9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Pemasaran sebagai

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Pemasaran sebagai Alat Pemasaran
Komunikasi menurut selness dalam Laksana“Communication is the exchange
of information between supplier and costumer several studies suggest that the
exchange of information is an important part of both traditional industrial selling and
relationship marketing”, komunikasi merupakan pertukaran informasi antara pembeli
dan penjual, pertukaran informasi sangat penting bagi peningkatan hubungan
pemasaran, hal ini karena informasi akan memberikan kesadaran dan pengertian
diantara pembeli dan penjual, yang pada akhirnya akan memberikan kepuasan dan
hubungan saling menguntungkan.1 Pemasaran dalam kaitan ekonomi sudah ada sejak
aktivitas perekonomian masih sederhana. Bahkan dalam kegiatan perekonomian yang
bersifat barter, atau pertukaran barang dengan barang, pemasaran sudah dilakukan.
William Al Big dalam Kennedy, mendefinisikan komunikasi sebagai “the
process of transmiting meaningful symbols between individuals”. Definisi itu
mengimplikasikan bahwa komunikasi adalah suatu proses sosial yang terjadi antara
sedikitnya dua orang, dimana salah satu seorang mengirimkan sejumlah simbol
tertentu kepada orang lain.2
1
Laksana, Fajar. Manajemen Pemasaran; Pendekatan Praktis. Graha Ilmu, Yogyakarta, 2008 hal 133
2
Kennedy.E, John dan Soemanegara, Dermawan R, Marketing Communication Taktik & Strategi. PT. Bhuana
Ilmu Populer. Jakarta, 2009 hal 2.
9
10
Komunikasi dalam bisnis merupakan jembatan penghubung antara penyedia
jasa dengan pelanggan jasa. Keberadaan jasa perlu dikomunikasikan dengan
pelanggan. Karena tanpa adanya komunikasi yang bermuatan bisnis maka
kemungkinan jasa kurang diterima. Hampir semua produk atau jasa dikenal pasar
karena adanya informasi produk. Komunikasi yang baik memudahkan jasa untuk
diterima oleh pasar. Sebaliknya adanya kegagalan komunikasi akan berdampak pada
kegagalan pemasaran jasa.
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa
berlangsung dengan baik. Menurut Laswell dalam Deddy Mulyana komponenkomponen komunikasi adalah3:

Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan
kepada pihak lain.

Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan kepada pihak
lain.

Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada
komunikan, dalam komunikasi antar pribadi (tatap muka) saluran dapat
berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.

Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari
pihak lain.
3
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2007 hal 7
11

Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi
pesan yang disampaikannya.

Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana
komunikasi itu akan dijalankan (“Protokol”)
Dalam kehidupan sehari-hari komunikasi memegang peranan yang sangat
penting. Kita tidak bisa tidak berkomunikasi, tidak ada aktifitas yang dilakukan tanpa
komunikasi, dikarenakan dapat membuat beberapa perbedaan yang esensial mana
kala kita berkomunikasi dengan orang lain. Demikian pula sebaliknya, orang lain
akan berkomunikasi dengan kita, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Cara kita berhubungan satu dengan yang lainnya, bagaimana suatu hubungan kita
bentuk, bagaimana cara kita memberikan kontribusi sebagai anggota keluarga,
kelompok, komunitas, organisasi dan masyarakat secara luas membutuhkan suatu
komunikasi. Sehingga menjadikan komunikasi tersebut menjadi hal yang sangat
fundamental dalam kehidupan.
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam dunia
usaha. Kotler seperti yang dikutip oleh Rangkuti mendefinisikan pemasaran sebagai
“suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi, serta distribusi
sejumlah barang dan jasa, untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan
tujuan individu dan organisasi”. 4
4
Rangkuti, Freddy.Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated Marketing Communication.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2009 hal 18.
12
Pemasaran adalah sekumpulan rancangan kegiatan yang saling terkait untuk
mengenali
kebutuhan
konsumen
dan
mengembangkan,
mendistribusikan,
mempromosikan, serta menetapkan harga yang tepat dari sebuah produk dan layanan
untuk mencapai kepuasan dari konsumen yang bertujuan untuk menghasilkan
keuntungan5.
