ISSN 2354-6948 KONGRUENSI SEGIEMPAT (Dikaji Berdasarkan Kongruensi Segitiga) Nurul Saila Staf Pengajar Universitas Panca Marga Probolinggo [email protected] (diterima: 21.12.2014, direvisi: 28.12.2014) Abstrak Kongruensi segiempat masih mengacu pada definisi kongruensi poligon. Segiempat dapat dibentuk dari dua segitiga dengan sebuah sisi sekutu (diagonal). Untuk menunjukkan dua segitiga kongruen, terdapat dua postulat dan satu teorema yang bisa digunakanyaitu (1) postulat sisi-sudutsisi, (2) postulat sudut-sisi-sudut dan (3) Teorema sisi-sisi-sisi. Kajian teori ini bertujuan untuk merumuskan teorema yang dapat digunakan untuk menunjukkan segiempat-segiempat kongruen. Dari kajian ini disimpulkan bahwa dua segiempat kongruen jika terdapat suatu korespondensi diantara titik-titik puncaknya sedemikian sehingga: (1) tiga sisi dan dua sudut yang diapit oleh sisi-sisi itu dari segiempat pertama kongruen dengan bagian-bagian yang berkorespondensi dari segiempat kedua. (2) dua sisi yang bersisian dan diagonal yg ditarik dari titik potong kedua sisi itu, dua sudut yang diapit oleh sisi-sisi itu dari segiempat pertama kongruen dengan bagian-bagian yang berkorespondensi dari segiempat kedua. (3) dua sisi yang berhadapan dan diagonal serta sudut-sudut yang dibentuk oleh diagonal dengan sisi-sisi itu dari segiempat pertama kongruen dengan bagian-bagian yang berkorespondensi dari segiempat kedua.(4) dua sudut yang berhadapan dan diagonal serta sudut-sudut yang dibentuk oleh diagonal dan terletak pada sisi yang sama dari diagonal segiempat pertama kongruen dengan bagian-bagian yang berkorespondensi dari segiempat kedua.(5) keempat sisi dan satu diagonal segiempat pertama kongruen dengan bagian-bagian yang berkorespondensi dari segiempat kedua. Kata kunci: Kongruensi, Segitiga, Segiempat. ABCDEF PENDAHULUAN PQRSTU (1) A ↔P, B↔Q, C↔R, D↔S, E↔T, F↔U; Kongruensi (2) Kongruensi dinotasikan dengan “ “.Definisi ruas garis-ruas garis yang kongruen adalah ruas garis; ruas garis yang mempunyai ukuran sama, . Sedangkan definisi sudut- (3) sudut yang kongruen adalah sudut-sudut yang mempunyai ukuran sama, ∠A ∠B u∠A = u∠B. Berdasarkan definisi poligon-poligon yang kongruen, maka segitiga-segitiga yang kongruen Kongruensi Segitiga adalah dua segitiga, dimana ketiga sisi dari segitiga Segitiga adalah poligon yang mempunyai tiga sisi. Biasanya segitiga dinotasikan dengan “∆”. Definisi kongruensi segitiga mengacu pada definisi kongruensi poligon. Definisi poligon-poligon yang korespondensi satu-satu diantara titik-titik puncaknya sedemikian sehingga: Semua sisi yang berkorespondensi kongruen, dan b. Semua sudut yang berkorespondensi kongruen. kongruen dengan tiga sisi yang berkorespondensi dari segitiga kedua dan ketiga sudut dari segitiga pertama kongruen dengan ketiga sudut yang berkorespondensi dari segitiga kedua. kongruen adalah dua poligon dimana terdapat suatu a. pertama ∆ ABC ∆ DEF dan ∠A ∠D, ∠B ∠E, ∠C ∠F. Terdapat dua postulat dan satu teorema untuk membuktikan segitiga-segitiga kongruen, yaitu: 40 PEDAGOGY Vol. 