BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Komunikasi dan Pemasaran 2.1.1 Definisi Komunikasi Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama”1 atau communicare2 yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah communis paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Secara umum, komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari sumber kepada penerima. Dalam bukunya yang berjudul Speech Communication, Raymond S. Ross mengemukakan bahwa komunikasi adalah suatu proses menyortir, memilih, dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respon dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan komunikator.3 Carl I. Hovland beranggapan bahwa komunikasi adalah, “Proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain.”4 1 William I. Gorden. Communication: Personal and Public. Sherman Oaks, CA: Alfred, 1978, Hal. 28 2 Colin Cherry. World Communication: Threat or Promise? New York: John Wiley & Sons, 1978, Hal. 2 3 Raymond S. Ross. Speech Communication: Fundamentals and Practice. Edisi ke-6. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall, 1983, Hal. 8 4 Deddy Mulyana, op.cit., Hal. 68 Menurut Mary B. Cassata dan Molefi K. Asante, “Komunikasi adalah transmisi informasi dengan tujuan mempengaruhi khalayak.”5 Everett M. Rogers berpendapat, “Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.”6 Sedangkan berdasarkan teori Harold D. Laswell, cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: “Siapa” mengatakan “Apa” melalui “Saluran Apa” kepada “Siapa” dengan “Pengaruh Bagaimana?” (Who, says what, in which channel, to whom, with what effect).7 Berdasarkan definisi Lasswell ini dapat diturunkan lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu: 1. Who Sumber (komunikator/source), adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Untuk menyampaikan apa yang ada dalam perasaan atau pikirannya, sumber harus mengubah perasaan atau pikiran tersebut ke dalam seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal yang idealnya dipahami oleh penerima pesan. Proses inilah yang disebut penyandian (encoding). 5 Mary B. Cassata dan Molefi K. Asante. Mass Communication: Principles and Practices. New York: Macmillan, 1979 Hal. 6 6 Deddy Mulyana, op.cit., Hal. 69 7 Ibid, Hal. 69 2. Says what Pesan, yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. 3. In which channel Saluran atau media, yakni alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran boleh jadi merujuk pada bentuk pesan yang disampaikan kepada penerima, apakah saluran verbal atau nonverbal. Saluran juga merujuk kepada cara penyajian pesan: apakah langsung (tatap muka) atau lewat media cetak (surat kabar, majalah) atau media elektronik (radio, televisi). Surat pribadi, telepon, selebaran, Overhead Projector (OHP), sistem suara (sound system) multimedia, semua itu dapat dikategorikan sebagai bagian dari saluran komunikasi. 4. To whom Penerima (receiver), yakni orang yang menerima pesan dari sumber. Berdasarkan pengalaman masa lalu, rujukan nilai, pengetahuan, persepsi, pola pikir dan perasaannya, penerima pesan ini menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal yang ia terima menjadi gagasan yang dapat ia pahami. Proses ini disebut penyandian balik (decoding). 5. With what effect Efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan (dari tidak tahu menjadi tahu), terhibur, perubahan sikap (dari tidak setuju/menyukai sampai setuju/menyukai), perubahan keyakinan, perubahan perilaku (dari tidak bersedia membeli barang yang ditawarkan menjadi bersedia membelinya), dsb. 2.1.2 Definisi Pemasaran Pemasaran, lebih berurusan dengan pelanggan dibandingkan fungsi bisnis lainnya. Memahami, menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai dan kepuasan kepada konsumen adalah inti pemikiran dan praktek pemasaran modern. Definisi singkat pemasaran adalah proses pemberian kepuasan kepada konsumen untuk mendapatkan laba. Dua sasaran pemasaran yang utama adalah menarik konsumen baru dengan menjanjikan nilai yang unggul dan mempertahankan konsumen saat ini dengan memberikan kepuasan. Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain. Sedangkan pasar adalah kumpulan pembeli yang aktual dan potensial dari sebuah produk. Para pembeli tersebut mempunyai kebutuhan atau keinginan yang sama yang dapat dipuaskan lewat pertukaran. Jadi, ukuran pasar tergantung pada jumlah orang yang menunjukkan kebutuhan, mempunyai sumber daya untuk melakukan pertukaran, dan bersedia menawarkan sumber daya dalam pertukaran itu untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Selain definisi mengenai pemasaran, dijelaskan pula definisi pasar. Pasar adalah kumpulan pembeli yang aktual dan potensial dari sebuah produk. Para pembeli tersebut mempunyai kebutuhan atau keinginan yang sama yang dapat dipuaskan lewat pertukaran. Jadi, ukuran pasar tergantung pada jumlah orang yang menunjukkan kebutuhan, mempunyai sumber daya untuk melakukan pertukaran, dan bersedia menawarkan sumber daya dalam pertukaran itu untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.8 2.1.3 Kaitan Antara Komunikasi dan Pemasaran Komunikasi dan pemasaran memiliki hubungan yang erat. Komunikasi dalam kegiatan pemasaran bersifat kompleks, artinya tidak sesederhana seperti ketika kita berinteraksi dengan rekan sekantor atau dengan keluarga di rumah. Bentuk komunikasi yang lebih rumit mendorong penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dilakukan melalui sejumlah strategi komunikasi yang canggih, setelah melewati proses perencanaan yang matang. Penggabungan dari dua kajian pemasaran dan komunikasi menghasilkan kajian baru yang diberi nama komunikasi pemasaran (marketing communication). Komunikasi pemasaran merupakan aplikasi komunikasi yang ditujukan untuk membantu kegiatan pemasaran sebuah perusahaan. 8 Kotler & Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, PT. Indeks Kelompok Gramedia, Hal. 5, 13 Komunikasi pemasaran dapat juga dinyatakan sebagai kegiatan komunikasi yang ditujukan untuk menyampaikan pesan kepada konsumen dan pelanggan dengan menggunakan sejumlah media dan berbagai saluran yang dapat dipergunakan dengan harapan terjadinya tiga tahapan perubahan, yaitu perubahan pengetahuan, perubahan sikap dan perubahan tindakan yang dikehendaki. Definisi lain yang dapat diberikan untuk komunikasi pemasaran adalah kegiatan pemasaran dengan menggunakan teknik-teknik komunikasi yang ditujukan untuk memberikan informasi kepada orang banyak dengan harapan agar tujuan perusahaan tercapai, yaitu terjadinya peningkatan pendapatan (laba) sebagai hasil penambahan penggunaan jasa atau pembelian produk yang ditawarkan.9 Komunikasi pemasaran bertujuan untuk mencapai tiga tahap perubahan yang ditujukan kepada konsumen. Tahap pertama adalah tahap perubahan pengetahuan (knowledge changes), dalam perubahan ini konsumen mengetahui adanya keberadaan sebuah produk, untuk apa produk itu diciptakan, dan ditujukan kepada siapa produk tersebut, dengan demikian pesan yang disampaikan tidak lebih menunjukkan informasi penting dari produk. Tahap kedua adalah tahap perubahan sikap (attitude changes), dalam buku consumer behaviour perubahan sikap ini ditentukan oleh tiga unsur yang disebut oleh Schiffman dan Kanuk sebagai tricomponent attitude changes yang menunjukkan bahwa tahapan perubahan sikap ditentukan oleh tiga komponen, yaitu Cognition (pengetahuan), Affection (perasaan), dan Conation (perilaku). Jika 9 Rd. Soemanagara, Strategic Marketing Communucation: Konsep Strategis dan Terapan, Penerbit Alfabeta, Bandung, 2006, Hal. 3-4 ketiga komponen ini menunjukkan adanya kecenderungan terhadap sebuah perubahan, maka memungkinkan sekali terjadi perubahan sikap. Tahap terakhir yaitu perubahan perilaku, ditujukan agar konsumen tidak beralih kepada produk lain, dan terbiasa untuk menggunakannya.10 Didalam studi mengenai pemasaran, dikenal istilah Bauran Pemasaran (Marketing Mix) yang terdiri dari 4P, yaitu Product, yang merupakan sebundel harga yang memenuhi harapan konsumen. Price, merupakan nilai yang dipertukarkan dengan produk-produk dalam sebuah transaksi pemasaran. Place, juga disebut saluran distribusi untuk penyimpanan produk. Dan Promotion, merupakan teknik yang digunakan untuk berkomunikasi dengan para konsumen dan calon potensial konsumen. Sedangkan dalam promosi sendiri dikenal istilah Bauran Promosi (Promotion Mix), yang mencakup antara lain Sales Promotion, Personal Selling, Publicity, dan terakhir adalah Advertising (Periklanan), yang merupakan sebuah komunikasi nonpribadi tentang organisasi dan atau produk-produknya, ditransmisikan ke khalayak target melalui media massa atau alternatifnya. 