Penggabungan kajian komunikasi dan pemasaran akan menghasilkan kajian
“baru” yang disebut Marketing Communication (Komunikasi Pemasaran). Marketing
Communication merupakan pendekatan interdisiplin antara disiplin manajemen, dan
disiplin komunikasi. Marketing communication dapat dikatakan sebagai sebuah
kajian tentang komunikasi dalam lingkup manajemen dan komunikasi6.
Komunikasi pemasaran memegang peranan penting bagi perusahaan karena
tanpa komunikasi konsumen maupun masyarakat secara keseluruhan tidak akan
mengetahui keberadaan produk di pasar. Komunikasi pemasaran merupakan bentuk
komunikasi yang ditujukan untuk memperkuat strategi pemasaran, guna meraih
segmentasi yang lebih luas. Dalam menyusun rencana komunikasi pemasaran harus
dilakukan secara berhati-hati dan penuh perhitungan. Penentuan siapa saja yang
menjadi sasaran komunikasi akan sangat menentukan keberhasilan komunikasi,
dengan penentuan sasaran yang tepat, proses komunikasi akan berjalan efektif dan
efisien.
5
Kennedy, John E dan Soemanagara, R. Dermawan. Marketing Communication Taktik & Strategi. Bhuana Ilmu
Populer: Jakarta, 2009 hal 13
6
Kennedy, Op.cit., 10
13
Suatu komunikasi pemasaran dapat dikatakan berhasil jika pesan yang
disampaikan dapat dipahami oleh khalayak sasaran dan membuat khalayak sasaran
melakukan sesuatu sesuai dengan isi pesan yang akan disampaikan. Dalam hal ini
terdapat unsur bujukan (persuasion) agar sasaran khalayak dapat menerima produk
yang ditawarkan serta mempengaruhi konsumen agar mau melakukan tindakan
pembelian sesuai dengan yang diinginkan pengirim pesan.
2.2 Strategi Komunikasi Pemasaran
Strategi menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah sebagai rencana yang
cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus7. Untuk lebih jelasnya
Ahmad S. Adnanputra seperti yang dikutip oleh Ruslan “menyatakan bahwa arti
strategi adalah bagian terpadu dari suatu rencana (plan), sedangkan rencana
merupakan produk dari suatu perencanaan (planning), yang pada akhirnya
perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari proses manajemen”.8
Menurut Kennedy, marketing communication juga dapat dinyatakan sebagai
kegiatan komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan pesan kepada konsumen
dengan menggunakan berbagai media, dengan harapan agar komunikasi dapat
7
Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gramedia Pustaka Utama. 2011 hal 1340
8
Ruslan, Rosady. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Raja Grafindo Persada. 2010 hal 133
14
menghasilkan tiga tahap perubahan, yaitu perubahan pengetahuan, perubahan sikap,
dan perubahan tindakan yang dikehendaki.9
Dalam menyusun Strategi Komunikasi Pemasaran ada dua cara yang biasanya
dipergunakan yaitu Pulling Strategy (Strategi Tarik) dan Pushing Strategy (Stategi
Dorong). Pulling Strategy adalah strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh
pihak pemasar untuk merangsang permintaan konsumen melalui channel distribusi
kemudian langsung kepada pengguna barang tersebut.10
Pushing Strategy adalah strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh
pihak pemasar yang menekankan promosi produk kepada anggota channel
distribution (retailer) yang kemudian melalui channel tersebut diharapkan penjualan
dapat meningkat dengan memberikan insentif kepada channel distribution.11
Penekanan relatif tentang alat-alat promosi khusus yang digunakan berbeda
untuk strategi dorong dan strategi tarik. Strategi dorong melibatkan upaya mendorong
produk dari sejumlah saluran distribusi ke konsumen akhir. Produsen mengarahkan
aktivitas-aktivitas pemasarannya (khususnya personal selling dan sales promotion) ke
anggota-anggota saluran untuk membujuk mereka supaya bersedia memajang produk
tersebut dan mempromosikannya kepada konsumen akhir. Pada penggunaan strategi
tarik (pulling strategy), produsen mengarahkan aktivitas-aktivitas pemasarannya
9
Kennedy, John E dan Soemanagara, R. Dermawan. Marketing Communication Taktik & Strategi. Bhuana Ilmu
Populer: Jakarta, 2009 hal 5
10
Kotler & Amstrong. Dasar-dasar Pemasaran Jilid 2. PT. Indeks. Jakarta, 2004 hal 625
11
Ibid. Kotler & Amstrong. Hal. 625
15
(terutama pemasangan iklan dan promosi konsumen) ke para konsumen akhir untuk
membujuk mereka membeli produk tersebut. Jika strategi tarik tersebut efektif,
konsumen kemudian akan meminta produk dari produsen. Dengan demikian, pada
strategi Tarik, permintaan konsumen akan menarik produk melalui saluran.12
Menurut Freddy Rangkuti, proses membuat perencanaan komunikasi
pemasaran secara detail adalah melalui enam tahap, yaitu :13
2.2.1. Identifikasi target audience
Konsumen dapat berupa individu, kelompok, publik khusus atau publik
umum. Target audince atau konsumen secara kritis mempengaruhi keputusan
komunikator pada pesan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara
menyampaikan serta kepada siapa pesan tersebut disampaikan. STP ada di
tahap awal yang paling penting yakni mengidentifikasikan customer value.