02 No. 01 Tahun 2015 1. ISSN 2354-6948 Postulat Sisi-Sudut-Sisi:“ Dua segitiga kongruen 7 7 jika terdapat suatu korespondensi diantara titik- Transitif (4, 6) Jika dua sisi suatu segitiga kongruen maka sudut-sudut dihadapan sisi-sisi itu kongruen(teorema) Diketahui Transitif (8, 2) ∠CAR ∠CRA titik puncaknya sedemikian sehingga dua sisi dan sudut apitnya dari segitiga pertama kongruen 8 9 secara berurutan dengan bagian-bagian yang berkorespondensi pada segitiga kedua ”. 2. Postulat Sudut-Sisi-Sudut:“ kongruen jika terdapat suatu Dua segitiga 10 ∠BAR ∠BRA 11 ∠BAC 12 ∆ABC 13 ∆ABC DEF korespondensi Jika dua sisi suatu segitiga kongruen maka sudut-sudut dihadapan sisi-sisi itu kongruen(teorema) Postulat penjumlahan dalam kongruensi(7, 10) Postulat sisi-sudut-sisi (9, 11, 7) Jika dua segitiga kongruen dengan segitiga yang sama maka ketiganya saling kongruen (12, 5) [Teorema] diantara titik-titik puncaknya sedemikian sehingga dua sudut dan sisi apitnya dari segitiga pertama kongruen secara berurutan dengan bagian-bagian yang berkorespondensi pada segitiga kedua ”. 3. Teorema Sisi-Sisi-Sisi:“ Dua segitiga kongruen jika terdapat suatu korespondensi diantara titiktitik puncaknya sedemikian sehingga tiga sisi dari segitiga pertama kongruen dengan sisi-sisi yang Segiempat berkorespondensi pada segitiga kedua ”. Pembuktian: Segiempat adalah poligon yang mempunyai empat sisi. Berdasarkan definisi poligon, maka definisi Diketahui: segiempat adalah Buktikan: adalah dengan , Bukti: himpunan ruas titik-titik garis-ruas sedemikian sehingga garis jika sebarang dua ruas garis berpotongan maka titik potongnya akan berupa dan bukan (tidak ada) titik yang lain. No 1 2 3 4 5 6 Pernyataan Pada titik B, dibuat sudut yang konruen dengan ∠DEF (∠SBC ∠DEF) Perpanjang ke R, sedemikian sehingga . Alasan Pada sebuah titik dari suatu garis, ada suatu sudut yang titik sudutnya titik itu dan salah satu sisinya garis itu sedemikian sehingga sudut ini kongruen dengan sebarang sudut yang diketahui (Postulat) Sinar dapat diperpanjang menurut arahnya sejauh yang diinginkan (postulat). adalah garis melalui R dan C Ada satu dan hanya satu garis melalui dua titik (postulat). ∆BRC ∆DEF Diketahui Postulat sisi-sudut-sisi (2, 1, 4) Definisi kongruensi segitiga P1 P2 P3 P4 disebut titik- Himpunan titik-titik titik puncak segiempat. ruas garis-ruas garis , disebut sisi-sisi segiempat. Sudut-sudut ∠P1, ∠P2, ∠P3, ∠P4, disebut sudut-sudut segiempat. Ruas garis-ruas garis yang menghubungkan titik-titik disebut puncak , yang disebut berhadapan, diagonal-diagonal segiempat. Segiempat diberi nama menurut nama titik-titik puncaknya yang diambil searah jarum jam atau berlawanan dengan arah jarum jam. Jadi, segiempat 41 Kongruensi Segiempat… Saila, N. diatas dapat diberi nama segiempat atau atau atau (searah jarum jam) atau segiempat atau atau A B atau E (berlawanan dengan arah jarum jam). D Jenis-jenis Segiempat 1. C Persegipanjang ABCD mempunyai sifat-sifat: Sisi-sisi yang berhadapan sejajar ( dan ) 2. Sisi-sisi yang ( 3. berhadapan kongruen ) Keempat