2.2 Iklan dan Periklanan 2.2.1 Definisi Iklan Secara umum iklan bisa disebut sebagai suatu bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk menginterpretasikan kualitas produk, jasa dan ide-ide berdasarkan kebutuhan dan keinginan konsumen. Iklan juga dapat menjadi 10 Ibid, Hal. 63 pendorong yang cukup persuasive bagi calon pembeli untuk langsung membeli produk-produk yang ditawarkan tanpa melihat/mencobanya terlebih dahulu.11 Iklan atau advertising dapat didefinisikan sebagai “any paid form of nonpersonal communication about an organization, product, service, or idea by an identified sponsor.” (Setiap bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk, servis atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang diketahui). Dibayar dalam definisi tersebut menunjukkan fakta bahwa ruang atau waktu bagi suatu pesan iklan pada umumnya harus dibeli. Nonpersonal berarti suatu iklan melibatkan media massa (TV, radio, majalah, koran, dsb.) yang dapat mengirimkan pesan kepada sejumlah besar kelompok individu pada saat bersamaan.12 Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling dikenal dan paling banyak dibahas orang, karena daya jangkaunya yang luas. Iklan juga menjadi instrumen promosi yang penting, khususnya bagi perusahaan yang memproduksi barang dan jasa yang ditujukan kepada masyarakat luas. Sedangkan masyarakat periklanan Indonesia mendefinisikan iklan sebagai berikut: “Segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagian/seluruh masyarakat”.13 11 Tom Brannan, Integrated Marketing Communication (Komunikasi Pemasaran Terpadu), PT. Gramedia Pustaka Utama, Hal. 63 12 Morissan, Periklanan dan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Ramdina Prakarsa, 2007, Hal. 14 13 Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia, Direktorat Bina Pers dan Grafika Departemen Penerangan RI, Jakarta, 1983, Hal. 45 2.2.2 Definisi Periklanan Periklanan merupakan bagian dari kegiatan komunikasi pemasaran. Tujuan utama dari seluruh kegiatan komunikasi pemasaran adalah untuk mengkomunikasikan produk kepada konsumennya. Untuk itulah diperlukan pemahaman terhadap proses komunikasi. Menurut B Gardner: “Iklan adalah proses komunikasi, tujuannya membentuk kesan dalam benak khalayak, karena benak adalah target komunikasi”.14 Periklanan sebagai proses komunikasi ini dijelaskan oleh David Bernstein, perlunya penerapan prinsip VIPS, yang terdiri dari Visibilitas, Identitas, Promise (Janji), dan Singlemindedness (Pikiran yang terarah). Jadi sebuah iklan haruslah visible, yaitu mudah dilihat dan mudah memikat perhatian. Identitas produk harus sejelas mungkin, janji perusahaan yang jelas, dengan adanya tujuan utama yang terkonsentrasi.15 Jadi ukuran kesuksesan suatu iklan adalah apakah telah sesuai dengan tujuan kampanye yang telah direncanakan pengiklannya seperti yang telah dikatakan oleh Courland Bovee bahwa “Peran iklan adalah apa yang direncanakan perusahaan untuk disampaikan dalam iklannya dan bagaimana perencanaan penyampaian pesan itu secara verbal dan nonverbal”.16 Sedangkan menurut Monle Lee dan Carla Johnson dalam Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan dalam Perspektif Global, “Periklanan adalah komunikasi 14 Denis Mc Quail and Sven Windahl, Communication Models: For The Study of Mass Communication. (Jakarta, Uni Prisma), Hal. 12 15 Frank Jefkins, Periklanan Edisi Ketiga Bisnis E+R. (Jakarta, Penerbit Erlangga, 1997), Hal. 16 16 Courland L. Bovee, Contemporary Advertising. (Illinois: Irwin Home Word, 1986), Hal. 313 komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail (pengeposan langsung), reklame luar ruang, atau kendaraan umum”.17 2.2.3 Fungsi-Fungsi Periklanan Periklanan memiliki beberapa fungsi, diantaranya:18 a. Periklanan menjalankan fungsi informasi, ia mengkomunikasikan informasi produk, ciri-ciri, dan lokasi penjualannya. Ia memberi tahu konsumen mengenai produk-produk baru. b. Periklanan menjalankan fungsi persuasif, ia mencoba untuk membujuk para konsumen untuk membeli merek-merek tertentu atau mengubah sikap mereka terhadap produk atau perusahaan tersebut. c. Periklanan menjalankan fungsi pengingat, ia terus-menerus mengingatkan para konsumen tentang sebuah produk sehingga mereka akan tetap membeli produk yang diiklankan tanpa memedulikan merek pesaingnya. 