STP ada di level strategis karena menentukan bagaimana kita menggarap
pasar. STP terdiri dari Segmentasi, Targetting, dan Positioning.14
a. Segmentasi Pasar
Pada umumnya dapat kita katakan bahwa sebuah pasar merupakan suatu
kelompok pelanggan (customers) yang aktual atau potensial untuk produk
tertentu. Secara lebih tepat dapat diartikan bahwa sebuah pasar merupakan
12
Ibid. Kotler & Amstrong. Hal. 625
13
Rangkuti, Freddy. Strategi Promosi yang Kreatif & Analisis Kasus Integrated Marketing Communication. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2009 Hal 64.
14
Tjiptono, Fandy. Service Management. Penerbit ANDI Yogyakarta. Yogyakarta. 2008 hal 29.
16
suatu kelompok individu-individu atau organisasi-organisasi yang
menginginkan barang atau jasa yang sedang ditawarkan. Jadi segmentasi
pasar (market segmentation) merupakan proses membagi pasar kedalam
segmen atau kelompok bermakna, relatif sehingga dapat diidentifikasikan.
Tujuan segmentasi pasar adalah membuat para pemasar mampu membuat
perusahaan dapat membuat program-program pemasaran yang terpisah
untuk masing-masing konsumennya.
b. Targetting (pasar sasaran)
Targetting berhubungan dengan keputusan tentang segmen-segmen mana
yang akan dilayani. Targetting merupakan aspek lain dari proses
perencanaan strategis sebuah perusahaan. Penargetan pasar mengikuti
aktivitas segmentasi pasar, segmentasi berupa aktivitas mengidentifikasi
kelompok-kelompok pembeli atau pemakai yang mempunyai kebutuhan
atau tuntutan yang berbeda, sedangkan penargetan pasar berhubungan
dengan pilihan-pilihan atau keputusan-keputusan, tentang segmen-segmen
mana yang akan didekati, dengan sebuah program pemasaran.
c. Positioning
Dalam proses positioning terjadi suatu aktivitas pengembangan posisi
didalam segmen pasar yang dituju. Positioning merupakan langkah
peletakan produk pada segmen pasar yang telah dipilih dan diidentifikasi
tersebut.
17
2.2.2. Analisis SWOT
SWOT merupakan singkatan dari Strength, Weakness, Opportunities,
dan Threats. Analisis SWOT adalah evaluasi mengenai kekuatan, kelemahan,
semua indikator internal atau indikator yang dapat dikendalikan perusahaan.
Sedangkan analisis peluang dan ancaman adalah analisis semua indikator
eksternal yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan15,
Sebuah perusahaan harus mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
internal, serta mencari kesempatan dan ancaman yang ada di dalam
lingkungan eksternal tempat perusahaan beroperasi. Namun, setiap komponen
SWOT tidak bisa dikatakan saling bergantung. Jika tidak, analisis ini akan
menjadi tidak berarti dan tidak akan membantu perusahaan untuk
melaksanakan strategi dengan efektif. 16
Analisis SWOT yang efektif harus bertujuan meraih pemasaran
strategis yang cocok dengan lingkungan internal dan eksternal.