sudutnya siku-siku (u∠A = u∠C = u∠B = u∠D = 90°) Gambar 1. Jenis-jenis Segiempat 4. Diagonal-diagonalnya sama panjang dan membagi dua Jajaran Genjang Definisi jajaran genjang adalah suatu sama panjang ). ( segiempat yang sisi-sisinya yang berhadapan sejajar. Sejajar dinotasikan dengan “ ∥ “. Jadi: ABCD Jajaran genjang dan A Persegi Definisi persegi adalah suatu persegipanjang . dengan dua sisi bersisian kongruen. Jadi: B ABCD persegi ABCD persegi panjang dan E atau D C A B D C Jajaran genjang ABCD mempunyai sifat-sifat: 1. Sisi-sisi yang berhadapan sejajar ( dan ) 2. Sisi-sisi yang ( 3. berhadapan kongruen ) Persegi ABCD mempunyai sifat-sifat: Sudut-sudut yang berhadapan kongruen (∠A ≅∠C 1. Sisi-sisi yang berhadapan sejajar ( dan dan ∠B ≅∠D) 4. ) Diagonal-diagonalnya membagi dua sama panjang 2. ) ( ( Persegi Panjang 3. Definisi persegi panjang adalah suatu jajaran ) Keempat sudutnya siku-siku (u∠A = u∠C = u∠B = u∠D = 90°) genjang yang mempunyai sebuah sudut siku-siku. Jadi: ABCD persegipanjang Keempat sisinya kongruen 4. dan Diagonal-diagonalnya sama panjang dan membagi dua sama panjang ∠A atau ∠B atau ∠C atau ∠D merupakan sudut siku- ( siku. 42 ). PEDAGOGY Vol. 02 No. 01 Tahun 2015 ISSN 2354-6948 Trapesium Samakaki Belah Ketupat Definisi trapesium samakaki adalah suatu Definisi belah ketupat adalah suatu jajaran genjang dengan dua sisi bersisian kongruen. Jadi: trapesium dimana sisi-sisinya yang tidak sejajar ABCD belah ketupat kongruen. Jadi: ABCD jajaran genjang dan ABCD trapesium samakaki atau ABCD trapesium dan . ≅ A A E B B D D C C Trapesium samakaki ABCD mempunyai sifat-sifat: Belah ketupat ABCD mempunyai sifat-sifat: 1. Sisi-sisi yang berhadapan sejajar ( dan 1. Mempunyai sepasang sisi sejajar ( 2. Sepasang sisi ) 2. ( Keempat sisinya kongruen ( 3. 3. ) yang tidak sejajar kongruen ). Sudut-sudut alas bawah dan alas atasnya kongruen (∠D ≅∠C, ∠A ≅∠B). Sudut-sudut yang berhadapan kongruen (∠A ≅∠C , ∠B ≅∠D) 4. ≅ ). Kongruensi Segiempat Diagonal-diagonalnya berpotongan tegaklurus dan Segiempat dinotasikan dengan “□”. Segiempat membagi dua sama panjang adalah poligon yang mempunyai empat sisi. Sehingga ( kongruensi segiempat mengacu pada kongruensi ). poligon. Definisi poligon-poligon yang kongruen adalah Trapesium dua poligon dimana terdapat suatu korespondensi satu-satu diantara titik-titik puncaknya Definisi trapesium adalah suatu segiempat yang mempunyai satu dan hanya satu pasang sisi sejajar. sedemikian sehingga: Jadi: a. Semua sisi yang berkorespondensi kongruen, dan b. Semua sudut yang berkorespondensi kongruen. dan ABCD trapesium A . Sehingga segiempat-segiempat yang kongruen adalah B dua segiempat dimana terdapat suatu korespondensi satu-satu diantara titik-titik puncaknya sedemikian sehingga: D Sisi-sisi yang sejajar, trapesium. dan adalah alas atas dan C disebut alas adalah alas bawah. Sedangkan sisi-sisi yang tidak sejajar, dan a. Semua sisi yang berkorespondensi kongruen, dan b. Semua sudut yang berkorespondensi kongruen. Maka, disebut kaki-kaki trapesium. Sudut-sudut ∠D dan □ ∠C disebut sudut-sudut alas bawah, sedangkan sudutsudut ∠A dan ∠B disebut sudut-sudut alas atas. dan 43 ABCD ≅ □ PQRS Kongruensi Segiempat… Saila, N. ∠A ≅ ∠P, ∠B ≅ ∠Q, ∠C ≅ ∠R, ∠D ≅ ∠S. Kongruensi Segiempat Berdasarkan Postulat Sisi- Suatu Segiempat dapat dibentuk dari dua Sudut-Sisi. segitiga dengan sebuah sisi sekutu. A Postulat Sisi-Sudut-Sisi: B “ Dua segitiga korespondensi kongruen diantara jika terdapat titik-titik suatu puncaknya sedemikian sehingga dua sisi dan sudut apitnya dari D C □ ABCD dibentuk oleh ∆ABD dan ∆BCD dengan sisi sekutu . segitiga pertama kongruen secara berurutan dengan bagian-bagian yang berkorespondensi pada segitiga kedua ”. P Jadi, Q , atau , S atau R . □ PQRS dibentuk oleh ∆PQS dan ∆QRS dengan sisi sekutu . Kajian 1 Jika ∆ ABD ≅ ∆PQS, berdasarkan definisi segitigasegitiga yang kongruen, maka : , dan 1. 2. . Jika ∆BCD ≅ ∆QRS, berdasarkan definisi segitiga- Pada □ABCD dan □PQRS di atas,□ABCD segitiga yang kongruen, maka: dapat dibentuk dari ∆ABC dan ∆ACD, dan □PQRS , dan 1. dapat dibentuk dari ∆PQR dan ∆PRS. Pada ∆ABC 2. . Karena dan dan ∆PQR, jika maka ∠B maka berdasarkan postulat sisi-sudut-sisi, ∆ABC ≅ ∆PQR. Sehingga ≅ ∠Q (postulat penjumlahan sudut). maka Karena Jika ∠C ≅∠R maka ∠ACD ≅∠PRS. Dan jika ∠D ≅ ∠Q (postulat penjumlahan sudut). maka berdasarkan postulat sisi-sudut-sisi, ∆ACD ≅ Sehingga jika ∆ ABD ≅ ∆PQS dan ∆BCD ≅ ∆QRS ∆PRS. Sehingga □ABCD ≅ □PQRS. maka: Pembuktian: 1. dan 2. , ∠B ≅∠Q, ∠C ≅∠R, ∠D ≅ ∠S. Yaitu □ABCD ≅ □PQRS. Jadi dengan menunjukkan dua segitiga yang membentuk segiempat yang pertama masing-masing kongruen dengan dua segitiga yang membentuk segiempat kedua maka kedua segiempat kongruen. PEMBAHASAN 44 Diketahui: □ABCD dan □PQRS, PEDAGOGY Vol. 02 No. 01 Tahun 2015 ISSN 2354-6948 Dua segiempat kongruen jika terdapat suatu • korespondensi ∠B ≅ ∠Q satu-satu diantara titik-titik puncaknya sedemikian sehingga tiga sisi dan dua Buktikan: ∠C ≅ ∠R sudut yang diapit oleh sisi-sisi itu dari segiempat □ABCD ≅ □PQRS pertama bagian-bagian Bukti: PERNYATAAN 1. 2. 3. 4. 5. ∠B ≅ ∠Q ∆ABC ≅ ∆PQR ∠CAB ≅∠RPQ 7. 10. 11. ∠C ≅ ∠R ∠ACD ≅∠PRS ∆ACD ≅ ∆PRS 12. ∠CAD ≅∠RPS 13. ∠A ≅ ∠P 14. 15. ∠D ≅ ∠S 16. □ABCD ≅ □PQRS (TERBUKTI) secara yang berurutan dengan berkorespondensi Kajian 2 Pada □ABCD dan □PQRS di atas, □ABCD dapat dibentuk dari ∆ABD dan ∆DBC, dan □PQRS dapat dibentuk dari ∆PQS dan ∆SQR. Pada ∆ABD dan ∆PQS, jika dan ∠ABD ≅ ∠PQS dan maka berdasarkan postulat sisi-sudut-sisi, ∆ABD ≅ ∆PQR. Dan jika dan ∠DBC ≅ ∠SQR maka berdasarkan postulat sisi-sudut-sisi ∆DBC ≅ ∆SQR. Akibatnya: □ABCD ≅ □PQRS. Pembuktian: Diketahui: □ABCD dan □PQRS, ∠DBC ≅ ∠SQR adalah tiga sisi dari □ ABCD. ∠ABD ≅ ∠PQS ∠B adalah sudut yang diapit oleh sisi- sisi Buktikan: □ABCD ≅ □PQRS dan ∠C adalah sudut yang diapit oleh sisi-sisi . Sedangkan adalah bagian-bagian , dari □ Bukti: ∠Q dan ∠R PQRS dari segiempat kedua. ALASAN Diketahui Diketahui Diketahui Postulat sisisudutsisi(1,2,3) Definisi kongruensi ∆ (4) Definisi kongruensi ∆ (4) Definisi kongruensi ∆ (4) Diketahui Postulat pengurangan sudut(7,6) Diketahui Postulat sisisudutsisi(5,8,9) Definisi kongruensi ∆ (11) Postulat penjumlahan sudut (5, 12) Definisi kongruensi ∆ (11) Definisi kongruensi ∆ (11) Definisi kongruensi □ (1,3,10,14; 2,8,13,15) 6. 