2.2.4 Efek Periklanan Dalam konteks periklanan, komunikasi yang dilakukan bertujuan untuk memperkenalkan produk dan jasa tertentu, agar khalayak menyukai serta melakukan tindakan pembelian terhadap produk dan jasa yang ditawarkan. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian dan pengiriman pesan dari 17 Monle Lee & Carla Johnson, Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan dalam Perspektif Global, Prenada Media Group, 2004, Hal. 3 18 Courland L. Bovee, op.cit., Hal. 4 sumber kepada penerima dengan menggunakan saluran/media serta dimaksudkan untuk mengubah perilaku dan sikap penerima pesan. Menurut Lavidge dan Steiner, seseorang tidak begitu saja berubah dari yang tidak mengenal produk lalu membelinya dengan penuh keyakinan. Tahap pembelian dicapai melalui suatu proses/serangkaian tahap, disini periklanan dikatakan sebagai suatu kekuatan yang dapat menggerakkan khalayak untuk menempuh serangkaian tahap itu. 19 Agar suatu produk dapat dikenali, diminati dan dibeli oleh konsumen, maka iklan yang ditawarkan kepada khalayak harus dilakukan berulang-ulang dan pihak pengiklan lebih intensif dalam kampanye periklanannya. Berdasarkan tahap-tahap yang dimaksud, berikut ini merupakan penjelasan Hierarchy of Effect oleh Lavidge dan Steiner:20 Bagan 2.1 Hierarchy of Effect Tahap 1. Awareness 2. Knowledge 3. Liking 4. Preference 5. Conviction 6. Purchase 19 Tingkatan Kognitif Lebih menekankan kepada rasional Afektif Menekankan pada emosi, perubahan pengetahuan dan sikap Tinjauan Pesan Memberikan informasi dan fakta Konatif Lebih diutamakan pada rangsangan Action, memotivasi untuk mencoba dan melakukan tindakan pembelian terhadap produk/jasa tertentu Pengarahan secara persuasive (membujuk calon konsumen untuk membeli produk) Robert J. Lavidge & Garry A. Steiner, A Model For Perspective Measurements of Advertising Affectiveness, (eds) Arnold M. Barban and C.H. Sandage dalam: Reading in Advertising and Promotion Strategy, (Homewood, Illinois: Richard D. Irwin Inc., 1968), Hal. 233 20 John S. Wright, et.al, Advertising, (New Delhi, Mc Graw Hill Publishing Co., 1978), Hal 381 Tabel di atas memiliki penjelasan sebagai berikut: 1. Tahap Kesadaran (Awareness) Pada tahap ini, khalayak mulai sadar bahwa produk itu ada. 2. Tahap Pengetahuan (Knowledge) Khalayak tahu apa yang ditawarkan produk tersebut. Mereka mengetahui apa kegunaan produk, kualitas, harga, dan sebagainya. 3. Tahap Menyukai (Liking) Mereka mempunyai sikap positif terhadap produk-produk dan jasa yang ditawarkan yaitu sikap menyukai produk dan jasa tertentu. 4. Tahap Memilih (Preference) Setelah melalui berbagai tahap, sampailah kepada satu pilihan terhadap produk yang disukai. 5. Tahap Keyakinan (Conviction) Mereka mempunyai keyakinan terhadap produk yang dipilih itulah yang akan dibelinya. 6. Tahap Pembelian (Purchase) Mereka telah sampai kepada satu kesimpulan untuk melakukan tindakan membeli produk dan jasa yang ditawarkan. 2.3 Efek Kognitif dan Afektif Periklanan memiliki tahapan respon atau efek dari konsumen terhadap suatu produk. Tahapan yang pertama yaitu efek kognitif, dimana khalayak hanya sampai kepada tahap sadar kenal serta mengetahui sebuah produk. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan atau informasi. Kemudian tahap selanjutnya efek afektif adalah khalayak mulai menyukai dan memilih produk. Efek ini erat hubungannya dengan emosi, sikap atau nilai. Setelah kenal, mengetahui, menyukai dan memilih produk, sampailah kepada tahap dimana khalayak yakin terhadap produk dan melakukan proses pembelian terhadap produk yang dalam tahap terakhir ini disebut efek konatif. Efek konatif merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati, meliputi pola-pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan berperilaku.21 Respon khalayak pada tingkatan kognitif merupakan tanggapan, reaksi atau jawaban yang diberikan respon pada tahap pengetahuan, kesadaran serta pembelajaran dari yang dilihat dan didengar. Proses iklan yang menimbulkan kognisi dimulai dari