Lingkungan Internal
Kekuatan
Kelemahan
Lingkungan Eksternal
Kesempatan
Ancaman
Kecocokan Pemasaran Strategis
Gambar 2.1 – Analisis SWOT
Sumber : Sunny TH Goh dan Khoo Kheng Hor, Marketing Wise.
PT. Bhuana Ilmu Populer, Jakarta, 2005, hal. 36
15
Rangkuti, Freddy. Strategi Promosi yang Kreatif & Analisis Kasus Integrated Marketing Communication. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2009 Hal 66
16
Sunny, T.H Goh dan Khoo Kheng Hor, Marketing Wise. PT. Bhuana Ilmu Populer. Jakarta: 2005 hal 35
18
Arti kecocokan pemasaran strategis bahwa tingkat korporasi
perusahaan, tingkat bisnis dan strategis pemasaran harus cocok dengan
kesempatan pemasaran atau ancaman persaingan yang teridentifikasi. Dengan
kata lain, strategi pemasaran yang cocok dengan lingkungan eksternal.
Kecocokan eksternal yaitu implementasi strategi pemasaran yang
berhasil harus didukung kemampuan internal perusahaan, sumberdaya,
struktur organisasi, kebijakan dan prosedur operasional yang cukup baik.
Analisis SWOT berguna untuk mengevaluasi kecocokan internal dan eksternal
tersebut.
Melakukan analisis SWOT merupakan awal yang penting dalam
merumuskan strategi. Namun bagi banyak perusahaan, hal ini sering kali
menjadi suatu kegiatan yang tidak berguna. Analisis SWOT harus
memperhatikan kekuatan dan kelemahan internal yang berbeda dari
kompetitor. Selain itu, analisis SWOT juga harus mempertimbangkan
kesempatan dan ancaman eksternal kunci yang dihadapi perusahaan. Oleh
sebab itu, analisis SWOT harus fokus pada penciptaan keuntungan kompetitif
dan keuntungan strategis perusahaan.
Kekuatan (yang mungkin menjadi satu) akan kurang berguna jika
tidak sejalan dengan arah strategis perusahaan. Analisis SWOT harus fokus
pada masa sekarang dan yang paling penting, masa depan. Karena kekuatan
19
bisa berubah menjadi kelemahan sejalan dengan waktu, maka analisis SWOT
harus menjadi aktivitas yang dilaksanakan terus menerus.
2.2.3. Menentukan tujuan komunikasi pemasaran
Penyusunan tujuan harus berfokus pada pelanggan. Artinya, upaya
meningkatkan kualitas produk, penerapan harga, distribusi serta berbagai
kegiatan promosi harus sesuai dengan kondisi, daya beli, dan keinginan
pelanggan. Termasuk juga penetapan indikator-indikator yang dapat
menyebabkan pelanggan puas harus berorientasi pada keinginan pelanggan,
bukan berorientasi pada keinginan perusahaan. 17
2.2.4. Menentukan Strategi dan Taktik
Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan. Sedangkan taktik adalah tindakan
yang bersifat taktis sesuai dengan kondisi lapangan dalam menunjang strategi
yang sudah ditetapkan. Berikut ini adalah tahap-tahap dalam menyusun
strategi:18
a. Memilih komunikasi pemasaran dan media yang tepat
Bauran
komunikasi
pemasaran
adalah
pemilihan
fungsi-fungsi
komunikasi pemasaran yang digunakan secara tepat waktu sesuai dengan
strategi yang telah ditetapkan. Kegiatan yang paling penting adalah
17
Rangkuti, Freddy. Strategi Promosi yang Kreatif & Analisis Kasus Integrated Marketing Communication. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2009 Hal 67
18
Ibid 68
20
menentukan jenis komunikasi, jenis media, frekuensi, jangkauan, serta
efektivitas pesan yang ingin disampaikan.
b. Memilih ide yang kreatif
Ide kreatif dibangun dengan tujuan untuk mendukung strategi yang sudah
ditetapkan. Usahakan membuat ide yang sesuai dengan positioning
produk/jasa dan penempatan media yang tepat sehingga mampu menarik
perhatian dan melibatkan target market serta memotivasi prospek agar
mencoba produk/jasa yang ditawarkan.
c. Menjual strategi dengan alasan yang kuat
Pemasar harus mampu menjelaskan kepada target market, mengapa ide
atau pesan tersebut diperdengarkan. Apa manfaat yang dapat diterima
pelanggan setelah menggunakan produk/jasa tersebut, dan apakah dapat
memecahkan masalah yang dihadapi pelanggan.