8. 9. kongruen PERNYATAAN yang berkorespondensi satu-satu secara berurutan dengan ∠B dan ∠C dari □ ABCD. Jadi: 45 1. 2. 3. 4. ∠ABD ≅ ∠PQS ∆ABD ≅ ∆PQS ALASAN Diketahui Diketahui Diketahui Postulat sisi- Kongruensi Segiempat… Saila, N. sudut-sisi(1,2,3) Definisi kongruensi segitiga(4) Definisi kongruensi segitiga(4) Definisi ∠ADB ≅∠PSQ kongruensi segitiga(4) Diketahui Diketahui ∠DBC ≅ ∠SQR Postulat sisi∆DBC ≅ ∆SQR sudut-sisi(3,9,8) Definisi ∠BDC ≅ ∠QSR kongruensi segitiga(10) Definisi kongruensi segitiga(10) Definisi ∠C ≅ ∠R kongruensi segitiga(10) Postulat ∠B ≅ ∠Q penjumlahan sudut(2,9) Postulat ∠D ≅ ∠S penjumlahan sudut(7,11) Definisi □ABCD ≅ □PQRS kongruensi □ (TERBUKTI) (1,6,8,12; 5,13,14,15) adalah dua sisi yang terletak 5. Kajian 2 ∠A ≅ ∠P 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. bersisian dari □ ABCD. dapat dibentuk dari ∆ABD dan ∆DBC, dan □PQRS dapat dibentuk dari ∆PQS dan ∆SQR. Pada ∆ABD dan ∆PQS, jika adalah sudut yang diapit oleh sisi maka berdasarkan postulat sisi-sudut-sisi, ∆ABD ≅ ∆PQR. Dan jika dan diagonal . Sedangkan ∆DBC ≅ ∆SQR. Akibatnya: □ABCD ≅ □PQRS. Pembuktian: Diketahui: □ABCD dan □PQRS, ∠DBC ≅ , dan ∠SQR dan ∠PQS adalah bagian-bagian dari □PQRS yang , berkorespondensi secara berurutan dengan ∠SQR ∠ABD ≅ ∠PQS Buktikan: □ABCD ≅ □PQRS Bukti: PERNYATAAN , ∠DBC dan ∠ABD dari □ ABCD. Jadi: Dua segiempat kongruen jika terdapat suatu korespondensi satu-satu diantara titik-titik puncaknya sedemikian sehingga dua sisi yang 1. 2. 3. 4. ∠ABD ≅ ∠PQS ∆ABD ≅ ∆PQS bersisian dan diagonal yg ditarik dari titik potong kedua sisi itu, dua sudut yang diapit oleh sisi-sisi itu dari berurutan segiempatpertama dengan dan ∠DBC ≅ ∠SQR maka berdasarkan postulat sisi-sudut-sisi . ∠DBC dan ∠ABD adalah sudut yang diapit oleh sisi • dan ∠ABD ≅ ∠PQS dan adalah diagonal □ ABCD yang ditarik dari titik potong sisi diagonal Pada □ABCD dan □PQRS di atas, □ABCD kongruen bagian-bagian 5. ∠A ≅ ∠P secara yang 6. berkorespondensi dari segiempat kedua. 7. 46 ∠ADB ≅∠PSQ ALASAN Diketahui Diketahui Diketahui Postulat sisisudutsisi(1,2,3) Definisi kongruensi segitiga(4) Definisi kongruensi segitiga(4) Definisi kongruensi PEDAGOGY Vol. 02 No. 01 Tahun 2015 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. ISSN 2354-6948 segitiga(4) Diketahui Diketahui ∠DBC ≅ ∠SQR Postulat sisi∆DBC ≅ ∆SQR sudutsisi(3,9,8) Definisi ∠BDC ≅ ∠QSR kongruensi segitiga(10) Definisi kongruensi segitiga(10) Definisi ∠C ≅ ∠R kongruensi segitiga(10) Postulat ∠B ≅ ∠Q penjumlahan sudut(2,9) Postulat ∠D ≅ ∠S penjumlahan sudut(7,11) Definisi □ABCD ≅ □PQRS kongruensi □ (TERBUKTI) (1,6,8,12; 5,13,14,15) adalah dua sisi yang terletak bersisian dari □ ABCD. dapat dibentuk dari ∆ABD dan ∆DBC, dan □PQRS dapat dibentuk dari ∆PQS dan ∆SQR. Pada ∆ABD dan adalah sudut yang diapit oleh sisi maka berdasarkan postulat sisi-sudut-sisi, ∆ABD ≅ ∆PQR. Dan jika ∆DBC ≅ ∆QSR. Akibatnya: □ABCD ≅ □PQRS. Pembuktian: Diketahui: □ABCD dan □PQRS ∠ABD ≅ ∠PQS dan diagonal . Sedangkan ∠BDC ≅ ∠QSR , dan ∠SQR dan Buktikan: □ ABCD ≅ □ PQRS Bukti: ∠PQS adalah bagian-bagian dari □PQRS yang PERNYATAAN (ss) ∠ABD ≅ ∠PQS Dua segiempat kongruen jika terdapat suatu 1. 