exposure (terpaan) iklan. Sikap konsumen terhadap iklan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang meliputi isi pesan iklan, pengaruh suatu iklan terhadap suasana hati dan emosi konsumen. Proses kognisi erat kaitannya dengan pengetahuan mengenai diri sendiri terhadap lingkungannya atau keberadaan sekitarnya untuk mengubah, merinci, menyimpan, dan mengungkapkan obyek yang dilihatnya. Khalayak yang terekspos oleh pesan iklan dan memberikan respon kognisi dalam dirinya maka akan dapat mempengaruhi proses hasil perubahan sikap. Sebagai proses interpretasi yang saling berkaitan, perhatian dan pemahaman melayani fungsi dasar sistem kognitif yang sama untuk membangun interpretasi atau arti personal yang subyektif yang membuat lingkungan dan 21 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, Hal. 219 perilaku seseorang menjadi berarti. Pengetahuan ini kemudian dapat dipergunakan dalam proses interprestasi dan integrasi selanjutnya untuk menuntun perilaku konsumen dan membantu mereka beradaptasi dengan lingkungan22. Setelah melalui tingkatan kognitif, maka selanjutnya tingkatan yang dibahas naik satu tingkat menuju tingkatan afektif. Tingkatan afektif merupakan tanggapan, reaksi serta jawaban yang diberikan oleh responden pada tahap perasaan, sikap serta evaluasi terhadap sesuatu yang didengarkan atau dilihat. Karena tingkatan afektif lebih tinggi kadarnya daripada tingkatan kognitif, maka dalam menyampaikan pesannya tugas dari seorang komunikator bukan hanya membuat agar komunikan mengerti, tetapi juga membuat tergerak hatinya dan akhirnya dapat menimbulkan perasaan tertentu. Efek kognitif dan efek afektif termasuk ke dalam studi komunikasi. Dan studi mengenai ilmu komunikasi bertujuan untuk memperoleh respon dari khalayak setelah mereka menerima pesan komunikasi tersebut, dengan harapan respon yang diterima adalah respon yang positif. Respon positif khalayak dari sebuah pesan yang dikomunikasikan seringkali dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pesan apa yang disampaikan dan dengan cara seperti apa komunikator menyampaikan pesannya. Untuk mengetahui respon khalayak atas sebuah pesan komunikasi, digunakan teori S-O-R (S-O-R Theory). S-O-R merupakan singkatan dari Stimulus – Organism – Response, teori ini semula berasal dari psikologi. Menurut stimulus response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap 22 J. Paul Peter & Jerry C, Olson, Customer Behavior, Penerbit Erlangga, 2000, hal.100 stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi khalayak. Jadi, unsur-unsur dalam model ini adalah: 23 a. Pesan (Stimulus, S) b. Komunikan (Organism, O) c. Efek (Response, R) Prof. Dr. Mar’at dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya”, mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting, yaitu: a. Perhatian b. Pengertian c. Penerimaan Bagan 2.2 Teori S-O-R (Stimulus – Organism – Response) Stimulus Organisme: -Perhatian -Pengertian -Penerimaan Response (Perubahan Sikap) Gambar diatas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung kepada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada khalayak dapat diterima atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada 23 Onong Uchjana Effendy. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003, Hal. 254-256 perhatian dari khalayak. Proses berikutnya adalah khalayak mulai mengerti, dan setelah khalayak mengolah serta menerimanya, maka akan terjadi kesediaan untuk mengubah sikap. Teori ini menunjukkan komunikasi sebagai proses aksi-reaksi yang sangat sederhana. Jadi, teori stimulus respon mengasumsikan bahwa kata-kata verbal (lisan-tulisan), isyarat-isyarat nonverbal, gambar-gambar dan tindakan-tindakan tertentu akan merangsang seseorang untuk memberikan respon dengan cara tertentu. Oleh karena itu, proses ini dianggap sebagai pertukaran, pemindahan informasi atau gagasan. Proses ini dapat bersifat timbal-balik dan mempunyai banyak efek. Setiap efek dapat mengubah tindakan komunikasi (communication act) berikutnya.24 Karena penelitian ini hanya mengangkat tingkat pengetahuan dan sikap khalayak, maka tahapan yang akan dibahas hanya pada tahap pengetahuan (Knowledge); yang termasuk kedalam tingkatan kognitif, serta tahap menyukai (Liking); yang termasuk kedalam tingkatan afektif. Pembahasan dalam penelitian ini tidak berlanjut hingga kepada tingkat konatif. 