2.2.5. Menyusun Budget
Budget dari aspek keuangan merupakan biaya, tetapi dari aspek
komunikasi pemasaran, budget merupakan investasi. Perbedaan dua
pandangan filosofi ini adalah biaya merupakan beban, sedangkan investasi
merupakan sumber energi untuk menghasilkan return sesuai dengan yang
diharapkan. Semakin baik return yang diperoleh (ROI = Return on
Investment), maka akan semakin baik investasi yang dilakukan. Akibatnya
akan semakin baik juga pengembalian investasi dari kegiatan pemasaran.
21
2.2.6. Melakukan Evaluasi Efektivitas
Kegiatan evaluasi efektivitas program-program promosi yang sudah
berjalan perlu dilakukan secara periodik. Evaluasi yang dilakukan secara
periodik dan sistematis akan meningkatkan kemampuan perusahaan menjadi
lebih baik dan menjadikan perusahaan sebagai learning organization.
2.3 Bauran Promosi
Untuk lebih mengetahui lebih jelas tentang promosi, berikut ini diuraikan
lebih terperinci alat dari promosi. Kombinasi alat promosi ini sering dikenal dengan
nama bauran promosi (promotion mix). Rangkuti menjelaskan bauran promosi terdiri
dari 4 variabel, yaitu:
2.3.1. Advertising
Periklanan (advertising) adalah komunikasi nonindividu dengan
sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan,
lembaga nirlaba serta individu. 19
Periklanan diartikan sebagai bentuk prestasi nonpersonal yang dibayar
oleh sponsor untuk mempresentasikan gagasan atau ide promosi dari barang
atau jasa tertentu. Pada iklan biasanya ditampakkan organisasi yang
mensponsorinya. Dalam praktiknya, iklan telah dianggap sebagai manajemen
citra yang bertujuan menciptakan dan memelihara cipta dan makna dalam
19
Rangkuti, Feddy. Strategi promosi yang kreatif dan analisis kasus Integrated Marketing Communication.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2009 hal 23
22
benak konsumen dan tujuan akhir dalam iklan adalah bagaimana
mempengaruhi perilaku pembelian konsumen.
Advertising dikenal sebagai pelaksanan beragam fungsi komunikasi yang
penting bagi perusahaan bisnis dan organisasi lainnya Informing (memberi
informasi), Persuading (mempersuasi), Reminding (mengingatkan), adding
value (memberikan nilai tambah), Assisting (mendampingi).20
a. Informing merupakan periklanan yang membuat sadar (aware) akan merekmerek baru, mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek,
serta memfasilitasi penciptaan citra merek yang positif. Karena merupakan
suatu bentuk komunikasi yang efektif berkemapuan menjangkau khalayak
luas dengan biaya perkontrak yang relatif rendah, periklanan memfasilitasi
pengenalan merek-merek baru, meningkatkan jumlah permintaan terhadap
merek-merek yang telah ada, dan meningkatkan puncak kesadaran dalam
benak konsumen (TOMA- Top Of Mind Awareness) untuk merek=merek
yang sudah ada dalam kategori produk yang matang.
b. Persuading adalah membujuk pelanggan untuk mencoba produk dan jasa
yang diiklankan. Terkadang, persuasi berbentuk mempengaruhi permintaan
primer yakni, iklan berupaya untuk membangun permintaan sekunder,
permintaan bagi merek yang spesifik.
20
Shimp. Terrence A, Periklanan Promosi. Erlangga. Jakarta. 2003 Hal 357
23
c. Reminding merupakan iklan yang menjaga agar merek perusahaan tetap
segar dalam ingatan para konsumen. Seperti saat kebutuhan muncul, yang
berhubungan dengan produk yang diiklankan, dampak periklanan dimasa
lalu memungkinkan merek pengiklan untuk hadir didalam benak konsumen
sebagai suatu kandidat merek yang akan dibeli. Periklanan yang efektif
juga meningkatkan minat konsumen terhadap merek yang sudah ada.
