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
secara terpadu.
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) Departemen
Keuangan merupakan pengabungan dari beberapa unit eselon II dari
Direktorat Jenderal Anggaran dan Perimbangan Keuangan (DJAPK)
Badan Pengkajian Ekonomi Keuangan dan Kerjasama Internasional
(BAPPEKI) sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden No. 66 Tahun
2006 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara
Republik Indonesia. Dengan terbentuknya unit baru tersebut diharapkan
kebijakan dan standarisasi teknis di bidang perimbangan keuangan antara
40
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah dapat lebih focus dan terarah
sejalan dengan skenario (road map) yang telah dicanangkan.
Dit. EPIKD merupakan salah satu unit eselon II di lingkungan
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) - Departemen
Keuangan yang mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan,
standardisasi, dan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang
pendanaan daerah dan ekonomi daerah, penyusunan akuntansi dan
pelaporan
keuangan
di
bidang
anggaran
Transfer
ke
Daerah,
pengembangan sistem dan pelayanan informasi keuangan daerah,
penyusunan profil kemampuan keuangan daerah dan peta kapasitas daerah
serta dukungan teknis di lingkungan DJPK.
3. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI
41
DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN
Gambar 3.1 : Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan
(DJPK)
4. Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan
Berdasarkan PMK-100/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Departemen Keuangan, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan
mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan
standardisasi teknis di bidang perimbangan keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Daerah sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan, dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
42
B.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode
penelitian Deskriptif kuantitatif yang artinya menganalisa data dengan
berdasarkan angka-angka, presentase, untuk menganalisa laporan keuangan
perusahaan metode penelitian deskriptif
adalah suatu metode penelitian
yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari objek penelitian tersebut
diolah dan dianalisa.
C.
Variabel dan Pengukurannya
Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
Profil Kemampuan Keuangan Daerah, Laporan Keuangan Daerah dan
APBD. Sedangkan skala pengukurannya yang digunakan skala rasio,
yakni pemberian angka untuk memberikan keterangan tentang nilai
absolute dari objek penelitian yang diukur.
D.
Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini definisi operasional yang digunakan adalah :
a.
Neraca
Neraca (balance sheet) adalah laporan yang menggambarkan posisi
keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan
ekuitas dana pada tanggal tertentu.
43
b.
APBD
APBD merupakan rencana keuangan tahunan pemerintahan
daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
c.
Analisa SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi, berdasarkan logika yang
dapat
memaksimalkan
kekuatan
(Sthrengths)
dan
peluang
(Opportunities), dan secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Jadi, analisis
SWOT membandingkan antara faktor eksternal Peluang dan
Ancaman dengan faktor internal Kekatan dan Kelemahan.
d.
Analisa DSCR
Analisa Debt Service Coverage Rate (DSCR) adalah perbandingan
antara penjumlahan Pendapatan Asli Daerah, Bagian Daerah dari
Pajak Bumi dan Bangunan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan dan penerimaan sumber daya alam, dan bagian daerah
lainnya seperti Pajak Penghasilan perorangan, serta Dana Alokasi
Umum, setelah dikurangi Belanja Wajib, dengan penjumlahan
angsuran pokok, bunga dan biaya pinjaman lainnya yang jatuh
tempo.
E.
Metode Pengumpulan Data
44
Dalam mengumpulkan data, bahan, dan informasi yang butuhkan
untuk pembahasan penelitian ini, secara langsung dan tidak langsung.
Pengumpulan data yang dilakukan peneliti dengan cara metode
kepustakaan (library Research) karena seluruh data terdiri dari data
sekunder yang di dapat dari Dierktorat EPIKD - DJPK, berupa laporan
neraca dan APBD pemerintah daerah pada tahun 2006 - 2007.
F.
Metode Analisis Data
Analisa SWOT terdiri dari :
Tabel 3.1
Analisa SWOT
Eksternal
Opportunity
Treaths
Strength
SO strategies
ST strategies
Weakness
WO strategies
WT strategies
Internal
Keterangan Matriks SWOT tersebut sebagai berikut:
-
SO strategies: ini merupakan situasi yang menguntungkan. Perusahaan
memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang
yang ada. Strategi yang harus diterapkandalam kondisi ini adalah
mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented
stategy).
-
ST strategies: dalam situasi ini perusahaan menghadapi berbagai
ancaman, tetapi masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi
yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah menggunakan
45
kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang denga cara
strategi diversifikasi (produk/pasar).
-
WO strategies: dalam situasi ini perusahaan menghadapi peluang pasar
yang besar, tetapi juga menghadapi beberapa kendala/kelemahan
internal. Fokus strategi pada situasi ini adalah meminimalkan masalahmasalah internal sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih
baik.
-
WT strategies: ini merupakan situasi yang tidak menguntungkan,
sehingga perusahaan harus menghadapi berbagai ancaman dan
kelemahan internal.
Analisa DSCR terdiri dari :
DSCR = Debt Service Coverage Ratio atau Rasio Kemampuan Membayar
Kembali Pinjaman
PAD
= Pendapatan Asli Daerah
DAU = Dana Alokasi Umum
DBH = Dana Bagi Hasil
DBHDR = Dana Bagi Hasil Dana Reboisasi
46
Download