2.4 Media Periklanan Media periklanan adalah segala sarana komunikasi yang dipakai untuk mengantarkan dan menyebarluaskan pesan-pesan iklan. Pada prinsipnya, jenis media iklan dalam bentuk fisik dibagi kedalam dua (2) kategori, yaitu media iklan cetak dan media iklan elektronik. Media cetak adalah media statis dan 24 Deddy Mulyana, op.cit., Hal. 144 mengutamakan pesan-pesan visual yang dihasilkan dari proses percetakan (bahan baku dasarnya maupun sarana penyampaian pesannya menggunakan kertas). Contohnya adalah surat kabar, majalah, tabloid, brosur, pamflet, poster. Sedangkan media elektronik adalah media yang proses bekerjanya berdasar pada prinsip elektronik dan eletromagnetis. Contohnya adalah televisi, radio, internet. Diantara dikotomi media tersebut ada satu media yang tidak termasuk dalam kategori keduanya yaitu media luar ruang. Jika dilihat dari pekerjaan kreatifnya, maka media iklan terbagi dua jenis yaitu: a. Media Lini Atas (Above The Line), yaitu media utama yang digunakan dalam kegiatan periklanan, contohnya adalah: -Televisi -Radio -Majalah -Surat Kabar. b. Media Lini Bawah (Below The Line), yaitu media pendukung dalam kegiatan periklanan, contohnya adalah: -Pamflet -Brosur -Poster. -dll. 2.4.1 Televisi Sebagai Media Periklanan Faktor media dalam meningkatkan sadar-tahu dalam benak khalayak luas sangatlah penting dan menjadi sesuatu hal yang sangat vital bagi produsen yang ingin agar merk (brand) atau segala hal yang menyangkut mengenai perusahaannya dapat tertanam dalam benak masyarakat secara luas. Sebagaimana kita ketahui, televisi yang merupakan media Above the Line adalah media yang paling banyak dipilih produsen untuk menyampaikan pesan iklannya kepada konsumennya. Televisi adalah media audio-visual yang informasinya dapat dilihat, didengar, dari tempat yang jauh dan gambar biasa bergerak menarik untuk ditonton. Televisi merupakan sarana hiburan utama bagi keluarga, maka produkproduk yang diiklankan di televisi pun kebanyakan adalah barang-barang konsumen, baik itu yang dikonsumsi setiap hari maupun yang tahan lama. Salah satu media massa yang sangat populer di masyarakat adalah televisi. Menurut Ferbey dalam How to Produce Successful Advertising, televisi adalah media yang paling banyak disukai pengiklan nasional karena akibat yang ditimbulkannya yaitu mudah dilihat, kemampuannya mendemonstrasikan, dan kemampuannya menceritakan sesuatu.25 Menurut Prof. Dr. Astrid S. Susanto, “Media televisi yang berkemampuan audio-visual, akan memerlukan waktu yang lebih sedikit lagi mengingat 25 AD Ferbey, How to Produce Successful Advertising, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1997, Hal. 52. kemampuan penyampaian pesan sebagaimana diterima oleh khalayak melalui gambar dengan suara yang berbeda-beda”.26 2.4.2 Kelebihan dan Kelemahan Televisi Sebagai Media Periklanan Media televisi memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat dijadikan dasar pertimbangan bagi para pemasang iklan. Kekuatan dan kelemahan televisi menurut Rhenald Kasali:27 Kelebihan dari televisi adalah: a. Efisiensi biaya Banyak pengiklan memandang televisi sebagai media yang paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesan komersial. Televisi mampu menjangkau khalayak dengan sasaran yang sangat luas. Jutaan orang menonton televisi secara teratur. Jangkauan massal ini menimbulkan biaya untuk menjangkau setiap kepala. b. Dampak yang kuat Kemampuan yang menimbulkan dampak yang kuat terhadap konsumen dengan penekanan pada dua indera sekaligus yaitu penglihatan dan pendengaran. Televisi mampu menciptakan kelenturan bagi pekerjaanpekerjaan kreatif dengan mengkombinasikan gerakan, suara, warna, drama dan humor. 26 Astrid Susanto-Sunario, Globalisasi dan Komunikasi, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1993, Hal. 159. 