2. 3. 4. ∆ABD ≅ ∆PQR korespondensi 5. ∠A≅ ∠P (sd) 6. (ss) berkorespondensi secara berurutan dengan , , ∠DBC dan ∠ABD dari □ ABCD. Jadi: satu-satu diantara titik-titik puncaknya sedemikian sehingga dua sisi yang bersisian dan diagonal yg ditarik dari titik potong kedua sisi itu, dua sudut yang diapit oleh sisi-sisi 7. ∠ADB ≅∠PSQ itu dari segiempat pertama kongruen secara 8. 9. ∠BDC ≅ ∠QSR ∠D ≅ ∠S (sd) 10. 11. (ss) ∆DBC ≅ ∆QSR 12. ∠CBD ≅ ∠RQS 13. ∠B ≅ ∠Q (sd) 14. ∠C ≅ ∠R (sd) berurutan dengan dan ∠BDC ≅ ∠QSR maka berdasarkan postulat sisi-sudut-sisi . ∠DBC dan ∠ABD adalah sudut yang diapit oleh sisi • dan ∠ABD ≅ ∠PQS dan ∆PQS jika adalah diagonal □ ABCD yang ditarik dari titik potong sisi diagonal Pada □ABCD dan □PQRS di atas,□ABCD bagian-bagian yang berkorespondensi dari segiempat kedua. Kajian 3 47 ALASAN Diketahui Diketahui Diketahui Postulat sisi-sudutsisi(1,2,3) Definisi kongruensi ∆(4) Definisi kongruensi ∆(4) Definisi kongruensi ∆(4) Diketahui Postulat penjumlahan sudut(7,8) Diketahui Postulat sisi-sudutsisi(3, 8, 10) Definisi kongruensi ∆(11) Postulat penjumlahan sudut (2,12) Definisi Kongruensi Segiempat… 15. Saila, N. kongruensi ∆(11) Definisi kongruensi ∆(11) Definisi kongruensi □ (1,6,10,15; 5,9,13,14) (ss) 16. □ABCD ≅ □PQRS (TERBUKTI) dan Pada □ABCD dan □PQRS di atas,□ABCD adalah dua sisi yang berhadapan dapat dibentuk dari ∆ABD dan ∆DBC, dan □PQRS adalah salah satu diagonal □ dapat dibentuk dari ∆PQS dan ∆SQR. Pada ∆ABD dan pada □ ABCD. ABCD. Dan ∠ABD dan ∠DBC adalah sudut-sudut ∆PQS jika ∠ABD ≅∠PQS, yang dibentuk oleh diagonal . ≅∠PSQ maka berdasarkan postulat sudut-sisi-sudut, , ∠PQS dan ∠SQR adalah ∆ABD ≅ ∆PQS. Dan jika ∠B ≅ ∠Q dan ∠D ≅ ∠S, Sedangkan , , dengan dan maka ∠ DBC ≅ ∠SQR dan ∠BDC ≅ ∠QSR. Sehingga bagian-bagian dari □PQRS yang secara berurutan kongruen dengan , , dan ∠ADB , ∠ABD dan ∠DBC. ∆ BDC ≅ ∆ QSR. Jadi □ABCD ≅ □PQRS. Jadi: Dua segiempat kongruen jika terdapat suatu • korespondensi satu-satu diantara titik-titik puncaknya sedemikian sehingga dua sisi yang berhadapan dan diagonal serta sudut-sudut yang Pembuktian: Diketahui: □ABCD dan □PQRS dibentuk oleh diagonal dengan sisi-sisi itu dari segiempat pertama kongruen secara berurutan ∠ABD ≅∠PQS dengan bagian-bagian yang berkorespondensi dari segiempat kedua. ∠ADB ≅∠PSQ ∠B ≅ ∠Q Kongruensi Segiempat Berdasarkan Postulat ∠D ≅ ∠S Sudut-Sisi-Sudut Postulat Sudut-Sisi-Sudut: “ Dua segitiga korespondensi kongruen diantara jika ∠ terdapat titik-titik suatu Buktikan: puncaknya Bukti: sedemikian sehingga dua sudut dan sisi apitnya dari segitiga pertama kongruen secara berurutan dengan bagian-bagian yang berkorespondensi pada segitiga kedua ”. Jadi, ∠A , ≅∠P, □ABCD ≅ □PQRS atau , 1. 2. 3. 