d. Adding Value merupakan tiga cara mendasar dimana perusahaan bisa
memberi nilai tambah bagi penawaran-penawaran mereka : inovasi,
penyempurnaan kualitas, atau mengubah persepsi konsumen. Ketiga
komponen nilai tambah tersebut benar-benar independen. Periklanan
memberi nilai tambah pada merek dengan mempengaruhi persepsi
konsumen. Periklanan yang efektif menyebabkan merek dipandang lebih
elegan, lebih bergaya, lebih bergengsi, dan bisa lebih ungul dari tawaran
pesaing.
e. Assiting adalah bantuan upaya lain dari perusahaan, periklanan hanyalah
salah satu anggota atau alat dari tim atau bauran komunikasi pemasaran.
Periklanan pada suatu saat adalah pencetak skor yang berhasil mencetak
gol melalui dirinya sendiri. Pada saat lainnya, peran utama periklanan
adalah sebagai penamping yang memfasilitasi upaya-upaya lain dari
perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran.
24
2.3.2. Personal Selling
Penjualan perseorangan adalah interaksi antarindividu, saling bertemu
muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai, atau
mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan
pihak lain.21
Penjualan perseorangan ini merupakan alat promosi yang berbeda dari
periklanan karena penjualan perseorangan menggunakan orang atau individu
dalam pelaksanaannya. Dengan demikian, komunikasi yang dilakukan orang
secara individu dapat lebih fleksibel dibandingkan alat-alat promosi lainnya.
Hal ini adalah karena terjadi interaksi personal langsung antara seorang
pembeli potensial dan seorang salesman, di mana salesman dapat mengetahui
keinginan, motif, dan perilaku konsumen sekaligus dapat melihat reaksi
konsumen mengenai produk yang ditawarkan oleh perusahaan.
Alat komunikasi umum yang digunakan pada personal selling adalah :
presentasi penjualan, pertemuan penjualan (gathering), program intensif dan
sampel wiraniaga.
21
Rangkuti, Feddy. Strategi promosi yang kreatif dan analisis kasus Integrated Marketing Communication.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2009 hal 26
25
Selain itu, media promosi seperti flyer, banner, poster, folder, katalog
dan profil perusahaan juga dibutuhkan khususnya untuk membantu sales
dalam menawarkan produk pada konsumen secara tatap muka.22
2.3.3. Publicity
Publisitas merupakan usaha untuk merangsang permintaan terhadap
suatu produk secara nonpersonal dengan membuat berita yang bersifat
komersial tentang produk tersebut dalam media tercetak atau tidak, maupun
hasil wawancara yang disiarkan dalam media tersebut.
Kotler dan Amstrong dalam Rangkuti menjelaskan bahwa publisitas
adalah aktivitas untuk mempromosikan perusahaan atau produknya dengan
memuat berita mengenai subjek itu tanpa dibayar oleh sponsor.23
Pada publisitas, informasi yang tercantum bukan berupa iklan,
melainkan
berupa
berita.
Biasanya,
individu
atau
lembaga
yang
dipublikasikan tidak mengeluarkan biaya dan tidak dapat mengawasi
pengungkapan beritanya. Publisitas mengandung unsur-unsur berita yang
menarik sehingga dapat menarik media massa untuk ikut serta menyiarkan
meskipun tidak menerima bayaran.
Alat komunikasi umum yang digunakan pada saat melakukan
publikasi adalah pers, pidato, atau seminar, laporan tahunan, dan donasi serta
22
Kennedy, John E dan Soemanagara, R. Dermawan. Marketing Communication Taktik & Strategi. Bhuana Ilmu
Populer: Jakarta, 2009 hal 2
23
Rangkuti Op. Cit hal 27
26
hubungan masyarakat. Ciri atau penampilan publisitas ditambah dengan tiga
kualitas khusus, yaitu:
a. Nilai kepercayaan tinggi. Artikel dan berita di media biasanya
lebih otentik dan lebih dipercaya oleh pembaca daripada iklan.
b. Dorongan keluar. Publisitas dapat menjangkau banyak pihak
menghindari wiraniaga atau iklan. Pesan yang sampai ke
pembeli berupa berita, bukan suatu komunikasi penjual
langsung.
c. Dramatisasi. Iklan dan publisitas mempunyai potensi untuk
mendramatisasi suatu perusahaan atau produk.