27 Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 1992, Hal. 121-122 c. Pengaruh yang kuat Televisi mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi persepsi khalayak sasaran. Televisi sebagai sumber berita, hiburan dan sarana pendidikan. Kebanyakan calon pembeli lebih percaya pada perusahaan yang mengiklankan produknya di televisi daripada tidak sama sekali. Ini adalah cerminan bonafiditas pengiklan. Sedangkan kelemahan dari televisi adalah: 1. Biaya yang besar Kelemahan yang paling serius dalam beriklan di televisi adalah biaya absolute yang sangat ekstrim untuk memproduksi dan menyiarkan siaran komersial. Sekalipun biaya untuk menjangkau setiap kepala adalah rendah, biaya absolute dapat membatasi niat pengiklan. Biaya produksi termasuk biaya pembuatan film dan honorium artis yang terlihat biasa, dapat menghabiskan jutaan rupiah. Terlebih lagi penyiaran dilakukan secara berulang-ulang. 2. Khalayak yang tidak selektif Televisi merupakan sebuah media yang tidak selektif, segmentasinya tidak setajam surat kabar atau majalah. 3. Kesulitan teknis Televisi juga tidak luwes dalam pengaturan teknis iklan yang telah dibuat tidak dapat diubah begitu saja jadwalnya, apalagi menjelang jam-jam penyiaran. 2.4.3 Unsur-Unsur Iklan Televisi Menurut Rhenald Kasali, dalam membuat suatu iklan di televisi atau radio terdapat unsur-unsur yang mendukung dalam membuat dan mendesain iklan di media massa yaitu khususnya media elektronik harus sekreatif mungkin. Unsurunsur tersebut meliputi pesan, music/jingle, storyboard, copy of script, endorser, signature slogan, logo, setting dan untuk lebih lengkapnya lihat keterangan dibawah ini: 1. Pesan Pesan, adalah apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan, atau maksud sumber (source).28 2. Music/Jingle Jingle merupakan melodi iklan, musik dan lagu yang menjadi salah satu unsur/elemen yang penting atau utama dalam iklan radio dan televisi.29 Music/Jingle dalam iklan yang mengiringi sebuah iklan di media massa dapat menunjang keberhasilan sebuah iklan, karena dengan Music/Jingle yang sederhana dan mudah, baik nada maupun liriknya dapat dengan mudah diingat atau bahkan dinyanyikan oleh para khalayak yang menonton dan mendengarkannya dalam berbagai kesempatan. 3. Storyboards Storyboards merupakan visualisasi yang akan ditampilkan dalam iklan televisi yang merupakan rangkaian gambaran kartun yang dibuat dalam 28 29 Deddy Mulyana, op.cit., Hal. 70 Rhenald Kasali, op.cit., Hal. 121 bentuk layar televisi atau persegi panjang yang menampilkan alur cerita iklan yang diusulkan. 4. Copy of Script Copy of Script merupakan dialog yang terdapat di dalam sebuah iklan dan seringkali disebut dengan naskah, biasanya script ini digunakan untuk radio, televisi, sinema, drama, teater maupun iklan.30 5. Endorser/Model Endorser berasal dari kata endos yang berarti menguasakan atau mendukung. Sedangkan endorser adalah orang yang mendukung.31 Pada iklan, endorser (model iklan) merupakan penggunaan tokoh sebagai penyampai pesan iklan kepada khalayak. 6. Signature Slogan Signature Slogan merupakan baris kalimat penutup yang terdapat di dalam iklan televisi (the pay of line). Hal ini dapat digunakan sebagai alat untuk menciptakan citra merk atau perusahaan. Slogan iklan ditampilkan dalam bentuk audio saja, visual atau tulisan atau sekaligus yaitu dengan menggabungkan kedua-duanya menjadi audiovisual (voice dan tulisan).32 30 Nuradi Wicaksono N, Harimurti K, Felecia U, dan Nawi R, Kamus Istilah Periklanan Indonesia, PT Gramedia Pustaka Utama, Matari Advertising, Jakarta, 1996, Hal. 159 31 Terrance A. Shimp, Periklanan Promosi & Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu Jilid I, Penerbit Erlangga, 2000, Hal. 460 32 Burhan Bungin, Imaji Media Massa Konstruksi dan Makna Realitas Sosial Iklan Televisi dalam Masyarakat Kapitalik, (Yogyakarta : Jendela), Yogyakarta, 2001, Hal. 163 7. Logo Logo merupakan simbol atau identifikasi dari suatu produk maupun perusahaan. Logo digunakan agar khalayak dengan mudah mengetahui dan mengenali produk tersebut dengan mudah.33 8. Packaging/Kemasan Produk Packaging adalah pengemasan atau dapat disebut juga pembungkusan, pewadahan atau pengepakan. Selain itu, pengertian lain dari pengemasan adalah merupakan sebuah Seni, Ilmu dan Teknologi dalam penyiapan bahan untuk pengangkutan dan penjualan.34 9. Setting Setting menjadikan alur cerita jelas, membuat suatu pengaturan yang cocok dengan produk akan memudahkan konsumen mengerti alur cerita dari awal hingga selesai.35 2.4.4 Taktik Kreatif Iklan Televisi Produksi iklan televisi