4. PERNYATAAN ∠ABD ≅∠PQS ∠ADB ≅∠PSQ ∆ABD ≅ ∆PQS 5. (ss) 6. (ss) 7. ∠A ≅∠P(sd) 8. 9. ∠B ≅ ∠Q (sd) ∠DBC ≅ ∠SQR 10. 11. ∠D ≅ ∠S(sd) ∠BDC ≅ ∠QSR atau ∠A ≅∠P, . 48 ALASAN Diketahui Diketahui Diketahui Postulat sudutsisi-sudut(1,2,3) Definisi kongruensi ∆(4) Definisi kongruensi ∆(4) Definisi kongruensi ∆(4) Diketahui Postulat pengurangan sudut(8,1) Diketahui Postulat PEDAGOGY Vol. 02 No. 01 Tahun 2015 12. ∆ BDC ≅ ∆ QSR 13. (ss) 14. (ss) 15. ∠C ≅∠R(sd) 16. □ABCD ≅ □PQRS ISSN 2354-6948 pengurangan sudut(10,3) Postulat sudutsisi-sudut(9,2,11) Definisi kongruensi ∆(12) Definisi kongruensi ∆(12) Definisi kongruensi ∆(12) Definisi kongruensi □ (5,6,13,14; 7,8,10,15) Pada □ABCD dan □PQRS di atas,□ABCD dapat dibentuk dari ∆ABD dan ∆DBC, dan □PQRS dapat dibentuk dari ∆PQS dan ∆SQR. Pada ∆ABD dan ∆PQS jika , dan ≅ maka berdasarkan teorema sisi-sisi-sisi, ∆ABD ≅ ∆PQS. B dan ∠D adalah sudut-sudut yang berhadapan pada □ ABCD. ≅ adalah diagonal □ ABCD yang Dan jika dan ≅ ≅ , maka berdasarkan teorema sisi-sisi-sisi, ∆ BDC ≅ ∆ QSR. Jadi □ABCD ≅ □PQRS. ditarik dari titik-titik sudut ∠B dan ∠D . Dan ∠ABD dan ∠ADB adalah sudut-sudut yang dibentuk oleh dengan sisi-sisi □ ABCD dan terletak diagonal pada sisi yang sama dari diagonal ∠Q , ∠S, . Sedangkan , ∠PQS dan ∠PSQ adalah bagian-bagian Pembuktian: Diketahui: □ABCD dan □PQRS dari □PQRS yang secara berurutan kongruen ∠B, ∠D, , ∠ABD dan ∠ADB. Jadi, • Dua segiempat kongruen jika terdapat suatu korespondensi satu-satu diantara titik-titik puncaknya sedemikian sehingga dua sudut yang berhadapan dan diagonal serta sudut-sudut yang dibentuk oleh diagonal dan terletak pada sisi yang sama dari diagonal segiempat pertama kongruen secara berurutan dengan bagian-bagian yang ∠B ≅ ∠Q berkorespondensi dari segiempat kedua. ∠C ≅ ∠R Kongruensi Segiempat Berdasarkan Teorema SisiSisi-Sisi Buktikan: □ABCD ≅ □PQRS Teorema Sisi-Sisi-Sisi: “Dua segitiga kongruen jika terdapat titik-titik puncaknya ALASAN Diketahui kongruen dengan sisi-sisi yang berkorespondensi pada Bukti: PERNYATAAN 1. ≅ (ss) 2. segitiga kedua ”. 3. Diketahui Jadi, jika pada ∆ ABC dan ∆ DEF berlaku: 4. ∆ABD ≅ ∆PQS 5. ∠A ≅∠P(sd) 6. ∠ABD ≅ ∠PQS 7. ∠ADB ≅ ∠PSQ suatukorespondensi diantara sedemikian sehingga tiga sisi dari segitiga pertama 49 ≅ (ss) Diketahui Teorema sisi-sisisisi(1, 2, 3) Definisi kongruensi ∆(4) Definisi kongruensi ∆(4) Definisi kongruensi Kongruensi Segiempat… Saila, N. 8. ≅ (ss) ∆(4) Diketahui 9. ≅ (ss) Diketahui 10. ∆ BDC ≅ ∆ QSR 11. ∠C ≅∠R(sd) 12. ∠CBD ≅ ∠RQS 13. ∠CDB ≅ ∠RSQ 14. ∠B ≅ ∠Q(sd) 15. ∠D ≅ ∠S(sd) 16. □ABCD ≅ □PQRS yang berkorespondensi dari segiempat kedua.(postulat sisi-sudut-sisi) 3. Teorema sisi-sisisisi(8,9,2) Definisi kongruensi ∆(10) Definisi kongruensi ∆(10) Definisi kongruensi ∆(10) Postulat penjumlahan sudut (6, 12) Postulat penjumlahan sudut (7, 13) Definisi kongruensi □(1, 3, 8, 9; 5, 11, 14, 15) dua sisi yang berhadapan dan diagonal serta sudut-sudut yang dibentuk oleh diagonal dengan sisi-sisi itu dari segiempat pertama kongruen secara berurutan dengan bagian-bagian yang berkorespondensi dari segiempat kedua.