2.3.4. Sales promotion
Promosi penjualan adalah salah satu kegiatan promosi untuk
melakukan rangsangan kepada konsumen untuk melakukan pembelian.
Menurut Kotler dan Amstrong dalam Rangkuti, promosi penjualan adalah
intensif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan dari
produk atau jasa.24
Event dan exhibition merupakan bagian dari bauran komunikasi
pemasaran yang dikembangkan oleh bagian promosi penjualan. Komunikasi
24
Ibid 28
27
dalam kegiatan promosi penjualan membutuhkan media promosi seperti flyer,
banner, poster, folder, katalog dan profil perusahaan.25
Jadi, promosi penjualan merupakan kegiatan promosi yang dapat
mendorong pembelian oleh konsumen, dan yang dapat mendorong pembelian
oleh konsumen, dan yang dapat meningkatkan efektivitas para distributor atau
retailer dengan mengadakan pameran, display, eksibisi, peragaan, dan
berbagai kegiatan penjualan lainnya, yang dilakukan sewaktu-waktu dan
bersifat tidak rutin. Dalam promosi penjualan ini perusahaan menggunakan
alat-alat tertentu, seperti hadiah, paket harga, peragaan, pameran, demonstrasi
dan contoh barang. Ciri-ciri promosi penjualan adalah komunikasi, insentif,
dan undangan. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar
promosi penjualan diorientasiakan pada pengubahan perilaku pembelian
konsumen dengan segera.
2.4 Pemasaran Jasa
Jasa sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit. Kata ‘Jasa’ (service)
itu sendiri mempunyai banyak arti, mulai dari pelayanan pribadi (personal service)
sampai jasa sebagai suatu produk. Sejauh ini sudah banyak pakar pemasaran jasa
yang berusaha mendefinisikan pengertian jasa.
25
Kennedy, John E dan Soemanagara, R. Dermawan. Marketing Communication Taktik & Strategi. Bhuana Ilmu
Populer: Jakarta, 2009 hal 2
28
Kotler dalam Rambat mengatakan “A Service is an activity of benefit that one
party can offer to another that is essentially intangible and does not result in the
ownership of anything. Its production may or may not be tied to a physical product”26
Jasa merupakan suatu kegiatan yang menguntungkan dimana satu pihak dapat
menawarkan kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya mungkin atau mungkin tidak
terkait dengan produk fisik.
Pemasaran sebagai suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan
kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan melakukan
pertukaran dengan indvidu atau kelompok lain semakin berkembang. Perkembangan
pemasaran yang berawal pada pemasaran barang telah berkembang dan meluas pada
pemasaran jasa. Oleh karena jasa memiliki karakteristik yang unik, maka pemasaran
jasa juga mempunyai perbedaan-perbedaan yang cukup mendasar jika dibandingkan
dengan pemasaran produk fisik atau barang.
Pemasaran barang berfungsi sebagai media penghubung antara produsen
dengan konsumen yang tidak berinteraksi secara langsung. Akan tetapi, karena
produsen dan konsumen berinteraksi langsung pada saat terjadi pemberian jasa dan
adanya proses produksi dan konsumsi yang dilakukan pada saat yang bersamaan,
26
Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani. Manajemen Pemasaran Jasa Edisi 2. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
2006 Hal. 5
29
maka pemasaran jasa lebih berfungsi sebagai fasilitator atau media yang
mempermudah terjadinya transaksi.27
PRODUKSI
PEMASARAN
PEMASARAN
KONSUMSI
KONSUMSI
P
R
O
D
U
K
S
I
INTERAKSI
Pemasaran
Pemasaran Jasa
Gambar 2.2 Perbedaan Fungsi Pemasaran Barang dan Jasa
Sumber : Pemasaran jasa dan kuantitas pelayanan, Hal.52, Muhtosim Arief,
Bayumedia Publishing-Malang, 2006
Selain memiliki perbedaan dengan pemasaran barang, pemasaran jasa memiliki
karakteristik yang berbeda dengan dengan barang. Menurut kotler dalam Muhtosim
Arief terdapat empat karakteristik dari jasa, yaitu :
-
Intangibility, karena jasa tidak berwujud. Biasanya jasa dirasakan secara
subjektif dan ketika jasa dideskripsikan oleh pelanggan, ekspresi seperti
pengalaman, kepercayaan, perasaan, dan keamanan adala tolok ukur yang
27
Muhtosim Arief. Pemasaran Jasa dan Kualitas Pelayanan. Bayumedia Publishing: Malang, 2006 Hal 52
30
dipakai. Inti dari suatu jasa adalah ketidakberwujudan dari fenomena itu sendiri.