bukan pekerjaan mudah karena membutuhkan waktu yang lebih lama, upaya yang lebih keras dan dana yang lebih besar dibandingkan dengan iklan pada media lain. Dapat dikatakan iklan televisi adalah iklan dengan biaya produksi paling mahal. Televisi merupakan media iklan yang unik namun memiliki kekuatan sangat besar (powerful) karena memiliki audio dan 33 Frank Jefkins, op.cit., Hal. 300 http://rofiqohsalsabila.blogspot.com/2011/10/packaging.html 35 Monle Lee & Carla Johnson, op.cit., Hal. 186 34 visual yang membuka peluang untuk mewujudkan berbagai gagasan kreatif sehingga mampu menciptakan daya tarik bagi khalayak televisi.36 Iklan televisi terdiri dari komponen audio dan video. Kedua komponen ini harus bekerjasama untuk menciptakan efek dan sekaligus mampu menyampaikan pesan iklan kepada khalayak. Penjelasan mengenai kedua komponen iklan televisi tersebut dapat dilihat dibawah ini:37 a. Video Merupakan elemen visual yang mendominasi iklan televisi, sehingga elemen ini harus mampu menarik perhatian sekaligus dapat menyampaikan ide, pesan dan citra yang hendak ditampilkan. Pembuat iklan harus memutuskan berbagai hal, misalnya: urutan aksi, demonstrasi, lokasi, pencahayaan, grafis, warna hingga kepada siapa bintang iklan yang akan digunakan (endorser). b. Audio Komponen audio dari suatu iklan televisi terdiri dari suara, musik dan sound effects. Suatu cara yang umum dilakukan untuk menampilkan efek suara pada televisi adalah melalui pengisian suara (dubbing atau voiceover), yaitu narasi yang mengiringi gambar tanpa memperlihatkan siapa yang membacakan narasi tersebut. Selain suara, musik dapat digunakan sebagai alat untuk menarik perhatian, menyampaikan pesan penjualan dan membantu membangun citra produk. Musik dapat menciptakan perasaan atau emosi yang dapat diasosiasikan oleh khalayak dengan produk yang diiklankan. Dan elemen terakhir yang juga penting adalah jingle, yaitu lagu yang menarik 36 37 Morissan, op.cit., Hal. 281 Ibid, Hal. 282 perhatian yang biasanya memuat pesan iklan sederhana mengenai suatu barang atau jasa. Dengan kata lain, jingle adalah lagu yang diciptakan khusus untuk iklan suatu produk, dan ada kalanya jingle lebih digunakan sebagai suatu bentuk identifikasi produk yang hanya muncul pada bagian akhir iklan. 2.4.5 Perencanaan dan Produksi Iklan Televisi Keputusan pertama yang harus dibuat dalam merencanakan produksi iklan televisi adalah menentukan jenis daya tarik (type of appeal) dan gaya eksekusi kreatif yang akan digunakan. Media televisi sangat cocok digunakan untuk iklan yang menggunakan daya tarik rasional dan emosional atau kombinasi dari keduanya. Para pembuat iklan televisi harus menyadari bahwa iklan televisi dibuat tidak hanya sekedar menunjukkan, menjelaskan, atau membandingkan keunggulan suatu produk dengan produk pesaingnya namun iklan juga harus mampu menarik perhatian khalayak. Berbagai elemen iklan televisi tersebut dipersiapkan dalam suatu naskah atau script yang merupakan format iklan dalam versi tulisan yang secara rinci menjelaskan elemen video dan audio yang akan digunakan dalam suatu produksi iklan. Jika script iklan tersebut dapat diterima oleh klien, maka langkah selanjutnya adalah mempersiapkan storyboard yang dipersiapkan oleh penulis naskah iklan dan penata seni (art director). Storyboard merupakan serangkaian gambaran atau lukisan diam (still drawings) yang akan digunakan untuk menunjukkan rencana visual atau tata letak dari suatu usulan produksi iklan.38 38 Ibid, Hal. 283 Jika storyboard telah disetujui, maka langkah selanjutnya adalah masuk pada tahap produksi, yaitu:39 1. Praproduksi Merupakan segala pekerjaan dan aktivitas yang terjadi sebelum tahap pengambilan gambar iklan. 2. Produksi Merupakan periode pengambilan gambar. 3. Pascaproduksi Merupakan pekerjaan dan aktivitas yang dilakukan setelah pengambilan gambar. Bagan 2.3 Tiga Tahap Produksi Iklan Televisi Praproduksi -Memilih sutradara -Memilih rumah Produksi -Proses penawaran (bidding) -Menentukan estimasi biaya dan waktu -Jadwal produksi: pembangunan set, lokasi, persetujuan klien, kostum 39 Ibid, Hal. 284 Produksi Proses pengambilan gambar Pascaproduksi -Editing -Processing -Merekam Sound Effects -Audio/Video Mixing -Persetujuan klien -Penggandaan -Pengiriman