(postulat sisi-sudut-sisi) 4. dua sudut yang berhadapan dan diagonal serta sudut-sudut yang dibentuk oleh diagonal dan terletak pada sisi yang sama dari diagonal segiempat pertama kongruen secara berurutan dengan bagian-bagian yang berkorespondensi dari segiempat kedua.(postulat sudut-sisi-sudut) keempat sisi dari □ ABCD. ABCD. 5. adalah salah satu diagonal □ keempat sisi dan satu diagonal segiempat pertama kongruen secara berurutan dengan bagian-bagian yang berkorespondensi dari Sedangkan segiempat kedua.(teorema sisi-sisi-sisi) adalah bagian-bagian dari □PQRS yang secara berurutan sehingga kongruen dengan Saran . Jadi, • Berdasarkan hasil kajian ini, maka penulis Dua segiempat kongruen jika terdapat suatu berharap ada yang tertarik untuk melakukan kajian korespondensi titik-titik lebih lanjut tentang kongruensi bentuk-bentuk poligon puncaknya sedemikian sehingga keempat sisi dan yang lain atau kongruensi poligon secara lebih satu diagonal segiempat pertama kongruen secara spesifik. berurutan satu-satu dengan diantara bagian-bagian yang berkorespondensi dari segiempat kedua. DAFTAR PUSTAKA Adinawan, M. Cholik dan Sugijono. 2005. Matematika untuk SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: Erlangga. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Afrizal. 2010. Segitiga-Segitiga yang Sebangun. diunduh melaluihttp://afrizalmr.wordpress.com/category /kesebangunan-segitiga/ pada tanggal 5 Maret 2013. Berdasarkan konsep kongruensi segitiga, maka dua segiempat korespondensi kongruen diantara jika terdapat titik-titik suatu puncaknya sedemikian sehingga: 1. dengan bagian-bagian yang berkorespondensi dari Asimtot. 2010. Segitiga Kongruen dan Sebangun. diunduh melaluihttp://asimtot.wordpress.com/2010/06/0 1/segitiga-kongruen-dan-sebangun/ pada tanggal 5 Maret 2013. segiempat kedua. (postulat sisi-sudut-sisi) Lewis, tiga sisi dan dua sudut yang diapit oleh sisi-sisi itu dari segiempat pertama kongruen secara berurutan 2. dua sisi yang bersisian dan diagonal yg ditarik dari titik potong kedua sisi itu, dua sudut yang diapit oleh sisi-sisi itu dari segiempat pertama kongruen secara berurutan dengan bagian-bagian 50 H. 1968. Geometry A Contemporary course.New York: Van Nostrand Co. Max Peter & William L.S. 1972. Fundamental Geometry A Simplified Approach. New York: Litton Educational Publishing Inc. PEDAGOGY Vol. 02 No. 01 Tahun 2015 Moiss, EE & Floyd, Geometry.California: Publishing Co. ISSN 2354-6948 LD Jr. 1975. Addison Wesley Raharja, Basuki. 2010. Kesebangunan Segitiga. diunduh melaluihttp://basukiraharja.wordpress.com/201 0/09/04/kesebangunan-segitiga/ pada tanggal 5 Maret 2013. Tustanto, Wihdiasari, D dan Doh, Juliana JM. 2014. Makalah Kongruensi dan Kesebangunan Segiempat. Diunduh melalui http://en.calameo.com/read/0033257636334e85 9f426 pada tanggal 3 April 2014. Widya, Fia. 2014. Makalah Kesebangunan Segitiga dan kongruensi Segitiga.diunduh melalui http://litfia-kesebangunan-kongruensisegi3.blogspot.com/2014/03/makalahkesebangunan-segitiga-dan.html pada tanggal 3 April 2014. 51