Oleh karena tingginya derajat ketidakberwujudannya maka jasa sangat sulit
dievaluasi oleh pelanggan.
- Inseparability, karena jasa bukan benda tetapi merupakan suatu seri aktivitas atau
proses
dimana
produksi
dan
konsumsi
dilakukan
secara
simultan
(simultaneously). Dengan demikian, pada suatu tingkatan sangat sulit untuk
mengontrol kualitas dan melakukan pemasaran dengan cara tradisional. Tidak
ada pra produksi untuk mengontrol kualitas lebih awal sebelum dijual dan
dikonsumsi. Akan tetapi, tentu situasi ini dapat berbeda tergantung kepada jasa
apa yang kita lihat. Jasa seorang dokter hampir semuanya diproduksi pada saat
pelanggan atau pasien hadir dan menerima jasa tersebut, yaitu saat
mengkonsumsi jasa tersebut.
- Perishability, karakter yang menyatakan bahwa tidak memungkinkan untuk
menyimpan jasa seperti barang. Artinya jasa yang dihasilkan akan dimanfaatkan
pada saat konsumsi jasa tersebut berlangsung. Dengan demikian maka
pemanfaatan jasa yang tidak mengenal penyimpanan ini memerlukan suatu
kondisi permintaan jasa yang terjadi. Sebagai contoh, pada suatu rumah makan
yang sudah penuh ada kemungkinan mengusahakan pelanggan untuk menunggu
di bar sampai ada meja kosong.
- Variability, karena proses produksi dan proses penyampaian dilakukan oleh
manusia. Oleh karena manusia mempunyai sifat yang tidak konsisten sehingga
penyampaian suatu jasa belum tentu sama terhadap tiap-tiap pelanggan. Jasa
31
dikatakan berubah-ubah memiliki pengertian bahwa jasa dapat dibentuk sesuai
dengan variasi kualitas, atau jenis tergantung kepada yang sedang dikehendaki
oleh pelanggan. Sehingga konsumen jasa akan memiliki keragaman jasa yang
dikonsumsinya sesuai dengan yang diharapkan olehnya.
2.5 Brand Awareness
Kesadaran merek (brand awareness) merupakan kemampuan sebuah merek
untuk muncul dalam benak konsumen ketika mereka sedang memikirkan kategori
produk tertentu dan seberapa mudahnya nama tersebut dimunculkan.28 Kesadaran
merek adalah dimensi dasar dalam ekuitas merek. Berdasarkan cara pandang
konsumen, sebuah merek tidak memiliki ekuitas hingga konsumen menyadari
keberadaan merek tersebut. Mencapai kesadaran akan merek adalah tantangan utama
bagi merek baru. Mempertahankan tingkat kesadaran akan merek yang tinggi adalah
tugas yang harus dihadapi oleh semua merek.
Terdapat dua tingkat kesadaran merek : kenal akan merek dan mampu
mengingat merek. Kenal akan merek (brand recognition) mencerminkan tingkat
kesadaran yang cenderung dangkal, sedangkan kemampuan untuk mengingat merek
(brand recall) mencerminkan kesadaran yang lebih dalam. Kesadaran (awareness)
menggambarkan keberadaan merek didalam pikiran konsumen, yang dapat menjadi
penentu dalam beberapa kategori. Meningkatkan kesadaran adalah suatu mekanisme
28
Shimp, Terrence A.Periklanan promosi aspek tambahan komunikasi terpadu.Erlangga. Jakarta: 2003 Hal 11
32
untuk memperluas pasar merek. Peran kesadaran merek dalam membantu merek
dapat dipahami dengan mengkaji bagaimana kesadaran merek dapat menciptakan
suatu nilai. Biasanya orang akan lebih merasa nyaman dengan sesuatu yang familiar
atau merek berasumsi bahwa brand tersebut dapat dipercaya, kuat, dan kualitas yang
jelas.
Download